Composing Dan Editing: Oleh: Ni Ketut Sutiari Ps Kesehatan Masyarakat, FK Unud

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

COMPOSING DAN EDITING

OLEH:
NI KETUT SUTIARI
PS KESEHATAN MASYARAKAT, FK UNUD
[Pertemuan 6_13 Oktober 2017]
Pendahuluan
• Menulis itu mudah, apabila memiliki:
 Kemauan
 motivasi dari diri sendiri
 pengetahuan dan
 Kemampuan
• Pengetahuan dan kemampuan terkait dengan cara
mengungkapkan gagasan, yakni aspek bahasa

• Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar


dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seeseorang untuk
menjadi penulis

• Ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang harus


dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan bagaimana
cara mengungkapkan (bentuk)
Kendala Menulis
• Susah menghasilkan tulisan, dapat dipengaruhi
oleh beberapa kendala.
• Kendala Psikologis
a. merasa tidak bisa padahal belum berusaha
b. malu, takut, atau tidak percaya diri (merasa bahwa tulisannya
kurang baik sehingga mungkin ditertawakan orang)
c. malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya
tidak banyak
d. malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan
bahasanya kurang baik
e. kurang termotivasi karena berbagai sebab
f. malas, tidak ada keinginan untuk maju
• Kendala kemampuan
 kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang
keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi)
 tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk
penulisan karya ilmiah
 kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan
pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk)
 kurang memahami model dan teknik penulisan karya
ilmiah
• Kendala lainnya
 tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
 kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran
informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca)
 masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol,
nonton televisi, dll)
Tahap Menulis atau Membuat Karya Tulis

• Cari dan Menentukan topik


 sering membaca artikel atau makalah ilmiah
 mengikuti seminar seminar ilmiah
 membaca text books
 sering berdiskusi dengan teman sejawat
atau pakar bidang ilmu tertentu
• Mempelajari gaya menulis dari penulis yang
menghasilkan karya ilmiah yang bagus
• Cermati dan ikuti bagaimana cara:
a. pengembangan gagasan
b. pengembangan alinea
c. perujukan acuan
d. pengarang yang dirujuk
e. peramuan berbagai gagasan dari berbagai sumber

• Catatan:
 Rajin menulis, pada akhirnya penulis akan
menemukan kepribadian sendiri
 Perlu waktu dan kemauan untuk menulis terus-
menerus (tidak hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus
kuliah atau mau naik pangkat)
PEMBUATAN OUTLINE
• Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide dan
gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
• Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran harus
dikembangkan
• Ide dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan
dengan bahasa yang benar, semua harus ditata, dan
dipersiapkan dengan baik
• Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran
saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulang-
ulang
• Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan
tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana
pengurutannya
• Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya tulis
• Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema,
sketsa, kerangka
• Outline karangan: kerangka karangan, garis besar
karangan
• Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang
akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang
lengkap-jadi
• Outline mencantumkan judul karangan dan sub-
subjudul (bab, bagian) (semuanya sementara)
• Dengan membaca outline, mestinya orang sudah
dapat membayangkan apa isi karangan secara
keseluruhan
Langkah pembuatan Outline
• Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering juga: yang
telah berpengalaman) adalah memulai sebuah tulisan
• Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa yang harus
pertama dituliskan, serta bagaimana pengalimatan dan
pengalineaannya
• Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya sejumlah
gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu dituliskan; apa
yang mesti dituliskan di awal penulisan
• Kebingugnan karena tidak ada gagasan yang akan
diungkapkan; belum punya topik atau judul penelitian
• Kebingungan berikutnya adalah menyangkut aspek bahasa,
bahasa tulis-menulis
• Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang belajar menulis,
ketepatan unsur bahasa tampaknya lebih ditekankan
• Tetapi, bagi para penulis sungguhan (mahasiswa S2/S3 masuk
kelompok ini), aspek isi karangan lebih ditekankan
Langkah pembuatan outline
lanjutan …

Cara pembuatan outline sebagai berikut

• Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan dilakukan


• Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul (tema)
karangan
• Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja, tidak usah
terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
• Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara), cermati satu
per satu berdasarkan cakupan dan urutan
• Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan sub-subtopik yang
menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara logika
• Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang mendukungnya
• Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam pengurutan yang
menunjukkan alur pemikiran yang logis-kronologis
• Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan sub-subjudul
mendukung langsung subjudul
Langkah lanjutan …

• Cermati urutan subjudul-subjudul


• Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau
dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
• Dilanjutkan membuat karangan secara utuh
• Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses
penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan,
pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ide-ide
baru yang muncul kemudian
• Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh dapat
dimulai dari subjudul mana saja tergantung kesiapan
referensi
• Alur logika yang runtut harus tetap diusahakan pada akhir
penulisan
• Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas
mendukung tema karangan
Editing:
Pembenahan Aspek Bentuk

• Bahasa apa pun yang dipakai dalam karya ilmiah (Indonesia, Inggris) harus benar
secara kaidah dan tepat kosakata
• Ketepatan kaidah dan kosakata merupakan prasyarat yang harus terpenuhi
• Kriteria keindahan bahasa karya tulis ilmiah, artinya bukan karya fiksi, pertama-tama
adalah ketaatan pada kaidah, benar secara kaidah
• Bahasa yang gramatikal dan runtut menunjukkan kualitas berpikir; bahasa cermin
logika
• Bahasa yang kacau menunjukkan kekacauan logika penulis
• Jika penulisan telah selesai, sebaiknya sekali lagi dibaca, untuk melakukan
pembenahan atau editing

Note:
banyak penelitian dosen, tesis, disertasi, atau artikel yang harus direvisi
semata-mata faktor bahasa; kualitas artikel juga dilihat dari kualitas
bahasanya
Cara Merujuk
• Penulisan karya ilmiah lazimnya menyertakan banyak rujukan:
dari jurnal atau teks-teks yang lain
(Teks tidak lain adalah “kumpulan rujukan” yang padu, yang
direkatkan oleh tanggapan dan sikap kritis penulis)
• Teks yang dirujuk harus benar-benar dibaca (tidak sekadar untuk
gagah-gagahan)
• Cara merujuk harus tepat dan konsisten sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan (misalnya PPs UNY mempunyai pedoman
itu)
• Rujukan yang lazim: nama akhir pengarang, tahun, dan halaman
Contoh: Edward (2008:75); (Edward, 2008:75)

Catatan: banyak karya ilmiah yang tidak tepat dan tidak


konsisten cara merujuk, dan itu jelas mengganggu
Penulisan Daftar Pustaka
• Penulisan penelitian ilmiah sekaliber tesis/disertasi harus menyertakan
daftar pustaka terhadap bacaan apa saja yang diacunya
• Semua yang dirujuk harus ada dalam daftar pustaka, dan yang di daftar
pustaka harus benar-benar dirujuk (tidak sekadar untuk menambah
pustaka tanpa memperhatikan substansi yang dibahas  unsur gengsi)
• Penulisan daftar pustaka harus konsisten sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada PT yang bersangkutan: Van Couver, atau Harvard
• Contoh yang lazim dipakai:
Edward, Patricia A. 2008. Children’s Literary Development,
Boston: Pearson.

Note:
sering dijumpai penulis yang tidak teliti tidak mencantumkan semua
pengarang yang dirujuk, atau tidak dirujuk tetapi ada daftar pustakanya
Ejaan

• Bahasa apa pun yang dipakai dalam artikel (Indonesia,


Inggris) harus benar ejaannya
• Ejaan menunjukkan kerapian, kedisiplinan, dan
apresiasi terhadap aturan bahasa
• Ejaan meliputi semua aturan cara menulis dalam
suatu bahasa
• Gagasan baik dan bahasa benar, tetapi jika ejaan
kacau, itu tetap saja mengganggu
Format dan Sistematika Penulisan
• Semua karya tulis untuk tujuan apa pun, baik berwujud
skripsi, tesis, disertasi, maupun penelitian para dosen, atau
juga jurnal/majalah ilmiah, mempunyai format dan
ketentuan yang harus diikuti oleh (calon) penulis
• Sistematika penulisan tesis/disertasi mungkin saja berbeda
antara satu PT dan PT yang lain.
• Umumnya mengandung unsur:
IMRAD (introduction, Methods, Results, And Discussion)
Referensi
PENUTUP

• Menulis itu mudah jika diikuti oleh kemauan, motivasi,


kemampuan dan pengetahuan
• Persiapkan ide atau topik penelitian yang akan
dikembangkan menjadi suatu tulisan ilmiah
• Pengembangan outline yang sistematik
• Pengembangan tulisan ilmiah dengan mengikuti kaidah
penulisan, cara merujuk (mensitasi), dan mengikuti
sistematika penulisan
• Jangan menunda untuk mulai belajar menulis
• Secara terus menerus belajar menulis ilmiah, ke
depannya akan menjadi penulis yang Handal
PRAKTIKUM
• BUAT OUTLINE (sesuai dengan ide atau topik yang
dipilih)
• BUAT ABSTRAK PROPOSAL (maksimal 150 kata)
Pendahuluan
Tujuan penelitian
Metode penelitian
Kata kunci
• Kumpulkan tugas pada tanggal 17 November 2017
atau …? Sesuai kesepakatan dengan mahasiswa
QUOTE:
MULAILAH BELAJAR MENULIS

Menjadi penulis yang


berbudaya dan beretika

Terima kasih

You might also like