Naskah Publikasi - Iman Pujo Pangestu - 12321027
Naskah Publikasi - Iman Pujo Pangestu - 12321027
Naskah Publikasi - Iman Pujo Pangestu - 12321027
(Analisis Semiotik Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi
Bantu Semangat Oke Lagi)
NASKAH PUBLIKASI
Disarikan dari Skripsi yang Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia
Oleh :
IMAN PUJO PANGESTU
NIM 12321027
i
NASKAH PUBLIKASI
(Analisis Semiotik Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi Bantu
Semangat Oke Lagi)
Disusun Oleh :
IMAN PUJO PANGESTU
NIM. 12321027
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
ii
REPRESENTASI ANAK MUDA DALAM IKLAN TELEVISI
(Analisis Semiotik Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi Bantu
Semangat Oke Lagi)
Abstract:
1
Pendahuluan
Iklan adalah wadah untuk menginformasikan atau mengenalkan sebuah produk pada
masyarakat luas. Peranan iklan sangatlah penting dimana iklan berfungsi sebagai wadah
untuk menginformasikan produk kepada masyarakat. Melalui iklan khalayak mendapatkan
informasi dari suatu produk. Iklan disebarluaskan melalui berbagai media, diantaranya;
media cetak, media elektronik, media onlinse. Seperti disebutkan di atas televisi adalah
media yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu banyak pengusaha
berlomba-lomba mengiklankan produknya melalui media televisi. Iklan di media televisi
lebih efektif dibanding media lainnya karena menampilkan suara, gambar serta narasi yang
bersifat persuasi. Iklan di televisi dapat menyampaikan pesan verbal dan non verbal. Oleh
karena itu memunculkan representasi atau pemaknaan.
Iklan di televisi memiliki kelebihan diantaranya daya jangkauannya sangat luas.
Sebagaimana dalam pengetahuan umum di Indonesia, hampir setiap bangunan seperti
rumah, sekolah, kampus, rumah sakit, hingga intitusi pemerintah memiliki televisi. Jadi
tingkat intensitas audiens dalam melihat produk iklan sangat tinggi. Selain itu iklan televisi
dinilai sangat menarik perhatian karena audiens akan menyaksikan iklan-iklan tersebut
dalam setiap program acara yang dinikmati, juga termasuk ketika mengganti ke program
televisi yang lain. Iklan di televisi dapat menampilkan visualisasi dari kerja produk tersebut
yang dapat menggiring pemikiran audiens terhadap produk tersebut. Iklan televisi terkadang
dapat juga menjadi hiburan audiens jika iklan tersebut memiliki kreativitas dalam lelucon
atau humor.
Bungin mengungkapkan Iklan televisi memiliki kecenderungan pada ruang dan
waktu. Iklan dapat menembus dimensi waktu dan tempat. Dalam membangun dunia realitas
media iklan berpijakkan pada dimensi tempat dan waktu. Iklan hanya berdurasi sedikit dalam
penayangannya, tapi mampu memaksakan gambaran realitas. Iklan menghadirkan dimensi
tempat dan dimensi waktu yang berbeda, namun itu semua bisa hadir bersama-sama
(Bungin, 2011:115).
Penulis tertarik dengan iklan yang merepresentrasi atau yang menggambarkan citra
remaja yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut anak muda. Istilah anak muda yang
berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Bahwa batasan
usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 hingga 15 tahun = masa remaja
awal, 15 hingga 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 hingga 21 tahun = masa remaja
2
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat
bagian, yaitu masa pra-remaja 10 hingga 12 tahun, masa remaja awal 12 hingga 15 tahun,
masa remaja pertengahan 15 hingga 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 hingga 21 tahun.
(Deswita dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja, diakses pada 13 September
2016)
Gaya hidup sangat berkaitan dengan perkembangan zaman dan juga teknologi.
Semakin berkembangnya zaman serta teknologi maka semakin luas penerapan gaya hidup
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Adanya teknologi komunikasi mempermudah
semua orang untuk mengakses informasi tentang gaya hidup atau lifestyle tak terkecuali anak
muda. Salah satu contoh gaya hidup anak muda dalam berpakaian. Anak muda di Indonesia
mengikuti trend berpakaian mode orang barat. Tidak bisa dihindari semakin berkembangnya
zaman serta teknologi yang membuat anak muda di Indonesia mengikuti mode yang berlaku.
Dalam masa remaja, mereka (anak muda) cenderung menonjolkan diri untuk menunjukan
jati diri. Banyak kegiatan atau aktivitas sebagai wadah bagi mereka untuk menonjolkan diri.
Salah satu contoh dalam hal olahraga mereka mengekspresikan diri. Ataupun contoh lain
dengan gaya berpakaian mereka dapat mengkomunikasikan atau menggambarkan diri
mereka kepada orang lain. Hal ini sangat berkesinambungan dengan obyek yang dipilih oleh
penulis, dimana iklan minuman energi sangat tepat menggunakan anak muda sebagai
aktornya.
Iklan minuman energi yang menggunakan anak muda sebagai tokohnya dipilih oleh
penulis menjadi obyek. Termasuk iklan Extra Joss Blend versi Aliando dan juga Mizone
versi Bantu Semangat Oke Lagi. Kedua produk tersebut sama-sama merepresentasikan anak
muda sebagai generasi yang aktif dan penuh semangat. Dalam kedua iklan tersebut
menggambarkan bahwa anak muda dalam melakukan berbagai aktifitasnya memerlukan
minuman yang dapat membatu menjaga kebugaran fisik mereka, Dimana anak muda yang
mengkonsumsi produk tersebut akan langsung mendapatkan energi baru. Seperti contoh
pada iklan Extra Joss Blend versi Aliando yang menggambarkan bahwa olahraga anak muda
adalah olahraga ekstrim. Visualisasi dalam iklan tersebut terlihat jelas bahwa anak muda
adalah insan yang penuh semangat dan ambisi. Dengan menggunakan produk Extra Joss
Blend, anak muda akan memiliki nyali dan mampu menaklukkan olahraga ekstrim. Iklan
tidak hanya mempromosikan suatu produk namun terdapat makna atau pesan yang ingin
diciptakan.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini menggunakan pendekatan semiotik
Roland Barthes. Seperti yang dijelaskan oleh Roland Barthes bahwa;
3
Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan
signified (petanda) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes
menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi
adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua.
Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan
perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi
mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain,
denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan
konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada signifikasi tahap kedua yang
berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang
realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki
suatu dominasi. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian
berkembang menjadi makna denotasi, makna denotasi tersebut akan menjadi mitos
(Fiske, 2004: 128).
Urgensi dari penelitian ini sendiri adalah sebagai pembelajaran bagi masyarakat atau
audiens tentang bagaimana memahami isi teks media. Jadi dalam penelitian ini akan
dijelaskan bagaimana representasi dari anak muda dalam iklan minuman energi. Selain itu
penelitian ini sangat penting untuk bahan pembelajaran bagi produsen iklan atau insan
pembuat iklan. Dengan kata lain muncul ide-ide kreatif yang menggambarkan anak muda
dalam iklan minuman energi. Anak muda menjadi bagian dari perkembangan kehidupan
manusia secara fisiologis, memiliki kebutuhan yang unik di tengah pertumbuhannya menjadi
seorang dewasa. Inilah yang menyebabkan anak muda memiliki nilai kebudayaan dan
kehidupan yang berbeda dibanding fase pertumbuhan manusia lainnya.
Peranan iklan sangatlah penting dimana iklan berfungsi sebagai wadah untuk
menginformasikan produk kepada masyarakat. Iklan kerap kali mengkonstruksikan realitas
sosial dalam penayangannya. Iklan Extra Joss Blend versi Aliando dan Mizone versi Bantu
Semangat Oke Lagi mengkonstruksikan citra anak muda dalam menjalani aktivitas mereka.
Peneliti tertarik untuk menjabarkan bagaimana iklan Extra Joss Blend versi Aliando dan
Mizone versi Bantu Semangat Oke Lagi membentuk konstruksi citra anak muda yang
digambarkan melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Maka pertanyaan penelitian
adalah “Bagaimana representasi anak muda dalam iklan Extra Joss Blend versi Aliando dan
Mizone versi Bantu Semangat Oke Lagi ?”
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dari penelitian ini, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi anak muda dalam iklan Extra Joss
Blend versi Aliando dan Mizone versi Bantu Semangat Oke Lagi di televisi. Adapun, manfaat
teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperkaya bahan
penelitian tentang analisis semiotika. Serta dapat menjadi refrensi mahasiswa Ilmu
4
Komunikasi UII. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan
bagi audiens ataupun pembaca tentang representasi anak muda dalam iklan. Manfaat bagi
produsen iklan penelitian ini akan menjadi masukan dalam bidang kajian periklanan di
media televisi.
Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang menjadi acuan dalam penelitian ini dilakukan oleh Antonius
Prianto dengan judul Analisis Semiotik Iklan Air Minum dalam Kemasan Aqua Versi
“Keluarga Banyu” di Media Televisi”. Pada penelitian tersebut mengkaji tentang makna-
makna dan pesan yang ditampilkan pada sebuah iklan minuman di media televisi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis semiologi
komunikasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan analisis teks
media, yaitu dengan menyimak iklan Aqua versi “Keluarga Banyu” yang didapat dari hasil
download dan mencari beberapa scene dalam iklan tersebut dengan cermat dan seksama.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa makna-makna yang terdapat pada iklan
Aqua versi “Keluarga Banyu” merujuk pada tujuan Aqua untuk membimbing anak-anak agar
menjadi anak-anak yang sehat. Kesimpulan lain dari penulis mengenai iklan ini adalah
himbauan kepada para orang tua untuk selalu memperhatikan tumbuh kembang anak-
anaknya agar bisa optimal.
Penelitian kedua yang menjadi acuan dalam penelitian ini dilakukan oleh
Muhammad Fithroh Anshori Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini berjudul Maskulinitas Dalam Iklan Televisi (Analisis
Semiotika Iklan Extra Joss Blend Bukan PHP Versi “Varrel Bramasta” menurut Roland
Barthes). Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti diatas adalah penelitian berbasis
deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Berdasarkan penelitian
tersebut peneliti memiliki hasil kesimpulan terdiri dari tiga poin. Pertama, terdapat tanda
maskulinitas dalam Iklan Extra Joss Blend Bukan PHP versi “Verrel Bramasta” di televisi
berupa mitos maskulinitas ideal yang muncul dari sifat maskulinitas No Sissy Stuff, Be a Big
Wheel, Be a Study Oak, dan Metroseksual. Kedua, tanda maskulinitas yang muncul dalam
Iklan Extra Joss Blend versi “Varrel Bramasta”, bukan hanya digambarkan oleh sosok laki-
laki yang dianggap maskulin, tetapi juga menampilkan sosok laki-laki yang dianggap jauh
dari kata maskulin. Ketiga, Konstruksi perempuan sebagai sub ordinat laki-laki masih sangat
tampak di media sebagai gambaran realitas sosial antara laki-laki dan perempuan yang masih
diyakini.
5
Landasan teori yang pertama pada penelitian ini adalah Semiotika Roland Barthes.
Semiotika ialah bagian dari suatu model dari ilmu pengetahuan sosial yang memahami dunia
sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan tanda. Dengan
demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda (Sobur, 2001: 87).
Preminger dalam (Sobur, 2001: 98) memberi batasan, semiotik adalah ilmu tentang tanda-
tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-
konvensi byang memungkinkan tanda-tanda tersaebut mempunyai arti.
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai suatu
masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah
terbentuk sistem tanda-penanda-petanda, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang
kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang
memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna
denotasi tersebut akan menjadi mitos. Contohnya adalah Ikan koi dipercaya dapat membawa
“keberuntungan.” Konotasi keberuntungan ini kemudian berkembang menjadi asumsi
umum yang melekat pada simbol ikan koi. Dan pada akhirnya ikan koi adalah pembawa
keberuntungan dianggap sebagai mitos.
Landasan Teori yang kedua pada penelitian ini adalah representasi. Teori
representasi Stuart Hall memperlihatkan suatu proses di mana arti diproduksi dengan
menggunakan bahasa dan dipertukarkan oleh antar anggota kelompok dalam sebuah
kebudayaan. Representasi menghubungkan antara konsep dalam benak kita dengan
menggunakan bahasa yang memungkinkan kita untuk mengartikan benda, orang, kejadian
yang nyata, dan dunia imajinasi dari objek, orang, benda, dan kejadian yang tidak nyata
menurut Hall dalam (Sigit, http://saleseven.blogspot.com/2014/11/teori-komunikasi-massa-
dan-teori.html diakses pada 1 Juli 2015).
Representasi adalah konstruksi sosial yang mengharuskan kita mengeksplorasi
pembentukan makna tekstual dan menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya
makna pada beragam konteks. Representasi dan makna budaya memiliki materialitas
tertentu. Mereka melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, buku, majalah dan program
televisi. Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks sosial
tertentu menurut Barker dalam (Vera, 2014: 97).
Representasi realitas di dalam iklan, sering dianggap sebagai representasi yang
cenderung mendistorsi. Apalagi, merujuk pada pendapat Marchand, iklan adalah cermin
yang mendistorsi (a hall of distorting mirrors). Di satu sisi, iklan merujuk pada realitas sosial
6
dan dipengaruhi oleh realitas sosial. Sedangkan disisi lain, iklan juga memperkuat persepsi
tentang realitas dan mempengaruhi cara menghadapi realitas. Dengan kata lain, representasi
realitas oleh iklan tidak mengemukakan realitas dengan apa adanya, tapi dengan sebuah
perspektif baru. Representasi bukanlah hasil dari proses seleksi di mana beberapa aspek
realitas ditonjolkan dan beberapa aspek lainnya diabaikan. Representasi dianggap
menggambarkan dunia sosial dengan cara yang tidak lengkap dan sempit. Meskipun kadang-
kadang produk media yang sifatnya fantasi dan fiksi tetap berpotensi untuk mengajarkan
pada audiensi tentang masyarakat. Banyak program media yang merupakan fiksi ilmiah
tentang masa depan, tapi dengan jelas berkomentar tentang kondisi-kondisi sosial pada
waktu fiksi itu diciptakan (Noviani, 2002: 62).
Landasan teori yang ketiga pada penelitian ini adalah anak muda atau pemuda.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan ”generasi muda”
dan ”kaum muda”. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki pengertian yang beragam. Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan
emosional, sehingga pemuda merupakan sumberdaya manusia pembangunan baik untuk saat
ini maupun masa datang seperti dikutip Masrur dalam (Jurnal Pemuda DEBAT, No. 001,
Agustus 2009:2).
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia
ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda
diperinci dan tersurat dengan pasti, seperti yang dijelaskan oleh Mohammad Aminudin
dalam (Makalah, 2015:4-5) sebagai berikut:
Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut;
Masa bayi (0-1 tahun), Masa anak (1-12 tahun), Masa Puber (12 – 15 tahun), Masa
Pemuda (15-21 tahun), Masa dewasa (21 tahun keata. Sedangkan dilihat dari segi
budaya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia
berikut; Golongan anak (0-12 tahun), Golongan remaja (13-18 tahun), Golongan
dewasa (18-21 tahun keatas). Sedangkan dilihat dari segi Fungsionalnya; (0-18
tahun) adalah merupakan sumber daya manusia muda, (16-21 tahun) keatas
dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan (18-21 tahun) adalah usia yagn
telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Sedangkan jika dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang
berusia 18-30-40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu.
Remaja dalam dunia sosialnya ini berusaha untuk mencapai kedewasaan, ia ingin
tenggelam dalam berbagai kegiatan dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan
kesayangan orang disekitarnya. Kadang-kadang keinginan untuk mendapatkan kesayangan
7
dan penerimaan dari orang lain sedemikian kuatnya, sehingga mempengaruhi tingkah laku
dan penampilannya. Keinginan yang amat sangat terhadap keberhasilan dalam dunia sosial
akan sanagat mempengaruhi perkembangan remaja yang bersangkutan. Selain itu
mempelajari tindak sosial terhadap orang lain, merupakan persoalan sosial terpenting yang
harus dihadapi remaja.
Identitas remaja dapat terlihat dalam gaya hidup mereka. Gaya hidup adalah pola-
pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup membantu
memahami (yakni menjelaskan tapi bukan berarti membenarkan) apa yang orang lakukan,
mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya
maupun orang lain. Orang menggunakan gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengenali dan menjelaskan adanya kompleks identitas dan afiliasi yang lebih luas (Chaney,
2009: 40).
Landasan teori yang keempat dalam penelitian ini adalah iklan dan bahsa televisi.
Iklan televisi sangat efektif dan efesien bila dibandingkan dengan media iklan yang lain.
Alasannya karena sifatnya tidak hanya visual namun audio, dalam arti iklan televisi memiliki
gambar yang bergerak serta mengandung cerita. Jadi iklan televisi selain fungsinya untuk
media informasi namun juga sebagai hiburan. Di Indonesia sendiri media televisi sangat
dominan disbanding media lainnya. Jadi sangatlah besar kemungkinan iklan dapat
tersampaikan secara maksimal dan menyeluruh kepada audiens ataupun masyrakat. Bahasa
iklan adalah bahasa yang sekurang-kurangnya terdapat dua hal, yaitu bentuk bahasa dan cara
penyampaiannya. Bentuk bahasa menyangkut fungsi dan konteks, sedangkan cara
penyampaiannya berkaitan dengan bahasa yang berkesan menurut Widyatama (2011:45).
Peranan bahasa dalam menyusun iklan sangatlah penting. Karena dengan bahasa
yang baik dapat menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi pola piker audiens agar
tertarik dengan iklan tersebut. Bahasa iklan televisi dilihat dari fungsi komunikasinya
menggunakan dua fungsi yakni informatif dan persuasif. Fungsi informatif yang dimaksud
adalah iklan memberikan informasi kepada audiens yang tujuan utamanya adalah
memperkenalkan suatu barang atau jasa dimana sifatnya tidak memaksa. Sedangkan fungsi
persuasif yang dimaksud adalah usaha untuk mempromosikan barang atau jasa dengan
bahasa yang atraktif dan menarik guna membujuk audiens untuk membeli atau
menggunakan jasa dari iklan tersebut.
8
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana kebenaran
suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial
bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme
(penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan
hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap
paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh
seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh
kaum positivis. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative,
Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori
konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi sosial (Eriyanto
2004:13).
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika. Pendekatan ini memiliki
hubungan dalam membaca tanda-tanda buatan oleh manusia. Semiotika berperan dalam
mengungkapkan tanda-tanda tersebut. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan
luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Dengan semiotika
sebagai alat bantu guna menganalisa makna-makna yang terkandung dalam iklan.
Untuk mengkaji makna tanda-tanda citra anak muda yang terkandung pada iklan
minuman energi di media televisi, penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik
yang mengacu pada teori Roland Barthes. Dimana dengan pemaknaan dua tahap denotasi
konotasi yang digunakan oleh Roland Barthes dalam teori semiotiknya,
Roland Barthes menelusuri makna dengan pendekatan budaya yaitu semiotik makro,
dimana Barthes memberikan makna pada sebuah tanda berdasarkan kebudayaan yang
melatarbelakangi munculnya makna tersebut. Dengan demikian makna dalam tataran mitos
dapat diungkap sesuai dengan keunggulan semiotik Roland Barthes yang terkenal dengan
elemen mitosnya. Menurut Barthes, semiotika "two order of signification" adalah kajian
tentang makna atau simbol dalam bahasa atau tanda yang dibagi menjadi dua tingkatan
signifikasi, yaitu tingkat denotasi dan tingkat konotasi serta aspek lain dari penandaan, yaitu
mitos seperti yang dikutip (Syahri, 2011: 18).
Penelitian ini mengkaji beberapa iklan minuman energi di televisi Indonesia. Penulis
memilih iklan Extra Joss Blend dan Mizone sebagai obyek penelitian. Obyek penelitian tidak
diambil secara menyeluruh dari satu cuplikan iklan melainkan diambil beberapa scene saja.
Berdasarkan keseluruhan iklan yang dipilih didapatkan enam unit scene sebagai obyek
penelitian.
9
Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4
Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando
Sumber: Data peneliti
10
semiotik Roland Barthes guna menentukan makna denotasi dan konotasi bahkan makna
mitos yang tersirat dalam iklan tersebut. Langkah terakhir menyimpulkan hasil temuan-
temuan penelitian.
4. Metode Analisis Teks
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data atau iklan melalui media Youtube.
Dalam tahap menganalisis, penulis mengidentifikasi terlebih dahulu iklan yang dipilih.
Kemudian mendeskripsikan iklan tersebut termasuk dalam visualisasinya serta
menarasikannya. Dalam penelitian ini tidak semua scene di analisis oleh penulis. Penulis
hanya memilih beberapa scene yang dianggap mewakili dalam melakukan analisis.
Kemudian penulis mendeskripsikan scene yang dipilih. Dalam penelitian ini penulis
membuat tabel agar memudahkan dalam menjabarkan scene iklan tersebut. Pada tabel
analisis gambar penulis menggunakan semiotika Roland Barthes yang memiliki dua tahapan
yakni penanda (denotasi) dan (konotasi) petanda. Setelah terbentuk sistem penanda petanda
muncul petanda baru atau tanda baru yang pada semiotika Roland Barthes disebut mitos.
Obyek Penelitian
a. Deskripsi Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando
Extra Joss adalah salah satu minuman energi berbentuk serbuk yang diproduksi oleh
PT Bintang Toedjoe dan mulai diluncurkan sejak 14 Agustus 1994. Ide nama Extra Joss
diperoleh karena mudah diingat, sederhana, berkesan segar dengan dua huruf "s" ganda yang
kuat dan personalitynya cocok dengan produk sachet yang dikembangkan. Dalam Iklan
Extra Joss Blend versi Aliando ini berceritakan beberapa anak muda yang berolahraga
ekstrim yakni sepeda bmx dan skateboard. Para anak muda tersebut freestyle menggunakan
sepeda bmx dan juga skateboard. Iklan ini berlatarbelakang di sebuah kota yang memiliki
gedung-gedung tinggi. Tidak hanya pria melainkan wanita ditampilkan juga dalam iklan
minuman energi ini.
11
Misalnya ketika selesai berolahraga. Jika tidak segera terganti maka dapat berakibat pada
gangguan pada tubuh, terutama pada fungsi jantung (Ben dalam
https://healtystuff.wordpress.com/2012/08/30/manfaat-mizone/#more-457 akses 22
September 2016).
Dalam iklan Mizone Versi Bantu Semangat Oke Lagi ini memiliki seting atau latar
belakang yang berbeda-beda. Diantaranya seting berada pada food truck, seorang wanita dan
dua pria memasak makanan cepat saji. Pada seting yang berbeda seorang anak muda sedang
bermain skateboard disebuah skatepark. Pada seting yang lain sekelompok anak muda
sedang melakukan aktivitas menari dimana pada sela-sela kegiatan mereka minum Mizone
untuk tetap semangat kembali dalam menari. Seting yang berbeda lagi sekelompok orang
sedang melakukan rapat dan tidak ketinggalan mereka minum Mizone agar semangat tetap
terjaga. Pada seting yang lain berada pada acara konser yang dipadati oleh anak muda.
Dimana artis atau penampil minum Mizone, mereka terlihat sangat bersemangat di atas
panggung. Dan penonton pun ikut bersemangat karena minum Mizone mereka lompat-
lompat saat konser berlangsung.
Temuan Penelitian
Pada bab ini, penulis akan membahas enam scene yang telah dipilih pada iklan Extra
Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi Bantu Semangat Oke Lagi yang menjadi fokus
dalam analisis. Pada penelitian ini yang pertama kali dilakukan oleh penulis dalam
menganalisis adalah menerjemahkan tanda-tanda yang ada dalam scene iklan untuk
mendapatkan pesan denotasi yang ingin disampaikan. Kedua, membaca unsur-unsur dalam
gambar scene iklan yang telah dipilih kemudian menjabarkan makna-makna konotasi yang
ada dalam scene tersebut. Setelah menerjemahkan tanda denotasi lalu menjabarkan makna
konotasi dari tiap scene/objek, selanjutnya objek baru akan disimpulkan menjadi mitos.
12
1. Denotasi dan Konotasi pada Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando
A. Scene 1
Gambar 3.1
Tabel 3.1
Mitos
Dari denotasi dan konotasi diatas dapat ditarik mitos pada unit analisis pertama ini.
Mitos pada unit analisis yang pertama ialah anak muda sangat menggemari olahraga BMX.
13
BMX adalah tempat dimana anak muda mengekspresikan diri. BMX menjadi gaya hidup
anak muda. Dengan bermain BMX maka individu akan diakui oleh individu lain. Dalam
olahraga BMX tidak ada formalitas baju dan celana untuk dikenakan. Kebanyakan anak
muda mengenakan kaos dalam bermain BMX. Kaos dinilai sangat nyaman dikenakan saat
bermain BMX karena sangat simpel dan ringan. Dalam olahraga BMX riders bebas
mengenakan pakaian apa saja sesuai style atau selera masing-masing.
Pada objek pertama ini iklan mengkonstruksikan BMX adalah olahraga anak muda
perkotaan. Terlihat dari gambar 3.1 dimana seorang anak muda bermain BMX dengan latar
belakang gedung-gedung bertingkat yang menandakan tempat tersebut berada di perkotaan.
Iklan ini mengkonstruksikan BMX adalah hobi yang bandel. Maksud dari hobi yang bandel
adalah olahraga BMX termasuk olahraga ekstrim yang cukup berbahaya dan mengundang
banyak resiko. Dalam iklan ini anak muda digambarkan memiliki hobi yang bandel.
B. Scene 2
Gambar 3.2
Tabel 3.2
14
Gaya berbusana anak muda dalam
Fashion Gaya berbusana
aktivitas skateboarding.
Tulisan “Bandel Anak muda memiliki nyali yang besar
Tulisan
Nyalinya!” atau sulit diberitahu.
Permukaan paling Sebuah ruang luas yang menandakan di
Langit
atas Bumi luar ruangan.
Ruang bermain untuk olahraga
Skatepark Taman Bermain skateboarding dan olahraga meluncur
lainnya.
Mitos :
Dari denotasi dan konotasi diatas dapat ditarik mitos pada unit analisis kedua ini.
Mitos pada unit analisis yang kedua ialah anak muda sangat menggemari olahraga
Skateboard. Skateboard adalah tempat dimana anak muda mengekspresikan diri. Skateboard
menjadi gaya hidup anak muda. Dengan bermain Skateboard maka anak muda tersebut akan
diakui oleh lingkungan sekitar. Skateboard olahraga yang populer di berbagai belahan dunia.
Olahraga skateboarding termasuk dalam olahraga bergengsi, pasalnya alat-alat skateboard
sendiri bernilai cukup mahal. Dengan bermain skateboard dapat menaikkan status sosial.
15
Olahraga skateboarding membutuhkan arena untuk mengembangkan teknik pemain
dalam melakukan berbagai trik. Skatepark menjadi wadah dalam bermain skateboard.
Terdapat berbagai alat yang membantu rider dalam melakukan trik. Seperti piramida yang
dapat dipakai rider dalam melakukan trik. Skatepark juga menjadi titik kumpul bagi
komunitas skateboard ataupun individu. Skatepark menjadi tempat anak muda untuk
menunjukkan skill mereka kepada orang lain.
C. Scene 3
Gambar 3.3
Tabel 3.3
16
Mitos:
Dari denotasi dan konotasi diatas dapat ditarik mitos pada unit analisis ketiga ini.
Mitos pada unit analisis yang ketiga ialah anak muda memiliki gaya rambut yang berganti-
ganti sesuai dengan gaya rambut yang sedang populer. Gaya rambut tak hanya berfungsi
sebagai estetika bagi penampilan, namun dapat juga menunjukkan identitas individu. Gaya
rambut yang dipakai mencerminkan tampilan atau busana dari gaya hidup tiap individu.
Gaya rambut juga dapat mencerminkan suatu kelas sosial. Misal gaya rambut orang yang
memiliki kekuasaan atau orang kalangan atas, mereka memiliki gaya rambut yang kompleks
yang membutuhkan penata rambut. Berbeda dengan kalangan menengah kebawah yang
memiliki gaya rambut biasa saja. Anak muda dalam iklan Extra Joss Blend versi Aliando
memiliki gaya rambut undercut pada laki-laki dan ponytail pada rambut perempuan. Gaya
rambut undercut menjadikan sosok yang maskulin pada penggunanya. Sedangkan gaya
rambut ponytail mempermudah pengguna dalam berolahraga skateboarding.
Anak muda mengenakan hotpants dalam bermain skateboarding dengan tujuan untuk
mempermudah gerakan dalam melakukan gaya di atas papan skateboard. karena bentuk
hotpants sendiri yang sangat simpel dan nyaman cocok digunakian dalam berolahraga.
Selain untuk berolahraga hotpants kini menjadi fashion. Banyak anak mud mengenakan
hotpants dalam aktivitas sehari-hari. Di indonesia sendiri hotpants sangat nyaman dikenakan
karena di Indonesia memiliki iklim tropis. Namun masih banyak yang beropini negatif
mengenai hotpants. Opini beberapa masyarakat mengenai hotpants masih berbenturan
17
dengan nilai-nilai sosial. Ada yang beranggapan bahwa mengenakan hotpants adalah wanita
yang memiliki pribadi buruk, wanita yang identik dengan dunia malam. Namun ada
beberapa yang beropini bila mengenakan hotpants pada tempatnya wajar-wajar saja.
2. Denotasi dan Konotasi pada Iklan Mizone Versi Bantu Semangat Oke Lagi
A. Scene 1
Gambar 3.4
Tabel 3.4
Mitos:
Tari modern sangat populer di kalangan anak muda, karena sifatnya simpel dan tidak
terpaut oleh aturan yang kaku, dapat dilakukan pada kapan pun dan di manapun. Kalangan
18
anak muda masa kini sangat menggemari tari modern karena anak muda identik senang
dengan segala sesuatu yang baru dan tidak mengekang. Tari modern menjadi tempat untuk
anak muda berekspresi dan juga berkomunikasi melalui gerakan atau koreografi yang di
tampilkan. Saat ini kebanyakan anak muda lebih menyukai tari modern dibanding dengan
tari tradisional dan tari lainnya. Anak muda sangat menggemari hal apapun yang baru dan
bersifat modern. Karena dalam masa remaja anak muda cenderung ingin menunjukkan
eksistensi dirinya dengan hal update tentang kebaruan dalam dunia sosialnya. Remaja
cenderung mengikuti tren budaya luar negeri. Contohnya yang lagi populer tren budaya
Korea Selatan.
19
B. Scene 2
Gambar 3.5
Tabel 3.5
Mitos :
Dari denotasi dan konotasi diatas dapat ditarik mitos pada unit analisis keempat ini.
Mitos pada unit analisis yang keempat ialah food truck menjadi tren bisnis baru yang
dilakukan oleh beberapa anak muda. Food truck adalah jenis usaha atau bisnis yang menjual
makanan dan minuman di dalam sebuah kendaraan yang berukuran besar, pada umumnya
truk yang di modifikasi. Kebanyakan dari pelaku bisnis ini adalah anak muda. Anak muda
cenderung lebih mencoba hal-hal baru termasuk dalam berbisnis. Konsep food truck sendiri
20
terbilang baru di Indonesia, yang mengambil konsep dari Amerika tempat munculnya
pertama kali food truck ini. Apalagi dimudahkan dengan teknologi, zaman sekarang
sangatlah mudah memperoleh informasi. Hal itulah dimaanfaatkan oleh beberapa anak muda
untuk berbisnis dengan menirukan sajian dari luar negeri, dimana bisnis tersebut jarang ada
di negeri sendiri. Anak muda sangat menggemari sesuatu hal yang berbau kebaruan atau
kekinian. Anak muda selalu mengikuti tren yang sedang populer. Dalam bersosial anak
muda selalu ingin terlihat update. Pada usia remaja, mereka cenderung ingin menunjukkan
identitas diri. Dengan mengikuti tren yang sedang populer atau tren terbaru, anak muda ini
ingin mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya melalui eksistensi diri.
Budaya nongkrong kini melekat dengan gaya hidup anak muda di Indonesia.
Nongkrong merupakan kegiatan yang dilakukan sendiri atau beramai-ramai dengan cara
duduk santai disuatu tempat yang ramai pada umumnya. Nongkrong dapat dilakukan di
mana saja, misal di warung kopi pinggir jalan, angkringan, sampai cafe. Di Indonesia saat
ini telah berjamur tempat nongkrong. Banyak kedai kopi serta cafe-cafe yang beragam
konsepnya menyediakan tempat nongkrong. Kebanyakan anak muda yang mengisi tempat-
tempat nongkrong tersebut. Umumnya anak muda nongkrong disuatu tempat untuk
mengeksiskan diri mereka dengan menggunakan waktu luang untuk mengaktualisasikan diri
dalam mengikuti tren yang sedang populer. Budaya nongkrong dapat mengurangi tingkat
stres. Anak muda menggunakan waktu nongkrong untuk berkreativitas seperti menulis dan
menggambar. Suasana tempat nongkrong seperti kafe yang nyaman dapat membantu
membangun suasana hati dalam berkreatifitas seseorang. Budaya nongkrong bagi anak muda
merupakan sebuah budaya populer tersendiri. Ketika berada di sebuah tempat nongkrong
selain membeli makanan dan minuman tetapi juga membeli nilai-nilai prestise yang
ditimbulkan dari kepopuleran budaya nongkrong. Sehingga anak muda masa kini nongkrong
hanya untuk memperoleh status sosial yang dianggap tinggi oleh orang lain. Budaya
nongkrong tidak selalu dipandang atau dianggap hal positif, namun beberapa orang
memandang budaya nongkrong sebagai hal negatif. Beberapa orang menganggap budaya
nongkrong adalah budaya pemalas dan tidak berguna.
21
C. Scene 3
Gambar 3.6
Tabel 3.6
Mitos :
22
Pembahasan Teoritik
Tabel 4.1
Temuan Umum Penelitian
NO. Tanda (Sign) Konotasi
1. BMX Olahraga anak muda dalam berekspresi.
23
16. Nongkrong Nongkrong sebagai wadah bagi anak muda untuk bersosial
dengan orang sekitar
17. Band Wadah bagi anak muda untuk mengekspresikan diri melalui
bermusik
Dari keenam unit analisis beserta tanda, denotasi dan konotasi juga mitos dari
masing-masing unit analisis di atas. Terbentuklah mitos tentang anak muda yang
dimunculkan dalam iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi Bantu Semangat
Oke Lagi. Mitos tentang anak muda yang menggunakan gaya hidup mereka sebagai ruang
berekspresi menjadi sebuah mitos yang sangat umum. Kedua iklan tersebut
merepresentaikan anak muda dalam aktifitas keseharian. Mitos tentang anak muda yang
memiliki gaya hidup kekinian atau modern juga ditemukan dalam unit analisis diatas. Yang
pada intinya anak muda ingin menunjukkan identitas diri mereka melalui gaya hidup yang
diterapkan, dengan tujuan agar mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya.
B. Representasi Gaya Hidup Anak Muda dalam Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando
dan Mizone Versi Bantu Semangat Oke Lagi
Pada kedua iklan tersebut sama-sama merepresentasikan anak muda lewat gaya
hidupnya. Representasi gaya hidup anak muda dalam kedua iklan tersebut tergambarkan
lewat unit analisis yang dibahas. Dari pembahasan tersebut, ditemukan beberapa tanda yang
24
menjelaskan bagaimana gaya hidup anak muda direpresentasikan dalam iklan. Mulai dari
penokohan, adegan, properti, dan beberapa hal lain yang tersaji dalam gambar.
Gambaran mengenai gaya hidup anak muda dalam kedua iklan tersebut lebih banyak
ditampilkan lewat tokoh, baik dari segi penampilan, sifat, ataupun perilaku. Selain gambaran
lewat tokoh, gambaran lingkungan serta beberapa perangkat juga menguatkan tanda dalam
merepresentasikan gaya hidup anak muda. Pada kedua iklan tersebut juga dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup anak muda direpresentasikan sebagai kelompok masyarakat yang
menganut budaya konsumerisme sebagai pemenuh gaya hidup. Segala hal yang dikonsumsi
oleh anak muda tidak hanya ditujukan sebagai pemenuh kebutuhan semata, tetapi juga
penunjuk status sosial.
Penokohan lewat anak muda yang menjadi pemeran utama dalam kedua iklan ini
merupakan hal yang ingin ditunjukan sebagai subyek yang merepresentasikan gaya hidup.
Gaya hidup dapat tergambarkan melalui penampilan seseorang. Seperti, melaui pakaian
yang dikenakan dapat dimaknai berbeda oleh orang-orang sekitarnya. Dalam unit analisis di
atas ditemukan tanda fashion. Melalui fashion anak muda dapat menampilkan identitasnya
dan ada banyak cara untuk membentuk identitas anak muda, seperti pakaian.
Seperti dalam unit analisis yang dibahas di atas anak muda dalam berolahraga
skateboarding dan BMX mengenakan pakaian kaos. Kaos menjadi salah satu fashion dari
anak muda. Kaos dinilai pakaian yang sangat simple dan nyaman digunakan dalam
berolahraga. Dalam dunia skateboarding dan BMX kaos menjadi pakaian yang lumrah bagi
para riders. Banyak brand-brand terkenal yang memproduksi kaos bagi riders seperti, Vans,
Circa, Volcom dan lain-lainnya. Dari brand-brand tersebut terbentuk suatu ciri khas dan
menjadi sebuah identitas bagi riders. Dengan menggunakan brand tersebut orang lain dapat
memaknai bahwa seseorang itu adalah anak yang memiliki hobi skateboarding ataupun
BMX. Fashion dan pakaian adalah kultural dalam artian keduanya merupakan cara yang
digunakan suatu kelompok untuk mengkonstruksi dan mengkomunikasikan nilai-nilai dan
identitas. Baik itu ke kelompok lain maupun ke para anggota kelompok itu sendiri Barnard
(2011: 66).
Selain dari penampilan gaya hidup juga dapat dilihat dari kegiatan atau aktifitas.
Seperti yang dijelaskan oleh Kotler (2002:192) gaya hidup menggambarkan seluruh pola
seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Secara umum dapat diartikan sebagai
suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya
25
(aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang
orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup adalah perilaku
seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan
dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.
Pada kedua iklan tersebut iklan mengkonstruksikan anak muda menghabiskan waktu
dengan melakukan kegiatan hobi mereka. Kedua iklan tersebut merepresentasikan anak
muda memiliki hobi olahraga ekstrim, yakni dengan berolahraga skateboarding dan BMX.
Pada iklan Extra Joss Blend Versi Aliando merepresentasikan anak muda memiliki hobi dan
nyali yang bandel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bandel adalah melawan kata
atau nasihat orang; tidak mau menurut atau mendengar kata orang; kepala batu.
(http://kbbi.co.id/arti-kata/bandel, akses 9 Januari 2017).
Anak muda juga erat dikaitkan dengan modernitas, karena pada dasarnya anak muda
sangat terbuka terhadap budaya baru yang masuk. Keterbukaan ini yang menjadi sebuah
celah untuk masuknya teknologi-teknologi baru yang sedang berkembang juga
masuknya budaya yang bukan berasal dari lingkungan tersebut. Anak muda sangat cepat
dalam hal mengikuti tren zaman. Melalui teknologi anak muda memperoleh banyak
informasi dari berbagai penjuru termasuk dari luar negeri. Seperti dalam iklan Extra Joss
Blend versi Aliando remaja putri mengenakan pakaian tanktop dan hotpants.
Tidak hanya dari penampilan serta hobi saja yang menggambarkan modernitas dalam
kedua iklan tersebut namun teknologi atau alat juga dimunculkan dalam iklan tersebut yang
menunjukkan modernitas. Foodtruck, Food truck adalah jenis usaha atau bisnis yang
menjual makanan dan minuman di dalam sebuah kendaraan yang berukuran besar, pada
umumnya truk yang di modifikasi. Food truck sendiri cara pemesanan makanan dan
minuman serta pelayanannya langsung dilakukan di dalam kendaraan yang telah di disain
rupa guna menarik para pembeli atau konsumen.
Selain penampilan dan kegiatan, tempat bermain juga menunjukkan gaya hidup dari
anak muda yang ditampilkan oleh kedua iklan tersebut. Secara umum kedua iklan tersebut
merepresentasikan anak muda suka bermain atau bersosialisasi di tempat yang ramai dan
populer. Remaja dalam dunia sosialnya ini berusaha untuk mencapai kedewasaan, ia ingin
tenggelam dalam berbagai kegiatan dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan
kesayangan orang di sekitarnya. Dengan bermain ditempat yang ramai. Anak muda berharap
mendapatkan teman baru serta mendapatkan perhatian dari orang banyak. Dengan bergaul
26
ditempat ramai atau populer anak muda ingin mengeksistensikan diri mereka. Selain
memperluas jaringan pertemanan anak muda juga mengharapkan adanya pengakuan dari
orang lain, dalam artian yakni dengan bergaya atau bergaul maka, akan dianggap oleh
lingkungan sosialnya.
Pada kedua iklan tersebut menampilkan anak muda bermain pada tempat keramaian
yakni, skatepark, cafe / foodtruck dan konser musik. Salah satunya yakni pada iklan Mizone
Versi Bantu Semangat Oke Lagi anak muda bermain pada sebuah tempat makan yang sedang
populer yakni, foodtruck. Produk dari foodtruck kebanyakan makanan dan minuman inovasi
baru. Anak muda sangat menggemari sesuatu hal yang berbau kebaruan. Anak muda selalu
mengikuti tren yang sedang populer. Dalam bersosial anak muda selalu ingin terlihat update.
Pada usia remaja, mereka cenderung ingin menunjukkan identitas diri. Dengan mengikuti
tren yang sedang populer atau tren terbaru, mereka atau anak muda ini ingin mendapatkan
perhatian dari orang di sekitarnya. Termasuk konsep foodtruck ini sendiri yang terbilang
konsep baru. Tidak heran anak muda menggemarinya, karena sekalian bagi mereka untuk
menambah eksistensi pada hal yang berbau kebaruan.
Secara umum kedua iklan tersebut merepresentasikan anak muda melalui kegiatan
mereka yang secara langsung menggambarkan gaya hidup anak muda. Gaya hidup adalah
pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup
membantu memahami yakni, menjelaskan tapi bukan berarti membenarkan apa yang orang
lain lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna
bagi dirinya maupun orang lain (Chaney, 2009: 40).
Kedua iklan tersebut merepresentasikan gaya hidup anak muda melalui penampilan
serta kegiatan dan juga tempat bermain. Dimana dalam gaya hidup anak muda pada kedua
iklan tersebut iklan menampilkan anak muda memiliki gaya hidup modern. Terlihat seperti
dalam beberapa scene, anak muda memiliki penampilan yang mengikuti tren yang sedang
populer yakni mengenakan tanktop dan hotpants. Tidak hanya penampilan bentuk
modernitas dari gaya hidup anak muda tersebut, tergambar dalam iklan pada scene tari
modern yang digemari oleh anak muda. Selain itu tempat bermain juga menandakan bentuk
gaya hidup modern. Dalam iklan tersebut memunculkan foodtruck sebagai tempat santai atau
bermain anak muda.
27
Penutup
Dari keenam unit analisis beserta tanda, denotasi dan konotasi juga mitos dari
masing-masing unit analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Penulis menemukan
mitos tentang anak muda yang dimunculkan dalam iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan
Mizone Versi Bantu Semangat Oke Lagi. Anak muda yang menggunakan gaya hidup mereka
sebagai ruang berekspresi menjadi sebuah mitos yang sangat umum. Kedua iklan tersebut
merepresentasikan anak muda dalam aktifitas keseharian. Mitos tentang anak muda yang
memiliki gaya hidup kekinian atau modern juga ditemukan dalam unit analisis diatas. Yang
pada intinya anak muda ingin menunjukkan identitas diri mereka melalui gaya hidup yang
diterapkan, dengan tujuan agar mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya.
Gambaran mengenai gaya hidup anak muda dalam kedua iklan tersebut lebih banyak
ditampilkan lewat tokoh, baik dari segi penampilan, sifat, ataupun perilaku. Selain gambaran
lewat tokoh, gambaran lingkungan serta beberapa perangkat juga menguatkan tanda dalam
merepresentasikan gaya hidup anak muda. Pada kedua iklan tersebut juga dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup anak muda direpresentasikan sebagai kelompok masyarakat yang
menganut budaya konsumerisme sebagai pemenuh gaya hidup. Segala hal yang dikonsumsi
oleh anak muda tidak hanya ditujukan sebagai pemenuh kebutuhan semata, tetapi juga
penunjuk status sosial.
Selain dari penampilan gaya hidup juga dapat dilihat dari kegiatan atau aktifitas.
Seperti yang dijelaskan oleh Kotler (2002:192) gaya hidup menggambarkan seluruh pola
seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Secara umum gaya hidup dapat dilihat
dari bagaimana seseorang menghabiskan waktunya yakni dengan beraktivitas, selain itu
gaya hidup dapat dilihat dari minat seseorang yakni apa yang di pertimbangkan oleh
seseorang pada lingkungannya, dan gaya hidup dapat dilihat dari opini dimana cara berpikir
seseorang tentang dirinya dan lingkungannya disekitar. Perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk
merefleksikan status sosialnya merupakan gaya hidup.
Selain penampilan dan kegiatan, tempat bermain juga menunjukkan gaya hidup dari
anak muda yang ditampilkan oleh kedua iklan tersebut. Secara umum kedua iklan tersebut
merepresentasikan anak muda suka bermain atau bersosialisasi di tempat yang ramai dan
populer. Remaja dalam dunia sosialnya ini berusaha untuk mencapai kedewasaan, ia ingin
tenggelam dalam berbagai kegiatan dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan
28
kesayangan orang di sekitarnya. Dengan bermain ditempat yang ramai. Anak muda berharap
mendapatkan teman baru serta mendapatkan perhatian dari orang banyak. Dengan bergaul
ditempat ramai atau populer anak muda ingin mengeksistensikan diri mereka. Selain
memperluas jaringan pertemanan anak muda juga mengharapkan adanya pengakuan dari
orang lain, dalam artian yakni dengan bergaya atau bergaul maka, akan dianggap oleh
lingkungan sosialnya.
Iklan Extra Joss Blend Versi Aliando dan Mizone Versi Bantu semangat Oke Lagi
merepresentasikan gaya hidup anak muda melalui penampilan serta kegiatan dan juga tempat
bermain. Dimana dalam gaya hidup anak muda pada kedua iklan tersebut iklan menampilkan
anak muda memiliki gaya hidup modern. Terlihat seperti dalam beberapa scene, anak muda
memiliki penampilan yang mengikuti tren yang sedang populer yakni mengenakan tanktop
dan hotpants. Tidak hanya penampilan bentuk modernitas dari gaya hidup anak muda
tersebut, tergambar dalam iklan pada scene tari modern yang digemari oleh anak muda.
Selain itu tempat bermain juga menandakan bentuk gaya hidup modern. Dalam iklan tersebut
memunculkan foodtruck sebagai tempat santai atau bermain anak muda.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian semiotika pada umumnya bersifat subjektif. Penjelasan yang berkaitan dengan
teks sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi. Pemaknaan seseorang terhadap teks
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu; sudut pandang, ideologi, kebudayaan maupun
pengetahuan itu sendiri, oleh sebab itu penelitian ini tidak dapat dijadikan suatu
kebenaran yang mutlak untuk penelitian yang sama.
2. Penelitian ini hanya terfokus terhadap representasi anak muda dari perspektif gaya hidup
anak muda tersebut. selain itu, penelitian ini hanya menggunakan metode analisis tidak
menggunakan metode wawancara untuk menguatkan representasi anak muda.
29
C. Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat penulis refleksikan dari penelitian-penelitian yang
penulis analisis. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut;
1. Saran untuk brand iklan, konsep iklan yang mereka buat sangat menarik dengan mereka
melakukan riset bahwa target pasar ialah anak muda. Ini yang menjadi dasar mereka
membuat iklan dengan konsep modernitas yang kita ketahui sangat erat dengan anak
muda. Perlu diketahui berbeda era berbeda juga tren yang berlaku. Diharapkan brand
iklan mendapatkan lebih banyak refrensi mengenai perkembangan gaya hidup anak muda
yang sedang tren.
2. Saran ditujukan kepada akademisi atau penulis selanjutnya. Pada penelitian kedepannya,
semoga dapat melanjutkan objek penelitian dengan metodologi yang beragam atau lebih
mengembangkan penelitian ini lebih luas lagi.
Daftar Pustaka
30
Kurnia, Novi. “Representasi Maskulinitas dalam Iklan,” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Vol. 8, (Juli, 2004), hal. 17-36.
Amanda, Patrisia. “Representasi Identitas Remaja Laki-laki Melalui Penggunaan Fashion,”
Journal Universitas Airlangga, III (Juni, 2014), hal. 241-255.
Kustrini, R. 1997. Sikap Remaja Putra dan Putri terhadap Pakaian dengan Peranan
Kelompok Tidak Resmi. Skripsi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Syahri, Dahliana. 2011. Analisis Semiotik Film Freedom Writers. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Paripurna, Muhammad Rizal. 2012. Representasi Pesan Religi Pada Lirik dan Video Klip
Maher Zain: “Analisis Semiotika tentang Pesan Religi pada Lirik dan Video Klip
Maher Zain dalam Konteks Keislaman”. Skripsi. Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
Anshori, Muh Ftitroh. 2014. Maskulinitas dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Iklan
Extra Joss Blend Bukan PHP versi “Varrel Bramasta” menurut Roland Barthes).
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
31
IDENTITAS PENULIS
32