Kehamilan Ektopik Terganggu

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Kehamilan Ektopik

Terganggu
(KET)
Here is where your presentation begins
Definisi
• Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika pembuahan sel telur terjadi di luar rahim
(biasanya terjadi di salah satu tuba falopi).
• Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Dalam proses
normal, sel telur yang telah dibuahi ini akan menetap di tuba falopi selama kurang lebih
tiga hari, sebelum dilepaskan ke dalam rahim. Di dalam rahim, sel telur ini akan terus
berkembang hingga masa persalinan tiba. Namun ada kemungkinan sel telur yang telah
dibuahi menempel pada organ selain rahim dan inilah yang disebut kehamilan ektopik.
• Tuba falopi merupakan organ yang paling sering ditempeli sel telur tersebut. Sementara
organ lain yang mungkin menjadi lokasi berkembangnya kehamilan ektopik meliputi
rongga perut, ovarium, serta leher rahim atau serviks.
Penyebab

• Salah satu penyebab kehamilan ektopik yang paling umum


terjadi adalah kerusakan tuba falopi, misalnya karena proses
peradangan atau inflamasi. Kerusakan ini akan menghalangi sel
telur yang telah dibuahi untuk masuk ke rahim sehingga
akhirnya menempel dalam tuba falopi itu sendiri atau organ lain.
• Di samping itu, kadar hormon yang tidak seimbang atau
perkembangan abnormal pada sel telur yang sudah dibuahi
terkadang dapat berperan sebagai pemicu.
Faktor Risiko
 Pilihan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi jenis spiral atau intrauterine
device(IUD) bertujuan untuk mencegah kehamilan. Namun apabila kehamilan tetap
terjadi, kemungkinan besar kehamilan ini bersifat ektopik
 Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Wanita yang pernah mengalami
kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi untuk kembali mengalaminya
 Mengidap infeksi atau inflamasi. Wanita yang pernah mengalami inflamasi tuba falopi
atau penyakit radang panggul akibat PMS, seperti gonore atau chlamydia, memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik.
 Masalah kesuburan dan pengobatannya terkadang dapat memicu kehamilan ektopik.
 Proses sterilisasi dan sebaliknya. Prosedur pengikatan tuba atau pembukaan ikatan
tuba yang kurang sempurna juga berisiko memicu kehamilan ektopik.
Gejala
• Nyeri pada tulang panggul.
• Perdarahan ringan dari vagina.
• Pusing atau lemas.
• Mual dan muntah yang disertai rasa nyeri.
• Nyeri pada bahu.
• Rasa sakit atau tekanan pada rektum saat buang air besar.
• Jika tuba falopi sobek, akan terjadi perdarahan hebat yangmungkin memicu
hilangnya kesadaran.
Diagnosis
• Selain menanyakan kondisi kesehatan secara umum, dokter akan mengadakan
pemeriksaan fisik pada rongga panggul. Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan
hanya melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.
• Metode USG yang paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik adalah USG
transvaginal. Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan ektopik sekaligus detak
jantung janin.
• Pada masa-masa awal kehamilan, terutama 5 hingga 6 minggu awal setelah konsepsi,
kehamilan mungkin belum bisa terdeteksi melalui USG. Pada kondisi inilah dokter
mungkin akan menganjurkan tes darah untuk mengidentifikasi kehamilan ektopik. Tes
ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic
gonadotropin), hormon ini diproduksi plasenta selama awal kehamilan. Pada kehamilan
ektopik, kadar hormon hCG cenderung lebih rendah daripada kehamilan normal.
 Langkah Penanganan Kehamilan Ektopik
 Wanita yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik harus segera dibawa ke rumah
sakit untuk menjalani penanganan secepatnya. Kehamilan ektopik yang terdeteksi dini
tanpa janin yang berkembang secara normal dalam rahim umumnya ditangani dengan
suntikan methotrexate. Obat ini akan menghentikan pertumbuhan sekaligus
menghancurkan sel-sel yang sudah terbentuk
• Dokter akan memantau kadar hCG pasien setelah menerima suntikan. Jika kadar hCG
dalam darah pasien tetap tinggi, hal ini biasanya mengindikasikan bahwa pasien
membutuhkan suntikan methotrexate lagi. Potensi efek samping obat ini meliputi mual
dan muntah. Sakit perut juga dapat muncul pada 3 hari atau 1 minggu setelahnya.
• Kehamilan ektopik juga dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini biasanya
dilakukan melalui operasi lubang kunci atau laparoskopi. Tuba falopi yang ditumbuhi
jaringan ektopik akan diperbaiki jika memungkinkan.
Komplikasi dan Pencegahan KET
 Diagnosis yang tidak tepat dan penanganan kehamilan ektopik yang terlambat dapat
memicu perdarahan hebat dan bahkan kematian akibat sobeknya tuba falopi atau rahim.
Jika mengalami komplikasi ini, pasien harus menjalani operasi darurat melalui bedah
terbuka. Tuba falopi kemungkinan dapat diperbaiki, tapi umumnya harus diangkat.
 Penanganan dengan operasi pun memiliki risiko tersendiri. Bebererapa komplikasi yang
mungkin terjadi meliputi perdarahan, infeksi, dan kerusakan pada organ-organ di sekitar
bagian yang dioperasi.
 Kehamilan ektopik tidak bisa dicegah sepenuhnya. Agar terhindar dari kondisi ini, Anda
harus menghindari atau mengurangi faktor risikonya. Contohnya adalah dengan
menjalani tes darah dan USG sebagai pendeteksian awal atau memantau perkembangan
kehamilan. Terutama bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
MOLA
HIDATIDOSA
Pengertian

Molahidatidosa adalah : suatu kegagalan


kehamilan normal yang disertai dengan
proliferasi sel trofoblas berlabihan dan
degenerasi hidrofik, yang secara klinis
tampak sebagai gelembung-gelembung.
Klasifikasi

Molahidatidosa Molahidatidosa
Komplit Parsialis
Faktor Predisposisi

Umur yang sangat muda Gizi Kurang Etnis


dan tua

Genetik Paritas Infeksi Virus


Tanda dan Gejala
a. Amenore dan tanda-tanda kehamilan
b. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna
coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola
c. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
Komplikasi
Setelah hamil anggur ditangani dan diangkat, jaringan molar dapat tetap dan terus tumbuh. Kondisi ini
disebut gestational trophoblastic neoplasia (GTN) persisten. Ini dapat terjadi pada sekitar 15 hingga
20 persen dari kehamilan anggur komplit, dan hingga 5 persen dari kehamilan anggur parsial. 
Salah satu tanda GTN persisten adalah tingkat tinggi human chorionic gonadotropin (HCG), hormon
kehamilan, setelah kehamilan anggur telah dihilangkan. Dalam beberapa kasus, mola hidatidosa
invasif menembus jauh ke dalam lapisan tengah dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan di
vagina. 
GTN persisten hampir selalu berhasil diobati, biasanya dengan prosedur kemoterapi. Pilihan
perawatan lain adalah pengangkatan rahim (histerektomi). Dalam kasus yang jarang terjadi, bentuk
kanker GTN yang dikenal sebagai choriocarcinoma berkembang dan menyebar ke organ lain.
Koriokarsinoma biasanya berhasil diobati dengan beberapa obat kanker. Hamil anggur komplit lebih
cenderung mengalami komplikasi ini dibandingkan hamil anggur parsial. 
Preeklampsia
Ringan
Pengertian

Preeklamsia adalah kondisi peningkatan


tekanan darah disertai dengan adanya protein
dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia
kehamilan lebih dari 20 minggu.
Tanda dan Gejala
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
2. Proteinuria (ditemukannya protein di dalam urin)
3. Sakit kepala berat atau terus-menerus
4. Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya
5. Nyeri di ulu hati atau perut kanan atas
6. Sesak napas
7. Pusing, lemas, dan tidak enak badan
8. Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
9. Mual dan muntah
10. Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
11. Berat badan naik secara tiba-tiba
Penyebab
1. Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit autoimun,
dan gangguan darah
2. Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
3. Baru pertama kali hamil
4. Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
5. Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
6. Mengandung lebih lebih dari satu janin
7. Mengalami obesitas saat hamil, yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥30
kg/m2
8. Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
9. Ada riwayat preeklamsia dalam keluarga
Komplikasi Preeklamsia
Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
1. Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang
2. Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
3. Penyakit jantung
4. Gangguan pembekuan darah
5. Solusio plasenta
6. Stroke hemoragik
7. Sindrom HELLP
Komplikasi juga bisa menyerang janin. Komplikasi pada janin meliputi:
8. Pertumbuhan janin terhambat
9. Lahir prematur
10. Lahir dengan berat badan rendah
11. Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)
Pencegahan Preeklamsia
1. Melakukan kontrol rutin selama kehamilan
2. Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi
hipertensi dan diabetes sebelum kehamilan
3. Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat
badan ideal, mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak mengonsumsi
makanan yang tinggi garam, rajin berolahraga, dan tidak merokok
4. Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter

You might also like