6994 34137 1 PB
6994 34137 1 PB
6994 34137 1 PB
Abstract
Dermaji Lumbir Village, Banyumas, has been the center of the tapioca flour home
industry for generations. The resulting product also accounts for 28% of tapioca
supply in Central Java. The majority of the population are cassava farmers
reaching 69% so that processing cassava into flour is an effort to increase the
economic value of goods. Unfortunately, the contribution to the supply of tapioca
flour is not matched by a significant increase in the economy, because producers
are only suppliers of large middlemen who have warehouses with large capacities
so that the price obtained by producers only covers production capital. Other
problems include obsolete production equipment, packaging, financial
administration management including bookkeeping and marketing. A more
crucial problem is the disposal of waste containing HCN or CN (cyanide) which
can contaminate residents' water sources and result in health problems. The
limited storage tank also prevents the production of a second sediment for the
second grade tapioca flour material which is called “elot flour”. The methods
used include treating waste using quicklime, some training related to packaging
(Providing training on product packaging, including giving trademarks to
products so that they are more attractive), using APD to reduce the risk of work
accidents, bookkeeping and online marketing training. The results of this
dedication are: (1) Providing a Diesel engine with a capacity of 24 Pk so that the
production process increases from 3 quintals per week to 7 quintals. (2) The
establishment of additional storage tanks for second sediment so as to produce
elot flour at half the price of quality 1 flour so that the craftsmen's income
increases by 50%. (3) Fly liquid waste treatment tanks with turbine machines with
the addition of quicklime (Ca(OH)2) as a reduction in cyanide content
(appropriate technology treatment) with a cyanide reduction of 65%. (4)
Provision of portable sack sewing machines (5) Design product brand. (6)
Training on digital-based marketing management.
Keywords: alternative; tapioca waste; technology; environmentally friendly;
dermaji
Abstrak
Desa Dermaji Lumbir Banyumas menjadi sentra industri rumahan tepung tapioka
secara turun temurun. Produk yang dihasilkan menyumbang 28% pasokan tapioka
di Jawa Tengah. Mayoritas penduduk adalah petani singkong mencapai 69%
sehingga pengolahan singkong menjadi tepung adalah upaya meningkatkan nilai
ekonomi barang. Sayangnya sumbangsih terhadap pasokan tepung tapioka tersebut
tidak diimbangi dengan peningkatan perekonomian yang signifikan, karena
produsen hanya menjadi pemasok tengkulak besar yang memiliki gudang dengan
kapasitas banyak sehingga harga yang didapat produsen hanya menutup modal
150
Alternatif Pengelolaan Limbah Tepung Tapioka Berbasis
Teknologi Bersih Ramah Lingkungan untuk Meningkatkan
Nilai Ekonomis Produk di Dermaji
Dwi Widiyaningsih, Amyati, Warniningsih
produksi. Masalah lain diantaranya alat produksi yang mulai lapuk, packaging,
pengelolaan administrasi keuangan termasuk pembukuan dan pemasaran.
Permasalahan yang lebih krusial yaitu pembuangan limbah yang mengandung
HCN atau CN (sianida) yang dapat mencemari sumber mata air warga dan
berakibat terhadap gangguan kesehatan. Terbatasnya bak penampungan juga
menghambat menghasilkan endapan ke dua untuk bahan tepung tapioka kualias
kedua yang disebut “tepung elot”. Metode yang dilakukan diantaranya melakukan
treatment limbah menggunakan kapur tohor, beberapa pelatihan terkait packaging
(Memberi pelatihan pengemasan produk, termasuk pemberian merk dagang pada
produk sehingga lebih menarik), peggunaan APD untuk mengurangi resiko
kecelakaan kerja, pelatihan pembukuan dan pemasaran secara online. Adapun hasil
pengabdian adalah: (1) Pemberian mesin Diesel kapasitas 24 Pk sehingga proses
produksi naik dari 3 Kwintal per minggu menjadi 7 kwintal. (2) Terbentunya bak
penampungan tambahan untuk endapan ke 2 sehingga menghasilkan tepung elot
dengan separo harga dari tepung kualitas 1 sehingga pendapatan pengrajin naik
50%. (3) Terbangunnya bak pengolahan limbah cair dengan mesin turbin dengan
penambahan kapur tohor (Ca(OH)2) sebagai penurun kadar sianida (treatment
teknologi tepat guna) dengan hasil penurunan sianida sejumlah 66,88%. (4)
Pemberian mesin jahit karung portabel. (5) Design merk produk. (6) Pelatihan
tentang manajemen pemasaran berbasis digital.
Kata Kunci: alternatif; limbah tapioka; teknologi; ramah lingkungan; dermaji
151
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 13 NOMOR 1 MARET 2022
memadai dan tidak adanya pengolahan limbah dikupas terlebih dahulu sehingga jika mesin
yang ramah lingkungan sehingga selama ini penggerak mati maka singkong tersebut akan
limbah cair hanya ditampung dengan terbuang kalaupun digiling setelah alat
bendungan sederhana kemudian dialirkan ke diperbaiki maka akan mendapatkan kualitas
sungai dekat pabrik, dimana hal ini sering kali yang jelek, jika ini dibiarkan begitu saja maka
menimbulkan bau tidak sedap serta tentunya nasib para pekerja juga akan mengalami
pencemaran air sungai bahkan sumur warga penurunan pendapatan belum lagi kerugian
yang dekat dengan sungai dimana limbah cair mitra karena gagal produksi.
dialirkan kan pun tidak luput dari pencemaran Keterbatasan Bak Penampung
karena limbah cair tapioka disinyalir Keterbatasan bak penampung menjadi
mengandung asam sianida (HCN) yang dapat masalah yang harus diperhatikan, bak untuk
menimbulkan masalah bagi kesehatan singkong yang sudah digiling hanya ada 1
manusia Kandungan sianida dalam air tidak dalam kondisi yang berlubang disana-sini
hilang meskipun air sudah dimasak. Sianida sehingga proses pengendapan tidak maksimal,
yang masuk kedalam tubuh manusia akan sehingga pemilik pabrik harus lebih bekerja
menyebabkan keracunan dikarenakan sianida extra. Jika limbah cair dari bak 1 di alirkan ke
diabsorbsi oleh lambung dan akan bak 2 (rencana pengadaan) maka akan
menghambat terbentuknya enzim pernafasan menghasilkan endapan lagi yang bisa diolah
yaitu cytochrome oxidasedan menyebabkan menjadi tapioka kualitas 2 dengan harga
anoxia(gangguan metabolisme oksigen) pada separo dari endapan yang pertama yang
sel-sel tubuh (Ariyanti & Raharjo Budi, dikenal dengan sebutan ‘tepung elot”, namun
2010). Sianida terdapat secara alami pada ubi selama ini hanya dibuang begitu saja, karena
kayu (singkong) maka pada proses produksi tidak memiliki bak penampungan lagi.
tapioka hampir seluruh tahapan ada sianida. Proses Pengemasan Produk
Bahan yang digunakan untuk pengolahan Proses pengemasan dalam karung
limbah merupakan bahan yang mudah menjadi salah satu hambatan dalam packaging
diperoleh dan murah sehingga industri kecil karena masih sangat manual dalam penjahitan
juga dapat menjangkau biayanya. Salah satu karung sehingga selain membutuhkan waktu
cara untuk menurunkan kadar sianida adalah yang lama juga tepung sering tumpah atau
dengan metode koagulasi dan flokulasi berserakan.
dengan penambahan koagulan larutan kapur Mesin Waterpump Berdaya Kecil
(Riyanti, Lukitowati, & Afrilianza, 2010). Mesin sedot air yang dimiliki oleh mitra
Limbah cair yang dihasilkan industri tapioka sudah berusia 14 tahun dan dalam kondisi
berjumlah besar selain itu juga mengandung yang sangat memprihatinkan, selain daya
bahan organik yang tinggi. Bahan organik sedot sangat kurang yang mengakibatkan
berupa karbohidrat, gula, protein fraksi proses penampungan air kedalam kolam
rendah, persenyawaan asam dan garam seperti untuk pencucian menjadi sedikit juga
asam sianida (HCN). membuat para pekerja lebih extra dalam
Usangnya Mesin Penggerak Encek proses pencucian singkong sebelum digiling,
(Penggiling Singkong) sementara kebersihan singkong kupas yang
Kondisi usang karena sudah berpuluh akan digiling sangat berpengaruh terhadap
tahun digunakan menjadikan mesin kualitas tepung yang dihasilkan.
penggerak atau diesel untuk alat penggiling Pengelolaan Administrasi Keuangan
tau penghancur singkong yang oleh warga Pengelolaan administrasi masih sangat
sekitar disebut encek sudah tidak maskimal traditional belum tercatat manual maupun
dalam penggunaanya, sering ngadat dan elektronik jadi hanya mengandalkan sistem
bahkan mati total membuat proses produksi kepercayaan, mengingat 5 pekerja adalah
sangat terganggu. Alat traditonal ini hanya orang lama yang bekerja bersama bapak
mampu menggiling singkong yang telah sujarwoto selaku pemilik pabrik selama
152
Alternatif Pengelolaan Limbah Tepung Tapioka Berbasis
Teknologi Bersih Ramah Lingkungan untuk Meningkatkan
Nilai Ekonomis Produk di Dermaji
Dwi Widiyaningsih, Amyati, Warniningsih
puluhan tahun sejak berdirinya pabrk putra sianida (CN) pada limbah tapioka paling
mandiri. sehingga bisa dikatakan manajemen signifikan adalah 7,5% karena mengalami
keuangan dan administrasi belum berjalan penurunan CN terbesar dibanding dosis
karena tidak ada pendokumentasian melalui yang lain yaitu sebesar 66,88% (Apsari,
catatan manual (pembukuan) maupun Setiani, & Dangiran, 2018). Konsentrasi
elektronik (komputerisasi). 7,5% artinya setiap 7,5 gram kapur tohor
Dalam hal ini pemilik pabrik dalam dicampur dengan aquades mencapai
mengelola keuangan hanya berdasarkan volume 100 ml. Larutan kapur tohor
estimasi biaya produksi dan pendapatan hari konsentrasi 7,5% ini dimasukan dalam
sebelumnya. Tidak ada perencanaan keuangan limbah sebagai treatment awal karena bak
maupun neraca laba rugi, dan lain-lain. Begitu pengelolaan limbah masih dalam proses
juga terkaiit dengan upah pekerja yang pembangunan.
dibayarkan secara harian tanpa adanya catatan 2. Melakukan pengambilan sampel dan
apapun dengan azas saling percaya jadi bisa pengujian limbah kondisi awal dan limbah
dikatakan bapak sujarwoto menerapkan yg sudah dicampur dengan kapur tohor.
prinsip “No Work No Pay”. Pekerja hanya Pengambilan sampel dengan menggunakan
akan menerima upah jika mereka berangkat jerigen plastik kemudian sampel dibawa ke
dan sistem penggajian belum ada. Laboratorium Balai Besar Teknik
Permasalahan Terkait dengan Pemasaran Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Permasalahan terkait dengan pemasaran Penyakit 9BBTKLPP) D. I. Yogyakarta.
adalah mitra belum memiliki jaringan Hasil dari pengujian ini keluar pada
pemasaran secara langsung terhadap tanggal 3 September 2020.
konsumen karena selama ini yang dilakukan 3. Membangun 2 bak yang akan digunakan
adalah produk langsung dijual kepada untuk pengelolaan limbah cair pabrik
tengkulak/pengepul karena terkendala ijin tepung tapioka.
usaha kecil dan pengetahuan mitra tentang 4. Membuat mesin turbin yang akan
merk dagang masih sangat kurang. Selain itu digunakan sebagai pengaduk untuk
mitra belum memiliki pengetahuan untuk memaksimalkan dalam mencampur larutan
menjual produknya secara online. kapur tohor dengan limbah.
Rendahnya Pengetahuan tentang 5. Team PKM melakukan pendampingan
Penggunaan APD pada Saat Bekerja dan kepada mitra sehingga mampu mengolah
PHBS. limbah yang baku mutunya sesuai standar
Pemilik pabrik mengaku belum setelah melalui beberapa uji dan percobaan
mengetahui manfaat penggunaan APD saat agar limbah ramah lingkungan serta
bekerja, hal ini juga menjadi kendala selain dihasilkan produk ke 2 yaitu tepung elot
kelelahan karena tidak ergonomisnya alat (tapioka kualitas ke 2) untuk meningkatkan
produksi maupun PHBS dilingkungan pabrik pendapatan mitra,.
juga masih sangat kurang. 6. Pemberian beberapa pelatihan dan
pendidikan diantaranya tekait ; packaging
B. PELAKSANAAN DAN METODE (Memberi pelatihan pengemasan produk,
Kegiatan yang sudah dilakukan dalam termasuk pemberian merk dagang pada
mendukung pelaksanaan metode pengelolaan produk sehingga lebih menarik)
limbah ini antara lain: 7. Pelatihan pembukuan dan pemasaran
1. Melakukan pembelian kapur tohor untuk secara online dengan harapan akan
pengolahan limbah di Pabrik Tepung mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.
Tapioka ‘Putra Mandiri”. Sesuai dengan 8. Penggunaan APD untuk mengurangi resiko
penelitian yang dilakukan Syafrida dkk kecelakaan kerja.
menyatakan bahwa konsentrasi dosis 9. Penyuluhan terkait PHBS dan Kesehatan
terbaik yang dapat menurunkan kadar lingkungan.
153
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 13 NOMOR 1 MARET 2022
154
Alternatif Pengelolaan Limbah Tepung Tapioka Berbasis
Teknologi Bersih Ramah Lingkungan untuk Meningkatkan
Nilai Ekonomis Produk di Dermaji
Dwi Widiyaningsih, Amyati, Warniningsih
konsentrasi 7,5% adalah sebesar 0,0350 kemudian bisa dijemur dan dijual kembali
mg/L. Nilai tersebut di bawah batas baku sehingga menambah nilai ekonomis limbah
mutu limbah yang tercantum dalam Peraturan padat menjadi bahan pakan ternak seperti sapi
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 dan lainnya.
Tahun 2012 dengan kadar maksimal sianida Meningkatkan Efektivitas Produksi
0,3 mg/l. Hasil ini menunjukan kapur tohor Pengadaan mesin jahit karung portabel
sangat efektif menurunkan kadar sianida. untuk memudahkan dalam packaging
Mitra Meningkat dalam Efisiensi Produksi sehingga pekerja lebih sedikit waktu yang
Proses pencucian singkong yang dihabiskan dalam proses pengemasan, selain
sebelumnya setiap 25 kg membutuhkan waktu itu karung yang dijahit dengan mesin jahit
20 menit dengan adanya Waterpump NS 80 portabel ini akan nampak lebih rapi tanpa
maka waktu pencucian hanya 5 menit saja menimbulkan terbuangnya tepung saat
jadi bisa menghemat waktu dan tenaga sekitar pengemasan maupun pada saat pengangkutan.
400%. Pengadaan kembali atau Pembaharuan Meningkatkan Daya Saing Produk
mesin giling singkong (encek) dengan Membuat design bungkus dan merk
pembelian mesin diesel berkekuatan 24 pk produk untuk memudahkan pemasaran adalah
yang dapat menggerakan mesin encek, mesin cara jitu tim pengabdi dalam membantu mitra
turbin sekaligus waterpump dalam satu waktu menghadapi persaingan dlam penjualan.
dan tidak menggunakan tenaga yang terlalu Meningkatkan Penjualan Berbasis Online
berlebihan saat menyalakan mesin diesel Tim pengabdi membekali mitra dengan
adalah upaya tepat dalam efisiensi waktu bagi pengetahuan memasarkan produknya melalui
pekerja dan tentunya proses produksi. Jika digital marketing yaitu dengan pembuatan
sebelumnya proses persiapan penggilingan akun jual beli online yang akan memperluas
mebutuhkan waktu sekitar 1-2jam dari mulai marketplace produk.
menyalakan mesin disesl,pencucian dll, Meningkatkan Pengetahuan Mitra
setelah pengadaan disel ini maka waktu Meningkatkan pengetahuan mitra dan
persiapan hanya membutuhkan waktu 20-30 karyawan tentang pentingya penggunaan
menit artinya ada peningkatan efisiensi APD dan manfaat menerapkan PHBS dalam
produksi hingga 400%. tatanan kehidapan sehari-hari.
Meningkatkan Pendapatan Mitra Memberi Percontohan Pengolahan Limbah
Penambahan 1 bak lagi untuk Memberi percontohan pengolahan limbah
menampung endapan ke 2 tepung tapioka bagi kolega dan masyarakat sekitar yang
basah yang akan menghasilkan bahan tepung memilki bisnis yang sama.
tapioka dengan kualitas no 2 yang disebut Terhindar dari Protes Warga
tepung elot, dengan begini mitra selain Mitra terhindar dari protes warga atas
menghasilkan tapioka dengan kualitas no 1 limbahnya.
juga akan menghasilkan tapioka kualitas no 2 Adapun faktor pendukung dalam
dengan harga separo dari kualitas no 1 yang kegiatan ini yaitu:
selama ini hanya terbuang percuma dan 1. Mitra yang kekeluargaan.
belum sesuai baku mutu jika di buang ke 2. Akses jalan longgar meskipun medan
badan air. mitra yang sebelumnya tidak cukup curam.
memproduksi tepung elot mendapatkan 3. Dekat dengan wisata hutan pinus.
tambahan penjualan tepung elot dengan harga 4. Antusiasme masyarakat sangat bagus.
Rp.1500 250 kg = 375.000/Minggu. 5. Udara yang sejuk.
Membantu Mitra Mengelola Limbah 6. Bahan baku mitra sangat mudah
Padat/Ampas didapatkan.
Pembuatan tampungan semi permanen 7. Mitra memiliki hubungan yang sangat baik
untuk membuang ampas terakhir yang dengan petani singkong daerah sekitar dan
hampir 80% petani singkong di dusun
155
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 13 NOMOR 1 MARET 2022
156
Alternatif Pengelolaan Limbah Tepung Tapioka Berbasis
Teknologi Bersih Ramah Lingkungan untuk Meningkatkan
Nilai Ekonomis Produk di Dermaji
Dwi Widiyaningsih, Amyati, Warniningsih
157