Sigit Kristiyanto - E2M - Case Kopi Cowas & Kenangan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TUGAS SEMESTER GASAL 2024/2025

Mata kuliah : MANAJEMEN STRATEJIK


Program studi : S2 Magister Manajemen
Kelas : E2M
Hari/tanggal : Jum’at / 16 Agustus 2024
Pukul : 19.00 WIB
Sifat : Open Book, Take Home
Nama : Sigit Kristiyanto
NIM : 242231044
__________________________________________________________________________________

Kopi Cowas

Berikut analisis kasus “Kopi Cowas” berdasarkan artikel "What is Strategy?" dari Harvard
Business Review oleh Michael Porter dan referensi dari Hambrick dan Fredrickson (2005)
dalam konteks strategi bisnis tentang bagaimana strategi yang baik dapat membedakan suatu
perusahaan dari pesaingnya.

1. Unique Positioning

• Kopi Cowas: Warung kopi ini memilih untuk berada di gang-gang kecil di kampung-
kampung Surabaya, yang berbeda dari cafe di mall besar. Dengan positioning ini, mereka
melayani segmen pasar yang berbeda—lebih lokal dan terjangkau, serta menciptakan
pengalaman yang lebih intim dan sederhana. Ini mirip dengan apa yang Porter sebut
sebagai variety-based positioning, di mana fokus pada satu segmen pasar dapat
menciptakan nilai yang unik.
• Cafe Anak Muda di Mall: Sebaliknya, cafe-cafe seperti Bukanagara Coffee
menggunakan lokasi mall premium untuk menarik konsumen dengan daya beli tinggi,
serta memanfaatkan tren gaya hidup yang mengutamakan kenyamanan dan status sosial.

2. Trade-offs

• Kopi Cowas: Dengan modal yang relatif kecil, Kopi Cowas memilih untuk fokus pada
volume dan aksesibilitas, dengan potensi margin keuntungan yang lebih rendah per
transaksi namun mengkompensasi dengan jumlah pelanggan yang lebih besar. Trade-off
di sini adalah mereka mungkin tidak bisa menawarkan berbagai macam kopi spesial
dengan harga tinggi seperti yang dilakukan cafe premium.
• Cafe Premium: Mereka melakukan trade-off dengan investasi besar dalam mesin dan
lokasi, namun ini memungkinkan mereka untuk menargetkan segmen pasar yang
berbeda, yang bersedia membayar lebih untuk kualitas dan pengalaman. Mereka
mengorbankan volume besar untuk margin keuntungan yang lebih tinggi per transaksi.

SIGIT KRISTIYANO - 242231044 1


3. Fit

• Kopi Cowas: Seluruh elemen dari bisnis mereka—lokasi, harga, produk yang
sederhana—saling melengkapi dan menciptakan sistem yang kohesif. Ini memungkinkan
mereka untuk menjaga biaya rendah dan tetap relevan dengan target pasar.
• Cafe Premium: Elemen seperti lokasi strategis, branding mewah, dan teknologi canggih
untuk pemesanan online saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman premium
yang diharapkan oleh pelanggan mereka.

4. Creating Value

• Kopi Cowas menciptakan nilai dengan memberikan akses mudah dan murah kepada
kopi bagi masyarakat lokal yang mungkin tidak terjangkau oleh cafe-cafe premium.
Mereka juga membangun loyalitas dengan konsep "teman lama".
• Cafe Premium menciptakan nilai dengan menawarkan lebih dari sekadar kopi—mereka
menjual pengalaman, status sosial, dan kenyamanan, yang penting bagi konsumen
perkotaan dengan gaya hidup cepat.

5. Sustainability

• Kopi Cowas mungkin memiliki strategi yang lebih mudah dipertahankan dalam jangka
panjang karena mereka melayani pasar yang relatif stabil dan tidak memerlukan investasi
besar untuk tetap kompetitif.
• Cafe Premium menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mempertahankan posisi
mereka karena harus terus berinovasi dan menjaga citra premium mereka, yang
memerlukan biaya tinggi dan pengelolaan yang lebih kompleks.

Dalam kerangka Hambrick dan Fredrickson (2005), strategi ini bisa dilihat sebagai serangkaian
pilihan yang saling berkaitan—arenas, vehicles, differentiators, staging, dan economic logic.
Kedua model bisnis ini, baik Kopi Cowas maupun cafe premium, menunjukkan bagaimana
pemilihan strategi yang berbeda bisa menghasilkan kesuksesan yang signifikan, meskipun
dengan pendekatan yang sangat berbeda.

SIGIT KRISTIYANO - 242231044 2


Nendang Kenangan (Kopi Kenangan)

Menganalisis kasus Kopi Kenangan berdasarkan konsep strategi kompetitif dari Michael E.
Porter ("Introduction to Competition and Strategy," 1996) memberikan wawasan tentang
bagaimana perusahaan ini bersaing dan menerapkan strategi untuk mencapai tujuannya.

Poin Utama dari Konsep Strategi Kompetitif Porter:

1. Keunggulan Kompetitif:

Konsep keunggulan kompetitif Porter berkaitan dengan menciptakan dan mempertahankan


kinerja yang lebih unggul dibandingkan pesaing. Kopi Kenangan berhasil membangun
keunggulan kompetitifnya dengan menawarkan kopi berkualitas tinggi dengan harga
terjangkau. Dengan menempatkan diri di antara kafe mahal dan warung kopi murah, Kopi
Kenangan berhasil menangkap segmen pasar yang menginginkan kualitas tanpa harus
membayar mahal.

2. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership):

Strategi penetapan harga Kopi Kenangan mencerminkan bentuk kepemimpinan biaya, di


mana perusahaan menawarkan produk dengan harga lebih rendah sambil tetap
mempertahankan kualitas yang memadai. Hal ini dicapai melalui operasi yang efisien,
penggunaan ruang yang efektif, dan fokus pada elemen penting yang paling dihargai oleh
pelanggan—seperti kualitas kopi dan bahan yang digunakan. Dengan menjaga biaya
overhead tetap rendah dan menstandarisasi operasi, Kopi Kenangan mampu
mempertahankan harga yang rendah tanpa mengorbankan kualitas.

3. Diferensiasi:

Diferensiasi adalah konsep kunci dari Porter, di mana perusahaan berusaha menjadi unik
dalam industrinya berdasarkan dimensi yang dihargai oleh pelanggan. Kopi Kenangan
membedakan dirinya melalui identitas merek dan penawaran produk. Penggunaan elemen
budaya lokal, seperti nama "Kopi Mantan" yang beresonansi dengan pengalaman pribadi,
serta fokus pada bahan berkualitas tinggi seperti susu Greenfields, membedakannya dari
pesaing. Diferensiasi ini membantu Kopi Kenangan menarik dan mempertahankan basis
pelanggan yang loyal.

4. Strategi Fokus:

Strategi fokus Porter melibatkan penargetan segmen pasar tertentu. Kopi Kenangan
menggunakan strategi diferensiasi yang terfokus dengan melayani peminum kopi harian
yang menginginkan kualitas dengan harga terjangkau. Dengan menargetkan segmen khusus
ini, Kopi Kenangan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang mungkin tidak mampu
membeli kopi premium setiap hari tetapi tetap menginginkan alternatif yang lebih baik
daripada opsi yang murah dan berkualitas rendah.

5. Struktur Industri dan Kekuatan-Kekuatan Kompetitif:

Kerangka Five Forces dari Porter penting untuk memahami bagaimana kekuatan kompetitif
membentuk strategi. Dalam konteks Kopi Kenangan:

SIGIT KRISTIYANO - 242231044 3


§ Ancaman Pendatang Baru: Dengan berkembang pesat dan membangun merek yang
kuat, Kopi Kenangan meningkatkan hambatan masuk bagi pesaing baru. Rantai pasokan
yang mapan dan loyalitas pelanggan juga membuat pesaing baru sulit bersaing.
§ Daya Tawar Pemasok: Kopi Kenangan kemungkinan mengelola hubungan dengan
pemasok secara strategis untuk memastikan konsistensi kualitas sambil menjaga biaya
tetap terkendali, dengan memanfaatkan skala operasinya untuk mendapatkan
kesepakatan yang lebih baik.
§ Daya Tawar Pembeli: Dengan menawarkan proposisi nilai yang unik—kopi berkualitas
tinggi dengan harga yang wajar—Kopi Kenangan mengurangi daya tawar pelanggan,
karena sedikit alternatif yang menawarkan nilai yang sama.
§ Ancaman Produk Pengganti: Ancaman dari produk pengganti dikelola dengan
menciptakan merek yang kuat dan memastikan diferensiasi produk, sehingga pelanggan
sulit menemukan alternatif yang setara.
§ Persaingan Antar Pesaing yang Ada: Di pasar kopi yang padat, Kopi Kenangan
bersaing dengan mengukir ceruk pasar dan fokus pada ekspansi cepat untuk mengungguli
pesaing.
6. Mempertahankan Keunggulan Kompetitif:

Porter menekankan pentingnya mempertahankan keunggulan kompetitif seiring waktu.


Kopi Kenangan melakukan ini dengan terus memperluas jaringan, berinovasi dengan
penawaran produk baru, dan menjaga kontrol kualitas yang ketat. Keputusan perusahaan
untuk tidak melakukan waralaba tetapi mempertahankan kepemilikan penuh atas semua
gerai memastikan konsistensi dan kontrol, yang penting untuk mempertahankan keunggulan
kompetitifnya.

Strategi Kopi Kenangan dapat dipahami melalui kerangka Porter sebagai perpaduan antara
kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus. Dengan menawarkan kopi berkualitas tinggi
dengan harga terjangkau dan menjaga efisiensi operasional, perusahaan ini telah menempatkan
dirinya dengan kuat dalam lanskap kompetitif. Penggunaan strategis merek, diferensiasi
produk, dan ekspansi cepat semakin memperkuat posisinya di pasar, memungkinkan Kopi
Kenangan untuk bersaing secara efektif melawan alternatif premium maupun berbiaya rendah.
Konsep Porter mengilustrasikan bagaimana strategi Kopi Kenangan dirancang tidak hanya
untuk bersaing tetapi juga untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya seiring waktu.

SIGIT KRISTIYANO - 242231044 4

You might also like