Hukum Diplomatik & Konsuler: Oleh: Dr. Anang Setiyawan

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

HUKUM DIPLOMATIK &

KONSULER

Oleh:
Dr. Anang Setiyawan
Email: [email protected]
Sejarah & Perkembangan
• Sejarah di China, India, Mesir, Yunani, dan Roma kuno
• Periode Misi diplomatik
– Nonpermanent ad hoc embasies
– Permanent legation
• Pengaturan Hukum diplomatik
– Vienna Convention on diplomatic relations 1961
– Vienna Convention on Consular Relation 1963
– United Nations Convention on Special Mission 1969
– Convention on the privilege and Immunities of the UN 1946
– Convention on the previlege and immunities of the specialized
agencies 1947
Sejarah & Perkembangan
• Sejarah di China, India, Mesir, Yunani, dan Roma kuno
• Periode Misi diplomatik
– Nonpermanent ad hoc embasies
– Permanent legation
• Pengaturan Hukum diplomatik
– Vienna Convention on diplomatic relations 1961
– Vienna Convention on Consular Relation 1963
– United Nations Convention on Special Mission 1969
– Convention on the privilege and Immunities of the UN 1946
– Convention on the previlege and immunities of the specialized
agencies 1947
Prinsip Hukum Diplomatik

• Prinsip reciprocity • Prinsip Inviolability


• Prinsip mutual consent • Prinsip free movement
• Prinsip extraterritorial • Prinsip free communication
• Prinsip Free Appointment • Prinsip reasonable & normal
Pembukaan hubungan & Perwakilan
1. Motivasi
2. Kesepakatan bersama
3. Keanggotaan
4. Agreement / Agreation
5. Tingkatan Kepala Perwakilan
6. Tugas Perwakilan Diplomatik
1. Motivasi
• Pasal 1 (3) UN Charter “..kerjasama dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan keamanan).”
• Mukadimah (alinea 2) Konvensi Wina 1961
“..kerjasama dilakukan tanpa memandang perbedaan
sistem konstitusi maupun sosialnya”.
• Asean Declaration 1967 “kerjasama dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya”
2. Kesepakatan Bersama
• Menurut Pasal 2 Konvensi Wina 1961 bahwa “the
establishment of diplomatic relations between state
and of permanent diplomatic missions, take place by
mutual consent”
• Hak Legasi bagi negara yang merdeka dan berdaulat
3. Keanggotaan staff diplomatik
• Menurut Pasal 1 konvensi Wina 1961 keanggotaan
perwakilan diplomatik terdiri dari 3 golongan :
– Staff diplomatik
– Staff administrasi dan teknis
– Staff pelayanan
4. Agreement / Agreation
• Pasal 4 Konvensi Wina 1961 bahwa
– (1) the sending state must make certain that the agreement of
the receiving state has been given for the person it proposes to
accredit as head of the mission to that state.
– (2) the receiving state is not obliged to give reasons to the
sending state for a refusal of agreement.
• Surat Kepercayaan (Letter of credence / credentials)
5. Tingkatan kepala perwakilan
• Menurut Pasal 14 (1) Konvensi Wina 1961 Kepala
perwakilan diplomatik dapat dijabat salah satu dari
ketiga tingkatan berikut:
– Duta besar / nuncio yang diakreditasikan kepada para kepala
negara dan para kepala perwakilan lain yang sama pangkatnya
– Duta dan para internuncio yang diakreditasikan keapda para
kepala neagra
– Kuasa usaha yang diakreditasikan kepada para menteri luar
negeri
6. Tugas perwakilan diplomatik
• Mewakili negaranya di negara penerima
• Perlindungan kepentingan negara pengirim di negara
penerima dan kepentingan warga negaranya dalam batas-
batas yang diperbolehkan oleh hk. Internasional
• Melakukan negoisasi dengan pemerintah negara penerima
• Memperoleh semua keastian dengan cara yang sah tentang
keadaan dan perkembangan di negara penerima dan
melaporkannya kepada negara pengirim
• Meningkatkan hubungan persahabatan dan mengembangkan
hubungan ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan
PERSONA NON-GRATA

• Pasal 4 (1) Konvensi Wina • Pasal 9 (1) Konvensi Wina


1961 bahwa negara 1961 bahwa pernyataan
pengirim harus persona non-grata oleh
memperoleh kepastian negara penerima dapat
bahwa calon duta besar ditujukan keada calon
yang diusulkan negara duta besar, anggota staff
pengirim telah diplomatik dan anggota
memperoleh agreement / lain dari negara pengirim.
agreation dari negara
penerima
Alasan PERSONA NON-GRATA
• Diplomat asing melakukan kegiatan yang bersifat
politis atau subversif yang merugikan kepentingan
nasional dan melanggar kedaulatan negara penerima
• Melakukan kegiatan yang jelas-jelas melanggar hukum
dan peraturan perundangan negara penerima
• Melakukan kegiatan yang digolongkan sebagai
kegiatan spionase yang dianggap dapat mengganggu
stabilitas atau keamanan nasional negara penerima
KEKEBALAN & KEISTIMEWAAN
1. Teori functional need/ functional necessity
2. Teori extrateritoriality
3. Teori representatif
1. Teori functional need
• Bahwa fungsi duta besar jelas berbeda dengan orang
asing pada umumnya yang tidak menikmati kekebalan
dari yurisdikti karena orang asing tersebut tidak
mewakili negaranya.
• Kekebalan dan keistimewaan diberikan karena para
diplomat tidak akan dapat menjalankan tugas jika
mereka tidak mendapatkan kekebalan dan yurisdiksi
2. Extrateritotiality
• teori ini untuk menunjukan totalitas kekebalan dan
keistimewaan anggota staf diplotamtik,
keluarganya,staf lain atau gedung perwakilan. Sifat
Extraterritoriality diberikan oleh hukum nasional
penerima supaya mereka dapat menjalankan
tugasnya, bebas dari yurisdiksi dan pengawasan dari
negara setempat.
3. Representatif
• Teori ini mengandung arti bahwa perwakilan
diplomatik melambangkan negara pengirim. Oleh
karena itu perwakilan diplomatik tidak tunduk kepada
negara penerima sehingga hukum dan yurisidiksi
negara penerima tidak berlaku kepada para diplomat
negara lain.
Kekebalan & keistimewaan
• Kekebalan & keistimewaan perwakilan diplomatik
mencakup
– Tidak diganggu gugatnya perwakilan asing
– Tidak diganggu gugatnya arsip, dokumen perwakilan
– Tidak diganggu gugatnya komunikasi, kantong diplomatik
– Pembebasan perwakilan diplomatik dari segala perpajakan.
Mendapat Right of inviolability mutlak untuk melaksanakan
tugas perwakilan secara layak. Hak ini diberikan kepada
gedung perwakilan,para diplomat, dokumen, arsip,
korespondensi dan komunikasi.
Kekebalan & keistimewaan
• Pasal 22 Konvensi Wina 1961, mencakup :
– Gedung perwakilan asing tidak boleh diganggu gugat. Alat alat negara
penerima tidak diperbolehkan memasuki gedung tersebut kecuali
dengan ijin kepala perwakilan
– Negara penerima berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah
seperlunya untuk melindungi gedung perwakilan tersebut dari
gangguan atau kerusakan dan mencegah setiap gangguan ketenangan
yang dapat menurunkan harkat dan martabatnya
– Gedung perwakilan,perabotan dan harta milik yang berada dalam
gedung serta kendaraan milik perwakilan dibebaskan dari
pemeriksaan, penuntutan, pengiktan atau penyitaan.
HUKUM KONSULER
Tugas Perwakilan Konsuler
• Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya yang
berada di negara penerima baik perorangan maupun badan hukum
dalam batas yang dibenarkan oleh HI (art. 5 (a), art. 36, art. 37)
• Memajukan perkembangan hubungan niaga ekonomi, kebudayaan
dan ilmu pengetahuan antara negara pengirim dan negara penerima
yang dengan dengan demikian memajukan hubungan persahabatan
(art 5 (b))
• Mengamati segara cara yang sah keadaan dan perkembangan di
bidang perdagangan, ekonomi dan ilmu pengetahuan di negara
penerima dan melaporkan ke negara asal
• Mengeluarkan paspor dan surat jalan kepada WN pengirim dan visa/
surat yang diperlukan kepada orang yang hendak ke negara pengirim
• Menolong dan membantu WN pengirim baik perorangan maupun
badan usaha
Tugas Perwakilan Konsuler (II)
• Bertindak sebagai notaris dan pejabat catatan sipil atau dalam
kedudukan serupa dan melaksanakan tugas tertentu yang bersifat
administratif (art. 5 (f))
• Melindungi kepentingan WN pengirim baik individu maupun badan
hukum dalam hal suksesi di wilayah negara penerima
• Melindungi kepentingan anak anak dibawah umur dan WN pengirim
yang kurang mampu melakukan tindakan hukum sepenuhnya
• Tunduk pada praktik dan tatacara yang berlaku untuk mewakili atau
mengatur perwalian yang layak bagi WN didepan pengadilan dan
instansi lain
Tugas Perwakilan Konsuler (III)
• Meneruskan dokumen pengadilan dan luar pengadilan atau
melaksanakan surat pernyataan atau kuasa untuk mengambil keterangan
dari pengadilan negara pengirim sesuai perjanjian internasional atau cara
lain sesuai hukum jika tidak terdapat perjanjian
• Melakukan hak pengawasan dan pemeriksaan yang ditentukan sesuai
hukum negara pengirim terhadap kapal laut berbendera negara pengirim
& kapal terbang yang terdaftar (beserta awaknya) dinegara bersangkutan
• Memberikan bantuan kepada kapal laut dan pesawat terbang, mencatat
pernyataan mengenai perjalanan kapal, memeriksa dan memberikan cap
pada surat kapal dan tanpa merugikan kewenangan instansi negara
penerima, melakukan pengusutan terhadap kejadian selama perjalanan
dan menyesaikan sengketa antara pimpinan kapal, perwira kapal dan
pelaut bila dibenarkan oleh aturan negara penerima
Tugas Perwakilan Konsuler (IV)
• Melaksanakan fungsi fungsi lain yang dipercayakan negara pengirim yang
tidak dilarang oleh hukum atau yang tercantum dalam perjanjian
internasional yang berlaku diantara kedua negara
Kekebalan & Keistimewaan
1. Kekebalan bagi perwakilan konsuler dan para konsul
2. Keistimewaan bagi perwakilan konsuler dan para
konsul
3. Kemudahan yang diperoleh perwakilan konsuler
1. Kekebalan perwakilan konsuler
& konsul
• Art. 31 bawah instansi negara penerima tidak boleh memasuki bagian
dari gedung konsuler yang khusus dipergunakan untuk keperluan kerja
perwakilan konsuler kecuali dengan persetujuan kepala perwakilan
konsuler atau pejabat ang ditunjuk atau dari perwakilan diplomatik
negara pengirim
• Pengecualian pada Art. 31 (2) bahwa persetujuan kepala perwakilan
konsuler dianggap (telah diberikan) bila terjadi kebakaran atau bencana
yang memerlukan tindakan perlindungan cepat
• Pengecualian pada Art. 31 (3) mewajibkan negara penerima/ memiliki
hak untuk mengambil langkah2 yang atut untuk melindungi gedung
perwakilan konsuler dari dangguan atau perusakan dan mencegah
setiap gangguan ketenangan atau yang merugikan martabat perwakilan
konsuler
Kekebalan
• Pengecualian Art. 55 (2) KW 1963 bahwa kekebalan tidak lagi
diberlakukan pada wisma perwakilan konsuler tidak dipergunakan
untuk fungsi konsuler
• Art. 59 bahwa gedung perwakilan konsuler harus dilindungi oleh negara
penerima dari adanya gangguan, perusakan dan mencegah gangguan
ketenangan perwakilan konsuler atau merugikan martabatnya
• Art. 33 bahwa arsip konsuler dinyatakan tidak dapat digaggu gugat,
kapan saja dan dimana saja
• Art. 34 bahwa semua anggota perwakilan konsuler harus dijamin
kekebasan bergerak dan mengadakan perjalanan diwilayah negara
penerima.
• Art. 35 (1-3) tentang kekebalan dan kebebasan berkomunikasi
Kekebalan
• Art. 43 (1) bahwa Pejabat dan pegawai konsuler tidak harus tunduk
kepada kekuasaan hukum instansi pengadilan sehubungan dengan
tindakan yang dilakkukan dalam melaksanakan tugas konsuler, kecuali
(art. 43 (2)) :
– Tindakan yang timbul dari suatu perjanjian kontrak yang diadakan oleh seorang
pejabat konsuler dimana ia tidak secara jelas mengadakan perjanjian kontrak sebagai
pejabat negara pengirim
– Tindakan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang menimbulkan kerusakan akibat
kecelakaan dinegara penerima yang disebabkan oleh kendaar, kapal laut atau pesawat
terbang.
• Pejabat konsuler dapat diadili negara penerima jika ikut serta dalam
kegiatan subversif atau spionase yang bertentangan dengan hukum
negara penerima (Art. 55)
2. Keistimewaan perwakilan konsuler
& konsul
• Art. 32 bahwa wisma kosuler dan wisma kediaman kepala konsuler yang
dimiliki atau disewa oleh negara pengirim atau oleh setiap orang yang
bertindak atas namanya harus bebas dari segala macam pajak dan
pungutan selain daripada pembayaran arena jasa-jasa yang
diperolehnya.
• Art. 39 perwakilan konsuler dappat menarik biaya dan mengenakan
pungutan diwilayah negara penerima yang diperbolehkan oleh hukum
negara penerima untuk pelayanan yang dilakukan dan semua tindakan
dibebaskan dari pembayaran pajak di negara penerima
• Art. 60 wisma perwakilan konsuler yang dikepalai konsuler kehormatan
yang dimiliki atau disewa harus dibebaskan dari semua pungutan dan
pajak selain jasa-jasa yang diberikan.
Keistimewaan
• Art. 32 bahwa wisma kosuler dan wisma kediaman kepala konsuler yang
dimiliki atau disewa oleh negara pengirim atau oleh setiap orang yang
bertindak atas namanya harus bebas dari segala macam pajak dan
pungutan selain daripada pembayaran arena jasa-jasa yang
diperolehnya.
• Art. 39 perwakilan konsuler dappat menarik biaya dan mengenakan
pungutan diwilayah negara penerima yang diperbolehkan oleh hukum
negara penerima untuk pelayanan yang dilakukan dan semua tindakan
dibebaskan dari pembayaran pajak di negara penerima
• Art. 60 wisma perwakilan konsuler yang dikepalai konsuler kehormatan
yang dimiliki atau disewa harus dibebaskan dari semua pungutan dan
pajak selain jasa-jasa yang diberikan.
Keistimewaan
• Art. 62 bahwa negara penerima harus memberikan ijin pemasukan dan
pembebasan bea masuk, pajak dan pungutan selain biaya
penggudangan, pengangkutan dan jasa serupa terhadap barang untuk
keperluan resmi perwakilan konsuler yang dikepalai oleh konsul
kehormatan, misal lambang negara, bendera, papa nama, stempel,
materei, buku, barang cetakan resmi, perabotan dan peralatan kantor,
dan barang serupa yang disediakan oleh atas pesanan negara pengirim
untuk perwakilan konsuler tersebut
• Art. 48 (1) dibebaskan dari ketentuan jaminan sosial yang berlaku
dinegara penerima.
• Art 52 & 67 dibebaskan dari kewajiban ikut serta dalam kewajiban
pribadi berdasarkan ketentuan hukum konsuler seperti kewajiban
militer
3. Kemudahan yang diperoleh
perwakilan konsuler
• Konvensi Wina 1963 bahwa negara penerima harus
memberikan kemudahan penuh untuk pelaksanaan
tugas perwakilan konsuler, misal
– Memperoleh wisma perwakilan konsuler
– Membantu mendapatkan tempat akomodasi
Mulai & Akhir Keistimewaan & Kekebalan
• Art. 53 (1) Bahwa anggota perwakilan konsuler mulai menikmati
keistimewaan dan kekebalan sejak ia memasuki wilayah negara
penerima dalam perjalanan untuk memangku jabatan atau sejak ia
melaksanakan tugasnya di perwakilan konsuler
• Art. 53 (3)

You might also like