04 - Roby

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.

4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo
sebagai indikator standar pelayanan minimal puskesmas
Robby Candra Nurhayati*

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

Abstract

Background: Community health center prescription services are a supporting factor for quality health services. In
addition, public health center prescription services are the minimum standard for pharmaceutical services. The
achievement of definite results to improve the quality of life of patients with direct and responsible care to patients
related to pharmaceutical preparations is the meaning of pharmaceutical services. Indonesia itself has regulated
it in State Law Number 36 of 2009 concerning Health, which explains that pharmaceutical practice includes
coaching including quality control of pharmaceutical availability, protection, supply, storage and distribution of
drugs, means of delivering drugs based on doctor's prescriptions, drug explanations. service and not to be
missed. also the distribution of drugs, modern medicinal ingredients and traditional medicines must be carried out
by health workers who have the knowledge and skills under the regulations determined by law.
Purpose: To determine the average waiting time for outpatient prescription services at the pharmacy installation
of the Purbolinggo Community Health Center.
Method: Collecting data through observation with patient variables, patient days of treatment, length of
prescription, screening and diagnosis of prescriptions, labeling, drug packaging, drug delivery, and total length of
prescription service time in minutes.
Results: The average waiting time required to complete a prescription is 9.10 minutes and to complete a finished
drug prescription is 2.56 minutes.
Conclusion: The waiting time for prescription services has met the minimum service standards, namely 30
minutes of non-concoction recipes and 60 minutes of concoction recipes.

Keywords: Waiting Time; Outpatient Prescription Services; Community Health centers

Abstract

Pendahuluan: Pelayanan resep puskesmas merupakan faktor penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.
Selain itu pelayanan resep puskesmas menjadi standar minimal pelayanan Kefarmasian. Mencapai hasil pasti
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
terkait sediaan farmasi merupakan arti dari pelayanan Kefarmasian. Indonesia sendiri sudah mengaturnya pada
Undang-undang Negara Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan menjelaskan bahwa praktek kefarmasiaan
meliputi pembentukan termasuk pengawasan mutu kesediaan farmasi, proteksi, pemasokan, restensi dan
pengedaran obat, fasilitas pemberian obat berdasarkan resep dokter, pelayanan penjelasan obat dan tidak
ketinggalan pula pembentangan obat, bahan obat moderen dan obat tradisional harus dikerjakan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki keilmuan dan adikara sesuai dengan ketentuan peraturan yang di tentukan undang-
undang.
Tujuan: Untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas
Purbolinggo.
Metode: Pengumpulan data melalui observasi dengan variabel seorang pasien, hari pasien berobat, durasi
waktu pemberian resep, skrining dan diagnosa resep, pemberian etiket, pengemasan obat, penyerahan obat,
serta total aktu durasi pelayanan resep dalam itungan menit.
Hasil: Rata-rata waktu tunggu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep racikan adalah 9,10 menit dan
untuk menyelesaikan resep obat jadi adalah 2,56 menit.
Simpulan: Waktu tunggu pelayanan resep sudah memenuhi standar pelayanan minimal yaitu resep non racikan
30 menit dan resep racikan 60 menit.

Kata kunci : Waktu Tunggu; Pelayanan Resep Rawat Jalan; Puskesmas.

102
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar
pelayanan minimal puskesmas

PENDAHULUAN Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2026 tentang


Pelayanan resep puskesmas merupakan Standar Minimal Pelayanan Minimal Puskesmas,
sebagian kecil kegiatan yang menajdi faktor salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal
penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu (SPM) pelayanan kefarmasian di puskesmas
(Azwary, 2013; Ayuningtyas, 2012). Hal tersebut meliputi durasi waktu untuk menunggu dalam
dapat diperjelas dalam Keputusan Menteri pelayanan obat jadi dan durasi waktu untuk
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun menunggu dalam pelayanan obat campuran atau
2016, tentang Standar Minimal Pelayanan racikan maksimal 60 menit (Kementrian Kesehatan
Kefarmasian di Puskesmas, bahwa Standar Republik Indonesia, 2016).
Minimal Pelayanan Kefarmasian menjadi tolak ukur Menurut Kementerian Kesehatan tahun 2008,
yang digunakan sebagai acuan untuk tenaga waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah jangka
kefarmasian dalam mengatur pelayanan waktu sejak pasien mengajukan resep sampai
kefarmasian, mencapai hasil pasti untuk menerima obat jadi dengan standar minimal yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan ditetapkan Kementrian Kesehatan adalah ≤ 30
pelayanan langsung dan bertanggung jawab menit (di bawah tiga puluh menit) sedangkan
kepada pasien terkait sediaan farmasi merupakan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah
arti dari pelayanan Kefarmasian (Kementrian jangka waktu sejak pasien mengajukan resep
Kesehatan Republik Indonesia, 2016). hingga menerima obat racikan yaitu ≤ 60 menit
Indonesia sudah mengatur pada Undang- (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
undang Negara Nomor 36 Tahun 2009 tentang Berdasarkan hasil penelitian dari Renni Septini
Kesehatan menjelaskan bahwa praktek tahun 2012, bahwa gambaran waktu tunggu
kefarmasiaan meliputi pembentukan termasuk pelayanan resep untuk resep pasien askes rawat
pengawasan mutu kesediaan farmasi, proteksi, jalan baik racikan maupun non racikan sebanyak
pemasokan, restensi dan pengedaran obat, 88,63% melebihi standar waktu yang ditetapkan
fasilitas pemberian obat berdasarkan resep dokter, oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pelayanan penjelasan obat dan tidak ketinggalan Indonesia nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu
pula pembentangan obat, bahan obat moderen sebesar 39,5 menit untuk keterangan obat bukan
dan obat tradisional harus dikerjakan oleh tenaga racikan dan 60,5 menit untuk resep memang di
kesehatan yang memiliki keilmuan dan adikara racik atau racikan. Didapat hasil bahwa komponen
sesuai dengan ketentuan peraturan yang di delay lebih besar daripada komponen tindakan.
tentukan undang-undang (Kementrian Kesehatan Hal in i terjadi antara lain petugas belum
Republik Indonesia, 2009). mengerjakan resep karena mengerjakan kegiatan
Puskesmas Purbolinggo Lampung Timur lainnya atau membuat resep sebelumnya
merupakan salah satu pusat layanan kesehatan (Septiani, 2012).
yang menjadi rujukan pelayanan kesehatan di Selain itu, penelitian dilakukan juga oleh Sri
wilayah Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Endang Siregar tahun 2018 bahwa hasil yang
Data jumlah resep rawat jalan di Januari sampai didapat 94,2% waktu tunggu yang diperlukan
April sebanyak 623 pasien. Januari sebanyak 612 untuk menyelesaikan resep memang di racik atau
pasien, Februari sebanyak 597 pasien, Maret dan racikan adalah 65 menit, sedangkan waktu yang
April sebanyak 587 pasien. dibutuhkan untuk membereskan resep obat bukan
Pelayanan farmasi termasuk dalam salah satu racikan adalah 31,8 menit. Data di atas
bentuk fasilitas puskesmas yang paling tidak harus menjelaskan kalau rata-rata total waktu durasi
diadakan oleh puskesmas dan tidak dapat dibelah menunggu pelayanan resep di rehabilitasi atau
atau di bagi dari organisi fasilitas kesehatan instalasi farmasi pasien rawat jalan pada Rumah
puskesmas yang mengacu pada pelayanan untuk Sakit Universitas Sumatera Utara Provinsi Medan
pasien (Asiprat, 2019: Purwoko,2010). belum menepati standar minimal pelayanan yang
Berdasarkan ketentuan Menteri Kesehatan ditentukan oleh pemerintah. Terdapat tiga fase

Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Nurhayati

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

103
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar
pelayanan minimal puskesmas

yang menyebabkan lamanya waktu tunggu apabila kecepatan waktu durasi pelayanan ≤ 60
pelayanan resep yaitu pada fase skrining resep, menit.
fase pengerjaan resep dan fase penyerahan resep
(Siregar, 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti HASIL
tertarik meneliti tentang waktu tunggu pelayanan
resep dan obat untuk rawat jalan di Puskesmas Rata-rata Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat
Purbolinggo. Harapannya hasil penelitian ini dapat Waktu tunggu pelayanan resep obat menjadi
memberikan gambaran waktu tunggu pelayanan salah satu indikator mutu yang menilai setiap
resep sehingga menjadi bahan evaluasi. jenis pelayanan yang diberikan (Basabih, 2018).
Waktu tunggu pelayanan resep adalah waktu
METODE tunggu dihitung mulai pasien membawa resep
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli diserahkan kepada petugas farmasi untuk
2020 di Puskesmas Purbolinggo, Kecamatan disiapkan sampai obat diterima oleh pasien yang
Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Populasi disertai pembekalan komunikasi, informasi, dan
adalah resep rawat jalan dengan jumlah sampel edukasi (Kabelen, 2019).
minimal sebanyak 96 resep. Sebagai variabel Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi
bebasnya adalah resep obat jadi dan resep racikan merupakan tenggang waktu mulai pasien
sedangkan variabel terikatnya yaitu waktu durasi menyerahkan resep sampai dengan menerima
tunggu pelayangan resep. Teknik pengumpulan obat jadi dengan standar waktu yang ditetapkan
data melalui observasi menggunakan Lembar yaitu ≤30 menit (Margiluruswati, 2017).
Pengumpulan Data (LPD) yang berisi nama Sedangkan, waktu tunggu pelayanan resep obat
seorangpasien, hari pasien berobat, durasi waktu racikan adalah tenggang waktu mulai pasien
pemberian resep, skrining dan diagnosa resep, menyerahkan resep sampai dengan menerima
pemberian etiket, pengemasan obat, penyerahan obat racikan dengan standar waktu yang
obat, serta total aktu durasi pelayanan resep dalam ditetapkan yaitu ≤60 menit. Sepanjang penelitian
itungan menit. Resep obat tersedia atau jadi, ini dilakukan, tidak didapat data waktu tunggu
memenuhi persyaratan apabila kecepatan waktu pelayanan resep obat racikan baik resep obat
durasi pelayanan ≤ 30menit. Sedangkan resep racikan pasien umum maupun resep racikan
obat campuran atau racik, memenuhi persyaratan pasien BPJS.

Jumlah Resep dan waktu tunggu pelayanan resep


Jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 100 resep, terdiri dari 70 resep non racikan
dan 30 resep racikan. Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep yaitu 9.10 menit untuk resep racikan dengan
jumlah resep sebanyak 30 resep dan 2,56 untuk resep obat jadi dengan jumlah resep 70.. Persentase resep
racikan dan non racikan dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel. Jumlah sampel berdasarkan jenis resep dan waktu tunggu

Jenis Resep Jumlah Sampel Presentasi Waktu tunggu Rata-rata waktu


tungu
Racikan 30 Resep 30,0 % 272.89 9.10
Non Racikan 70 Resep 70,0 % 179.47 2.56

PEMBAHASAN 2016). Salah satu indikator yang digunakan untuk


Pelayanan resep, baik resep racikan maupun mengevaluasi mutu pelayanan di rumah sakit
non racikan merupakan salah satu bentuk adalah lamanya waktu tunggu pelayanan resep di
pelayanan farmasi klinis di rumah sakit instalasi farmasi (Puspita, Ulfa, & Chandra, 2018).
(Karuniawati, Hapsari, Arum, Aurora, & Wahyono, Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang

Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Nurhayati

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

104
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar
pelayanan minimal puskesmas

waktu mulai dari pasien menyerahkan resep Sumber Daya Manusia


sampai dengan pasien menerima obat. Waktu Ditinjau dari segi kuantitas sumber daya
tunggu pelayanan resep untuk resep non racikan manusia yang ada masih kurang memadai.
adalah < 30 menit dan untuk resep racikan < 60 Padahal jumlah tenaga teknis kefarmasian di
menit (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, puskesmas sangat mempengaruhi kecepatan
2008). pelayanan resep di instalasi (Kastella, 2019).
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rata-rata Namun kurangnya jumlah apoteker pada instalasi
waktu tunggu pelayanan resep telah memenuhi farmasi di puskesmas tersebut ternyata tidak
persyaratan sesuai standar pelayanan minimal di menjadi hambatan para TTK untuk melayani
puskesmas. Jumlah sampel didapat sebanyak 100 pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari standar
resep yang terdiri dari 70 untuk resep obat jadi dan pelayanan minimal farmasinya yang telah
sebanyak untuk resep racikan. Rata-rata waktu memenuhi standar yaang ditetapkan. Semua itu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep obat dapat terjadi karena pengalaman, pemahaman,
jadi adalah 2,56 menit dan waktu dibutuhkan untuk dan kecepatan yang dimiliki oleh TTK. Hal lain
menyelesaikan resep racikan adalah 9 ,10 menit. yang mendukung yaitu ketersediaan atau letak
penyimpanan obat di instalasi tersebut yang dekat
Penerimaan resep dan serta jumlah pasien yang tidak terlalu banyak.
Dikerjakan oleh asisten apoteker yang Kemampuan dalam membaca resep dianggap
merangkap pengerjaan skrining. Kemudian saat paling berpengaruh dalam kecepatan pelayanan
skrinig terjadi beberapa kendala misalnya (Aipasha, & Murtiningsih, 2012). Namun selama ini
ketidaksesuaian peresepan dengan riwayat belum ada pelatihan khusus untuk peningkatan
penyakit pasien, peresepan obat yang tidak sesuai kemampuan pegawai dalam pelayanan. Hal ini
namanya dengan formularium, dan peresepan obat diperjelas dengan hasil pengamatan bahwa saat
yang tidak ada di formularium. verifikasi dan pengecekan pada pemberian
etiket, beberapa kali petugas kesulitan dalam
Pengerjaan resep untuk racikan. membaca tulisan dari dokter penulis resep,
Dalam hal pengerjaan resep racikan sehingga harus bertanya pada petugas lain. Hal
dibutuhkan waktu yang cukup lama yaitu mulai dari ini menjadi saah satu faktor yang dapat
menggerus obat hingga membungkus racikan. memperlama proses pelayanan.

Pemberian etiket Sarana dan Prasarana


Dalam pemberian etiket terkadang ada Program komputer yang belum sempurna akan
beberapa pasien yang meminta untuk mengakibatkan beberapa pekerjaan dilakukan
menuliskan kegunaan obat tersebut seperti untuk secara manual, sehingga mempengaruhi lama
asma, tekanan darah dll. waktu pelayanan dan lama waktu tunggu. Selain
itu, luas ruangan dianggap sedikit sempit
Penyerahan sehingga kurang optimal untuk melakukan
Obat yang diserahkan kepada pasien dilakukan pelayanan karena petugas kesulitan keluar masuk
melalui sistem pemanggilan nama pasien yang ketika banyak petugas yang berada di ruangan.
tertera di resep, sehingga terkadang terjadi
kesalahan dalam pemanggilan nama yang tidak Formularium
sesuai dan tidak ada orangnya. Penyerahan obat Sudah adanya peraturan yang mewajibkan
dilakukan ketika obat yang selesai dikerjakan penulisan resep sesuai formularium. Namun
menumpuk di meja penyerahan obat, hal itu masih banyak penulisan resep yang tidak sesuai
dikarenakan jumlah tenaga teknis kefarmasian dengan formularium, sehingga memperlama
hanya 2 orang dalam bidang pelayanan resep. proses pelayanan resep. Resep yang tidak
sesuai formularium juga akan berdampak saat
Faktor-faktor memengaruhi lamanya waktu proses penyerahan obat karena petugas
tunggu pelayanan resep menjelaskan jika ada obat yang tidak masuk
formularium lalu membuatkan copy resep jika

Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Nurhayati

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

105
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar
pelayanan minimal puskesmas

pasien ingin menebus obat di luar sehingga proses kabupaten landak (doctoral dissertation, unika
menjadi lebih lama (Meila, Pontoan, & Illian, 2020). soegijapranata semarang).
Menurut penelitian yang dilakukan Wijaya
tahun 2012, tentang lama waktu tunggu Ayuningtyas, P. 2012. Analisis Waktu Tunggu
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, jenis Pelayanan Resep Pasien Umum di Depo
pasien, jenis resep, ketersediaan obat, Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti Tahun
peresepan dokter, sarana dan prasarana, 2011. Tesis, FKM, Universitas Indonesia
formularium obat, standar operating prosedure
(SOP), pelayanan resep serta faktor proses Azwary, B. (2013). Peran Paramedis dalam
pelayanan resep. Jumlah resep yang diterima di Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
depo farmasi juga merupakan salah satu faktor Masyarakat di Puskesmas Pembantu Kampung
yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan Kasai Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten
resep. Selain itu, jumlah item obat tiap resep serta Berau. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(1), 385-
jumlah racikan resep juga mempengaruhi pada 399.
lamanya waktu tunggu pelayanan resep (Maftuhah,
2016). Basabih, M. (2018). Perlukah Keselamatan Pasien
Menjadi Indikator Kinerja RS BLU?. Jurnal
SIMPULAN Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 3(2)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-
rata waktu tunggu yang dibutuhkan untuk Kabelen, F. Y. (2019). Waktu Tunggu Pelayanan
menyelesaikan resep racikan adalah 9,10 menit Resep Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi
dan untuk menyelesaikan resep obat jadi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Ben Mboi
2,56 menit. Hal ini menunjukkan bahwa waktu Ruteng Bulan Mei 2019 (Doctoral dissertation,
tunggu pelayanan resep di Instalasi farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang).
Puskesmas Purbolinggo Lampung Timur sudah
memenuhi standar pelayanan minimal yaitu resep Karuniawati, H., Hapsari, I. G., Arum, M., Aurora,
non racikan 30 menit dan resep racikan 60 menit. A. T., & Wahyono, N. A. (2016). Evaluasi
pelaksanan standar pelayanan minimal (SPM)
SARAN farmasi kategori lama waktu tunggu pelayanan
Melakukan penelitian waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di RSUD Kota
resep berdasarkan jumlah obat yang ditebus dan Salatiga. Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1),
mutu pelayanan diberikan, penambahan terhadap 20-25.
sumber daya manusia yaitu tenaga teknis
kefarmasian guna menunjang kualitas pelayanan Kastella, N. A. F. (2019). Evaluasi pelayanan
instalasi farmasi, dan sebaiknya dokter menulisan instalasi farmasi terhadap waktu tunggu obat
resep sesuai formularium, sehingga proses dan kepuasan pelanggan ditinjau dari
penyerahan obat lebih cepat. kecepatan pelayanan resep di Rumah Sakit
Bhayangkara Brimob tahun 2018. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit
Indonesia (MARSI), 3(1), 74-84.
Aipasha, M. J. R., & Murtiningsih, T. W. H.
(2012). Efektifitas Radio Frequency Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Identification (Rfid) Di Kelompok Layanan (2009) Undang-Undang Republik Indonesia
Terbuka Perpustakaan Nasional Republik Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Indonesia (Doctoral dissertation, Diponegoro
University). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008.
Keputusan Mentri Kesehatan Republik
Asiprat, Y. V. (2019). Pemenuhan hak Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
keselamatan kerja bagi bidan pegawai tidak tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
tetap (ptt) pada puskesmas daerah pedalaman

Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Nurhayati

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

106
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, Volume 1, No.4, December, 2021: 102-107

Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar
pelayanan minimal puskesmas

Kementrian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Mentri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelyanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.

Maftuhah Aida, Susilo Rinto, 2016. Waktu Tunggu Puspita, M. M., Ulfa, A. M., & Chandra, R. (2018).
Pelayanan Resep Rawat Jalan Di Depo Waktu Tunggu Pelayanan Resep BPJS Rawat
Farmasi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Jalan di Instalasi Farmasi RSIA Anugrah
Tahun 2016. Jurnal. Medical Center Metro. Jurnal Farmasi
Malahayati, 1(2).
Margiluruswati, P. (2017). Analisis Ketepatan
Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien JKN Septiani, R, 2012. Analisa Waktu Tunggu
dengan Standar Pelayaan Minimal (SPM) Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat Jalan
Rumah Sakit. Jurnal Manajemen Kesehatan Di Yanmasum Farmasi RSPAD Gatot Subroto
Yayasan RS. Dr. Soetomo, 3(2), 238-248. Tahun 2011. Tesis, FKM, Universitas
Indonesia.
Meila, O., Pontoan, J., & Illian, D. N. (2020).
Evaluasi Waktu Tunggu Pelayanan Obat di Siregar, S. E. (2018). Waktu Tunggu Pelayanan
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS X. Sainstech Resep Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi
Farma, 13(1), 37-39. Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

Purwoko, H. (2010). Efektivitas kemitraan antar Wijaya, K. (2012). Evaluasi Persiapan Puskesmas
stakeholder Dalam mewujudkan Kota layak Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
anak (KLA) di Surakarta tahun 2016. (PONED) di Kabupaten Brebes Tahun
2012 (Doctoral dissertation, Diponegoro
University).

Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Nurhayati

Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


Koresponden penulis: Robby Candra Nurhayati* Email: [email protected]

107

You might also like