Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
a. Ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan lebih panas dari daerah-daerah lain
di Bumi. Akibatnya, gunung es akan meleleh dan daratan akan menyusut. Akan lebih
sedikit es yang mengambang di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat meleleh. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan condong untuk meningkat.
Kata memanas kurang tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena menggunakan
imbuhan me- yang menjadikan makna dari kata panas itu sendiri berubah.
Kata enteng tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena konteksnya tidak
cocok dengan topik mengenai salju.
b. Penggunaan flipped classroom memberikan inovasi dalam proses belajar dan
pembelajaran pada matakuliah keterampilan membaca. Peran dosen dalam proses
pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang memberikan beberapa dampak positif
kepada mahasiswa, yakni: 1) mahasiswa termotivasi untuk belajar serta mampu
merespon pertanyaan dengan cepat, 2) mahasiswa dapat saling menghormati pendapat
satu sama lain, dan 3) mahasiswa memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif
tentang materi keterampilan membaca. Gaya belajar mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan keterampilan membaca menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki gaya belajar yang visual, auditori, dan kinestetik.
Kata menyerahkan kurang tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena akan
menyebabkan perubahan makna dalam kalimat tersebut, sehingga kata yang tepat
yaitu memberikan.
Kalimat ...untuk dan pembelajaran... memiliki makna yang tidak jelas dan tidak
efektif, sehingga kalimat tersebut diganti dengan kata belajar.
Kata pembelajar memiliki arti sebagai ‘orang yang mempelajari’, sehingga dalam
konteks tersebut tidak tepat jika menggunakan kata tersebut.
Salah satu ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia adalah membaca
(BSNP, 2006: 110). Dari hal tersebut maka standar kompetensi dan kompetensi dasar
membaca disusun guna mempermudah guru dan peserta didik dalam melakukan
proses pembelajaran. Pembelajaran membaca menurut Tarigan (1979: 22-140)
meliputi membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca telaah bahasa, dan
membaca telaah isi. Membaca telaah isi dibagi menjadi membaca teliti, membaca
kritis, membaca ide, dan membaca pemahaman.
Sekolah di masa sekarang ini lebih banyak memberikan buku pelajaran berupa
textbook, meskipun sudah ada variasi dan inovasi berupa penambahan ilustrasi tetapi
belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan minat baca siswa.
Minat membaca yang rendah menyebabkan keaktifan dan keterampilan membaca
pemahaman menjadi rendah. Kerumitan bahan ajar yang disampaikan semakin
membuat siswa kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran termasuk buku bahasa
Indonesia. Siswa biasanya akan lebih tertarik membaca buku cerita bergambar
(seperti komik) daripada buku pelajaran, dikarenakan komik memiliki alur cerita yang
runtut dan teratur, sehingga menarik dan memudahkan untuk diingat kembali.
Hal serupa diungkap oleh Endarwati (2015: 1-5) dalam artikel yang berjudul
Komik Cantik. Endarwati berpendapat bahwa sekali membaca komik, langsung
ketagihan. Hal tersebut dikarenakan ia sendiri juga merasakannya ketika pertama kali
membaca komik. Doraemon adalah judul komik pertama yang ia abaca. Pasti semua
orang tahu tentang Doraemon. Dari kalangan tua hingga kalangan muda hampir
semuanya tahu robot kucing yang menggemaskan ini. Hal tersebut dikarenakan
karakter Doraemon digambarkan sebagai sosok yang lucu dan suara seraknya yang
khas. Belum lagi kantong ajaibnya yang dapat mengeluarkan benda-benda aneh. Dari
segi cerita memang tidak ada klimaks ataupun anti klimaksnya.
Dari sinilah muncul ide untuk menggabungkan daya tarik komik, seperti
pengemasannya yang menarik, jalan cerita yang runtut dan mudah dipahami dari buku
pelajaran yang cenderung textbook sehingga siswa tertarik untuk membacanya. Hakim
(2015: 1-3) dalam artikelnya berjudul Komik Jokowi! menjelaskan bahwa dulu komik
tidak terlalu dapat diterima sebagai satu bacaan yang bermanfaat. Bahkan banyak
orang tua dan guru sekolah yang melarang anak-anaknya untuk membaca komik.
Namun faktanya justru berkebalikan, banyak anak-anak yang sangat gemar membaca
komik. Seperti komik Mahabarata oleh RA Kosasih, Wayang Purwa, Sri Asih, Siti
Gahara dan banyak lagi lainnya. Dari luar negeri, ada juga muncul di koran-koran
tertentu cerita bergambar mirip komik seperti Flash Gordon.
Selain bukti empiris di atas, alasan lain pemilihan strategi ini karena strategi
PQ4R diperkirakan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Strategi belajar PQ4R
dengan media komik sangat efektif dan cocok digunakan untuk pembelajaran di ruang
kelas oleh guru agar dapat meningkatkan mtoivasi dan keterampilan membaca
pemahaman cerita anak yang didasarkan dengan berbagai pertimbangan. Pertama,
strategi belajar PQ4R dengan media komik memiliki metode dan media baru yang
lebih memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman cerita anak dan pencapaian-pencapaian yang terarah, dengan
menggunakan strategi belajar PQ4R dengan media komik, guru akan menggabungkan
keistimewaan belajar agar prestasi siswa dapat maksimal. Kedua, strategi belajar
PQ4R dengan media komik merupakan metode dari beberapa teori pendidikan yang
selaras dengan fungsi kerja otak, sehingga akan mampu meningkatkan kemampuan
guru untuk membantu kemampuan murid untuk meningkatkan motivasi dan
keterampilan membaca pemahaman cerita anak.
Hal ini sama seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh
Wahyuningsih (2012: 19- 27) bahwa media pembelajaran komik bergambar pada
materi sistem saraf manusia yang diaplikasikan dengan strategi PQ4R menumbuhkan
sikap positif siswa untuk membaca dan mempelajari materi sehingga mendorong
siswa menjadi pembaca yang efektif, efisien, dan berdampak pada peningkatan minat,
aktivitas, dan hasil belajar siswa secara klasikal. Atas dasar pertimbangan tersebut
maka strategi belajar PQ4R dengan media komik diyakini mampu mengatasi
permasalahan di kelas yang berkaitan dengan pengajaran materi keterampilan
membaca pemahaman cerita anak oleh guru. Pada suasana yang nyaman dan
menyenangkan inilah, siswa akan lebih termotivasi melakukan pencarian dan
penjelajahan sesuai dengan karakter siswa yang masih memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi inilah akan meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman cerita anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membuktikan penggunakan strategi PQ4R dengan media komik dapat memiliki
keterampilan membaca pemahaman cerita anak yang lebih baik dari pada diajar
dengan menggunakan strategi ekspositori.