Supply Chain Management PII 2024

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 79

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Ir. Asep Saefulbachri Ramli ,MBA., MM,IPU


Redefinisi dan Evolusi Sistem
Manajemen Logistik
THE EVOLUTION OF LOGISTICS
SCOPE & INFLUENCE

GLOBAL
LOGISTICS
SUPPLY
CHAIN
LOGISTICS
CORPORATE
LOGISTICS
FACILITY
LOGISTICS
WORKPLACE
LOGISTICS

1950 s 1960 s 1970 s 1980 s 1990 s


WORKPLACE LOGISTICS

Adalah aliran material di sebuah stasiun


kerja. Objektif workplace logistics adalah
mengatur aliran benda kerja sehingga siap
untuk diproses.
FACILITY LOGISTICS

Aliran material di antara stasiun kerja yang


ada dalam sebuah fasilitas industri.
Fasilitas dapat berbentuk pabrik,gudang
atau distribution centre. Sekarang dikenal
sebagai material handling
CORPORATE LOGISTICS
Adalah aliran material dan informasi di
antara fasilitas dan proses di dalam
perusahaan(inter-workstation, inter-facility
and intra-corporate). Untuk industri
manufaktur, aktivitas logistik terjadi di antara
pabrik dan gudang. Saat ini dikenal dengan
istilah physical distribution.
SUPPLY CHAIN LOGISTICS
Aliran material, informasi dan uang di antara
korporasi (interworkstation, interfacility,
intercorporate dan interchain)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MANAGEMENT OF ACTIVITIES THAT PROCURE RAW


MATERIALS, TRANSFORM THOSE MATERIALS INTO
INTERMEDIATE GOODS AND FINAL PRODUCTS, AND
DELIVER THE PRODUCTS THROUGH
A DISTRIBUTION SYSTEM
Market research data Customer
Supplier scheduling information
engineering and design data
order flow and cash flow

Ideas and Design to


Supplier statisty the end customer
Inventory Material flow Customer
Credit Flow

Manufacturer
Supplier Inventory
Inventory
Distributor Customer
Inventory

The supply chain includes all the interactions between suppliers,


manufacturers, distributors, and customers. the chain includes
transportation,scheduling information, cash and credit transfers, as well
as ideas, designs, and material transfers.
SUPPLY CHAIN

Adalah jaringan fasilitas (gudang,


pabrik,terminal dll) , alat angkut dan Logistics
Information System (LIS) yang dihubungkan
di antara suppliers of suppliers sampai ke
customers of customers. Logistik sendiri
adalah apa yang terjadi di supply chain.
GLOBAL LOGISTICS

Adalah aliran material , informasi dan uang


di antara negara. Global logistics
menghubungkan suppliers of suppliers dan
customers of customers internasional
NEXT-GENERATION
LOGISTICS

Model logistik yang dibangun berazaskan


optimasi dan komunikasi real time dan
kontinu di antara supply chain partners
AKTIVITAS LOGISTIK
Customer Response.
Inventory Planning and Management.
Supply.
Transportation.
Warehousing.
LOGISTICS

MEASURE & INFORMATION SYSTEM


GOALS REUIREMENT

PROCESS ORGANIZATION
DESIGNS DEVELOPMENT

CUSTOMER INVENTORY PLANNING


SUPPLY TRANSPORTATION DC OPERATION
RESPONSE & MANAGEMENT

Customer Service Policy Forecasting Supplier Service Policy Network Design Receiving

Customer Satisfaction Order Quantity Engineering Sourcing Shipment Management Put away

Order Entry Fill Rate Planning Supplier Integration Fleet Container Management Storage

Order Processing Control Policy Purchase Order Processing Carter Management Order Picking

Invoicing & Collection Deployment Buying & Payment Freight Management Shipping

LOGISTICS FRAMEWORK OF ACTIVITIES


CUSTOMER RESPONSE

Pengembangan dan pemeliharaan


customer service policy.
Memonitor tingkat kepuasan pelanggan.
Order Entry.
Order Processing.
Invoicing and Collections.
INVENTORY PLANNING AND
MANAGEMENT
Forecasting.
Rekayasa ukuran pesanan.
Optimasi service level.
Replenishment Planning.
Inventory Deployment
SUPPLY

Developing and Maintaining Supplier


Service Policy.
Sourcing.
Supplier Integration.
Purchase Order Processing.
Buying and Payment.
TRANSPORTATION

• Network design and optimization.


• Shipment Management.
• Fleet and Container Management.
• Carrier Management.
• Freight Management.
WAREHOUSING

• Receiving.
• Put Away.
• Storage.
• Order Picking.
• Shipping
MANAJEMEN PERSEDIAAN
MODEL DASAR
TEKNIK OPTIMASI PERSEDIAAN

(INVENTORY CONTROL)
INVENTORY COST
INVENTORY COST
• ORDER COST.
• CARRYING COST.
• STOCK OUT COST
INVENTORY CARRYING COST
 CAPITAL COST.
 INVENTORY SERVICE COST.
 STORAGE SPACE COST.
 INVENTORY RISK COST.
INVENTORY CARRYING COST
Capital
Cost Inventory investment
Normative Model of Inventory
Insurance Carrying Cost Methodology
Inventory
Service
Costs Taxes
Inventory
carrying Plant warehouses
costs
Storage Public warehouses
space
costs Rented warehouses

Company - owned warehouses

Obsolescence
Damage
Inventory
risk costs
Shrinkage
Relocation costs
DASAR-DASAR PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

Persediaan : bahan atau barang yang di


simpan untuk penggunaan lebih lanjut,
baik untuk di jual maupun sebagai
masukan dari proses produksi.
PERSEDIAAN PENTING, KARENA
:
• Nilainya tinggi (20% - 60%) asset
perusahaan.
• Berpengaruh kepada Cash Flow serta
Return on Investment.
• Berpengaruh kepada ongkos operasi dan
tingkat keuntungan yang diraih.
ITEM INVENTORY MANAGEMENT

Hal-hal yang perlu diputuskan :


–Item persediaan yang penting
–Bagaimana pengendalian per item
–Ukuran order (order quantity)
–Waktu pemesanan
FUNGSI INVENTORY
• Menyelaraskan antara penyediaan dan
kebutuhan
• Menyelaraskan kebutuhan konsumen
dengan barang jadi
• Menyelaraskan barang jadi dengan
komponen pembentuknya
• Menyelaraskan kebutuhan operasi dengan
output dari operasi sebelumnya
• Menyelaraskan komponen dan bahan baku
dengan supplier material
Tujuan Manajemen Persediaan
(Inventory Management)

• Maximum, customer service


• Low cost plant operation
• Minimum Inventory Investment
PENENTUAN
ECONOMIC ORDER QUANTITY,
RE ORDER POINT &
SAFETY STOCK
Perhitungan : Economic Order Quantity ;
Reorder Point dan Safety untuk
“ Independent - material “

Fixed Order Quantity Inventory System


(System-Q).
Diketahui :
• Kebutuhan Material pertahun =3.000 unit (D)
• Order Cost = $500 Perkali pesan (O)
• Harga Material = $ 30 per unit (M)
• Storage Cost/Carrying Cost / Holding cost =
$ 3 /unit.tahun (C)
• 1 tahun terdiri dari 300 hari kerja
• Lead time 10 hari
• Rata-rata kecepatan pemakaian
material adalah 10 unit perhari
dengan simpangan baku
(standard deviation)= 1,2 unit
• Service level : Diinginkan
kemungkinan terjadinya “ Stock -
Out” adalah 0,05 atau 5 %
Ditanya :

a. Economic Order Quantity


b. Reorder Point
c. Safety Stock
d. Total Inventory Cost Pertahun
 500 x 3000 
Q * = 3000 → T * =  + 3000 x 30  +
3 x 3000
 3000  2
= 500 + 90,000 + 4,500 = 95,000
Q * = 1500 → T * = 1,000 + 90,000 + 2,250 = 93,250
Q * = 1000 → T * = 1,500 + 90,000 + 1,500 = 93,000
Q * = 750 → T * = 2,000 + 90,000 + 1,125 = 93,125
Q * = 1000 → Economic Order Quantity
$
Total Cost (T*)
Carrying Cost

Order Cost

EOQ Q*
Jawab :
a. EOQ = 2.O.D = 2x500x3000 =1000
C 3
b. Kebutuhan material pertahun = 3000 unit
jumlah hari kerja pertahun = 300 hari
jadi kebutuhan material rata-rata perhari
= 3000 =10 unit/hari
300
Lead Time = 10 hari
Reorder Point = kebutuhan selama lead time
= 10 x 10 unit = 100 unit
c. Safety Stock = Z.SX t
Z = Nilai koefisien distribusi normal untuk
sevice level tertentu. Bila diinginkan
Probabilitas Stock Out = 0,05
(Probabilitas dapat terpenuhi kebutuhan
material sebesar 0,95 ) maka Z= 1,65
Sx = Deviasi standard pemakian material
perhari =1,2 unit
t = Lead time ( dalam hari ) = 10 hari
SS= 1,65x1,2 x 10 =6,26 unit
d. Total Inventory Cost pertahun

= OD x MD + CQ* + (SS). C
Q* 2
= 500 x 3000 + (3000 x 30) + (3 x 1000)+(6,26x3)
1000 2
TC= 1500 + 90000+1500 + 18,78 = 93018,78
Fixed Order Period inventory system ( system P)

• Untuk soal yang sama dengan system Q, bila “


Rate “ pemakaian material konstan, maka system
P dan Q menunjukkan karakteristik yang sama,
kecuali dalam penentuan safety stock nya.
• Dalam hal pemakaian material tidak sepenuhnya
konstant, maka Order Quantity (Order size)
bergantug kepada persediaan di gudang (
inventory on hand ) pada saat perioda pemesanan
tiba.
misalnya: Pada Suatu perioda pemesanan
inventory on hand = 150 unit ( termasuk SS)
• Safety stock = Z.S x t + r
• Dimana t+r = waktu siklus = waktu rata-rata dari
suatu pemesanan ke pemesanannya berikutnya
dalam contoh t+r = EOQ
kecepatan pemakaian perhari
= 1000 = 100 hari
10
Dengan Faktor keamanan 0,95 maka diperoleh :
SS= 1,65 x 1,2 x 100 = 19,8 unit  20 unit
• Order size = EOQ + SS - Inventroy on Hand +
Pemakaian selama lead time
= 1000 + 20 - 150 + 100 = 970 unit
MANAJEMEN PRODUKSI TERPADU
DPR STOCK HOLDER BANK

SUPPLIER PERUSAHAAN KONSUMEN

PEMERINTAH KOMPETITOR PERS


INTRODUKSI

• LINGKUNGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SAAT INI


• LOGISTIK SISTEM MANUFAKTUR
• MASALAH YANG DIHADAPI UNTUK MENJADI WORLD-
CLASS MANUFACTURING
• FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
• HUBUNGAN INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN INDUSTRI
JASA
LINGKUNGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
MASA KINI
• USAHA MANUFAKTUR SANGAT PENTING DAN
MENDAPATKAN PERHATIAN BESAR DARI MANAJEMEN
PUNCAK PERUSAHAAN.
• SEMAKIN PENTINGNYA MASALAH KUALITAS
• MANUSIA SEMAKIN TERASA MERUPAKAN ASET TERBESAR
PERUSAHAAN
• SEMAKIN PENTINGNYA PENGENDALIAN BIAYA
• FOKUS DAN SPESIALISASI
• MEKANISASI DAN OTOMASI
• SEMAKIN LUAS DIGUNAKANNYA PERANGKAT KOMPUTER
DAN KOMUNIKASI DATA.
• SEMAKIN BANYAK DIGUNAKANNYA SIMULASI DAN MODEL
MATEMATIKA
TUNTUTAN LINGKUNGAN
• ARUS MENCIPTAKAN SISTEM MANUFAKTUR YANG
MAMPU MEMBUAT PRODUK DENGAN KUALITAS TINGGI
DENGAN BIAYA YANG LEBIH RENDAH DARI PARA
KOMPETITOR
• PENGGUNAAN TEKNOLOGI MUTAKHIR AGAR BISA
– MENGURANGI BIAYA PERSONIL
– MENGURANGI SKRAP DAN BIAYA MATERIAL
– MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK
– MERESPON KEBUTUHAN PELANGGAN LEBIH CEPAT.
• KONDISI EKONOMI DAN KEUANGAN INTERNASIONAL
• PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DASAR MANUFAKTUR
• APA YANG DIBUAT
• APA YANG DIPERLUKAN
UNTUK MEMBUATNYA
• APA YANG TELAH
DIPEROLEH
• APA YANG HARUS KITA
PEROLEH
MANUFACTURING
RESOURCE PLANNING
MRP II
MANUFACTURING RESOURCE
PLANNING
(MRP II)

MEMBAHAS TENTANG PROSES PERENCANAAN


SUMBER DAYA PABRIK SECARA TERINTEGRASI
MANUFACTURING
ADALAH UPAYA UNTUK
MENTRANSFORMASIKAN
INPUT MENJADI OUTPUT
UNTUK KENYAMANAN
MASYARAKAT
Business Planning

MRP II SYSTEM
Marketing Planning

Demand Management
Forecasting
Production Planning Resource Planning
Dist. Req. Planning
Order

Master Production Rough Cut


Schedule Capacity Planning
Bill of Material

Material Capacity
Requirement Requirement
Planning Planning
Inventory Status

Production Activity
Control Purchasing
Order Vendor selection
Release Order Placement
Scheduling v e n d o r
Dispatching scheduling order
Performance
Expediting follow -up
Measurement
Reporting
BUSINESS PLANNING

• Adalah pernyataaan tentang tujuan yang


akan dicapai (biasanya 5 tahun) dan strategi
untuk mencapainya
• Rencana jangka panjang
• Diperoleh dengan koordinasi dengan bagian
marketing, engineering, keuangan dan
produksi
DEMAND MANAGEMENT

Terdiri dari tiga aktivitas utama yaitu :


1. Peramalan demand
2. Distribusi kebutuhan
3. Order Managemen
– Order Consolidation
– Order Entry
– Order Promosing
– Order Servising
PRODUCTION PLANNING

PROSES PENENTUAN KECEPATAN PRODUKSI


UNTUK DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN DENGAN
SUMBER DAYA YANG DIMILIKINYA (AGGREGAT)
RESOURCE REQUIREMENT PLANNING

• Proses penentuan sumber daya yang


dibutuhkan (aggregat) untuk dapat
melaksanakan rencana produksi
• Jika kapasitas yang dibutuhkan tidak
tersedia:
– Menambah kapasitas atau
– Mengurangi rencana produksi
MASTER PRODUCTION SCHEDULE
Proses penentuan berapa banyak tiap jenis
produk harus dibuat setiap perioda

ROUGH CUT CAPACITY PLANNING


Proses menghitung jumlah kapasitas tiap
departemen /work station yang dibutuhkan
untuk dapat melaksanakan MPS
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Proses penentuan jumlah bahan yang diperlukan


untuk melaksanakan MPS dengan
memperhatikan BOM dan status persediaan
terakhir
CAPACITY REQUIREMENT PLANNING

 Proses penentuan kapasitas tiap mesin yang


dibutuhkan untuk memproses seluruh komponen
pendukung sehingga MPS dapat terlaksana
 Dari CRP ini dapat dibuat Loading tiap mesin
 Jika kapasitas tidak tersedia diatasi dengan
mengatur lembur, sub-kontrak atau Alternative
Routing
PRODUCTION ACTIVITY CONTROL

MERUPAKAN PELAKSANAAN DARI SELURUH


RENCANA YANG TELAH DIBUAT YANG DIIKUTI
DENGAN PENGENDALIAN
INPUT OUTPUT CONTROL
Adalah upaya untuk menjaga agar order dapat keluar
dan tiba di stasiun kerja berikutnya pada waktunya
sehingga tidak menimbulkan keterlambatan bagi
pekerajaan selanjutnya

Penyimpangan dapat diatasi dengan relokasi Operator,


Mesin, Overlapping operasi atau lembur
SISTEM MRP II
 ADALAH SEBUAH SOFTWARE
 BANYAK PILIHAN, HARGANYA MAHAL
 DIPUTUSKAN OLEH PIMPINAN
 HASILNYA BARU TAMPAK SETELAH LEBIH
DARI 6 BULAN OPERASI
IMPLEMENTASI MRP II

PHASE 1 :ORGANISING
PHASE 2 :PERSIAPAN
PHASE 3 :IMPLEMENTASI
PHASE 1 :ORGANISING

☺ STEERING COMITEE
☺ PROJECT MANAGER
☺ PROFESIONAL GUIDANCE
☺ FIRST CUT EDUCATION
PHASE 2 : PERSIAPAN

☺ KICK-OF MEETING
☺ OPERATION ANALYSIS
☺ SOFTWARE ANALYSIS
☺ DETAIL EDUCATION
PHASE 3 : IMPLENTASI

☺ PILOT RUN
☺ END USER TRAINING
☺ CONVERSION
☺ CUTOVER
PHASE 4 : ENHANCE

☺ MAINTENANCE SYSTEM
☺ INSTALL REFINEMENT
☺ RESPONSE TO CHANGE
☺ TOTAL RE-EVALUATION
MRP II PROJECT :
COMMON PROBLEM

☺ RESISTANCE TO CHANGE
☺ PROTECTION OF TURF
☺ SYSTEM MODIFICATION
MRP II PROJECT :
KEY TO SUCCES

☺ TOP MANAGEMENT SUPPORT


☺ SIMPLE
☺ ACCOUNTABLE
☺ EDUCATION & TRAINING
☺ PEOPLE
SPESIFIC PERFORMANCE MEASURE

 RESPONSE TO CUSTOMER
 MPS EXECUTION
 MATERIAL PLANNING
 CAPACITY PLANNING
 INVENTORY CONTROL
 PRODUCTIVITY
 OPERATING COST
 DATA ACCURACY
SMITH - JOHN ELECTRONICS
CORPORATION

• Mr. George Brown dipromosikan bulan


Januari sebagai Senior Procurement
Specialist, sebuah posisi procurement staff di
Smith-Jones Electronics Corporation, sebuah
perusahaan yang termasuk 100 besar di
northeastern Amerika Serikat. Setelah
beberapa bulan memegang jabatan ini, ia
mendapat kesulitan untuk melakukan
tugasnya dan ia sangsi dengan apa yang
harus dilakukannya.
• Latar Belakang Perusahaan
The Smith-Jones Corporation adalah
perusahaan manufaktur elektronik berusia
empat puluh tahun dengan pasar primernya :
defense electronics, commercial aviation dan
customer appliances. Perusahaan ini memiliki
performansi keuangan yang baik dengan
memiliki banyak pabrik. Nilai penjualan $6
milyard dan perusahaan menikmati
pertumbuhan yang cepat. Perusahaan ini
adalah perusahaan multinasional dengan
jumlah karyawan sebesar 77000 di seluruh
dunia.
• Praktek Pengadaan Barang
Pengadaan barang di Smith-Jones sebagian
besar dilakukan dengan cara desentralisasi.
Pengadaan dengan niali besar, pelatihan,
kebijakan dan prosedur serta konsultasi
dilakukan secara terpusat di corporate
procurement department. Riset pengadaan
dilakukan oleh pihak ketiga terutama aktivitas
survey pemasok. Pabrik memiliki hubungan
dotted line responsibility dengan corporate
procurement manager.
• Mr. George Brown
Mr. George Brown adalah profesional
pengadaan yang memiliki pengalaman lebih
dari tiga puluh tahun. Sebelum bergabung
dengan Smith-Jones lebih dari 15 tahun lalu,
ia bekerja di dua perusahaan besar di industri
yang sama. Ketika pendahulunya pindah ke
perusahaan lain. Mr. Brown dipromosikan
dari Purchasing Manager di data system
group ke posisi saat ini sebagai senior
procurement specialist.
• Tantangan perbaikan operasi pengadaan
Tak lama setelah Mr. Brown memulai tugas
barunya sebagai senior procurement
specialist, ia menghadapi banyak kesulitan .
Berbekal pengalamannya mengevaluasi job
performance, ia mampu melakukan
identifikasi area mana yang memerlukan
perbaikan. Ia menyimpulkan bahwa masalah
itu terjadi karena ketiadaaan metode
pembelian yang efektif (lack of effective
procurement methods). Misalnya,
aktivitasnya produksi tidak didukung oleh
jadual pengadaan yang benar.
Personil produksi menilai bahwa pengadaan
barang sangat ditekankan pada aspek harga
dan pengadaan tidak memberikan kontribusi
profesional. Tidak adanya kriteria pengadaan
yang baik mengakibatkan pemenang tender
hanyalah mereka yang mampu menawarkan
harga termurah tanpa memperhatikan aspek
kualitas dan pengaruhnya terhadap biaya
perusahaan. Kejadian ini kemudian diikuti
oleh keterlambatan pengiriman barang
• Studi harga menunjukan bahwa harga beli
terlalu mahal. Umumnya buyer perusahaan
ini menawarkan tidak jauh dari harga yang
ditawarkan oleh pemasok. Karena kurangya
komunikasi diantara buyers dipabrik-pabriks
yang ada, posisi tawar menawar antara
perusahaan dengan pemasok menjadi lemah.
Ini juga disebabkan oleh pengadaan barang
yang dilakukan secara independen antara
satu pabrik dengan pabrik yang lain. Brown
juga melihat kurangya dilakukan pencarian
barang dari sumber interasional. Perusahaan
tidak memiliki rencana strategis pengadaan
barangya. Pengumpulan data pun tidak
efektif karena tidak dilakukan dengan
konsisten dan biasanya tidak sempurna.
• Aktivitas peramalan (forecasting) tidak dapat
dilakukan dengan baik karena tidak memiliki
data base. Data yang ada umumnya data
yang berasal dari permintaan kepada
potential supplier. Pasar tidak dimonitornya
oleh buyer. Ketiadaan data pasar, prediksi
kondisi pasar dimasa datang dan akurasi
prakiraan telah membuat buyer tidak dapat
berbuat banyak untuk manjamin penyediaan
barang dengan harga kompetitif Tidak ada
program untuk merangasang pemasok
meningkatkan performansinya.
• PE R TANYAAN
1. Identifikasi persoalan inti perusahaan ini
2. Untuk memecahkan masalah itu dari
mana Mr. Brown harus mulai.

You might also like