Kusi 2401-4-PB
Kusi 2401-4-PB
Kusi 2401-4-PB
Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] is a periodically published journal in the business science field. It
is published twice a year, which falls on May-July and October-December. JAB is managed and
published by the Center for Business Studies (CEBIS) of Business Administration Department in
the Faculty of Social and Political Sciences, Parahyangan Catholic University.
Editor in Chief : Angela Caroline
Editorial Board : A.Y. Agung Nugroho (Unika Atma Jaya)
Tri Wulida Afrianty (Universitas Brawijaya)
Gandhi Pawitan
Maria Widyarini
Theresia Gunawan
Section Editor : Yosefa
Yoke Pribadi Kornarius
Adrianus Tirta
Shelvi
Administration & Distribution : Emily Yubilina
Open Journal Systems (OJS) : Emily Yubilina
Layout Printing : Zentech
Cover : Zentech
JAB is open for manuscripts with the total words ranging from 5000-10000 words, and which never
been published or considered to be published both in national or international publishing entity. The
manuscript must be in a form of opinion or scientific analysis, and is presented in essay or research
on functional and sectoral business area. JAB permits reduplication of articles for either teaching or
researching, provided that the source is clearly cited. However, if it is neither for teaching nor
researching, then the permission must be obtained from the publisher.
DAFTAR ISI
i
CATATAN EDITOR
Penerbitan Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] Volume 16 Nomor 1 Tahun 2020 oleh Center for Business
Studies melalui proses yang lebih panjang dan berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya. Proses penerbitan
JAB Vol. 16 No. 1 Tahun 2020 hampir seluruhnya melalui OJS Jurnal Administrasi Bisnis yang dapat
diakses pada link berikut ini : http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis. Kami juga
menerapkan proses double-blind peer review yang mana melibatkan berbagai reviewer yang ahli di
bidangnya dan berasal dari berbagai universitas yang berbeda. Oleh karena satu artikel akan dikaji oleh 2
reviewer yang berbeda menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk publikasi artikel memerlukan waktu
yang lebih panjang. Di samping itu, proses copyediting dan proofreading telah dilalui dengan baik oleh para
penulis dan tim editor JAB Vol 16 No. 1 Tahun 2020.
JAB Vol. 16 No. 1 Tahun 2020 terdiri dari 6 artikel yang berasal dari berbagai penulis dengan berbagai latar
yang berbeda. Artikel yang diterbitkan membahas berbagai fungsional dan sektoral bisnis yang berbeda
antara lain : toko roti, toko ritel, salon, strategi bersaing, sistem informasi, dan sumber daya manusia. Kami
harap JAB dapat memberikan wawasan yang memadai bagi perkembangan bisnis fungsional dan sektoral
dan menjadi sumber acuan bagi penelitian selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
atas kesediaan anda untuk membaca dan mendiskusikan artikel-artikel JAB. Kami juga menunggu masukkan
anda berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan JAB ke depannya sehingga dapat terakreditasi dalam
waktu dekat.
Salam,
Editor in Chief
ii
DOI :
ABSTRAK
Industri roti adalah salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi di sektor industri makanan dan
minuman. Pertumbuhan industri roti dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup perkotaan di mana orang
sekarang terbiasa mengonsumsi produk roti untuk sarapan, makan dengan kopi, dan sebagainya. Toko Roti X
adalah perusahaan roti yang didirikan pada tahun 2004 dan terletak di Kota Bandung. Meningkatnya
permintaan akan produk roti telah memengaruhi perusahaan ini untuk lebih memahami posisi perusahaan
sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk bersaing dengan pesaing.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Teknik analisis data menggunakan analisis
PESTEL, Porter's 5 Forces, Internal Environment Analysis yang kemudian akan dihitung oleh Matriks IFE &
EFE untuk menentukan posisi perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini TOKO ROTI X berada di kuadran I di IE Matrix. Ini
menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan dan kelemahan memiliki pengaruh yang lebih besar pada aktivitas
bisnis dan produksi. Oleh karena itu, strategi yang paling tepat untuk digunakan adalah strategi intensif atau
strategi integrasi.
Keywords: Strategi Kompetitif, Analisis SWOT, Industri Bakery
ABSTRACT
The bakery industry is one of the contributors to economic growth in the food and beverage industry
sector. The growth of the bakery industry is influenced by changes in urban lifestyles where people are now
accustomed to consuming bakery products for breakfast, to eat with coffee and so forth. TOKO ROTI X is a
bakery company that was founded in 2004 and is located in Bandung City. The increase in demand for
bakery products has influenced this company to better understand its company's position so that it can
determine the right strategy going forward to compete with competitors.
This research uses a case study method. The data analysis technique uses PESTEL analysis, Porter's
5 Forces, Internal Environmental Analysis which will then be calculated by IFE & EFE Matrix to determine
the company's position.
The results showed that at this time TOKO ROTI X is in quadrant I in IE Matrix. This shows that the
influence of strengths and weaknesses has a greater influence on business activities and production.
Therefore, the most appropriate strategy to use is an intensive strategy or integration strategy.
Keywords: Competitive Business Strategy, SWOT Analysis, Bakery Industry
1
DOI :
Produk bakery merupakan olahan makanan yang sudah ada, belum lagi ditambah dengan semakin
sangat dikenal masyarakat yang mana produknya banyaknya pemain baru yang berkecimpung di
terbuat dari bahan dasar tepung terigu, yeast usaha bakery membuat Toko Roti X perlu kian
(ragi), garam, margarine, tepung, air, dan bahan keras berusaha agar usahanya dapat tetap bertahan
lainnya, baik dalam bentuk adonan beragi (yeast dan mengalami pertumbuhan usaha di tengah
raised dough) maupun dalam bentuk adonan pasta ketatnya persaingan yang ada. Beberapa cara yang
(butter) dan melalui proses pengovenan. telah digunakan oleh Toko Roti X untuk dapat
Kesaaman dan keterkaitan produk-produk yang bersaing antara lain (1) menjaga kualitas produk
masuk dalam kategori produk bakery disebabkan dan pelayanan untuk menciptakan keunggulan
sebagian besar produk bakery berbahan baku bersaing dibandingkan kompetitornya, dan (2)
dasar tepung terigu, serta melalui proses perluasan pemasaran dengan membuka beberapa
pembakaran (pengovenan) sehingga dikenal outlet dan bekerja sama dengan beberapa
istilah baked product atau bakery product perusahaan retail di kota Bandung pun telah
(Syarbini, 2013). dilakukan untuk dapat menaikkan penjualan Toko
Roti merupakan produk bakery yang Roti X Akan tetapi hal tersebut dinilai masih
paling dikenal oleh masyarakat saat ini sehingga kurang oleh pemilik Toko Roti X saat ini. Pemilik
salah satu kebiasaan baru yang muncul di menginginkan agar Toko Roti X dapat
masyarakat adalah mengkonsumsi roti sebagai memenangkan persaingan dan mengungguli
alternatif menu sarapan yang praktis dan sehat, pesaingnya melihat besarnya potensi industri
serta dapat menggantikan fungsi nasi yang selama bakery yang ada di kota Bandung. Oleh sebab itu,
ini lebih dikenal sebagai sumber karbohidrat Toko Roti X dirasa perlu untuk mengetahui posisi
utama (PT Nestlé Indonesia, 2020; Prastowo, strategisnya di industri bakery sehingga dapat
2019). Kebiasaan baru ini berdampak pada menentukan strategi yang tepat agar dapat
kenaikan konsumsi roti yang mana berdasarkan bersaing dengan kompetitiornya sehingga
data statistik yang dikeluarkan oleh kementerian penelitian ini berjudul “Analisis Strategis
perindustrian diketahui bahwa tingkat konsumsi Bersaing Toko Roti X berdasarkan IE Matriks”.
roti meningkat sebesar 500% selama 5 tahun
terakhir (2013-2017) (Ayu, 2019). Diketahui pula, KAJIAN TEORI
proyeksi pertumbuhan rata-rata periode (2014-
Manajemen strategi merupakan upaya
2020) bisnis roti & kue sebesar 10%. Di samping
memutuskan persoalan strategi dan perencanaan,
itu, bisnis yang bergerak di industri roti
dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan
didominasi oleh UMKM sebesar 60% (Kontan,
dalam prakteknya untuk mencapai tujuan sebuah
2017).
organisasi atau perusahaan. Manajemen strategi
Toko Roti X adalah salah satu toko roti
merupakan suatu proses yang dinamis karena
yang berbentuk badan usaha perorangan yang
berlangsung secara terus menerus dalam suatu
bergerak di bidang industri bakery berdomisili di
organisasi. Setiap strategi memerlukan peninjauan
kota Bandung sejak tahun 2004. Bermula dari
ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa
hobi membuat kue, pemilik merintis usahanya
depan. Salah satu alasan utama yang
hingga kini memiliki pabrik pembuatan bakery
menyebabkan hal tersebut adalah adanya
dan 6 outlet penjualan di kota Bandung. Produk
perubahan kondisi yang dihadapi oleh sebuah
bakery yang dihasilkan oleh Toko Roti X meliputi
organisasi atau perusahaan, baik yang sifatnya
berbagai macam olahan roti, seperti roti tawar
internal maupun eksternal.
bulat dan egg roll yang menjadi andalan Toko
Manajemen strategi adalah sebuah seni
Roti X.
dalam mengambil keputusan sebagai suatu cara
Memasuki perjalanan yang kini berumur
bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk
kurang lebih sebelas tahun Toko Roti X
mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
mengalami pasang surut dalam usahanya.
(Pearce, Robinson, & Subramanian, 2000).
Persaingan ketat terjadi antar kompetitor yang
2
DOI :
Fred R. David (2011) mengemukakan merupakan sebuat alat yang digunakan untuk
bahwa dengan menerapkan manajemen strategi mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang
sebuah organisasi dapat menjadi lebih pro-aktif dapat memengaruhi sebuah organisasi atau
dalam menentukan kebijakan masa depannya perusahaan. Faktor PESTLE memiliki peran
daripada hanya menjadi reaktif terhadap situasi penting dalam menciptakan nilai lebih bagi
tertentu. Adapun manfaat penerapan manajemen sebuah strategi. Analisis PESTLE harus dilakukan
strategi antara lain : (1) Manfaat Finansial seperti dengan menganalisis kondisi regional di mana
peningkatan yang lebih dalam penjualan, perusahaan berada karena setiap regional bahkan
keuntungan, dan produktifitas, (2) Manfaat Non- setiap negara memiliki kondisi PESTLE yang
Finansial seperti perusahaan bisa lebih waspada berbeda-beda. Hal ini juga memicu kesadaran
terhadap ancaman-ancaman eksternal, masyarakat maupun pemerintah untuk peduli akan
meningkatkan pemahaman terhadap strategi lingkungan, sehingga aspek ini menjadi masalah
kompetitor, meningkatkan produktifitas yang penting untuk dipertimbangkan.
karyawan, mengurangi resistansi terhadap Lingkungan kerja terdiri dari elemen-
perubahan, dan pemahaman yang jelas mengenai elemen atau kelompok yang secara langsung
hubungan antara performa dan penghargaan, (3) berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi
Mendorong pemikiran ke masa depan (4) utama organisasi. Elemen-elemen tersebut adalah
Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, pemegang saham, pemerintah, pemasok,
dan antusias untuk menghadapi masalah dan komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur,
peluang. (5) Mendorong terciptanya sikap positif serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan
akan perubahan. (6) Memberikan tingkat asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja
kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen perusahaan sering disebut industri. Analisis
suatu bisnis. lingkungan kerja/industri dapat dilakukan dengan
Menurut Wheelen dan Hunger (2010), hal menggunakan kerangka kerja Porter 5‟s Forces.
pertama dalam proses manajemen strategis adalah Kekuatan persaingan di dalam Porter 5‟s Forces
Pengamatan Lingkungan. Pengamatan ini terdiri adalah sebagai berikut :
dari dua analisis yang digunakan untuk 1) Persaingan di Antara Perusahaan yang Telah
mengamati lingkungan di sekitar perusahaan, Ada
yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Dalam sebagian besar industri, perusahaan
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari saling tergantung. Persaingan yang digerakkan
variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang oleh satu perusahaan dapat dipastikan
berada di luar organisasi dan tidak secara khusus mempengaruhi para pesaingnya, dan mungkin
ada dalam pengendalian jangka pendek dari menyebabkan pembalasan atau usaha-usaha
manajemen puncak. Lingkungan eksternal perlawanan. Menurut Porter, intensitas
memiliki dua bagian : lingkungan sosial dan persaingan berhubungan dengan Jumlah
lingkungan kerja (lingkungan industri). pesaing, Tingkat pertumbuhan industri ,
Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum Karakteristik produk atau jasa, Jumlah biaya
yang tidak berhubungan langsung dengan tetap, Kapasitas, Tingginya penghalang untuk
aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi keluar, Diversitas pesaing.
dapat dan sering memperngarui keputusan- 2) Ancaman Pendatang Baru
keputusan jangka panjang. Lingkungan sosial Pendatang baru dalam industri biasaya
terdiri dari kekuatan-kekuatan ekonomi, membawa kapasitas baru, sebagai usaha untuk
sosiokultural, teknologi dan politik-hukum. mendapatkan keuntungan dari pasar saham,
Analisis lingkungan social dapat dilakukan dan sumber daya penting. Mereka akan
dengan menggunakan analisis PESTEL (Politic menjadi ancaman untuk membangun
Economy Social Technology Legal and perusahaan. Ancaman pendatang ini
Environment) (Thompson, Gamble, Peteraf, & tergantung adanya penghalang masuk dan
Strickland III, 2018). Analisis PESTLE reaksi-reaksi yang dapat diharapkan dari
3
DOI :
pesaing-pesaing yang sudah ada. Beberapa meliputi struktur, budaya, dan sumber daya
penghalang masuk (barriers to entry) adalah : organisasi. Sumber daya organisasi terdiri atas
Skala ekonomi , Diferensiasi produk , aset yang berwujud dan tidak berwujud seperti
Kebutuhan modal, Biaya untuk berpindah peralatan produksi, tanah dan bangunan, lokasi
(switching cost), Akses ke saluran distribusi, yang strategis, modal, karyawan, produk/barang,
Independensi ukuran kerugian biaya, budaya perusahaan atau reputasi dari perusahaan
Kebijakan pemerintah. tersebut. Menurut (David), terdapat beberapa
3) Ancaman Produk atau Jasa Pengganti faktor yang diidentifikasi dalam lingkungan
Sebenarnya, semua perusahaan dalam suatu internal perusahaan, yaitu: Manajemen,
industri bersaing dalam industri lain yang Pemasaran, Keuangan, Operasi / Produksi,
memproduksi produk pengganti. Produk Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
pengganti muncul dalam bentuk berbeda, Pengembangan
tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama
dari produk lain. Menurut Porter, “Penggantian IE Matriks
membatasi pendapatan potensial dari suatu Matriks internal-eksternal dapat digunakan oleh
industri karena batas atas pada harga-harga perusahaan untuk menentukan posisi strategisnya.
perusahaan dalam suatu industri berpengaruh Terdapat 9 sel di dalam IE Matriks yang
secara signifikan laba.” Jika tingkat switching berdasarkan pada skor total dari EFAS (sumbu Y)
cost rendah, barang pengganti kemungkinan dan skor total dari IFAS (sumbu Y) (David,
berpengaruh kuat terhadap industri. Kadang- 2011). Hasil perhitungan tabel EFAS dan IFAS
kadang mengidentifikasi kemungkinan produk perusahaan akan menentukan posisi strategis
atau jasa pengganti berarti mencari produk perusahaan di antara 9 sel tersebut. Adapun posisi
atau jasa yang dapat melakukan fungsi yang perusahaan dari 9 sel tersebut antara lain (David,
sama, walaupun tampaknya tidak mudah untuk 2011):
dapat digantikan.
1. Grow and Build (Sel I, II, IV): Posisi ini
4) Kekuatan Penawaran Pembeli menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam
Pembeli mempengaruhi industri melalui posisi berkembang. Bila perusahaan berada
kemampuan mereka untuk menekan turunnya pada sel I, II, atau IV, perusahaan dapat
harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa
menerapkan strategi intensif seperti penetrasi
yang lebih baik, dan memainkan peran untuk pasar, pengembangan pasar dan
melawan satu pesaing dengan lainnya. pengembangan produk. Di samping itu,
5) Kekuatan Penawaran Pemasok perusahaan yang berada pada posisi ini, dapat
Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan juga menggunakan strategi integrasi yang
kemampuan mereka untuk menaikkan harga terdiri antara lain dari forward integration,
atau menurunkan kualitas barang atau jasa horizontal integration, dan backward
yang dibeli. integration.
Analisis Lingkungan Internal terdiri dari 2. Hold and Maintain (Sel III, V, atau VII):
variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang Posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan
ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak sedang dalam posisi mempertahankan dan
dalam pengendalian jangka pendek dari menjaga keberlangsungan eksistensinya. Bila
manajemen puncak. Penentuan variabel perusahaan berada posisi ini, perusahaan dapat
lingkungan internal perusahaan sering diartikan menerapkan strategi penetrasi pasar dan
sebagai proses analisa kekuatan (strength) dan pengembangan produk.
kelemahan (weakness) dari organisasi di dalam 3. Harvest or Divest (Sel VI, VIII atau IX) : pada
mengidentifikasi dan membangun sumber daya posisi ini, perusahaan sebaiknya mengurangi
dan kompetensi dari perusahaan. Variabel- usaha yang dimiliki oleh perusahaan.
variabel tersebut membentuk suasana di mana
pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu
4
DOI :
5
DOI :
Kualitas produk
Kontribusi produk bagi pembeli
Dokumentasi dan
Kekuatan penawaran pembeli
Kekuatan penawaran karena kuantitas Perusahaan
Sensitivitas harga
Variasi bahan baku
Jumlah pemasok Dokumentasi dan
Kekuatan penawaran pemasok
Ketersediaan bahan baku di pasar Perusahaan
Perencanaan
Pemberian motivasi
Kapabilitas manajemen
Pengelolaan staf
Pengendalian
Produk
Harga
Pemasaran dan Penjualan
Tempat
Promosi
Struktur modal
Keuangan Struktur hutang
Profit
Proses produksi
Operasional
dan Produksi Fasilitas operasional
Pemasok bahan baku
Jumlah SDM
Sumber Daya Manusia
Reward and punishment system
Penelitian dan Pengembangan Adanya bagian penelitian dan pengembangan
Sumber : Analisis Data (Pengolahan Data Peneliti)
Pengolahan Data dan Metode Analisa 1. Tuliskan peluang-peluang dan ancaman (5
Teknik analisis data menggunakan 3 alat sampai 10) dalam Kolom 1.
yaitu EFAS, IFAS untuk mengetahui posisi Toko 2. Beri bobot dari setiap faktor dari 1,0 (paling
Roti X di indutri bakery, adapun penjabaran dari penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)
ketiga alat tersebut dijabarkan seperti di bawah ini dalam Kolom 2 berdasarkan kemungkinan
: pengaruh suatu faktor terhadap posisi strategis
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00.
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) Bobot dalam penelitian ini dilakukan oleh
EFAS adalah salah satu cara untuk penulis sebagai pengamat toko roti X.
mengukur faktor-faktor eksternal perusahaan ke 3. Beri nilai setiap faktor dari 5 (Sangat baik)
dalam kategori-kategori umum dari peluang dan sampai dengan 1 (sangat buruk) berdasarkan
ancaman serta untuk menganalisa seberapa baik respon Toko Roti X terhadap faktor-faktor
manajemen perusahaan menanggapi faktor-faktor tersebut (dilakukan oleh pemilik Toko Roti X).
tersebut (David, 2011). Berikut adalah langkah-
langkah dalam pembuatan tabel EFAS :
6
DOI :
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan ratingnya Faktor-faktor yang terdapat di table
untuk memperoleh setiap skor yang telah pengukuran IFAS berasal dari analisis lingkungan
dibobotkan bagi setiap faktor di Kolom 4. internal perusahaan yang terdiri dari analisis
5. Gunakan Kolom 5 (keterangan) untuk manajemen, Pemasaran, Keuangan, Operasi /
menjelaskan kegunaan setiap faktor. Produksi, Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
6. Tambahkan skor yang telah dibobotkan untuk Pengembangan tersebut.
memperoleh total skor yang telah dibobotkan Selanjutnya Hasil perhitungan dari IFAS dan
bagi perusahaan pada Kolom 4. Hal ini EFAS akan digunakan untuk menentukan posisi
menunjukkan seberapa baik perusahaan TOKO ROTI X berdasarkan matrix IE
menanggapi faktor-faktor stratetgis dalam
lingkungan eksternalnya. Internal-External (IE) Matrix
Faktor-faktor yang terdapat di table Matriks internal – eksteranl adalah sebuah alat
pengukuran EFAS berasal dari hasil analisis untuk menentukan posisi perusahaan di mana
kerangka berpikir PESTEL dan Porter 5‟s Forces. posisi tersebut terbagi ke dalam beberapa sel yaitu
(1) grow and build yang menunjukkan perusahaan
Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sedang bertumbuh, (2) hold and maintain di mana
IFAS adalah salah satu cara untuk perusahaan sedang mempertahankan posisi dan
mengatur faktor-faktor internal di dalam kategori eksistensinya, (3) harvest or divest di mana
dari kekuatan dan kelemahan serta menganalisa perusahaan perlu mengurangi sejumlah usahanya
seberapa baik manajemen perusahaan menanggapi (David, 2011).
pentingnya faktor-faktor tersebut (David, 2011).
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
tabel IFAS:
Analisis Lingkungan Eksternal
⬜ Daftarkan kekuatan dan kelemahan perusahaan
Analisis PESTLE
(masing-masih 5 sampai 10) pada Kolom 1.
Analisis keadaan lingkungan eksternal
⬜ Bobot masing-masing faktor dari 1,0 (paling
merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
penting) sampai 0,0 (tidak penting) pada
perusahaan yang secara langsung atau tidak
Kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin
langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
dari faktor tersebut terhadap posisi strategis
Faktor-faktor utama yang dianalisis menggunakan
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,0.
analisis PESTLE (political economy social
Bobot ini diberikan oleh peneliti berdasarkan
technology legal environment). Faktor PESTLE
hasil observasi di Toko Roti X.
yang terdapat pada usaha TOKO ROTI X yaitu :
⬜ Rating masing-masing faktor dari 5 (sangat 1) Aspek Politik (Politic)
baik) sampai 1 (sangat buruk) pada Kolom 3 Setelah pengumunan presiden dan wakil
berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor presiden Indonesia yang terpilih pada tahun
tersebut. Rating ini diberikan oleh pemilik 2019, kondisi perpolitikan di Indonesia
Toko Roti X. semakin tidak kondusif terlihat dari maraknya
⬜ Kalikan bobot masing-masing faktor dengan aksi demonstrasi dan isu nasional yang cukup
ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot besar. Keamanan dan ketertiban menjadi
dari masing-masing faktor pada Kolom 4. ancaman tersendiri bagi masyarakat juga
⬜ Gunakan Kolom 5 (keterangan) untuk investor asing.
pemakaian yang masuk akal terhadap setiap Kondisi perpolitikan ini berdampak pada
faktor. Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana terjadi
⬜ Tambahkan skor terbobot untuk mendapatkan penurunah IHSG turun (CNN Indonesia,
skor terbobot total untuk perusahaan pada 2019). Di samping itu, terjadi pelemahan nilai
Kolom 4. Hal ini menginformasikan tukar rupiah selevel Rp14.525 per dolar AS
bagaimana perusahaan merespon faktor-faktor (Ulfah, 2019) yang menyebabkan banyaknya
strategis di dalam lingkungan internalnya.
7
DOI :
investor asing yang meninggalkan pasar tepung terigu dan telur ayam ras. Sepanjang
Indonesia. tahun 2018 harga rata-rata tepung terigu
Bila melihat hal tersebut, kondisi politik ini secara nasional cenderung mengalami
dapat mengakibatkan toko roti X kesulitan kenaikan. Adapun perkembangan harga
untuk membeli mesin produksi yang umumnya tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3
merupakan produk dari luar negeri. Di
samping itu, kondisi politik berdampak baik
bagi toko roti X karena adanya pemilu di
Indonesia mengakibatkan jumlah hari libur
pada tahun 2019 menjadi lebih banyak
sehingga permintaan akan roti-pun meningkat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Plt.
Direktur Jendral Industri Agro Kemenperin,
Achmad Sigit Dwiwahjono yang mengatakan
bahwa industri makanan dan minuman akan
meraih peluang yang besar pada tahun politik Gambar 1 Perkembangan Harga Tepung Terigu di Indonesia
ini (Putra, 2019). (2016)
Sumber: BPS (Kemendag RI, 2016)
8
DOI :
9
DOI :
10
DOI :
11
DOI :
pada industri bakery. Hal ini karena para atau besar jumlahnya, konsumen membeli
pendatang baru pun dapat berpeluang dalam jumlah yang banyak, produk yang
memasuki saluran distribusi yang telah dibeli standar atau tidak terdiferensiasi, dan
dikuasai dengan perusahaan roti yang pembeli menghadapi biaya peralihan yang
telah ada, asalkan mampu memproduksi kecil. Untuk konsumen Toko Roti X dapat
roti dengan mutu produk yang sama atau dikatakan memiliki kekuatan tawar menawar
lebih baik namun dengan harga yang yang kuat karena produk yang dihasilkan
relatif lebih murah. tidak memiliki banyak perbedaan dengan
- Independensi Ukuran Kerugian Biaya produk sejenis yang beredar di pasar dan
Perusahan yang telah mapan mungkin biaya beralih yang rendah yang dikeluarkan
memiliki keunggulan biaya yang tidak oleh konsumen apabila ingin beralih ke
mudah ditiru oleh pendatang baru. produk lain. Selain itu sensitivitas harga juga
Keunggulan itu mungkin berupa kekayaan menjadi hal yang penting dalam
pengetahuan produk yang dilindungi mempengaruhi keputusan pembelian
dengan paten, akses untuk bahan mentah konsumen. Konsumen baru cenderung
yang lebih baik, atau lokasi yang membeli produk yang lebih murah, akan
menguntungkan. Meskipun demikian tetapi bagi konsumen yang lebih
pendatang baru masih berpotensi untuk berpengalaman cenderung membeli produk
dapat masuk ke dalam industri bakery berdasarkan kualitas yang pertama baru
dikarenakan baik bahan baku maupun mempertimbangkan sisi harga produk. Hal
peralatan yang digunakan untuk ini dapat memberikan ancaman bagi Toko
pembuatan bakery cukup banyak tersedia. Roti X dalam berkompetisi di industri roti.
12
DOI :
dikarenakan bergantung pada satu pemasok yang dimiliki Toko Roti X Faktor-faktor internal
saja. Berdasarkan penjelasan di atas, yang dianalisis meliputi aspek manajemen,
kekuatan penawaran pemasok terhadap Toko pemasaran, keuangan, operasi/produksi, sumber
Roti X dapat dikatakan tidak terlalu kuat, daya manusia, serta penelitian dan
karena Toko Roti X tidak terlalu sulit untuk pengembangan.
berganti dari satu pemasok ke pemasok
lainnya. 1) Manajemen
Untuk menganalisis fungsi manajemen
Dari lima faktor kekuatan yang telah usaha Toko Roti X, terdapat beberapa aspek
dijabarkan di atas, dapat dikatakan bahwa pada yang perlu dikaji, antara lain aspek
saat ini industri roti (bakery) mengalami perencanaan, pengorganisasian, pemberian
persaingan yang ketat. Hal ini terlihat dari motivasi, pengelolaan staf, dan aspek
banyaknya jumlah pesaing yang ada di industri ini pengendalian.
dan adanya pesaing kuat yang menguasai sebagian a. Perencanaan
besar pangsa pasar roti tawar dan roti manis di Saat ini usaha Toko Roti X belum
Indonesia, yaitu Sari Roti. Akan tetapi industri ini memiliki perencanaan tertulis baik untuk
masih menarik bagi pelaku usaha yang berskala jangka pendek, menengah, maupun
kecil dan menengah. Halangan masuk (barriers to jangka panjang. Hal ini terlihat dari belum
entry) yang tidak terlalu besar juga menunjukkan adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan
bahwa untuk memulai memasuki industri ini, para perusahaan yang dirumuskan secara
pendatang baru tidak terlalu memiliki hambatan. tertulis, jelas, dan spesifik. Walaupun
Produk pengganti (substitusi) yang beragam demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi
menjadi salah satu faktor yang menjadi ancaman pemilik Toko Roti X untuk
bagi industri ini dikarenakan biaya beralih yang mengembangkan usahanya. Hal ini
rendah yang dihadapi oleh pembeli apabila ingin terlihat dari keputusan yang diambil oleh
beralih mengkonsumsi produk yang lain. pemilik Toko Roti X pada saat akan
Selain itu kekuatan penawaran pembeli meningkatkan produksi rotinya,
juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan bagi memperhatikan permintaan pasar
pelaku usaha di industri ini. Pelaku usaha harus terhadap produk Toko Roti X Biasanya
dapat menawarkan produk yang memiliki kualitas ketika Toko Roti X membuka cabang
baik, rasa yang enak, variasi produk yang baru, ataupun membuka kerjasama
beragam, dan harga yang terjangkau agar dapat konsinyasi dengan perusahaan retail yang
menarik minat konsumen untuk membeli. Hal ini baru, maka dilakukan peningkatan
dikarenakan banyaknya produk sejenis yang produksi roti.
beredar di pasar sehingga membuat pembeli b. Pengorganisasian
memiliki banyak alternatif. Struktur organisasi Toko Roti X
Kekuatan penawaran dari pemasok dapat menunjukkan bahwa posisi manajemen
dikatakan tidak terlalu menjadi ancaman bagi puncak dipegang langsung oleh pemilik,
pelaku usaha di industri ini dikarenakan di mana pada posisi ini pemilik
banyaknya pemasok bahan baku yang ada di kota bertanggung jawab langsung terhadap
Bandung. Akan tetapi untuk bahan baku tertentu pengambilan keputusan strategis yang
yang didatangkan dari luar negeri hal ini dapat terkait dengan kelancaran usahanya dan
menjadi pertimbangan apakah mengganti bahan juga mengevaluasi bagian-bagian di
baku tersebut ataukah menggunakan bahan baku bawahnya, seperti bagian pemasaran dan
yang sama. penjualan, produksi, keuangan, dan
Analisis Lingkungan Internal bagian umum. Dalam menjalankan
Analisis lingkungan internal dilakukan operasionalisasi perusahaan, pemilik
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Toko Roti X menerapkan pendekatan top
13
DOI :
down, dimana seluruh komando dilakukan karyawannya tidak bersifat kaku sehingga
langsung oleh pemilik usaha kemudian kondisi ini memudahkan pemilik dalam
unit-unit di bawahnya hanya memberikan tugas kepada karyawan atau
melaksanakan hal-hal yang telah sebaliknya, jika para karyawan ingin
direncanakan. Meskipun demikian, tidak menyampaikan sesuatu kepada pemilik
jarang pemilik Toko Roti X turun yang terkait dengan masalah pekerjaan.
langsung untuk meninjau dan mengambil e. Pengendalian
keputusan di tiap-tiap bagian organisasi. Secara umum, pemilik Toko Roti X
c. Pemberian Motivasi melakukan pengendalian pada bidang
Meskipun pendekatan yang dilakukan produksi, khususnya dalam hal pengadaan
oleh pemilik Toko Roti X lebih bersifat bahan baku dan pengolahan.
top down dalam operasionalisasi Pengendalian dalam hal pengadaan bahan
perusahaan, akan tetapi pemilik tidak baku penting dilakukan karena terkait
menganggap bahwa karyawan sebagai dengan proses pembuatan roti sehingga
bawahan melainkan sebagai rekan kerja kontinuitas pembuatan roti tetap terjaga.
dan keluarga. Hal ini karena peran serta Sama halnya dengan pengadaan bahan
karyawan juga terlibat dalam keberhasilan baku, pengendalian dalam pengolahan
suatu usaha. Salah satu tindakan yang juga penting dilakukan karena terkait
dilakukan oleh pemilik untuk dengan kualitas atau mutu roti yang
meningkatkan motivasi karyawan adalah dihasilkan. Pengendalian terhadap
dengan cara melibatkan diri untuk ikut keuangan dilakukan oleh pemilik dengan
serta dalam proses produksi. Selain itu, melakukan evaluasi bulanan terhadap
pemilik memberikan motivasi dan arahan laporan keuangan yang dibuat oleh bagian
kepada para tenaga penjualnya setiap keuangan.
minggu. Pemberian motivasi terhadap
karyawan penting dilakukan karena 2) Pemasaran dan Penjualan
terkait dengan loyalitas para karyawan Menurut Kotler (2012), pemasaran adalah
terhadap perusahaan sehingga para suatu proses sosial dan manajerial di mana
karyawan tersebut tetap merasa nyaman masing-masing individu dan kelompok
selama bekerja dan diharapkan dapat mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
memberikan dampak positif terhadap inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
kinerja karyawan. Hal ini terbukti dengan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak
banyaknya karyawan yang telah bekerja lain. Pemasaran terkait dengan bauran
lebih dari 5 tahun di Toko Roti X pemasaran, yaitu aspek produk, harga,
d. Pengelolaan Staf distribusi, dan aspek promosi. Berikut ini
Pengelolaan staf dalam sebuah merupakan penjelasan dari masing-masing
perusahaan terkait dengan budaya atau bauran pemasaran pada Toko Roti X :
iklim kerja yang diterapkan oleh a. Produk (Product)
perusahaan. Budaya atau iklim kerja Jenis produk bakery yang diproduksi
adalah sekumpulan keyakinan, harapan, Toko Roti X termasuk dalam roti manis,
dan nilai yang dipelajari dan dibagikan yaitu cita rasa manis yang menonjol pada
oleh anggota-anggota organisasi dan sebuah roti, bertekstur empuk dan diberi
disampaikan dari satu generasi ke bermacam isi atau topping. Produk bakery
generasi berikutnya. Dalam Toko Roti X, yang dihasilkan oleh Toko Roti X ada
budaya atau iklim kerja yang terjadi lebih beberapa varian lain seperti roti tawar,
cenderung ke arah kekeluargaan. Oleh roti gandum, brownies, berbagai macam
karena itu, komunikasi yang terjalin cakes, dan kue bolu. Toko Roti X juga
antara pemilik Toko Roti X kepada para mencoba sebuah varian baru dalam
14
DOI :
produknya yaitu donat. Sementara itu saat persaingan. Di mana Toko Roti X setelah
ini juga sedang dilakukan pengembangan menentukan biaya dasar yang hendak
sebuah varian roti sehat yang apabila ditawarkan ke konsumen membandingkan
ditemukan komposisi yang tepat akan lebih dulu dengan harga produk bakery
segera diperkenalkan ke konsumennya. yang berkembang, sehingga Toko Roti X
Toko Roti X selalu mengutamakan menetapkan harga akhir yang tidak terlalu
kualitas rasa dan pemilihan bahan baku jauh berbeda di bawah harga pasar.
yang terbaik kepada konsumennya. c. Tempat (Place)
Segmentasi pasar untuk produk Toko Roti Menurut Kotler (2012), saluran distribusi
X adalah kelas menengah ke bawah adalah suatu perangkat organisasi yang
dengan target utamanya adalah kaum tergantung yang tercakup dalam proses
muda, anak-anak sekolah, dan ibu rumah yang membuat produk atau jasa menjadi
tangga yang menginginkan produk bakery untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
yang berkualitas baik namun dengan konsumen atau pengguna bisnis. Secara
harga terjangkau. Kemasan yang umum Toko Roti X mendistribusikan
digunakan oleh Toko Roti X untuk produknya melalui 2 pola saluran yang
membungkus produk bakery sebagian dapat dilihat lewat gambar berikut:
besar menggunakan wadah plastik. Untuk
labelisasi kemasan Toko Roti X sudah
cukup baik karena telah dilengkapi
dengan nomor PIRT dari Dinas Kesehatan
Kota Bandung, komposisi bahan baku,
nama merek Toko Roti X, lokasi produksi Gambar 3 Saluran Distribusi pada Toko Roti X
Toko Roti X, tanggal kadaluarsa, dan Sumber : Toko Roti X yang diolah oleh penulis
yang tidak kalah penting adalah adanya
label halal yang dikeluarkan oleh MUI. Semua produk bakery Toko Roti X
b. Harga (Price) diproduksi di pabriknya yang terdapat di
Menurut Kotler (2012), harga adalah Jalan Cibaduyut Lama no 25, Bandung,
sejumlah uang yang dibebankan atas yang kemudian disalurkan kepada para
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari konsumennya melalui :
nilai tukar konsumen atas manfaat- Pola saluran pertama adalah Toko Roti X
manfaat karena memiliki atau menyalurkannya lewat konsinyasi
menggunakan produk atau jasa tesebut. (consignment). Penerimaan titipan barang
Penetapan harga adalah suatu proses tersebut selanjutnya bertanggung jawab
untuk menentukan seberapa besar terhadap penanganan barang sesuai
pendapatan yang akan diperoleh atau kesepakatan. Toko Roti X bekerja sama
diterima oleh perusahaan dari produk atau dengan perusahaan retail di kota
jasa yang dihasilkan. Penetapan harga Bandung, seperti Borma, Griya dan
memiliki peranan dalam program Yogya untuk menyalurkan produknya.
pemasaran. Menetapkan harga berarti Dalam kerjasamanya dengan pihak retail,
bagaimana mempertautkan produk kita Toko Roti X disediakan sebuah stand
dengan aspirasi sasaran pasaran, yang untuk menjajakan produknya, karena itu
berarti pula harus mempelajari kebutuhan, Toko Roti X menyertakan SPG (Sales
keinginan, dan harapan konsumen. Promotion Girl) untuk membantu
Berdasarkan hasil wawancara yang mengelola dan menawarkan produknya
dilakukan dengan pemilik Toko Roti X, kepada para konsumen.
maka penetapan harga pada produk Toko Pola saluran kedua adalah Toko Roti X
Roti X didasarkan atas pendekatan menyalurkan produknya lewat outlet-
15
DOI :
outletnya yang tersebar di beberapa Modal yang digunakan dapat berasal dari
wilayah di kota Bandung, seperti di modal sendiri (pemilik) atau modal
daerah Cikutra, Ujungberung, Padalarang pinjaman dari pihak lain. Pada Toko Roti
dan Cijerah. Para konsumen langsung X, modal awal yang digunakan
datang ke outlet Toko Roti X untuk sepenuhnya berasal dari pemilik Toko
membeli produknya yang kemudian dapat Roti X, yaitu Ibu Iing Tanzil. Sampai saat
dibawa pulang. ini pun sumber modal dari Toko Roti X
Selain keduapola saluran distribusi di masih menggunakan dana yang dimiliki
atas, Toko Roti X juga menerima pesanan oleh pemilik dan tidak memiliki hutang
untuk pembuatan birthday cake, wedding kepada pihak lain untuk operasional
cake, cake khitanan, roti buaya, dan snack maupun aset yang dimiliki Toko Roti X
box yang dapat dikustomisasi sesuai Pengelolaan keuangan pada Toko Roti X
dengan selera konsumen. Sistem juga masih menggunakan sistem
pembayaran yang diterapkan oleh Toko keuangan sederhana yang menggunakan
Roti X adalah pembayaran secara tunai aplikasi Microsoft Office dalam
untuk outlet-outletnya. Sedangkan untuk pelaksanaannya. Pembukuan dilakukan
konsinyasi dengan pihak retail, oleh staf keuangan yang bertanggung
pembayaran oleh konsumen dilakukan jawab langsung dalam pelaporannya
kepada pihak retail yang dicatat melalui kepada pemilik Toko Roti X Keuntungan
nota pembelian. Kemudian dari pihak dari hasil penjualan Toko Roti X
retail akan menyetorkan kepada Toko seutuhnya menjadi milik Ibu Iing Tanzil
Roti X sebagai pemilik karena Toko Roti X
d. Promosi (Promotion) merupakan usaha milik pribadi dan tidak
Merupakan kegiatan komunikasi kepada ada pemegang saham di dalamnya. Dari
target market, agar dapat mengenal hasil penjualan tersebut yang digunakan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan. kembali sebagai biaya operasional dan
Dalam memasarkan produknya, kegiatan sebagai modal Toko Roti X ke depannya.
yang telah dilakukan oleh Toko Roti X
adalah melakukan promosi melalui Sales 4) Operasional / Produksi
Promotion Girl (SPG) dalam kerjasama Untuk menghasilkan produk yang
konsinyasinya dengan beberapa memiliki kualitas baik, maka diperlukan
perusahaan retail di kota Bandung. proses produksi yang baik juga.
Pemberian potongan harga untuk produk Pengendalian kualitas dilakukan di
yang akan kadaluarsa juga digunakan sepanjang produksi pembuatan produk
guna menarik minat konsumennya. Akan Toko Roti X oleh pemilik Toko Roti X
tetapi, salah satu hal terpenting yang agar dapat menjamin produk yang
dilakukan Toko Roti X untuk membina dihasilkan berkualitas baik sesuai dengan
loyalitas pelanggan adalah dengan standar yang dimiliki pemilik dan juga
membangun citra baik perusahaan melalui standar kesehatan pengelolaan makanan
pengutamaan kualitas rasa dengan harga yang baik. Dalam proses produksi
yang terjangkau. pembuatan roti, bahan-bahan yang
dibutuhkan terdiri dari :
3) Keuangan I. Bahan Baku
Modal diperlukan untuk mendirikan Bahan baku utama dalam pembuatan roti
sebuah perusahaan, baik yang dalam adalah tepung terigu. Tepung terigu yang
bentuk uang maupun dalam bentuk yang baik untuk membuat roti adalah tepung
lain termasuk lahan, bangunan, dan alat- terigu yang memilki kandungan protein
alat produksi yang dimiliki perusahaan. yang tinggi. Maka daripada itu Toko Roti
16
DOI :
X menggunakan tepung terigu merek daripada itu Toko Roti X telah memiliki
Cakra Kembar, karena selain memiliki beberapa pemasok yang berbeda untuk
kandungan protein yang tinggi yang baik menjaga ketersediaan bahan baku
untuk pembuatan roti, tepung terigu produksinya. Bahan baku yang diperoleh
merek Cakra Kembar mudah untuk tersebut kemudian disimpan dalam ruang
didapatkan. Sedangkan untuk membuat persediaan yang terdapat di pabrik Toko
produk cake, Toko Roti X menggunakan Roti X.
tepung terigu yang memiliki kandungan
protein rendah, yaitu tepung terigu merek 5) Sumber Daya Manusia
Kunci Biru. Untuk membuat bolu, Kualitas sumber daya manusia yang
brownies, dan sponge cake, Toko Roti X dimiliki sebuah perusahaan menunjang
menggunakan tepung terigu merek keberhasilan sebuah perusahaan dalam
Segitiga Biru yang memiliki kandungan menjalankan usahanya. Sumber daya manusia
protein sedang. yang baik dapat melakukan tugasnya dengan
II. Bahan Penunjang baik sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Bahan penunjang dalam pembuatan roti Pada saat ini Toko Roti X memiliki karyawan
adalah telur, gula, susu, mentega, yang berjumlah 80 orang, yang terdiri dari 3
emulsified shortening, garam, dan air. orang bagian keuangan dan 1 orang supervisor
Selain itu beberapa bahan lain yang keuangan; 52 orang sebagai Sales Promotion
digunakan untuk topping atau taburan Girl (SPG) dan 1 orang sebagai supervisor
untuk roti ataupun cake adalah cokelat, pemasaran dan penjualan; 20 orang di bagian
abon sapi, messes, selai, dan lain-lain. operasional dan produksi dan 1 orang sebagai
III. Bahan Bakar supervisor operasional; dan 2 orang sebagai
Bahan bakar yang digunakan untuk staf bagian umum yang bertanggung jawab
melakukan proses baking adalah terhadap bagian sistem informasi dan sumber
menggunakan gas elpiji. daya manusia dalam perusahaan.
Fasilitas yang mendukung produksi Secara umum, perekrutan tenaga kerja
bakery juga dipersiapkan oleh pemilik pada Toko Roti X tidak melalui prosedur yang
dengan baik, yang meliputi gedung pabrik formal dan terstruktur. Tidak ada persyaratan
pembuatan produk bakery yang baik dan atau kualifikasi khusus dalam penerimaan
higienis, peralatan, dan perlengkapan karyawan, yang terpenting adalah calon
modern yang menggunakan mesin, alat karyawan harus memiliki semangat kerja yang
teknologi dan informasi, dan alat tinggi dan kejujuran. Tenaga kerja yang
transportasi yang mendukung distribusi dibutuhkan tidak dituntut untuk memiliki
produk Toko Roti X ke outlet-outlet pendidikan yang tinggi, hal ini terlihat dari
penjualannya. sebagian besar karyawannya hanya lulusan
IV. Pengemasan SMA. Khusus untuk bagian pembuatan roti,
Jenis kemasan yang digunakan sebagai calon karyawan akan diberikan pelatihan oleh
pembungkus roti menggunakan kemasan pemilik bagaimana cara membuat roti dan
berbahan dasar plastik. Pada kemasan menggunakan alat produksi dengan baik dan
tersebut tercantum nama merek Toko Roti benar. Pada umumnya sebagian besar
X, alamat lokasi pembuatan Toko Roti X, karyawan Toko Roti X berasal dari sekitar
komposisi bahan baku, nomor PIRT dari lokasi pabrik produksi roti. Setiap minggunya
Dinas Kesehatan, dan label halal dari bagian pemasaran dan penjualan berkumpul di
MUI. pabrik untuk mendapatkan arahan dan
Untuk menjaga keberlangsungan proses memberikan laporan bagaimana penjualan
produksinya akses bahan baku sangat mereka di lapangan. Komunikasi yang baik
penting dijaga kontinuitasnya. Maka selalu dibangun oleh pemilik dan karyawannya
17
DOI :
agar apa yang diinginkan oleh pemilik dapat merupakan salah satu bagian perusahaan yang
dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan memiliki fungsi terkait dengan pengembangan
Toko Roti X Untuk jam kerja pada Toko Roti produk baru atau riset pasar. Hal ini dapat
X adalah selama enam hari, yaitu mulai dari menjadi sebuah kelemahan yang dimiliki oleh
hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai dari Toko Roti X
jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Kecuali untuk External Factors Analysis Summary (EFAS)
bagian pemasaran yang berada di outlet-outlet Tabel External Factors Analysis Summary
penjualan dan perusahaan retail yang bekerja (EFAS) digunakan untuk menganalisis dan
sama dengan Toko Roti X, bekerja setiap hari, mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang relevan
akan tetapi dibagi dalam 2 shift kerja sesuai di mana suatu perusahaan berada berdasarkan data
dengan jam operasional outlet atau perusahaan yang diperoleh melalui analisis PESTLE dan
retail tersebut. analisis Porter’s Five Forces. Adapun faktor
Sistem pembayaran dilakukan strategis eksternal ditunjukkan oleh table berikut
sebanyak satu kali dalam sebulan, yaitu pada ini:
saat bulan. Khusus untuk bagian pemasaran
Tabel 2 Tabel External Factors Analysis Summary(EFAS)
dan penjualan (SPG) akan mendapatkan bonus Toko Roti X
insentif berdasarkan besarnya jumlah Faktor Strategis Eksternal bobot rating nilai keterangan
Peluang
penjualan yang mereka raih selama satu bulan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman 0.09 3 0.27
Dapat bertumbuh meski terjadi
perlambatan ekonomi sepanjang tahun
ini merupakan aplikasi dari sistem reward and Bandung dikenal sebagai kota kuliner 0.06 3 0.18 Bakery sebagai salah satu produk kuliner
punishment yang diterapkan oleh pemilik Toko Penggunaan media sosial sebagai alat marketing 0.12 5 0.6
Saat ini media sosial lebih populer sebagai
media promosi
Roti X untuk memotivasi karyawannya. Akan Dukungan pemerintah untuk ukm 0.06 3 0.18
Peket kebijakan ekonomi ke-12 yang
mendukung pertumbuhan ukm
Total 1 3.73
keterbatasan tenaga ahli dalam mengelola
Sumber : Analisis Data Penulis
manajemen perusahaan. Di samping itu faktor
keterbatasan modal juga menjadi penyebab
Tabel Internal Factors Analysis Summary
sebuah perusahaan tidak memiliki bagian ini.
(IFAS)
Orientasi perusahaan masih sebatas pada
Faktor internal yang mempengaruhi Toko
bagaimana modal yang telah dikeluarkan
Roti X dibagi ke dalam 2 kategori yaitu kekuatan
dalam menjalankan usaha dapat kembali dan
dan kelemahan. Adapun kekuatan dan kelemahan
memperoleh keuntungan dari penjualan
Toko Roti X diuraikan seperti yang ditunjukkan
produknya. Hal ini juga terjadi pada Toko Roti
oleh table berikut ini :
X, bagian penelitian dan pengembangan dinilai
oleh pemilik masih belum perlu diadakan
karena sang pemilik masih mampu untuk
mengembangkan potensi pasar yang ada dan
juga produksi bakery dari Toko Roti X Di sisi
lain bagian penelitian dan pengembangan
18
DOI :
Kelemahan
yang berada di kuadran I IE Matriks, dapat
Keterbatasan sistem informasi dan
0.08 3 0.24
Belum menggunakan sistem disimpulkan perusahaan dapat menggunakan
pengelolaan yang sederhana informasi terpadu
Masih sebatas penjualan di outlet dan strategi insentif ataupun strategi integrasi untuk
Promosi produk yang kurang maksimal 0.11 5 0.55
promosi melalui SPG
Penampilan produk roti yang kurang
mengembangkan perusahaannya sesuai dengan IE
Tampilan produk yang sederhana 0.09 3 0.27
menarik bagi konsumen Matriks yang dikembangkan oleh Fred R. David
Arah perusahaan belum tertuang
Belum ada visi dan misi perusahaan secara
tertulis
0.07 3 0.21 secara tulisan yang dapat dipahami (2011). Bila melihat table IFAS, Toko Roti X
oleh karyawan
Apabila terjadi kendala dalam memiliki kendala dalam mempromosikan produk
pendanaan operasional perusahaan
Ketergantungan terhadap modal pemilik 0.07 2 0.14
masih tergantung kepada modal dan juga tidak adanya bagian penelitian dan
pemilik
pengembangan (skor 0,55 yang menunjukkan
Belum memiliki bagian penelitian dan Terhambat dalam menciptakan
0.11 5 0.55
pengembangan inovasi baik produk maupun promosi kelemahan perusahaan cukup tinggi). Mengacu
Total 1 3.70 pada hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Toko
Sumber : Analisa Data (Penulis) Roti X perlu untuk membuat strategi intensif
IE Matriks berupa market development dan market
Berdasarkan 2 nilai dari EFAS DAN penetration agar mampu melakukan promosi yang
IFAS Matriks, di mana total EFAS = 3,73 tepat sesuai dengan target pasarnya.
sedangkan IFAS sebesar 3,70, posisi Toko Roti X Di samping itu, Toko Roti X juga dapat
di dalam IE MAtriks berada di kuadran1. dapat melakukan horizontal integration seperti
disimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan membentuk divisi pengembangan dan penelitian
oleh Toko Roti X agar dapat bersaing di dalam Toko Roti X. Divisi pengembangan dan penelitian
industrinya adalah strategi integrasi atau strategi in juga berguna untuk menghadapi ancaman yang
intensif. dihadapi oleh Toko Roti X dimana Toko Roti X
sebaiknya membuat varian roti baru yang berbeda
dengan pesaing (berdasarkan hasil di tabel EFAS).
DAFTAR PUSTAKA
19
DOI :
20
DOI :
21
DOI:
ABSTRAK
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tantangan bagi banyak perusahaan dewasa ini. Hal ini
dikarenakan jumlah individu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan terbatas dan diperebutkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Untuk menemukan individu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
diperlukan suatu pengelolaan SDM yang tepat salah satunya melalui proses talent management. Talent management
merupakan rangkaian aktivitas terintegrasi yang terdiri dari: mengidentifikasi, menemukan, mempertahankan, dan
mengembangkan pegawai yang kompeten untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menanggulangi
masalah pengelolaan talenta di Retail X. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, survey, dan
mencatat data perusahaan secara langsung. Tahapan penelitian dimulai dari identifikasi talenta, proses dan cara
perekrutannya, mengembangkannya, dan mempertahankan pegawai.
Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi pengelolaan talenta di Retail X, individu bertalenta (kompetensi)
yang diperlukan retai X berdasarkan hasil penurunan dari visi perusahaan, cara rekrutmen dan seleksi yang sebaiknya
diterapkan, alternatif pelatihan di berbagai jalur karir dan dan cara untuk mempertahankan pegawai bertalenta.
Kata kunci: manajemen talenta, sumber daya manusia, identifikasi talenta, pengembangan pegawai
ABSTRACT
Human resources management (HRM) is a challenge for many companies nowadays because the number of
individuals who fit with the company needs is limited and contested among companies. To find the right talent,
company should use talent management to manage their human resources. Talent management is an integrated
activities consists of identifying, finding, developing and maintaining a right talent to improve business performance.
This research is a descriptive study that aims to describe and solves the problem of talent management in
Retail X. Data collection techniques through observation, interviews, surveys, and record company data. The research
stage starts from identifying, recruiting, developing and maintaining talented employees.
The results showed the current conditions of talent management in Retail X , the right talent (competency) for
retail X based on organization vision, recruitment and selection methods that should be used, alternative training
program in various career paths and ways to retain talented employees.
Keywords: talent management, human resourcesmanagement, talent identification, talent development
22
DOI:
penting oleh Retail X. Retail X merancang sistem pembuatan atau penetapan kompetensi bagi para
Talent Management dengan tujuan untuk mencari pegawai dan khususnya para talent di
dan mengelola karyawan agar tujuan dari perusahaan. Talent Management juga merupakan
perusahaan dapat berjalan dengan baik. bagian dari strategi perusahaan dalam
Perencanaan ini bertujuan untuk menfokuskan menambahkan atau bahkan menciptakan nilai dan
fungsi pada perekrutan, penyeleksian pagawai, meningkatkan performa perusahaan.
penyusunan jalur karir, dan juga penilaian untuk Para talent di dalam perusahaan
pelatihan pegawai. Dimulainya perancangan ini diharapkan dapat menjadi kontributor yang
juga mendukung Retail X agar memiliki konstruktif untuk kemajuan perusahaan dengan
manajemen sumber daya manusia yang dapat memberikan added value atau bahkan
terintegrasi dengan baik dan mengefisienkan creating value bagi perusahaan (University of
fungsi manajemen di Retail X. Lucerne, Georg Fischer AG, and Ernst and
Dari proses wawancara yang dilakukan Young, 2018) atau bahkan dapat diproyeksikan
kepada Retail X, muncul masalah penanganan menjadi calon pemimpin perusahaan berikutnya.
karyawan mulai dari proses perekrutan, seleksi,
jalur karier, dan pelatihan dikarenakan belum ada Definisi dan Identifikasi Talent
sistem Talent Management yang tersusun dengan Talent dalam konteks karyawan berbakat
baik sehingga menyebabkan adanya didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang
ketidaktepatan dan tidak terkontrolnya sistem meliputi kelebihan fundamental, keterampilan,
pengelolaan sumber daya manusia seperti pengetahuan, pengalaman, kecerdasan,
kurangnya efisiensi kemampuan talent untuk pengambilan keputusan, sikap, karakter,
memaksimalkan suatu fungsi di perusahaan. dorongan, serta kemampuan untuk belajar dan
Selain itu, belum adanya Talent Management berkembang
yang baik dan benar juga menyulitkan perusahaan Talent merupakan asset (pegawai yang
dalam mengembangkan kemampuan pegawai sudah atau akan berada di dalam perusahaan)
yang sudah ada sehingga perusahaan menjadi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
kurang efisien dan efektif. Talent Management di mencapai tujuan perusahaan atau mencapai visi
Retail X juga diperlukan untuk dapat dan misi perusahaan. Menurut Berger & Dorothy
memudahkan para high level perusahaan mencari (2008) ada tiga unsur pembentuk Talent
successor untuk perusahan Retail X. Management, salah satunya yakni kompetensi.
Keperluan membangun Talent Menurut Edison et. al (2016) dalam
Management di Retail X juga didorong untuk Jamaludin et. al (2017) , kompetensi adalah
keperluan pengintegrasian informasi berupa kemampuan individu untuk melaksanakan suatu
roadmap jalur karier, atau hal lainnya bagi para pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan
talent agar dapat terinformasikan dengan baik, yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut
sehingga tujuan daripada setiap talent dapat pengetahuan (knowledge), keahlian (skill) dan
terpaparkan dengan benar. sikap (attitude). Penelitian ini berfokus pada
identifikasi talent mengunakan kerangka
KAJIAN TEORI
pemikiran Competency Based on Human
Talent Management Resource Management (CBHRM). Tahapan
Talent Management merupakan membuat CBHRM melalui delapan proses, yakni:
rangkaian kegiatan terintegrasi yang dimulai 1. Review organisasi. Meliputi keterangan atau
dengan mengidentifikasi, memperoleh informasi mengenai visi dan misi perusahaan
(rekrutemen), mengembangkan dan dan juga value perusahaan. Selain itu juga
mempertahankan talenta, untuk meningkatkan diinformasikan juga soal struktur organisasi
kinerja perusahaan (Collings, Scullion, & perusahaan.
Vaiman, 2011; Smilansky, 2008). Visi, misi, dan 2. Arsitektur kompetensi. Gambaran mengenai
nilai perusahaan akan digunakan sebagai dasar kompetensi apa saja yang menunjang pada
23
DOI:
setiap jabatan tertentu. pegawai dalam 2 bagian yaitu yang akan diterima
3. Rancangan kamus kompetensi. Digunakan dan yang ditolak (Marjuni, 2015).
perusahaan dalam menentukan kompetensi Dalam hal ini, seleksi talent dapat
seperti apa saja yang diperlukan oleh dilakukan secara berbeda atau lebih terfokus
perusahaan untuk mencari kualitas terbaik daripada seorang
4. Leveling kompetensi jabatan. Menerangkan pegawai dalam perusahaan.
secara detail mengenai uraian jabatan tertentu
mulai dari kompetensi, peranan serta tugas Pelatihan dan Pengembangan Para Talent
jabatan terkait. Menurut Departemen Pendidikan
5. Rancangan formulir penilaian. Kompetensi Nasional (2002), pelatihan adalah proses
Tahapan dalam menilai kompetensi para talent pembelajaran yang memungkinkan pegawai
dengan menggunakan parameter berdasarkan melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai
pada kompetensi jabatan talent tersebut. dengan standar. Pentingnya pelatihan untuk
6. Penilaian kompetensi individu. Proses meningkatkan kompetensi dan dipertahankannya
penilaian oleh penilai kepada talent. SDM yang berkompeten. Di sisi lain,
7. Analisis gap kompetensi. Diperlukan untuk pengembangan menurut Rivai dan Sagala (2011),
menghitung berapa angka kekurangan pengembangan SDM, jangka panjang sebagai
kompetensi yang diperlukan untuk standar pembeda dari kegiatan pelatihan untuk pekerjaan
posisi atau jabatan tertentu. tertentu telah menjadi perhatian dari
8. Tindak lanjut. Pada tahap ini, perusahaan perlu pengembangan SDM. Dengan melalui kegiatan
mengkaji ulang analisis gap kompetensi yang pengembangan pegawai yang ada,
terjadi di perusahaanya. Gap ini bisa pengembangan SDM berusaha mengurangi
disebabkan oleh kesalahan sewaktu perumusan ketergantungan organisasi terhadap pengangkatan
kompetensi, ketidaksesuain rumusan pegawai baru.
kompetensi dengan karakter internal individu Sebelum melaksanakan program
ataupun karakter eksternal individu. pelatihan dan pengembangan perusahaan perlu
melakukan penilaian kinerja. Proses penilaian
Menarik dan Mencari Para Talent kinerja harus dilakukan untuk menghasikan
Rekrutmen merupakan hal pertama yang informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku
dilakukan oleh perusahaan dalam menjaring dan kinerja anggota – anggota organisasi
pegawai. Rekrutmen harus dilakukan secara (Sinambela, 2016). Tujuan ini juga dapat
terstruktur, karena akan berpengaruh pada proses diklasifikasikan sebagai proses untuk melakukan
selanjutnya yaitu seleksi. Ahli menambahkan evaluasi dan pengembangan. Penilaian kinerja
perekrutan diartikan sebagai proses penarikan bukan merupakan suatu aspek yang muda, maka
sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi dari itu dalam pelaksanaanya haruslah sangat
menjadi pegawai (Hariandja, 2009:96). Cara berhati-hati dalam mengaplikasikannya.
rekrutmen yang konvensional mungkin kurang Menurut Veithzal Rivai, Ahmad F.M.
tepat jika diterapkan pada rekrutmen untuk talent. Basri (2005) dalam buku (Sinambela, 2016), ada
Perekrutan talent haruslah berbeda, dengan cara 3 hal yang harus diperhatikan dalam penilaian
yang unik. yaitu:
Menurut Hariandja dalam Cupian, 1. Input
Muhammad Zaky, Kadar Nurjaman, dan Esa Proses ini bermaksud untuk menyesuaikan
Kurnia (2020) setelah melakukan proses persepsi, maka harus disampaikan dan
rekrutmen, maka pegawai akan di seleksi sesuai diinformasikan secara jelas mulai dari, siapa
penilian yang sudah dilakukan perusahaan. yang melakukan penilaian, aspek apa yang
Proses seleksi ini memastikan, pegawai yang dinilai, mengapa diperlukan penilaian, kapan
diterima telah memenuhi berbagai persyaratan diadakannya, dimana diadakannya, dan
dan sudah sesuai dengan yang diperlukan oleh bagaimana proses penilaian itu akan
perusahaan sehingga proses seleksi membagi 2 dilakukan. Hal tersebut harus ditanyakan
24
DOI:
sebagai sebuah masukan dalam melakukan merupakan tanggung jawab individu karena
penilaian agar tidak menimbulkan persepsi individu pegawailah yang lebih mengetahui
ataupun bias. mengenai berbagai kebutuhannya, tetapi perlu
2. Process diingat organisasi memiliki kepentingan sendiri,
Proses yang dimaksud adalah tahap dalam maka organisasi perlu terlibat di dalamnya agar
penyusunan dalam melakukan penilaian. dapat dicapai secara efektif baik dilihat dari sudut
Proses ini melibatkan seluruh pihak baik pandang pegawai maupun organisasi.
pegawai dengan penilai, untuk meninjau
apakah proses ini sudah atau belum sesuai. METODOLOGI
3. Output
Jenis Penelitian
Output yang dimaksudkan adalah hasil dari
Menurut Sekaran & Bougie (2013)
melakukan penilaian, hal dimaksudkan seperti
penelitian deskriptif adalah penelitian yang
manfaat penilaian, dampak, resiko, dll. Selain
dilakukan dalam rangka memberi keyakinan dan
itu juga perlu diketahui apakah proses
memungkinkan untuk mendeskripsikan suatu
penilaian kinerja ini akan berhasil
karakteristik dari variabel yang diteliti pada
meingkatkan kualitas kinerja, motivasi pekerja
situasi tertentu.
ataupun kepuasan kerja para pegawai atau
Penelitian ini merupakan penelitian
tidak.
deskriptif yang memaparkan manajemen talenta
Mempertahankan Para Talent yang sudah dilaksanakan di Retail X. Selain itu,
Mempertahankan talent dalam penelitian ini juga memberikan usulan
perusahaan bukan merupakan pekerjaan yang manajemen talenta berdasarkan kondisi dan
mudah untuk dilakukan. Melakukan maintain dan karakteristik Retail X termasuk karakteristik
retain untuk para talent haruslah menarik dna pegawai yang ada.
berbeda, dapat mengikuti keperluan dan
perkembangan jaman yang mungkin akan Teknik Pengumpulan Data
berbeda caranya pada setiap generasi. Teknik pengumpulan data dilakukan
Pentingnya mengelola jalur karier untuk melaui proses wawancara, observasi langsung
para karyawan atau talent diperlukan untuk dapat dan studi dokumen. Proses wwawancara
memotivasi karyawan dalam menunjang dilakukan kepada kepala bagian atau chief
aktivitasnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan bagian human resource atau penaggungjawab
atau target dan juga rencana perusahaan. Menurut bidang dalam perusahaan. Peneliti juga
Guttridge (1976) dalam Hengky Pangestu (2012- melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
2013), manajemen karir adalah proses dimana terkait pembangunan Talent Management.
organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat Observasi dilakukan dengan mengamati
karir individual dan kemampuan organisasi untuk langsung lokasi usaha yang dijadikan objek
merekrut karyawan (Gutteridge, 1976). penelitian dan melakukan observasi pada
Pengelolaan karier menjadi suatu yang aktivitas divisi sumber daya manusia.
penting, sebagai usaha pengembangan pegawai Studi dokumen dilakukan dengan
dan peningkatan kemampuan organisasi, serta mengumpulkan data dari berbagai kegiatan
sebagai peningkatan kepuasan kerja yang Talent Management di Retail X.
dibutuhkan untuk memenangkan persaingan,
serta guna mempertahankan para talent. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini dimaksudkan akan
Pengelolaan karier adalah kegiatan dan
penelitian lebih spesifik dan terarah pada suatu
kesempatan yang diberikan organisasi dalam
tujuan. Pembatasan yang dimaksud yaitu,
upaya membantu pegawai untuk mencapai tujuan
penelitian dilakukan hanya untuk satu divisi saja,
kariernya, yang sekali lagi penting untuk
yaitu divisi Human Resouce dan Human Capital
meningkatkan kemampuan organisasi.
di suatu Kantor Pusat Retail X di Bandung.
Perencanaan karier pada umunya
25
DOI:
26
DOI:
1 analisis 16 menindaklanjuti
2 daya tahan 17 menyusun strategi
3 delegasi 18 negosiasi
4 Inisiat.if 19 orientasi pada kualitas
27
DOI:
13 memperoleh komitmen
14 mengelola konflik
15 mengembangkan orang lain
sumber: (hasil dari wawancara dengan narasumber perusahaan)
3. Tahap III : Pada tahap ini, peneliti menyaring
kompetensi-kompetensi yang ada dalam
perusahaan dan kompetensi yang dirumuskan
peneliti menjadi suatu kompetensi baru.
4. Tahap IV : Dari kompetensi baru tersebut,
peneliti membuat arsitektur kompetensi dalam
rangka menggambarkan atau mengilustrasikan
bagian-bagian penting dalam menunjang
keberhasilan Talent Management untuk divisi
human resource di dalam perusahaan.
Peneliti berusaha menggambarkan
arsitektur kompetensi yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh perusahaan untuk memperoleh
gambaran baru mengenai aspek kompetensi
managerial dan kompetensi inti yang berbeda.
Arsitektur kompetensi ini dibuat berdasarkan
rumusan kompetensi yang sudah dibuat oleh
peneliti dan menyesuaikannya pada gambaran
Gambar 6 Arsitektur Kompetensi Retail X arsitektur kompetensi agar dapat lebih mudah
dimengerti.
Talent Management Terdapat dua bagian perbedaan arsitektur
Pada bagian ini peneliti akan kompetensi pada rumusan perusahaan dan
menjabarkan tahapan dalam membangun Talent rumusan peneliti. Perbedaan itu terletak pada
Management untuk Retail X. Peneliti akan bagian kompetensi managerial dan kompetensi
membagi dalam empat tahapan dan pada masing- inti perusahaan. Jika pada arsitektur kompetensi
masing tahapan akan dijelaskan mengenai detail perusahaan bagian kompetensi inti terdapat tiga
setiap tahapan yang dilakukan dalam membangun kompetensi yaitu communication, customer
Talent Management. oriented, dan visioning and strategic thinking.
Sementara pada rumusan arsitektur kompetensi
Identification
Pada tahapan identifikasi talent, peneliti peneliti, hanya terdapat empat kompetensi inti,
menganalisis data dan informasi yang diperoleh yaitu, adaptability, creative thinking,
dari perusahaan. Identifikasi talent dibagi professionalism, dan quality orientation.
menjadi beberapa tahapan. Sementara itu, pada arsitektur
1. Tahap I: Analisis visi dan misi serta value kompetensi perusahaan bagian kompetensi
perusahaan. Pada tahapan ini, peneliti managerial terdapat lima kompetensi yaitu
mempelajari visi dan misi perusahaan, lalu leadership, planning and organizing, decision
menurunkannya ke dalam kolom-kolom untuk making, dan visioning and strategic thinking.
breakdown kompetensi apa saja yang Sementara pada rumusan arsitektur kompetensi
diperlukan, dan memisahkannya menurut peneliti, hanya terdapat tiga kompetensi
knowledge, skill, dan behavior (detail dapat managerial, yaitu, change leadership, decision
dilihat pada tabel 3 dan 4 ). making, dan visioning and strategic thinking.
2. Tahap II : Tahap berikutnya, peneliti
membandingkan dengan daftar kompetensi
yang sudah ada di dalam perusahaan.
28
DOI:
Inovasi berpikir futuristik mampu menciptakan hal up to date inovatif menginisiasi perubahan Dorongan untuk
mencari kesempatan pada
thinking out of the box. yang baru mengembangkan kualitas informasi (facilitating change)
perbedaan yang ada dan
pengetahuan
akan mengeksplorasi yang layanan dinamis mampu berpikir inovatif
penggunaan teknologi atau dibutuhkan konsumen fokus pada kesempatan perhatian terhadap dalam menghadapi masalah
aspek lain untuk kejelasan tugas
kualitas dan
29
DOI:
pelanggan kepada
pelangan
komunikasi
proaktif
empati
Persuasi mengetahui mencari informasi produk sopan dan ramah komunikasi persuasif Dapat berkomunikasi
dengan pelanggan secara
kebutuhan sopan dan ramah komunikasi dengan baik informatif pantas, sopan, dengan
pelanggan
berbahasa yang baik proaktif menginformasikan produk
mengetahui cara dan benar empati kepada pelanggan, untuk
menghadapi pelanggan
memberikan pelayanan menambah posibilitas atensi
mengetahui cara prima pelanggan terhadap produk.
berkomunikasi dengan
baik
mengkomunikasik an
produk dengan baik dan
mengetahui detail produk benar
dan lokasi produk
menyesuaikan perilaku untuk bekerja secara efisien dan efektif di dalam menghadapi suatu informasi baru, perubahan situasi
1 adaptability
dan lingkungan yang berbeda guelph
mempertanyakan hal yang biasa terjadi, mampu mencari alternatif, serta mampu merespon terhadap tantangan yang menuntut
guelph
2 creative thinking inovasi solutif atau jasa, dengan menggunakan intuisi, percobaan, dan sudut pandang yang terbuka
Core
3 professionalism menjaga persistensi profesionalisme dalam bekerja, dan memegang teguh standar etika yang ada aubmc
Mencapai tugas dengan mempertimbangkan semua area yang terlibat, tidak peduli seberapa kecilnya;
4 quality orientation menunjukkan kepedulian terhadap semua aspek pekerjaan; memeriksa proses dan tugas secara akurat; menjadi harvard
waspada selama periode waktu tertentu.
5 communication Mendengarkan orang lain dan berkomunikasi dengan cara yang efektif yang mendorong komunikasi terbuka guelph
6 conflict management Mencegah, mengelola dan / atau menyelesaikan konflik guelph
7 influence Mendapatkan dukungan dari dan meyakinkan orang lain untuk memajukan tujuan organisasi guelph
Secara efektif mengeksplorasi alternatif dan posisi untuk mencapai hasil yang mendapatkan dukungan dan penerimaan semua
8 Technical negotiation harvard
pihak.
9 teamwork Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan hasil positif guelph
Mengelola, memimpin, dan memungkinkan proses perubahan dan transisi, sambil membantu orang lain untuk
10 Managerial change leadership
mengatasi dampaknya guelph
30
DOI:
Gambar 8 Cara Membaca Kamus Kompetensi Umum Secara rinci per tahapan, peneliti mencoba
6. Tahap VI : Berdasarkan kamus membaca dan memahami visi dan misi, value, dan
kompetensi yang telah disusun, dan kamus kompetensi yang sudah dimiliki
mempertimbangkan ruang lingkup tugas dan perusahaan. Peneliti menemukan ada beberapa
tanggung jawab dari setiap jabatan di divisi rumusan kompetensi perusahaan yang sama atau
human resource dan human capital, peneliti serupa sehingga peneliti merumuskan kompetensi
merumuskan profil kompetensi jabatan. yang baru, yang lebih efisien dan ringkas,
berdasarkan hasil wawancara, visi dan misi, value,
dan kompetensi yang sudah dimiliki perusahaan.
Kompetensi berarti individu memiliki
knowledge, skill, dan value yang diperlukan untuk
31
DOI:
keperluan hari ini dan ke depannya, jika Star talent diartikan sebagai kualitas
kompetensi tidak tepat, maka akan berujung pada utama dari seorang talent. Star talent memiliki
ketidaktepatan pengambilan keputusan (Ulrich, tingkat performa yang tinggi, seimbang dengan
Dave, Allen, Brockbank, Younger, & Nyman, tingkat potensi yang tinggi pula. Star talent inilah
2009). yang sangat diperlukan oleh perusahaan dalam
Terdapat dua kelompok besar kompetensi memajukan atau mengeksekusi pencapaian visi
yang dirumuskan peneliti, yang pertama dan misi perusahaan.
merupakan kompetensi yang bersifat general atau
umum terdiri dari core competency, managerial Recruitment and Selection
competency, dan technical competency, terdapat Retail X dapat dikatakan menemui
level-level yang berisi penjabaran aktivitas kunci kesulitan dalam mencari para talent, mengingat
dan detail pada setiap kompetensi. Kedua, perusahaan memerlukan ratusan pegawai baru
merupakan kamus kompetensi yang bersifat yang bertalenta, hal ini disampaikan dari hasil
khusus atau spesifik untuk divisi Human Resource wawancara peneliti dengan manager bidang
dalam perusahaan. Peneliti menggabungkannya ke human resource dan manager bidang human
dalam satu peta besar dan merumuskannya capital development. Pentingnya melakukan
sebagai Peta Besar Kompetensi Human Resource rekrutmen baik secara internal maupun eksternal
sebagai Profil Kompetensi per Jabatan. untuk menempati posisi penting dalam
Gambar 6 menerangkan bahwa rentang perusahaan menjadi suatu hal penting untuk
kompetensi pada setiap jabatan, memiliki menunjang aktivitas dan rencana strategis
kompetensi yang berbeda, terutama pada perusahaan untuk menghadapi perubahan yang
kompetensi managerial. Dapat dilihat pada cepat dan dinamis. Dalam hal ini, mengingat
gambar di atas, kompetensi managerial terus peluang rekrutmen eksternal lebih besar dalam
membesar cakupannya pada rentang jabatan yang memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan sudah
semakin tinggi atau berada pada top-level melakukan rekrutmen eksternal untuk mencari
management. Hal ini sesuai dengan keinginan talent. Contohnya, perusahaan telah melakukan
perusahaan, dimana pegawai-pegawai yang rekrutmen eksternal untuk mencari manager
berada pada posisi kunci, memiliki tingkat talent, yang berfungsi untuk membantu
kepemimpinan yang unggul. perusahaan dalam mengoptimalkan fungsi human
Gambar 7 di atas menerangkan bahwa resource perusahaan.
talent terdapat pada garis merah pada matrix di Adanya keperluan generasi milenial yang
atas. Menerangkan bahwa selain berpotensial, berwawasan baru dalam dunia professional juga
talent juga memiliki tingkat kinerja mid-top. Hal menjadi alasan mengapa pentingnya rekrutmen
ini diimbangi dengan tingkat kompetensi yang eksternal dengan merekrut pegawai muda yang
juga harus memiliki kelebihan atau keunggulan di berpotensi atau bertalenta dalam melakukan
atas rata-rata kompetensi yang harus dimiliki oleh rencana strategis perusahaan. Dalam jurnal
pegawai pada rentang jabatan tertentu. Interdiciplinary Journal of Contemporary
Talent yang berada pada posisi Research in Business, jika organisasi terlalu
development harus mengikuti pelatihan intensif sedikit melakukan rekrutmen eksternal akan
dalam upaya meningkatkan talent tersebut ke berdampak pada stagnannya proses organisasi
dalam posisi future talent atau bahkan langsung dan para staf (Shafique, 2012).
menjadi star talent. Maka dari itu, untuk menunjang
Future talent diartikan sebagai para keperluan organisasi dalam hal ini perusahaan,
pegawai yang berada pada tingkat performa atau perusahaan perlu untuk melakukan rekrutmen
potensi yang cukup tinggi yang memungkinkan eksternal yang berguna untuk kemajuan
pegawai tersebut ditempatkan pada porsi perusahaan.
pelatihan dan pengembangan yang tepat agar bisa Rekrutmen secara eksternal untuk
menjadi star talent. memenuhi keperluan talent dalam perusahaan
juga kurang tepat jika dilakukan secara
32
DOI:
konvensional. Haruslah terdapat promosi Seleksi menjadi hal yang juga harus
menarik, baik dari sisi kemudahan akses diperhatikan dalam mengelola talent. Penilaian
pengumuman rekrutmen, penggunaan media atau untuk talent juga tidak dapat dilakukan secara
teknologi, atau tawaran menarik melalui job fair biasa. Penilaian talent dapat dilakukan dengan
pada acara-acara yang diadakan di kampus atau cara yang berberda. Misal, dari kesuksesan
tempat strategis lainnya. pencapaian penugasan pada program pelatihan
Melakukan rekrutmen eksternal memiliki untuk talent, atau pada kesuksesan dalam
keunggulan dalam menciptakan warna baru atau menjalankan proyek tertentu yang sudah
bahkan metode baru dalam mengelola perusahaan ditentukan oleh perusahaan. Contoh pelatihan
yang mungkin dapat lebih sesuai dengan misal difokuskan pada pengembangan
keperluan pegawai. Namun di lain sisi, kompetensi kepemimpinan (dapat dilihat pada
melakukan rekrutmen eksternal berpotensi dapat program pengembangan pada point berikutnya).
berdampak pada cost yang harus dikeluarkan Penilaian talent haruslah berdasarkan kompetensi
lebih banyak oleh perusahaan dalam mencari yang dimiliki oleh individu yang memenuhi
talent, serta memerlukan waktu khusus atau standar kompetensi perusahaan atau bahkan di
intensif dalam mengelola talent agar dapat sesuai atas kompetensi standar yang ditetapkan pada
dengan proses bisnis daripada perusahaan. posisi jabatan tertentu yang dapat diidentifikasi
Rekrutmen internal juga sebenarnya sebagai talent, untuk menempati key position
dapat dilakukan oleh perusahaan. Rekrutmen perusahaan.
internal dalam perusahaan, memudahkan
perusahaan dalam mengenal profil daripada calon Development
pegawai untuk menempati posisi tertentu dan Program pengembangan pada bagian ini
hampir dapat dipastikan, sudah memahami proses difokuskan pada pengembangan kemampuan
bisnis dalam perusahaan. managerial untuk para pegawai. Pentingnya
Namun kekurangannya, rekrutmen kompetensi managerial menjadi perhatian
internal haruslah memiliki sistem suksesi yang tersendiri yang difokuskan oleh para tataran
baik jika terjadi rotasi, maka pegawai yang managerial atau direksi. Kebiasaan sang
dipindahkan perlu diganti oleh pegawai lain yang pemimpin besar pengaruhnya
juga berpotensi.
dalam pembentukan tata nilai dan budaya kerja khususnya para pemimpinan di bidang human
organisasi (Kasali, 2015). Selain itu, pemimpin resource, yang penting untuk kepentingan
tersebut juga perlu memiliki kecocokan dengan organisasi.
strategi perusahaan sehingga pemimpin tersebut Pada tahap pengembangan kompetensi
mampu menghadirkan sumber daya yang sesuai managerial ini, terbagi ke dalam lima tahapan
(Ulrich & Grochowski, 2018). Maka dari itu pelatihan, untuk lima posisi jabatan managerial
peneliti terlebih dahulu merumuskan program yang berbeda pula.
untuk mengembangkan kompetensi managerial
33
DOI:
34
DOI:
35
DOI:
luar perusahaan, mencari gagasan baru yang 2. Pengembangan kemampuan kepemimpinan oleh
para ahli
mengikuti perkembangan jaman dan selalu
3. Pola komunikasi yang efektif dan efisien
visioner namun selaras dengan keperluan
4. Brainstorming bersama para ahli atau
perusahaan.
professional lainnya terkait keperluan HR
Konsep Pelatihan: beberapa tahun ke depan
Mengikuti leadership class selama 2 5. Pelatihan digital; penggunanaan sarana prasarana
minggu dan diberi middle-term proyek untuk teknologi dalam menunjang kerberhasilan HR di
mendukung pengomptimalisasian kompetensi perusahaan
managerial yang harus dipernuhi oleh para 6. Pelatihan mengenai pemenuhan aspek-aspek yang
manager. Pelatihan ini bekerjasama dengan para harus dilakukan dalam menunjang keberhasilan
hubungan industrial
pejabat setingkat dalam perusahaan untuk saling Proses/Meto
1. Leaderless Group Discussion (LGD)
cross check keadaan perusahaan yang sekarang de
2. Focus Group Discussion (FGD)
dan keperluan perusahaan di beberapa waktu
3. Mencari solusi dari permasalahan HR yang
yang akan datang. Lalu mencoba merancang
dihadapi perusahaan
proyek untuk para pemangku jabatan di
4. Presentasi dari solusi yang dihasilkan
bawahnya yang bertujuan mengembangkan
5. Materi kelas oleh para ahli/tenaga pendukung lain
kemampuan para rekan ataupun staff lainnya. di luar perusahaan.
6. Pelatihan IT bersama para ahli dan
Tabel 12 Program Pengembangan Kepemimpinan; Senior
mengintegrasikan dengan keperluan HR
Leadership Development Program
Program Senior Leadership Development Program Penugasan1. Problem Based Learning (PBL);Menangani
Tujuan Menguasai kompetensi managerial: change proyek secara langsung
leadership, 2. Membuat projek terkait divisi HR untuk para
decision making, visioning and strategic jabatan di bawahnya, yang bertujuan untuk
thingking kemajuan perusahaan
Peserta HR dan HCD Manager, Senior Manager HR Solusi yang visible, creative innovative, different,
Penilaian/In
PIC Direktur HR, dan/atau direktur setingkat lainnya dikator strategic dan mengisinisasi perubahan
Tenaga Ahli bidang Human Resouce/Human
Menggunakan peraturan perusahaan/kebijakan
Capital Tenaga ahli bidang Information
yang berlaku
Technology
Tenaga ahli bidang Hubungan Industrial Presentasi jelas, rinci, logis dan terstruktur
Waktu 2 minggu Keberhasilan penugasan
Kemampuan untuk mengevaluasi dari
implementasi HR yang sudah ada (saran dan
kritik)
Dapat memanfaatkan networking dengan para
36
DOI:
37
DOI:
dunia digital (Farozi & Achmad, Sep-Okt 2017). signifikan, sebagai upaya untuk memotivasi
Fahrozi seorang HR Consultant PPM Manajemen talent.
memaparkan, ada lima faktor penting yang Di sisi lain, mengingat pentingnya
membuat karyawan milenial bertahan dalam lingkungan kerja yang mendorong produktivitas
sebuah organisasi, yaitu lingkungan kerja lima dan loyalitas dari para pegawai, perusahaan juga
puluh satu persen (51%), kompensasi finansial perlu meninjau apakah lingkungan kerja yang ada
empat puluh delapan persen (48%), sekarang sesuai dengan kondisi yang diharapkan
keseimbangan hidup dan kerja tiga puluh oleh para talent milenial ini.
sembilan (39%), manajemen dan kepemimpinan Para pimpinan dinilai harus dapat
tiga puluh satu (31%), dan sifat pekerjaan dua memahami bagaimana para talent millennial ini
puluh tiga persen (23%). bergerak mencapai objektif perusahaan. Ada
Dari pemaparan tersebut, penting bagi baiknya pimpinan juga dilatih bagaimana caranya
para pengelola SDM di perusahaan untuk mengintegrasikan para talent millennial dengan
memperhatikan pola kerja para generasi kebutuhan sekarang dan ke depannya untuk
milenial ini dan bagaimana mereka akan kepentingan perusahaan.
bersimpati pada organisasi. Kemungkinan besar
bahwa generasi milenial ini akan menduduki Tabel 14 Rekap Maintain dan Retain untuk para talent
No Perlakuan Maintain/Retain
porsi besar sebagai karyawan dalam perusahaan
(Calk & Angel, 2017). 1 Penataan lingkungan kerja yang tidak membosankan
Maka dari itu, dalam mempertahankan 2 pengelolaan management dan kepemimpinan di dalam
pegawai, khususnya pegawai milenial yang perusahaan
3 kompensasi bagi para talent yang sesuai
berada pada posisi talent haruslah ditawarkan
program-program seperti yang dipaparkan.. 4 pembagian job desc secara tepat dan sesuai
Perusahaan dapat memberikan bonus 5 workshop untuk para talent untuk mengembangkan
khusus berupa pelatihan khusus SDM oleh para kompetensi
konsultan dan trainer ternama seperti dari Society 6 insentif berupa pendidikan untuk sertifikasi
for Human Resource Management atau pelatihan 7 jalur karier yang 'spesial' untuk para talent
bergengsi taraf lokal yang diadakan oleh
komunitas SDM.
Perusahaan juga dapat memberikan
Pemimpin perusahaan harus secara
bonus atau insentif berupa pendidikan sertifikasi handal menangani setiap permasalahan pada
untuk para talent untuk meningkatkan talent millennial ini yang mungkin akan
kemampuan daripada talent. Misal seperti berbeda cara penanganannya dengan para
sertifikasi Chartered Professional Human generasi pendahulunya. Hal ini tidak lain
Resource, Chartered Human Capital bertujuan agar para talent millennial
Management, dari sertifikasi tersebut, yang tentu diharapkan bekerja dengan nyaman,
sesuai dengan keperluan peningkatan kondusif, efektif, efisien, konstruktif, solutif,
kemampuan daripada talent yang sangat berguna inovatif, kreatif, dan siap menjadi andalan
dalam menjalankan fungsi talent tersebut dalam
perusahaan dalam era perubahan yang cepat
perusahaan agar efisien, optimal, dan efektif.
dan dinamis ini.
Selain itu, perusahaan perlu meninjau
apakah talent dalam perusahaan sudah memiliki KESIMPULAN
porsi yang berimbang dengan pegawai lain,
memantau bagaimana aktivitasnya dalam Proses Talent Management diperlukan
perusahaan sesuai dengan yang diharapkan dalam Retail X sebagai modal untuk mengelola
perusahaan. Selain itu, pentingnya perusahaan para talent dalam upaya memajukan perusahaan
dalam memfokuskan kenaikan jabatan atau jalur dan mencapai efektifitas dan efisiensi pekerjaan.
karir bagi talent juga diperhatikan secara Proses persiapan Talent Management Retail X
38
DOI:
belum lengkap. Kompetensi yang pada setiap assessment kepada calon talent untuk
jabatan di dalam divisi human resource dan memastikan kebutuhan pengembangannya.
human capital belum terpapar secara baik dan Di samping itu, perusahaan juga perlu
benar, mengakibatkan sulitnya pengembangan membuat job desc dan job spec yang jelas dan
perusahaan melalui pengembangan karyawan, lengkap agar Talent Management dapat berjalan
karena tidak dapat teridentifikasi dengan jelas. lebih maksimal di periode mendatang.
Selain itu, dikarenakan belum adanya job
description dan job specification dalam setiap DAFTAR PUSTAKA
jabatan human resource dalam perusahaan juga
menjadi kendala dalam pendelegasian dan
kejelasan tugas dalam perusahaaan Perusahaan Berger, L. A., & Dorothy, R. B. (2008). Best
belum memiliki Talent Management yang Practice on Talent Management. Jakarta:
menyebabkan sulitnya mengkoordinasikan Penerbit PPM.
aktivitas human resource dalam perusahaan. Calk, R., & Angel, P. (2017). Millenials Through
Tidak hanya itu saja, belum adanya The Looking Glass : Workplace
program pengembangan, dalam hal ini Motivating Factors. The Journal of
pengembangan kompetensi managerial, juga Business Inquiry.
menghambat para pimpinan untuk berkembang, Collings, D., Scullion, H., & Vaiman, V. (2011).
yang berujung pada kurang berkembangnya European perspectives on talent
perusahaan dalam menghadapi persaingan. Maka management. European J. International
dari itu, perusahaan belum memiliki Talent Management, 5(5), 453-462.
Management yang menyebabkan sulitnya Cupian, Zaky, M., Nurjaman, K., & Kurnia, E.
mengkoordinasikan aktivitas human resource (2020, April). Analisis Pelaksanaan
dalam perusahaan. Rekrutmen, Seleksi, dan Penempatan
Pentingnya peranan Talent Management Berdasarkan Perspektif Islamic Human
dari pengidentifikasi berupa kamus kompetensi, Capital. KOMITMEN : Jurnal Ilmiah
arsitektur kompetensi, lalu rekrutmen dan seleksi, Manajemen, 1(1), 50-63.
diikuti oleh developing para talent, dan Farozi, & Achmad. (Sep-Okt 2017).
bagaimana cara melakukan retain dan maintain Mempertahankan Karyawan Millenial.
bagi para pegawai, dalam mengelola para Majalah Manajemen, 14.
pegawai, khususnya para talent agar dapat Gutteridge, T. G. (1976). Commentary : A
bermanfaat bagi pengembangan perusahaan comparison of perspectives. Careers in
Tersedianya program-program organizations : Individual planning and
pengembangan kompetensi managerial dapat organizational development, 37-46.
membantu para pemimpin untuk memajukan Jamaludin , & Pawirosumarto, S. (2017).
perusahaan ke arah yang signifikan. Selain itu Pengaruh Kompetensi, Motivasi Kerja,
pelatihan dan pengembangan lain dalam rangka dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru.
melakukan retain dan maintain pegawai, Jurnal SWOT, VII(2), 239-256.
terutama para talent, merupakan aspek penting Kasali, R. (2015). Change Leadership. Jakarta:
untuk diperhatikan dalam mempertahankan talent Penerbit Mizan.
millennial untuk kemajuan perusahaan dalam Marjuni, S. (2015). Manajemen Sumber Daya
menghadapi persaingan dan juga kedinamisan Manusia. Makassar: CV. Sah Media.
dunia bisnis. Nasional, D. P. (2002). KBBI. Jakarta: Balai
Dalam upaya menindaklanjuti usulan Pustaka.
Talent Management ini, langkah pertama yang Pangestu, H. (2012-2013). Pengaruh Manajemen
perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi Karir terhadap Kepuasan Karir melalui
model dan bentuk Talent Management Retail X. Kompetensi Pegawai. Jurnal Manajemen
Langkah selanjutnya, adalah melakukan dan Pemasaran Jasa, 5&6.
39
DOI:
40
DOI :
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia memiliki hobi dan kegiatan yang cukup beragam. Dewasa ini, salah satu hobi yang
sedang banyak digeluti adalah hobi yang berkaitan dengan kegiatan outdoor. Dalam menjalankan hobi ini, dibutuhkan
perlengkapan penunjang untuk melakukan aktifitas tersebut. Oleh karena hal tersebut menciptakan peluang bisnis
perlengkapan outdoor salah satunya bisnis perlengkapan taktikal. PT S merupakan salah satu perusahaan yang menjual
perlengkapan taktikal. PT S mempunyai masalah dalam prosedur pengelolaan pembelian khususnya pengambilan
keputusan pembelian barang. Maka dari itu PT S membutuhkan sistem informasi yaitu management control system.
Proses pengembangan sistem yang dilakukan meliputi sistem analis dan sistem desain.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Teknik analisa data
menggunakan diagram Laudon, Porter‟s five forces, analisis SWOT untuk menganalsis permasalahan eksternal dan
internal. Business Challenge Bundle digunakan untuk memetakan analisa kebutuhan yang berhubungan dengan
perancangan sistem yang dibutuhkan oleh PT S.
Setelah menentukan sistem analis, sistem desain yang dipakai peneliti yaitu Business Process Modelling and
Notation (BPMN), tampilan pengguna, dan decision tree. BPMN digunakan untuk menggambarkan proses bisnis aktual
dan usulan perusahaan. Tampilan pengguna digunakan untuk membantu pengguna dalam mengakses sistem informasi.
Decision tree digunakan untuk menjelaskan logika berpikir. Untuk dapat mempermudah meningkatkan pengambilan
keputusan pembelian, peneliti membuat usulan tampilan pengguna berupa DSS Dashboard.
Kata Kunci: Management control system, decision support system, Porter’s five forces, analisis SWOT, BPMN
ABSTRACT
Indonesian people have a variety of hobbies and activities. Today, a hobby that is being cultivated is one of the
hobbies related to outdoor activities In carrying out hobbies and outdoor activities, supporting equipment is needed to
carry out these activities. Because of this it creates an outdoor business opportunity, one of them is a tactical equipment
business. PT S is one company that sells tactical equipment. PT S has problems in purchasing procedures, especially in
making purchasing decisions. Therefore PT S requires an information system that is a management control system. The
system development process carried out publishes system analysis and system design.
The research method used in this study is descriPT.ive analytical. Data analysis techniques use Laudon
diagrams, five strength porters, SWOT analysis to analyze external and internal considerations. The Business
Challenge Bundle is used to map needs related to the system design needed by PT S.
After determining the system analysis, the system design used by researcher is Business Process Modeling and Notation
(BPMN), User Interface, and Decision Tree. Business Process Modeling and Notation (BPMN) to evaluate actual
business processes and proposed business process. User interface to help users access information systems. Decision
tree to explain the logic of thinking.
To be able to make it easier to improve decision making, researcher create user interface findings to form the
DSS Dashboard.
Keywords: Management control system, Decision support system, Porter’s Five Forces, SWOT analysis, BPMN
41
DOI :
42
DOI :
menjalin hubungan yang erat dengan supplier, data pada media penyimpanan fisik. Jaringan
dan efisiensi operasional internal. dan teknologi telekomunikasi, yang terdiri dari
perangkat fisik dan perangkat lunak,
Pengertian Sistem Informasi Manajemen menghubungkan berbagai potongan perangkat
Sistem informasi merupakan suatu keras dan transfer data dari satu lokasi fisik ke
susunan komponen-komponen yang terintegrasi yang lain. Komputer dan peralatan komunikasi
dan bekerja secara bersama-sama untuk dapat dihubungkan dalam jaringan untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan berbagi suara, data, gambar, suara, dan video.
menyebarkan informasi untuk mendukung Jaringan dua komputer atau lebih untuk
pengambilan keputusan. Menurut Laudon, berbagi data atau sumber daya, seperti printer.
dimensi sistem manajemen terdiri dari organisasi,
manajemen, dan teknologi (Laudon & Laudon, Jenis Sistem Informasi
2018)
1. Organisasi Transaction Processing Systems
Organisasi memiliki struktur yang terdiri dari Transaction processing system adalah
beberapa tingkatan dan spesialisasi, untuk sistem komputerisasi yang melakukan pemrosesan
menjabarkan pembagian kerja yang jelas. data dari transaksi bisnis rutin, pembaruan
Otoritas dan tanggung jawab dalam sebuah database operasional, dan produksi dokumen
perusahaan bisnis diatur dalam hierarki, atau secara real-time pada sebuah bisnis (Laudon &
struktur piramida. Tingkat hierarki terdiri dari Laudon, 2018; Obrien, 2010).
manajerial, profesional, dan karyawan teknis,
sedangkan tingkat yang lebih rendah terdiri Management Information System
dari karyawan operasional. Management information system (MIS)
2. Manajemen yaitu sistem informasi yang digunakan oleh
Manajer mendapatkan berbagai tantangan manajemen tingkat menengah yang ditampilkan
bisnis di lingkungannya, maka dari itu dalam bentuk laporan untuk mengawasi,
diharapkan manajer dapat memberikan strategi mengendalikan bisnis, memprediksi kinerja di
organisasi yang tepat untuk menyelesaikan masa depan, dan mendukung pengambilan
tantangan tersebut serta memanfaatkan SDM keputusan. Laporan dari MIS membutuhkan data
dan keuangan agar tercapainya kesuksesan. – data yang berasal dari transaction processing
Namun selain mengelola apa yang sudah ada system (Laudon & Laudon, 2018; Obrien, 2010).
dan menyelesaikan masalah, manajer
diharapkan dapat mengembangkan hal-hal Decision Support System
yang sudah ada agar lebih bermanfaat dan Decision support system yaitu sistem
mengikuti jaman. Hal-hal tersebut dibantu oleh pendukung interaktif yang bersifat sementara
adanya teknologi dan informasi. yang mendukung pembuatan keputusan yang
3. Teknologi informasi tidak rutin, sesuatu yang prosesnya rutin dan
Teknologi informasi merupakan salah satu alat detail yang digunakan oleh manajer. Data yang
yang digunakan manajer untuk mengatasi dibutuhkan berasal dari TPS, MIS, dan informasi
perubahan. Perangkat keras komputer adalah dari sumber eksternal (Laudon & Laudon, 2018;
peralatan fisik yang digunakan untuk kegiatan Obrien, 2010).
input, proses, dan output dalam suatu sistem
informasi. Perangkat lunak komputer terdiri Management Control System (Sistem
dari, petunjuk rinci yang terprogram yang Pengendalian Manajemen)
mengontrol dan mengkoordinasikan komponen Management control system merupakan
perangkat keras komputer dalam sistem teknik untuk menggabungkan dan
informasi. Teknologi manajemen data terdiri menggunakan informasi dalam rangka
dari perangkat lunak yang mengatur organisasi pengambilan keputusan perencanaan dan kontrol
serta untuk memotivasi pegawai, mengatur
43
DOI :
perilaku dan evaluasi kinerja manajer serta (pengamatan), collecting (pengumpulan), dan
karyawan lainnya (Horngern, Sundem, & Stratton, examining (uji coba) atau gabungan ketiganya.
2011; Horngern, Datar, Foster, Raian, & Ittner, Dalam penelitian ini, peneliti hanya
2009; Suadi, 2001). mewawancarai Bapak Asep Purnawan sebagai
sebagai narasumber sekaligus pemilik perusahaan
METODELOGI da melakukan observasi pada proses bisnis
perusahaan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Uji Validitas
deskriptif analisis, metode yang bertujuan untuk Sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai
mendeskripsikan atau mendalami gambaran penelitian yang valid apabila penelitian tersebut
terhadap suatu objek penelitian yang diteliti telah mengumpulkan dan menafsirkan data
melalui sampel atau data yang telah terkumpul dengan tepat sehingga dapat menghasilkan sebuah
dan membuat kesimpulan yang berlaku umum kesimpulan yang akurat (Yin, 2011). Menurut Yin
(Sugiyono, 2014). (2011), ada tujuh strategi untuk menguji validitas
Peneliti menggunakan metode deskriptif data dalam penelitian kualitatif, yakni Intensive
analisis untuk menjabarkan permasalahan yang Long- Term (field) Involvement, Rich Data,
ada menggunakan alat-alat seperti Porter’s Five Respondent Validatio, Search for Discrepant
Forces, Analisis SWOT, Business Challenge Evidence and Negative Case, Triangulation,
Bundle , dan diagram Laudon; serta menjelaskan Quasi-statistic, Comparison
proses bisnis saat ini dan proses bisnis yang Dalam penelitian ini, peneliti
diusulkan dengan bantuan BPMN (Business menggunakan strategi Intensive Long-Term (field)
Process Modelling and Notation) dan menjelaskan Involvement dan Triangulation. Peneliti
persiapan yang dibutuhkan PT S dalam menggunakan strategi Intensive Long-Term (field)
menerapkan sistem usulan dengan bantuan Involvement karena untuk menghasilkan
diagram laudon. pemahaman yang lengkap dan mendalam tentang
apa yang terjadi di lapangan, termasuk
Metode Penelitian kesempatan untuk melakukan pengamatan dan
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara berulang. Peneliti juga menggunakan
metode studi kasus untuk memahami secara strategi Triangulation karena peneliti
mendalam tentang situasi permasalahan yang ada menghimpun fakta-fakta yang terjadi dari
dalam objek penelitian. Setelah mengetahui secara berbagai sumber data (observasi, wawancara dan
rinci situasi permasalahan yang ada, peneliti dapat studi dokumen).
menganalisis apa saja kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam mendukung terciptanya Uji Reliabilitas
pengambilan keputusan yang baik dengan Menurut Sugiyono (2014), teknik
menggunakan alat management control system pengumpulan data triangulasi terdiri dari tiga cara
(Sugiyono, 2014; Yin, 2011). yaitu triangulasi teknik, sumber data, dan waktu.
Penelitian ini menggunakan strategi triangulasi
Metode Pengumpulan Data teknik untuk menguji kredibilitas data. Hal ini
Penelitian ini menggunakan data primer dikarenakan peneliti menggunakan teknik
dan sekunder. Data primer merupakan data yang mengumpulkan data dengan cara interview
langsung diperoleh langsung dari pengumpul data. (wawancara), observasi (pengamatan), dan studi
Data sekunder merupakan sumber tidak langsung dokumen. Tujuannya agar peneliti dapat
diperoleh langsung dari pengumpul data, mengetahui berbagai sudut pandang mengenai
contohnya melalui orang lain atau dokumen. masalah yang terjadi di PT S. Alasan lain peneliti
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan strategi ini karena untuk
cara interviewing (wawancara), observing mengetahui pandangan yang berbeda mengenai
44
DOI :
45
DOI :
46
DOI :
47
DOI :
kenyamanan, fitur yang tinggi. Akan tetapi ada Dari perbedaan tersebut maka peneliti dapat
beberapa konsumen yang lebih memperhatikan menyimpulkan bahwa ancaman dari pesaing
harga produk sehingga lebih memilih untuk dalam industri ini terhadap PT S bisa dikatakan
menggunakan produk subtitusi yaitu rendah.
perlengkapan outdoor.
3. Customer (Konsumen) Analisis Strategi
Jumlah konsumen PT S tergolong sedikit
karena produk yang ditawarkan merupakan
produk untuk menunjang hobi tertentu. Selain
itu harga yang ditawarkan perusahaan
tergolong mahal. Namun dengan keterbatasan
tersebut, konsumen yang dimiliki PT S,
memiliki loyalitas yang cukup tinggi dan tidak
mempermasalahkan hargabarang asalkan
perusahaan tetap menyediakan produk secara
lengkap karena konsumen akan mencari cara
untuk mendapatkan produk dengan kualitas
yang tinggi, desain yang menarik, dan fitur
yang lengkap berapapun harganya di penjual
lain.
4. Supplier (Pemasok)
Gambar 16. Analisis SWOT
Jumlah pemasok pada bisnis taktikal tergolong Sumber : Hasil pengolahan data
sedikit, terutama pemasok yang ada di dalam
negeri. Oleh karena itu PT S melakukan impor Strategi PT S akan dijelaskan dengan
barang dari pemasok luar negeri. PT S menggunakan analisis SWOT. Strategi yang
memiliki ketergantungan pada pemasok dibuat didasarkan pada Strength, Weakness
tersebut dikarenakan sulitnya mencari internal dan opportunity, threat yang diambil dari
pemasok yang dapat menghadirkan barang Porter’s Five Forces.
sesuai kriteria yang PT S inginkan, walaupun Penjelasan dari analisis SWOT diatas sebagai
sudah menjadi pelanggan yang setia, PT S berikut.
tidak merasakan adanya perbedaan pelayanan 1. Strength
yang cukup berarti. Karena sedikitnya Perusahaan memiliki banyak konsumen yang
pemasok produk taktikal menyebabkan harga loyal karena perusahaan ini mempunyai
barang di masing-masing pemasok tidak segmentasi pasar menengah ke atas dengan
memiliki perbedaan harga yang signifikan. menyediakan barang- barang yang berkualitas
5. Competitive Rivalry (Ancaman pesaing) tinggi (S1). Sedangkan dalam industri bisnis
Berdasarkan wawancara dengan pemilik dan ini masih sedikit perusahaan yang
juga observasi peneliti, pesaing perusahaan ini menyediakan produk-produk berkualitas tinggi
kebanyakan berasal dari online marketplace. dan selalu up to date dalam menawarkan
Pesaing yang ada dalam industri bisnis taktikal berbagai macam produknya yang memiliki
kebanyakan menjual produk-produk dengan beragam jenis, desain, dan fitur barang. Selain
kualitas menengah ke bawah. Menurut pemilik itu perusahaan juga membangun relasi yang
perusahaan, pesaing-pesaing tersebut baik dengan para konsumennya sehingga tidak
merupakan pesaing yang baru masuk ke dalam sedikit konsumennya yang menjadi loyal
industri ini. Berbeda dengan PT S yang terhadap perusahaan ini. Hal ini dibuktikan
merupakan pemain bisnis yang sudah dengan adanya potongan harga atau diskon
menjalankan bisnis ini selama tujuh tahun apabila pemilik perusahaan mengganggap
sehingga perusahaan lebih dikenal masyarakat.
48
DOI :
seorang konsumen sudah menjadi pelanggan harus didadasarkan pada kriteria-kriteria yang
perusahaan. ada dalam decision tree pembelian barang.
2. Weakness 2. Strategi kedua (W1>O1): Perusahaan
Kelemahan dari perusahaan yang menjadi melakukan pengkategorian pemasok.
perhatian yaitu pemilik perusahaan masih Pengkategorian pemasok dilakukan dengan
bergantung pada kekuatan intuisi, tujuan untuk meningkatkan pengambilan
keberuntungan dan peramalan sendiri dalam keputusan dalam memilih pemasok. Ketika
melakukan pembelian barang (W1). memilih barang yang akan dibeli perusahaan,
Perusahaan belum memiliki kriteria- kriteria harus didadasarkan pada kriteria-kriteria yang
yang dibutuhkan dalam menentukan sebuah ada dalam decision tree ketika pemilih
pembelian barang. Hal ini membuat pemasok.
memungkinkan terjadinya pembelian barang 3. Strategi ketiga (W1>T3,T2): Perusahaan
yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen membuat sistem pre-order barang. Sistem pre-
seperti jenis, kualitas, warna, desain, dan lain- order dilakukan dengan tujuan untuk
lain. mengantisipasi barang yang overstock dan juga
3. Opportunity untuk meningkatkan penjualan apabila barang
Peluang yang dimiliki PT S yaitu pelayanan tidak tersedia.
pemasok terhadap perusahaan ketika memesan 4. Strategi keempat (S1>T1): Perusahaan
barang, tidak ada perbedaan (O1). Peluang ini membuat sistem kontrol kualitas penerimaan
menjadikan perusahaan tidak terlalu barang. Sistem ini bertujuan untuk
bergantung dengan sebuah pemasok saja. meningkatkan kesesuaian barang yang
Perusahaan akan lebih bebas memilih pemasok diterima dari pemasok agar sesuai dengan
untuk semaking meningkatkan kualitas barang. purchase order.
Peluang lain yang dimiliki perusahaan yaitu
rutinnya kebutuhan instansi militer seperti TNI Solusi Permasalahan
dan POLRI terhadap barang-barang taktikal Penelitian ini menggunakan tujuan bisnis
yang berkualitas tinggi sebagai kebutuhan strategis yaitu peningkatan pengambilan
penunjang profesi mereka (O2). Perusahaan keputusan. Peningkatan pengambilan keputusan
juga memiliki saluran distribusi ke instansi- membantu perusahaan memperoleh keakuratan
instansi tersebut sehingga terdapat penjualan data, tepat waktu, dengan cara menggunakan
barang yang berulang. sistem informasi. Peningkatan pengambilan
4. Threat keputusan bertujuan untuk mengurangi biaya dan
Ancaman yang terdapat dalam perusahaan ini menjaga pelanggan perusahaan sehingga dapat
yaitu pangsa pasar yang kecil/rendah dan juga mendukung bertahannya bisnis perusahaan.
harga barang yang relatif tinggi. Hal ini
membuat perusahaan harus memperhatikan Analisa Kebutuhan
kesesuaian barang yang ditawarkan dengan
kebutuhan konsumen agar yang tadinya hanya
merupakan konsumen bisa menjadi pelanggan
perusahaan.
Penjelasan strategi usulan untuk berdasarkan
analisis SWOT diatas sebagai berikut.
1. Strategi pertama (S1>O4): Perusahaan
melakukan pengkategorian kategori barang.
Pengkategorian barang dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan pengambilan
keputusan dalam membeli barang. Ketika
memilih barang yang akan dibeli perusahaan,
Gambar 17. Business Challenge Bundle
49
DOI :
50
DOI :
51
DOI :
52
DOI :
Tampilan form purchase order digunakan 2. Penerimaan menunjukkan jumlah barang yang
untuk membeli barang. Staff akan mengisi form diterima di bulan tercantum. Kolom
purchase order berdasarkan purchase requisition. penerimaan akan terisi sendiri saat staf
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penerimaan melakukan update stok barang
mengisi purchase order adalah sebagai berikut. 3. Penjualan menunjukkan jumlah barang yang
1. Tekan “new” untuk membuka lembaran terjual di bulan tercantum. Kolom penjualan
purchase order yang baru. akan otomatis terisi saat terdapat pembuatan
2. Isi kolom tanggal pemesanan. faktur penjualan oleh divisi kas.
3. Nomor purchase order akan otomatis terisi. 4. Stok akhir menunjukkan jumlah stok akhir
4. Isi kolom alamat pengiriman. barang di bulan tercantum.
5. Isi kolom nama pemasok 5. Sedang order menunjukkan jumlah barang
6. Isi kolom tanggal pengiriman. yang sedang dalam proses pemesanan.
7. Isi kolom nama barang. 6. Status menunjukkan tindakan yang harus
8. Isi kolom warna barang. dilakukan oleh divisi pembelian. Apabila stok
9. Isi kolom jumlah satuan barang tergolong rendah maka akan muncul
10. Kolom harga satuan akan otomatis terisi. “Perlu ditambah” pada status barang tersebut.
11. Kolom total akan otomatis terisi.
12. Kolom total pembelian akan otomatis terisi. Tampilan Kategori Barang
13. Isi kolom biaya pengiriman.
14. Kolom total pembayaran akan otomatis terisi.
15. Tekan tombol “save” untuk menyimpan data.
16. Tekan tombol “save” untuk mencetak
dokumen purchase order.
53
DOI :
jumlah penjualan barang sedang, dan angka “3” membuat keputusan dalam memilih pemasok.
menunjukkan jumlah penjualan barang rendah. Tampilan DSS yang dibuat peneliti terdiri dari
Klasifikasi barang ini dapat berubah sesuai dua macam yaitu DSS untuk pembelian barang,
dengan tren penjualan pada bulan tertentu. dan DSS untuk memilih pemasok. Berikut
tampilan DSS yang diusulkan.
Tampilan Kategori Pemasok
54
DOI :
KESIMPULAN
55
DOI :
dari BPMN kemudian diolah agar menghasilkan Cses (20th ed). New York: McGraw
tampilan pengguna dan tampilan pengguna Hill/Irwin.
decision support system yang berguna bagi Tsang, S., Ben, K., Kevin, Y. Y., Wai, H. S., &
pemilik untuk meningkatkan pengambilan Sau, D. L. (2009). Decision Tree for
keputusan pembelian. Uncertain Data. IEE Computer Society.
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from
DAFTAR PUSTAKA Start to Finish. London: The Guilford
Press.
Berman, B., & Evan, J. (2007). Retail
Manajemen. New Jersey: Pearson
Pretince Hall.
Gunawan, A. (2012). Information access for
SME's in Indonesia: A study on the
business performance of garment
manufacturers (Doctoral thesis, Tilburg
University). Tilburg: TICC Ph.D.Series
24.
Horngern, C. T., Datar, S. M., Foster, G., Raian,
M., & Ittner, C. (2009). Cost Accounting
a Managerial Emphasis Vol 12th. New
Jersey: Pretince Hall.
Horngern, C. T., Sundem, G. L., & Stratton, W.
O. (2011). System Analysis and Design
(Vol 8th). New Jersey: Pearson.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018).
Management Information Systems:
Managing the Digital Firm (15th ed.).
Pearson.
Levy, M., & Weitz, B. A. (2012). Retailing
Management. New York: McGraw
Hill/Irwin.
Obrien, J. A. (2010). Introduction to Information
System 15th edition. New York: McGraw
Hil/Irwin.
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy. New
York: Free Press.
Shneiderman, B., & Plasant, C. (2005). Designing
User Interface. United States of America:
Pearson Education Inc.
Suadi, A. (2001). Sistem Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. (2014). Model Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Thompson, A., Petraf, M., Gamble, J., &
Strickland III, A. (2016). Crafting and
Excuting Strategy: The Quest For
Competitive Advantage, Concept and
56
DOI :
ABSTRAK
Industri kemasan plastik sebagai salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia sedang menghadapi
tantangan dari sisi peraturan pemerintah. Meskipun permintaan untuk produk kemasan plastik masih sangat
menjanjikan, namun berbagai upaya berkelanjutan dari pemerintah untuk mengurangi dan bahkan melarang
penggunaan kemasan plastik, tentunya akan sangat berpengaruh kepada permintaan akan produk plastik dimasa
yang akan datang. Oleh karena itu, industri kemasan plastik perlu memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi
tantangan ini agar dapat terus bertahan. Dalam penelitian ini, penulis menyajikan analisis green strategy untuk PT
DHI dalam menghadapi ancaman ini. Berdasarkan tinjauan literatur, pengamatan, dan wawancara, ada 15% -46%
pelanggan potensial yang lebih memilih produk ramah lingkungan. Berdasarkan analisa berbagai faktor internal dan
eksternal, penulis menyarankan PT. DHI untuk mengembangkan strategi diversifikasi green product, yaitu dengan
mengembangkan produk kantong plastik ramah lingkungan. Diperkirakan, jumlah pelanggan yang sadar akan
produk ramah lingkungan akan terus meningkat dimasa yang akan datang.
Kata kunci: Green Strategy, Green Consumer, Matrix SWOT, Industri Plastik
ABSTRACT
The plastic packaging industry, as one of the expanding industries in Indonesia, has faced significant
challenges from the government regulations. Although the demand for the product is still promising, however, there
have been various on-going efforts to reduce or even ban plastic packaging usages, which eventually affects the
industry's market. The plastic packaging industry should have an appropriate strategy to cope with these challenges
and enables them to survive. Therefore, in this paper, the authors present the analysis of a proper green strategy
for PT DHI in facing policy pressures from the government. The authors' analysis indicated that based on literature
reviews, observations, and interviews, there are 15%-46% potential customers that may choose green products over
traditional products. Based on various internal and external factors as well as SWOT analysis, the authors proposed
PT. DHI to adopt the green product diversification strategy by developing environmentally and friendly plastic bag
products in addition to the existing products for these potential green product aware customers.
Keywords: Green Strategy, Green Consumer, Matrix SWOT, Plastic Industry
produk olahan plastik akan terus mengalami Angka-angka klasifikasi konsumen tersebut
peningkatan sepanjang waktu. menunjukkan bahwa ada sekitar 15% dan 46% dari
keseluruhan pasar konsumen dapat berpeluang
Green Consumer menjadi green consumers. Tren sosial, budaya dan
Yang menjadi pertimbangan perusahaan ekonomi dapat mendorong ukuran target pasar ini
berikutnya adalah apakah ada sejumlah konsumen untuk bertumbuh. Pendidikan masyarakat yang
yang bersedia untuk membeli green product? semakin tinggi akan mendorong kesadaran mereka
Konsumen yang bersedia membeli green product tentang hidup lebih berkualitas dan hidup sehat
seringkali disebut dengan green consumer yaitu sehingga mereka akan lebih memperhatikan
konsumen yang mau membeli produk-produk yang kualitas lingkungan.
diproduksi secara bertanggung-jawab dan mau Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
menjaga alam dan lingkungan. Menurut hasil Global Web Index melalui Internet, persentase
survei yang dilakukan oleh Roper (2002), dalam konsumen menurut kelompok umur yang bersedia
Ginsberg dan Bloom (2004), konsumen dapat membayar lebih untuk produk ramah lingkungan
diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan dapat dilihat pada Gambar 1.
kepedulian terhadap lingkungan:
1. True Blue Greens (9%): Konsumen yang
memiliki nilai lingkungan yang kuat dan dalam
kesehariannya mereka secara aktif menghindari
dan menolak produk yang dibuat oleh
perusahaan yang tidak sadar lingkungan.
Mereka adalah para aktivis atau para pegiat
lingkungan. Gambar 1. Persentase Jumlah Konsumen yang
2. Greenback Greens (6%): Greenback berbeda Bersedia Membayar lebih untuk Produk yang
dari True Blues Greens karena konsumen tidak ramah Lingkungan.
secara khusus aktif dalam gerakan lingkungan Sumber: GlobalWebIndex Q2 (2018)
namun mereka lebih bersedia untuk membeli
produk ramah lingkungan daripada konsumen Dari sajian gambar 1 terlihat bahwa bukan
rata-rata. hanya generasi millennial saja yang bersedia untuk
3. Sprout (31%): Konsumen tipe ini percaya pada membeli produk ramah lingkungan, generasi X dan
teori lingkungan hidup namun cenderung tidak baby boomers pun semakin tinggi minatnya untuk
mempraktekkannya. Mereka enggan untuk membeli produk ramah lingkungan.
membeli green product jika harganya cukup Untuk green consumer di Indonesia,
tinggi dibanding non green product. Namun Berdasarkan riset yang dilakukan di kalangan
mereka dapat dibujuk untuk membeli green menengah atas di Kota Bandung, sekitar 70 %
product jika perusahaan memiliki strategi persen dari 500 responden berpersepsi bahwa
pemasaran yang tepat. mereka memiliki kepedulian atas perilaku hidup
4. Grouser (19%): Konsumen tipe ini cenderung yang sehat. Kalangan menegah atas ini memiliki
sangat minim edukasinya tentang masalah daya beli, pengetahuan, pendidikan yang cukup
lingkungan dan kurang percaya akan tinggi serta koneksi sosial yang luas membuat
kemampuan mereka untuk mempengaruhi kalangan ini merasa cukup mapan dan open
perubahan. Mereka percaya bahwa green minded terhadap kesehatan dan lingkungan
product harganya terlalu mahal dan tidak sekitarnya (Prasetyo et al. 2019). Penelitian lain di
kompetitif. Indonesia dilakukan oleh Widjojo dan Yudianto
5. Basic Browns (33%): Konsumen tipe ini (2015) terhadap 501 mahasiswa di kota-kota besar
biasanya terperangkap dalam masalah sehari- di Indonesia dan ditemukan bahwa mahasiswa
hari dan tidak peduli dengan isu lingkungan dan adalah calon green consumer yang potensial, baik
isu sosial. sebagai target pasar maupun menjadi pemasar
58
DOI :
green product di masa depan. Walaupun saat ini tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar
jumlah green consumer di Indonesia masih rendah menawar pemasok.
jumlahnya namun trendnya akan meningkat karena Menurut Porter (1985), value-chain
diperkirakan jumlah masyarakat kelas menengah di merupakan tool analisis strategi yang digunakan
Indonesia akan mencapai 85 juta jiwa pada tahun untuk memahami keunggulan kompetitif, yang
2020 (Mulyani, 2019). mencakup identifikasi peningkatan nilai
pelanggan, penurunan biaya operasional, dan
Strategi Bisnis hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan,
Melihat potensi green consumer ini, sangat serta perusahaan lain dalam industri. Terdapat 2
bijak bagi perusahaan untuk mulai memikirkan aktivitas dalam value chain yaitu aktivitas utama
green strategy dalam bisnisnya agar dapat dan aktivitas pendukung.
menghadapi pergeseran trend di masyarakat dan Analisis SWOT dilakukan dengan cara
berhasil meraih pasar tersebut. Untuk itu mengidentifikasi berbagai lingkungan, baik
perusahaan dapat mempertimbangkan dan lingkungan internal perusahaan yang berupa
mengintegrasikan green strategy menjadi bagian kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam
dari strategi bisnisnya. melakukan persaingan maupun lingkungan
Searah dengan perkembangannya, eksternal yang berupa peluang dan ancaman yang
pengertian strategi saat ini lebih cenderung mempengaruhi perusahaan.
mengarah kepada dunia manajemen bisnis, Matriks SWOT merupakan alat yang
diantaranya adalah pengertian strategi menurut dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
Glueck dan Jauch (1990): perusahaan. Matriks ini menggambarkan secara
“Strategi adalah rencana yang disatukan, jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
keunggulkan strategi perusahaan dengan tantangan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang
lingkungan dan yang dirancang umtuk memastikan dimilikinya. Matriks ini menghasilkan 4 jenis
bahwa tujuan utama utama perusahaan dapat kemungkinan alternatif strategi: SO (Strength-
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh Opportunity), WO (Weakness-Opportunity), ST
perusahaan”. (Strength-Threat), WT (Weakness-Threat)
Strategi bisnis yang baik adalah strategi (Rangkuti, 2012).
yang diambil dengan memperhatikan perubahan
lingkungannya. Dalam upaya untuk pencapaian METODE PENELITIAN
tujuan tersebut, maka perusahaan harus
Penelitian dilakukan pada tahun 2019
memperhatikan aspek lingkungan internal dan
selama 3 bulan di PT. DHI dengan menggunakan
eksternalnya.
metode penelitian kualitatif. Pengambilan data
Analisis lingkungan eksternal mencakup
dilakukan melalui wawancara dan observasi
seluruh faktor di luar internal perusahaan yang
lapangan. Wawancara dilakukan dengan metode
dapat menyebabkan peluang maupun ancaman
semi terstruktur kepada Manager Operasional PT.
bagi perusahaan. Lingkup analisis lingkungan
DHI untuk mendapatkan informasi terkait dengan
eksternal terbagi menjadi 2 yaitu analisis
kondisi lingkungan internal dan eksternal
lingkungan umum dan analisis lingkungan industri.
perusahaan serta penilaian SWOT perusahaan.
Analisis lingkungan umum dapat dilakukan dengan
Sedangkan observasi dilakukan secara langsung ke
melihat dari beberapa aspek seperti aspek Sosial,
pabrik PT DHI di Komplek Industri Gedebage
Ekonomi, Teknologi, Pemerintah dan Lingkungan.
untuk melihat bagaimana proses produksi yang
Sedangkan analisis lingkungan industri dapat
dilakukan oleh perusahaan dan teknologi apa saja
menggunakan analisis Five Forces Model dari
yang sudah dimiliki oleh perusahaan saat ini. Data
Porter (1985) yaitu: ancaman pendatang baru
yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan
potensial, persaingan antara perusahaan yang telah
menggunakan matriks SWOT.
ada, tekanan dari produk pengganti, kekuatan
59
DOI :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN hingga pemilik distro pakaian yang tersebar di
seluruh penjuru kota Bandung. Banyaknya pelaku
Pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu UMKM ini tentunya membutuhkan kantung plastik
analisis eksternal perusahaan yang meliputi dalam jumlah besar.
analisis lingkungan umum dan lingkungan industri Dilihat dari aspek ekonomi, menurut
menurut Porter. Selanjutnya akan dibahas analisis Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
internal perusahaan yang diawali dengan paparan (PPN), Bambang Brodjonegoro prediksi
singkat tentang visi, misi, dan strategi perusahaan. pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar
Setelah itu dilakukan analisis rantai pasok untuk 5,07% pada tahun 2019, terdapat banyak faktor
menganalisa kegiatan perusahaan. Analisis yang mendorong meningkatnya ekonomi, salah
lingkungan eksternal dan internal tersebut satunya ialah momen puasa dan lebaran yang
kemudian diolah menjadi matriks SWOT. mendongkrak konsumsi masyarakat. Momen
Berdasarkan hasil SWOT dihasilkan rekomendasi Lebaran adalah siklus bisnis tahunan di Indonesia
strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. dimana masyarakat pada umumnya membeli
barang-barang baru dan berbagai macam makanan
Analisis Eksternal untuk merayakan hari Lebaran. Hal ini tentunya
Lingkungan eksternal merupakan disamping meningkatkan penjualan diindustri
lingkungan di luar organisasi yang sifatnya makanan dan pakaian, juga menyebabkan
kompleks, dinamis dan global. Terkadang, peningkatan permintaan di industri kantong plastik.
beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk INAPLAS memperkirakan pertumbuhan konsumsi
menghadapi lingkungan tersebut. Meskipun plastik pada tahun 2020 bisa mencapai 6,2 juta ton
demikian, lingkungan eksternal harus dianalisis atau naik 5% dibandingkan 2019. Komsumsi
agar dapat diketahui ancaman dan peluang yang plastik yang terbesar adalah untuk kebutuhan
akan dihadapi, sehingga perusahaan dapat kantung belanja plastik yang fleksibel, kemasan
memanfaatkan kemungkinan terbaik dan mencegah produk yakni sebesar 60%. Tercatat juga bahwa
kemungkinan terburuk. Ada dua metode analisis konsumsi plastik terbesar saat ini di Jawa Barat
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis 40%, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur
General Environment untuk lingkungan makro dan total 50% dan sisanya 10% tersebar di berbagai
analisis Lima kekuatan Porter untuk lingkungan daerah di Sumatera dan pulau lainnya (Bisnis,
mikro. 2020).
Perkembangan teknologi dari waktu ke
Analisis Lingkungan Umum (General waktu mengharuskan perusahaan untuk beradaptasi
Environment) dan mengikuti perkembangan agar dapat terus
Analisis lingkungan umum adalah sebuah bersaing dengan kompetitor lainnya. Teknologi
metode yang memberikan manfaat dalam yang digunakan dapat berpengaruh bagi
meringkas kondisi lingkungan eksternal dari perusahaan terutama dalam hal efisiensi waktu
operasi bisnis. Lingkungan umum melingkupi dalam kegiatan produksi. Dengan adanya
aspek sosial, ekonomi, pemerintah, teknologi dan teknologi, kegiatan produksi dan operasional
lingkungan. perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
Dilihat dari aspek sosial, Kota Bandung efisien. Oleh karena itu perusahaan harus dapat
merupakan salah satu kota yang memiliki banyak mengikuti kemajuan teknologi mesin yang
pelaku UMKM. Kepala Dinas Koperasi UMKM dibutuhkan untuk memproduksi plastik.
kota Bandung mengatakan bahwa Kota Bandung Selain itu, perusahaan juga harus
memiliki 300 ribu UMKM berdasarkan data yang memperhatikan hasil-hasil riset Biotechnology
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota yang dapat menghasilkan alternatif kantung plastik
Bandung. UMKM yang ada di Kota Bandung dengan bahan dasar alam. Beberapa riset yang
terbilang bervariasi, dari pedagang kaki lima, telah dilakukan adalah pembuatan kantong kresek
pedagang makanan, pedagang casing handphone, yang ramah lingkungan dari bahan dasar seperti
60
DOI :
singkong, tepung tapioka, rumput laut, menyukai kepraktisan dalam berbelanja makanan
nanocellulose, kayu, susu sapi yang di ekstraksi, dan minuman secara online (Kompas, 2018,
jamur dan cangkang arthropoda.. Agustus 19).
Dalam dunia bisnis, pemerintah memiliki Mengingat dampak sampah plastik ini
peran penting dalam membuat kebijakan-kebijakan sangat signifikan, muncullah berbagai inisiatif
yang berfungsi untuk mengatur para pelaku usaha. gerakan-gerakan masyarakat yang sadar dengan
Kebijakan-kebijakan tersebut sejatinya untuk lingkungan seperti misalnya Greenpeace
melindungi perusahaan dan juga masyarakat agar Indonesia, Kangpisman, Gerakan diet Kantong
tidak ada yang dirugikan. Faktor pemerintah plastik, No Straw Movement dan lain sebagainya
memang sangat mempengaruhi kebijakan yang yang mendukung pengurangan penggunaan
dibuat oleh perusahaan. Sebagai contoh, plastik. Bahkan pemerintah sudah menargetkan
pengurangan penggunaan plastik yang telah pengurangan dalam penggunaan sampah plastik
digaungkan diawal tahun 2019 oleh beberapa hingga 70 % pada tahun 2018- 2025 yang
pemerintah daerah, sangat berdampak terhadap dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional
industri-industri plastik. Kota Bandung pun sudah Penanganan Sampah Laut 2018-2025 (Peraturan
ikut melakukan upaya pengurangan penggunaan Presiden, no 83 tahun 2018).
plastik dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota
Bandung nomor 17 Tahun 2012 tentang Analisis Lingkungan Industri (Five Forces
pengurangan kantong plastik. Hal ini sangat Model by Porter)
berdampak terhadap industri-industri plastik di
Kota Bandung dan membuat resah pemilik Persaingan antara perusahaan yang telah ada.
perusahaan maupun karyawan. Sejatinya, peraturan Kementrian Perindustrian Republik
tersebut dibuat untuk kebaikan lingkungan. Akan Indonesia (2020) mencatat ada sekitar 191
tetapi, jika tidak diberi jalan keluar maka tentu hal perusahaan yang bergerak di industri plastik di
itu akan menjadi masalah baru, mengingat Jawa Barat. Tentunya dengan semakin banyaknya
banyaknya pelaku bisnis di industri plastik ini. jumlah pesaing dengan produk dan harga serupa,
Dari aspek lingkungan, hasil penelitian semakin tinggi pula tingkat persaingannya. Hal ini
Jenna Jambeck dari University of Georgia yang biasanya ditentukan oleh beberapa faktor
dipublikasikan di Jurnal Science tahun 2015, diantaranya adalah perbedaan kualitas, loyalitas
menunjukkan bahwa Indonesia menduduki pelanggan, diferensiasi produk, dan lain
peringkat dua dalam melakukan pencemaran sebagainya. Persaingan dalam industri plastik
sampah plastik dari 192 negara. Adapun urutan sangat tinggi karena produk-produk yang terdapat
lima besar adalah: Tiongkok, Indonesia, Filipina, di pasaran pada dasarnya memiliki kesamaan.
Vietnam dan Srilanka. Sampah plastik ini dapat Sehingga para kompetitor pun bersaing dengan
mempengaruhi kesehatan manusia karena dapat memberikan tarif yang lebih rendah dibandingkan
masuk ke dalam rantai pasok makanan. Sampah kompetitor. Akan tetapi, dengan menekan harga
plastik yang hanyut ke laut akan dianggap sebagai jual produk, maka hal itu akan berpengaruh juga
makanan oleh ikan-ikan di laut. Ketika ikan-ikan terhadap kualitas produk. Maka dari itu,
dilaut memakan sampah plastik artinya mereka persaingan harga pun menjadi ketat jika kualitas
memakan racun dan ketika manusia memakan dan jenis produk yang diberikan sama dengan
ikan-ikan tersebut, maka kesehatan manusia pun kompetitor. Untuk kondisi saat ini belum banyak
akan ikut terganggu. kompetitor yang bermain di ranah plastik yang
Setiap tahunnya, sampah plastik yang ramah lingkungan.
dihasilkan di Indonesia mencapai 64 juta ton per
tahun, dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan Ancaman Pendatang baru
sampah plastik yang di buang ke laut. Diperkirakan Industri plastik terutama pada produksi
jumlah plastik ini akan terus meningkat seiring plastik sekali pakai merupakan industri yang
dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang memiliki pangsa pasar yang sangat luas untuk
61
DOI :
Indonesia. Di Kota Bandung sendiri terdapat bisnis yang diterapkan oleh PT DHI ialah Business
banyak pabrik-pabrik plastik yang memproduksi to Costumer (B2C). PT. DHI memasarkan produk-
plastik sejenis. Sehingga mereka berlomba-lomba produknya di toko online store seperti Tokopedia,
untuk mendapatkan pangsa pasar di Kota Bandung. Bukalapak, Lazada, dan online store lainnya.
Akan tetapi, dibutuhkan modal yang cukup besar Selain itu, PT DHI juga sudah melakukan model
serta lahan yang cukup luas untuk membangun bisnis Business to Business (B2B) dengan
satu pabrik plastik. Untuk membangun satu pabrik konsumennya adalah toko-toko plastik yang di
plastik dibutuhkan setidaknya 2 hingga 3 miliar Kota Bandung dan sekitarnya.
rupiah untuk pembelian mesin dan beserta Kekuatan tawar menawar dalam B2C
kebutuhan instalasi listrik. Biaya tersebut juga tergolong sedang karena tingkat permintaan dari
belum termasuk biaya bahan baku. Maka dari itu, masyarakat cukup tinggi. Berbeda dengan B2C,
untuk pendatang baru akan sangat sulit masuk ke kekuatan tawar menawar B2B sangat tinggi
dalam industri plastik sehingga ancaman dikarenakan banyaknya pesaing perusahaan lain
pendatang baru relatif rendah. yang berlomba-lomba menawarkan produk mereka
ke toko-toko plastik tersebut.
Ancaman produk pengganti
Untuk ancaman produk pengganti plastik Kekuatan tawar – menawar pemasok
sampai saat ini belum ada. Akan tetapi, Kekuatan dari tawar menawar pemasok
dikarenakan mulai banyaknya lingkungan yang dapat dikatakan sedang. Hal tersebut dikarenakan
tercemar akibat limbah plastik, hal ini mendorong harga biji plastik bergantung pada harga minyak
banyaknya pengurangan penggunaan produk bumi, sehingga harga biji plastik dipasaran
plastik. Beberapa industri mulai mencoba memiliki nilai yang serupa walaupun berbeda
menciptakan barang pengganti plastik dengan merk. Menurut manajer PT DHI, kualitas biji
plastik berbahan dasar singkong yang lebih ramah plastik bervariasi sesuai dengan merk. Salah satu
lingkungan. Akan tetapi, harga jual dari produk biji plastik yang paling banyak dipakai oleh
singkong akan jauh lebih mahal dibandingkan perusahaan plastik di Indonesia adalah Asrene.
dengan plastik pada umumnya. Serta kekuatan Akibatnya, harganya lebih mahal dibandingkan
yang dimiliki oleh plastik berbahan dasar singkong merk lainnya. (Ferdhian, 2019).
lebih lemah dibandingkan plastik pada umumnya.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam Analisis Lingkungan Internal PT DHI
aspek teknologi, perusahaan juga dapat membuka Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan
alternatif untuk membuat kantong keresek yang Sebelum analisis internal lebih lanjut
berbahan dasar rumput laut, nanocellulose, bahan dilakukan, terlebih dahulu akan dipaparkan visi
dasar kayu, susu sapi yang di ekstraksi, jamur dan dan misi perusahaan yang akan menjadi tujuan
cangkang arthropoda. Alternatif dari kantong jangka panjang perusahaan dan pedoman bagi
plastik yang sudah banyak digunakan selama ini perusahaan dalam menjalankan usahanya. Visi
adalah kantong belanja kain dan kertas. Kedepan perusahaan adalah menjadi perusahaan plastik
pelarangan penggunaan kantong keresek plastik yang terdepan dan terpercaya dalam segi kualitas
akan semakin gencar, sehingga produk pengganti dan pelayanan terhadap konsumen. Misi
kantung kresek plastik akan semakin diminati dan perusahaan: menghasilkan plastik standar produksi
hal ini dapat menjadi ancaman yang serius bagi dan kualitas produk yang prima dengan layanan
keberlanjutan perusahaan. terbaik kepada konsumen, sumber daya manusia
yang terampil dan handal serta sistem informasi
Kekuatan tawar – menawar pembeli dan teknologi terkini dalam kegiatan produksi dan
Hasil wawancara dengan manajer PT DHI distribusi (Ferdhian, 2019).
menunjukkan bahwa produk HD Plong di pasaran Sedangkan strategi perusahaan adalah
Kota Bandung memiliki harga yang relatif serupa fokus pada segmen pasar yang menggunakan
dengan kualitas yang agak sedikit berbeda. Model plastik HD atau yang bernama lengkap HDPE
62
DOI :
Fungsi Keuangan
Aktivitas Pendukung
Meliputi infrastruktur perusahaan, PT DHI merupakan perusahaan yang
management sumber daya manusia, dan relatif baru dan tertutup, sehingga walaupun
pengembangan teknologi. laporan keuangannya masih sederhana namun
tidak dapat diakses oleh penulis. Namun
Infrastruktur perusahaan berdasarkan hasil wawancara dengan manajer PT
Infrastruktur perusahaan mencakup aktivitas DHI menunjukkan bahwa perusahaan tidak pernah
yang berhubungan dengan biaya serta aset yang memiliki masalah terkait keuangan. Selain itu,
berhubungan dengan manajemen umum dan sejauh ini PT DHI belum pernah terkena penipuan
keuangan, yaitu: dari berbagai pihak. Hal ini dikarenakan sebelum
melakukan kerja sama dengan konsumen, PT DHI
akan terlebih dahulu melakukan penilaian serta
pencatatan data konsumen terlebih dahulu.
64
DOI :
65
DOI :
66
DOI :
pada masing-masing faktor ditentukan dari kondisi telah berhasil mengembangkan bahan alternatif
PT DHI terhadap rata-rata industri. Untuk plastik, seperti misalnya tapioca.
kekuatan, diberikan rating dari angka 1 yang b. (S0)- (Market Development) Ada peluang
kekuatannya kecil hingga 4 yang kekuatan paling yang terbuka bagi perusahaan untuk meraih
baik. Sebaliknya untuk kelemahan diberikan rating green consumer yang memiliki kepedulian
dari angka 1 yang merupakan kelemahan paling terhadap lingkungan yaitu konsumen True
besar hingga angka 4 yang kelemahan paling kecil. Blue Greens (9%), Greenback Greens (6%)
dan Sprout (31%). Kalau dijumlahkan maka
potensi ada sekitar 15-46 % calon konsumen
Analisis Matriks IFAS EFAS akan bersedia untuk membeli green product
jika perusahaan dapat melakukan pendekatan
TOTAL IFE baik
Kuat Sedang Lemah
c. (ST) (Market Penetration) Dengan tuntutan
1- Peraturan Presiden no 83 tahun 2018 yang
3,0 - 4,0 2 - 2,99 1,99 sudah menetapkan target pengurangan sampah
plastik sebesar 70% pada tahun 2025,
TINGGI
I II III perusahaan dapat bekerjasama dengan
3,0 - 4,0 pemerintah untuk melakukan kampanye
TOTAL
EFE Sedang maupun edukasi kepada masyarakat agar
IV V VI
memilah dan memanfaatkan sampah kantong
2 - 2,99
kresek. Dengan perusahaan ikut serta dalam
Lemah program-program penyadaran masyarakat
VII VIII IX
maka perusahaan akan mendapatkan citra
1 - 1,99
merek yang baik dari masyarakat dan
pemerintah, sehingga dapat membantu
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
perusahaan untuk mempertahankan dan
dari Matriks IFAS dan EFAS, total skor untuk
menjangkau target konsumennya.
IFAS merupakan 2.50 dan untuk EFAS adalah
2,56. Hal ini menunjukan bahwa PT DHI berada
d. (WT)- (Product Development) Untuk
dalam kuadran V yang merupakan strategi
mengurangi tingkat Aval yang tinggi,
pertahankan dan pelihara yang terdiri dari penetrasi
perusahaan dapat mengidentifikasi warna-
pasar (Market Penetration), pengembangan Produk
warna mana saja yang paling diminati oleh
(Product Development), dan pengembangan pasar
pasar dan menghapus warna yang kurang
(Market Development). Berdasarkan hasil matrix
diminati. Semakin sedikit warna yang
tersebut diatas dan berdasarkan matrix SWOT,
digunakan akan semakin efisien biaya
maka hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah
produksi perusahaan dan pencemaran
sebagai berikut:
lingkunganpun dapat semakin dikurangi.
a. (SO)- (Product Development) Perusahaan
Biaya yang berkurang dari aval tersebut dapat
sudah harus berpikir untuk dapat menjadi
dialihkan menjadi pengurangan harga jual
perusahaan ambidexterity yang melakukan
ataupun biaya riset bagi perusahaan.
exploitasi dan explorasi secara simultan. Selain
e. (WO)- (Product Development) Dengan
memproduksi produk yang masih berjalan
semakin berkembangnya pemasaran online
dengan baik saat ini, dengan bantuan
dan diprediksi gaya hidup online ini akan
perkembangan teknologi perusahaan
semakin mengingkat, maka perusahaan dapat
seharusnya dapat mengembangkan produk-
mengembangkan produk-produk plastik
produk baru yang ramah lingkungan. Karena
pengemasan yang juga ramah lingkungan,
itu perusahaan dapat memanfaatkan hasil-hasil
mengingat penggunaannya hanya sekali
riset dari pemerintah atau lembaga riset yang
67
DOI :
68
DOI :
Bernadetha Kristaliani
ABSTRAK
Salon Strawberry adalah salon dengan konsep „rumahan‟ yang membuat pelanggan merasa nyaman layaknya
melakukan perawatan di rumah. Karyawan salon harus mengingat kebutuhan masing-masing pelanggan sehingga
pelanggan puas dan kembali melakukan perawatan berkelanjutan di Salon Strawberry. Akan tetapi hal tersebut menjadi
permasalahan apabila karyawan yang bersangkutan tidak hadir dan karyawan lain tidak tahu kebutuhan pelanggan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan,
wawancara, dokumentasi dan literatur tentang sistem informasi, salon pengembangan bisnis, dan proses bisnis salon.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan BCB, Kerangka MIT 90‟s dan BPMN untuk menggambarkan proses
bisnis yang ada dan saran untuk peningkatan proses bisnis Strawberry Salon.
Hasil penelitian ini berupa desain sistem pengingat yang dapat diusulkan ke salon untuk memberikan
peringatan perawatan berkelanjutan sesuai dengan preferensi pelanggan seperti telepon, SMS atau email. Sistem dibuat
dengan mengumpulkan data pelanggan, menganalisis pola pembelian masing-masing pelanggan, pengelompokan
pelanggan, dan menentukan metode pengingat yang tepat untuk pelanggan.
Keywords: CRM, Sistem Pengingat, Sistem Informasi, Kerangka MIT 90‟s, Business Challenge Bundles
ABSTRACT
Strawberry Salon is a 'homey salon’ that makes every customer feel comfortable like do the treatment at home.
Salon employees have to memorize the needs of each customer so as to make them satisfied and return to ongoing
maintenance at Strawberry Salon. But it does become a problem when the employee is absent and the other employees
do not know the needs of the customer.
This type of research is descriptive analytical research. Data collection is done through field studies,
interviews, documentation and literature on information systems, business development salon, and the salon business
processes. Analysis of the data in this study using BCB, MIT 90's Framework and BPMN to describe business processes
existing and suggestions for improvement of business processes Strawberry Salon.
The results of this research is the design of a reminder system that can be proposed to the salon to provide
ongoing care warning in accordance with the preferences of each customer by phone, SMS or email. The system is
made by collecting customer data, analyzed the purchasing patterns of each customer, the customer grouping, and
determines the reminder method is right for the customer.
Keywords: CRM, Reminder Systems, Information Systems, MIT 90’s Framework, Business Challenge Bundles
Tabel 15 Data Beberapa Salon Kecantikan dengan Berbasis Reminder System pada Salon
Jumlah Outlet di Kota Bandung 2016 Strawberry” ini membatasi perlakuan khusus
Nama Salon Jumlah Outlet tersebut hanya untuk pelanggan yang memiliki
Salon Strawberry 12 perawatan berkelanjutan sedangkan untuk
Anata Salon 7 pelanggan yang tidak memiliki perawatan
Roger's 5 berkelanjutan atau new customer hanya diberikan
Sumber : wawancara dengan pemilik Salon Strawberry promosi.
(Anata Salon, 2016; Roger's Salon, 2015)
KERANGKA TEORI
Tabel 1 menunjukkan banyaknya jumlah
salon di Kota Bandung pada tahun 2016 dapat Salon
menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Salon kecantikan adalah bentuk usaha
Persaingan yang cukup pesat membuat pelaku yang berhubungan dengan perawatan kosmetika,
usaha menonjolkan ciri khas bisnis salon. Ciri wajah, dan rambut, baik untuk laki-laki maupun
khas bisnis salon yaitu salon dapat selalu perempuan. Variasi lain dari jenis usaha salon
mengikuti perkembangan kecantikan atau trend kecantikan adalah salon rambut, dan salon tangan
kecantikan yang sedang in secara global. Akan dan kuku (manikur). (AskOxford, 2015) Salon
tetapi dengan mengutamakan ciri khas saja tidak kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk
cukup membuat salon bertahan dalam persaingan. kesehatan rambut, kulit dan bahan dengan
Hubungan dengan pelanggan juga dibutuhkan perawatan kosmetik secara manual, preparative,
agar pelanggan merasa diperhatikan sehingga aparatif, dan dekoratif yang modern maupun
kembali melakukan perawatan di salon. Hubungan tradisional tanpa tindakan operasi (bedah)
dengan pelanggan sering disebut sebagai CRM (Kusumadewi, 2001).
atau Customer Relationship Management sudah
diterapkan oleh beberapa bisnis salon seperti Sistem Informasi
memberikan promosi diskon hingga menerapkan Sistem informasi adalah suplai informasi
kartu member (membership). dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan,
Salon Strawberry sudah menerapkan menganalisis data menjadi informasi dan
CRM atau Customer Relationship Management pengetahuan yang dapat didistribusikan kepada
yaitu dengan memberikan promosi melalui para pemakai (Rainer & Cegielski, 2011; Hall,
broadcast BBM (BlackBerry Messenger) kepada 2001). Komponen Sistem Infromasi terdiri dari
pelanggan. Namun CRM yang diterapkan pihak (1) hardware adalah bagian fisik computer, (2)
salon belum berjalan dengan baik karena Input adalah informasi yang dimasukkan ke dalam
kebanyakan pelanggan menolak promosi karena system, (3) People adalah pihak yang melakukan
tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Alternatif input (4) Software, adalah komponen IT berupa
lain yang dapat dilakukan yaitu dengan perangkat lunak sistem dan aplikasi, (5) Output,
mengingatkan perawatan yang sesuai kebutuhan adalah hasil dari input yang sudah diproses di
pelanggan dalam suatu rancangan sistem computer, (6) Data, adalah kumpulan fakta, dan
pengingat yang dinamakan sistem TRS atau (7) Procedure adalah tata cara yang mengatur
Treatment Reminder System. CRM yang sudah langkah-langkah berjalannya sebuah sistem.
diterapkan pihak salon dikembangkan dengan Salah satu jenis sistem informasi adalah
sistem pengingat maka harus dibuat rancangan MIS (Management Information System). Sistem
sistem detailnya. Penelitian ini menganalisa informasi manajemen memberikan laporan yang
perubahan yang perlu dilakukan dalam organisasi ditentukan sebelumnya dan respon kepada
untuk mendukung sistem TRS serta manajer memakai laporan periodik, permintaan
menyempurnakan rancangan melalui tanggapan untuk membantu mereka mengambil keputusan
pemilik. Penelitian yang berjudul “Perancangan (O‟Brien, A., Marakas, & George M., 2011.).
Sistem Customer Relationship Management Sistem informasi manajemen adalah sistem yang
menyediakan informasi untuk kegiatan
71
DOI :
72
DOI :
penelitian ini data diperoleh dari buku, studi 2. Pilih tantangan bisnis yang dapat diubah
literatur terdahulu maupun internet mengenai data atau diperbaiki,
perkembangan salon. 3. Pilih tantangan bisnis yang membutuhkan
penelitian atau dapat diteliti,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan 4. Pilih sejumlah tantangan bisnis yang masuk
dalam penelitian ini adalah: akal (Gunawan, 2012)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan Tujuan BCB dalam penilitan ini adalah
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara menggambarkan akar permasalahan yang terjadi
dan studi dokumen. Observasi dilakukan dengan dalam Salon Strawberry untuk dapat diteliti dan
mengamati situasi yang ada dilapangan dan diperbaiki sebagai hasil penelitian.
mencatat apa yang menjadi penting guna
menunjang penelitian (Sugiyono, Memahami MIT 90’S Framework
Penelitian Kualitatif, 2012).Wawancara dilakukan MIT 90‟s Framework adalah suatu
dengan pemilik salon, pegawai salon, serta gambar analisa dalam pengambilan keputusan
pelanggan Salon Strawberry. Dengan wawancara proses bisnis yang mencapai sinergi antara
kepada pemilik salon bertujuan untuk strategi, struktur, proses manajemen, teknologi,
mendapatkan informasi mengenai keadaan atau dan peran dan keterampilan, untuk
masalah yang sedang dihadapi oleh Salon mempertahankan kualitas 'saling ketergantungan'
Strawberry. Wawancara kepada pegawai salon dan dengan demikian untuk mencapai keunggulan
yang merupakan barisan depan yang berinteraksi kompetitif (Brown, 1992). MIT 90‟s Framework
secara langsung dengan konsumen bertujuan berguna untuk mengeksplorasi perubahan dari
untuk mengetahui informasi lebih lanjut. hubungan antara External Socioeconomic
Sedangkan wawancara kepada pelanggan untuk Environment, Strategy, Individuals and Roles,
mengetahui respon pelanggan apabila Salon Structure, Technology, External Technology
Strawberry menerapkan sistem baru (Sugiyono, Environment, Management Process (Levy &
Memahami Penelitian Kualitatif, 2012). Powell , 2005)
Tujuan MIT 90‟s Framework dalam
Analisis Data penelitian adalah menjelaskan persiapan internal
Proses mencari dan menyusun data yang dan eksternal Salon Strawberry ketika
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, menerapkan sistem yang baru damberupa
dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga gambaran agar mudah dipahami oleh pemilik dan
mudah dipahami dan temuannya dapat lainnya yang bersangkutan. Kondisi internal
diinformasikan kepada orang lain disebut sebagai meliputi struktur, proses, peran individu, strategi,
analisis data. (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis dan teknologi sedangkan kondisi eksternal yaitu
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), sosio-ekonomi eksternal dan teknologi eksternal.
2009). Dalam penelitian analisis data dilakukan
dengan menggunakan BCB, MIT 90‟s Framework BPMN
dan BPMN. BPMN adalah suatu notasi standar yang
menggambarkan proses bisnis dalam sebuah
Business Challenge Bundle (BCB) workflow yang dapat dipahami oleh orang-orang
Business Challenges Bundles (BCB) yang berkepentingan di dalam bisnis. Tujuan
digunakan untuk dapat menentukan kontrol yang utama dari BPMN adalah untuk menyediakan
perlu diterapkan terhadap aktivitas yang ada. notasi yang mudah dipahami oleh semua
Terdapat empat (empat) aturan dalam business pengguna bisnis, dari analis bisnis yang
challenges bundle yaitu: menciptakan konsep awal dari proses, untuk para
1. Pilih tantangan bisnis yang menjadi akar pengembang teknis yang bertanggung jawab
permasalahan atau penyebab utama, untuk melaksanakan teknologi yang akan
melakukan proses-proses tersebut, dan akhirnya,
74
DOI :
untuk orang-orang bisnis yang akan mengelola dengan cara mengumpulkan bukti konvergen dari
dan memantau proses tersebut (Stiehl, 2014) sumber yang berbeda dengan melakukan
BPMN dalam penelitian ini wawancara dengan pemilik salon, pegawai salon,
menggambarkan proses bisnis yang sudah ada serta pelanggan Salon Strawberry. Selain itu
pada Salon Strawberry dan proses bisnis melakukan observasi secara langsung, serta
perbaikan yang diusulkan dapat mudah dipahami melakukan cross check hasil penelitian dengan
oleh pemilik ataupun para pelaku yang terlibat dokumen berupa SOP atau proses bisnis yang ada
dalam proses bisnis Salon Strawberry. Dengan pada Salon Strawberry.
demikian BPMN dapat menciptakan jembatan
standar untuk kesenjangan antara desain proses Operasional Variabel
bisnis dan proses implementasi. Operasionalisasi variabel penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Uji Validitas
Dalam penelitian ini melakukan uji
validitas dengan menggunakan “Rich” data dan
respondent validation. “Rich” data yaitu dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menggunakan data yang terperinci diperoleh
Proses Bisnis Aktual Salon Strawberry
melalui wawancara serta observasi secara
Salon Strawberry sudah menerapkan
langsung. Wawancara dengan pemilik dan
CRM sederhana melalui pegawai salon yang
pegawai Salon Strawberry dilakukan untuk
mengingat nama pelanggan dan menghafal jenis
mengetahui permasalahan yang terjadi pada salon.
perawatan yang biasa digunakan oleh pelanggan.
Observasi secara langsung dilakukan setelah
Pegawai salon juga mempunyai kontak pelanggan
wawancara untuk mengecek kesamaan antara
melalui media sosial seperti Instagram dan
hasil wawancara dengan keadaan yang
BlackBerry Messenger yang dimiliki oleh
sebenarnya.
pelanggan. Pegawai salon menjaga hubungan
Respondent validation digunakan untuk
dengan pelanggannya dengan menyapa secara
menguji hasil rancangan melalui wawancara
langsung melalui BlackBerry Messenger.
dengan pemilik serta pelanggan Salon Strawberry.
Pelanggan yang datang ke Salon
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan umpan
Strawberry melapor kepada resepsionis terlebih
balik berupa tanggapan atau saran terhadap
dahulu. Resepsionis menyambut pelanggan serta
rancangan sistem reminder. Dalam wawancara
menanyakan kepada pelanggan apakah sudah
peneliti menanyakan kepada pemilik Salon
melakukan perjanjian via telepon atau BlackBerry
Strawberry sebagai pelaku yang „expert’ dalam
Messenger sebelumnya. Jika belum maka
menjalankan bisnisnya dan kepada pelanggan
pelanggan mengantre terlebih dahulu jika kapster
Salon Strawberry sebagai pelaku yang menilai
yang ada sedang melayani pelanggan lainnya.
manfaat dari sistem baru yang diusulkan.
Resepsionis memanggil dan mengantar pelanggan
kepada kapster yang bertugas. Jika kapster
Uji Reliabilitas
menghafal preferensi pelanggannya kapster segera
Uji reliabilitas menunjuk pada suatu
menyiapkan produk rambut dan peralatan yang
pengertian bahwa instrumen yang digunakan
akan digunakan dalam perawatan. Setelah itu
dalam penelitian untuk memperoleh informasi
kapster siap memberikan perawatan kepada
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pelanggannya. Kapster bertanya terlebih dahulu
pengumpulan data dan mampu mengungkap
apa yang menjadi kebutuhan atau apa yang
informasi yang sebenarnya dilapangan (Situnjak,
diinginkan oleh pelanggannya jika tidak
2006). Dalam penelitian ini uji reabilitas
menghafal preferensi pelanggannya.
dilakukan dengan menggunakan triangulasi yaitu
75
DOI :
Pelanggan
datang
Mengantre oleh admin untuk menghasilkan Data Reminder
Belum
dan Promosi yang berisi identitas beserta
Sudah
Memanggil
dan
preferensi pelanggan yang perlu diingatkan oleh
membuat mengantar
janji? pelanggan pihak salon kepada pelanggan untuk melakukan
Respsionis
Sudah
perawatan berkelanjutan. Selain itu, resepsionis
Mengantar
pelanggan juga dapat mereferensikan jenis perawatan yang
sesuai preferensi pada saat pelanggan datang ke
Menghafal
Tidak
Bertanya
kebutuhan
salon sehingga pelanggan merasa diingat secara
pelanggan pelanggan
personal oleh pihak salon.
Kapster
Menyiapkan
produk Memberikan
Ya Ya
rambut dan perawatan
peralatan
Preferensi
pihak salon memerlukan analisa berbasis MIT
Data Transaksi Data Pelanggan
pelanggan 90‟s Framework karena cara kerja organisasinya
berubah.
Analisa Perilaku
Pelanggan
1. External Socio-Economic Environment
Penampilan merupakan bentuk citra diri
yang terpancar dari diri seseorang. Tampil
Mengingat jasa Mengetahui pola Menentukan
yang biasa dibeli pembelian metode reminder
menarik dapat menjadi salah satu hal utama dalam
pelanggan berulang system kehidupan sosial bermasyarakat. Sebagian besar
masyarakat saat ini berlomba untuk memperbaiki
Menawakan jasa
Otomatisasi
Memberikan penampilan diri dengan pergi ke salon. Keadaan
yang sesuai Reminder
penjualan
preferensi system tersebut memberikan peluang bisnis salon untuk
mendapatkan keuntungan cukup besar. Pelaku
Meningkatkan Meningkatkan bisnis salon dapat mendirikan salon dengan modal
kualitas kepuasan
pelayanan pelanggan
yang minim untuk membeli perlengkapan serta
produk-produk salon, memanfaatkan ruangan di
rumah yang ditata menjadi salon dan mengikuti
Mengoptimalkan
level pembelian kursus kecantikan. Di kota Bandung terdapat lebih
kembali
dari 10 (sepuluh) kursus kecantikan, beberapa
Gambar 34. Bagan Business Challenge Bundle diantaranya adalah sebagai berikut.
Persaingan yang ketat juga memicu Tabel 17. Daftar Alamat Kursus Kecantikan
perusahaan untuk mengubah aliran strateginya. N
Nama kursus kecantikan Alamat
Aliran strategi awal yang diterapkan oleh Salon o
Strawberry adalah Entrepreneurial School. Dalam Puspita Martha
International Beauty Jl. Soekarno Hatta No.614
stategi ini kemajuan perusahaan hanya bergantung 1 School Bojongloa Kidul
pada pemimpin (leader) yang visioner. Pelanggan Jl. Merdeka No.56
Salon Strawberry sangat mengenal direktur 2 Johny Andrean TC Citarum
sekaligus pemilik dari salon sehinnga mereka Yayasan Pendidikan Jl. Pasirkaliki No.127-131
3 Ariyanti Cicendo
lebih menyukai perawatan yang ditangani secara
Rudy Hadisuwarno
langsung oleh pemilik salon. Jika pemilik salon 4 School Jl. Sukajadi No. 198A
tidak datang maka pelanggan tidak melakukan Jl. Terusan Buah Batu
perawatan. Hal ini menjadi tidak baik karena 5 LPK Karya Jelita No.294 Kujangsari
pelanggan sangat bergantung dengan pemilik
salon. Sistem baru hendak mengubah aliran Semakin banyaknya kursus kecantikan
strategi salon Strawberry menjadi Cognitive yang ada di Indonesia mendorong pelaku bisnis
School yang berfokus pada kebutuhan pelanggan untuk mendirikan bisnis salon. Hal ini
dan didukung dengan menggunakan fokus menyebabkan terjadinya perkembangan bisnis
differensiasi kepada pelanggan. salon yang cukup pesat yaitu terdapat 115.000
salon tersebar diseluruh Indonesia. Meningkatnya
Analisis Persiapan Salon Strawberry ketika perkembangan bisnis salon menimbulkan
Menerapkan Sistem yang Baru persaingan ketat.
Analisis MIT 90‟S Framework digunakan Tren bisnis jasa saat ini bertujuan untuk
sebagai analisis data yang diperoleh dari hasil meningkatkan loyalitas pelanggan pada
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan perusahaan melalui penerapan sistem Customer
lain berupa usulan perbaikan dalam proses bisnis Relationship Management (CRM). Di Indonesia
Salon Strawberry sehingga mudah dipahami dan sendiri sudah banyak perusahaan yang
temuannya dapat diinformasikan kepada orang menerapkan CRM seperti Telkomsel yang
lain. Dengan adanya perubahan sistem maka menerapkan sistem Call Center yang dinamakan
77
DOI :
Caroline (Customer Care On-Line). Caroline Alira strategi untuk mendukung strategi
merupakan pusat pelayanan pelanggan yang siap fokus-diferensiasi tersebut adalah Cognitive
melayani non-stop 24 jam untuk memberikan School yang mempelajari kebiasaan pelanggan
pelayanan terkait segala kebutuhan dan dan frekuensi pembelian berdasarkan data
permasalahan pelanggan. Selain melalui Caroline, transaksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
pelanggan juga bisa mendapatkan berbagai oleh Salon Strawberry adalah dengan menginput
informasi mengenai produk dan layanan kebiasaan serta pola pembelian kedalam database
Telkomsel serta menyampaikan masukan dan kemudian mengelompokkan pelanggannya.
keluhan melalui saluran layanan pelanggan Setelah dikelompokkan barulah dianalisa perilaku
Telkomsel lainnya, yaitu dengan mengunjungi setiap pelanggannya sehingga dapat diketahui
pusat layanan permanen Gra-PARI, atau melalui sebenarnya apa yang menjadi preferensi dari
media sosial seperti twitter, facebook, dan email pelanggan tersebut. Preferensi tersebut
(detikcom, 2015). dihubungkan dengan pola pembelian agar dapat
menentukan metode reminder yang tepat. Dengan
2. Strategy adanya reminder yang berdasarkan preferensi
Berdasarkan tren bisnis jasa tersebut setiap pelanggan bertujuan agar pelanggan
maka perusahaan berusaha untuk menerapkan melakukan keputusan pembelian karena merasa
CRM (Customer Relationship Management) diperhatikan oleh pihak salon.
dengan memperbaharui strateginya. Strategi yang
sudah ada sekarang menggunakan Entreprenuer 3. Individuals & Roles
School dan yang diperlukan Salon Strawberry Bagian ini membahas individu yang
dalam beradaptasi dengan kondisi external socio- berperan penting dalam terwujudnya strategi-
economy adalah dengan menggunakan strategi strategi dari Salon Strawberry terkait dengan
fokus-differensiasi yang didukung dengan aliran sistem reminder yang dirancang. Strategi akan
strategi cognitive school. sulit dijalankan tanpa ada individu tersebut karena
Salon Strawberry hendak mengubah memiliki peran yang sangat penting yaitu divisi
strateginya menjadi strategi fokus-differensiasi. supervisor cabang. Menurut hasil wawancara
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sistem terhadap direktur sekaligus pemilik Salon
reminder yang menjadi kekuatan dari strategi ini. Strawberry, supervisor cabang berperan penting
Pihak salon memberikan pelayanan yang lebih karena divisi tersebut yang memberikan
terhadap pelanggannya melalui outbound contact keputusan terhadap strategi-strategi tersebut.
yaitu sistem reminder. Pelanggan akan menerima Supervisor cabang merupakan orang yang
pesan melalui SMS, telepon atau email dari pihak menetapkan sistem kerja sehingga mengetahui
salon yang menawarkan jenis perawatan yang cara kerja setiap pegawai dari proses bisnis Salon
sesuai dengan preferensi pelanggan tersebut Strawberry. Selain itu supervisor cabang
sehingga pelanggan tidak perlu menghafal jadwal menghitung harga yang akan ditawarkan kepada
perawatan kembali ke salon. Kualitas pelayanan pelanggan dengan menganalisa kondisi external
salon akan semakin meningkat karena pelanggan socio-economy secara nasional dan global lalu
merasa istimewa dan diperhatikan oleh pihak menganlisa hal lainnya seperti analisis persaingan,
salon. Selain itu pelayanan lebih diberikan pada prospek ekonomi, dan peluang industry. Selain itu
saat pelanggan datang ke salon. Resepsionis supervisor cabang dekat dengan pelanggan karena
secara otomatis akan menawarkan jenis perawatan selalu berada di salon sehingga banyak
yang menjadi preferensi pelanggan tanpa harus berinteraksi dengan pelanggan. Supervisor cabang
memberitahu apa yang menjadi kebutuhannya. tersebut juga yang menjalankan CRM secara
Pelanggan juga diberi perawatan yang berbeda langsung.
(personalization) berdasarkan kebiasaan setiap
pelanggan. 4. Structure
Selain individual and roles terdapat
bagian stuktur Salon Strawberry yang juga telibat
78
DOI :
dalam menjalankan proses bisnisnya tetapi hanya secara signifikan dari proses bisnis saat ini,
terdapat 3 (tiga) divisi yang mempunyai pekerjaan resepsionis melakukan penawaran secara otomatis
tambahan untuk menerapkan strategi baru yang bagi pelanggan yang sudah terdaftar dalam
diusulkan yaitu: database tanpa harus menghafal pelanggan secara
1. Resepsionis harus dapat mengetahui nama manual. Transaksi final dicatat oleh kapster untuk
pelanggan serta jenis perawatan yang menjadi meningkatkan kualitas pelayanan pada saat
preferensi pelanggan melalui database yang pelanggan datang kembali kapster dapat
dapat diakses. Tugas tambahan untuk melakukan perawatan sesuai dengan kebiasaan
resepsionis yaitu sebagai berikut: mereka tanpa harus diberitahu oleh pelanggan
melayani dan mencatat proses booking tersebut,
pelanggan, Menangani pelanggan saat datang hingga sesudah perawatan
menghubungi pelanggan dengan Phase
Admin
metode
otomatis berdasarkan database preferensi, reminder
79
DOI :
mengoptimalkan level pembelian kembali dengan sesuai kebutuhan pelanggan sehingga mereka
cara memberikan pengingat melalui pesan kepada menolak tawaran promosi yang diberikan.
pelanggan terhadap jenis perawatan berkelanjutan Proses mengelola booking bertujuan untuk
yang menjadi preferensi. Cara kerja dari sistem memperbaiki pencatatan karena pegawai Salon
Treatment Reminder System adalah sebagai Strawberry tidak mencatat pesanan booking
berikut: (1) Meminta data pelanggan : tahapan ini pelanggan sehingga saat mereka datang harus
dilakukan untuk mengetahui identitas serta kontak mengantri dan mengulang pesanan.
pelanggan, (2) Mencatat transaksi pelanggan : 2. Proses persiapan treatment. Proses ini tidak
dalam tahapan ini pihak salon mencatat transaksi berubah secara signifikan dari proses bisnis
setiap pelanggan yang melakukan perawatan, (3) Salon Strawberry saat ini. Resepsionis dapat
Menganalisis pelanggan : tahapan ini dilakukan mengecek kedalam database yang bertujuan
oleh admin untuk mengelompokkan pelanggan agar pada saat pelanggan datang resepsionis
yang memiliki perawatan berkelanjutan dengan dapat secara otomatis menawarkan perawatan
yang tidak berdasarkan data pelanggan serta yang sesuai preferensi tanpa harus menghafal
histrori transaksinya, (4) Menentukan metode pelanggan secara manual. Sesudah perawatan
reminder : setelah mengetahui pola pembelian kapster mencatat semua jenis perawatan dan
maka admin dapat menentukan metode reminder kebiasaan pelanggan dalam melakukan
yang tepat untuk setiap pelanggan dan (5) perawatan dalam Transaksi Final yang
Memberikan reminder untuk pelanggan : tahapan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
ini adalah proses bagaimana pegawai dalam pelayanan pada saat pelanggan datang kembali
departemen terkait yaitu resepsionis menawarkan kapster dapat melakukan perawatan sesuai
jenis perawatan berdasarkan preferensi yang dengan kebiasaan mereka tanpa harus
sudah dirancang kepada pelanggan. diberitahu oleh pelanggan tersebut.
3. Proses meminta data pelanggan belum
7. External Technological Environment diterapkan oleh Salon Strawberry sebelumnya
Program aplikasi yang mendukung sehingga pihak salon tidak dapat menghubungi
teknologi dalam sistem TRS adalah Microsoft pelanggan untuk melakukan perawatan
Access. Microsoft Access yaitu program aplikasi kembali di salon. Pihak salon hanya
basis data komputer yang dapat membuat database melakukan Broadcast melalui
dalam waktu yang singkat. Microsoft Access 2010 BlackBerryMessenger bagi pelanggan yang
merupakan dasar dari pembuatan database menyimpan kontak salon. Hal tersebut tidak
sebelum ke pembuatan database yang lebih rumit efektif karena jika pelanggan menghapus
lagi (Thalib, 2010). Microsoft Access berguna kontak salon maka pihak salon tidak dapat
bagi pihak Salon Strawberry untuk membantu menghubungi pelanggan. Dengan adanya
dalam membuat database. meminta data pelanggan dan diinput dalam
database pihak salon dapat menghubungi
Analisis Rancangan Treatment Reminder setiap pelanggan untuk menawarkan promosi
System dan memberikan reminder system. Proses
Usulan perbaikan untuk aktivitas pembayaran berdasarkan Transaksi Final yang
menangani pelanggan saat datang hingga sesudah dibuat oleh kapster dapat dilakukan setelah
perawatan terdiri dari 4 (empat) proses tambahan melengkapi data pelanggan.
yaitu: 4. Proses menentukan metode reminder. Admin
1. Proses memberikan reminder dan mengelola bertugas untuk menginput segala pencatatan
booking. Proses memberikan reminder yang terjadi pada proses bisnis yang
dilakukan untuk memperbaiki kegiatan dijalankan. Setelah itu admin menganalisis
pemasaran yang sebelumnya tidak diterapkan perilaku pelanggan yang bertujuan untuk
secara efektif oleh Salon Strawberry karena mengetahui pola pembelian berulang sehingga
pihak salon menawarkan perawatan yang tidak pihak salon dapat menerapkan reminder
80
DOI :
Menentukan
Admin
metode
reminder
Memberikan
Resepsionis
Melakukan
Kapster
treatment
Gambar 36. Usulan Proses Bisnis dalam Menangani Gambar 37. Proses Reminder System dan Booking
Pelanggan saat Datang Hingga Sesudah Perawatan
Setiap pesanan yang diperoleh dari
1) Proses Reminder System Dan Booking inbound maupun outbound contact dicatat dalam
Pihak salon melakukan 2 (dua) jenis Catatan Booking oleh resepsionis. Catatan
layanan kontak (contact) terhadap pelanggan yaitu Booking bertujuan agar resepsionis tidak lupa
inbound dan outbound. Inbound contact adalah mengenai identitas pemesan, waktu pemesanan,
panggilan dari pelanggan kepada pihak salon serta jenis pesanannya yang diserahkan kepada
untuk menangani proses booking. Penawaran admin untuk diinput kedalam database Data
berdasarkan preferensi pelanggan dilakukan Booking dan kepada kapster untuk menyiapkan
secara otomatis kepada pelanggan yang sudah peralatan perawatan sesuai dengan waktu
terdaftar dalam datanase. Sedangkan outbound kedatangan pelanggan tersebut.
contact merupakan layanan kontak dari pihak
salon untuk memberikan promosi atau Catatan Booking Salon Strawberry
81
DOI :
pelanggan yang belum terdaftar dalam database. Nama Resepsionis : Nama Kapster :
Nama Pelanggan :
Persiapan treatment
Jenis Perawatan Kebiasaan Pelanggan
Phase
Admin
Menawarkan
Booking? TIDAK Pelanggan? YA
perawatan
TIDAK
Menanyakan
Resepsionis
Ditawarkan
YA mengisi data YA Mengantri
pelanggan
TIDAK
Transaksi final
Memberikan
form data
pelanggan
Form data pelanggan
82
DOI :
hubungan jangka panjang dengan pelanggan outbound contact yang dilakukan pihak salon
melalui outbound contact berupa proses reminder untuk menghubungi pelanggan melalui sistem
dan promosi yang dilakukan. Form Data pengingat atau promosi.
Pelanggan diserahkan kepada admin yang
Tanggapan Pemilik
bertugas menginput identitas pelanggan tersebut
Selama ini salon hanya mementingkan
kedalam database Data Pelanggan.
kualitas pegawai untuk memberikan kepuasan
terhadap pelanggannya sedangkan para pesaing
Salon Strawberry Member Form dalam bisnis salon tidak hanya mementingkan
kualitas pegawai tetapi teknologi juga merupakan
Nama Lengkap : faktor dalam bertahan dalam persaingan. Pemilik
Tanggal Ulang Tahun : _ _/_ _/_ _ _ _ Salon Strawberry menyadari bahwa kelemahan
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki dari salon yang didirikannya adalah teknologi.
Alamat : Beliau berencana untuk mengembangkan Salon
Strawberry terutama di bidang teknologi tetapi
No. Handphone : belum menemukan sistem yang tepat.
Setelah mengetahui usulan perbaikan
Email :
pemilik salon menyetujui adanya Treatment
Lainnya (BBM, Line) :
Reminder System yaitu memberikan pengingat
Media hubungan
dengan pihak salon : Telepon SMS Email Lainnya………………. melalui pesan kepada pelanggan terhadap jenis
Nama favorite kapster : perawatan berkelanjutan yang menjadi
preferensi.yang berguna untuk membuat
Gambar 42. Form Data Pelanggan pelanggan datang kembali ke salon untuk
melakukan perawatan berkelanjutan. Beliau
4) Proses Menentukan Metode Reminder mengatakan langkah pertama yang harus
Admin menganalisa preferensi pelanggan dilakukan yaitu merekrut orang yang ahli di
dan data transaksi pelanggan untuk mengetahui bidang IT untuk membuat sistem reminder ke
pola pembelian berulang setiap pelanggan dalam aplikasi yang terkait. Selain itu beliau juga
sehingga dapat mengelompokkan pelanggan menyetujui adanya tambahan divisi admin yang
kedalam 2 (dua) jenis yaitu: memiliki tugas untuk mengoperasikan aplikasi
1. Pelanggan dengan perawatan berkelanjutan. tersebut yaitu melakukan input data ke dalam
Pihak salon akan memberikan sistem database pada aplikasi.
pengingat bagi pelanggan yang sudah memiliki
pola pembelian berulang. Pelanggan akan KESIMPULAN
diingatkan oleh pihak salon mengenai jenis
perawatan yang menjadi preferensinya. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan
2. Pelanggan yang tidak memiliki perawatan dari hasil pembahasan yang telah dibuat:
berkelanjutan. Pelanggan yang masuk kedalam 1. Proses bisnis yang ada sekarang pada Salon
jenis ini merupakan pelanggan yang baru Strawberry yang digambarkan melalui BPMN
melakukan perawatan di salon sehingga belum terdapat beberapa masalah yaitu :
memiliki pola pembelian berulang. Pihak salon pegawai Salon Strawberry hanya menghafal
menawarkan promosi terhadap pelanggan pelanggan sehingga jika pegawai tersebut
tersebut. berhalangan pelanggan ditanya kembali
Setiap pelanggan yang sudah mengenai kebutuhannya,
dikelompokkan diinput kedalam Data Reminder perjanjian yang dibuat oleh pelanggan tidak
dan Promosi. Dalam database tersebut berisi nama dicatat oleh resepsionis sehingga terkadang
pelanggan dengan jenis perawatan dan metode pelanggan harus mengantre lagi,
reminder yang sesuai dengan preferensinya. Data Salon Strawberry belum melakukan
Reminder dan Promosi berguna untuk proses kegiatan pemasaran secara efektif hanya
83
DOI :
melalui Broadcast yang tidak sesuai reminder dilakukan untuk membantu pihak
keinginan pelanggan. Pelanggan sering lupa salon dalam merancang reminder.
untuk kembali melakukan perawatan 3. Pemilik Salon Strawberry menyetujui adanya
disalon. peningkatan di bidang teknologi melalui sistem
2. Berdasarkan analisa perbaikan proses bisnis reminder yang berguna untuk membuat
Salon Strawberry, perlu melakukan pelanggan datang kembali ke salon untuk
optimalisasi level pembelian kembali. Pihak melakukan perawatan berkelanjutan.
salon dapat mencapai optimalisasi level
pembelian kembali dengan menawarkan jasa DAFTAR PUSTAKA
yang sesuai preferensi pelanggan serta
memberikan reminder system dengan Anata Salon. (2016). Cabang dan Outlet Salon.
menggunakan 3 (tiga) buah data yaitu Data Retrieved February Thursday, 2016, from
Transaksi, Data Pelanggan, dan Preferensi Anata Salon: http://www.salonanata.com/
Pelanggan. Ketiga buah data tersebut dianalisis AskOxford. (2015, September). Salon Kecantikan.
sehingga menghasilkan pola pembelian Retrieved from Wikipedia.
berulang setiap pelanggan. Brown, S. (1992). Cognitive mapping and
Dalam analisa perubahan yang perlu dilakukan repertory grids for qualitative survey
Salon Strawberry agar dapat beradaptasi research: some comparative observations.
terhadap kondisi external socio-economy yaitu Journal of Management Studies.
dengan mengubah strateginya yang awalnya Cobham, Curtis, G., & David. (2005). Business
menggunakan Entrepreneur School yaitu Information System Analysis, Design And
strategi dimana pelanggan sangat bergantung Practice. England: Person Education.
dengan pemimpin salon menjadi strategi detikcom. (2015, Juli Rabu). Kenalkan Caroline,
fokus-differensiasi yang didukung oleh aliran Call Center Canggih Telkomsel.
strategi cognitive school yaitu pihak salon Retrieved November Rabu, 2016, from
berfokus pada preferensi setiap pelanggan. detikinet:
Strategi baru dapat diterapkan apabila Salon http://inet.detik.com/read/2015/07/22/165
Strawberry menambahkan divisi admin ke 913/2973006/328/kenalkan-caroline-call-
dalam struktur organisasinya. Management center-canggih-telkomsel
process pada Salon Strawberry perlu Gunawan, A. (2012). Information Access for
ditambahkan 4 (empat) proses utama untuk SMEs in Indonesia, A study on the
mendukung strategi yang diusulkan. Strategi Business. Enschede: Ipskamp.
memerlukan teknologi pendukung yaitu sistem Hall, J. A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi.
Treatment Reminder System (TRS). Sistem Jakarta: Salemba Empat.
TRS memiliki kegunaan yaitu Hunger, D. K., & Wheelen, T. (2003). Manajemen
mengoptimalkan level pembelian kembali Strategis. Yogyakarta: Andi.
dengan cara memberikan pengingat melalui Jasaraharja Putra. (2016, Maret). Potensi
pesan kepada pelanggan terhadap jenis Kontribusi Industri Jasa Bagi Ekonomi
perawatan berkelanjutan. Program aplikasi Indonesia Besar. Retrieved from
yang mendukung teknologi dalam sistem TRS jasaraharja-putera.co.id.
adalah Microsoft Access. Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran.
Usulan perbaikan untuk aktivitas menangani Jakarta: PT. Prebalindo.
pelanggan saat datang hingga sesudah Kumar, V., & Reinartz, W. (2009). Principles of
perawatan terdiri dari 4 (empat) proses Marketing. New Jersey: Prentice Hall
tambahan yaitu: (1) proses memberikan Published.
reminder dan mengelola booking (2) Proses Kusumadewi, d. (2001). Pengetahuan dan Seni
persiapan treatment (3) Proses meminta data Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meutia
pelanggan dan (4) Proses menentukan metode Cipta Sarana & DPP.
84
DOI :
Levy, M., & Powell , P. (2005). “Strategies For Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis
Growth In Smes: The Role Of Information (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
System”s. Burlington, Ma: Elsevier R&D). Bandung: Alfabeta.
Butterwort-Heinemann. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Martin, E., Brown, C., DeHayes, D., Hoffer, J., & Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Perkins, W. (2005). "Customer Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan
Relationship Management”, Managing Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.
Informastion Technology. Pearson Jakarta: Kencana.
Prentice Hall. Widjono, H. (2007). Bahasa Indonesia. Jakarta:
Mintzberg, H., Ahlstrand, B., & Lampel, J. PT Grasindo.
(1998). Strategy Safari: A Guided Tour Wilieyam, & Sevani, G. N. (2013). SMS Based
Through The Wilds of Strategic Gateway Patient Medication Reminder
Mangement. New York: The Free Press. Application.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
O‟Brien, A., J., Marakas, & George M. (2011.).
Management Information Systems. New
York: McGraw-Hill Inc.
Pearce, & Robinson. (2007). Manajemen Strategi.
Jakarta: Salemba Empat.
Porter, M. E. (2008). Strategi Bersaing
(Competitive strategy). Tangerang:
Karisma Publishing Grup .
Putra, R., & Hartanto, A. D. (2015). Rancang
Bangun Aplikasi Pengingat Jadwal dan
Tugas Kuliah Berbasis Android.
Rainer, R. K., & Cegielski, C. (2011).
Introduction to Information Systems Third
Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Roger's Salon. (2015). Kontak Roger's. Retrieved
February Thursday, 2016, from Roger's
Salon : http://www.rogersalon.com/
Serambi Indonesia. (2015, Oktober Rabu). Bisnis
Salon di Indonesia Sumbang Rp 1 Triliun
Per Tahun. Retrieved November Kamis,
2016, from Serambinews.com:
http://aceh.tribunnews.com/2015/10/07/bi
snis-salon-di-indonesia-sumbang-rp-1-
triliun-per-tahun
Situnjak, S. d. (2006). Sugiharto dan Situnjak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stiehl, V. (2014). Process-Driven Applications
with BPMN. Switzerland: Springer
International Publishing.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
85
DOI :
Bytedance Ltd.
[email protected]
ABSTRAK
Perkembangan teknologi digital membawa perluang yang baik bagi para pelaku usaha di industri teknologi
informasi. PT Atrium Propugnatorum Teknika merupakan salah 1 perusahaan start up di Indonesia yang bergerak di
industri tersebut. PT Atrium Propugnatorum Teknika berfokus pada pengembangan perangkat lunak, namun memiliki
kendala di mana perusahaan kesulitan untuk memperoleh dan mempertahankan sumber daya manusia yang kompeten di
bidang pengembangan perangkat lunak (programmer). Oleh sebab itu, perusahaan bermaksud untuk membangun sistem
penilaian kinerja untuk memaksimalkan sumber daya manusia yang tersedia saat ini agar dapat memberikan pelayanan
yang konsisten kepada calon konsumen dan konsumen mereka.
Penelitian ini berjenis deskriptif analitis yang akan menggambarkan kondisi ekternal yang mempengaruhi PT
Atrium Propugnatorum Teknika dan memaparkan rancangan sistem penilaian kinerja pegawai sesuai dengan proses
penilaian kinerja pegawai saat ini. Teknik analisis data menggunakan Porter 5‟s Forces dan BPMN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data perusahaan saat ini cukup untuk menjalankan sistem penilaian
kinerja karyawan. Data perusahaan yang ada dapat diolah secara otomatis untuk menghasilkan informasi mengenai
kinerja pegawai sesuai dengan predikat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil tanggapan dari PT
Atrium Propugnatorum Teknika, rancangan sistem penilaian kinerja ini sesuai dengan tujuan perusahaan untuk
memantau kinerja karyawan. Rancangan sistem ini dapat dimaksimalkan dengan pembaharuan kompetensi dan
parameter yang disesuaikan dengan kondisi ekternal dan internal perusahaan.
Kata kunci: Manajemen Kinerja, Penilaian Kinerja, Sistem Informasi
ABSTRACT
The development of digital technology brought an opportunity for information technology industry. PT Atrium
Propugnatorum Teknika is one of Indonesian start-up companies that engaged in the industry. PT Atrium
Propugnatorum Teknika focuses on software development, but has problems where the company finds difficulties in
finding and maintaining competent human resources (programmers). Therefore, the company intends to build a
performance appraisal system to maximize the performance of their human resources in order to provide consistent
services to prospective and existing customers.
This analytical descriptive research will describe the external conditions of PT Atrium Propugnatorum
Teknika and explain their employee performance appraisal systems design in accordance with the current employee
performance appraisal process. Additionally, Porter's 5 Forces and BPMN are used as the data analysis techniques.
The results showed that the current company data was sufficient for running an employee performance
appraisal system. Existing company data can be automatically processed to produce information about employee
performance in accordance with the predicate that has been set by the company. Based on PT Atrium Propugnatorum
Teknika’s responses, the design of the performance appraisal system is in accordance with the company's objectives for
monitoring employee performance. The design of this system can be fully utilized by updating the competencies and the
adjusted parameters to company's external and internal conditions.
Keywords: Performance Management, Performance Appraisal, Information System
86
DOI :
88
DOI :
rendah namun kualitasnya tinggi, maka daya adalah merekrut orang yang tepat, menyaring,
tawar pemasok rendah. memberi penghargaan dan mengembangkan
4. Daya tawar pembeli tenaga kerja (Dessler, 2011; Chapman, Sisk,
Daya tawar pembeli kuat bila konsumen dapat Schatten, & Miles, 2018).
memperoleh nilai lebih dengan menekan
Manajemen Kinerja
harga, menuntut kualitas atau pelayanan yang
Manajemen kinerja merupakan tindakan
lebih (dengan demikian menaikkan biaya), dan
yang diberikan berdasarkan laporan dan ukuran
membuat para pelaku industri mengorbankan
kinerja tenaga kerja yang ditujukan untuk
profitabilitas. Daya tawar pembeli kuat bila
meningkatkan perilaku, motivasi dan kemampuan
mereka mampu bernegosiasi dengan tingkat
tenaga kerja (Fryer, Antony, & Ogden, 2009).
pengaruh (leverage) yang tinggi terhadap
Sementara menurut Anguinis (2013), manajemen
peserta industri. Jika pembeli peka terhadap
kinerja adalah proses kontinu dalam
harga, mereka dapat menekan harga kepada
mengidentifikasi, menilai dan mengembangkan
pelaku industri.
kinerja dalam organisasi dengan menghubungkan
5. Persaingan antar pesaing dalam industri
antara kinerja tenaga kerja dan tujuan perusahaan.
Pesaing di antara pesaing yang ada memiliki
Berdasarkan kedua definisi diatas, maka
banyak bentuk yang sudah dikenal seperti
manajemen kinerja merupakan tindakan yang
diskon harga, pengenalan produk baru, iklan
diberikan berdasarkan proses kontinu dalam
kampanye, dan peningkatan layanan.
mengidentifikasi, menilai dan mengembangkan
Persaingan tinggi membatasi profitabilitas
kinerja pegawai (Aguinis, 2013; Fryer, Antony, &
suatu industri. Sejauh mana persaingan yang
Ogden, 2009)
ada akan menurunkan potensi keuntungan
Penilaian kinerja tenaga kerja dilakukan
industri. Hal ini tergantung pada (1) intensitas
dengan mengevaluasi kinerja tenaga kerja secara
di mana perusahaan tersebut bersaing, (2)
terus menerus. Dengan demikian, manajemen
dasar yang mempengaruhi persaingan mereka.
kinerja dapat membantu manajer dalam memantau
kinerja pegawai, identifikasi kebutuhan
Manajemen Sumber Daya Manusia
pengembangan pegawai dan meningkatkan kinerja
Manajemen sumber daya manusia
pegawai (Aguinis, 2013).
merupakan salah satu fungsi dalam bisnis yang
ditujukan untuk mengelola tenaga kerja dalam
Penilaian Kinerja (Kinerja)
perusahaan. Pengelolaan tenaga kerja dalam
Menurut Dr. Dedi Rianto Rahadi (Rahadi,
manajemen sumber daya manusia dimulai dari
2010), penilaian kinerja merupakan proses untuk
perencanaan strategis untuk mengetahui kapasitas,
mengukur prestasi pegawai sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
menyesuaikan hasil kerja dan standar kerja telah
tenaga kerja hingga kemampuan dan efektivitas
ditetapkan.
operasional (Lindholm, Yarrish, & Zaballero,
Menurut Gary Dessler (Dessler, 2011),
2012).
penilaian kinerja adalah proses evaluasi kinerja
Menurut Hasibuan (2013), manajemen
pegawai di masa sekarang dan di masa lalu
sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam
terhadap standar kinerjanya.
mengelola hubungan antar tenaga kerja yang
Menurut Siagian dalam buku Manajemen
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
Kinerja Sumber Daya Manusia (Rahadi, 2010) ,
perusahaan. Definisi ini didukung oleh Arep dan
proses penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
Tanjung (2008) yang mengatakan bahwa, MSDM
1. Penilaian dilakukan untuk mengidentifikasi
merupakan ilmu dan seni yang mengatur unsur
kemampuan dan kelemahan pegawai
manusia sebagai aset organisasi dengan cara
berdasarkan kinerja.
memperoleh, mengembangkan dan
2. Penilaian dilakukan berdasarkan tolak ukur
mempertahankan tenaga kerja secara efektif dan
yang telah ditatapkan secara objektif.
efisien. Peran manajemen sumber daya manusia
89
DOI :
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada Executive Support Sistem yang Senior
pegawai dengan maksud untuk meningkatkan System (ESS) membantu management
motivasi pegawai. perencanaan
strategi jangka
4. Penilaian dilakukan secara berkala dan semua panjang melalui
hasil penilaian didokumentasikan dengan rapi. peramalan atau
prediksi
Sumber : (Laudon & Laudon, 2016)
Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sekumpulan Sistem Informasi Penilaian Kinerja (Kinerja)
komponen yang berfungsi untuk mengumpulkan, Sistem informasi, sesuai dengan teori
mengolah, menyimpan, dan menyediakan yang telah dijabarkan sebelumnya, merupakan
informasi dalam bisnis (Satzinger, Jackson, & serangkaian komponen terpadu yang digunakan
Burd, 2012). Di samping itu, sistem informasi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengolah
merupakan sistem buatan yang terdiri dari data menjadi informasi (output) yang dibutuhkan
serangkaian komponen terpadu berbasis komputer pengguna (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012;
untuk mengumpulkan, megolah, menyimpan dan Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011). Sementara
mengelola data menjadi output bagi pengguna penilaian kinerja adalah proses pengukuran
(Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011). prestasi kerja pegawai, di masa lalu dan masa
Sistem informasi dikelompokkan sekarang, sesuai dengan standar kinerja yang telah
berdasarkan kegunaannya untuk setiap tingkatan ditetapkan (Rahadi, 2010; Dessler, 2011).
manajemen, seperti yang di rangkum dalam Tabel Oleh sebab itu, sistem informasi penilaian
1. kinerja adalah serangkaian komponen terpadu
Tabel 18. Jenis Sistem Informasi berdasarkan yang digunakan untuk mengumpulkan,
Fungsi pada Tingkatan Manajemen menyimpan dan mengolah data menjadi informasi
Jenis Sistem Tingkatan
(output) dalam proses pengukuran prestasi kerja
Fungsi pegawai (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012;
Informasi Manajemen
Gelinas, Dull, & Wheeler, 2011; Rahadi, 2010;
Transaction Sistem yang Manajemen yang
Processing System mencatat dan melakukan kontrol Dessler, 2011).
(TPS) menyimpan data- atau pengawasan
data secara rutin (contoh:
yang berkaitan supervisor) Business Process Modeling and Notation
dengan unit usaha (BPMN)
Business process modeling and notation
Management Sistem yang Middle (BPMN) sebagai suatu notasi standar yang
Information System mengolah data dan management
(MIS) merangkum data berbentuk ikon atau gambar yang digunakan
menjadi informasi dalam permodelan bisnis (Jeston & Nelis,
yang berbentuk
laporan
2006). Stiehl (2014) menyebutkan bahwa BPMN
membuka peluang lebih untuk perencanaan,
Decision Support Sistem yang Middle implementasi dan pengawasan terhadap setiap
System (DSS) berfokus untuk management dan
memecahkan Senior proses yang ada di dalam unit usaha. BPMN tidak
masalah management hanya membantu perusahaan untuk menjabarkan
berdasarkan
analisa data dan
proses yang terjadi tetapi membantu proses
laporan yang integrasi teknologi.
tersimpan di dalam Penelitian ini menggunakan BPMN
database yang
digunakan untuk dikarenakan BPMN mampu menyediakan notasi
membantu yang mudah dibaca sehingga penggunanya
pengambilan
keputusan
mampu memahami setiap proses di dalam
aktivitas bisnis (Object Management Group,
2011). Elemen dan notasi yang umum digunakan
90
DOI :
dalam business process modeling and notation penilaian kinerja departemen teknis PT Atrium
(BPMN) tercantum pada Tabel 2. Propugnatorum Teknika. Dengan demikian,
penelitian akan menyajikan pemahaman yang
Tabel 19. Elemen dan Notasi BPMN
lebih dalam terhadap sistem penilaian kinerja
Elemen Deskripsi Notasi departemen teknis PT Atrium Propugnatorum
Teknika yang dirancang.
Event Event menunjukkan apa
yang terjadi di dalam
proses yang Metode Penelitian
menunjukkan mulainya Metode penelitian yang digunakan adalah
proses, intermediate,
dan berakhirnya proses studi kasus. Studi kasus yang dimaksud adalah
mempelajari fenomena penelitian dalam situasi
Activity Activity menunjukkan yang nyata atau yang sebenarnya terjadi (Yin,
kegiatan yang di
lakukan di dalam 2014). Penelitian ini berfokus pada rancangan
proses sistem penilaian kinerja yang sesuai untuk PT
Atrium Propugnatorum Teknika berdasarkan
kondisi lingkungan eksternal industri teknologi
Gateway Gateway menunjukkan informasi saat ini menggunakan Porter’s Five
alur proses yang Forces Analysis, proses penilaian kinerja saat ini,
bercabang tergantung
pada situasi atau dan data yang tersedia di perusahaan.
kondisi tertentu
Teknik Pengambilan Data
Sequence Sequence Flow
Teknik pengambilan data yang digunakan
Flow menunjukkan alur dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
proses atau urutan berdasarkan sumber data primer dan sekunder.
proses
Tabel berikut merangkum teknik pengambilan
data berdasarkan sumber data penelitian.
Pool Pool merupakan
representasi grafis dari Tabel 20.Teknik Pengambilan Data
partisipan atau aktor di Teknik
dalam proses Sumber
Pengambilan Penjelasan
Data
Data
terhadap penelitian yang dilakukan (Yin, 2011). Data Studi Data diperoleh berdasarkan
Penelitian kali ini akan mengungkapkan Sekunder Dokumen kajian dokumen-dokumen objek
penelitian yang berkaitan
urgensi kebutuhan PT Atrium Propugnatorum dengan penelitian. Dokumen-
Teknika terhadap sistem informasi penilaian dokumen yang dipelajari dalam
kinerja, dan menggambarkan rancangan sistem penelitian ini adalah dokumen
91
DOI :
Terms of Reference, dan Project dengan berbagai cara dan berbagai waktu,
Report. sehingga meningkatkan keabsahan dan
pemahaman atas data yang diperoleh.
Studi Data diperoleh dari hasil kajian Penelitian ini menggunakan triangulasi
Literatur penelitian sebelumnya (jurnal sumber data, di mana data yang dikumpulkan
atau tesis), literatur, dan artikel.
berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi
Sumber : Pengolahan Data Penelitian
dokumen perusahaan.
Operasionalisasi Variabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 21. Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Analisa Porter’s Five Forces
Analisa Porter’s five forces merupakan
Sistem Mengumpulkan Terms of Reference analisa lingkungan eksternal perusahaan. Analisa
Informasi data untuk proses Project Report Porter’s five forces digunakan untuk mengukur
Penilaian penilaian kinerja Data kompetensi,
Kinerja (kinerja) pegawai indikator kinerja, persaingan yang dihadapi perusahaan dan mencari
(Kinerja) bobot indikator strategi untuk bersaing. Pada bab ini, penulis akan
kinerja dan predikat
(Satzinger, kinerja
melakukan analisa Porter’s five forces untuk PT
Jackson, & Atrium Propugnatorum Teknika. Analisa
Burd, 2012; Mengolah data Proses penilaian
Gelinas,
dilakukan berdasarkan data yang penulis temukan
menjadi kinerja departemen
Dull, & penilaian teknis PT Atrium dan hasil wawancara dengan pimpinan PT Atrium
Wheeler, kinerja Propugnatorum Propugnatorum Teknika.
2011; (kinerja) Teknika
Rahadi, Hasil analisa Porter’s five forces
2010; diriangkum ke dalam Tabel 5.
Dessler, Menyediakan Laporan Kinerja
2011) informasi Pegawai (tidak
mengenai dilampirkan karena Tabel 22. Hasil Analisa Porter‟s Five Forces
kinerja (kinerja) dokumen tidak
pegawai diberikan, hanya Porter’s Tingkat
ditunjukkan) Keterangan
Five Forces Ancaman
Sumber : Pengolahan Data Penelitian (Sugiyono, 2013)
Competitive Sangat Peningkatan ukuran
Operasionalisasi variable (Opvar) Rivalry Tinggi industri teknologi
informasi karena
bertujuan untuk menjabarkan definisi dan pertumbuhan jumlah unit
mengukur variable-variabel yang digunakan di usaha setiap tahunnya.
dalam penelitian. Walaupun umumnya Opvar Peningkatan impor
terhadap produk dan jasa
digunakan dalam penelitian kuantitatif, namun sistem informasi
dalam penelitian ini, opvar bertujuan untuk membuktikan persaingan
pasar internasional juga
memperjelas penjabaran dari komponen- semakin ketat.
komponen di dalam sistem informasi penilaian Persaingan dalam
kinerja. Sehingga rancangan sistem informasi memperoleh sumber
daya manusia yang
dalam penelitian ini menggunakan semua kompeten di dalam
komponen seperti yang tercantum pada tabel 4 di industri teknologi
informasi.
atas.
Uji Validitas
Uji Validitas dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan triangulasi. Menurut
Susan Stainback yang dikutip Sugiyono (2013),
triangulasi bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman atas suatu penelitian, triangulasi
merupakan pengecekan data dari berbagai sumber
92
DOI :
93
DOI :
Adapun penjabaran atas proses penilaian Tabel 24. Predikat Performa Departemen Teknis
kinerja departemen teknis seperti berikut ini : Nilai Akhir Predikat
1. Mengulas dokumen proyek > 75 A
Pihak sumber daya manusia harus 65-75 B
< 65 C
mengumpulkan dokumen proyek dan laporan
Sumber : Studi Dokumen Perusahaan
proyek sebelum melakukan penilaian. Laporan
proyek kemudian diulas dan disesuaikan 4. Menyusun laporan performa
dengan dokumen proyek (Terms of Reference Laporan performa merupakan laporan atas
dan Timeline pengerjaan proyek). nilai kompetensi, nilai akhir dan predikat
2. Menilai kompetensi pegawai performa pegawai. Laporan performa
Setelah mengulas dokumen proyek, maka membantu dalam memantau performa pegawai
penilaian dilakukan berdasarkan kompetensi dan mengidentifikasi pegawai yang kompeten
yang telah ditetapkan. Kompetensi dan di dalam perusahaan.
indikator performa pegawai departemen teknis
tersusun dalam Tabel 6. Rancangan Sistem Penilaian Kinerja
Departemen Teknis: Koordinator Proyek
Tabel 23. Kompetensi dan Indikator Performa
Sistem penilaian kinerja koordinator
Departemen Teknis
proyek ditujukan untuk membantu departemen
Departemen Kompetensi Indikator Performa
Teknis sumber daya manusia dalam proses penilaian
kinerja koordinator proyek yang bersangkutan.
Koordinator Perencanaan dan Kesesuaian Kinerja koordinator proyek dinilai berdasarkan
Proyek Implementasi perencanaan waktu
proyek setiap proyek yang telah dikerjakan. BPMN sistem
penilaian kinerja koordinator proyek dapat dilihat
Kesesuaian pada gambar 2.
perencanaan biaya
proyek Berdasarkan Gambar 2, maka proses
penilaian performa koordinator proyek adalah
Orientasi Pelanggan Menyelesaikan sebagai berikut:
proyek sebelum
tenggat waktu 1. Pihak business development akan mengisi
formulir penyelesaian proyek dan disimpan ke
dalam database formulir proyek;
Sumber : Studi Dokumen Perusahaan
2. Sistem akan mengambil data dalam database
3. Mengkategorikan nilai akhir pegawai dan menilai kedua kompetensi koordinator
Nilai akhir merupakan rata-rata nilai seluruh proyek, yaitu:
kompetensi pegawai. Nilai akhir dikategorikan • Kompetensi perencanaan dan
sesuai dengan Tabel 7. sebagai acuan predikat Implementasi;
performa yang akan diberikan kepada pegawai • Kompetensi orientasi pelanggan;
3. Kemudian, sistem akan menyusun laporan
performa koordinator proyek.
Performa koordinator proyek dinilai
berdasarkan bobot yang telah ditentukan dalam
Tabel 7. Proses penilaian atas setiap kompetensi
yang lebih rinci dan penyusunan laporan performa
koordinator proyek akan dibahas pada sub-sub
bab berikutnya.
94
DOI :
95
DOI :
proyek diisi berdasarkan timeline yang Nama proyek merupakan pendataan nama
tercantum pada terms of reference yang proyek yang bersangkutan dalam teks.
disepakati oleh klien, dan hasil diskusi dengan • Koordinator Proyek
team. Koordinator proyek merupakan pendataan
Pengisian data proyek dapat dilakukan koordinator proyek yang bersangkutan
secara bertahap karena timeline yang berdasarkan ID pegawai.
disepakati dengan klien dilakukan secara • Tenggat Waktu
bertahap berdasarkan fase proyek. Namun, Tenggat waktu merupakan pendataan
data yang telah tersimpan tidak dapat diganti. tenggat waktu fase proyek sesuai dengan
Pihak yang memiliki akses untuk mengisi data timeline yang telah disepakati oleh klien.
proyek adalah pihak business development. Tenggat waktu diisi dengan susunan
Data proyek baru dianggap valid apabila data tanggal/bulan/tahun dalam angka.
dalam sedikitnya data dalam satu fase proyek • Estimasi Waktu Penyelesaian
telah terisi secara lengkap. Estimasi waktu penyelesaian merupakan
pendataan estimasi waktu penyelesaian fase
proyek sesuai dengan hasil diskusi dengan
team. Estimasi waktu penyelesaian diisi
dengan susunan tanggal/bulan/tahun dalam
angka.
• Estimasi Biaya
Estimasi biaya merupakan pendataan
estimasi biaya fase proyek sesuai dengan
hasil diskusi dengan team. Estimasi biaya
diisi dalam angka.
Hasil pengisian data proyek dapat dilihat
pada MIS data proyek seperti berikut ini :
Gambar 45. TPS Data Proyek (1)
Gambar 46. TPS Data Proyek (2) Gambar 47. MIS Data Proyek
Berdasarkan Transaction Processing
Formulir Penyelesaian Proyek
System (TPS) pada Gambar 3 dan Gambar 3,
Formulir penyelesaian proyek (Gambar 4.4)
maka komponen data proyek adalah sebagai
merupakan pendataan informasi penyelesaian
berikut:
setiap fase dalam proyek. Pihak yang memiliki
• ID Proyek
akses atas pengisian formulir penyelesaian
ID proyek merupakan kode unik yang
proyek adalah business development. Formulir
terdiri dari huruf dan angka. Kode unik ini
penyelesaian proyek ditujukan untuk
diberikan oleh sistem secara otomatis.
melakukan pengolahan data. Tanpa adanya
Dengan adanya kode unik, maka proses
formulir penyelasain proyek, maka sistem
identifikasi data proyek yang bersangkutan.
tidak dapat melakukan penilaian kinerja
• Nama Proyek
koordinator proyek.
96
DOI :
97
DOI :
98
DOI :
99
DOI :
sesuai Gambar 13. Laporan kinerja koordinator Sementara, laporan kinerja koordinator
proyek dalam grafik batang menunjukkan rata- proyek yang disusun ke dalam tabel ditujukan
rata nilai setiap kompetensi pegawai (koordinator untuk mempermudah pihak sumber daya manusia
proyek) yang diperoleh, sehingga pihak sumber dalam mengidentifikasi koordinator proyek yang
daya manusia akan lebih mudah dalam terbaik berdasarkan nilai akhir dan predikat yang
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diperoleh. Tabel disusun dari pegawai yang
pegawai yang bersangkutan. memperoleh nilai akhir tertinggi hingga terendah.
Sistem Penilaian - Mendata proyek yang Sistem ini akan membantu HRD Sistem yang dirancang cukup praktis
Performa akan dikerjakan oleh dalam memantau dan mengelola untuk di implementasikan dan sangat
Koordinator Proyek departemen teknis performa (manajemen kinerja) membantu pemantauan performa
- Mendata proyek yang pegawai, pengambilan keputusan departemen teknis. Sistem ini juga
telah diselesaikan perihal mutasi pegawai: promosi; membantu dalam mengidentifikasi
- Mengolah nilai demosi; dan pemberhentian kerja, kekuatan dan kelemahan pegawai
kompetensi dan mengidentifikasi jenjang karir (manajemen kinerja). Data-data yang
koordinator proyek pegawai. dimasukkan dan user pada modul ini
- Menyediakan laporan sudah tepat. Tapi, rancangan sistem
performa koordinator ini tidak mampu melakukan
proyek penyesuaian apabila terjadi
pengambil alihan tugas.
100
DOI :
101
DOI :
102
UCAPAN TERIMA KASIH MITRA BESTARI
Kami selaku seluruh dewan redaksi Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] – Center for Business Studies
(CEBIS) Universitas Katolik Parahyangan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
mitra bestari yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan proses review terhadap
artikel-artikel yang diterbitkan di Jurnal Administrasi Bisnis [JAB] Volume 16 Nomor 1 Tahun
2020 kali ini. Secara khusus kami ucapakan terima kasih kepada :
1. Aam Amaningsih Jumhur (Universitas Negeri Jakarta)
2. Anton Agus Setyawan (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
3. Heru Kristanto (Universitas Kristian Duta Wacana)
4. Eko Darwiyanto (Universitas Telkom)
5. Elisabeth Novira da Silva (Universitas Prasetya Mulya)
6. Surya Setyawan (Universitas Kristen Maranatha)
7. Albert Kurniawan (Universitas Nurtanio)
Semoga kontribusi dan kebaikan bapak/ibu bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi bisnis
ke depannya.
DOI :
AUTHOR GUIDLINES
JUDUL ARTIKEL/THE TITLE OF YOUR MANUSCRIPT (Times New
Roman 14 pt, no more that 12 words, & use capital letter)
Penulis11, Author 22, Author 33 (11pt, 1.15 spacing)
1
Departement / Institution of Author 1, City/Region
Author1@email
2Departement / Institution of Author 2, City/Region
Author2@email
3Departement / Institution of Author 1, City/Region
Author3@email (Times New Roman, 10pt, no spacing)
(Margin for top, bottom, left and right : 2,79cm, 2 cm, 2cm, and 2 cm)
(words: max 5000-10.000 words)
ABSTRAK
Abstrak adalah ringkasan artikel yang terdiri dari pendahuluan, tujuan penelitian, metodologi penelitian, pembahasan
dan hasil penelitian, dan kesimpulan. Implikasi atau rekomendasi dapat ditambahkan di dalam abstrak. Abstrak harus
ditulis dalam bahasa Inggris dengan panjang lebih 150-200 kata, Times New Roman, 10 pt, 1 spasi.
Kata kunci: Penilaian Pegawai, MIT 90‟s Framework, BPMN (maksimum 5 kata kunci)
ABSTRACT
Abstract is a summary of the article. It consist of a brief introduction, research objective, research methodolohy,
research discussion and results, and conclusion. The Implications or recommendation can be added in the abstract. The
abstract must be written in English with preferably length 150 - 200 word, Times New Roman, 10 pt, spacing 1.
Keywords: HR-Analytics, MIT 90’s Framework, BPMN (maksimum 5 keywords)