K6. Penggunaan Antibiotik Rasional

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

PENGGUNAAN

ANTIMIROBA/ANTIBIOTIKA RASIONAL

Dr. Nursyahidah, SpFK


Bag. Farmakologi PSKPD
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DEFINISI
• Antimikroba : antibakteri, antivirus, antifungi,
antiparasit
• Antibiotika  antibakteri
• Penggunaan obat yang rasional : tepat obat,
tepat dosis, tepat lama pemberian, dengan
biaya yang terjangkau (WHO)
Permasalahan pengobatan (WHO) di negara
berkembang :
• Kurang dari 60% anak dengan diare akut
mendapat terapi rehidrasi, 40% mendapat
antibiotik (yang tidak diperlukan)
• 60% pasien dengan ISPA akibat virus
mendapat antibiotik
• penggunaan antibiotika secara berlebihan di
Indonesia sebesar 43%.
• data WHO pada tahun 2009 Indonesia
menduduki peringkat ke-8 sebagai Negara
dengan kasus resistensi tertinggi
Antimicrobial Resistance
• Fact sheet
Updated January 2018

Key facts
• Antimicrobial resistance (AMR) threatens the effective
prevention and treatment of an ever-increasing range of
infections caused by bacteria, parasites, viruses and fungi.
• AMR is an increasingly serious threat to global public
health that requires action across all government sectors
and society.
• Without effective antibiotics, the success of major surgery
and cancer chemotherapy would be compromised.
• The cost of health care for patients with
resistant infections is higher than care for
patients with non-resistant infections due to
longer duration of illness, additional tests and
use of more expensive drugs.
• In 2016, 490 000 people developed multi-drug
resistant TB globally, and drug resistance is
starting to complicate the fight against HIV and
malaria, as well.
Resistensi Bakteri
• Klebsiella pneumoniae terhadap karbapenem
• E. coli  terhadap fluorokuinolon
• Gonorrhae terhadap sefalosporin generasi 3
• Staphlylococcus aureus terhadap lini pertama
• WHO estimates that in 2016 there were 490 000
new cases of multidrug-resistant tuberculosis (MDR-
TB), Only about a quarter of these (129 686 cases)
were detected and reported. Globally, only 54% of
MDR-TB patients were successfully treated in 2016.
• Extensively drug-resistant tuberculosis (XDR-TB), a
form of tuberculosis that is resistant to at least 4 of
the core anti-TB drugs, has been identified in 121
countries.
Resistance in malaria
• As of July 2016, resistance to the first-line
treatment for P. falciparum malaria
(artemisinin-based combination therapies,
also known as ACTs) has been confirmed in 5
countries of the Greater Mekong subregion
(Cambodia, the Lao People’s Democratic
Republic, Myanmar, Thailand and Viet Nam)
How to tackle resistance (WHO)
Health workers and pharmacists can help tackle
resistance by:
• enhancing infection prevention and control;
• only prescribing and dispensing antibiotics
when they are truly needed;
• prescribing and dispensing the right
antibiotic(s) to treat the illness.
AKTIVITAS DAN SPEKTRUM ANTIMIKROBA

• Bakteriostatik : menghentikan pertumbuhan


mikroorganisme
• Bakterisidal : mematikan mikroorganisme

SPEKTRUM
• Narrow spectrum : aktif pd satu/ sedikit jenis
mikroba : isoniazid, penisilin G, streptomisin
• Broad spectrum : tetrasiklin, kloramfenikol
• Resistensi : kemampuan mikroba untuk tidak
terbunuh/terhambat pertumbuhannya oleh
suatu antimikroba
• Kadar hambat minimal: kadar minimal yg
diperlukan utk menghambat pertumbuhan
organisme
• Kadar bunuh minimal : kadar minimal yg
diperlukan utk membunuh mikroorganisme
MEKANISME KERJA
ANTIMIKROBA
• Antivirus : Asiklovir, gansiklovir
• Antibiotika :
– Penisilin, sefalosporin dan beta laktam lainnya :
• ampisilin, ampisilin + sulbaktam, amoksisilin, amoksisilin + asam
klavulanat
• sefalosporin generasi 1 : sefadroksil, sefazolin
• generasi 2 : sefaklor, sefuroksim
• generasi 3 : sefotaksim, seftriakson, sefoperazon, seftazidim,
sefiksim (oral)
• generasi 4 : sefepim
lainnya : karbapenem, monobaktam/aztreonam
• Perbedaan generasi sefalosporin :
– Generasi pertama : gram (+), bakteri penghasil
penisilinase
– Gen kedua : kurang aktif thd gram (+) daripada gen
1, tetapi lebih aktif thd gram (-)
– Gen ketiga : umumnya kurang aktif thd kokus gram
(+) drpd gen 1, jauh lebih aktif thd
Enterobacteriaceae (gram negatif, ex : salmonella, E
coli, shigella), termasuk penghasil penisilinase,
seftazidim dan sefoperazon  P.aeruginosa
– Sulfonamid dan kotrimoksazol
– Makrolid : azitromisin, eritromisin
– Tetrasiklin, doksisiklin
– Kloramfenikol
– Linkomisin dan klindamisin
– Fluorokuinolon : siprofloksasin, levofloksasin,
ofloksasin
– Aminoglikosida : gentamisin
Antiparasit
• Antijamur : griseofulvin, ketokonazol (oral dan
topikal), mikonazol (topikal), itrakonazol,
nistatin
• Amebisid : metronidazol
• Antiskabies : asam salisilat-sulfur, scabicid
(gameksan), permethrine
• Antelmintik : albendazol, pirantel pamoat, DEC
Antimicrobial therapy –disease progression timeline

Prophylaxis Pre-emptive Empiric Definitive Suppressive

No infection Infection Symptoms Pathogen Resolution


Isolation

Goodman & Gilman, 12th Ed.


Faktor Pemilihan Antibiotika Rasional
1. Faktor pasien atau aspek klinis (tingkat keparahan
penyakit, usia pasien, gangguan fungsi organ,
kondisi kehamilan dan laktasi)
2. Faktor mikroba atau aspek mikrobiologis (kepekaan
atau sensitivitas bakteri, relevansi hasil
laboratorium dan mencegah berkembangnya
resistensi mikroba)
3. Faktor antibiotika itu sendiri atau aspek
farmakologis (farmakodinamik, farmakokinetik dan
efek samping obat)
Prinsip Peresepan Antibiotik [1]

1. Tegakkan diagnosis infeksi bakteri


2. Jika memungkinkan, khususnya pada semua infeksi serius,
ambil spesimen yang sesuai (darah, sputum, pus, urine,
usap) untuk kultur dan uji sensitivitas antibiotik, dan
mungkin pemeriksaan mikroskopis dan pewarnaan Gram.
Pastikan media dan transportasi spesimen benar sehingga
didapatkan hasil yang terpercaya.
3. Secara keseluruhan, pertimbangkan kebutuhan terapi
antibiotik. Jika dilakukan kultur, apakah perlu segera
diterapi sebelum hasilnya diketahui ?

22
Prinsip Peresepan Antibiotik [2]

5. Pilih obat yang paling tepat, dosis, lama pemberian dan


cara pemberiannya. Pertimbangkan faktor berikut:
1. Organisme
2. Pasien: usia, alergi, fungsi ginjal & hati, rapuhnya ketahanan
terhadap infeksi (malnutrisi, keganasan, imunosupresi, termasuk
akibat kortikosteroid), kehamilan, atau faktor genetis
3. Keparahan infeksi
4. Lokasi infeksi
5. Adanya benda asing, seperti katup jantung prostetis
6. Monitor keberhasilan terapi secara klinis atau
mikrobiologis dan monitor efek samping obat (adverse
drug reaction)

23
Prinsip Peresepan Antibiotik [3]

7. Kombinasi antibiotik jika diperlukan


8. Antibiotik terkadang dapat juga digunakan untuk
profilaksis:
1. Durasi singkat (biasanya ≤24 jam)
2. Pilihan obat berdasar pengalaman sebelumnya akan
kemungkinan kuman penyebab.

24
Kombinasi Antimikroba
• Prinsip penggunaan kombinasi antimikroba :
1. Mencegah resistensi terhadap monoterapi
2. Mempercepat kematian mikroba
3. Memperkuat efikasi dengan memanfaatkan
interaksi sinergis
4. Mengurangi toksisitas
5. Infeksi campuran
Antimikroba Profilaksis
• Pasien yang dapat menerima antimikroba profilaksis
:
1. Immunosuppressed patients
2. Sebelum prosedur operasi (operasi terkontaminasi)
3. Pasien dengan risiko tertinggi thd endokarditis infektif
4. Orang sehat dengan pajanan mikroorganisme spesifik
(Post-exposure prophylaxis)
Akibat Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat
1. Resiko kehilangan diagnosis alternatif
2. Kejadian yang tidak diinginkan (AE)
3. Peningkatan resistensi antibiotik
4. Peningkatan biaya pengobatan.

28
Mekanisme Resistensi
• Bakteri mensintesis suatu enzim inaktivator atau
penghancur antibiotika
• Bakteri mengubah permeabilitasnya terhadap obat
• Bakteri mengembangkan suatu perubahan tempat
kerja obat
• Bakteri mengembangkan perubahan jalur metabolik
yang langsung dihambat oleh obat
• Bakteri meningkatkan pengeluaran obat (drug efflux)
atau menghambat mekanisme transport aktif obat
Faktor yang mendukung resistensi
• Penggunaan irasional
• Peresepan antibiotik dalam jumlah besar
• Penggunaan antibiotik monoterapi
• Penggunaan yang masif di RS
• Pengetahuan pasien yang salah
• Penggunaan antibiotik untuk ternak
• Promosi komersial
• Lemahnya pengawasan
EFEK SAMPING
• Reaksi alergi/ hipersensitivitas
• Idiosinkrasi
• Reaksi toksik ; hepatotoksik, ototoksik dll
• Gangguan keseimbangan flora normal dalam
tubuh superinfeksi
(antimikroba spektrum luas)
KEGAGALAN TERAPI
• Dosis kurang (tergantung tempat infeksi)
• Masa terapi kurang
• Adanya abses, jar nekrotik, benda asing dll
• Kesalahan menentukan etiologi
• Faktor farmakokinetik
• Pilihan antimikroba kurang tepat
• Faktor pasien ; keadaan umum buruk,
gangguan sistem imun

You might also like