63-Article Text-182-1-10-20180810 Banjir

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP PERILAKU KESIAPAN


MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

Yaslina1)Rahmat Ananda Taufik2)


1
Dosen PSIK STIKes Perintis Padang
Email :[email protected]
2
Mahasiswa PSIK-STIKes Perintis Padang

ABSTRACT

Disaster Management Agency (BPBD) Pasaman recorded as many as three districts in Pasaman
flooded due to overflow of some rivers in the region January 6, 2016. Three sub-districts, namely,
Panti subdistrict, district and sub-district Duokoto snag. Of the three sub-districts, in the sub-district
of Panti in the data about the number of submerged houses and damaged public facilities. In Panti
sub-district, precisely in Jorong Ampang Gadang, Nagari Panti Selatan, the flood that hit the area
caused 1 unit of the house was severely damaged, 1 unit was lightly damaged and 12 houses were
flooded. For public facilities, 1 bridge unit collapsed and several meters of national road crossing.
The aim is to analyze the effect of education on the behavior of public preparedness in the face of
floods in District Bonjol Pasaman Year 2017. This research method using Quasi-Experiment with
design approaches One group pretest - posttest disign, then the data is processed by using a paired
test. Samples were 20 respondents. The average societal preparedness behavior before 19.25 was
provided with standard deviation of 1,372, the average of community preparedness behavior after
being given education 26,95 with standard deviation 1,468. Statistical test results obtained p value of
0.000 means significant effect between the provision of education on the behavior of public
preparedness in the face of floods in District Bonjol Pasaman Year 2017. The conclusion of this study
that the significant effect between the provision of education on the behavior of public preparedness
in the face of floods in Bonjol Sub-District Pasaman Regency Year 2017. It is suggested to related
institution (nurse, BPBD, and nagari) by doing observation and add team, to increase counseling
related to flood disaster.

Keywords: Community Preparedness Behavior Education, Flood Disaster

1. PENDAHULUAN masyarakat. Tergantung pada cakupannya,


Bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah bencana ini bisa mengubah pola kehidupan dari
setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, kondisi kehidupan masyarakat yang normal
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan
atau memburuknya derajat kesehatan atau jiwa manusia, merusak struktur sosial
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang masyarakat, serta menimbulkan lonjakan
memerlukan respons dari luar masyarakat atau kebutuhan dasar (Bakornas PBP, 2009).
wilayah yang terkena. Menurut Departemen Bencana dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
Kesehatan Republik Indonesia (2001), definisi bencana alam, bencana non-alam dan bencana
bencana adalah peristiwa atau kejadian pada sosial (Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007).
suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan Usep Solehudin (2005) mengelompokkan
ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta bencana menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
memburuknya kesehatan dan pelayanan Bencana alam (natural disaster), yaitu bencana
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
bantuan luar biasa dari pihak luar. peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

1
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

longsor. Bencana ulah manusia (man-made banjir. sejak Januari hingga Maret 2016 sudah
disaster), kejadian-kejadian karena perbuatan terjadi tiga kali bencana alam, baik itu banjir
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau maupun longsor, yang mengakibatkan kerugian
kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, telah mencapai miliaran rupiah, dan kerusakan
ledakan, gangguan listrik, gangguan komunikasi, infrastruktur yang tidak terhitung banyaknya.
gangguan transportasi, dan lainnya. Sedangkan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD)
berdasarkan cakupan wilayahnya, bencana terdiri Kabupaten Pasaman mencatat sebanyak tiga
atas berikut ini: Bencana lokal, bencana ini kecamatan di Pasaman terendam banjir akibat
biasanya memberikan dampak pada wilayah meluapnya sejumlah sungai di daerah tersebut 6
sekitarnya yang berdekatan. Januari 2016. Tiga kecamatan tersebut yaitu,
Ada tiga fase dalam terjadinya suatu bencana, kecamatan Panti, kecamatan Duokoto dan
yaitu fase pre impact, impact, dan post impact. kecamatan Bonjol. Dari tiga kecamatan tersebut,
Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana di kecamatan Panti di dapat data tentang jumlah
tersebut menimbukan korban dan kerugian besar, rumah yang terendam dan fasilitas umum yang
yaitu kurangnya pemahaman tentang rusak. Di kecamatan Panti, tepatnya di jorong
karakteristik bahaya, sikap atau perilaku yang Ampang gadang, Nagari Panti Selatan, banjir
mengakibatkan penurunan sumber daya alam, yang menhantam daerah itu menyebabkan 1 unit
kurangnya informasi peringatan dini yang rumah rusak berat, 1 unit rumah rusak ringan dan
mengakibatkan ketidaksiapan, dan 12 rumah terendam banjir. Untuk fasilitas umum,
ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam 1 unit jembatan ambruk dan beberapa meter jalan
menghadapi bencana (Bakornas, 2007). lintas Nasional terbenam.
Kesiapsiagaan dikelompokkan menjadi empat Berdasarkan survey awal data banjir di
parameter yaitu pengetahuan dan sikap, Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman sebanyak
perencanaan kedaruratan, sistem peringatan dan 2 kali, daerah yang terkena banjir yaitu Jorong
mobilisasi sumber daya (LIPI UNESCO, 2006). Tabing, Jorong Koto Tuo dan Jorong Lungguak
Menurut BNPB (2014) bencana adalah peristiwa Batu. Di daerah ini masyarakat belum pernah
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai
mengganggu kehidupan dan penghidupan perilaku kesiapan masyarakat dalam
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor menghadapai bencana banjir. Untuk mengurangi
alam dan faktor non-alam maupun faktor korban jiwa dan harta benda terhadap bencana
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya banjir, masyarakat harus di berikan penyuluhan
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, atau pemahaman tentang bencana. Pengetahuan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. pemahaman dan kesiapsiagaan perlu di
Berdasarkan laporan dari BPBD Sumatera Barat, sosialisasikan kepada masyarakat agar dapat
bencana yang terjadi di Sumatra Barat mengantisipasi, mengatasi, meminimalkan
diantaranya adalah gempa, longsor, kebakaran, kerugian secara lebih dini, sehingga penelitian ini
gunung meletus dan banjir. Bencana yang sering bermanfaat untuk dapat meningkatkan perilaku
terjadi adalah banjir, banjir yang diakibatkan kesiapsigaan masyarakat dalam menghadap
oleh hujan lebat pada januari 2017 bencana.
mengakibatkan meluapnya air sungai di daerah Tujuan penelitian ini adalah pengaruh
Sangir Kecamatan Solok. Sejumlah rumah pemberian edukasi terhadap perilaku kesiapan
hanyut, beberapa jembatan rusak dan putus masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di
terterjang luapan air dan ribuan jiwa masyarakat Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun
terisolir. Toyal sebanyak 7 unit rumah penduduk 2017.
hanyut di terjang arus air yang meluap
mengenangi area permukiman masyarakat di 2. KAJIAN LITERATUR
empat jorong. Daerah-daerah yang sering di
landa bencana adalah Kabupaten Solok, a. Bencana Banjir
Kabupaten Agam, Kepulauan Banjir periodik adalah kejadian alam
Mentawai,Kabupaten Lima Puluh Kota, Pesisir yang terjadi secara berulang disebabkan oleh
Selatan, Pariaman dan Pasaman. aliran sungai yang meluap. Ketika daerah
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pasaman tangkapan hujan menerima air yang berlebihan
merupakan daerah rawan bencana diantaranya akibat hujan turun sangat deras atau terjadi dalam
bencana longsor, kebakaran, gempa bumi dan

2
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

jangka waktu yang cukup lama, air sungai akan masyarakat dan perseorangan itu sendiri. Ketika
meluap dan menggenangi daerah landai di sekitar banjir terjadi semua kegiatan akan dlakukan
sungai. Daerah ini disebut daerah dataran banjir dalam situasi gawat darurat di bawah kondisi
yang kacau balau, sehingga perencanaan,
Banjir dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: koordinasi dan pelatihan dengan baik sangat
a. Jumlah air (hujan), luas daerah, dan periode dibutuhkan supaya penanganan dan evakuasi
waktu terjadinya hujan. Di daerah ketika banjir berlangsung dengan baik.
tangkapan hujan yang relatif kecil, hujan
singkat tetapi deras telah dapat c. Pendidikan Kesehatan
meningkatkan risiko banjir. Sedangkan di Penyuluhan kesehatan adalah suatu metoda
daerah tangkapan hujan yang relatif besar, implementasi yang digunakan untuk menyajikan
risiko banjir lebih rendah. Risiko banjir prinsip, prosedur, dan teknik yang tepat tentang
dapat meningkat apabila hujan tersebut perawatan kesehatan untuk menginformasikan
turun dalam periode waktu yang cukup status kesehatan masyarakat (Perry & Potter,
lama. Namun hujan yang sangat deras atau 2005: 210).
sangat lama tidak selalu menyebabkan Pendidikan kesehatan adalah istilah promosi
banjir karena sebagian air hujan mungkin kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat
menguap, terserap ke dalam tanah, atau (health promotion) mempunyai dua pengertian .
mengalir di atas tanah. pengertian promosi kesehatan yang pertama
b. Kemampuan tanah untuk menahan air. adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan
Hujan yang jatuh di atas tanah dapat diserap penyakit. Level and Clark, mengatakan adanya 4
dan mengalir di dalam tanah melalui tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif
lapisan-lapisan tanah sampai ke kedalaman kesehatan masyarakat, yakni:
tertentu di mana tanah akan dipenuhi oleh a. Health promotion (peningkatan/promosi
air tanah (muka air tanah). Selain itu, air kesehatan)
hujan juga dapat diserap oleh tumbuhan dan b. Specific protection (perlindungan khusus
mengembalikannya ke udara dalam bentuk melalui imunisasi).
uap air. Proses ini disebut proses transpirasi. c. Early diagnosis and promptreatment
(diagnosis dini dan pengobatan segera.
Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana d. Disabiliti limitation (membatasi atau
tersebut menimbukan korban dan kerugian besar, mengurangi terjadinya kecacatan).
yaitu kurangnya pemahaman tentang e. Rehabilitation (pemulihan).
karakteristik bahaya, sikap atau perilaku yang Oleh sebab itu, promosi kesehatan dalam
mengakibatkan penurunan sumber daya alam, konteks ini adalah peningkatan kesehatan.
kurangnya informasi peringatan dini yang Sedangkan pengertian yang kedua, promosi
mengakibatkan ketidaksiapan, dan kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,
ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual
menghadapi bencana (Bakornas, 2007). kesehatan. Promosi kesehatan adalah
Kesiapsiagaan dikelompokkan menjadi empat memasarkan atau menjual atau memperkenalkan,
parameter yaitu pengetahuan dan sikap, pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya
perencanaan kedaruratan, sistem peringatan dan kesehatan, sehingga masyarakat menerima, atau
mobilisasi sumber daya (LIPI UNESCO, 2006). membeli (dalam arti menerima perilaku
kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan
b. MeningkatkanKesiapsiagaan masyarakat tersebut, yang akhirnya masyarakat mau
Sebelum Terjadinya Banjir berperilaku hidup sehat.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi banjir terdiri Menurut Notoatmojo, pendidikan secara umum
dari kegiatan yang memungkinkan masyarakat adalah segala upaya yang direncanakan untuk
dan individu untuk dapat bertindak dengan cepat memengaruhi orang lain sehingga mereka
dan efektif ketika terjadi banjir. Hal ini melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
membantu masyarakat dalam membentuk dan pendidikan. Pengertian tersebut mengandung tiga
merencanakan tindakan apa saja yang perlu unsur pendidikan yang meliputi Input (sasaran
dilakukan ketika banjir. Kesuksesan dalam dan perilaku pendidikan), Proses (upaya yang
penanganan dan evakuasi/pengungsian ketika direncanakan), dan Output (perilaku yang
banjir sangat bergantung dari kesiapsiagaan

3
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

diharapkan). Dari beberapa pendapat tersebut, One Group Pretest-postest. Tempat penelitian ini
disimpulkan bahwa pendidikan pada dasarnya dilakukan di Kecamatan Bonjol Kabupaten
adalah segala upaya yang terencana untuk Pasaman Tahun 2017. Penelitian ini telah
memengaruhi, memberikan perlindungan dan dilakukan pada tanggal 4 sampai 8 Juli 2017di
bantuan sehingga peserta memiliki kemampuan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun
untuk berperilaku sesuai harapan. Pendidikan 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
dapat dikatakan jugs sebagai proses pendewasaan 1974kepala keluarga. Sampel dalam penelitian
pribadi. ini adalah 20 orang responden. Teknik yang
digunakan dalam penentuan sampel untuk
penelitian ini multistage random sampling.Alat
3. METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan: kuesioner dan angket.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian ini
menggunakan desain quasi-eksperimen yaitu
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL

a. Perilaku Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir sebelum dilakukan


edukasi di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2017

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Kesiapan Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir sebelum dilakukan edukasi
di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2017

Variabel Mean Standar Deviasi


Perilaku Kesiapan
Masyarakat Sebelum 19,25 1,372
Dilakukan Edukasi

Berdasarkan tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa perilaku kesiapan masyarakat sebelum diberikan
dari 20 orang responden, didapatkan rata-rata edukasi 19,25 dengan standar deviasi 1,372.

b. Perilaku Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir sesudah dilakukan


edukasi di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2017

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Kesiapan Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir sesudahdilakukan edukasi
di Kecamatan Bonjol Kabupaten PasamanTahun 2017

Variabel Mean Standar Deviasi


Perilaku Kesiapan
Masyarakat Sesudah 26,95 1,468
Dilakukan Edukasi

Berdasarkan tabel 2 dapat ditunjukkan bahwa perilaku kesiapan masyarakat sesudah diberikan
dari 20 orang responden, didapatkan rata-rata edukasi 26,95 dengan standar deviasi 1,468

c. Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Perilaku Kesiapan Masyarakat Dalam


Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2017

4
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Tabel 3
Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Perilaku Kesiapan Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Bonjol
Kabupaten PasamanTahun 2017

Perilaku Kesiapan Masyarakat Perbedaan Sebelum Dan


Sebelum Sesudah Sesudah

Variabel Mean SD Mean SD Mean SD P


value

19,25 1,372 26,95 1,468 7.700 1.750 0,000

Berdasarkan tabel 3 dapat ditunjukkan bahwa sebelum dan sesudah dilakukan edukasi yaitu
dari 20 orang responden, didapatkan rata-rata 7.700 dengan standar deviasi 1.750. Hasil uji
perilaku masyarakat sebelum dilakukan edukasi statistik didapatkan p value 0,000 artinya
adalah 19,25 dengan standar deviasi 1,372. Dan pengaruh yang signifikan antara pemberian
didapatkan rata-rata perilaku masyarakat sesudah edukasi terhadap perilaku kesiapan masyarakat
dilakukan edukasi 26,95 dengan standar deviasi dalam menghadapi bencana banjir di Kecamatan
1,468, Perbedaan rata-rata perilaku masyarakat Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2017.
4.2 PEMBAHASAN banjir. Masyarakat perlu diberikan pendidikan
dan pelatihan kesiapasiagaan dalam menghadapi
a. Perilaku Kesiapan Masyarakat Sebelum banjir.
Dilakukan Edukasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sasikome tahun 2015, tentang pengaruh
Berdasarkan tabel 1 dapat ditunjukan bahwa dari penyuluhan bencana banjir terhadap
20 orang responden, didapatkan rata-rata kesiapsiagaan siswa smp katolik soegiyo pranoto
perilaku kesiapan masyarakat sebelum diberikan manado menghadapi banjir. Didapatkan hasil
edukasi 19,25 dengan standar deviasi 1,372. sebelum dilakukan penelitian didapatkan 22
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang siswa (42,3%) tergolong dalam kategori kurang
dilakukan oleh Djafar tahun 2015, tentang siap, dan sebanyak 30 siswa (57,7%) tergolong
pengaruh penyuluhan tentang kesiapsiagaan dalam kategori siap.
bencana banjir terhadap pengetahuan dan sikap Menurut asumsi peneliti perilaku masyarakat
kepala keluarga di desa Romang Tangaya, Kota sebelum dilakukannya pemberian edukasi kurang
Makasar. Didapatkan hasil 56,8% orang baik karena diakibatkan oleh masyarakat itu
responden dengan pengetahuan kurang. Dapat sendiri yang kurang mendapatkan informasi
disimpulkan penelitian ini sama-sama memiliki bagaimana cara menghadapi banjir dengan
pengetahuan rendah sebelum dilakukan perilaku kesiapan masyarakat yang baik.
penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat. Masyarakat juga kurang mendapatkan
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang penyuluhan tentang bagaimana menghadapi
dilakukan oleh Umar tahun 2013. Tentang bencana banjir, dan masyarakat juga kurang
pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat melakukan simulasi bencana banjir di daerah
menghadapi bencana Banjir di Bolapapu tersebut karena masyarakat sibuk bekerja dan
Kecamatan Kulawi Sigi Sulawesi Tengah. tidak mengikuti penyuluhan dan simulasi.
Didapatkan hasil Data dianalisis dengan metode
induktif. Informan masih ada yang tidak b. Perilaku Kesiapan Masyarakat Sesudah
mengetahui tentang banjir. Masyarakat belum Dilakukan Edukasi
memiliki kesiapan dan langkah-langkah yang
harus dilakukan sebelum, sesaat, dan setelah

5
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Berdasarkan tabel 2 peneliti dapat menjelaskan Perbedaan rata-rata perilaku masyarakat sebelum
dari 20 orang responden, didapatkan rata-rata dan sesudah dilakukan edukasi yaitu 7.700
perilaku kesiapan masyarakat setelah diberikan dengan standar deviasi 1.750. Hasil uji statistik
edukasi 26,95 dengan standar deviasi 1,468. didapatkan p value 0,000 artinya pengaruh yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang signifikan antara pemberian edukasi terhadap
dilakukan oleh Djafar tahun 2015, tentang perilaku kesiapan masyarakat dalam menghadapi
pengaruh penyuluhan tentang kesiapsiagaan bencana banjir di Kecamatan Bonjol Kabupaten
bencana banjir terhadap pengetahuan dan sikap Pasaman Tahun 2017.
kepala keluarga di desa Romang Tangaya, Kota Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Makasar. Didapatkan hasil pengetahuan setelah dilakukan oleh Djafar tahun 2015, tentang
dilakukan penyuluhan kesehatan yaitu 78,4% dan pengaruh penyuluhan tentang kesiapsiagaan
83,8%. Pada penelitian yang dilakukan oleh bencana banjir terhadap pengetahuan dan sikap
peneliti didapatkan rata-rata perilaku kesiapan kepala keluarga di desa Romang Tangaya, Kota
masyarakat setelah diberikan edukasi 26,95 Makasar. Didapatkan hasil p value 0,000 artinya
dengan standar deviasi 1,468. Dapat disimpulkan ada pengaruh penyuluhan tentang kesiapsiagaan
penelitian ini sama-sama memiliki pengaruh bencana banjir terhadap pengetahuan dan sikap
yang signifikan sesudah dilakukan penyuluhan kepala keluarga di desa Romang Tangaya, Kota
kesehatan terhadap masyarakat. Makasar. Hasil uji statistik didapatkan p value
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 0,000 artinya pengaruh yang signifikan antara
Sasikome tahun 2015, tentang pengaruh pemberian edukasi terhadap perilaku kesiapan
penyuluhan bencana banjir terhadap masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di
kesiapsiagaan siswa SMP katolik soegiyo Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun
pranoto manado menghadapi banjir. Didapatkan 2017. Dapat disimpulkan penelitian ini sama-
hasil sesudah dilakukan penelitian didapatkan 20 sama memiliki pengaruh yang signifikan
siswa (38,5%) tergolong dalam kategori siap, dan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
sebanyak 32 siswa (61,5%) tergolong dalam kesehatan terhadap masyarakat.
kategori sangat siap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Menurut asumsi peneliti kesiapan masyarakat Sasikome tahun 2015, tentang pengaruh
dalam menghadapi bencana banjir sudah mulai penyuluhan bencana banjir terhadap
baik, karena dalam pemberian edukasi yang kesiapsiagaan siswa SMP katolik soegiyo
dilakukan oleh peneliti masyarakat mengikuti pranoto manado menghadapi banjir. Didapatkan
dengan baik, dan memperhatikan dengan baik hasil 0,000 dapat disimpulkan bahwa ada
simulasi yang dilakukan oleh peneliti. Perilaku pengaruh sebelum dan sesudah penyuluhan
yang baik akan memberikan dampak yang juga bencana banjir terhadap kesiapsiagaan siswa
baik, sehingga masyarakat bisa menghadapi SMP katolik soegiyo pranoto manado
bencana banjir dengan baik, tanpa menghadapi menghadapi banjir.
kesulitan. Masyarakat sudah mengetahui Menurut asumsi peneliti perilaku kesiapan
bagaimana alur evakuasi pada saat terjadinya masyarakat dalam menghadapi banjir sangat
banjir, dan masyarakat juga sudah mengetahui diperlukan, karena perilaku yang baik akan
sedikit banyaknya tindakan apa yang akan menciptakan tindakan yang baik. Perilaku
dilakukan pada saat terjadinya banjir. kesiapan masyarakat yang baik diakibatkan oleh
masyarakat yang aktif dalam mendapatkan
c. Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap informasi yang baik dari pemerintahan dan juga
Perilaku Kesiapan Masyarakat Dalam dari sesama masyarakat setempat. Pada
Menghadapi Bencana Banjir di penelitian ini didapatkan adanya perbedaan atau
Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman pengaruh yang signifikan dari perilaku kesiapan
Tahun 2017 masyarakat dalam menghadapi bencana banjir
sebelum dan sesudah dilakukannya edukasi pada
Berdasarkan tabel 3 peneliti dapat menjelaskan masyarakat. Setelah dilakukannya edukasi pada
dari 20 orang responden, rata-rata perilaku masyarakat maka perilaku kesiapan masyarakat
masyarakat sebelum dilakukan edukasi adalah mengalami perubahan yang signifikan kearah
19,25 dengan standar deviasi 1,372. Didapatkan yang lebih baik, karena masyarakat mengikuti
rata-rata perilaku masyarakat sesudah dilakukan dengan baik pemberian edukasi yang dilakukan
edukasi 26,95 dengan standar deviasi 1,468, oleh peneliti.

6
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Tahun 2017. dapat disimpulkan bahwa:Rata-rata


5.Kesimpulan perilaku kesiapan masyarakat sebelum diberikan
edukasi 19,25 dengan standar deviasi 1,372.Rata-
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang rata perilaku kesiapan masyarakat sesudah
pengaruh pemberian edukasi terhadap perilaku diberikan edukasi 26,95 dengan standar deviasi
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana 1,468.Terdapat pengaruh yang signifikan (p
banjir di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman
value 0,000) antara pemberian edukasi terhadap Olivia, F. W., Claudia, L. K., & Yuen, L. A.
perilaku kesiapan masyarakat dalam menghadapi (2009). Nurses’ perception of disaster:
bencana banjir di Kecamatan Bonjol Kabupaten Implications for disaster nursing
Pasaman Tahun 2017. curriculum. . Journal Of Clinical
Nursing, 18(22), 3165-3171.
http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-
DAFTAR PUSTAKA 2702.2008.02777.x

American Public Health Association. (2006, Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
November 8). Response to disasters Keperawatan. EGC. Jakarta.
protection ofrescue and recovery
workers volunteers and residents Raju Prihar (2011). Disaster Nursing
responding to disasters [Policystatement https://pariharraj.wordpress.com/2011/01
20069]. Retrieved from /20/disaster-nursing/
http://www.apha.org/advocacy/policy/po
licysearch/default.htm?id=1333: Stanhope m, Lancaster j. Community and public
health nursing. 6th edn. Mosby
Clemenstone s, Mcguire sl, Eigsti. publishers. London. 2004.
Comprehensive community health
nursing- family aggregate and Sandra N. Burnock (2014). Educating nursing
community practice. 6th edn. Mosby students on Emergency preparedness:a
publishers. St louis. 2002 pilot program
http://digitalcommons.ric.edu/cgi/viewco
Efendi, Ferry, 2009. Keperawatan Kesehatan ntent.cgi
Komunitas. Salemba Medika. Jakarta.
Veenema, Tener Goodwin, “disaster nursing and
Hidayat, Alimul, A. 2007. Riset Keperawatan emergency preparedness”, springer
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba publishing company, new york, second
Medika. Jakarta edition, 2007, page no. 1-680
World Health Organization. (2007b). Risk
Notoadmojo, Soekijo, 2010. Metodologi reduction and emergency preparedness:
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. WHO sixyear strategy for the health
Jakarta. sector and community capacity
development [strategy report].Retrieved
Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan from World Health Organization:
Metodologi Penelitian Ilmu http://www.who.int/hac/techguidance/pre
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. paredness/emergency_preparedness_eng.
pdf

You might also like