Hipertensi
Hipertensi
Hipertensi
Batasan :
- tekanan darah yang lebih tinggi dari pada normal
- t.d. normal - t.d. yang berisiko lebih rendah untuk
terjadinya kerusakan organ sasaran
- hipertensi : sistolik > 140 mm Hg
diastolik > 90 mm Hg
Organ sasaran :
otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal
Prevalensi : 11 - 13 % pria > perempuan
Diastolik
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
High normal
130 139
85 89
Hipertensi gr 1 (mild)
140 159
90 99
Subgroup borderline
140 149
90 94
Hipertensi gr 2 (moderate)
160 179
100 109
Hipertensi gr 3 (severe)
> 180
> 110
> 140
< 90
140 - 149
< 90
Subgroup borderline
Bila TD sistolik dan diastolik ada pada katagori yang berbeda, maka
yang dipakai adalah katagori yang lebih tinggi.
Sistolik
Diastolik
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
High normal
130 - 139
85 - 89
stage 1
140 - 149
90 - 99
stage 2
160 - 179
100 - 109
stage 3
180
100
Hipertensi
Bila ada yang tidak sesuai, dipakai nilai yang lebih tinggi
Classification and Management of Blood Pressure for Adults Aged 18 years or older (JNC VII 2003)
Management
Initial Drug Therapy
BP
Classifications
Normal
Systolic
BP, mm Hg*
Diastolic
BP, mmHg*
Lifestyle
Modification
Without Compelling
Indications
With compelling
indications
< 120
and
< 80
Encourage
Pre-hypertension
120 139
or
80 89
Yes
No antihypertensive drug
indicated
Stage 1 hypertension
140 159
or
90 99
Yes
Stage 2 hypertension
160
or
100
Yes
Clinical Trial and Guideline Basis for Compelling Indications for Individual Drug Classes
Recommended Drugs
High-Risk Conditions
With Compelling
Indications
Diuretic
-blocker
ACE
inhibitor
ARB
CCB
Aldosterone
Antagonist
Heart failure
Post-myocardial
infarction
Diabetes
Chronic kidney
disease
Recurrent stroke
prevention
PROGRESS
Klasifikasi etiologi
1. Hipertensi primer (esensial) -- 90 - 95 %
Etiologi tidak diketahui
2. Hipertensi sekunder -- 5 - 10 %
Etiologi diketahui -- dari sistem / organ lain
a. penyakit ginjal (hipertensi renal)
b. penyakit metabolik (DM, hipertiroid,
feokromositoma, hiperaldosteronisme primer)
c. penyakit jantung & pembuluh darah
d. obat-obatan (steroid, kontrasepsi, antidepresan)
e. kehamilan
HIPERTENSI ESENSIAL
Prevalensi : 90 - 95 %
Etiologi : ..
Faktor yang berpengaruh
1. Genetik : 25 % pada salah satu orang tua
65 % pada kedua orang tua
2. Umur : pada umumnya > 40 tahun
3. Kelamin : pria > perempuan
4. Obesitas
5. Lingkungan, geografik/pekerjaan
6. Sosiobudaya
7. Konsumsi garam
Patogenesis
auto regulation
Blood pressure =
Hypertension =
Yang me c.o.p :
. Vol plsama
. Kontraktilitas miokard
. Genetik
. Stress
. Pe aktivitas simpatis
Komplikasi
A. Akut (krisis hipertensi)
berhubungan dengan tingginya tekanan darah
1. Hipertensi gawat (emergency)
2. Hipertensi darurat (urgency)
B. Kronik
berhubungan dengan aterosklerosis
1. Otak
2. Mata
3. Jantung
4. Ginjal
CLINICAL EVENTS
TIA
CEREBROVASCULAR
HIGH BP :
DEMENTIA
- Genetic predisposition
- Life stye
STROKE
ANGINA
CARDIOVASCULAR
- Environment
IMA
CHF
RENAL
ESRD
Krisis hipertensi
1. Hipertensi gawat - tekanan darah harus diturunkan dalam waktu
kurang dari 1 jam
ensefalopati hipertensip
perdarahan intrasebral/subarakhnoid
aorta disekan
payah jantung kiri akut
angina pektoris yang unstabel
eklamsi
epistaksis berat
2. Mata
retinopati hipertensip (stad. I - IV)
ablatio retinae
3. Jantung & pembuluh darah
angina pektoris
infark miokard (akut/lama)
hipertrofi ventrikel kiri
aorta disekan
4. Ginjal
gagal ginjal akut
gagal ginjal kronik
Terapi
1. Modifikasi gaya hidup (non farmakologik)
diet rendah garam
kendalikan berat badan
tidak merokok
tidak minum alkohol
olah raga teratur
hindari stress / relaksasi
2. Obat antihipertensip
a. obat lini pertama (first line drug)
diuretik
beta bloker
antagonis kalsium
penghambat angiotensin converting enzyme: (ACE inhibitor)
b. obat lain
reserpin
obat yang bekerja sentral (mis. Klonidin)
alfa metil dopa
alfa bloker (mis. Prazosin, doxazosin)
1. Diuretik
Mekanisme kerja : mengurangi vol. Plasma
Efek samping : dehidrasi, hiperlipidemi, gangguan toleransi glukosa
Preparat : HCT (12,5 - 25 mg/hari)
Furesemid (20-40 mg/hari)
2. Beta bloker
Mekanisme kerja : mengurangi cardiac out put
Efek samping : bradikardi, bronkokonstriksi
Kontraindikasi : payah jantung, asma bronkial
Preparat : propanolol
atenolol
3. Antagonis kalsium
Mekanisme kerja : relaksasi otot polos arteriol
Efek samping : sakit kepala
Kontra indikasi : payah jantung (relatip)
Preparat : - nifedipin
- diltiazem
- verapamil
4. Penghambat ACE
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan angiotensin II
Efek samping : batuk
Kontraindikasi : hamil
Preparat : - kaptopril
- enalapril
HIPERTENSI RENAL
Hipertensi yang disebabkan oleh kelainan ginjal
1. Hipertensi renoparenkimal
kelainan pada parenkim ginjal
2. Hipertensi renovascular
kelainan pada pembuluh darah ginjal
penghambat vasodilatasi
- prostaglandin
/ vasokonstriksi
Terapi
1. Non farmakologik
diet rendah garam
keseimbangan air
2. Farmakologik
a. diuretik, terutama Furesemid
b. penghambat ACE bila kreatinin plasma < 4 mg %
c. antagonis kalsium
Beta bloker indikasi kontra, karena me aliran darah ginjal
1 3
Heart
12
Postcapillary Venules
(Capacitance Vessels)
Precapillary Arteriole
(Resistance Vessels)
1
4
Activates
3
Kidney
12
Renin
Angiotensin
Activates
Aldosterone
Diuretics
-Blockers
Ca Antagonist
ACE Inhibitors
AT1-RA
Hipertensi renovaskular
Akibat penurunan perfusi ginjal, baik
bilateral maupun unilateral
Prevalensi : dimasyarakat < 1 %
pada kasus hipertensi 2 - 3 %
Etiologi
1. Aterosklerosis arteri renalis (65%)
terutama pada usia lanjut (diatas 60 tahun)
2. Penyakit fibromuskular (30 %)
penyakit pada lapisan muskular arteri renalis kongenital atau
dapatan (mis. Penyakit Takayasu)
3. Aneurisma aorta abdominalis (2 %)
aliran darah ginjal berkurang
4. Lain - lain
- vaskulitis
- ginjal polikistik
- emboli/infark renal
Patofisiologi
Akibat berkurangnya perfusi ginjal peningkatan laju sistem
RAA vasokontriksi hipertensi
Gambaran klinik :
Mencurigakan hipertensi renovaskular bila :
hipertensi yang tidak disertai riwayat keluarga
mulai terjadi pada umur < 25 tahun atau > 60 tahun
peningkatan tekanan darah secara cepat
tekanan darah sulit dikendalikan dengan terapi biasa
terdapat retinopati yang tidak sesuai dengan tek. darah
terdengar bruit (murmur) di daerah abdomen)
Diagnosis
bila ada kecurigaan
pielogravi intravena sekuensial
aktifitas renin plasma meningkat
arteriografi renal
Terapi
tidak ada respon dengan obat antihipertensi
koreksi dengan angioplasti
tindakan pembedahan