175-Article Text-640-1-10-20220630
175-Article Text-640-1-10-20220630
175-Article Text-640-1-10-20220630
id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 40
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the bad credit management implemented by PT. BPR BKK Muntilan
(Perseroda), to find out the credit management mechanism of PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda), to find
out the profits obtained and efforts to increase profitability. Collection techniques by means of observation
in the field of credit and the field of funds, interviews conducted by 2 speakers in the field of credit and the
field of funds and 1 resource person in the field of marketing, documentation with several employees related
to profitability in credit management and literature studies. This type of case study research approach with
qualitative descriptive analysis that explains and describes actual events without being engineered in
narrative form. The results showed that the management of bad loans implemented by PT BPR BKK
Muntilan (Perseroda) in accordance with the applicable provisions and its application was good, but there
were obstacles in the management of bad loans so that it carried out several elements of internal control,
credit management mechanisms implemented and profits obtained based on profitability ratios and efforts
made to increase profitability during the Covid-19 pandemic.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan kredit macet yang diterapkan PT. BPR
BKK Muntilan (Perseroda), untuk mengetahui mekanisme pengelolaan kredit PT. BPR BKK Muntilan
(Perseroda), untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dan upaya peningkatan profitabilitas.
Teknik pengumpulan dengan cara observasi di bidang kredit dan bidang dana, wawancara yang
dilakukan oleh 2 narasumber di bidang kredit dan bidang dana dan 1 narasumber bidang pemasaran,
dokumentasi dengan beberapa karyawan terkait profitabilitas dalam manajemen kredit dan studi
literatur. Jenis pendekatan penelitian studi kasus ini dengan analisis deskriptif kualitatif yang
menjelaskan dan menggambarkan peristiwa aktual tanpa direkayasa dalam bentuk narasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kredit macet yang diterapkan PT BPR BKK Muntilan
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 41
(Perseroda) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penerapannya baik, namun terdapat kendala
dalam pengelolaan kredit macet sehingga melakukan beberapa elemen pengendalian internal,
mekanisme pengelolaan kredit yang diterapkan dan keuntungan yang diperoleh berdasar rasio
profitabilitas dan upaya yang dilakukan meningkatkan profitabilitas selama pandemi covid-19.
Pendahuluan
Peran perbankan sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi suatu negara,
selain berperan menstabilkan ekonomi juga memberikan upaya yang penuh pula bagi
pemakai bantuan dalam bentuk beberapa produk yang diberikan. Sehingga adanya
perusahaan jasa yang menghadapi persaingan cukup ketat yaitu sektor perbankan.
Pada undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 Perbankan [10], bank dimaksud sebagai lembaga yang menghimpun dana
dalam bentuk simpanan dan mengalirkannya ke lingkungan masyarakat berupa kredit
serta bentuk lainnya yang dapat membantu meningkatkan perekonomian rakyat.
Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan tinggi dalam berbagai bidang,
seperti kegiatan secara finansial masyarakat dan kebutuhan pribadi ekonomi. Tidak
dipungkiri kerahasiaan jasa bank bahwasannya masyarakat membutuhkan perbankan
untuk membantu melangsungkan kegiatan ekonomi untuk mengembangkan usaha
bagi pengusaha [5].
Keterkaitan perbankan atau lembaga keuangan dalam menghimpun dan
pemberian fasilitasi dalam bentuk kredit juga mempengaruhi semua sektor yang
mendukung perkembangan usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, banyak mitra yang
bekerjasama dengan perbankan agar dapat melanjutkan kegiatan usahanya melalui
penggunaan fasilitas kredit. Yang dapat membantu perputaran usaha yang dijalankan
oleh masyarakat sekitar, upaya pemerintah untuk membantu masyarakatnya yaitu
melalui adanya sektor perbankan, salah satunya ialah Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
BPR merupakan lembaga keuangan konvensional atau berprinsip syariah yang
memberikan bantuan dalam kliring. BPR merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya untuk menghimpun simpanan berbentuk tabungan, deposito
berjangka dan bentuk lainnya. Mengalirkan dananya berupa kredit bertujuan
mengupayakan perekonomian masyarakat yang berprinsip konvensional dan
berprinsip syariah yang tidak membagikan kegiatan lalu lintas. BPR berperan besar
untuk membantu perekonomian masyarakat, dalam hal ini karena minimnya lembaga
keuangan yang memiliki fokus untuk memberikan modal ke masyarakat.
Selama kegiatan penghimpun dana dan penyaluran fasilitas kredit tentu tidak
akan berjalan lurus dan tidak sesuai dengan harapan, pasti ada kendala yang dihadapi
apalagi akibat dari pandemi Covid-19. Pengertian dari pandemi covid-19 yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru yang disebutkan oleh SARS-CoV-2).
Dampak secara global yaitu menurunnya aktivitas dalam berbagai bidang mulai dari
pendidikan yang mengharuskan belajar dari rumah, pada UMKM yang mengalami
penurunan pendapatan akibat adanya pembatasan kegiatan di luar ruangan sehingga
pembeli tidak banyak, pada jasa kesehatan meningkatnya jumlah pasien yang sakit
dengan gejala yang sama dengan adanya virus corona tersebut. Pada sektor perbankan
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 42
baik umum, swasta dan konvensional yang mengakibatkan terganggunya lalu lintas
perkreditan oleh nasabah atau berkurangnya debitur untuk menabung.
PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) bergerak pada bidang jasa perkreditan yang
dikelola oleh pemerintah daerah dan berfokus terhadap pelayanan transaksi ekonomi
masyarakat, terutama bagi para pedagang kecil yang berada di kawasan Jawa Tengah.
Bank ini juga mengalami kendala yang tidak baik akibat dampak yang diperoleh karena
adanya pandemi covid-19, misalnya saja adanya nasabah yang gagal membayar
angsuran karena tidak ada pemasukan akibat diterapkannya work from home dan juga
adanya jumlah dana pemberian kredit yang belum kembali dengan nominal yang
cukup besar. Aktivitas nasabah yang dikategorikan dalam pedagang dan pariwisata
mengalami penurunan pendapatan. Pengelolaan kredit yang kurang maksimal juga
berdampak terhadap profitabilitas. Aktivitas nasabah yang dikategorikan dalam
pedagang dan pariwisata mengalami penurunan pendapatan. Pengelolaan kredit yang
kurang maksimal berdampak terhadap profitabilitas, karena dapat menyebabkan
adanya kredit macet. Berikut peneliti sajikan data yang terjadi pada PT. BPR BKK
Muntilan (Perseroda)
Tabel 1. Jumlah Dana Macet Yang Belum Kembali di PT. BPR BKK
Muntilan (Perseroda)
Tahun Jumlah Pinjaman Macet Yang Belum
Kembali
2017 Rp. 539.094.725
2018 Rp. 482.471.725
2019 Rp. 581.200.000
2020 Rp.1.972.879.950
Jumlah Rp. 3.575.646.400
Sumber: PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah pinjaman secara khusus pada kredit
macet dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 mengalami penurunan jumlah
dana yang belum kembali. Sedangkan 2018 ke 2019 mengalami penaikan sejumlah
Rp98.728.275 dan 2020 mengalami penaikan pinjaman macet yang belum kembali
sebanyak tiga kali lipat lebih efek dari pandemi covid-19. Baik dalam kategori
pedagang, pariwisata, dan lainnya.
Pengelolaan kredit merupakan pengelolaan yang dapat diperhatikan dalam
penyaluran kredit untuk menganalisa calon nasabah secara keseluruhan dengan
metode 5C seperti Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy [4].
Pengelolaan kredit Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 11 [6] tentang
perbankan menyebutkan kredit merupakan penyedia jasa layanan keuangan yang
didasari pinjaman antar bank dengan pihak ketiga yang mengharuskan segera
melunasi pinjaman sesuai dengan jangka waktu dengan pemberian bunga. Pokok
usaha BPR pada kredit dan diperlukan pengelolaan kredit bertujuan untuk
meminimalisir sesuatu yang tidak terduga dan menjaga kolektibilitas dengan baik.
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 43
Berikut grafik untuk melihat secara jelas dari tabel di atas yang terjadi pada PT.
BPR BKK Muntilan (Perseroda)
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 45
39 4.141.279
2019
58
2018 581.200.000 3.601.203
767.471.725
61
2017 3.390.768
823.250.000
1 2 3 4
Pada gambar di atas yang pertama warna biru merupakan tahun 2017 yang
mana jumlah nasabah macet sebanyak 61, jumlah pinjaman kredit macet sebesar Rp
823.250.000 (ribuan) dan laba yang diperoleh sebesar Rp3.390.768 (ribuan). Yang
kedua warna biru merupakan tahun 2018 yang mana jumlah nasabah macet menurun
menjadi 58, jumlah pinjaman kredit mengalami penurunan menjadi 767.471.725 dan
laba yang diperoleh mengalami penaikan menjadi 3.601.203. Yang ketiga warna hijau
merupakan tahun 2019 yang mana jumlah nasabah macet menurun menjadi 39,
pinjaman kredit macet menurun menjadi 581.200.000 dan laba mengalami penaikan
menjadi 4.141.279. Sedangkan warna ungu merupakan tahun 2020 yang mana jumlah
nasabah macet naik menjadi 40, jumlah pinjaman kredit macet mengalami penaikan
yang luar biasa dari pada tahun-tahun sebelumnya menjadi 2.181.200.000, dan laba
yang diperoleh mengalami penurunan menjadi 3.293.498.
Dalam hal ini dapat disimpulkan data tahun 2017 sampai tahun 2019 jumlah
nasabah kredit macet dan jumlah pinjaman kredit macet mengalami penurunan.
Jumlah nasabah macet ini termasuk langkah yang baik dalam mengurangi angka kredit
macet, sedangkan untuk tingkat laba tahun 2017 sampai dengan 2019 mengalami
perkembangan yang cukup baik. Akibat adanya pandemi covid-19 pada PT. BPR BKK
Muntilan (Perseroda) pada tahun 2020 mengalami lonjakan yang sangat besar
terhadap jumlah pinjaman kredit macet daripada data 3 tahun yang lalu, sedangkan
untuk laba pada tahun 2020 mengalami penurunan. Meningkatkan pinjaman kredit
dalam beberapa produk kredit sangat bagus bagi PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
tetapi risiko kredit macet juga meningkat, sehingga berpengaruh terhadap
profitabilitas yang diperoleh. Data tersebut belum diolah menggunakan rasio
profitabilitas.
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 46
Landasan Teori
Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola kegiatannya yang
menghasilkan laba selama periode tertentu, serta bertujuan untuk mengukur kinerja
manajemen bank. Profitabiltas yaitu hasil dari serangkaian kebijakan dan keputusan
diperhitungkan dengan menetapkan berbgaai tolak ukur yang relevan [3].
Pengertian Kredit
Kredit berasal dari kata Italia yaitu “credere” berarti kepercayaan, yaitu kepercayaan
dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjamannya beserta bunga
berdasar perjanjian awal dari kedua belah pihak 4]. Sedangkan [4] menyebutkan
bahwa penerimaan kredit menerima berdasar rasa kepercayaan sehingga memiliki
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman kreditnya sesuai jangka waktu yang sudah
disepakati.
Kredit merupakan penyedia uang atau tagihan yang mewajibkan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain (nasabah) yang mewajibkannya untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan jangka waktu dan pemberian bunga [6].
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa adanya dua belah pihak
yang secara langsung berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit. Pertama yaitu
pemberi kredit merupakan pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak penerima
kredit merupakan pihak yang membutuhkan dana.
Fungsi Kredit
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
c. Kredit digunakan sebagai stabilisasi perekonomian.
d. Kredit membantu meningkatkan usaha.
e. Kredit berfungsi meningkatkan meratakan pendapatan [5].
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 47
Tujuan Kredit
a. Mencai keuntungan yang diperoleh dari pemberian bunga.
b. Membantu meningkatkan usaha nasabah.
c. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi.
Jenis-jenis Kredit
Berikut jenis-jenis kredit [4]:
a. Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya
1. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan individu
pembelian barang atau jasa.
2. Kredit Investasi
Merupakan kredit yang digunakan untuk membeli perlengkapan barang
modal seperti mesin, bangunan, kendaraan dan lainnya.
3. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai seperti gaji, pembelian
barang dagangan, sewa.
b. Kredit berdasarkan Jangka Waktu
1. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun.
2. Kredit Jangka Menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu antara satu sampai dengan
tiga tahun.
3. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian lebih dari tiga
tahun sampai lima tahun.
c. Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
1. Kredit Pertanian
Adalah kredit diberikan kepada pihak perkebunan, perikanan maupun
peternakan.
2. Kredit Industri
Adalah kredit yang disalurkan untuk industri kecil, menengah dan besar.
3. Kredit Ekspor dan Impor
Adalah kredit yang diberikan kepada eksportir atau importir dengan aneka
barang.
d. Kredit Berdasar Jaminan
1. Kredit Jaminan Orang
Adalah kredit diberikan dengan jaminan seseorang terhadap debitur yang
bersangkutan, biasanya memiliki hubungan kekerabatan.
2. Kredit Jaminan Efek
Adalah kredit yang diberikan menggunakan jaminan efek atau surat0surat
berharga.
3. Kredit Jaminan Barang
Adalah kredit diberikan dengan jaminan bergerak berupa kendaraan,
jaminan barang tetap.
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 48
Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan serta menyalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya yang bertujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat [6].
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini sebagai
berikut:
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 49
1. Akbar Tanjung Utomo (2010) meneliti tentang Pengelolaan Kredit Yang Efektif
Untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR Raga
Surya Nuansa Ponorogo). Dengan menggunakan penelitian deskriptif.
Pengelolaan kreditnya kurang efektif sehingga terjadinya kredit macet yang
menimbulkan likuiditas dan profitabilitas menurun setiap tahunnya.
2. Ana Fitriyatul Bilgies (2019) meneliti tentang Analisis Sistem Pengendalian
Kredit Yang Efektif Guna Meningkatkan Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR Bina
Nusa Cabang Gresik). Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
kebijakan kredit yang diterapkan PT. BPR Bina Nusa Cabang Gresik dikatakan
efektif meskipun ada pengendalian kredit yang kurang optimal karena terdapat
peningkatan kredit macet, namun hal itu tidak mempengaruhi hasil
perhitungan rasio profitabilitas.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) yang berlokasi Jl.
Magelang – Yogyakarta No. KM 10, Jetak, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Objek
kajian penelitian ini difokuskan pengelolaan kredit macet pada profitabilitas PT. BPR
BKK Muntilan (Perseroda), mekanisme pengelolaan kredit pada PT. BPR BKK Muntilan
(Perseroda) serta pengaruhnya pada profitabilitas dan rasio profitabilitas untuk
mengukur keuntungan PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) akibat kredit macet yang
terjadi pada masa pandemi covid-19.
Jenis data untuk penelitian ini antara lain data primer data didapatkan langsung
atau tidak diperoleh perantara dengan melakukan wawancara dengan bidang terkait
agar mendapatkan hasil dalam penelitian dan data sekunder data didapatkan tidak
langsung dengan melalui perantara (diperbolehkan serta dicopykan) yaitu dokumen
laporan rekap normatif kredit dan laporan publikasi tahun 2017 sampai dengan tahun
2020.
Metode pengumpulan data merupakan sesuatu yang sesuai dan handal, penulis
melakukan observasi dengan melaksanakan survei langsung perihal ulasan yang
dijadikan fokus penelitian, melakukan wawancara adalah kegiatan tanya jawab,
sehingga peneliti melakukan wawancara terhadap 2 narasumber bidang dana, 2
nasarsumber bidang kredit dan 1 narasumber bidang pemasaran untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. Melakukan teknik dokumentasi dengan cara mengabadikan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan kredit dan laporan keuangan
yang bersumber memberikan informasi sesuai dengan masalah penelitian, melakukan
studi pustaka dengan beberapa sumber data atau artikel yang sesuai.
Metode analisis data dengan pendekatan studi pustaka dengan analisis data
kualitatif untuk memberikan penjelasan penelitian yang berfokus pada pengelolaan
kredit macet pada profitabilitas, mekanisme pengelolaan kredit dan perhitungan rasio
untuk mengukur keuntungan PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) selama 4 tahun sejak
tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, menggunakan rumus NPL Dan upaya PT. BPR
BKK Muntilan (Perseroda) dalam mengatasi kendala pengelolaan kredit serta upaya
meningkatkan profitabilitas selama pandemi covid-19. Menurut Sugiyono (2018)
penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dipakai dengan kondisi objek
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 50
secara alami, dengan peneliti menjadi lengkap, untuk teknik pengumpulan data
dikerjakan secara campuran, analisa datanya bersifat serta hasil penelitian yang
didapat mengendalikan daripada generalisasi.
selanjutnya akan berbicara secara kekeluargaan. Lebih dari itu tidak ada
itikad baik lagi, maka pihak bank akan menarik jaminan atau melakukan
pemasangan patok di depan lahan, rumah dan lainnya. Dalam hal ini maka
perlunya menganalisa dan melakukan penilaian pada karakter nasabah
bertujuan mengetahui kejujuran pada nasabah apakah kedepannya calon
nasabah tersebut melakukan hal-hal yang merugikan bank. Dengan begitu
maka adanya hubungan baik antara bank dengan calon nasabah atau dengan
pihak lain agar terhindar dari risiko kredit (kredit macet) yang merugikan
bank.
c. Adanya Masalah Pribadi Nasabah
Dalam hal ini tidak dapat dipungkiri kembali bahwasannya dalam
melakukan pembayaran kewajiban oleh nasabah tidak selalu berjalan
dengan baik. Pasti ada hambatan dalam diri nasabah, salah satunya adalah
adanya masalah pribadi nasabah yang menyebabkan terjadinya tunggakan
pembayaran kewajiban setiap bulan. Apabila masalah ini tidak terselesaikan
dengan baik, maka adanya risiko kredit yang terjadi sehingga nasabah
tersebut masuk dalam kategori kredit macet yang merugikan bagi bank.
Sehingga kredit macet akan mempengaruhi laba dan bank perlu membentuk
PPAP atau dana pencadangan yang mengurangi laba bank. Sehingga perlu
adanya diskusi antara bank dan nasabah tersebut untuk segera melunasi
tunggakannya.
Untuk mengantisipasi adanya kredit macet di kemudian hari, maka PT.
BPR BKK Muntilan (Perseroda) melakukan pengendalian internal untuk
mengurangi risiko kredit atau sebagai pencegahan kredit macet yang terjadi
dengan beberapa hal:
a. Analisa Kredit
Setiap pekerjaan yang dikerjakan tentu adanya masalah atau kendala
yang menghambat pekerjaan tersebut, sehingga kendala yang dialami oleh
petugas bagian kredit dalam proses analisa kredit. Tidak heran bahwa
petugas dituntut untuk harus teliti dalam menganalisa calon debitur dalam
pemanfaatan produk kredit yang ditawarkan oleh bank atau untuk
kebutuhan lain. Sehingga harus dicek apakah calon debitur tersebut
memiliki rapor merah yang dilihat pada record BI Checking sehingga
terlihat baik atau tidaknya nasabah dalam pinjaman kredit pada bank lain.
Dengan begitu petugas dalam menganalisa kredit dapat menyimpulkan hasil
dari data dan hasil survei secara langsung untuk dirundingkan apabila calon
nasabah tersebut layak atau tidaknya dalam pemberian fasilitas kredit.
Apabila dalam proses analisa kredit petugas tidak teliti maka dampaknya
adalah hasil dari analisa tersebut tidak baik kedepannya bagi perusahaan
karena kurangnya ketelitian dalam proses analisa kredit, sehingga
kedepannya dapat merugikan PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda). Sehingga
informasi yang diterima penulis bersumber dari bidang kredit.
b. Aset
Aset yang dimiliki oleh calon nasabah perlu dianalisis dari faktor agunan
atau jaminan. Dalam hal ini perlu ditingkatkan kembali bagi petugas bagian
kredit untuk melakukan survei atau analisa jaminan secara teliti dan
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 52
1) Apabila nasabah tidak ada itikad baik melalui gugatan hukum, yaitu
gugatan sederhana melalui peradilan sekitar BPR.
Yaitu dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1) Penjadwalan kembali (Rescheduling)
Merupakan mengubah jadwal pembayaran kepada debitur
seperti diberikan kesempatan pembayaran dengan jangka waktu
baik penuh atau tidaknya angsuran kreditnya. Bertujuan debitur
mengatur pembayaran kepada pihak lain dan memastikan
pembayaran secara cepat.
2) Mensyaratkan kembali (Reconditioning)
Merupakan mengubah semua syarat atau setengah syarat kredit
agar tidak terbatas selagi tidak menyangkut perubahan maksimum
saldo kredit. Yang bertujuan untuk menyesuaikan kemampuan
debitur dalam membayar dan meminimalisir kredit macet.
3) Menata Kembali (Restructuring)
Merupakan mengubah syarat kredit bersangkutan dengan
tambahnya dana, hutang bunga menjadi pokok kredit baru. Yang
bertujuan memperbaiki koletabilitas dan meminimalkan
penyelamatan kredit
Jika tidak segera diatasi atau kurangnya pemantauan akan
mengakibatkan nasabah masuk ke dalam kategori kredit macet yang
akan merugikan dan mengganggu profitabilitas bank. Karena kredit
macet akan dibentuk PPAP yang mana hal tersebut akan menggerus
laba perusahaan sehingga perolehan nantinya tidak maksimal.
2. Mekanisme atau prosedur pengelolaan kredit pada PT. BPR BKK Muntilan
(Perseroda)
Pengelolaan kredit yang dilakukan oleh PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
yaitu:
A. Pengajuan kredit mensyaratkan dokumen lengkap.
Calon nasabah yang ingin menggunakan fasilitas kredit yang ditawarkan
perlu mengajukan permohonan dan memperhatikan syarat dokumen secara
lengkap agar segera diproses.
B. Pemberian kredit dengan dasar analisa, seperti, watak, kemampuan, modal,
agunan, prospek usaha, perputaran keuangan.
Pemberian kredit didasari oleh hasil analisa kredit seperti kredit yang
layak disesuaikan kebijakan dalam mekanisme pemberian kredit, bukan
melintas ketentuan limit kredit serta ketentuan pemerintah yang diimbangi
keamanan kredit serta kewenangan menghentikan kredit (Savitri, 2014).
Penjelasan penilaian sesuai 5C yaitu:
a. Character
Merupakan inti memberikan kepercayaan yaitu yakin dari
pemberi fasilitas kredit bahwasannya peminjam memiliki moral,
watak atau kepribadian yang positif kooperatif dan
bertanggungjawab penuh sebagai masyarakat dalam melakukan
kegiatan usahanya.
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 54
b. Capacity
Menilai kepada calon nasabah tentang kapasitas untuk
memenuhi kewajibannya dalam usaha yang diberikan fasilitas kredit
untuk melanjutkan usahanya.
c. Capital
Merupakan modal yang dimiliki oleh nasabah.
d. Collateral
Merupakan barang berharga yang dijadikan sebagai jaminan
untuk melakukan kredit yang ditawarkan bank.
e. Condition of Economy
Merupakan kondisi ekonomi dianalisis untuk memperkirakan
masa yang akan datang yang memiliki kemungkinan mempengaruhi
usaha nasabah yang mengganggu kewajibannya ke bank.
Pemberian kredit di PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
memperhatikan metode 5C di atas untuk menganalisa secara matang
calon nasabah sehingga tercapainya analisa untuk memutuskan
nasabah tersebut layak atau tidak layak dalam pemberian fasilitas
kredit.
C. Adanya cek audit baik dari internal maupun eksternal.
Baik eksternal yaitu melakukan survei secara langsung yang dilakukan
oleh pihak bank kepada nasabahnya dan adanya pengecekan dari OJK untuk
melihat kondisi bagaimana kinerja bank dalam mengelola aset modal dan
lainnya agar tercapainya tujuan bank.
D. Penanganan kredit bermasalah menggunakan jalur non litigasi dan litigasi
sehingga apabila diterapkan secara baik dan maksimal dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian serta analisa baik maka akan positif
bagi profitabilitas bank. Tercapainya tujuan bank dalam memperoleh laba
secara maksimal dan sesuai harapan dalam pengelolaan kredit.
Tabel 3. Analisa rasio dan NPL PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
Tahun NPL ROA ROE NPM BO/PO
2017 8,87% 2,25% 16,95% 19,33% 72,27%
2018 2,32% 2,14% 18,00% 15,41% 79,14%
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 55
NPL akan dikatakan bagus jika berada di bawah 5% dan tidak bagus
apabila di atas 5%. Menggunakan data sebelum dan saat pandemi covid-19
sebagai pembanding, berdasarkan tabel NPL yang terjadi pada tahun 2017
sebesar 8,87% , pada tahun 2018 NPL sangat baik karena menurun sebesar
2,32%.
Tahun 2019 NPL mengalami penaikan yang sangat besar yaitu 10,43%
akibat dari banyaknya nasabah yang masuk dalam kredit macet, dalam hal ini
masih awal karena adanya pandemi covid-19 sehingga ROA yang diperoleh
mengalami penurunan sebesar 2,01% laba bersih dan total aktiva mengalami
penaikan namun tetap dikatakan sehat karena di atas 1,5%. Sedangkan untuk
ROE 2019 mengalami penaikan laba bersih sehingga presentasenya 20,70%,
untuk NPM 2019 mengalami penurunan sebesar 15,14% karena pendapatan
operasional meningkat. Dan BO/PO 2019 mengalami penurunan sebesar
77,79% karena beban operasional dan pendapatan operasional mengalami
penaikan.
Tahun 2020 NPL mengalami penurunan sebesar 6,28% belum dikatakan
sehat karena di atas 5%, serta ROA menurun yaitu 1,45% diakibatkan laba
bersih menurun dan total aktiva mengalami penaikan. Sedangkan ROE 2020
mengalami penaikan 43,91% diakibatkan karena adanya penambahan modal
Rp75.000.000 (ribuan), untuk NPM mengalami penurunan sebesar 11,81%
karena laba menurun namun pendapatan operasional naik sedikit. Dan BO/PO
mengalami penaikan 84,95% karena beban operasional dan pendapatan
operasional naik. Sehingga pandemi covid-19 mengakibatkan naiknya NPL dan
biaya yang harus dikleuarkan bank dalam mengatasi risiko kredit juga
meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian profitabilitas dengan rasio ROA (Return On
Asset) dikatakan sangat sehat apabila berada di atas 1,5% dalam tabel di atas
terlihat bahwa ROA tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 yang diperoleh
mengalami penurunan setiap tahun disebabkan laba bersih mengalami
fluktuasi dan total aktiva semakin meningkat. ROA pada tahun 2017 sebesar
2,25% mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 0,11% menjadi 2,14%.
Tahun 2019 ROA menurun 0,13% berada 2,01% dan tahun 2020 mengalami
penurunan 0,56% berada 1,45% ini masih dikatakan baik karena berada di
peringkat kedua menurut SE BI No: 6/23/DPNP/2004.
Berdasarkan hasil penelitian profitabilitas dengan rasio ROE sehat
apabila lebih dari 12,5% dalam tabel terlihat ROE tahun 2017 sampai dengan
2020 mengalami penaikan setiap tahun disebabkan laba bersih fluktuatif dan
modal sendiri meningkat. Sehingga ROE tahun 2017 sebesar 16,95% penaikan
tahun 2018 sebesar 1,05% menjadi 18,00%. Pada tahun 2019 mengalami
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 56
penaikan sebesar 2,7% menjadi 20,70% dan mengalami penaikan pada tahun
2020 sebesar 23,21% menjadi 43,91%.
Berdasarkan hasil penelitian profitabilitas dengan rasio NPM (Net Profit
Margin) dikatakan sehat apabila berada di atas lebih dari 81% dalam tabel di
atas terlihat bahwa NPM tahun 2017 sampai dengan 2020 mengalami fluktuasi
disebabkan oleh laba bersih dan meningkatnya pendapatan operasional. NPM
tahun 2017 yaitu 19,33% penaikan tahun 2018 sekitar 0,39% berada 19,72%.
Menurun tahun 2019 NPM sebesar 4,31% menjadi 15,41% dan menurun pada
tahun 2020 sebesar 0,27% menjadi 15,14%.
Berdasarkan penelitian profitabilitas dengan rasio BO/PO (Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional) dikatakan sangat sehat apabila berada
kurang dari 94%. Dalam tabel di atas terlihat bahwa BO/PO tahun 2017 sampai
dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi disebabkan oleh beban operasional
dan pendapatan operasional meningkat. BO/PO tahun 2017 sekitar 72,27%
penaikan tahun 2018 sebesar 6,87% menjadi 79,14%. Tahun 2019 menurun
sebesar 1,35% menjadi 77,79% serta tahun 2020 menurun sebesar 7,16%
menjadi 84,95%.
Berdasar tabel NPL tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami
fluktuasi, ROA mengalami penurunan tahun 2017 sampai dengan tahun 2020,
untuk ROE mengalami penaikan tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 dengan
begitu perusahaan menambah modal sendiri, untuk NPM mengalami
penurunan tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, sedangkan BO/PO
mengalami penaikan tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.
Upaya PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) dalam pengelolaan kredit
macet melakukan penagihan secara langsung ke nasabah, memberikan solusi
bagi usaha nasabah dilihat dari sisi lain apakah usaha nasabah tersebut masih
bisa bertahan atau sebaliknya, sehingga adanya itikad baik dari nasabah untuk
membayar dari pendapatan lain untuk mengurangi risiko kredit. Apabila dalam
lalu lintas pembayaran kewajiban ada tunggakan yang dapat menghambat
aktivitas perkreditan, maka bank akan memberikan surat peringatan sebanyak
3 kali. Apabila dari surat peringatan tersebut tidak ada itikad baik dari nasabah,
maka bank akan membicarakan secara kekeluargaan. Dan apabila tidak ada titik
terang oleh nasabah maka bank secara terpaksa akan menarik jaminan yang
berupa kendaraan atau adanya pemasangan patok pada jaminan berupa lahan,
rumah dan sejenisnya. Sehingga sebelum sampai ke jalur hukum, nasabah
tersebut takut dan segera melunasinya. Menerapkan metode 5C lebih baik agar
memberikan hasil yang baik dan tidak merugikan di masa yang akan datang.
Menerapkan pengendalian internal sebagai bentuk pencegahan terjadinya
kredit macet
Upaya meningkatkan profitabilitas akibat kredit macet selama pandemi
covid-19 pada PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) diantaranya:
a. Melakukan prospek ekspansi kredit.
b. Adanya pendapatan bunga kredit yang disalurkan terhadap masyarakat.
c. Menambah dana pihak ketiga.
d. Menambah nasabah untuk menggunakan produk kredit yang tersedia.
e. Menyesuaikan nasabah macet
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 57
Yaitu apabila nasabah kredit macet dapat membayar penuh maka masuk
ke pendapatan bank.
f. Melakukan penagihan yang sudah hapus buku, karena dari dana
tersebut 100% masuk ke laba bank.
g. Mencari kredit yang berkualitas termasuk dalam upaya meningkatkan
profitabilitas yang dilakukan oleh bank.
Kesimpulan
Berdasar hasil dan pembahasan di atas maka:
1. Pengelolaan kredit macet pada profitabilitas yang diterapkan PT. BPR BKK
Muntilan (Perseroda) apabila nasabah kredit macet tidak ada itikad baik untuk
membayar kewajibannya, maka PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda) melakukan
penarikan agunan atau jaminan sesuai dengan perjanjian kredit. Adanya
kendala pengelolaan kredit macet dari masalah usaha debitur, karakter debitur,
masalah pribadi debitur. Sehingga PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
melaksanakan pengendalian internal sebagai pencegahan untuk mengatasi
terjadinya kredit macet di lain waktu melalui analisa kredit dan aset. Untuk
mengatasi kredit macet melalui jalur non litigasi dilakukan dengan cara
konsultasi, negosiasi, konsiliasi. Dan jalur litigasi dilakukan seperti melakukan
menjadwalan kembali (Rescheduling), melakukan persyaratan kembali
(Reconditioning), melakukan penataan kembali (Restructuring). Dalam kegiatan
tersebut jika dilakukan dengan maksimal maka profitabilitas bank terjaga
dengan baik dan mampu mencapai tujuan bank.
2. Mekanisme pengelolaan kredit yang diterapkan PT. BPR BKK Muntilan
(Perseroda) sesuai ketentuan yang berlaku mulai dari mensyaratkan dokumen
lengkap, analisa kredit, cek audit internal maupun eksternal, penanganan kredit
macet secara maksimal akan memiliki positif bagi profitabilitas bank.
3. Pengelolaan kredit dilihat dari segi NPL di PT. BPR BKK Muntilan (Perseroda)
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018 NPL bagus karena berada di bawah 5%
serta mengalami penaikan yang tinggi pada tahun 2019 sebesar 10,43% akibat
dari pandemi covid-19. Kemudian pada rasio profitabilitas yang dihitung dari
tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 menggunakan rasio ROA, ROE, NPM,
BO/PO mengalami fluktuasi. Adanya penambahan modal sendiri dari
perusahaan untuk mengatasi dampak dari pandemi covid-19. Upaya bank
dalam mengatasi kendala pengelolaan kredit sudah baik dapat dilihat dari
pencegahan yang dilakukan bank untuk meminimalisir terjadinya kredit macet
serta upaya bank untuk meningkatkan profitabilitas saat pandemi covid-19
sudah berjalan dengan baik walaupun pandemi covid-19 ini terbatas untuk
berkumpul namun tetap ada usaha untuk terus memberikan fasilitas kredit,
penabung dan deposito dengan menggunakan sistem jemput bola.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang sudah dilakukan pada dasarnya memiliki keterbatasan dan
kelemahan sehingga memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pengelolaan kredit macet ini difokuskan untuk
mengetahui bagaimana kinerja bank untuk memperoleh profitabilitas saja. Sehingga
belum memfokuskan secara rinci pada penanganan kredit bermasalah dan faktor-
faktornya dan belum menganalisa pada likuiditas bank.
Referensi
[1] Amin, R., Rafsanjani, H., & Mujib, A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Non-Performing Financing: Studi Kasus Pada Bank dan BPR Syariah di
Indonesia. Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2
(2).
[3] Bilgies, A. F. (2019). Analisis Sistem Pengendalian Kredit Yang Efektif Guna
Meningkatkan Profitabilitas (Studi Pada Pt. Bpr. Bina Nusa Cabang Gresik). Jurnal
Ekonomi Universitas Kadiri, 4(2).
[4] Desrahayu, A. (2019). Analisis Pengelolaan Kredit Pada Pt. Bank Perkreditan
Rakyat Ganto Nagari 1954 Lubuk Alung.
[5] Hakim, L., & Oktaria, T. (2018). Prinsip kehati-hatian pada lembaga perbankan
dalam pemberian kredit. Keadilan Progresif, 9(2).
https://akuntansi.pnp.ac.id/jam
e-ISSN 2657-1080, p-ISSN 1858-3687 59
[9] Lestari, A. D. (2014). Analisis Efektivitas Pengelolaan Piutang Pada PT. Pasti Djadi
Di Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Katolik Darma Cendika Fakultas
Ekonomi).