Rojani, Artikel 5 Nomor 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

DI MADRASAH ALIYAH NURULHUDA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Melisa Agustrianti, Feri Wahyudi, Moh. Masrur


Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu
Email: [email protected]

Abstract

This study aims to describe: (1) Implementation of Pesantren Based Student Management in Character
Formation, (2) Success of Character Building Through Pesantren Based Student Management, And (3)
Supporting Factors And Impediments of Pesantren Based Student Management in Character Building in MA
Nurul Huda Pringsewu.
The result of research shows that pesantren boarding school management in character formation in MA
Nurul Huda Pringsewu use three strategy step, that is moral knowing, moral feeling, and moral action. And in its
application using four management functions, namely; (2) Organizing: establishing an organizational structure
with the Asatidz Council Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu (3) Implementation: launches four programs,
namely: (a) formal system, (b) non-formal system, (c) organizational system, (d) vocational system. (4)
Supervision: direct supervision and through evaluation of Headmaster along with Nurse and Board of Asatidz
Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu.
The successful management of pesantren-based learners in the formation of these characters can be seen
from the achievement of existing indicators in the field, that is, there are ten values of characters that are
formed: religious, honest, tolerance, discipline, self-reliant, friendly / communicative, democratic and respectful.
While supporting factors and inhibiting the management of pesantren-based learner in the formation of character
in MA Nurul Huda Pringsewu, supporting factors ayaitu: (a) motivation kyai, ustadz / teacher, and students who
support, (b) adequate learning media, (c) climate and the tradition of pesantren that supports, (d) the figuration
of kyai and ustadz / teacher as concrete examples, (e) vocational programs with adequate media, and (f) intimate
communication between institutions and society. The inhibiting factors include: (a) inadequate learning media
care standards, (b) pesantren traditions with simplicity, (c) lack of critical culture, (d) uneven activity
effectiveness, and (e) negative external cultures.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penerapan Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren
Dalam Pembentukan Karakter, (2) Keberhasilan Pembentukan Karakter Melalui Manajemen Peserta Didik
Berbasis Pesantren, Dan (3) Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren
Dalam Pembentukan Karakter di MA Nurul Huda Pringsewu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manajemen pesertadidik berbasis pesantren dalam pembentukan
karakter di MA Nurul Huda Pringsewu menggunakan tiga langkah strategi, yaitu moral knowing, moral feeling,
dan moral action. Dan dalam aplikasinya menggunakan empat fungsi manajemen, yaitu; (1) Perencanaan: (a)
menentukan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan, (b) melakukan sosialisasi, (c) mempersiapkan program
harian, dan (d) melaksanakan pembiasaan dalam perilaku keseharian.(2) Pengorganisasian: membentuk struktur
organisasi dengan Dewan Asatidz Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu.(3) Pelaksanaan: mencanangkan
empat program, yaitu: (a) sistem formal, (b) sistem non formal, (c) system organisasi, (d) system vokasional. (4)
Pengawasan: pengawasan langsung dan melalui evaluasi Kepala Sekolah bersama Dengan Pengasuh Dan
Dewan Asatidz Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu.
Keberhasilan manajemen peserta didik berbasis pesantren dalam pembentukan karakter ini dapat dilihat dari
ketercapaian indikator yang ada di lapangan, yaitu ada sepuluh nilai karakter yang terbentuk: religius, jujur,
toleransi, disiplin, mandiri, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, kreatif, demokratis dan
hormat/menghargai. Sedangkan factor pendukung dan penghambat manajemen peserta didik berbasis pesantren
dalam pembentukan karakter di MA Nurul Huda Pringsewu, factor pendukungny ayaitu: (a) motivasi kyai,
ustadz/guru, dan siswa yang menunjang, (b) media pembelajaran yang memadai, (c) iklim dan tradisi pesantren
yang mendukung, (d) figurisasi kyai dan ustadz/guru sebagai teladan konkrit, (e) program vokasional dengan
media yang memadai, dan (f) komunikasi yang akrab antara lembaga dengan masyarakat. Sedang factor
penghambat meliputi:(a) standar perawatan media pembelajaran belum memadai, (b) tradisi pesantren dengan
corak kesederhanaannya, (c) minimnya budaya kritis, (d) efektivitas kegiatan belum merata, dan (e) budaya
negative dari luar.
Kata kunci: Manajemen PesertaDidik, Pesantren, Pembentukan Karakter

32
A. PENDAHULUAN didik mulai dari masuk sampai dengan mereka
Sistem pendidikan pesantren di samping sejalan lulus dari sekolah.
dengan sistem pendidikan yang dicanangkan Dengan demikian dapat dijelaskan Manajemen
pemerintah untuk dapat merespon perkembangan Peserta didik adalah sebuah layanan yang
zaman, ada nilai plus yang melekat pada pesantren memusatkan semua perhatian pada pengaturan,
yaitu tetap mempertahankan kekhasan sebagai pengawasan, dan layanan individual seperti
lembaga pendidikan Islam yang memiliki orientasi pengembanagan seluruh kemampuan, minat,
utama menanamkan nilai-nilai spiritual-keagamaan kebutuhan sampai mereka matang mendapatkan
sebagai modal awal pembentukan akhlak dan moral proses pendidikan di sekolah.
generasi bangsa. Dengan begitu, implementasi Kemudian pola kehiduan pondok pesantren dan
manajemen peserta didik dengan basis pesantren pendidikan yang berada dibawah pengelolaannya
akan membantu peserta didik dalam menyerap ilmu termanifestasikan dalam istilah “panca jiwa”
pengetahuan dan nilai-nilai moral sekaligus, karena dimana didalamnya memuat “lima jiwa” yang
tersedianya wadah berupa iklim pembelajaran yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan dan
memungkinkan mereka untuk mengembangkan pembinaan karakter peserta didik. Kelima jiwa
kedua aspek tersebut. tersebut adalah jiwa keikhlasan, jiwa
Terkait dengan pentingnya manajemen peserta kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah
didik berbasis pesantren sebagai alternative dalam islamiyah dan jiwa kebebasan yang bertanggung
mencetak output pendidikan yang cerdas jawab.
intelektualitas dan moralitasnya, salah satu lembaga Mukti Ali sebagaimana dikutip oleh Abd.
pendidikan yang mengimplementasikan Halim Soebahar menjelaskan : “Tata pengelolaan
manajemen tersebut adalah Madrasah Aliyah Nurul peserta didik dengan basis pesantren paling tidak
Huda Pringsewu. harus memiliki ciri-ciri: Pertama, adanya keakraban
Dalam memberdayakan peserta didik, MA yang terjalin antara peserta didik dengan Kyai dan
Nurul Huda Pringsewu berusaha memacu Mu’allim. Kedua, dalam proses belajar mengajar
perkembangan intelektual (akal), jasmani, dan muncul ketundukan peserta didik pada kyai.
rohani peserta didik dengan mengadopsi sebagian Ketiga, gaya hidup sederhana. Keempat, sikap
sistem pendidikan formal dari pemerintah. Namun kemandirian yang kuat. Kelima, jiwa tolong
dalam aplikasi sistem pendidikannya tetap dalam menolong. Keenam, disiplin tinggi. Ketujuh, berani
bingkai nilai-nilai budaya dan tradisi pesantren menderita untuk mencapai tujuan (tirakat).”
sebagai bentuk upaya konkrit dalam menanamkan Dengan demikian dapat dijelaskan, bahwa yang
nilai akhlak dan moral sehingga dapat mencetak dikehendaki dengan manajemen peserta didik
lulusan-lulusan yang cerdas dan berkarakter. berbasis pesantren adalahsistem pembinaan dan
Manajemen Peserta Didik di MA Nurul Huda pengelolaan peserta didik yang dalam setiap
Pringsewu secara umum juga sejalan dengan teori prosesnya selalu dalam bingkai “lima
manajemen pesertadidik yang dikembangkan para jiwa”pesantren yang termanifestasi dalam bentuk
pakar manajemenilmiah. Namun,ada sisi menarik budaya dan tradisi pesantren yang merupakan
dari pelaksanaan manajemen peserta didik yang ada warna atau corak kehidupan sehari-hari di
di MA Nurul Huda Pringsewu, yaitu hampir semua pesantren. Lembaga pendidikan formal di bawah
langkah-langkah dalammanajemen peserta didik naungan pesantrenyang merupakan pengembangan
selalu dalam bingkai sistem pesantren dalam melakukan kegiatan di upayakan
pendidikanpesantrenyang syarat akan nilai-nilai selalu dalam iklim pembentukan sikap yang
keagamaan serta tradisi-tradisi pesantren mengacu pada jiwa keikhlasan, jiwa
yangmerupakan kebiasaan sehari-hari yang kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah
menjadikan pesantren berbeda denganlembaga islamiyah dan jiwa kebebasan yang bertanggung
pendidikan lainnya. jawab.
Menurut Knezevich seperti yang dikutip Ali Sedangkan Karakter yang dipahami sebagai
Imron mengemukakan: sebuah sifat utama yang terukir, baik pikiran, sikap,
“Manajemen peserta didik atau pupil personnel prilaku dan tindakan, yang melekat dan menyatu
administration adalah suatu layanan yang kuat pada diri seseorang yang membedakanya
memusatkan perhatian atau pengaturan, dengan orang lain bukanlah sesuatu yang terbentuk
pengawasan dan layanan sisiwa dikelas dan diluar dengan sendirinya. Ada empat faktor yang
kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan berpengaruh dalam pembentukan karakter
individu seperti pengembanagan seluruh seseorang yaitu: faktor hereditas, faktor
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di lingkungan, faktor kebebasan manusia dalam
sekolah.” menentukan karakter dan nasibnya, dan faktor
Sedang menurut E. Mulyasa bahwa Manajemen hidayah Tuhan.
peserta didik adalahpenataan dan pengaturan Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan,
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta bahwa karakter adalah sesuatu yang bisa dibentuk
sejak usia dini serta membutuhkan proses atau

33
tahapan dalam pembentukanya. Menurut Zubaedi, Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren Di
proses pembentukan karakter terbagi menjadi MANurul Huda Pringsewu, Untuk mengetahui
empat tahapan: pertama, pada usia dini disebut efektifitas pembentukan karakter melalui
dengan tahap pembentukan karakter. Kedua, pada Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren di
usia remaja disebut dengan tahap pengembangan. MA Nurul Huda Pringsewu, Untuk mengetahui
Ketiga, pada usia dewasa, disebut tahap faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
pemantapan. Keempat, pada usia tua disebut penghambat Manajemen Peserta Didik Berbasis
dengan tahap pembijaksanaan. Dan pengembangan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter di MA
dalam setiap tahapan tersebut harus melalui tiga Nurul Huda Pringsewu.
tahapan yaitu knowing (pengetahuan), acting
(pelaksanaan) dan menuju kebiasaan (habit). C. Metode
Sementara Maragustam Mengemukakan, untuk Jenis penelitian yang digunakan peneliti
menanamkan pilar-pilar atau nilai-nilai karakter adalah penelitiankualitatif, yaitu penelitian yang
seseorang sehingga membentuk karakter diperlukan dilakukanpada kondisi yang alamiah sampel yang
“enam rukun” pendidikan karakter yang dilakukan di gunakan adalah Tehnik probability Sampling
secara utuh dan terus menerus. Keenam rukun yaitu Simple Random Sampling, dimana
tersebut yaitu; Pertama, habituasi (pembiasaan) dan pengambilan anggota sampel itu dari populasi
pembudayaan yang baik. Kedua, membelajarkan yang di lakukan secara acak. teknik pengumpulan
hal-hal yang baik (moral knowing). Ketiga, moral data menggunakan Observasi, Interview
feeling loving (merasakan dan mencintai yng baik). (wawancara), dan Dokumentasi.
Keempat, moral acting (tindakan yang baik).
Kelima, keteladanan (moral model) dari lingkungan D. Pembahasan
sekitar. Keenam, tobat (kembali) keada Allah Berdasarkan hasil penelitian melalui
setelah melakukan kesalahan. observasi, interview dan dokumentasi, maka
Dengan demikian dapat dikatakan karakter penulis dapat mengumpulkan data-data dari objek
bukan hanya sebatas pengetahuan. Seseorang yang penelitian dan kemudian akan penulis bahas dalam
memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum penelitian.
tentu ia mampu bertindak sesuai dengan a. Manajemen Peserta Didik Berbasis
pengetahuanya itu karna tidak terlatih untuk Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Di
melakuakan kebaikan tersebut. Karena untuk MA Nurul Huda Pringsewu
membentuk karakter yang kuat dibutuhkan tahapan Seperti yang telah dipaparkan oleh kepala
yang harus dilakukan secara holistik. sekolah Ibu Asna Ghoni Ma’rifah, SE.
Berdasarkan hasil observasi ditempat bahwa “ MadrasahAliyah Nurul Huda Pringsewu
manajemen peserta didik di MA Nurul Huda merupakan madrasah yang berbasis pesantren,
Pringsewu dapat dikatakan masih belum maksimal kegiatanya adalah seperti tadarus live, sholat duha
ataumasih kurang terutama dalamkebutuhan peserta berjama’ah, hafalan Juz ‘Amma dan surat-surat
didikbelum terpenuhi dengan baik. Dan keaktifan penting, hafalan kitab, pengajian, sholawatan,
dalam kehadiran siswa juga masih sangat kurang. tahlilan dll.Agar semua itu dapat terlaksana sesuai
Akan tetapidapat dikatakan bahwa secara umum harapan kami, kami disini menggunakan tiga
karakter siswa di MA Nurul Huda Pringsewu strategi pendidikan karakter yaitu 1) Moral
tergolong cukup baik. Knowing, 2) Moral Feelingdan3) Moral Action.
Dari uraian tersebut, maka asumsi dasar yang Akan tetapi dalam pengaplikasianya kami
penulis ambil adalah apabila hubungan menggunakan empat fungsi manajemen yaitu
diterapkanya manajemen peserta didik berbasis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pesantren secara konsisten dapat membentuk pengawasan.”
karakter siswa. Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan
Dari latar belakang tersebut, maka bahwa Manajemen Peserta Didik Berbasis
penelititerdorong untuk mengkaji tentang Pesantren Dalam Pembentukan Karakterdi MA
manajemen peserta didik yang dapat Nurul Huda Pringsewu dengan menggunakan
menyediakanwadahdan menciptakan iklimbagi sistem pondok pesantren atau berbasis pesantren,
peserta didik untuk berkembang secarautuhdalam sehingga diharapkan bisa menghasilkan output
setiap potensi dalam diri mereka(akal, jasmani, dan yang agamis yang memiliki nilai-nilai spiritual-
rohani) dengan judul: keagamaan yang tinggi serta berkarakter dan
berakhlak mulia, Kegiatanya berupa tadarus live,
B. Tujuan sholat duha berjama’ah, hafalan Juz ‘Amma dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini, guna untuk surat-surat penting, hafalan kitab, pengajian,
meneliti tentangManajemen Peserta Didik Berbasis sholawatan, tahlilan dan peneliti juga melihat
Pesantren yang digunakan sebagai sarana dalam bahwa terdapat kegiatan ekstrakurikuler yang
Pembentukan Karakter siswa. Penelitian ini umumnya ada dipesantren seperti Qiro’ah,
bertujuan sebagai berikut:Untuk mendeskripsikan kaligrafi, hadroh, da’i dll.

34
Seperti dalam jurnal Purwanti(2017) melihat masalah karakter dan moral anak bangsa
mengatakan bahwa Dalam pendidikan karakter sekarang ini mengalami kemerosotan yang sangat
sangat penting dikembangkan nilai - nilai etika memprihatinkan, maka MA Nurul Huda Pringsewu
seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung berusaha keras untuk menanamkan nilai karakter
jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang yang baik terhadap peserta didik (c)
lain bersama dengan nilai - nilai kinerja mempersiapkan program harian, dalam hal ini
pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang peneliti melihat bahwa peserta didik melakukan
tinggi, kerja keras, dan kegigihan sebagai basis kegiatan seperti tadarus live, sholat duha bersama,
karakter yang baik. Sekolah harus berkomitmen sholat duhur bersama, berdo’a sebelum dan
untuk mengembangkan karakter siswa berdasarkan sesudah melaksanakan pelajaran, serta dianjurkan
nilai- nilai dimaksud, mendefinisikan dalam bentuk untuk puasa sunah senin-kamis dll, (d)
perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan melaksanakan pembiasaan dalam perilaku
sekolah sehari - hari, sekolah harus mencontohkan keseharian, dimana siswa dapat melakukan semua
nilai - nilai tersebut, mengkaji, mendiskusikan, dan aktivitas tersebut tidak hanya disekolah saja akan
menggunakannya sebagai dasar dalam hubungan tetapi pada keseharianya.
antar manusia, serta mengapresiasi manifestasi
nilai- nilai tersebut di sekolah dan masyarakat. 2. Pengorganisasian (Organizing)
Untuk mewujudkanya sesuai dengan apa yang Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren
dikatakan oleh kepala sekolah dalam wawancara Dalam Pembentukan Karakterdi MA Nurul Huda
bahwa MA Nurul Huda Pringsewu menggunakan Pringsewu Seperti yang telah di paparkan oleh
Tiga strategi yaitu 1) Moral Knowingdimana siswa kepala sekolah Ibu Asna Ghoni Ma’rifah, SE
diharapkan mampu untuk membedakan antara “Dalam Pengorganisasian yang kami lakukan
akhlak mulia dan akhlak tercela, 2) Moral Felling adalah membentuk Struktur Organisasi dengan
yaitu siswa diharapkan mampu menilaidirinya Dewan Asatidz Pondok Pesantren Nurul Huda
sendiri (muhasabah), serta membiasakan bersikap Pringsewu yang tak lain adalah beberapa guru-guru
baik, dan bersikap empati kepada siapapunDan yang ada disekolah kami, sehingga dapat mudah
3)Moral Actionyaitu siswa diharapkan mampu untuk kami dalam pembagian tugas, dan
mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam melakukan koordinasi.”
perilakunya sehari-hari, yang dalam Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan
pengaplikasianya menggunakan empat fungsi bahwa pengorganisasian manajemen peserta
manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, didik berbasis pesantren di MA Nurul Huda
pelaksanaan dan pengawasan. Pringsewu tergolong sangat mudah dilakukan, ini
terbukti dari pembentukan struktur organisasi yang
1. Perencanaan (Planning) Manajemen anggotanya berasal dari dewan asatidz yayasan
Peserta Didik Berbasis Pesantren Dalam pondok pesantren Nurul Huda Pringsewu sendiri
Pembentukan Karakterdi MA Nurul Huda sehingga memudahkan dalam menjalankan tugas
Pringsewu Seperti yang telah di paparkan oleh masing-masing dan dalam hal ini peneliti ikut serta
kepala sekolah Ibu Asna Ghoni Ma’rifah, SE“ didalamnya.
Perencanaanyang kami buat adalah pertama dengan 3. Pelaksanaan (Actuating) Manajemen
menentukan nilai-nilai karakter yang kami Peserta Didik Berbasis Pesantren Dalam
perioritaskan, kedua dengan melakukan sosialisasi, Pembentukan Karakterdi MA Nurul Huda
ketiga yang kami lakukan adalah mempersiapkan Pringsewu Seperti yang telah di paparkan oleh
program harian yang terakhir adalah dengan kepala sekolah Ibu Asna Ghoni Ma’rifah, SE“
melaksanakan pembiasaan dalam prilaku Dalam pelaksanaannya kami menggunakan empat
keseharian.” sistem, yaitu: a) sistem formal, b) sistem non
Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan formal c) sistem Organisasi, d) sistem vokasional,
bahwa perencanaan (Planning) manajemen peserta dalam penyajianya kami menggunakan beberapa
didik berbasis pesantren di MA Nurul Huda strategi yaitu 1) Moral Knowing, 2) Moral Feeling,
Pringsewu sangat baik sekali, diantaranya melalui dan 3) Moral Action, dengan ini diharapkan
empat cara yang dapat peneliti jelaskan dengan semoga karakter siswa dapat tebentuk dalam rohani
lengkap dan tentunya bersumber dari ibu kepala dan jasmaninya.”
sekolah MA Nurul Huda Pringsewu yaitu, (a) Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan
menentukan nilai-nilai karakter yang bahwa dalam pelaksanaan Manajemen Peserta
diprioritaskandiantaranya adalah religius, jujur, Didik Berbasis Pesantren Dalam Pembentukan
toleransi, disiplin, mandiri, bersahabat/komunikatif, Karakterdi MA Nurul Huda Pringsewu
gemar membaca, peduli lingkungan, kreatif, menggunakan empat sistem yaitu sistem
demokratis dan hormat/menghargai,(b) melakukan formal,yaitu kegiatan manajemen peserta didik
sosialisasi yaitu para guru mensosialisasikan dimulai dari analisis kebutuhan peserta didik,
tentang pentingnya karakter bangsa ini untuk rekrutmen peserta didik, seleksi peserta didik
dibentuk sebaik mungkin dan berlandaskan agama, hingga pada kelulusan dan alumni, selanjutnya

35
adalah sistem non formal, yaitu kegiatan atau merencanakan jumlah peserta didik yang akan kami
pembelajaran berbasis pesantren, seperti hafalan terima dengan pertimbangan daya tampung kelas/
Juz ‘Amma, surat-surat penting seperti Al- jumlah kelas yang tersedia, Dan kamipun juga
Waqi’ah, Ar-Rohman, Yasin, Al-Mulk dan hafalan mempertimbangkan antara adanya murid dan guru.
kitab, hadrohan, sholawatan, tahlilan dll, kemudian Kamipun juga menyusun program kegiatan
sistem organisasi, yaitu organisasi yang dibentuk kesiswaan yaitu...”
disekolah baik dalam struktur organisasi sekolah, Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan
OSIS/ROHIS dan sistem vokasionalyaitu kegiatan bahwa analisis kebutuhan peserta didik di MA
keterampilan yang ada dalam kegiatan Nurul Huda Pringsewu adalah dengan melakukan
ekstrakurikuler diantaranya adalah Khottil Atau perencanaan terhadap peserta didik yang akan
Kaligrafi, Qiro’ah, Da’i, Nasyid, Hadroh, Pramuka, diterima dengan pertimbangan jumlah kelas yang
Madding, PASKIBRAKA, PIK-KRR, Matematika, tersedia,akan tetapi kenyataanya selama ini siswa
MKKT Nahwu-Sharaf, Akutansi, KIR, Volly Ball, yang masuk itu masih kurang atau bahkan cukup
English Club Dan Arabic Club. dari batas maksimal yang telah ditentukan,
Dalam penyajianya MA Nurul Huda Pringsewu sehingga MA Nurul Huda Pringsewu belum pernah
menggunakan beberapa strategi yaitu1) Moral mengadakan penolakan terhadap siswa baru.
Knowing, disiniguru mengenalkan pada Selanjutnya MA Nurul Huda Pringsewujuga
penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai, mempertimbangkan rasio antara guru dan murid,
sehingga peserta didik mampu untuk membedakan kemudian menyusun program kegiatan kesiswaan
antara akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai- sesuai bakat dan minat peserta didik, sarana dan
nilai universal lainnya 2) Moral Feeling,strategi ini prasarana yang ada, anggaran yang cukup, dan
adalahuntuk menumbuhkan dan menguatkanrasa tenaga kependidikan yang tersedia.
cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak 2) Rekruitmen Peserta Didik
mulia (emosi). Disini guru harus memperhatikan “ Mengenai perekrutan siswa baru kami
emosional setiap peserta didik, dengan memberikan membentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB)
cerita tentang kisah-kisah yang menyentuh hati, selain itu kami juga merumuskan syarat-syarat
sehingga kami berharap agar siswa mampu calon peserta didik, kami juga melakukan
menilaidirinya sendiri (muhasabah), serta penyebaran informasi menggunakan brosur,
membiasakan bersikap baik, dan bersikap empati banner, spanduk yang di sebar dan menggunakan
kepada siapapun, 3) Moral Action, disini dapat website, radio selain itu juga ada tim sosialisasi
dikatakan hasil dari tahap 1 dan tahap 2, yaitu yang mengunjungi SMP-SMP ataupun Mts-Mts
perbuatan/tindakan pesera didik apakah mereka untuk memperkenalkan sekolah kami kepada
sudah mempraktikan prilaku baikatau akhlak mulia mereka yang berminat untuk bersekolah di
dalam keseharianya, disini guru harus Madrasah ini yang terdiri dari guru dan peserta
memperhatikan kompetensi, keinginan dan didik, kami juga menyediakan formulir
kebiasaan setiap peserta didik dan guru beserta pendaftaran.”
warga sekolah wajib menjadi teladan dari peserta Dari wawancara diatas dapat diambil
didik dan mencontohkan perilaku yang baik. penjelasan bahwa rekrutmen peserta didik
4. Pengawasan (Controlling) Manajemen dilakukan dengan a) membentuk Panitia
Peserta Didik Berbasis Pesantren Dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) yang dibentuk
Pembentukan Karakterdi MA Nurul Huda secara khusus meliputi: ketua, wakil ketua,
Pringsewu Seperti yang telah di paparkan oleh penanggung jawab, humas, bendahara dan
kepala sekolah Ibu Asna Ghoni Ma’rifah, SE “ sekertaris serta PU (pembantu umum) yang terdiri
Dalam pengawasannya dilakukan secara langsung dari wakil kepala sekolah, waka kesiswaan, guru-
saja dan dengan melalui pengawasan saya sendiri guru dan staff tata usaha,b) menyediakan formulir
sebagai kepala sekolah bersama pengasuh dan pendaftaran, yang berisi tentang data diri peserta
dewan asatidz Pondok Pesantren Nurul Huda didik, data madrasah/sekolah asal dan data orang
Pringsewu.” tua/wali, dan pelaksanaan pendaftarannya sesuai
Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan dengan jadwal yang telah ditetapkan c)
bahwa pengawasan yang dilakukan adalah merumuskan syarat-syarat calon peserta didik, d)
pengawasan secara langsung oleh kepala sekolah penyebaran informasi menggunakan brosur,
bersama dengan pengasuh dan dewan asatidz banner, spanduk yang di sebar dan menggunakan
pondok pesantren nurul huda pringsewu website, radio dan e) melakukan sosialisasi
b. Kegiatan Manajemen Peserta Didik Berbasis kesekolah-sekolah, yang dilakukan oleh guru dan
Pesantren Dalam Pembentukan KarakterDi beberapa peserta didik.
MA Nurul Huda Pringsewu 3) Seleksi Peserta Didik
Seperti yang telah di paparkan olehWaka “Untuk seleksi kami menggunakan tes
KesiswaanIbu Siti Zubaidah, SE, tertulis dengan menjawab soal-soal yang berbasis
1) Analisis Kebutuhan Peserta didik umum seperti: IPA, IPS, matematika, bahasa
“ Disini kami melakukan rapat dahulu dan indonesia dan bahasa inggris. Selain itu kami

36
melakukan tes baca Al-Qur’an surat wajibnya Al- peserta didik dilakukan dengan beberapa langkah
Waqiah dan yang terakhir tes menulis surat al- yaitu pembinaan disiplin peserta didik,seperti
fatihah. Karena kita berbasis ponpes jadi berbau membuatketentuan jam masuk yaitu 07.15 WIB
Islami, selain itu tes ini juga berfungsi untuk dan jika peserta didik terlambat maka diberi
memilih kejuruan anak nanti ketika kelas X1” hukuman, selain itu adanya ketentuan khusus
Dari wawancara diatas dapat diambil dalam berpakaian wajib seragam, rapi, sopan
penjelasan bahwa dalam melakukan seleksi terutama seragam yayasan, kemudian guru BK juga
terhadap peserta didik menggunakan tes mengadakan razia terhadap cara berpakaian peserta
tertulisdengan menjawab soal-soal yang berbasis didik serta penampilan peserta didik seperti rambut
umum seperti: IPA, IPS, matematika, bahasa panjang bagi laki-laki, selain itu pada proses
indonesia dan bahasa inggris, selanjutnya tes baca pembelajaran guru wajib memberikan teguran dan
Al-Qur’an dan menulis arab. hukuman bagi siswa yang ribut dan tidak
4) Orientasi Peserta Didik memperhatikan pelajaran,MA Nurul Huda juga
“ Untuk orientasi siswa terhadap situasi dan mengadakan kegiatan ekstra kurikulersetiap 1
kondisi sekolah, kami sepenuhnya menyerahkan minggu sekali, diantaranya adalahKaligrafi,
kepada segenap panitia dari beberapa guru dan Qiro’ah, Da’i, Nasyid, Hadroh, Pramuka, Madding,
OSIS untuk menjalankan kegiatan tersebut, PASKIBRAKA, PIK-KRR, Matematika, MKKT
Alhamdulillah selama ini selalu berjalan dengan Nahwu-Sharaf, Akutansi, KIR, Volly Ball, English
lancar dan dari setiap periode ke periode, tentunya Club Dan Arabic Club dan menyediakan layanan
kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari khusus yang tersedia seperti bimbingan konseling,
pengawasan serta ala pesantren.” perpustakaan, UKS, Kantin dan lab komputer.
Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan 7) Pencatatan Dan Pelaporan Peserta Didik
bahwa masa orientasi siswa (MOS) dilakukan “ Dalam hal pencatatan dan pelaporan,
dengan baik serta tidak terlepas dari pengawasan peserta didik yang sudah diterima akan kami catat
guru-guru dan peneliti melihat semua kegiatan dalam buku induk peserta didik, daftar nama
dilakukan dengan ala pesantren seperti sholawatan peserta didik kami masukkan dalam daftar presensi
bersama, hadrohan bersama, dan materi tentang guna untuk mempermudah dalam mencatat
kepesantrenan, terutama hak dan kewajiban peserta kehadiran peserta didik dan memberikan penilaian,
didik selama masih menempuh pendidikan di kemudian yang sudah tercatat akan dilaporkan ke
madrasah,juga ada penampilan-penampilan bakat pangkalan data oneline dan ada juga daftar catatan
yaitu qiro’at, tartil,kaligrafi, Pagar Nusa, Nasyid pribadi peserta didik.”
dll. Dari wawancara diatas dapat diambil
5) Penempatan Peserta Didik penjelasan bahwa pencatatan peserta didik
“ Karena disini siswanya masih sedikit, dilakukan dengan memasukan data peserta didik
kami masih mencampur antara laki-laki dan dalam buku induk peserta didik, selanjutnya buku
perempuan, baik yang seumuran atau tidak, baik daftar presensi, kemudian setiap guru membuat
yang cerdas dengan yang kurang, Akan tetapi kami daftar nilai, dan mengenai pembagian lapor
melakukan pembagian kelas melihat dari nilai dilakukan dengan memberikan langsung kepada
SKHU, dan hasil tes, jika nilai keagamaanya tinggi peserta didik dan wali, kemudian masalah
maka kami masukkan kekelas AGAMA, sementara pengaturan perpindahanpeserta didik dilakukan
madrasah kami menyediakan dua kategori kelas dengan mengecek sekolah yang akan dimasuki
yaitu AGAMA dan IPS, untuk kelas X, XI dan apakah benar-benar mau menerima atau tidak
XIImasing-masing 2 kelas, 1 kelas untuk AGAMA peserta didik yang akan pindah, kemudian
dan 1 kelas untuk IPS.” menyelesaikan surar-surat yang diperlukan sebagai
Dari wawancara diatas dapat diambil pengantar yang akan dibawa peserta didik ketika
penjelasan bahwa MA Nurul Huda memiliki dua akan pindah kesekolah lain.
kategori/ jurusan kelas yaitu AGAMA dan IPS, 8) Kelulusan Dan Alumni
dalam pembagian kelasnya dilakukan dengan “ Mengenai kelulusan peserta didik kami,
melihat nilai SKHU dan hasil tes mereka, bagi sudah dianggap lulus jika sudah memenuhi syarat-
yang nilai keagamaanya tinggi maka dimasukkan syarat kelululsan yaitu peserta didik dinyatakan
kekelas AGAMA, selebihnya di kelas IPS. telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran,
6) Pembinaan Dan Pengembangan Peserta menyelesaikan administrasi, dan telah lulus Ujian
Didik Nasional, mengenai alumni kami tidak memiliki
“ Dalam pembinaan dan pengembangan organisasi ikatan alumni akan tetapi alumni
peserta didik kami melakukan beberapa langkah memiliki ikatan sendiri pada setiap angkatanya.”
yaitu pembinaan disiplin peserta didik kemudian Dari wawancara diatas dapat diambil
kami juga mengadakan kegiatan ekstra kurikuler penjelasan bahwa peserta didik dianggap lulus jika
serta memberikan layanan khusus.” sudah memenuhi syarat-syarat kelululsan yaitu
Dari wawancara diatas dapat diambil peserta didik telah menyelesaikan seluruh mata
penjelasan bahwa pembinaan dan pengembangan pelajaran, menyelesaikan administrasi, dan telah

37
lulus Ujian Nasional, dan juga seperti yang peneliti dan mengakui kesalahan yang telah diperbuat
lihat dalam pengambilan ijazah peserta didik kepada pengasuh dengan jujur tanpa ada cerita
diberikan syarat yaitu setoran hafalan surat penting tambahan. Dan juga Mengerjakan ujian tanpa
seperti Al-Waqi’ah, Ar-Rohman, Yasin dan Al- mencontek buku atau teman.
Mulk, mengenai alumni MA Nurul Huda Sifat Toleransi, hal ini terbukti dari walau di
Pringsewu tidak memiliki organisasi ikatan alumni pondok/disekolah terdapat banyak teman yang
akan tetapi ada ikatan alumni pada setiap berbeda baik dari suku, warna kulit, prestasi,
angkatanya. pendapat maupun latar belakang keluarga mereka
c. Keberhasilan Pembentukan Karakter tetap saja dapat berteman dengan baik, bekerja
Melalui Manajemen Peserta Didik Berbasis sama, dan saling tolong menolong.
Pesantren Di MA Nurul Huda Pringsewu Sifat Disiplin, hal ini terbukti dari ketika akan
Seperti yang telah di paparkan olehWaka masuk sekolah peserta didik sudah bersiap-siap
Kesiswaan Ibu Siti Zubaidah, SE, mandi sebelum subuh agar tidak terlambat masuk
“ Alhamdulillah Keberhasilan Pembentukan sekolah, dan juga tidak ada santri yang tidak sholat
Karakter Melalui Manajemen Peserta Didik berjamaah atau sholat dikamar sendiri, atau tidak
Berbasis Pesantren Di MA Nurul Huda Pringsewu mengaji karna dalam hal ini ada sanksi yang telah
dapat saya katakan cukup maksimal atau berhasil, di tentukan bagi santri yang melanggar.Sifat
hal ini terlihat dari perilaku peserta didik yang Mandiri, hal ini terbukti dari tidak ada
sopan santun, menghormati guru dan nilai-nilai ketergantungan dengan orang lain dalam
karakter yang kami perioritaskan dapat berhasil mengerjakan tugasnya/pekerjaanya, mencuci
dimiliki oleh peserta didik kami yaitu religius, pakaian sendiri, dan dapat memilih keputusan yang
jujur, toleransi, disiplin, mandiri, tepat dan bijaksana dalam menyelesaikan
bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli masalahnya sendiri.
lingkungan, kreatif, demokratis dan Sifat Bersahabat/komunikatif, hal ini terbukti
hormat/menghargai, harapan saya semoga Allah dari perilaku peserta didik yang berteman dengan
memberikan keberkahanya kepada kita semua.” siapapun tanpa memandang perbedaan apapun
Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan diantara mereka, serta menjalin komunikasi yang
bahwa pembentukan karakter peserta didik melalui baik kepada siapapun.
manajemen peserta didik berbasis pesantren dapat Sifat Gemar membaca, hal ini terbukti dari
dikatakan cukup berhasil, hal ini terbukti dari perilaku peserta didik yang lebih sering datang ke
tercapainya semua indikator atau nilai-nilai perpustakaan ketika ada jam kosong atau jam
karakter yang diperioritaskan oleh madarasah istirahat untuk membaca buku dibanding lebih
tersebut yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, banyak bermain, dan peserta didik juga tercatat
mandiri, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, sering maminjam buku diperpustakaan untuk
peduli lingkungan, kreatif demokratis dan dibaca dimana tempat yang mereka inginkan.
hormat/menghargai. Sifat Peduli lingkungan, hal ini terbukti dari
Selain itu peneliti juga melakukan observasi perilaku peserta didik yang dengan semangat saling
mengenai hal ini, dalam hasil observasi yang membagi tugas piket antar kamar/kelasnya masing-
peneliti lakukan bahwa hal tersebut memang benar masing, dan ketika melihat dimanapun yang terlihat
terbukti, disini peneliti melakukan pengamatan kotor dengan senang hati mereka akan
secara langsung kegiatan peserta didik di mulai dari membersihakanya sendiri tanpa ada perintah, tanpa
bangun tidur hingga tidur lagi, hal ini mudah untuk mengandalkan teman yang lain, serta tidak
dilakukan karena peneliti juga tinggal bersama membuang sampah sembarangan.
dengan peserta didik. Sifat Kreatif, dalam hal ini terbukti dari hasil
Hal yang pertama dikatakan oleh Waka karya yang telah dibuat oleh peserta didik/ santri
Kesiswaan ibu Siti Zubaidah, SE bahwa peserta dalam memenangkan beberapa lomba yaitu lomba
didik memiliki sifat religius hal ini terbukti dari daur ulang, mereka membuat banyak karya yang
perilaku peserta didik yang bangun pukul 02.30 berbeda-beda dan menarik salah satunya adalah
lalu mandi dan melakukan sholat tahajud, membaca baju gaun yang terbuat dari Koran, terlihat bagus
Al-Qur’an serta wirid hingga sampai waktu subuh sekali, kaligrafi yang sangat indah, bahkan karya
dan tidak hanya itu peserta didik juga peserta didik/santri Nurul Huda Pringsewu menjadi
berpenampilan rapi, sopan, dan bersih juga terlihat kejuaraan nasional Indonesia yaitu film pendek
kemanapun pergi selalu membawa Al-Qur’an dan yang berjudul Alif dan mendapat Juara III Nasional
buku miliknya, kemudian juga melakukan sholat di Jakarta, dan masih banyak lagi.
duha baik disekolah maupun dipondok . Sifat Demokratis, hal ini terbukti dari perilaku
Sifat Jujur, hal ini terbukti dari prilaku peserta peserta didik yang melakukan pemilihan
didik misalnya dalam pengambilan jatah makan, kepemimpinan secara demokrasi baik disekolah
mereka tidak pernah mengambil lebih dari jatah maupun dipondok dan contoh kecilnya lagi adalah
yang telah diberikan walau tanpa pengawasan, ketika kelasnya mendapatkan Juara dalam lomba
selain itu peserta didik juga berani meminta maaf maka hasil atau hadiah yang mereka dapatkan

38
dapat dirasakan oleh semua peserta didik efektivitas kegiatan masih belum merata, dan
sekelasnya, mereka membagi rata hasilnya dengan budaya negatif dari luar pun berpengaruh terhadap
senang hati. kelancaran kegiatan.”
Sifat Hormat/menghargai, hal ini terbukti Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan
dengan perilaku siswa yang saling menghormati bahwa yang menjadi faktor penghambatnya adalah
kepada yang lebih tua darinya orang tua, guru dan (a) standar perawatan media pembelajaran masih
dengan sesama teman. Serta adanya saling belum memadai, hal ini terbukti ketika akan
menghargai terhadap perbedaan pendapat maupun menggunakanya sedang dalam keadaan rusak atau
hal lainya yang dapat di selesaikan dengan baik, bahkan hilang sehingga kegiatan terhambat atau
serta saling menghargai antar prestasi sesama kurang efektif (b) tradisi pesantren dengan corak
teman. kesederhanaannya, (c) minimnya budaya kritis, (d)
d. Faktor Pendukung Manajemen Peserta efektivitas kegiatan belum merata, hal ini
Didik Berbasis Pesantren Dalam disebabkan masih kurangnya kerja sama sekolah
Pembentukan Karakter Di MA Nurul Huda dengan pengurus pondok antar komplek yang
Pringsewu memiliki peraturan dan jadwal yang berbeda-beda
Seperti yang telah di paparkan olehWaka dan (e) budaya negatif dari luar, seperti adanya
KesiswaanIbu Siti Zubaidah, SE,“ Menurut saya, pengaruh teman dari luar yang tidak mukim di
yang menjadi faktor pendukungnya yang pertama pondok.
adalah motivasi kyai, ustadz/guru dan siswa yang E. Penutup
menunjang yang kedua adalah adanya media 1) Kesimpulan
pembelajaran yang memadai, apabila media Dari hasil penelitian yang telah
pembelajaran kurang memadai maka tidak akan dilkakukan, maka dapat diambil beberapa
berjalan dengan efektif, selanjutnya adalah dengan Kesimpulan, yaitu:
iklim dan tradisi pesantren yang mendukung, 1. Manajemen peserta didik berbasis pesantren
sehingga peserta didik dapat dengan mudah untuk dalam pembentukan karakter di MA Nurul
beradaptasi, kemudian juga figurisasi kyai dan Huda Pringsewu, menggunakan strategi moral
ustadz atau guru juga sangat penting sebagai knowing, moral feeling, dan moral action.
teladan konkrit bagi peserta didik, terakhir adalah Adapun ruang lingkupnya meliputi: analisis
program vokasional (keterampilan) dengan media kebutuhan, rekrutmen, seleksi, orientasi,
yang memadai serta komunikasi yang baik antara penempatan, pembinaan/pengembangan,
lembaga dan masyarakat.” pencatatan/pelaporan dan kelulusan/alumni.
Dari wawancara diatas dapat diambil penjelasan Serta dalam aplikasinya menggunakan empat
bahwa faktor pendukung manajemen peserta didik fungsi manajemen yaitu:
berbasis pesantren dalam pembentukan karakter di a. Perencanaan (Planning) Cara yang
MA Nurul Huda Pringsewuadalah (a) motivasi dilakukan adalah dengan beberapa langkah:
kyai, ustadz/guru, dan siswa yang menunjang, , hal (a) menentukan nilai-nilai karakter yang
ini terbukti dikarenakan peserta didik MA Nurul diprioritaskan, (b) melakukan sosialisasi, (c)
Huda Pringsewuyang juga merupakan santri dan mempersiapkan program harian, dan (d)
tinggal dipondok pesantren nurul huda, sehingga melaksanakan pembiasaan dalam perilaku
motivasi dari pak kyai, dan ustadz/guru sangat keseharian.
diperlukan, dan juga dengan adanya peserta didik b. Pengorganisasian (Organizing) Cara yang
yang menunjang, maka manajemen peserta didik dilakukan adalah membentuk struktur
akan terlaksana, (b) media pembelajaran yang organisasi dengan Dewan Asatidz Pondok
memadai, (c) iklim dan tradisi pesantren yang Pesantren Nurul Huda Pringsewu.
mendukung, (d) figurisasi kyai dan ustadz/guru c. Pelaksanaan (Actuating) Cara yang
sebagai teladan konkrit, (e) program vokasional dilakukan adalah dengan menggunakan
dengan media yang memadai (f) komunikasi yang empat sistem yaitu sistem formal, sistem
baik dengan masyarakat. non formal, sistem organisasi dan sistem
e. Faktor Penghambat Manajemen Peserta vokasional.
Didik Berbasis Pesantren Dalam d. Pengawasan (Controlling) Pengawasan yang
Pembentukan Karakter Di MA Nurul Huda dilakukan adalah pengawasan secara
Pringsewu langsung oleh Kepala Sekolah bersama
Seperti yang telah di paparkan oleh Waka Dengan Pengasuh Dan Dewan Asatidz
Kesiswaan Ibu Siti Zubaidah, SE,“ Kalau faktor Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu
penghambatnya, adalah masih kurangnyastandar 2. Keberhasilan Manajemen Peserta Didik
perawatan media pembelajaran, kemudian tradisi Berbasis Pesantren dalam Pembentukan
pesantren dengan corakkesederhanaanya, Karakter Di MA Nurul Huda Pringsewu adalah
minimnya budaya kritis juga menjadi faktor dilihat dari ketercapaian indikator yang ada di
penghambat karena tidak ada ide-ide baru dan lapangan, yaitu ada sebelas nilai karakter yang
inovasi baru dalam pelaksanaanya, dan juga terbentuk: religius, jujur, toleransi, disiplin,

39
mandiri, bersahabat/komunikatif, gemar b. Hendaknya mempertahankan untuk selalu
membaca, peduli lingkungan, kreatif, memberikan teladan yang baik, sehingga
demokratis dan hormat/menghargai. proses penanaman karakter akan lebih
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat efektif karena adanya figur yang dapat
Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren segera dicontoh dalam kehidupan sehari-
dalam Pembentukan Karakter Di MA Nurul hari.
Huda Pringsewu adalah sebagai barikut: c. Hendaknya meningkatkan kembali
a. Faktor Pendukung meliputi: komunikasi dengan peserta didik, khususnya
1) Motivasi kyai, ustadz/guru, dan siswa yang peserta didik yang tidak mukim di asrama
menunjang pelaksanaan pembentukan pondok
karakter. 3. Peserta Didik
2) Media pembelajaran yang memadai dan a. Hendaknya lebih aktif dan semangat lagi
menunjang keberlangsungan proses belajar untuk mengikuti segala kegiatan yang
mengajar. berperan dalam penanaman nilai-nilai
3) Iklim dan tradisi pesantren yang mendukung karakter peserta didik.
4) Figurisasi kyai dan ustadz/guru sebagai b. Hendaknya dapat mendiskusikan antara
teladan konkrit, materi umum dengan materi agama,
5) Program vokasional dengan media yang sehingga terbentuk karakter yang tidak
memadai. terbatas pada nilai-nilai agama saja.
6) Komunikasi yang akrab antara lembaga c. Hendaknya menambah terus wawasan
dengan masyarakat, keilmuan yang tidak hanya terbatas pada
b. Faktor Penghambat meliputi: penguasaan ilmu-ilmu agama saja.
1) Standar perawatan media
pembelajaran masih belum memadai
2) Tradisi pesantren dengan corak DAFTAR PUSTAKA
kesederhanaannya
3) Minimnya budaya kritis Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam
4) Efektivitas kegiatan belum merata, dari Ordonansi Guru sampai UU
dan Sisdiknas (Jakarta: PT. RajaGrafindo
5) Budaya negatif dari luar. Persada, 2013)
Ali Imron, Manajemen Peserta Diddik Berbasis
2) SARAN Sekolah (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Saran-saran yang akan penulis ajukan 2012)
tidak lain sekedar untuk memberikan masukan E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep,
dengan harapan agar upaya pembentukan karakter Strategi, dan Implementasi (Bandung
di MA Nurul Huda Pringsewu dapat berjalan Remaja Rosdakarya, 2012
dengan optimal. Adapun saran-saran berikut Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif
penulis sampaikan kepada: (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000)
1. Kepala MA Nurul Huda Pringsewu Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju
a. Hendaknya meningkatkan kembali Pembentukan Karakter Menghadapi
komunikasi dengan pengasuh Pondok Nurul Arus Global (Yogyakarta,Kurnia Kalam
Huda sebagai induk dari MA Nurul Huda Seme sta.2014)
agar semuanya proaktif memberikan Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Peneletian
dukungan dan motivasi kepada pendidik dan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
kependidikan agar berkomitmen bersama Rosdakarya, 2012)
dalam melaksanakan pengelolaan peserta Purwanti, E. (2017). Implementasi Penggunaan
didik berbasis pesantren sehingga dapat SSP (Subject Specific Pedagogy)
mencetak output yang baik dan pintar. Tematik Integratif Untuk Menanamkan
b. Hendaknya mengintegrasikan para pendidik Tanggung Jawab, Kerja Keras, Dan
dari rumpun agama dengan non agama, Kejujuran. Terampil: Jurnal Pendidikan
sehingga lebih terjalin komunikasi yang dan Pembelajaran Dasar, 3(2), 363-385.
baik dan membangun kolaborasi dalam Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
rangka menanamkan nilai-nilai karakter atau Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
moral kepada peserta didik R&D (Bandung: Alfabeta, 2009)
2. Pendidik Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam;
a. Hendaknya pendidik mempertahankanuntuk Konsep, Strategi, dan Aplikasi
selalu aktif terlibat dalam segala kegiatan (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009)
yang berperan dalam penanaman nilai-nilai Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2
karakter peserta didik. (Yogyakarta: Andi, 2004)

40
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008.
Manajemen Pendidikan.Yogyakarta:
Aditya Media Bekerja Sama dengan FIP
Sumardi Sunyobroto, Metode Penelitian, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995)
Zubaedi, Desain Pembentukan Karakter Konsep,
Dan Alikasinya Dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana prenada
media group,2011)

41

You might also like