2 PB
2 PB
2 PB
*[email protected]
**[email protected]
Abstract. The volume and tonnage of stockwash at the Bauxite Processing Plant have a great influence
on the achievement of the company's production targets, so it is necessary to carry out good monitoring
so that the loss of material in the stockwash can be minimized. Material loss can occur in the process,
transportation and washing as well as the process of stacking material in the stockwash. Material that has
been stacked on the stockwash can also be one of the factors for the occurrence of material loss, another
factor is the uncertainty of the material production calculation data that has been washed in the field. So to
ensure its production for that it is necessary to carry out laboratory analysis. Based on the calculation
results that have been carried out, the difference between stock balance CF 50% and stock balance from
laboratory analysis at Bauxite Processing Plant 1 and 2 is 3.389,05 tons. Based on the comparison chart,
the results of the stock balance calculation from the laboratory analysis look more accurate when compared
to the calculation of stock balance data truck count CF 50%.
1
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
Berdasarkan observasi di lapangan dan merujuk tambang ke lokasi pit PT. Jaga Usaha Sandai sejauh
dari data terakhir perusahaan, perbandingan tonase ± 8 km.
dari data truck count (asumsi Concretion Factor
50%), dan tonase hasil analisa laboratorim sering
mengalami selisih sehingga hal ini menyebabkan
kehilangan material (lose material) pada stockwash
Bauxite Processing Plant 1 dan 2.
Terjadinya kehilangan material menyebabkan
ketercapaian target produksi menjadi tidak optimal
dari target yang sudah ditetapkan di perusahaan,
sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
perhitungan perbandingan tonase antara tonase data
truck count (asumsi CF 50%) dan tonase hasil
analisa laboratorium untuk mengetahui persentase
selisih perbandingan dan faktor penyebab
Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
kehilangan material tersebut.
2.2 Kondisi Geologi Regional
2.Tinjauan Pustaka
Secara keseluruhan daerah ketapang terletak pada
2.1 Lokasi Penelitian suatu sabuk magma kapur dan menghasilkan
Batholit Schwaner. Pengikisan telah banyak
Lokasi Site Office PT. Jaga Usaha Sandai terletak di membongkar batuan asal, namun beberapa dari
Dusun Sungai Jernih, Desa Sandai Kiri, Kecamatan bagian atasnya masih tersisa dari batholic.
Sandai, Kabupaten Ketapang. Untuk menuju ke site
office dapat ditempuh dari kota Pontianak Struktur yang berkembang di daerah
menggunakan kendaraan roda empat selama 6 jam penyelidikan berupa sesar mendatar yang memiliki
dengan jarak tempuh ± 295 km melewati jalan poros arah umum timur laut-barat daya. Sesar dan kekar
Trans Kalimantan dan dilanjutkan melalui jalan secara umum berkembang dibagian barat.
2
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
2.3 Tahapan Penambangan Bauksit bauksit setelah tanah penutupnya dikupas. Alat gali
yang digunakan adalah 1 unit excavator sumitomo PC
2.3.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
490 sedangkan alat angkut yang digunakan adalah 8
Land Clearing merupakan suatu pekerjaan unit dump truck Hino Rangers PS 500 dengan
pembersihan lahan dari pepohonan dan semak belukar kapasitas 20 ton. Shaft yang sudah ready selanjutnya
dengan luasan area tertentu (Ardianti,2020). Proses dilakukan proses digging menggunakan excavator
land clearing yaitu dilakukan dengan cara blocking untuk kemudian dimuat kedalam dump truck. Jarak
area terlebih dahulu. Blocking area merupakan pengangkutan dari front penambangan ke tempat
kegiatan pembatasan area yang sudah bebas dengan pencucian (Bauxite Processing Plant) kurang lebih 4
area yang belum bebas oleh tim land aquicition. Km.
Pembatasan area biasanya ditandai dengan
menggunakan pita. Jarak dari pita ke area yang belum 2.3.4 Pencucian Bauksit
bebas adalah sekitar 5 meter. Kemudian setelah proses
Material bauksit diangkut menggunakan dump truck
blocking area selesai dilanjutkan dengan proses land
dari front penambangan dan di dumping kedalam
clearing menggunakan bulldozer.
hopper Bauxite Processing Plant kemudian disiram
menggunakan water jet untuk pemisahan bauksit
2.3.2 Pengupasan (Stripping/Removal Overburden)
dengan pengotornya. Material yang sudah disiram
Pengupasan (stripping) merupakan suatu pekerjaan kemudian masuk ke tromol baby untuk pemisahan
pengupasan tanah pucuk (top soil) dan overburden. boulder. Material akan dicuci di tromol primary
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang harus kemudian akan dijatuhkan ke tumpukan material.
dilakukan untuk mengambil bahan galian utama yang Material bauksit selanjutnya diangkut menggunakan
akan diproduksi (Alifa,2018). Proses pengupasan wheel loader ke stockwash untuk ditiriskan sebelum di
biasanya menggunakan excavator sumitomo PC 350 hauling ke stockpile.
dan bulldozer. Overburden yang dikupas kemudian
digunakan kembali untuk proses backfill pada shaft 2.3.5 Pengangkutan Bauksit ke Stockpile
yang sudah minedout. Keterdapatan bauksit tidak jauh
Pengangkutan material dari stockwash ke stockpile
dari permukaan bumi dengan kata lain keadaaan top
sejauh 45 Km. Sebelum dilakukan pengangkutan
soil mempunyai kedalaman antara 20-30 cm dan tebal
terlebih dahulu dilakukan sampling secara manual
overburdenny antara 2-6 m, hal ini dikarenakan
untuk kebutuhan quality control. Proses pengangkutan
bauksit adalah hasil dari pelapukan yang terlarutkan.
ini biasanya menggunakan 67 unit dump truck Hino
Rangers PS 500. Sebelum di dumping ke stockpile
untuk keperluan eksport kepada konsumen maka harus
dilakukan terlebih dahulu penimbangan berat ore dan
alat angkut (dump truck) di jembatan timbang dengan
menggunakan alat sensor Avery weight-Tronix.
Setelah itu dimuat dengan tongkang berkapasitas
1.800 – 2.300 ton untuk selanjutnya bijih bauksit siap
di ekspor ke pasar sesuai dengan permintaan pasar
Gambar 3. Sketsa Pengupasan Overburden mulai dari ukuran hingga kadar yang diminta oleh
konsumen. Untuk ekspor sendiri akan dilakukan oleh
2.3.3 Penggalian Material (Ore Getting) dan PT Cita Mineral Investindo, Tbk ke China dan untuk
Pengangkutan Bauksit ke Bauxite Processing Plant didalam negeri dikirim ke pabrik pengolahan PT Well
Harvest Winning di Kecamatan Kendawang,
Penggalian dilakukan untuk mengambil material Kalimantan Barat.
3
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
4
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
menggunakan belt conveyort. Air pencucian dari kemudian di pompa ke kolam tailing dan diteruskan ke
tromol primary kemudian dialirkan menggunakan kolam settling pond.
saluran lounder ke tempat pemompaan tailing untuk
5
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
silika umumnya mudah larut dalam air hujan. 2,07 milyar ton atau setaran dengan 57,32% total
2. Batuan asal harus kaya alumina dengan sumberdaya bauksit di Indonesia. Sedangkan total
perbandingan tertentu terhadap oksida besi cadangan mineral bauksit di Indonesia sebanyak 0,84
(Al2O3: Fe2O3 = 3:1) dan silika apabila dengan milyar ton atau setara dengan 66,77% total cadangan
jumlah besar harus dalam ukuran sub mikroskopis mineral nasional. Jumlah potensi sumberdaya dan
dan tersebar. Batuan tersebut berada diatas muka cadangan mineral bauksit yang begitu banyak di
air tanah. Provinsi Kalimantan Barat dapat menjadikannya
3. Daerahnya harus stabil dan landai, sehingga proses sebagai Centre Of Excellent yang berbasis mineral
erosi sudah tidak berjalan secara aktif. Keadaan bauksit di Indonesia. Penyebaran mineral bauksit di
demikian merupakan suatu peneplain dengan Kalimantan Barat membentuk Lateritic Belt yang
bukit- bukit yang perbedaannya tidak mencolok meliputi sembilan (9) kabupaten/kota diantaranya,
serta mempunyai pola aliran dendritic dalam kabupaten Bengkayang, kota Singkawang, kabupaten
stadium tua. Karena bila terdapat lereng-lereng Landak, kabupaten Pontianak, kabupaten Sanggau
yang terjal, yang akan terjadi adalah proses kabupaten Sekadau, kabupaten Kayong Utara,
pengikisan (erosi) karena air akan bergerak dengan kabupaten Kubu Raya, dan kabupaten Ketapang.
laju yang cepat.
6
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
diterapkan untuk menambang mineral atau batuan kepada penelitian eksperimen. Hal ini dikarenakan
yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. pada penelitian nantinya, akan menggunakan data
Dimana permukaan kerja (front) digali kearah berupa angka-angka kemudian diolah dan disajikan
bawah sehingga membentuk cekungan (pit). dalam bentuk tabel atau grafik untuk
Penambangan dengan cara open cast hampir sama mempresentasikan hasil pengolahan data tersebut dan
dengan penambangan open pit. Namun, teknik kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
penambangan ini umumnya dilakukan pada daerah analisis dan persentasi.
lereng bukit dengan medan kerja yang digali dari arah Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian
bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Open terapan (applied research). Penelitian terapan
cast merupakan salah satu metoda tambang terbuka merupakan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu
(surface mining) yang diterapkan pada penambangan
tujuan praktis.
lereng bukit. Pada metoda open cast tanah penutup
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah
yang dikupas tidak dibuang ke disposal melainkan stockwash di Bauxite Processing Plant 1 dan 2 PT.
digunakan untuk back fill pada area penambangan Jaga Usaha Sandai.
yang sudah habis diambil materialnya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
2.8 Penentuan Volume dan Concretion Factor
4.1 Stockwash Truck Count (Asumsi CF 50%)
Pada bauksit Concretion Factor adalah hal yang harus
di perhatikan untuk ketercapaian target produksi. Perhitungan tonase data truck count (asumsi CF 50%)
Concretion Factor (CF) merupakan perbandingan mengacu kepada sisa material (stock kalibrasi) yang
berat bersih dengan berat kotor dalam hitungan persen. ada di Bauxite Processing Plant pada pertengahan atau
Pada penambangan bauksit, CF biasanya diasumsikan akhir bulan. Untuk tanggal 1 Oktober material yang
dengan CF 50% dari data truck count. Secara umum tersisa di stockwash Bauxite Processing Plant 1 dan 2
rumus yang digunakan adalah: adalah sebanyak 3.176,66 Ton. Kemudian untuk
CF= Berat bersih: Berat kotor x 100%……......{[(1)]}
menghitung stock balance truck count (asumsi CF
Perhitungan data truck count didapatkan dengan
melakukan uji petik oleh perusahaan, dengan 50%), dapat dianalisa dengan rumus sebagai berikut:
persamaan sebagai berikut: Sisa Stockwash + Tonase Produksi (CF 50%) –
Unwash =nRit x KB x N x FF x Density…….....{[(2)]} Hauling……........................................….....….{[(3)]}
Keterangan:
Kb : Kapasitas bucket Berdasarkan rumus diatas stock balance data truck
FF : Fill factor count (asumsi CF 50%) pertengahan bulan Oktober
Density : Berat Jenis Bauksit yaitu sebanyak 19812,44 Ton dan Akhir bulan
N : Jumlah bucket
Oktober setelah dilakukan reset dari hasil pengukuran
n Rit : Jumlah ritase
tengah bulan yaitu 9.009,76 Ton. Berdasarkan
kalibrasi Sucifindo, density yang digunakan untuk data
3. Metodologi Penelitian truck count unwash yaitu 1.6 kg/m3 sedangkan density
untuk data truck count wash yaitu 1.64 kg/m3.
Penelitian ini termasuk kepada jenis penelitian
kuantitatif yang mana peneltiian ini akan mengacu
7
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
8
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
Tabel 1. Hasil Perhitungan Stock Balance Truck Count Pertengahan dan Akhir Bulan Oktober
STOCK STOCK
PRODUKSI PRODUKSI
TANGGAL HAULING BALANCE TANGGAL HAULING BALANCE
CF 50%
CF 50% CF 50%
CF 50%
4.2 Stockwash Truck Count CF Laboratorium laboratorium tidak sama dengan jumlah truck
count actual
Perhitungan tonase stockwash hasil analisa 4. Konsistensi pengambilan sampel per skop di
laboratorium dilakukan dengan cara pengambilan hopper oleh tim quality control
sampel di hopper washing plant dan chute untuk
dilakukan preparasi di laboratorium (Amrin, 2013). 4.3 Selisih Perbandingan Tonase Stock Balance CF
Material yang diambil kemudian dicuci kembali untuk 50% dan Stock Balance CF Laboratorium
mengetahui tonase laboratorium. Tujuan dihitung selisih tonase adalah untuk
Rumus perhitungan yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara tonase bauksit dari
menghitung stock balance hasil analisa laboratorium data truck count (asumsi CF 50%) dan tonase hasil
hampir sama dengan perhitungan stock balance data analisa laboratorium. Sehingga nanti bisa diketahui
truck count asumsi CF 50%, hanya saja tonase total material yang hilang (lose material) pada
produksi yang digunakan adalah tonase produksi stockwash Bauxite Processing Plant tersebut, serta
laboratorium. Stock balance hasil analisa laboratorium bisa diketahui berapa persentase lose material
di stockwash Bauxite Processing Plant 1 dan 2 berdasarkan hasil perbandingan dan faktor
pertengahan bulan Oktober adalah sebanyak 18456,44 penyebabnya.
dan akhir bulan Oktober 6976,71 Ton.
Kekurangan dari perhitungan tonase stockwash 4.3.1 Selisih Perbandingan Stock Balance CF 50%
menggunakan truck count CF laboratorium adalah dan Stock Balance CF laboratorium
sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan stock balance CF 50%,
1. Proses pencucian pada saat preparasi di tonase stockwash di Bauxite Processing Plant 1 dan 2
laboratorium dengan proses pencucian di pertengahan bulan Oktober sebanyak 19.812,44 Ton
washing plant berbeda dan akhir bulan Oktober sebanyak 9.009,76 Ton.
2. Tekanan air dan kualitas air pencucian pada saaat Sedangkan hasil perhitungan stock balance hasil
di laboratorium berbeda dengan air reservoir analisa laboratorium tonase stockwash di Bauxite
yang digunakan di washing plant Processing Plant 1 dan 2 pertengahan bulan Oktober
3. Jumlah sampel material yang diuji di sebanyak 18.456,44 Ton dan akhir bulan Oktober
9
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
Gambar 8. Grafik perbandingan tonase stock balance CF 50% dan stock balance CF laboratorium
10
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1
Bauxite Processing Plant 1 dan 2 adalah sebesar [8] Kisnawati RD, Suprapto. 2016. Pemisahan Alumina
3.389,05 Ton. pada Residu Bauksit (Red Mud) yang berasal dari Riau
4. Berdasarkan grafik perbandingan hasil dengan Metode Sintering Sodalime. Jurnal Sains dan
perhitungan stock balance hasil analisa Seni ITS 5(2):160-163
laboratorium terlihat lebih akurat jika [9] Kurniawan, R., Yulhendra, D., & Prabowo, H.
dibandingkan dengan perhitungan stock balance (2015). Rancangan Pit Muara Tiga Besar Selatan Bulan
data truck count CF 50%. Juni Tahun 2015 Unit Penambangan Tanjung Enim Pt
Bukit Asam (Persero) Tbk Sumatera Selatan. Bina
6. Saran Tambang, 2(1), 202-216.
[10] Moetamar, (2011), Eksplorasi Bauksit Di
1. Sebaiknya boulder di produksi dengan Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.
menambahkan alat crusher sehingga produksi lebih Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
maksimal. [11] Zara, M., & Prabowo, H. (2020). Kajian Teknis
2. Perlu dilakukannya pengawasan terhadap Geometri Jalan Angkut dan Pengaruhnya Terhadap
konsistensi bucket dan memperbaharui secara Produksi Alat Angkut pada Penambangan Batu Andesit
berkala fill factor dengan melakukan uji petik. di PT. Ansar Terang Crushindo 1Kecamatan Pangkalan
Konsistensi jumlah dan kemunjungan bucket akan Koto Baru, Sumatera Barat. Bina Tambang, 5(5), 20-
sangat berperngaruh terhadap perhitungan truck 31.
count.
3. Perlu dilakukannya perbaikan jalan secara berkala
sehingga proses hauling menjadi lebih efektif dan
efesien.
7. Daftar Pustaka
[1] Alifa, A., Gusman, M., & Prabowo, H. (2018).
Optimasi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Terhadap
Produksi Batubara Dengan Metode Kapasitas Produksi
Dan Metode Teori Antrian Pada Pit Taman Periode
Oktober 2016 Unit Pertambangan Tanjung Enim Pt.
Bukit Asam (Persero) Tbk. Bina Tambang, 3(2), 807-
818.
[2] Amrin, Ardila D.2013. Analisis Besi (Fe) dan
Alumunium (Al) dalam Tanah Lempung Secara
Spektofotometri Serapan Atom. Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung, 17-22.
[3]Ardianti, N. A., & Prabowo, H. (2020). Estimasi
Biaya dan Evaluasi Kebutuhan Alat Muat dan Alat
Angkut Terhadap Efisiensi Penambangan Batubara
pada Tambang Terbuka PT. Allied Indo Coal Jaya,
Sawahlunto. Bina Tambang, 5(2), 22-31.
[4] Darman, H., & Sidi, F. H. (2000). An Outline of the
Geology of Indonesia. Jakarta: Publikasi Ikatan Ahli
Geologi Indonesia.
[5] Geological Society of America (1983) Geological
Society of America Bulletin Vol. 94 (8)
[6] Ott, H.I. 1987. The Kutei Basin – A Unique
Structure History. Proceeding Indonesian Petroleum
Association, 16th Annual Convention (hal. 97 – 101)
[7] Kepmen esdm. (2016). Dampak Hilirisasi Bauksit
Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kalimantan
Barat. Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan
Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 18
Jakarta Pusat 10110.
11