Jurnal Ke 4
Jurnal Ke 4
Jurnal Ke 4
Abstract
This study aimed at determining the Indonesian language errors in beverage product
advertisements through national television in terms of pronunciation which included adding
phoneme at the end of a word (paragoge), omitting phoneme at the beginning of a word
(apheresis), omitting phoneme in the middle of a word (syncope), omitting phoneme at the end
of a word (apocope), and a sound becomes similar or identical to a neighboring sound
(assimilation). This study employed a descriptive qualitative research where the data were in
the form of words uttered by the advertisement stars of the beverage products in national
television. The techniques used in this study were recording, listening, and note-taking. Based
on the results and discussion, there were twenty-two beverage product advertisements in
which there were seventy data containing errors in pronunciation. They were divided into
seventeen data which got the addition of a phoneme at the end of the words. Thirty-four data
experienced the omission of phonemes at the beginning of words. Five data obtained the
omission of phonemes in the middle of the word. One data gained the omission of a phoneme
at the end of a word. Thirteen data had the sounds became similar or identical to the
neighboring sounds.
Keywords: Indonesian Language Error (Pronunciation), Beverage Product Advertisements in
National Television, Sound Change
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan berbahasa Indonesia dalam iklan produk
minuman melalui televisi nasional pada bidang pelafalan yang mencakup penambahan fonem
di akhir kata (paragog), pelesapan fonem di awal kata (aferesis), pelesapan fonem di tengah
kata (sinkop), pelesapan fonem di akhir kata (apokop) dan bunyi berbeda dijadikan sama
(asimilasi). Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
adalah kata yang diujarkan oleh bintang iklan produk minuman yang ada di televisi nasional.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik simak, dan teknik
catat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat dua puluh dua iklan produk
minuman yang terdapat kesalahan dan tujuh puluh data yang terdapat kesalahan dalam
pelafalan. Tujuh belas data yang mengalami penambahan fonem di akhir kata. Tiga puluh
empat data yang mengalami pelesapan fonem di awal kata. Lima data yang mengalami
pelesapan di tengah kata. Satu data yang mengalami pelesapan fonem di akhir kata, serta tiga
belas data yang mengalami perubahan bunyi berbeda dijadikan sama.
Kata Kunci: kesalahan berbahasa indonesia (pelafalan), iklan produk minuman televisi
nasional, perubahan bunyi.
1
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia untuk saling
berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Penguasaan sebuah bahasa termasuk bahasa
Indonesia terkait dengan bunyi bahasanya. Bahasa seseorang akan dapat dipahami dengan baik
ketika bahasa disampaikan dengan jelas. Sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia masih
sering salah dalam melafalkan kata. Perihal tersebut disebabkan karena masyarakat Indonesia
menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa ibu, sehingga hal tersebut
dapat mempengaruhi kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Kesalahan berbahasa pada pelafalan tidak hanya terjadi dalam keadaan acara penting
seperti sedang menyiarkan berita, berpidato dan lain sebagainya, namun dapat juga terjadi
dalam suatu periklanan di media televisi nasional. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang analisis kesalahan berbahasa, karena penggunaan bahasa di zaman sekarang ini lebih
banyak yang hanya sekedar ikut-ikutan atau mengikuti tren agar terlihat keren. Namun, tidak
mengedepankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa
Indonesia baku tidak lagi menjadi perhatian. Hal ini, peneliti berharap dapat mengajak dan
mengedukasi masyarakat untuk lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Qhadafi (2018: 2-3) menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa merupakan suatu
penyimpanagan terhadap kaidah (norma) atau aturan yang telah ditentukan. Kesalahan
berbahasa adalah pemakaian bahasa yang menyimpang dari faktor-faktor penentu
berkomunikasi tersebut dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan-
kesalahan berbahasa dapat terjadi pada anak-anak, orang dewasa yang telah menguasai
bahasanya, maupun orang asing yang sedang mempelajari suatu bahasa.
Menurut (Setyawati, 2013:13-14) penyebab kesalahan berbahasa tersebut terdapat pada
orang yang memakai bahasa yang bersangkutan, bukan pada bahasa yang digunakannya.
Namun, ada tiga kemungkinan faktor penentu yang dapat menyebabkan kesalahan berbahasa,
antara lain dipengaruhi oleh bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya. Hal ini dapat dimaknai
bahwa terjadinya kesalahan berbahasa dikarenakan terbawa dari bahasa ibu atau bahasa
pertama (B1) ke bahasa kedua (B2) yang dipelajari oleh pembelajar. Maka karena itu dasar
kesalahannya terletak pada perbedaan antara sistem bahasa pertama (B1) dan sistem bahasa
kedua (B2). Ketidaktahuan pengguna bahasa tentang bahasa yang mereka gunakan.
Jenis-jenis kesalahan berbahasa menurut Slamet (dalam Faisah, 2019: 27) yaitu:
kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, kesalahan berbahasa pada tataran morfologis,
kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis, kesalahan berbahasa pada tataran semantik,
kesalahan berbahasa pada tataran wacana. Kesalahan berbahasa pada tingkat penerapan kaidah
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Fonologi adalah ilmu yang menyelidiki fonem-fonem suatu bahasa (Mulyaningsih,
2014:3). Chaer (2013:1) menyatakan bahwa kata fonologi secara etimologis berasal dari
gabungan kata fon yang berarti “bunyi”, dan logi yang berarti “ilmu”. Sebagai ilmu, fonologi
secara umum didefinisikan sebagai bagian dari studi linguistik yang mempelajari, membahas,
membicarakan, dan menganalisis bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara manusia.
Analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah kesalahan berbahasa
Indonesia dalam tataran linguistik dalam aspek fonologi, dapat ditemukan dalam perubahan
pelafalan fonem, penambahan fonem di awal kata (paragog), pelesapan fonem di awal kata
2
(aferesis), pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), pelesapan fonem di akhir kata (apokop),
serta perubahan bunyi yang berbeda dijadikan sama (asimilasi).
Adapun teori penelitian ini ditinjau menggunakan studi ilmu bunyi yang dikemukakan
oleh Crowley, yakni perubahan fonetis tanpa perubahan fonem, perubahan fonetis dengan
perubahan fonem, dan perubahan fonem tanpa perubahan fonetis. Perubahan bunyi yang akan
dibahas di dalam penelitian ini adalah perubahan bunyi yang tidak menimbulkan perubahan
makna.
Istilah iklan sering disebut dengan berbagai istilah, di Amerika dan di Inggris iklan
disebut advertising. Di Prancis, iklan disebut reclame, yang berarti sesuatu harus diteriakkan
berulang kali. Di wilayah Arab disebut I’lan, maka dari itu penggunaan bahasa orang
Indonesia diucapkan sebagai iklan dan kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia untuk
menyebut advertensi. Istilah periklanan, seorang pers nasional pada tahun 1951, yaitu
Seodarjho Tjokrosisworo, memperkenalkan istilah periklanan untuk menggantikan istilah
advertentie yang sesuai dengan penggunaan bahasa nasional Indonesia (Rosita, 2016: 6).
Jenis-jenis iklan ada berbagai macam yaitu (1) jika berdasarkan dengan isinya dibagi
menjadi 3, yaitu terdapat iklan penawaran, iklan layanan masyarakat, serta iklan
pemberitahuan, (2) jika berdasarkan dengan tujuannya dibagi menjadi 2, yaitu iklan komersial
dan iklan non komersial, dan (3) jika berdasarkan dengan medianya dibagi menjadi 3, yaitu
media cetak, media elektronik, dan media online.
Fungsi periklanan dalam pemasaran adalah untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan
keinginan konsumen agar suatu produk dapat mencapai kepuasan (Lukitaningsih, 2013:121).
Iklan televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori top atau above the
line (Sulistiyawati, 2016: 91). Umumnya iklan televisi mengandung unsur suara, gambar dan
gerak, sehingga iklan yang muncul melalui media televisi juga merupakan 'perwajahan' dari
suatu produk komersial tertentu yang didistribusikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat
memiliki informasi tentang produk tersebut. Maksud agar masyarakat yang telah menerima
informasi akan mengkonsumsi produk yang diiklankan (Sulistiyawati, 2016: 91).
Televisi merupakan benda mati yang dapat menghasilkan suara dan gambar yang
bergerak. Banyak produsen memilih televisi sebagai media untuk mengenali produk yang
mereka produksi. Peluncuran produk dikemas dalam iklan yang ditayangkan di televisi
nasional, seperti: ANTV, SCTV, INDOSIAR, TRANS7, TRANSTV, TVONE, RTV, NET
TV, KOMPAS TV, METRO TV, TVRI. Iklan komersial yang ada di televisi nasional
Indonesia tersebut masih ditemukan adanya kesalahan berbahasa dalam pelafalan. Baik itu
dalam produk kecantikan, makanan ataupun minuman, namun penelitian ini hanya akan
memfokuskan meneliti iklan pada produk minuman karena memiliki lebih banyak merek dan
varian. Mulai dari air mineral, teh, isotonik, kopi, jeruk hingga yang bersoda.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia dalam iklan produk minuman melalui televisi
nasional. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan, menganalisis, serta mengajukan
data secara objektif mengenai objek penelitian. Sugiyono (2016: 8-9) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitian
dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting).
Penelitian kualitatif menitik beratkan pada keluasan dan kedalaman suatu fenomena agar
dapat mengungkap lebih banyak dan lebih bermakna tentang suatu fenomena yang menjadi
3
objek penelitian (Gumilang, 2016: 146). Penelitian ini akan difokuskan pada analisis
kesalahan berbahasa Indonesia dalam iklan produk minuman. Batasannya mendeskripsikan
kesalahan pelafalan (pengucapan) yang meliputi paragog, aferesis, sinkop, apokop, dan
asimilasi.
Penelitian ini menggunakan data berupa kesalahan pelafalan pada iklan produk
minuman. Sumber data dalam penelitian ini yaitu iklan komersial di televisi nasional seperti
ANTV, SCTV, INDOSIAR, TRANS7, TRANSTV, TVONE, RTV, NET TV, KOMPAS TV,
METRO TV, TVRI. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang digunakan secara
bersamaan, yaitu: observasi, rekaman, simak, serta pencatatan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman, kegiatan dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsun secara terus menerus hingga tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh (Sugiyono, 2016: 246). Adapun langkah-langkah teknik analisis
datanya yaitu mereduksi data, penyajian data, dan memverifikasi.
Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif berupa catatan lapangan,
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk tersebut menggabungkan informasi yang
tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah diakses, sehingga memudahkan untuk melihat
apa yang terjadi, apakah kesimpulannya benar atau sebaliknya melakukan analisis ulang
(Rijali, 2018: 94). Setelah data terkumpul, peneliti melakukan penyajian data dengan cara
memasukkan kosakata yang terdapat kesalahan dalam iklan produk minuman tersebut pada
tabel penyajian data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari empat puluh iklan
produk minuman hanya dua puluh satu produk minuman yang terdapat kesalahan
berbahasanya. Dua puluh dua iklan produk minuman tersebut yaitu Aqua, Activ Water, Drink
Beng-beng Energen, Frestea, Ichi Ocha, Iso Plus, Kratingdaeng Red Bull, Le Minerale, Milo,
Minute Maid Pulpy, Mizone, Nescafe, Nu Milk Tea, Okky Jelly Drink, Sariwangi, Sprite
Waterlemon, Torabika Gilus Mix, Teh Botol Sosro, Teh Pucuk Harum, dan Top Coffe.
Keseluruhan data yang ditemukan dalam iklan produk minuman tersebut yaitu tujuh
puluh kesalahan pelafalan yang terbagi lima jenis antara lain: penambahan fonem di akhir kata
(paragog), pelesapan atau penghilangan fonem di awal kata (aferesis), pelesapan atau
penghilangan fonem di tengah kata (sinkop), pelesapan atau penghilangan fonem di akhir kata
(apokop) dan perubahan bunyi yang berbeda dijadikan sama (asimilasi).
Pembahasan
1. Penambahan fonem di akhir kata (paragog)
Penambahan fonem di akhir kata disebut juga dengan kata paragog. Proses
penambahan fonem dapat terjadi satu atau lebih pada akhir kata. Kesalahan berbahasa pada
pelafalan iklan produk minuman terdapat pada pelafalan iklan Aqua, Drink Beng-beng,
Minute Maid Pulpy, Torabika Gilus Mix, Nescafe, Sariwangi, Le Minerale, Nu Milk Tea,
Okky Jelly Drink, dan Milo. Terdapat pada kutipan data di bawah ini:
Penambahan fonem konsonan /h/
[kamu] [kamUh]
[ini] [inĩh]
[dulu] [dulUh]
4
[vanila] [vanilah]
[kami] [kamĩh]
[baru] [barUh]
[mama] [mamah]
[papa] [papah]
[bagaimana] [gimanah]
[apa] [apah]
[itu] [tUh]
[itu] [tUh]
Penyebab dari penambahan fonem tersebut adalah akibat dari perkembangan sejarah
yang tergolong dalam anaftiksis-paragog. Kesalahan berbahasa yang terjadi pada iklan produk
minuman yaitu penambahan fonem konsonan /h/ yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
dan mengakibatkan fonem /i/ dan /u/ vokal tinggi atas berubah menjadi fonem /ĩ/ dan /U/
vokal tinggi bawah pada pelafalan [ini] dan [kamu].
Kesalahan berbahasa yang diujarkan oleh bintang iklan produk minuman tersebut yang
mengalami penambahan fonem /h/ di akhir kata terjadi akibat dari perkembangan sejarah serta
pengaruh lingkungan sosial, karena terbiasa mengucapkan dan mendengarkan pelafalan
tersebut. Penambahan fonem [h] pada data tersebut termasuk bunyi sertaan aspirasi.
6
Torabika Gilus Mix, Le Minerale (SCTV), Le Minerale (NET TV), Ichi Ocha, Frestea, dan
Energen. Terdapat pada kutipan di bawah ini:
Perubahan fonem vokal /ĩ/ menjadi /ɛ/
[pɛngĩn] [pɛngɛn]
[sanitiz∂r] [sanitɛs∂r]
Perubahan fonem vokal /a/ menjadi /∂/
[d∂ras] [d∂r∂s]
[p∂das] [p∂d∂s]
[s∂gar] [s∂g∂r]
[c∂pat] [c∂p∂t]
[b∂nar] [b∂n∂r]
[t∂man] [t∂m∂nan]
Penyebab dari perubahan bunyi fonem dari data tersebut adalah akibat adanya
pengaruh bunyi lingkungan yang tergolong dalam asimilasi progresif. Asimilasi progresif
merupakan perubahan bunyi secara fonetis akibat pengaruh yang berada sebelum atau
sesudahnya.
Asimilasi progresif terjadi akibat pengaruh bunyi di awal kata, seperti pada bunyi
fonem vokal /i/ dilafalkan menjadi fonem vokal /ɛ/ serta vokal /a/ menjadi /∂/. Terjadi karena
mengalami asimilasi bunyi. Asimilasi bunyi adalah penyesuaian bunyi berdasarkan
lingkungan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa dari empat puluh iklan produk minuman hanya dua puluh dua produk
iklan minuman yang terdapat kesalahan berbahasa pada pelafalannya. Dua puluh dua iklan
produk minuman.
Keseluruhan data yang ditemukan dalam iklan produk minuman tersebut yaitu tujuh
puluh kesalahan pelafalan yang terbagi lima jenis antara lain: penambahan fonem di akhir kata
(paragog), pelesapan atau penghilangan fonem di awal kata (aferesis), pelesapan atau
penghilangan fonem di tengah kata (sinkop), pelesapan atau penghilangan fonem di akhir kata
(apokop) dan perubahan bunyi yang berbeda dijadikan sama (asimilasi).
SARAN
Penelitian ini diharapkan bagi pembaca dapat mencermati penggunaan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar pada iklan baik itu iklan produk minuman maupun iklan
produk lainnya. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya, penelitian kesalahan berbahasa
pada pelafalan iklan produk minuman ini dapat dikaji berdasarkan teori lain, seperti teori
morfologi, semantik, sintaksis, dan pragmatik. Apabila menggunakan kajian fonologi, masih
bisa dikaji untuk melakukan penelitian selanjutnya, seperti menggunakan kajian fonetik.
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Jauharoti. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surabaya: LkiS (UINSBY)
Chaer, Abdul. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisah, Nur. (2019). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat di
Kantor Kelurahan Layanan Indah. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4 (1), 26-31.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/10042
7
Gumilang, Galang Surya. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bimbingan dan
Konseling. Jurnal Fokus Konseling, 2 (2), 144-159.
https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus/article/view/218
Lukitaningsih, Ambar. (2013). Iklan yang Efektif sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran.
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 13 (2), 116-129.
https://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Ekonomi/article/view/670
Mulyaningsih. (2014). Perbandingan Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 13 (1), 1-10.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/article/view/804
Muslich, Masnur. 2017. Fonologi Bahasa Indonesia (Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi
Bahasa Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.
Qhadafi, M. R. (2018). Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang Disempurnakan dalam Teks
Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Jurnal Bahasa dan Sastra, 3 (4), 1-21.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/10525
Rijali, Ahmad. (2018). Analisis Data Kulitatif. Jurnal Alhadharah, 17 (33), 81-95.
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhadharah/article/view/2374
Rosita, Nela Indri. (2019). Analisis Makna dalam Iklan Kartu Seluler. Jurnal Bastra, 1 (1), 1-
25. http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/view/1054/693
Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulistiyawati, Puri. (2016). Analisis Semiotika Makna Pesan pada Iklan Axis Versi “Iritologi
– Menatap Masa Depan”. Jurnal Andharupa, 2 (1), 88-102.
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/andharupa/article/view/1066