6081 ArticleText 17468 1 10 20121220

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321970907

Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang dan Kerabatnya (Orthoptera) pada


Dua Ekosistem Pegunungan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Article in Jurnal Entomologi Indonesia · September 2015


DOI: 10.5994/jei.7.2.100

CITATIONS READS

8 909

2 authors, including:

Sih Kahono
Indonesian Institute of Sciences
84 PUBLICATIONS 852 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sih Kahono on 11 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115
Perhimpunan Entomologi Indonesia

Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang dan


Kerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem
Pegunungan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
NETY VIRGO ERAWATI1) DAN SIH KAHONO2)
1)
Alumni Jurusan Biologi, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
2)
Laboratorium Ekologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi – LIPI

(diterima April 2010, disetujui Juli 2010)

ABSTRACT
Diversity and Abundance of Grasshopper and Its Relatives
(Orthoptera) on Two Mountainous Ecosystems of Gunung Halimun-
Salak National Park. A study on diversity and abundance of grasshopper
and its relatives (Orthoptera) was conducted at two mountainous rainforest
ecosystems (Mounts Kendeng and Botol) of Gunung Halimun-Salak
National Park. A hundred meters of a line transect was used to sample and
set up several insect traps (yellow pan, malaise, pit fall, bait pit fall, sweep
net, and light traps), and insect sweepings as well. The light traps were set
up at about fifty meters distance from the end of the sampling sites. A total
individual collected by traps was combined on every comparable sampling
site. Total individuals of the Orthoptera captured were 414; consisted of 25
species of 9 families. Both species diversity and number of families were
higher at Mount Kendeng rather than Mount Botol. Number of species of
each family usually similar except on family of Grillidae was much higher
at Mount Kendeng. Species belong to Phasmidae was not recorded at Mount
Kendeng, while species belong to both families of Gryllotalpidae and
Tettigonidae were not captured at Mount Botol as well. Overal there was a
difference in the species richness at each between. Shannon Diversity Index
(H’) and evenness (E) were higher at Mount Kendeng (2.44 and 0.81) rather
than Mount Botol (1.80 and 0.66). Similarity Index of Jaccard (Cj) and
Sorenson (Cn) of both localities were similar (0.40 and 0.32). Herbivores
were most dominant at both localities (Phasmidae, Tetrigidae, Acrididae,
Gryllidae, dan Gryllotalpidae), followed by omnivores (Blattidae),
scavenger (Gryllacrididae), and predator (Mantidae).
KEY WORDS: diversity, grasshopper, mountainous ecosystems, Gunung
Halimun-Salak National Park

misalnya belalang, jangkrik, dan


PENDAHULUAN kecoa. Nama belalang sudah sangat
terkenal dalam sejarah kuno sebagai
Belalang dan kerabatnya ordo makanan manusia dan penghancur
Orthoptera merupakan salah satu tanaman pertanian (LAI 2007), dan
anggota dari kelompok serangga (kelas makanan bagi satwa liar (Kahono &
Insecta). Jenis-jenisnya mudah dikenal Amir 2003). Jenis belalang yang
karena memiliki bentuk yang khusus terkenal di Nusa Tenggara Timur,

100
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

Lampung (Sumatera Selatan) dan naik-turunnya populasi dan outbreak.


beberapa daerah lainnya di Indonesia Untuk memantau keanekaragaman ha-
adalah Locusta migratoria atau yati perlu dilengkapi informasi jumlah
belalang kembara, memiliki ke- individu (kelimpahan) dan fungsi atau
mampuan melakukan peledakan popu- peranannya pada suatu habitat dan
lasi (outbreak) yang dapat meng- ekosistem (Primack et al. 1988; Oliver
hancurkan ribuan hektar tanaman & Beatti 1992, 1996). Kelimpahan
pertanian terutama padi dan jagung. jenis serangga sangat ditentukan oleh
Jenis-jenis belalang lainnya yang aktifitas reproduksinya yang didukung
dikenal di Indonesia adalah belalang oleh lingkungan yang cocok dan ter-
kayu (Valanga nigricornis), belalang cukupinya kebutuhan sumber makan-
ranting (Phobaeticus chani), belalang annya. Kelimpahan dan aktifitas repro-
daun (Phyllium fulchrifolium), bela- duksi serangga di daerah tropik sangat
lang sembah (Hierodula vitrea), kecoa dipengaruhi oleh musim (Wolda &
(Periplaneta americana), dan jangkrik Wong 1988), karena musim ber-
(Gryllus mitratus) (Koleksi MZB). pengaruh kepada ketersediaan sumber
Belalang dan kerabatnya hidup di pakan dan kemampuan hidup serangga
berbagai tipe lingkungan atau eko- yang secara langsung mempengaruhi
sistem antara lain hutan, semak/ kelimpahan.
belukar, lingkungan perumahan, lahan Ekosistem merupakan lingkungan
pertanian, dan sebagainya (Kalshoven biologi yang berisi organisme hidup,
1981; Meyer 2001; Erniwati 2003). Di non-biotik, dan komponen fisik yang
alam, belalang berperan sebagai saling berinteraksi (Cambell & Neil
pemangsa, pemakan bangkai, pengurai 2009). Perbedaan struktur dan
material organik nabati dan hewani, komposisi penyusun suatu ekosistem
pemakan bagian tumbuhan hidup dan menyebabkan perbedaan karakter
mati, dan musuh alami dari berbagai ekosistem yang mempengaruhi ke-
jenis serangga lainnya (Borror et al. anekaragaman dan kelimpahan biota
1992; Gwynne et al. 1996; Meyer yang tinggal di dalamnya. Dataran
2001; Kahono & Amir 2003). tinggi biasanya mempunyai keane-
Permasalahan pada penelitian bela- karagaman dan kelimpahan yang lebih
lang dan kerabatnya ordo Orthoptera rendah jika dibandingkan dengan data-
adalah rendahnya pengetahuan keane- ran rendah (Wolda 1983). Di daerah
karagaman, sebaran, populasi dan as- padang rumput, kelimpahan dan bio-
pek biologi dasar lainnya. Penelitian masa belalang berkurang pada musim
ekologi populasi termasuk monitoring semi (Porter & Redak 1996). Setiap
fluktuasinya secara sistematis akan kelompok serangga mempunyai respon
dapat meramalkan terjadinya regulasi yang berbeda terhadap perubahan

101
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

musim dan iklim (Wolda 1978, 1983; BAHAN DAN METODE


Kahono 2006). Belalang dan kerabat- Taman Nasional Gunung Halimun-
nya ordo Orthoptera sangat penting Salak (TNGH-S) secara geografis
peranan dan fungsinya dalam menjaga terletak antara 106o21”-106o38”BT
keseimbangan ekosistem hutan (Gwy- dan 6o37”-6o51”LS (Djuwarsah 1997).
nne et al. 1996; Erniwati 2003). Rata-rata curah hujan mencapai 4,181
Hutan di kawasan Taman Nasional mm per tahun (Kahono & Noerdjito
Gunung Halimun-Salak (TNGH-S) 2002) dan kelembaban rata-rata 80%.
merupakan salah satu hutan tropik Musim kering terjadi sekitar bulan
basah yang terdiri atas gugusan bukit Juni-Agustus (Manikam 1998). Rata-
dan pegunungan. Sampai saat ini, rata suhu maksimum bervariasi antara
penelitian tentang kelompok belalang 31o-34,5oC dan suhu minimum antara
dan kerabatnya ordo Orthoptera di 18,3oC-23,4oC, sedangkan variasi suhu
Indonesia masih terbatas jumlah dan hariannya berkisar antara 24,7oC-
aspek penelitiannya (Kalshoven 1981; 26,6oC (Djuwarsah 1997).
Erniwati 2003). Penelitian keaneka- Pengambilan sampel Orthoptera
ragaman dan kelimpahan Orthoptera dilakukan pada Januari, Februari, dan
dilakukan di dua ekosistem pegu- Maret 2003 di Gunung Kendeng (GK)
nungan yang berbeda yaitu Gunung (1.050-1.400 m dpl.) dan Gunung
Kedeng (GK) dan Gunung Botol (GB), Botol (GB) (1.500-1.800 m dpl.).
dengan maksud untuk mengetahui Pengambilan sampel dilakukan dengan
keanekaragaman dan kelimpahan jenis membuat garis transek utama dengan
belalang dan kerabatnya ordo Orthop- panjang seratus (100) meter mengikuti
tera yang menempati dua ekosistem jalur jalan setapak. Setiap sepuluh (10)
tersebut. Kajian terhadap peran setiap meter pada transek utama dibuat
jenis belalang dan kerabatnya dapat transek sekunder tegak lurus sepanjang
memberikan pengetahuan tentang lima (5) meter ke kanan dan kiri. Pada
fungsi kelompok ini di lingkungannya. titik-titik yang telah dibuat pada tran-
Hasil penelitian ini akan bermanfaat sek utama maupun transek sekunder
untuk penelitian monitoring terhadap dipasang secara acak perangkap se-
perubahan iklim dan ekosistem di rangga. Khusus pemasangan light trap
waktu yang akan datang, yang juga dilakukan dengan jarak kira-kira lima
akan berguna bagi penyusunan ber- puluh (50) meter dari ujung transek
bagai kebijakan perlindungan dan utama, untuk mengurangi pengaruhnya
pemanfaatan yang lestari sumber daya terhadap perangkap lainnya.
hayati khususnya jenis-jenis Orthop- Pengumpulan spesimen dilakukan
tera di TNGH-S. dengan menggunakan enam alat pe-
nangkap serangga, yaitu jaring se-

102
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

rangga (sweep net) yang diayun ekosistem dan bagaimana kemerataan


sebanyak 15 ayunan, dengan ulangan jumlah individu yang tersebar di antara
sebanyak 5 kali; yellow pan trap jenis tersebut (evenness) (Magurran
sebanyak 10 buah yang dipasang 1987). Pada penelitian keaneka-
selama 24 jam, malaise trap sebanyak ragaman hayati ini menampilkan daftar
2 buah yang dipasang selama 2 hari, jenis dan informasi lainnya, misalnya
pitfall trap sebanyak 10 buah yang jumlah individu, fungsi, dan habitat
dipasang selama 2 hari, bait pitfall trap tempat hidupnya. Dipilih cara meng-
dengan umpan ayam busuk sebanyak ukur keanekaragaman dengan meng-
10 buah yang dipasang selama 24 jam, gunakan Indeks Keanekaragaman Sha-
dan perangkap cahaya 100 watt (light nnon (Indeks Keanekaragaman Sha-
trap) sebanyak 1 buah yang dipasang nnon-Wienner) memakai jumlah jenis,
dari jam 18:30-21:30 WIB. Beberapa kelimpahan atau jumlah individu setiap
metode pengambilan sampel tersebut jenis, dan menggabungkan keduanya.
digunakan dalam penelitian ini agar Nilai keanekaragaman bervariasi, se-
kesempatan menangkap menjadi lebih makin tinggi nilainya berarti keaneka-
tinggi. Beberapa penelitian memodifi- ragaman jenis semakin tinggi. Sebaran
kasi beberapa metode yang sudah ada keanekaragaman (evenness) merupa-
agar hasil tangkapan dapat diperoleh kan perbandingan antara nilai keaneka-
secara optimal dan dapat dibandingkan ragaman yang diperoleh dengan nilai
dan dianalisis secara kuantitatif (Toda keanekaragaman maksimum. Nilai
& Kitcing 1999; Borror et al. 1992). evenness berkisar antara 0 dan 1. Nilai
Identifikasi spesimen dilakukan secara 1 apabila antar species mempunyai
morfospecies, dibandingkan dengan kelimpahan sama atau seragam. Untuk
spesimen ilmiah yang telah teridentifi- mengetahui kesamaan jumlah species
kasi di Laboratorium Entomologi, yang ditemukan pada dua lokasi, atau
Pusat Penelitian Biologi-LIPI dan me- dua bulan yang berbeda pada lokasi
nggunakan beberapa referensi ilmiah. yang sama, atau bulan yang sama pada
Untuk mempermudah dalam analisis lokasi yang berbeda menggunakan
data maka hasil tangkapan dikelom- Indeks Kesamaan Sorenson, nilainya 0
pokkan menurut waktu (Januari, sampai dengan 1, nilai 1 berarti jumlah
Februari, dan Maret) serta tempat (GK species yang ditemukan di dua lokasi
dan GB). adalah sama dan nilai 0 berarti jumlah
Keanekaragaman hayati (biodiver- species yang ditemukan di dua lokasi
sity) sebagai kegiatan yang meng- adalah berbeda sama sekali. Per-
ungkapkan jumlah jenis (kekayaan hitungan lain, kesamaan/kemiripan
jenis atau species richness) yang komposisi spesies antar lokasi (pro-
ditemukan pada suatu komunitas/ porsi species yang sama antar lokasi)

103
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

dapat dihitung dengan menggunakan bN = jumlah individu pada lokasi b


Indeks Kesamaan Jaccard, nilainya 0
sampai dengan 1, nilai 1 atau 100% HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti species yang ditemukan di dua Keanekaragaman
lokasi memiliki kesamaan/kemiripan Dari data penelitian diperoleh 414
sempurna, dan nilai 0 atau 0% berarti individu Orthoptera yang termasuk
tidak ada kemiripan sama sekali. dalam 9 famili dan 25 jenis. Jumlah
Sampel yang diperoleh dihitung individu di GB lebih tinggi daripada
jumlah individu (N), jumlah famili (F), GK, tetapi jumlah famili dan jenis
dan jumlah jenisnya (S). Keaneka- lebih tinggi di GK daripada GB. Di
ragaman Orthoptera dihitung berdasar- GK diperoleh 136 individu yang
kan indeks keanekaragaman Shannon termasuk dalam 8 famili dan 20 jenis
(H’), sebaran keanekaragaman Sha- dan GB diperoleh 278 individu yang
nnon (E), indeks kesamaan Jaccard termasuk dalam 7 famili dan 15 jenis.
(Cj), indeks kesamaan Sorenson (Cn), Jumlah individu, famili, dan jenis di
serta kelimpahan relatif (KR) GB lebih banyak pada Februari
(Magurran 1987). Persamaan dalam dibandingkan dengan Januari dan
perhitungan indeks tersebut adalah Maret. Di GK, jumlah individu lebih
sebagai berikut: banyak pada Februari (53 individu)
H’ = -∑ni/N ln ni/N tetapi jumlah famili dan jenis lebih
E = H’ ln S banyak pada Maret daripada bulan
Cj = j/(a+b-j) lainnya (Tabel 1).
Cn = 2jN/(aN+bN) Walaupun dalam penelitian ini
KR = ni/N x 100% memiliki jumlah jenis Orthoptera lebih
Keterangan: sedikit dibandingkan yang dilakukan
ni = jumlah individu pada i jenis oleh Erniwati (2003), namun mem-
j = jumlah jenis yang ditemukan punyai informasi baru tentang per-
pada lokasi a dan b bedaan keanekaragaman dan kelimpa-
a = jumlah jenis yang ditemukan an Orthoptera pada dua ekosistem
pada lokasi a yang berbeda di TNGH-S, antara GK
b = jumlah jenis yang ditemukan dan GB. Keanekaragaman Orthoptera
pada lokasi b yang tertinggi di GK ditunjukkan oleh
jN = jumlah kelimpahan terendah banyaknya jumlah jenis yang ditemu-
yang terdapat pada lokasi a dan kan. Jumlah jenis Orthoptera di GK
lokasi b (20 jenis) lebih tinggi dibandingkan
aN = jumlah individu pada lokasi a dengan GB (15 jenis).

104
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

Tabel 1. Jumlah individu (N), famili (F), jenis (S), indeks keanekaragaman
Shannon (H’), dan sebaran keanekaragaman Shannon (E) jenis
Orthoptera di GK dan GB, TNGH-S
Lokasi
Januari Februari Maret Subtotal Total

GK
N 34 53 49 136
F 5 6 8 8
S 10 12 14 20
H’ 2,09 1,99 2,08 2,44
E 0,91 0,80 0,79 0,81
GB
N 78 117 83 278
F 5 6 5 7
S 10 12 10 15
H’ 1,62 1,77 1,47 1,80
E 0,70 0,71 0,64 0,66
Subtotal
N 112 170 132 414
F 6 6 9 9
S 14 18 19 25
H’ 1,99 2,09 2,10 2,72
E 0,76 0,72 0,71 0,71
Keterangan : GK = Gunung Kendeng; GB = Gunung Botol

Indeks keanekaragaman Shannon Lebih rendahnya keanekaragaman


dan sebaran keanekaragaman Shannon Orthoptera di GB belum diketahui
(evenness) di GK (H’ = 2,44 dan E = secara jelas. Tidak diukur curah hujan
0,81) lebih tinggi dibandingkan di GB di kedua Gunung tersebut, hanya dari
(H’ = 1,80 dan E = 0,66). Ada korelasi perkebunan teh terdekat (Malasari)
positif antara hasil penelitian Ortho- curah hujan tidak menunjukkan
ptera dan kerabatnya ini dengan perbedaan selama pengamatan. Curah
penelitian Atmowidi (2000), Suantara hujan bulanan selalu di atas 100 mm
(2000), dan Utomo (2001) yang mengindikasikan rendahnya musim
menyatakan bahwa keanekaragaman kering (Whitmore 1984).
dan sebaran keanekaragaman serangga Dari data vegetasi menunjukkan
(Hymenoptera, Lepidoptera, dan Dip- bahwa keanekaragaman flora di GK
tera) di GK lebih tinggi dibandingkan lebih tinggi daripada GB (Manikam
di GB. 1998; Atmowidi 2000; Suantara 2000).
Literatur umum mengatakan bahwa

105
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

keanekaragaman serangga berkorelasi turut pada Februari dan Maret. Belum


positif dengan tingkat kompleksitas cukup data yang dapat menerangkan
lingkungannya. Hutan yang lebih secara jelas mengapa keanekaragaman
komplek (jenis tumbuhannya, iklim, pada Januari lebih tinggi daripada di
ekosistemnya, dan landscape) biasanya bulan lainnya. Hal ini dapat disebab-
memiliki keanekaragaman serangga kan karena Januari lebih ‘favorable’
yang lebih tinggi. Sejak tahun 2000 dilihat dari lebih banyaknya daun-daun
hutan di GB telah mengalami berbagai muda (Apud, komunikasi pribadi)
kemunduran karena penebangan dan yang disukai oleh Orthoptera pada
alih fungsi hutan yang memicu umumnya.
tumbuhnya tumbuhan sekunder
Kesamaan
(semak, rumput, dan belukar) yang
Kesamaan jenis Orthoptera ber-
mengundang berbagai jenis serangga
dasarkan indeks kesamaan Jaccard
pendatang setelah suatu lingkungan
antara GK dan GB sebesar 0,40 (Tabel
baru terjadi. Jadi, lingkungan GB
2). Berdasarkan pada bulan peng-
sebagai lingkungan hutan primer plus
ambilan sampel, kesamaan jenis
lingkungan baru. Keanekaragaman
Orthoptera pada Januari, Februari, dan
Orthoptera di GK (2,44) lebih tinggi
Maret di GK berkisar antara 0,29-0,40,
dari pada di GB (1,80) yang berbeda
sedangkan di GB berkisar antara 0,47-
dengan keanekaragaman kumbang di
0,82. Indeks kesamaan jenis Orthop-
GB sedikit lebih tinggi daripada di
tera antar lokasi (GK dan GB) pada
GK, GB (3,59) dan GK (3,55)
ketiga bulan tersebut berkisar antara
(Maulinda 2003). Fenomena keaneka-
0,22-0,44.
ragaman yang demikian banyak terjadi
Kesamaan jenis berdasarkan indeks
pada lingkungan tropis (Wolda 1978).
kesamaan Sorenson di GK dan GB
Berdasarkan waktu pengambilan
sebesar 0,32 (Tabel 3). Berdasarkan
sampel, keanekaragaman tertinggi ter-
bulan pengambilan sampel, kesamaan
jadi pada Maret (H’ = 2,10), disusul
jenis pada Januari, Februari, dan Maret
Februari (H’ = 2,09), dan Januari (H’ =
di GK berkisar antara 0,30-0,53;
1,99). Sebaran indeks keanekaragaman
sedangkan di GB berkisar antara 0,59-
Orthoptera tertinggi terjadi pada
0,71. Indeks kesamaan Sorensen
Januari (E = 0,76), disusul Februari (E
Orthoptera antar lokasi (GK dan GB)
= 0,72), dan Maret (E = 0,71) (Tabel
pada ketiga bulan tersebut berkisar
1). Hal ini menunjukkan bahwa pada
antara 0,15-0,36. Kesamaan Sorrensen,
Januari sebaran jumlah individu
menunjukkan bahwa proporsi jumlah
masing-masing jenis adalah tinggi
spesies Orthoptera yang ditemukan di
(kelimpahan jumlah individu antar
jenis paling tinggi), disusul berturut-

106
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

Tabel 2. Indeks kesamaan Jaccard (Cj) Orthoptera pada bulan Januari, Februari,
dan Maret
GK GK GK GB GB GB Total
Lokasi
Januari Februari Maret Januari Februari Maret GK
GK
Januari 1
GK
Februari 0,29 1
GK
Maret 0,50 0,44 1
GB
Januari 0,36 0,22 0,33 1
GB
Februari 0,38 0,33 0,44 0,47 1
GB
Maret 0,33 0,22 0,30 0,82 0,57 1

Total GB 0,40
Keterangan: GB = Gunung Botol; GK = Gunung Kendeng

Tabel 3. Indeks kesamaan Sorenson (Cn) Orthoptera pada bulan Januari,


Februari, dan Maret
GK GK GK GB GB GB Total
Lokasi
Januari Februari Maret Januari Februari Maret GK
GK
Januari 1
GK
Februari 0,30 1
GK
Maret 0,53 0,35 1
GB
Januari 0,32 0,15 0,21 1
GB
Februari 0,21 0,36 0,19 0,59 1
GB
Maret 0,29 0,15 0,18 0,65 0,71 1

Total GB 0,32
Keterangan : GB = Gunung Botol; GK = Gunung Kendeng

107
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

GK dan juga di GB adalah sebanyak KR = 16,18%), Rhaphidophora sp. 1


32%. Kesamaan Jaccard, proporsi (Gryllacrididae) (16 individu; KR =
species Orthoptera yang ditemukan di 11,76%), dan Pycnocelus sp. (Blat-
GK dan juga ditemukan di GB tidae) (15 individu; KR = 11,03%)
sebanyak 40%. (Tabel 4 dan Tabel 5).
Jenis yang lebih melimpah di GB
Kelimpahan Jenis
adalah Nemobius sp. (Gryllidae) (101
Nilai kelimpahan relatif (KR) di
individu; KR = 36,33%), kemudian
GK yang paling tinggi adalah famili
disusul berturut-turut oleh Rhaphido-
Blattidae (73 individu; KR = 53,68%),
phora sp. 1 (Gryllacrididae) (87 indi-
kemudian disusul berturut-turut oleh
vidu; KR = 31,29%), Pycnocelus sp.
Gryllidae (20 individu; KR = 14,71%),
(Blattidae) (20 individu; KR = 7,19%)
dan Gryllacrididae (19 individu; KR =
dan Captotetrix interuptus (Tetrigidae)
13,97%). Sedangkan KR di GB yang
(17 individu; KR = 6,12%). Empat
paling tinggi adalah famili Gryllidae
jenis yang lebih melimpah dari pada
(101 individu; KR = 36,33%), ke-
yang lainnya di kedua lokasi tersebut
mudian disusul berturut-turut oleh
adalah Nemobius sp. (106 individu;
Gryllacrididae (92 individu; KR =
KR = 25,60%), Rhaphidophora sp. 1
33,09%), dan Blattidae (52 individu;
(103 individu; KR = 24,88%), Blatta
KR = 18,71%) (Tabel 4 dan Tabel 5).
orientalis (39 individu; KR = 9,42%),
Jenis yang lebih melimpah di GK
dan Pycnocelus sp. (35 individu; KR =
adalah Blatta orientalis (Blattidae) (28
8,45%) (Tabel 4 dan Tabel 5).
individu; KR = 20,59%), kemudian
disusul berturut-turut oleh Grapto-
blatta sp. 1 (Blattidae) (22 individu;

Tabel 4. Jumlah individu (N), jenis (S), dan kelimpahan relatif (KR) masing-
masing famili Orthoptera di TNGH-S
GK GB
Famili (F) Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
Individu KR (%) Individu KR (%)
Jenis (S) Jenis (S)
(N) (N)
Acrididae 13 3 9,56 8 3 2,88
Tetrigidae 3 1 2,21 17 1 6,12
Gryllacrididae 19 2 13,97 92 2 33,09
Blattidae 73 4 53,68 52 5 18,71
Gryllidae 20 6 14,71 101 1 36,33
Mantidae 6 2 4,41 1 1 0,36
Gryllotalpidae 1 1 0,74 0 0 0
Tettigoniidae 1 1 0,74 0 0 0
Phasmidae 0 0 0 7 2 2,52
Keterangan: GK = Gunung Kendeng; GB = Gunung Botol; KR = Kelimpahan Relatif

108
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

Tabel 5. Jumlah individu (N) dan kelimpahan relatif (KR) jenis* Orthoptera di
GK dan GB, TNGH-S
GK GB Total
Famili Jumlah Jumlah Jumlah
Jenis individu KR (%) individu KR (%) individu KR (%)
(N) (N) (N)
Acrididae
Phlaeoba sp. 11 8,09 2 0,72 13 3,14
Erucius sp. 1 0,74 1 0,36 2 0,48
Trilophidia sp. 1 0,74 5 1,80 6 1,45
Tetrigidae
Captotetrix
3 2,21 17 6,12 20 4,83
interuptus
Gryllacrididae
Rhaphidophora sp. 1 16 11,76 87 31,29 103 24,88
Rhaphidophora sp. 2 3 2,21 5 1,80 8 1,93
Blattidae
Rhicnoda rugosa 8 5,88 0 0 8 1,93
Blatta orientalis 28 20,59 11 3,96 39 9,42
Graptoblatta sp. 1 22 16,18 9 3,24 31 7,49
Graptoblatta sp. 2 0 0 1 0,36 1 0,24
Pycnocelus sp. 15 11,03 20 7,19 35 8,45
Epilampra sp. 0 0 11 3,96 11 2,66
Gryllidae 0 0 0 0 0 0
Trydactilus sp. 1 0,74 0 0 1 0,24
Itara microcephala 10 7,335 0 0 10 2,42
Nemobius sp. 5 3,68 101 36,33 106 25,60
Muctibulus sp. 2 1,47 0 0 2 0,48
Cyclopaglum sp. 1 0,74 0 0 1 0,24
Gymnogryllus
1 0,74 0 0 1 0,24
elegans
Mantidae
Gonypeta punctata 5 3,68 0 0 5 1,21
Ceratocrania macra 1 0,74 0 0 1 0,24
Hierodula vitrea 0 0 1 0,36 1 0,24
Gryllotalpidae
Gryllotalpa africana 1 0,74 0 0 1 0,24
Tettigoniidae
Paragraecia sp. 1 0,74 0 0 1 0,24
Phasmidae
Phasmidae sp. 1 0 0 1 0,36 1 0,24
Phasmidae sp. 2 0 0 6 2,15 6 1,69
Keterangan:
* = Penamaan jenis secara morfospecies
GK = Gunung Kendeng
GB = Gunung Botol
KR = Kelimpahan Relatif

109
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

Beberapa jenis yang hanya ditemu- omnivora, predator, dan pemakan


kan di GK adalah Rhicnoda rugosa bangkai (scavenger). Orthoptera yang
(Blattidae), Trydactilus sp., Itara berperan sebagai herbivora lebih
microcephala, Muctibulus sp., Cyclo- dominan daripada kelompok lainnya.
paglum sp., Gymnogryllus elegans Orthoptera herbivora terdiri dari famili
(Gryllidae), Gonypeta punctata, Cera- Acrididae, Tetrigidae, Tettigoniidae,
tocrania macra (Mantidae), Gryl- Gryllotalpidae, dan Gryllidae. Orthop-
lotalpa africana (Gryllotalpidae), dan tera omnivora adalah famili Blattidae,
Paragraecia sp. (Tettigoniidae). Jenis scavenger famili Gryllacrididae, dan
yang hanya ditemukan di GB adalah predator famili Mantidae.
Graptoblatta sp. 2, Epilampra sp. Dari 171 individu (14 jenis)
(Blattidae), Hierodula vitrea (Manti- Orthoptera herbivora yang tertangkap,
dae), Phasmidae sp. 1, dan Phasmidae walaupun hanya 38 individu terdapat
sp. 2 (Phasmidae) (Tabel 4 dan Tabel di GK namun keanekaragamannya
5). sangat tinggi yaitu 12 jenis, sebaliknya
Penelitian komunitas serangga sela- dari 133 individu yang tertangkap di
ma setahun lebih oleh Kahono & Woro GB hanya terdiri dari 7 jenis. Dari 125
(2002) menunjukkan adanya sinkroni- individu (6 jenis) Orthoptera omnivora
sasi antara hujan dan populasi se- yang tertangkap, jumlah individu dan
rangga, namun dalam penelitian ini jumlah jenisnya di GK dan GB tidak
hanya dilakukan dalam waktu tiga terlalu berbeda 73 individu (4 jenis) di
bulan, maka tidak jelas apakah naik- GK dan 52 individu (5 jenis) di GB.
turunnya populasi selama pengamatan Dari 111 individu (2 jenis) Orthoptera
berkaitan dengan naik-turunnya curah scavenger yang tertangkap, keduanya
hujan. dijumpai di GK dan GB. Jumlah indi-
Kelimpahan jumlah individu antar vidu di GB (92 individu) jauh lebih
spesies Orthoptera di GK lebih banyak daripada di GK (19 individu).
seragam (0,81) dari pada di GB (0,66). Dari 7 individu (3 jenis) Orthoptera
Hal yang mirip pada kelimpahan predator yang tertangkap, dua jenis (6
jumlah individu antar spesies kumbang individu) hanya dijumpai di GK, satu
di GK sedikit lebih seragam (0,76) dari jenis (1 individu) hanya dijumpai di
pada di GB (0,72) (Maulinda 2003). GB (Tabel 6).
Belalang dan kerabatnya ordo
Peranan Orthoptera
Orthoptera yang paling banyak
Berdasarkan peranannya di alam,
ditemukan di TNGH-S (GK dan GB)
jenis-jenis dari ordo Orthoptera di
berperan sebagai herbivora sebesar
TNGH-S berperan sebagai herbivora,

110
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

(41%) yang terdiri dari famili Acridi- (Mantidae). Orthoptera yang berperan
dae, Tetrigidae, Tettigoniidae, Gryl- sebagai herbivora mendominasi di
lotalpidae, dan Gryllidae, yang diikuti TNGH-S (Gambar 1). yang dilakukan
berturut-turut oleh kelompok omnivora oleh Rizali et al. (2002) yang
30% (Blattidae), scavenger 27% mengemukakan bahwa serangga yang
(Gryllacrididae), dan predator 2% ditemukan di lahan persawahan tepian

Tabel 6. Pembagian peranan pada kelompok Orthoptera yang ditemukan di GK


dan GB, TNGH-S
GK GB Total
PERAN Jml. jenis Jml. indiv. Jml. jenis Jml. indiv. Jml. jenis Jml. indiv.
Herbivora 12 38 7 133 14 171
Omnivora 4 73 5 52 6 125
Scavenger 2 19 2 92 2 111
Predator 2 6 1 1 3 7
TOTAL 20 136 15 278 25 414

60
48
40
%
20

0 16 17,6
9,2 8 8
4, 1, 4

Herbivora Omnivora Scavenger Predator


60

50

40
32,1
% 28
30
20 22,2
20
12,6
8
10 4
0,2
0
Herbivora Omnivora Scavenger Predator
Gambar 1. Persentase dari total jumlah jenis (biru) dan kelimpahan individu
(merah) Orthoptera yang dijumpai dalam penelitian berdasarkan
peranannya di GK (kiri) dan GB (kanan)

111
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

hutan dalam wilayah TNGH-S dido- Gunung Kendeng (136 individu). Jenis
minasi oleh serangga herbivora. Se- yang melimpah di Gunung Kendeng
rangga herbivora merupakan pemakan adalah Blatta orientalis, Rhaphido-
tumbuhan dan dapat menempati ham- phora sp 1, Pycnocelus sp., Phlaeoba
pir semua tipe habitat, baik pada sp., dan Itara microchepala, sebalik-
kanopi atau tajuk pohon dan belukar. nya di Gunung Botol adalah Nemobius
Orthoptera omnivora sebagai pemakan sp., Rhaphidophora sp 1, dan Pycno-
segala jenis makanan, biasanya lebih celus sp. Jenis-jenis yang termasuk
dikenal sebagai perombak yang me- famili Phasmidae tidak ditemukan di
nempati hampir semua tipe habitat Gunung Kendeng, sebaliknya yang
hutan seperti serasah dan material termasuk Gryllotalpidae dan Tetti-
organik tumbuhan. Orthoptera sca- gonidae tidak ditemukan di Gunung
venger merupakan pemakan bangkai, Botol. Sepuluh jenis (Rhicnoda
biasanya hidup pada permukaan tanah rugosa, Trydactilus sp., Itara micro-
dan serasah (Meyer 2001). cephala, Muctibulus sp., Cyclopaglum
Kecuali scavenger, persentase jenis sp., Gymnogryllus elegans, Gonypeta
Orthoptera yang bersifat herbivora, punctata, Ceratocrania macra, Gryllo-
omnivora, dan predator di GK lebih talpa africana, and Paragraecia sp.)
tinggi daripada yang terdapat di GB. hanya ditemukan di Gunung Kendeng.
Hal demikian juga terjadi pada Lima jenis (Graptoblatta sp. 2,
kelimpahan individu omnivora dan Epilampra sp., Hierodula vitrea, Phas-
predator. Sebaliknya, kelimpahan indi- midae sp. 1, and Phasmidae sp. 2)
vidu herbivora, scavenger di GB lebih hanya ditemukan di Gunung Botol.
tinggi daripada di GK (Gambar 1). Kelompok belalang dan kerabatnya
Walaupun tidak begitu jelas alasannya yang dominan di Gunung Kendeng dan
namun kondisi ini menunjukkan bahwa Botol adalah jenis-jenis yang berperan
lingkungan di GK lebih baik daripada sebagai herbivora daripada omnivora,
GB (Simbolon & Mirmanto 1997). scavenger, dan predator.

KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan hasil yang telah Saudara Sarino (teknisi Labo-
diperoleh dapat disimpulkan bahwa. ratorium Entomologi, Bisang Zoologi)
Keanekaragaman belalang dan ke- dan Hendi (Citalahab, Malasari) yang
rabatnya di Gunung Kendeng lebih telah membantu pelaksanaan penelitian
tinggi (20 jenis dan 8 famili) daripada di lapangan. Dra. Erniwati dan teknisi
Gunung Botol (15 jenis dan 7 famili), laboratorium Entomologi, Bidang
tetapi kelimpahannya lebih tinggi di Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Gunung Botol (278 individu) daripada yang telah membantu sorting,

112
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

mounting, dan identifikasi. Kepala Erniwati. 2003. Belalang (Orthoptera)


Balai Taman Nasional Gunung dan kekerabatannya. Di dalam:
Halimun atas ijin yang telah diberikan. Amir M, Kahono S (ed.). Serangga
Dr. Tri Atmowidi, M.Si. atas Taman Nasional Gunung Halimun
bimbingannya yang telah dilakukan. Jawa Barat. Biodiversity Conser-
Kepada mereka semua kami meng- vation Project. Hal. 63-76.
ucapkan banyak terima kasih. Gwynne DT, DeSutter L, Flook P,
Rowell H. 1996. Orthoptera. Cric-
DAFTAR PUSTAKA kets, katydids, grasshoppers, etc.
Version 01 January 1996.
Atmowidi T. 2000. Keanekaragaman Kahono S. 2006. Respon adaptif
morfospesies Hymenoptera para- kumbang lembing pemakan daun
sitoid dan senyawa Antiherbivora Henosepilachna vigintictopuchtata
di Taman Nasional Gunung Hali- (Fabricius) (Coleoptera: Coccinel-
mun, Jawa Barat [tesis]. Bogor: lidae: Epilachninae) dan tumbuhan
Institut Pertanian Bogor. inangnya terhadap musim kemarau
Borror DJ, Triplehorn CA, Johson NF. di daerah beriklim tropis kering
1992. Pengenalan Pelajaran Se- Pasuruan dan Malang – Jawa
rangga. Partosoedjono S, Timur. Berita Biologi 8(3): 193-
penerjemah. Yogyakarta: Gadjah 200.
Mada University Press. Terjemah- Kahono S, Amir M. 2003. Ekosistem
an dari: An Introduction to Study of dan khasanah serangga Taman
Insect. Nasional Gunung Halimun. Di
Borror DJ, White RE. 1970. Field dalam: Amir M & Kahono S. (ed.),
Guide Insects. New York: Serangga Taman Nasional Gunung
Houghton Mifflin Company. Halimun Jawa Barat. Biodiversity
Campbell, Neil A. 2009. Biology Conservation Project. Hal. 1-22.
concepts and connections. 6th (ed.), Kahono S, Noerdjito WA. 2002.
Benjamin-Cummings Pub Co. Fluctuation of Rainfall and Insect
Djuwarsah M. 1997. The Soil of Community in Gunung Halimun
Gunung Halimun National Park. National Park, West Java.
Reasearch and Conservstion of Research and Conservation of
Biodiversity in Indonesia. In: The Biodiversity in Indonesia, Vol. IX,
Inventory of Natural Resources in 157-169.
Gunung Halimun National Park. Kalshoven LGE. 1981. Pests of Crops
Vol. II. Biodiversity Conservation in Indonesia. Laan PA van der,
Project. penerjemah. Jakarta : PT Ichtiar
Baru-van Hoeve. Terjemahan dari

113
J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 100-115

: De Plagen van de Cultuur- species: a case of study. Conser-


gewassen in Indonesie. vation Biology 10 (1): 99-109.
LAI. 2007. Holy Bible. New Inter- Primack RB, Supriatna J, Indrawan M,
national Version. Jakarta: Lembaga Kramadibrata P. 1988. Biologi
Alkitab Indonesia.. Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor
Magurran AE. 1987. Ecological Indonesia.
Diversity and Its Measurement. Porter EE, Redak RA. 1996. Short-
London: Chapman and Hill. term recovery of grasshopper
Makihara H, Noerdjito WA, Sugiarto. communites (Orthoptera: Acridi-
2002. Longicorn Beetles from dae) of a California native gras-
Gunung Halimun National Park, sland after prescribe burning.
West Java, Indonesia from 1997- http://www.ags.uci.edu/eporter/res
2002 (Coleoptera, Disteniidae and earch.html. [diakses 3 Februari
Cerabycidae). Bulletin of Forestry 2003].
and Forest Products Research Rentz DCP. 1996. Grasshopper
Institute 1 (3, 384): 189-223. Country. Australia: CSIRO.
Manikam PJ. 1998. Gunung Halimun Rizali A, Buchori D, Triwidodo H.
National Park Plan Book I. 2002. Keanekaragaman serangga
Research and Conservation of pada lahan persawahan-tepian
Biodiversity in Indonesia. Vol III. Hutan: Indikator kesehatan ling-
Bogor: Information System and kungan. Hayati 9(2):41-47.
Park Management of Gunung Simbolon H & Mirmanto E. 1997.
Halimun National Park. Altitudinal zonation of the forest
Maulinda D. 2003. Keragaman vegetation in GHNP, West Java.
Kumbang di Taman Nasional Gu- In: Research and Conservation of
nung Halimun, Jawa Barat [skrip- Biodiversity in Indonesia vol. II.
si]. Bogor: IPB. The Inventory of Natural
Meyer JR. 2001. Orthoptera. http: Resources in GHNP. p. 14-35.
//www. cals. nscuedu/ course/ Suantara IN. 2000. Keragaman kupu-
ent425/ compendium/ orthop.htmal kupu (Lepidoptera) di Taman
[diakses 22 Maret 2002]. Nasional Gunung Halimun, Jawa
Oliver L, Beatti AJ. 1992. A possible Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas
method for the rapid assesment of Pertanian IPB.
biodiversity. Conservation Biology Toda MJ, Kitcing RL. 1999. Forest
7: 562-568. Ecosystem: the assessment of plant
Oliver L, Beatti AJ. 1996. Invertebrate and animal biodiversity in forest
morphospecies as surrogates for ecosystem. International Biodiver-
sity Observation Year.

114
Nety Virgo Erawati dan Sih Kahono: Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang

Utomo S. 2001. Keanekaragaman Wolda H. 1978. Seasonal fluctuation


Ordo Diptera (Insecta) di Gunung in rainfall, food and abundance of
Kendeng dan Gunung Botol, tropical insects. Journal of Animal
Taman Nasional Gunung Halimun, Ecology 47:369-381.
Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Wolda H. 1983. Diversity, diversity
Institut Pertanian Bogor, Fakultas indices and tropical cockroaches.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Oecologia 58:290-298.
Alam. Wolda H, Wong H. 1988. Tropical
Whitmore TC. 1984. Tropical rain insect diversity and seosonality
nd
Forests of the Far East. 2 ed. Sweep samples vs Light trap.
Oxford: Clarendon Press. Prociding Entomology 91(2):203-
Willemse LPM. 2001. Fauna Ma- 216.
lesiana Guide to Pest Orthoptera
of Indomalayan Region.
Netherlands: Buckhuy Publiser.
_____________________

115

View publication stats

You might also like