3237-Article Text-9538-1-10-20230204
3237-Article Text-9538-1-10-20230204
3237-Article Text-9538-1-10-20230204
DOI: https://doi.org/10.5281/zenodo.7605170
p-ISSN: 2622-8327 e-ISSN: 2089-5364
Accredited by Directorate General of Strengthening for Research and Development
Available online at https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Abstract
Received: 2 Januari 2023 Exclusive and responsible service to patients related to the use of
Revised: 14 Januari 2023 pharmaceutical preparations is the meaning of Pharmaceutical Services.
Accepted: 22 Januari 2023 Pharmaceutical services aim to achieve definite results in order to
improve the quality of life of patients. The pharmacy was established as a
pharmaceutical service facility that provides medicines and medical
devices with guaranteed quality and safety. Clinical pharmacy services
are the core of pharmacy practice services, especially by pharmacists who
are responsible for pharmaceutical services in pharmacies. One of the
clinical pharmacy services in pharmacies is the Drug Information Service
(PIO). PIO is an activity carried out by pharmacists in providing
information about drugs that are impartial, critically evaluated and
proven to be the best in all aspects of use. This study aims as material for
consideration of data analysis of pharmaceutical services in pharmacies
by pharmacists, especially in the PIO (Drug Information Services) section
and/or self-medication according to Permenkes No 73 of 2016. The
method used in this study was a literature search. of 15 research journals
published from 2016-2021. The results of the study show that
pharmaceutical services in the form of PIO by pharmacists in pharmacies
are mostly in accordance with Permenkes No 73 of 2016.
Keywords: PIO, Drug Information Services, Permenkes No.73 of 2016
How to Cite: Febriati, A., Nuraeni, E., Zahra, F. B., Yundasari, N., Fajarwati, N., Permana, A., Damayanti,
T., & Yuniarsih, N. (2023). Arikel Riview: Pegaruh Pemerian Resusitasi Cairan pada Pasien Gawat Darurat
dengan Syok Hypovolemik. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(3), 48-53.
https://doi.org/10.5281/zenodo.7605170
PENDAHULUAN
Pelayanan kefarmasian di apotek adalah bagian dari pelayanan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien. Hal tersebut
diperjelas dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang
menyebutkan bahwa pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan
tanggung jawab langsung profesi farmasi dalam pekerjaan kefarmasian untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien (Nurhaini et al., 2020).
Menurut Permenkes nomor 73 tahun 2016 sarana pelayanan kefarmasian
tempat dimana dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker, sedangkan apoteker
merupakan sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker. adalah pengertian dari apoteker. Apotek
48
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
METODE PENELITIAN
Strategi penelitian ini dilakukan dengan cara penelusuran pustaka jurnal
penelitian, artikel ilmiah dan jurnal melalui database elektronik seperti pada Google
Scholar, PubMed dan Science Direct. Pencarian dan penelusuran pustaka dilakukan
dengan menggunakan kata kunci terkait seperti: Permenkes nomor 73 tahun 2016,
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Apotik Indonesia, Pelayanan Informasi
Obat di apotek, PIO di apotek, swamedikasi.
- 49 -
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
- 50 -
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
- 51 -
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
pemakaian obat, lama pengobatan, cara pemakaian obat, efek samping dan kontra
indikasi obat. Sebesar 62,1% standar pelayanan informasi obat di apotek kota Palu
tidak dilakukan, hanya 27,5% dilakukan oleh apoteker di kota Palu. Apotek di kota
Jambi, Apotek Permata kota sudah melakukan pelayanan informasi obat sesuai
dengan standar pelayanan farmasi klinis di apotek.
Semua obat yang digunakan pada pengobatan; semua jenis kondisi
kesehatan dapat menyebabkan efek samping, tetapi tak semua obat akan
menimbulkan efek samping tersebut. Faktanya kebanyakan orang yang minum
beberapa obat tertentu tidak mengalami efek samping atau mungkin hanya
mengalami efek ringan saja. Perlunya disampaikan efek samping obat untuk
mencegah pasien membeli obat lain untuk mengobati efek samping yang terjadi.
Efek samping yang terjadi akan hilang dengan sendirinya ketika pemberhentian
minum obat dilakukan (Nurhaini et al., 2020).
Faktor penghambat implementasi standar pelayanan informasi obat adalah
faktor dari pasien dimana adanya keragu-raguan pasien kepada tenaga farmasi,
keterbatasan kehadiran apoteker dikarenakan ada pekerjaan pokok diluar apotek,
kekurangan skill berupa manajemen, dan komunikasi, serta tidak ada ruang layanan
konseling dan keterbasan jumlah SDM farmasi.
KESIMPULAN
Kegiatan pelayanan farmasi klinis yang paling sering dilakukan oleh
apoteker adalah pelayanan informasi obat sebesar 75,24 % Kesesuaian standar
Pelayanan Informasi Obat di Apotek Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten yang
paling dilakukan yaitu menjelaskan waktu penggunaan obat (100%) selalu
dilakukan, jumlah obat yang dikonsumsi (100%) selalu dilakukan, sedangkan
menjelaskan efek samping obat (100%) jarang dilakukan.
Pemberian informasi obat melalui leaflet atau brosur sebanyak 22,58%
selalu dilakukan; informasi terkait nama obat sebanyak 80,65% selalu dilakukan;
bentuk sediaan obat sebanyak 82,26% selalu dilakukan; dosis obat sebanyak
77,42% selalu dilakukan; cara pemakaian obat sebanyak 85,48% selalu dilakukan;
cara penyimpanan obat sebanyak 80,65% selalu dilakukan; indikasi obat sebanyak
72,58% selalu diinteraksi obat sebanyak 75,81% selalu dilakukan; pencegahan
terhadap interaksi obat sebanyak 74,19% selalu dilakukan; efek samping obat
sebanyak 79,03% selalu dilakukan; cara pemusnahan obat sebanyak 9,68% selalu
dilakukan Apotek se-Kabupaten Pemalang sudah melakukan pelayanan informasi
obat (77,4%) sesuai dengan SPO Pelayanan Farmasi Klinik di apotek Pelayanan
informasi obat di apotek Kota Palu sebesar 62,1% tidak dilakukan, hanya 27,5%
dilakukan oleh apoteker Sebanyak 85% persen tenaga kefarmasian yang
memberikan informasi obat kepada pasien simulasi adalah non apoteker.
DAFTAR PUSTAKA
Alrosyidi, A.F., dan Kurniasari, S. (2020). Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek KabupatenPamekasan Tahun 2020. Journal of
Pharmacy and Science, 5(2), 55-57.
Amalia, T. (2019). Evaluasi Standar Pelayanan Kefarmasian Apotek Di Apotek X
Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016. Jurnal Inkofar: 1(1), 49-58.
- 52 -
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
Boky, H., Lolo, W.A., dan Jayanto, I. (2021). Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian Pada Apotek Kimia Farma Di Kota Kotamobagu.
PHARMACON, 10(2), 825-833.
Diana, K., Tandah, M.R., dan Basuki, M. (2019). Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Palu. As-Syifaa Jurnal Farmasi. 11(01), 45-54.
Fahruichsan, Lameng, F.X., dan Rui, E. (2022). Evaluasi Pelayanan Swamedikasi
Di Apotek Berdasarkan Wwham Dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73
Tahun 2016 Di Kota Maumere. Jurnal Ilmu Kesehatan Dan Farmasi, 1(1),
15-20.
Hairunnisa, S., Purwanti, N.U., dan Desnita, R. (2018). Evaluasi Penerapan Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek-Apotek Kabupaten Kubu Raya Tahun
2018. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 1(1).
K. Elfrida, Z.Z., Permadi, Y.W., Muthoharoh, A., dan Pambudi, D.B. (2021).
Evaluasi Spo Pelayanan Farmasi Klinik Di Apotek Berdasarkan Petunjuk
Teknis Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Jophus
: Journal of Pharmacy UMUS, 3(01), 64-74.
Kemenkes RI, (2019). Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Latifah, E., Pribadi, P., dan Yuliastuti, F. (2016). Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Magelang. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis,
II(1), 11-17.
Mongi, D., Pareta, D., Maarisit, W., dan Kanter, J. (2020). Evaluasi Pelaksanaan
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Telemedika Farma 14 Manado. Jurnal
Biofarmasetikal Tropis, 3(2), 65-71.
Mulyagustina,. Wiedyaningsih, C., dan Kristina, S.A. (2017). Implementasi
Standar Pelayanan Kefarmasian Diapotek Kota Jambi. Jurnal Manajemen
dan Pelayanan Farmasi, 7(2), 83-96.
Nasyrah, D.A., Desnita, R., & Purwanti., N.U. (2019). Evaluasi Penerapan Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek-Apotek Kecamatan Pontianak Barat
Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 4(1).
Nurhaini, R., Munasari, F., dan Agustiningrum, R. (2020). Kesesuaian Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di Apotek Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 11(1), 15-20.
Prabandari, S. (2017). Gambaran Manajemen Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek Permata Kota Tegal. Jurnal Para Pemikir, 7(1), 202-208.
Purwaningsih, N.S., Senjaya, A., dan Rukmana, J.U. (2021). Analisis Pelayanan
Informasi Obat (PIO) Pada Pasien Di Apotek X Periode Mei 2021. Edu
Masda Journal, 5(2), 147-154.
Safitri, T.N., D.M., Octaviani, P., dan Prabandari, R. (2021). Evaluasi Tingkat
Pengetahuan Pasien terhadap Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Apotek
Kabupaten Banyumas. Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (SNPPKM), Purwokerto, 292-297.
- 53 -
Febriati, A., et al / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(3), 48-53
Saibi, Y., Suryani, N., Et al. (2020). Pemberian informasi obat pasien dengan resep
antibiotik dan penyediaan antibiotik tanpa resep di Tangerang Selatan. Jurnal
Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 6 (2).
- 54 -