1 PB
1 PB
1 PB
ABSTRACT
This study is a development research (Research & Development) which aims to examine the level of
validity, practicality, and effectiveness of the Differentiation-Based Learning devices. The
development process of differentiation-based learning refers to the 4-D model development model
by Thiagarajan. This study was conducted at SMAN 16 Bone with 30 students of grade X MIA 1 and
2 Biology teachers as the research subjects. The research instrument employed learning device
validation sheet, teachers’ response questionnaires, students’ response questionnaires,
implementation observation sheets, and the test instruments in the form of multiple choice questions.
Data of validity and practicality levels were collected by using questionnaires and data of the
effectiveness level using the learning outcomes test. Data collection techniques consisted of non-test
and test techniques. The results of the study reveal that the learning devices which include the lesson
plans, LKPD, media, and THB are valid, practical, and effective in improving students' learning
outcomes skills. The learning devices are in fully implemented category, the responses of teachers
and students are in very practical and practical category. The learning devices are categorized as
effective with the completeness of the learning outcomes test of 82.4% each.
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research & Development) yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Diferensiasi. Proses pengembangan Pembelajaran berbasis diferensiasi mengacu pada model
pengembangan model 4-D oleh Thiagarajan. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 16 Bone dengan
subjek penelitian yaitu peserta didik kelas X MIA 1 sebanyak 30 orang dan guru mata pelajaran
Biologi sebanyak 2 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi perangkat
pembelajaran, angket respon guru dan angket respon peserta didik, lembar observasi
keterlaksanaan serta instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data tingkat kevalidan dan
kepraktisan dikumpulkan dengan menggunakan angket serta data tingkat keefektifan dengan tes
hasil belajar.Teknik pengumpulan data terdiri atas teknik non tes dan tes. Hasil penelitian
menunjukkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKPD, Media, dan THB bersifat valid,
praktis, dan efektif dalam meningkatkan keterampilan hasil belajar peserta didik. Perangkat
pembelajaran berada pada kategori terlaksana seluruhnya, respon guru dan peserta didik masing-
masing berkategori sangat praktis dan praktis. Perangkat pembelajaran berkategori efektif dengan
ketuntasan tes hasil belajar masing-masing sebesar 82,4%.
Kata Kunci: Pe mb e l a j a r a n Be r b a s i s Di f e r e n s i a s i , Ke v a l i d a n , Ke p r a k t i s a n ,
Ke e f e k t i f an.
1
maupun luring adalah menarik minat siswa, sejumlah materi pembelajaran yang sering kali
agar pelajaran yang diberikannya bisa dikuasai para peserta didik akan sulit memahaminya
oleh siswa dengan baik. Seorang pendidik ataupun guru juga sulit untuk menjelaskannya.
dituntut harus mampu memilih dan Kesulitan tersebut bisa saja terjadi karena
menggunakan pendekatan, metode dan teknik materi tersebut rumit, abstrak, asing, dan yang
pembelajaran cocok dengan kebutuhan dan lainnya (Darnita, Marhaeni, dan Candiasa
potensi pesrta didik. Belajar digambarkan 2014).
sebagai interaksi antara lingkungan, kegiatan Pengembangan sistem dan perancang
internal individu, dan tingkah laku individu pengajaran menurut Sastrawijaya, 1991 (dalam
yang sejalan dengan teori belajar social. Hal Muis, 2008) mempunyai kegiatan pokok,
yang sangat penting dalam teori belajar social antara lain ialah: Menentukan hasil belajar
adalah kemanpuan individu untuk mengambil yang bisa diamati dan diukur, mengenal ciri
informasi dari mengamati tingkah laku orang siswa yang akan belajar, memilih dan
lain, memutuskan tingkah laku mana yang menyelenggarakan kegiatan, memilih dan
akan diambil dan melaksanakan tingkah laku menentukan media, memantau perilaku siswa ,
tersebut (Albert Bandura dalam Gredler, 1994; menentukan persyaratan keberhasilan siswa,
Hergenhahn dan Olson, 2009). menentukan metode yang tepat untuk menilai
Pada hakikatnya setiap anak adalah kemampuan siswa, serta mengadakan
unik dan memiliki karakteristik yang berbeda- perbaikan pengajaran.
beda. Tuhan menciptakan setiap individu Borg & Gall mengemukakan bahwa
sesuai dengan kehendakNya. Sebahagian anak penelitian dan pengembangan merupakan
terlihat cerdas dan menonjol dalam behitung, proses yang dipakai untuk mengembangkan
Sebagian anak suka dan sangat bersemangat dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil
dalam berolah raga, sebahagian anak sangat atau produk pengembanganyang divalidasi
suka berbicara dan berdebat. Pada kondisi lain melalui serangkaian uji coba tersebut
ada anak yang sangat sulit sekali untuk mampu kemudian dilakukan revisi atau
berbicara dan sulit untuk menyampaikan ide disempurnakan, sampai pada tahap produk
dan gagasannya secara lisan, di sisi lain akhir. Hasil dari penelitian pengembangan
mampu berkreasi lewat animasi dan video. tidak hanya mengembangkan Sebuah produk
Terdapat berbagai alasan mengapa yang sudah ada melainkan juga untuk
guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, menemukan pengetahuan atau jawaban atas
diantaranya yaitu: ketersedian bahan ajar yang permasalahan praktis (Setyosari, 2013).
sesuai dengan tuntutan kurikulum, Hasil observasi kegiatan pembelajaran
karakteristik, dan tuntutan pemecahan masalah biologi di SMA Negeri 16 Bone pada tahun
belajar. Mengembangkan bahan ajar haruslah pelajaran 2020/2021, diperoleh gambaran
memperhatikan tuntutan kurikulum. Pada bahwa selama masa pandemi peserta didik
kurikulum satuan tingkat pendidikan Standar mengalami penurunan hasil belajar dimana
Kompetensi Lulusan (SKL) telah ditetapkan pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini
oleh pemerintah dengan adanya SK dan KD, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor
namun bagaimana untuk mencapainya dan apa internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu
bahan ajar yang akan digunakan nantinya kondisi dalam proses belajar yang berasal dari
diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan
sebagai tenaga yang profesional. Dalam hal tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk
ini, guru tentunya tiap kali akan mengajar atau faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat
masuk kelas dituntut untuk selalu mempunyai (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat,
kemampuan mengembangkan bahan ajar motivasi, kondisi fisik, dan mental. Sedangkan
sendiri. faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah,
Bagi peserta didik, seringkali bahan keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-
ajar yang terlalu banyak membuat mereka ekonomis, sosio kultural, dan keadaan
bingung untuk memilihnya, maka dari itu guru masyarakat). Pembelajaran daring menjadikan
perlu membuat bahan ajar untuk menjadi peserta didik menjadi bosan. Hal ini
pedoman bagi para peserta didik. Dalam disebabkan karena proses belajar mengajar
mengembangkan bahan ajar harus dapat yang terjadi masih bersifat teacher oriented
menjawab, memecahkan masalah ataupun dan Labeling.
mengatasi kesulitan dalam belajar. Terdapat
2
Dikatakan teacher oriented karena Bone, Pembelajaran berbasis diferensiasi
guru bagaikan seorang yang menjadi satu- sudah direalisasikan pada mata pelajaran kimia
satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga dan sejauh ini dari hasil pengamatan
posisinya begitu dominan dalam pembelajaran. menunjukkan adanya respon positif dari
Guru lebih banyak menjelaskan, menggambar, peserta didik namun perangkat pembelajaran
dan memberikan informasi tentang konsep- yang digunakan belum melalui validasi.
konsep yang akan dibahas. Guru tidak Pembelajaran berdiferensiasi di kelas
berusaha memanfaatkan media dalam rangka diawali dengan cara melakukan pemetaan,
menjelaskan dan memberikan contoh pemetaan tersebut bisa didasarkan kepada
fenomena biologi, serta kurang memberikan minat, kesiapan belajar atau profil belajar
kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas peserta didik. Setiap guru harus mengetahui
dalam proses belajar serta mengajukan minat yang dimiliki peserta didik. Hal ini guna
pertanyaan, berdiskusi, mengemukakan mengkorelasikan materi dengan proses atau
pendapat, melakukan presentasi, dan produk bahkan konten yang akan mereka jalani
mengambil kesimpulan mengenai atau hasilkan selama proses pembelajaran
konsep/materi yang dibahas. Sedangkan sehingga secara tidak langsung akan
pembelajaran bersifat Labeling, bahwa peserta menambah motivasi kepada peserta didik
didik tidak disamakan dengan kemampuan tersebut (Marlina, 2019).
kelompoknya, menganggap siswa tidak Pembelajaran diferensiasi ini sangat
mampu mengerjakan tugas dan berpikir tingkat sesuai dengan semangat Pendidikan nasional
tinggi, pembelajaran tidak didasarkan pada yang berakar dari pemikiran Ki Hadjar
asesmen dan kebutuhan belajar, guru Dewantara. Pendidikan bertujuan untuk
bertanggung jawab penuh dengan cara belajar menolong anak agar bisa bertumbuh sesuai
peserta didik serta kegiatan pembelajaran tidak dengan kodratnya. Artinya mereka diberikan
terstruktur. kemerdekaan untuk bisa menjadi pribadi yang
Data menunjukkan, hasil belajar berkembang sesuai dengan minat, bakat dan
biologi peserta didik SMA Negeri 16 Bone profil belajarnya. Pembelajaran diferensiasi
masih rendah. Ini dapat dilihat dari hasil (PB) bukanlah hal yang baru dalam dunia
ulangan harian yang diperoleh. Hasil belajar pendidikan. Kepedulian pada peserta didik
masih di bawah standar ketuntasan belajar dalam memperhatikan kekuatan dan kebutuhan
minimal yang ditetapkan sekolah sebesar 70. siswa menjadi fokus perhatian dalam PB.
Berdasarkan arsip bagian kurikulum SMAN 16 Profil pembelajaran yang mengakomodir
Bone, rata-rata nilai ulangan harian mata kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran
pelajaran biologi siswa kelas X MIPA SMA berdiferensiasi mengharuskan pendidik
Negeri 16 Bone, selama 2 tahun terakhir mencurahkan perhatian dan memberikan
berada dibawah standar KKM yang ditetapkan tindakan untuk memenuhi kebutuhan khusus
sekolah. Tahun pelajaran 2019/2010 dengan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi
jumlah peserta didik 92 orang nilai rata-rata memungkinkan guru melihat pembelajaran
yang diperoleh 68,88, sedangkan ditahun dari berbagai perspektif.
2019/2020 dengan jumlah peserta didik 106 Pengajaran berdiferensiasi tidak berarti
orang dengan perolehan nilai rata-rata 65,98. memberikan tugas yang sama pada seluruh
Berdasarkan kondisi dan data tersebut, siswa dan melakukan penyesuaian untuk siswa
membuktikan bahwa sekolah sebagai berbakat dengan membedakan tingkat
lingkungan sosial kedua harus mampu kesulitan pertanyaan, memberikan tugas yang
melakukan pelayanan maksimal kepada lebih sulit pada mereka, atau membiarkan
peserta didik yang mempunyai perbedaan siswa berbakat menyelesaikan program
minat, bakat, maupun kemampuan intelektual regulernya kemudian bebas mengerjakan
berbeda. Bukan mereka yang harus permainan sebagai pengayaan. Pengajaran ini
menyesuaikan dengan strategi pembelajaran juga tidak berarti memberikan lebih banyak
guru, tetapi guru yang harus mampu tugas, misalnya soal matematika, pada peserta
memberikan pelayanan sesuai kebutuhan didik yang telah menguasai materi pelajaran
mereka. Pembelajaran yang mampu tersebut.
memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan Pembelajaran harusnya berfokus pada
peserta didik salah satunya adalah konsep dan prinsip pokok. Dalam hal ini,
pembelajaran berdiferensiasi. Di SMAN 16 semua peserta didik mengeksplorasi konsep-
3
konsep pokok bahan ajar. Dengan cara seperti (LKPD), dan Instrumen Hasil Belajar (THB)
ini, semua peserta didik, termasuk peserta sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi
didik yang agak lambat (struggling learners) kegiatan pembelajaran tetap efektif dengan
bisa memahami dan menggunakan ide-ide dari kondisi apapun.
konsep yang diajarkan. Pada saat yang sama,
peserta didik berbakat memperluas METODE
pemahaman dan aplikasi konsep pokok Penelitian ini adalah penelitian
tersebut. Pengajaran lebih menekankan peserta pengembangan (Research and Development),
didik untuk memahami materi pelajaran dan yakni mengembangkan perangkat
bukannya menghapal serpihan-serpihan pembelajaran biologi dengan materi Virus
informasi. Pengajaran berbasis konsep dan berbasis pembelajaran berdiferensiasi.
prinsip mendorong guru untuk memberikan Pengembangan perangkat pembelajaran
beragam pilihan dalam belajar. Begitupula meliputi RPP, LKPD, dan THB. Desain
evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar Penelitian ini menggunakan model 4D yang
peserta didik harusnya diakomodasi ke dalam dikembangkan oleh Thiagarajan dan terdiri dari
kurikulum. Hal ini mengisyaratkan bahwa 4 tahap, yaitu tahap Define (Pendefinisian),
tidak semua peserta didik memerlukan satu Design (Perancangan), Develop
kegiatan atau bagian tertentu dari proses (Pengembangan), dan Disseminate
pembelajaran secara sama. Guru perlu terus (Penyebarluasan).
menerus mengevaluasi kesiapan dan minat Penelitian ini akan dilaksanakan di
peserta didik dengan memberi kan dukungan SMA Negeri 16 Bone. Waktu penelitian akan
bila peserta didik membutuhkan interaksi dan dilaksanakan pada bulan November -
bimbingan tambahan, serta memperluas Desember 2021. Dan objek dalam penelitian
eksplorasi peserta didik terutama bagi mereka ini yaitu pengembangan perangkat
yang sudah siap untuk mendapatkan pembelajaran biologi berbasis diferensiasi
pengalaman belajar yang lebih menantang. kelas X MIA SMA Negeri 16 Bone.
Di dalam pembelajaran juga Pengumpulan data dilakukan dengan cara
seharusnya ada pengelompokan peserta didik memberikan lembar validasi, angket respon
secara fleksibel. Sehingga peserta didik tidak keterlaksanaan pembelajaran, dan instrumen
hanya dikelompokkan berdasarkan tingkat tes. Lembar validasi digunakan untuk
kemampuanya saja tetapi bisa melihat gaya mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran
belajar peserta didik. Dalam pembelajaran yang terdiri dari validitas dan reliabilitas.
berdiferensiasi hal tersebut bisa diaplikasikan, Angket respon digunakan untuk mengetahui
dimana siswa berbakat sering belajar dengan kepraktisan perangkat pembelajaran, dan
banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, instrumen tes digunakan untuk mengetahui
belajar berpasangan, maupun belajar dalam keefektifan perangkat pembelajaran.
kelompok. Kadang-kadang tugas juga perlu Penilaian pada lembar validasi dinilai
dirancang berdasarkan tingkat kesiapan siswa, menggunakan skala Likert dengan poin 1
minat, gaya sebelajar siswa maupun kombinasi sampai 4, dengan kriteria 1 = tidak baik, 2 =
antara tingkat kesiapan, minat, dan gaya kurang baik, 3 = cukup baik, dan 4 = baik
belajar. Cara belajar linier dan klasik juga (Latifah, et. al. 2016). Adapun rumus yang
digunakan untuk mengajarkan ide baru. digunakan untuk menghitung persentase
Peserta didik menjadi penjelajah aktif (active validitas produk perangkat pembelajaran
explorer). Tugas guru adalah membimbing sebagai berikut:
eksplorasi tersebut. Karena beragam kegiatan
dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, 𝑓
guru akan berperan sebagai pem-bimbing dan 𝑃= × 100%
𝑁
fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser
informasi. Keterangan:
Berdasarkan uraian diatas, peneliti P = Angka persentase
berinisiatif untuk mengembangkan perangkat f = Skor yang didapat
pembelajaran berdiferensiasi pada N = Jumlah frekuensi/skor maksimal
pembelajaran biologi, yang meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Data penilaian dari validator
berdiferensiasi, Lembar Kerja Peserta Didik kemudian dikonversi menjadi kriteria validitas
4
perangkat pembelajaran dengan kategori
seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Kevalidan perangkat pembelajaran
Skor Tingkat Kevalidan
4,50-5,00 Sangat Valid
3,50 – 4,49 Valid
2,50 -3,49 Cukup valid
1,50 – 2, Kurang valid
1,00 – 1,49 Tidak valid
(Nurhayati, 2017).
kriteria SS (sangat setuju) memuat nilai 5, S
Kriteria menyatakan perangkat (setuju) memuat nilai 4, KR (kurang setuju)
pembelajar berdiferensiasi memiliki derajat memuat nilai 3, TS (tidak setuju) memuat nilai
validitas yang baik, jika tingkat validasi yang 2, dan STS (sangat tidak setuju) memuat nilai
dicapai dalam tingkat valid dengan nilai 4 ≤ 1 (Riduwan, 2010). Berikut rumus untuk
Va < 5. Apabila nilai validitas dibawah menghitung nilai persentase kepraktisan peserta
kategori valid, maka perlu dilakukan revisi didik terhadap keterlaksanaan pembelajaran:
berdasarkan masukan (koreksi) para validator.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Selanjutnya dilakukan kembali validasi, %𝑘𝑒𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠𝑎𝑛 = 𝑥 100%
demikian seterusnya sampai diperoleh 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
perangkat pembelajaran berdiferensiasi yang
ideal dari ukuran validitas konstruk dan isinya Nilai kepraktisan yang diperoleh
yaitu berada pada kategori valid. selanjutnya diinterpretasikan berdasarkan
Analisis kepraktisan didasarkan pada kriteria kepraktisan. Tingkat kepraktisan
respon peserta didik terhadap keterlaksanaan instrumen ditentukan berdasarkan Tabel 3.2.
pembelajaran berbasis diferensiasi yang berikut.
dihitung menggunakan 5 pilihan skor dengan
5
HASIL DAN PEMBAHASAN dimaksud dalam penelitian meliputi RPP,
LKPD, Media, dan THB.
Hasil Perangkat pembelajaran yang telah
Pembelajaran berdiferensiasi adalah dikembangkan berupa: RPP, LKPD, Media
pembelajaran yang memberi keleluasaan pada dan THB, kemudian divalidasi oleh 3 validator
siswa untuk meningkatkan potensi dirinya
ahli dan 2 validator praktisi untuk mengetahui
sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan kelayakan perangkat pembelajaran berbasis
profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran diferensiasi dalam pembelajran biologi pada
berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada kelas X SMA Negeri 16 Bone. Perangkat
produk pembelajaran, tapi juga fokus pada pembelajaran dikatakan layak jika penilaian
proses dan konten/materi. Pada tingkat paling validitas berada pada kategori valid. Penilaian
dasar, diferensiasi terdiri dari upaya guru untuk para ahli terhadap perangkat pembelajaran
menanggapi perbedaan di antara peserta didik
meliputi RPP, LKPD, Media Pembelajaran,
di kelas. Setiap kali seorang guru menjangkau dan THB yang dikembangkan secara umum
individu atau kelompok kecil untuk berada pada kategori sangat valid dan
memvariasikan pengajarannya untuk
memberikan kesimpulan baik dan dapat
menciptakan pengalaman belajar terbaik, guru digunakan dengan sedikit revisi, hal ini berarti
itu membedakan instruksi. bahwa seluruh perangkat pembelajaran yang
Perangkat pembelajaran biologi divalidasi telah layak untuk diujicobakan.
berbasis diferensiasi pada materi virus kelas X Hasil akhir revisi perangkat pembelajaran
SMA dikembangkan dengan menggunakan tersebut dijadikan perangkat draft kedua
model 4D oleh Thiagarajan yang terdiri dari (prototipe II) yang digunakan pada uji coba
empat tahap yaitu define, design, develop, dan perangkat. Hasil rekapitulasi validasi
disseminate. Pengembangan perangkat instrumen perangkat pembelajaran dapat
pembelajaran pada penelitian ini merujuk pada dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
tiga syarat kualitas yakni valid, praktis, dan
efektif. Perangkat pembelajaran yang
6
diferensiasi yaitu 90,3% dimana secara pertimbangan untuk merivisi perangkat
keseluruhan setelah diuji coba memenuhi pembelajaran menghasilkan draf-2, kemudian
kriteria sangat praktis yang mengindikasikan draf-2 diuji cobakan secara terbatas di kelas X
produk baru layak dan dapat dimanfaatkan di MIA 2 SMA Negeri 16 Bone dengan jumlah
lapangan untuk kegiatan pembelajaran. peserta didik 30 orang sebanyak 1 kali
Data keefektifan diperoleh dari nilai pertemuan. Uji coba terbatas ini dimaksudkan
tes hasil belajar peserta didik yang untuk menguji kepraktisan perangkat
dilaksanakan pada akhir pertemuan untuk pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba
mengukur tingkat pencapaian peserta didik terbatas dilakukan dengan membagi peserta
setelah proses pembelajaran. Hasil analisis didik menjadi 6 kelompok, setelah itu
data hasil belajar peserta didik menunjukkan membagikan perangkat pembelajaran berupa
bahwa 28 orang peserta didik mencapai nilai LKPD kemudian melaksanakan proses
KKM yakni 70 dan 2 orang yang tidak pembelajaran sesuai sintaks pembelajaran
mencapai KKM. Persentase kelulusan peserta berdiferensiasi yang dilakukan pada kelas X
didik setelah diajarkan dengan menggunakan MIA 1 untuk uji coba lapangan. Setelah proses
perangkat pembelajaran berbasis diferensiasi pembelajaran selesai peserta didik diberi
adalah 93%. Berdasarkan criteria keefektifan, angket untuk melihat respon mereka terhadap
nilai persentase 93% perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran biologi berbasis
berbasis diferensiasi yang dikembangkan diferensiasi pada materi virus. Berdasarkan
dinyatakan efektif. dari hasil analisis respon peserta didik yang
Sebelum melakukan pembelajaran diperoleh rata-rata persentase sebesar 89%
terlebih dahulu peneliti mengidentifikasi gaya yang berarti berada pada kategori sangat
belajar yang dimiliki peserta didik. Gaya positif dimana rentang 81% - 100%
belajar yang paling dominan dimiliki oleh merupakan kategori sangat positif. Data yang
peserta didik yaitu gaya belajar visual, diperoleh dari hasil uji coba terbatas dianalis,
audiotorial dan gabungan antara visual- jika hasil yang diperoleh sudah baik maka
audiotorial. Peserta didik memiliki gaya selanjutnya digunakan pada uji coba lapangan.
belajar visual sebesar 50%, hal ini berarti
bahwa peserta didik lebih mudah menyerap Pembahasan
instruksi tugas secara tertulis, mudah Hasil penelitian yang telah disajikan
menyerap informasi berupa tulisan dan pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa
gambar melalui media, cenderung menyerap telah dilakukan penelitian dan pengembangan
informasi dengan membaca buku pelajaran perangkat pembelajaran biologi berbasis
secara detail dan mencatat apa yang telah diferensiasi pada materi virus. Setiap tahapan
dijelaskan oleh guru. Peserta didik memiliki menunjukkan kegiatan penelitian dan
gaya belajar audiotorial sebesar 26,67%, hal pengembangan yang relevan dengan tujuan
ini menandakan bahwa peserta didik lebih penelitian yang hendak dicapai. Oleh karena
mudah menyerap instruksi tugas secara lisan itu berikut dikemukakan pembahasan hasil
dan lebih senang mendengarkan penjelasan penelitian meliputi (1) Kevalidan, (2)
guru, cenderung mendengarkan presentasi atau Kepraktisan, (3) Keefektifan.
maju persentasi di depan kelas dan selalu Penilaian para ahli terhadap perangkat
berpartisipasi ketika ada diskusi kelompok pembelajaran meliputi RPP, LKPD, Media
dalam pembelajaran. Kemudian 10% peserta Pembelajaran, dan THB yang dikembangkan
didik memiliki gaya belajar kinestetik yang secara umum berada pada kategori sangat
mengindikasikan peserta didik lebih suka valid dan memberikan kesimpulan baik dan
belajar dengan banyak kegiatan fisik. Analisis dapat digunakan dengan sedikit revisi, hal ini
gaya belajar dijadikan acuan dalam merancang berarti bahwa seluruh perangkat pembelajaran
perangkat pembelajaran seperti pada yang divalidasi telah layak untuk
pemilihan media pembelajaran dimana pada diujicobakan. Hasil akhir revisi perangkat
penelitian ini digunakan media pembelajaran pembelajaran tersebut dijadikan perangkat
berupa video karena 50% peserta didik draft kedua (prototipe II) yang digunakan pada
memiliki gaya belajar visual. uji coba perangkat.
Rancangan awal perangkat Hasil analisis kevalidan perangkat
pembelajaran (draf-1) divalidasi olehpara ahli, pembelajaran biologi berbasis diferensiasi ini
selanjutnya hasil validasi dijadikan dalam sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
7
oleh Sherly Putri Utami (2021), dimana hasil b. Respon Guru
validasi RPP, LKPD dan THB yang Respon guru terhadap perangkat
dikembangkan berbasis Model Differentiated pembelajaran diketahui dengan memberikan
Science Inquiry untuk meningkatkan angket kepada guru untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar pendapat guru mengenai perangkat
peserta didik pada tingkat SMA mencapai pembelajaran yang dikembangkan. Dari
kategori baik. lembar respon guru ini dapat diketahui
Instrumen penelitian lainnya di kepraktisan perangkat pembelajaran karena
samping perangkat pembelajaran yang telah angket ini memuat pertanyaan-pertanyaan
disebut adalah lembar keterlaksanaan mengenai perangkat pembelajaran berupa RPP,
pembelajaran, angket respon guru, angket LKPD, Media dan THB. Dari hasil analisis
respon peserta didik yang digunakan dalam data yang ditunjukkn, rata-rata respon guru
penelitian untuk mengukur kepraktisan sebesar 94%. Hal ini berarti bahwa perangkat
perangkat pembelajaran yang juga telah pembelajaran yang telah dikembangkan sangat
melalui proses validasi. Hasil validasi yang praktis dan Kategori sangat praktis juga
diperoleh berada pada nilai rata-rata mengindikasikan bahwa perangkat
berkategori valid dan hasil validasi pembelajaran yang dikembangkan layak dan
konstruknya pun berkategori sangat tinggi. Hal dapat dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan
ini menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan pembelajaran.
perangkat atau instrumen penelitian yang Hasil analisis respon guru terhadap
divalidasi berada pada kategori valid. RPP menunjukkan pula beberapa hal yang
Kepraktisan perangkat pembelajaran perlu diperhatikan yaitu kesesuaian antara
berbasis diferensiasi dengan menganalisis data banyaknya indikator dengan waktu yang
angket observasi keterlaksanaan, angket disediakan, kebutuhan waktu pada setiap
respon guru dan angket respon peserta didik langkah dalam RPP serta langkah
yang telah melalui tahap validasi. Secara pembelajaran yang perlu disesuaikan dengan
umum hasil penilaian ahli dan praktisi Sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
terhadap perangkat pembelajaran biologi terbatas. Hasil analisis respon guru terhadap
berbasis diferensiasi menyatakan bahwa LKPD, yang perlu diperhatikan yaitu alokasi
perangkat layak digunakan dalam waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Sedangkan secara empirik, pada LKPD terutama dalam mengubah
berdasarkan hasil pengamatan pada uji coba kebiasaan peserta didik dalam belajar di kelas
terhadap keterlaksanaan perangkat secara berkelompok yang disesuaikan dengan
pembelajaran oleh dua observer, respon guru, sintaks model pembelajaran.
dan respon peserta didik terhadap perangkat
c. Respon Peserta Didik
pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
Respon peserta didik diketahui dengan
a. Keterlaksanaan Perangkat memberikan angket kepada peseta didik untuk
Pembelajaran mengetahui pendapat peserta didik mengenai
Kepraktisan perangkat pembelajaran proses dan perangkat pembelajaran yang
dapat berkategori praktis apabila pembelajaran dikembangkan. Dari hasil analisis data
yang dirancang berlangsung dan berada dalam diperoleh rata-rata persentase sebesar 90,3%,
kategori minimal terlaksana sebagian. dengan respon peserta didik terhadap
Berdasarkan analisis data nilai rata-rata perangkat pembelajaran sebesar 92,2%, respon
keterlaksanaan perangkat pembelajaran biologi peserta didik terhadap LKPD sebesar 90,40%
berbasis diferensiasi 99% terlaksana dengan dan respon peserta didik terhadap media
sangat baik. Jika dikonversi ke dalam kategori pembelajaran sebesar 88%. Hal ini
kepraktisan maka keterlaksanaan perangkat menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik
pembelajaran mencapai kategori sangat praktis setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang mengindikasikan produk yang telah berbasis diferensiasi dan seluruh aspek yang
dikembangkan layak dan dapat dimanfaatkan dinyatakan dalam pelaksanaan kegiatan
di lapangan untuk kegiatan pembelajaran di pembelajaran dengan menggunakan perangkat
kelas khususnya untuk materi virus. pembelajaran biologi berbasis diferensiasi
diferensiasi diperoleh respon positif yang
sangat tinggi atau sangat positif sehingga
8
perangkat pembelajaran yang dikembangkan meningkatkan proses pembelajaran menjadi
mencapai kategori praktis secara keseluruhan. lebih efektif dan interaktif perangkat
Pengembangan perangkat pembelajaran ini membuat pembelajaran akan
pembelajaran berdiferensiasi dikatakan praktis lebih efektif karena guru memiliki banyak
apabila hasil rata-rata respon guru dan peserta waktu untuk membimbing peserta didik dalam
didik berada pada kategori sangat praktis dan memahami suatu topik pembelajaran, dan juga
praktis. Penilaian dikatakan tidak praktis metode yang digunakannya lebih variatif dan
apabila analisis data penilaian berada pada interaktif. Meskipun peserta didik lulus 93%
kategori kurang praktis dan tidak praktis. namun terdapat 7% peserta didik yang
Kriteria Keefektifan perangkat memiliki nilai di bawah KKM.
pembelajaran berbasis diferensiasi yang
kembangkan didapatkan dari analisis terhadap SIMPULAN DAN SARAN
nilai hasil belajar peserta didik. Nilai hasil
Simpulan
belajar diambil dari nilai postest yang
dibagikan pada akhir pertemuan berisi 25. Tes Berdasarkan hasil penelitian dan uji
hasil belajar peserta didik digunakan untuk coba perangkat pembelajaran biologi berbasis
mengevaluasi sejauh mana pemahaman diferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik terhadap materi yang dipelajari siswa, maka dapat disimpulkan sebagai
selama menggunakan perangkat pembelajaran berikut:
berbasis diferensiasi. Perangkat pembelajaran 1. Perangkat pembelajaran biologi berbasis
biologi berbasis diferensiasi pada kelas X diferensiasi mencapai kategori sangat
semester ganjil yang dikembangkan dapat valid untuk meningkatkan hasil belajar
dikatakan efektif apabila hasil belajar peserta peserta didik.
didik kelas X MIA 1 SMAN 16 Bone 2. Perangkat pembelajaran biologi berbasis
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). diferensiasi mencapai kategori sangat
Sesuai dengan Hobri, (2010) menyatakan praktis dalam meningkatkan hasil belajar
produk dapat dikatakan efektif jika 80% peserta didik.
peserta didik telah mampu mencapai nilai 3. Perangkat pembelajaran biologi berbasis
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. diferensiasi mencapai kategori efektif
Analisis data hasil belajar peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta
menunjukkan rata-rata skor peserta didik 82,4 didik.
dengan persentase yang mencapai KKM
sebanyak 93% dari 30 orang peserta didik. Hal Saran
ini karena perangkat pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian ini,
berdiferensiasi adalah proses pembelajaran dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
yang memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai 1. Penggunaan perangkat pembelajaran
dengan kesiapan belajar, minat belajar dan biologi berbasis diferensiasi diharapkan
profil belajar siswa. Didalam pembelajaran dapat diimplementasi dalam
berdiferensiasi yang dikembangkan pembelajaran sehingga guru dapat lebih
berdasarkan tahapannya, yaitu diferensiasi lanjut memberikan saran perbaikan
konten (apa yang kita ajarkan), diferensiasi perangkat walaupun perangkat ini telah
proses (mengacu bagaimana peserta didik mencapai kategori valid, praktis dan
memaknai tentang materi yang dipelajari), efektif untuk meningkatkan hasil belajar
diferensiasi produk (tagihan apa yang peserta didik.
diharapkan dari peserta didik setelah selesai 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
pembelajaran). untuk lebih detail lagi dalam
Berdasarkan hal tersebut maka mendeskripsikan kemampuan awal
perangkat berbasis diferensiasi yang telah peserta didik sehingga dapat disesuaikan
dikembangkan telah memenuhi kriteria kegiatan pembelajaran lebih sesuai
“efektif” karena memberikan dampak positif dengan kemampuan awal peserta didik
pada pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan 3. Penelitian tentang pengembangan
tercapainya tujuan pembelajaran yang ditandai perangkat pembelajaran berbasis
dengan hasil belajar siswa yang mencapai nilai diferensiasi agar mengkaji mendalam
KKM. Perangkat pembelajaran berbasis dengan menerapkan pada materi lain
diferensiasi yang dikembangkan akan yang cocok sehingga dapat
9
memaksimalkan hasil belajar peserta Fuad, Nur Miftahul, dkk. 2015. Pengembangan
didik. Perangkat Pembelajaran IPABiologi
SMP dengan Model DSI(DSI)
DAFTAR RUJUKAN dipadukan Mind Map. Prosiding
Seminar Nasional Biologi/ IPA dan
Andini, W.D. 2016. “Differentiatedn Pembelajarannya. Malang: Universitas
Intruction”: Solusi Pembelajaran dalam Negeri Malang.
Keberagaman Siswa Di Kelas Inklusif.
(Online) Tersedia Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar
https://media.neliti.com/media/publicatio Mengajar. Bandung: Bumu Aksara.
ns/259034-differentiated-instruction-
solusi-pembel-7b868815.pdf. (12 Juli Heale, Roberta., Twycross, Alison. 2015.
2021 , 19.54). Validity and Realibility in Quantitative
Research. Article in Evidence Based
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Nursing. 18(3). Hal. 66.
Jakarta: Rajawali Press.
Hergenhan, B.R. dan Matthew H. Olson. 2009.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Theories of Learning (Teori Belajar).
Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. Diterjemahkan oleh Tri Wibowo.
Jakarta: Kencana
Basir, N. E. S. (2020). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kimia SMA Hobri. 2010. Metodologi Penelitian
Berbasis Predict-Observe-Explain pada Pengembangan. Jember: Pena Salsabila
Materi Larutan Asam Basa. Tesis.
Makassar: Pascasarjana UNM. KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).
Bao, J. 2010. Teaching and Learning Strategies (Online), (http://kbbi.web/id/,).
for Differentiated Instructionin the
Language Classroom. .http://steinhardt. Keller, J. M. 1983. Motivational design of
nyu.edu/teachlearn/dclt/Summer_Institut instruction. Instructional Design
e_2010. Theories and Models: An Overview of
Their Current Status, 1(1983), 383-434.
Benjamin, Amy. 2017. Differentiated
Instruction: A Guide for Middle and Kemendikbud. 2016. Guru Pembelajaran
High School Teachers. New York, Pedoman Program Peningkatan
London: Routledge Taylor & Francis Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam
Group. Jejaring (Daring), dan Daring
Kombinasi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Khoeron, I. R., Sumarna, N., & Permana, T.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 1996. 2014. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata
Rineka Cipta Pelajaran Produktif. Journal of
Mechanical Engineering Education,
Dunlosky, J., Raswon, K. A., Marsh, E. J., 1(2), 291-297.
Nathan, M.J., & Willingham, D.T. 2013.
Improving students’ learning with Khulsum, U., Hudiyono, Y., & Sulistyowati,
effective learning techniques:Promising E.D. 2018. Pengembangan Bahan Ajar
directions from cognitive and Menulis Cerpen dengan Media
educational psychology. Psycological Storyboard pada Siswa Kelas X SMA.
Science in the public Interest, 14(1), 4- Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra,
58. dan Pengajarannya, 1(1), 1-12.
10
Kusumawati, Melani. 2017. Bagaimana Tomlinson, Carol Ann. 2001. How to
Membuat Penerapan Pembelajaran Differentiate Instruction in Mixed Ability
Berdiferensiasi Berjalan Efektif Di Classroom (Edisi Kedua). Alexandria,
Sekolah. (Online) Tersedia VA USA: ASCD.
http://spkindonesia.org/wp-
content/uploads/2017/02/Melany- Tomlinson, Carol Ann. 2017. How to
Kusumawati-Bagaimana-membuat- Differentiate Instruction in Academically
Penerapan-Pembelajaran.pdf. (12 Juli Diverse Classrooms (Edisi Ketiga).
2021, 19.54). Alexandria, VA USA: ASCD.
Maeng, Jennifer L, Randy L. Bell. 2015. Utami, S., P. 2021. Pengembangan Perangkat
Differentiating Science Instruction: Pembelajaran Kesetimbangan Kimia
Secondary Science Teachers’ Practices. Berbasis Model Differentuated Science
International Journal of Science Inquiry Untuk Meningkatkan
Education, 37(13), 2065-2090. Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Peserta Didik. Tesis. Makassar:
Marlina. 2019. Panduan Pelaksanaan Model Pascasarjana UNM.
Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah
Inklusif. Padang: Universitas Negeri Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik
Padang. Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muis, Abd, Ismail, dan Fatmawati. 2008.
Pengembangan Perangkat Yunus, Mohamad. 2009. Pengembangan
Pembelajaran Biologi SMA Berbasis Kurikulum dan Pembelajaran
Gaya Belajar Siswa (Studi Pada Siswa Berdiferensiasi. (Online) Tersedia
di SMAN 8 Makassar). Laporan Hasil http://repository.ut.ac.id/2791/1/40263.p
Penelitian tidak diterbitkan. Makassar: df. (12 Juli 2021 , 19.54).
FMIPA UNM.
11