2 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.

Perhitungan Perbandingan Tonase Bauksit Menggunakan


Data Truck Count, dan Tonase Hasil Analisa Laboratorium
di Bauxite Processing Plant 1 dan 2 PT. Jaga Usaha Sandai
- Site sandai, Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat
Rahul Hutmi1*, Heri Prabowo2**
1
Mahasiswa Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Indonesia
2 Dosen Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Indonesia

*[email protected]
**[email protected]

Abstract. The volume and tonnage of stockwash at the Bauxite Processing Plant have a great influence
on the achievement of the company's production targets, so it is necessary to carry out good monitoring
so that the loss of material in the stockwash can be minimized. Material loss can occur in the process,
transportation and washing as well as the process of stacking material in the stockwash. Material that has
been stacked on the stockwash can also be one of the factors for the occurrence of material loss, another
factor is the uncertainty of the material production calculation data that has been washed in the field. So to
ensure its production for that it is necessary to carry out laboratory analysis. Based on the calculation
results that have been carried out, the difference between stock balance CF 50% and stock balance from
laboratory analysis at Bauxite Processing Plant 1 and 2 is 3.389,05 tons. Based on the comparison chart,
the results of the stock balance calculation from the laboratory analysis look more accurate when compared
to the calculation of stock balance data truck count CF 50%.

Keywords : Bauksit, Tonase, Lose material.

masuk dan keluar dari stockwash. Salah satu


1. Pendahuluan kegiatan utama dalam manajemen stockwash
bauksit adalah dengan melakukan monitoring
Bauksit tersusun dari mineral utama alumunium terhadap volume dan tonase bauksit. Perhitungan
hidroksida berupa mineral gibsit, boehmit dan tonase dilakukan dengan menerapkan asumsi
diaspora. Bauksit ditemukan pada tahun 1821 oleh Concretion Factor 50% dari tonase truck count,
seorang geolog bernama “Pierre Berthier”. PT. Jaga serta perhitungan tonase hasil analisa laboratorium
Usaha Sandai merupakan perusahaan kontraktor yaitu dengan cara pengambilan sampel secara
bauksit yang bekerja di Wilayah Izin Usaha manual kemudian dilakukan pengujian di
Pertambangan (WIUP) PT. Cita Mineral Investindo, laboratorium untuk mengetahui tonase bauksit tanpa
Tbk – Site Sandai. Kegiatan sebagai kontraktor pengotor (tailing)
bauksit PT. Jaga Usaha Sandai meliputi Manajemen stockwash yang baik tentunya
pembongkaran, pemuatan, pencucian dan akan mendapatkan hasil perhitungan yang
pengangkutan ke stockpile sejauh 45 km. Pada relative sama antara perhitungan tonase truck
proses pencucian stockwash digunakan sebagai count (asumsi CF 50%) dan tonase hasil analisa
tempat penyimpanan sementara bauksit yang sudah laboratorium. Monitoring Stockwash biasanya
dicuci untuk kemudian di hauling ke stockpile. dilakukan pada pertengahan dan akhir bulan
Manajemen stockwash secara periodic perlu untuk mengetahui tonase bauksit yang sudah
dilakukan untuk mengetahui kuantitas bauksit yang ditumpuk pada stockwash.

1
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

Berdasarkan observasi di lapangan dan merujuk tambang ke lokasi pit PT. Jaga Usaha Sandai sejauh
dari data terakhir perusahaan, perbandingan tonase ± 8 km.
dari data truck count (asumsi Concretion Factor
50%), dan tonase hasil analisa laboratorim sering
mengalami selisih sehingga hal ini menyebabkan
kehilangan material (lose material) pada stockwash
Bauxite Processing Plant 1 dan 2.
Terjadinya kehilangan material menyebabkan
ketercapaian target produksi menjadi tidak optimal
dari target yang sudah ditetapkan di perusahaan,
sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
perhitungan perbandingan tonase antara tonase data
truck count (asumsi CF 50%) dan tonase hasil
analisa laboratorium untuk mengetahui persentase
selisih perbandingan dan faktor penyebab
Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
kehilangan material tersebut.
2.2 Kondisi Geologi Regional
2.Tinjauan Pustaka
Secara keseluruhan daerah ketapang terletak pada
2.1 Lokasi Penelitian suatu sabuk magma kapur dan menghasilkan
Batholit Schwaner. Pengikisan telah banyak
Lokasi Site Office PT. Jaga Usaha Sandai terletak di membongkar batuan asal, namun beberapa dari
Dusun Sungai Jernih, Desa Sandai Kiri, Kecamatan bagian atasnya masih tersisa dari batholic.
Sandai, Kabupaten Ketapang. Untuk menuju ke site
office dapat ditempuh dari kota Pontianak Struktur yang berkembang di daerah
menggunakan kendaraan roda empat selama 6 jam penyelidikan berupa sesar mendatar yang memiliki
dengan jarak tempuh ± 295 km melewati jalan poros arah umum timur laut-barat daya. Sesar dan kekar
Trans Kalimantan dan dilanjutkan melalui jalan secara umum berkembang dibagian barat.

Gambar 2. Geologi Regional Site Sandai

2
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

2.3 Tahapan Penambangan Bauksit bauksit setelah tanah penutupnya dikupas. Alat gali
yang digunakan adalah 1 unit excavator sumitomo PC
2.3.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
490 sedangkan alat angkut yang digunakan adalah 8
Land Clearing merupakan suatu pekerjaan unit dump truck Hino Rangers PS 500 dengan
pembersihan lahan dari pepohonan dan semak belukar kapasitas 20 ton. Shaft yang sudah ready selanjutnya
dengan luasan area tertentu (Ardianti,2020). Proses dilakukan proses digging menggunakan excavator
land clearing yaitu dilakukan dengan cara blocking untuk kemudian dimuat kedalam dump truck. Jarak
area terlebih dahulu. Blocking area merupakan pengangkutan dari front penambangan ke tempat
kegiatan pembatasan area yang sudah bebas dengan pencucian (Bauxite Processing Plant) kurang lebih 4
area yang belum bebas oleh tim land aquicition. Km.
Pembatasan area biasanya ditandai dengan
menggunakan pita. Jarak dari pita ke area yang belum 2.3.4 Pencucian Bauksit
bebas adalah sekitar 5 meter. Kemudian setelah proses
Material bauksit diangkut menggunakan dump truck
blocking area selesai dilanjutkan dengan proses land
dari front penambangan dan di dumping kedalam
clearing menggunakan bulldozer.
hopper Bauxite Processing Plant kemudian disiram
menggunakan water jet untuk pemisahan bauksit
2.3.2 Pengupasan (Stripping/Removal Overburden)
dengan pengotornya. Material yang sudah disiram
Pengupasan (stripping) merupakan suatu pekerjaan kemudian masuk ke tromol baby untuk pemisahan
pengupasan tanah pucuk (top soil) dan overburden. boulder. Material akan dicuci di tromol primary
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang harus kemudian akan dijatuhkan ke tumpukan material.
dilakukan untuk mengambil bahan galian utama yang Material bauksit selanjutnya diangkut menggunakan
akan diproduksi (Alifa,2018). Proses pengupasan wheel loader ke stockwash untuk ditiriskan sebelum di
biasanya menggunakan excavator sumitomo PC 350 hauling ke stockpile.
dan bulldozer. Overburden yang dikupas kemudian
digunakan kembali untuk proses backfill pada shaft 2.3.5 Pengangkutan Bauksit ke Stockpile
yang sudah minedout. Keterdapatan bauksit tidak jauh
Pengangkutan material dari stockwash ke stockpile
dari permukaan bumi dengan kata lain keadaaan top
sejauh 45 Km. Sebelum dilakukan pengangkutan
soil mempunyai kedalaman antara 20-30 cm dan tebal
terlebih dahulu dilakukan sampling secara manual
overburdenny antara 2-6 m, hal ini dikarenakan
untuk kebutuhan quality control. Proses pengangkutan
bauksit adalah hasil dari pelapukan yang terlarutkan.
ini biasanya menggunakan 67 unit dump truck Hino
Rangers PS 500. Sebelum di dumping ke stockpile
untuk keperluan eksport kepada konsumen maka harus
dilakukan terlebih dahulu penimbangan berat ore dan
alat angkut (dump truck) di jembatan timbang dengan
menggunakan alat sensor Avery weight-Tronix.
Setelah itu dimuat dengan tongkang berkapasitas
1.800 – 2.300 ton untuk selanjutnya bijih bauksit siap
di ekspor ke pasar sesuai dengan permintaan pasar
Gambar 3. Sketsa Pengupasan Overburden mulai dari ukuran hingga kadar yang diminta oleh
konsumen. Untuk ekspor sendiri akan dilakukan oleh
2.3.3 Penggalian Material (Ore Getting) dan PT Cita Mineral Investindo, Tbk ke China dan untuk
Pengangkutan Bauksit ke Bauxite Processing Plant didalam negeri dikirim ke pabrik pengolahan PT Well
Harvest Winning di Kecamatan Kendawang,
Penggalian dilakukan untuk mengambil material Kalimantan Barat.

3
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

Gambar 4. Bagan Alir Kegiatan Penambangan

2.4 Bidang Kegiatan 2.5 Alat Pengolahan Bahan Baku


Sistem ataupun metoda penambangan yang diterapkan
2.5.1 Bauxite Processing Plant
di PT. Jaga Usaha Sandai adalah metoda open cast
karena penggalian endapan bijih dilakukan pada suatu Bauxite Processing Plant adalah peralatan yang
lereng bukit dengan menerapkan sistem blok. digunakan untuk mencuci material dengan cara kerja
Kegiatan penambangan dilakukan secara mekanis penyiraman material di hopper terlebih dahulu
menggunakan peralatan-peralatan dengan teknologi menggunakan 2 water jet kemudian material akan
yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Untuk masuk ke tromol baby dan seterusnya akan masuk ke
menunjang produksi perusahaan PT. Jaga Usaha dalam tromol primary (Kisnawati, 2016). Fungsi dari
Sandai menjalin kerjasama dengan 9 sub kontraktor Tromol baby adalah untuk memisahkan material
khususnya pada unit hauling. oversize (boulder) dan undersize. Oversize akan
Sistem reklamasi yang diterapkan di perusahaan dibawa menggunakan belt conveyort ke tumpukannya
ini adalah dengan cara regrading yaitu dan undersize kemudian akan masuk ke dalam tromol
mengembalikan bentuk kontur bukit kedalam keadaan primary. Tromol primary berfungsi untuk
semula (menyerupai), untuk kemudian dilakukan memisahkan antara tailing dengan ore, yang mana
penanaman berupa sawit, sirsak dan jengkol. Dalam kedua alat tersebut diputar dengan menggunakan gear
bentuk kepedulian sosial PT. Jaga Usaha Sandai box masing-masing.
melakukan beberapa kegiatan sosial berupa Pada Bauxite Processing Plant 1 dan 2 material
pembangunan tempat ibadah, membantu acara adat yang sudah dicuci akan jatuh ke tumpukan material
masyarakat setempat dalam bentuk dana sosial atau melalui chute yang berbentuk segitiga. Sedangkan
CSR (Coorporate Social Responsibility). pada Bauxite Processing Plant 3 dan 4 material yang
sudah dicuci akan ditumpuk dengan cara dibawa

4
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

menggunakan belt conveyort. Air pencucian dari kemudian di pompa ke kolam tailing dan diteruskan ke
tromol primary kemudian dialirkan menggunakan kolam settling pond.
saluran lounder ke tempat pemompaan tailing untuk

Gambar 5. Sketsa Pencucian Bauksit


Laterit adalah bahan yang berupa konkresi
2.6 Genesa Endapan Bijih Bauksit
berwarna kemerahan, bersifat porous, menutupi
Menurut Kementrian ESDM (2016), batuan yang hamper sebagian besar daerah tropis dan sub tropis.
mengandung bauksit mempunyai warna yang beragam Biasanya laterit bauksit bertekstur oolitik dan
hal ini tergantung mineral yang dikandungnya seperti pisotolik.
dapat berwarna kuning, krem, putih, abu-abu, coklat,
merah muda coklat kemerahan. Bauksit 2.6.1 Proses Pembentukan Bauksit
(Al2O3.2H2O) memiliki sistem kristal oktahedral,
terdiri dari (35-65%) Al2O3, (2-10%) SiO2, (2-20%) Menurut Moetamar (2011), proses pembentukan
Fe2O3, (1-3%) TiO2 dan (10-30%) H2O. Sebagai laterit bauksit terdiri dari beberapa syarat antara lain:
bijih alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35% 1. Harus beriklim tropis atau sub tropis. Musim hujan
Al2O3, 5% SiO2, 6% Fe2O3, dan 3% TiO2. Bauksit sebagai masa pembentukan Alumunium (Al2O3)
terbentuk dari batuan dengan kadar aluminium dan Fe2O3. Pada waktu hujan yang paling banyak
(Al2O3) tinggi, kadar besi (Fe2O3) rendah dan sedikit berpengaruh adalah asam humus, Karbondioksida
kadar kuarsa bebas (SiO2). Contohnya seperti batuan (CO2) dan pH dapat merusak keasaman air. Pada
sienit dan nefelin yang terbentuk dari proses laterisasi musim kemarau yaitu masa penghancuran silikat-
batuan beku, batu lempung dan serpih dan kemudian silikat dan umumnya terangkut dalam bentuk gel.
mengalami proses dehidrasi sehingga pada akhirnya Air yang kaya material organik akan membawa
mengeras menjadi bauksit. silika dan oksida besi dalam larutan, disamping itu

5
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

silika umumnya mudah larut dalam air hujan. 2,07 milyar ton atau setaran dengan 57,32% total
2. Batuan asal harus kaya alumina dengan sumberdaya bauksit di Indonesia. Sedangkan total
perbandingan tertentu terhadap oksida besi cadangan mineral bauksit di Indonesia sebanyak 0,84
(Al2O3: Fe2O3 = 3:1) dan silika apabila dengan milyar ton atau setara dengan 66,77% total cadangan
jumlah besar harus dalam ukuran sub mikroskopis mineral nasional. Jumlah potensi sumberdaya dan
dan tersebar. Batuan tersebut berada diatas muka cadangan mineral bauksit yang begitu banyak di
air tanah. Provinsi Kalimantan Barat dapat menjadikannya
3. Daerahnya harus stabil dan landai, sehingga proses sebagai Centre Of Excellent yang berbasis mineral
erosi sudah tidak berjalan secara aktif. Keadaan bauksit di Indonesia. Penyebaran mineral bauksit di
demikian merupakan suatu peneplain dengan Kalimantan Barat membentuk Lateritic Belt yang
bukit- bukit yang perbedaannya tidak mencolok meliputi sembilan (9) kabupaten/kota diantaranya,
serta mempunyai pola aliran dendritic dalam kabupaten Bengkayang, kota Singkawang, kabupaten
stadium tua. Karena bila terdapat lereng-lereng Landak, kabupaten Pontianak, kabupaten Sanggau
yang terjal, yang akan terjadi adalah proses kabupaten Sekadau, kabupaten Kayong Utara,
pengikisan (erosi) karena air akan bergerak dengan kabupaten Kubu Raya, dan kabupaten Ketapang.
laju yang cepat.

2.6.2 Jenis Ganesha Bauksit


Berdasarkan letaknya, deposit bauksit dibagi
menjadi:
1. Deposit bauksit residual
Pada batuan nefelin syenit diasosiasikan dengan
kemiringan yang menengah sampai hampir
mendatar. Permukaan bauksit kemiringannya lebih
dari 5 derjat dan batasan yang umum adalah
sampai 25 derjat. Pada nefelin syenit bagian bawah
bertekstur granit. Bagian atasnya menunjukan
vermicular, pisolitik dan struktur konkresi lainnya.
Dibawah zona konkresi adalah zona pelindian Gambar 6. Bijih Bauksit
dengan dasar fragmen lempung kaolintik.
Meskipun dasar zona pelindian ini melengkung, 2.7 Metode Penambangan Terbuka
tidak sampai menghilangkan tekstur granit. Kaolin Metode tambang terbuka merupakan metode
nefelin syenit dipisahkan dengan bauksit bertekstur penambangan yang seluruh aktivitas penambangannya
granit oleh kaolinit yang kompak serta kasar. dilakukan diatas atau dekat dengan permukaan bumi,
2. Deposit bauksit koluvial dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
Diselubungi oleh nefelin syenit. Letak deposit ini udara bebas. Terdapat beberapa faktor yang harus di
dibawah lempung dan termasuk swamp bauksit perhatikan dalam pemilihan metode penambangan,
dengan tekstur pisolitik dan oolitik masih tampak diantaranya:
jelas serta berada didaerah lembah. Dibagian atas 1. Karakteristik spasial dari suatu endapan
deposit, kaolinit terus berkembang, Pada beberapa 2. Hidrogeologi dan kondisi geologi
tempat lapisan lignit yang mendatangkan lempung 3. Sifar-sifat geoteknik
dapat pula memotong badan bijih bauksit sehingga 4. Perhatian lingkungan
bauksit tersebut menjadi alas lapisan lignit ini. Pemilihan metode penambangan terbuka biasanya
3. Deposit bauksit aluvial pada perlapisan diterapkan pada bahan galian yang keterdapatannya
Pada daerah perlapisan, berupa perlapisan silang relatif dekat dengan permukaan bumi. Secara umum
siur dan terpisahkan dengan gravel bertekstur metode penambangan terbuka dilakukan secara Open
pisolitik. Bauksit tipe ini halus dan tertutup oleh pit, yang mana metode ini kebanyakan diterapkan pada
alur runtuhan dari tipe deposit bauksit koluvial. penambangan material logam atau bijih (ore).
4. Deposit bauksit aluvial pada konglomerat kasar Berdasarkan letak bahan galiannya, metoda
Deposit tipe ini kebanyakan menutupi bauksit penambangan dapat dibagi menjadi dua golongan,
boulder dengan konglomerat kasar, terutama yaitu:
konglomerat dari lempung karbonat dan pasir. 1. Side Hill Type merupakan bentuk penambangan
Menurut data kementrian ESDM (2016), untuk bahan galian indsutri yang terletak di lereng
Kalimantan Barat memiliki sumberdaya bauksit yang bukit.
cukup besar, bahkan terbesar di Indonesia mencapai 2. Pit Type yaitu sistem penambangan yang

6
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

diterapkan untuk menambang mineral atau batuan kepada penelitian eksperimen. Hal ini dikarenakan
yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. pada penelitian nantinya, akan menggunakan data
Dimana permukaan kerja (front) digali kearah berupa angka-angka kemudian diolah dan disajikan
bawah sehingga membentuk cekungan (pit). dalam bentuk tabel atau grafik untuk
Penambangan dengan cara open cast hampir sama mempresentasikan hasil pengolahan data tersebut dan
dengan penambangan open pit. Namun, teknik kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
penambangan ini umumnya dilakukan pada daerah analisis dan persentasi.
lereng bukit dengan medan kerja yang digali dari arah Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian
bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Open terapan (applied research). Penelitian terapan
cast merupakan salah satu metoda tambang terbuka merupakan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu
(surface mining) yang diterapkan pada penambangan
tujuan praktis.
lereng bukit. Pada metoda open cast tanah penutup
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah
yang dikupas tidak dibuang ke disposal melainkan stockwash di Bauxite Processing Plant 1 dan 2 PT.
digunakan untuk back fill pada area penambangan Jaga Usaha Sandai.
yang sudah habis diambil materialnya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
2.8 Penentuan Volume dan Concretion Factor
4.1 Stockwash Truck Count (Asumsi CF 50%)
Pada bauksit Concretion Factor adalah hal yang harus
di perhatikan untuk ketercapaian target produksi. Perhitungan tonase data truck count (asumsi CF 50%)
Concretion Factor (CF) merupakan perbandingan mengacu kepada sisa material (stock kalibrasi) yang
berat bersih dengan berat kotor dalam hitungan persen. ada di Bauxite Processing Plant pada pertengahan atau
Pada penambangan bauksit, CF biasanya diasumsikan akhir bulan. Untuk tanggal 1 Oktober material yang
dengan CF 50% dari data truck count. Secara umum tersisa di stockwash Bauxite Processing Plant 1 dan 2
rumus yang digunakan adalah: adalah sebanyak 3.176,66 Ton. Kemudian untuk
CF= Berat bersih: Berat kotor x 100%……......{[(1)]}
menghitung stock balance truck count (asumsi CF
Perhitungan data truck count didapatkan dengan
melakukan uji petik oleh perusahaan, dengan 50%), dapat dianalisa dengan rumus sebagai berikut:
persamaan sebagai berikut: Sisa Stockwash + Tonase Produksi (CF 50%) –
Unwash =nRit x KB x N x FF x Density…….....{[(2)]} Hauling……........................................….....….{[(3)]}
Keterangan:
Kb : Kapasitas bucket Berdasarkan rumus diatas stock balance data truck
FF : Fill factor count (asumsi CF 50%) pertengahan bulan Oktober
Density : Berat Jenis Bauksit yaitu sebanyak 19812,44 Ton dan Akhir bulan
N : Jumlah bucket
Oktober setelah dilakukan reset dari hasil pengukuran
n Rit : Jumlah ritase
tengah bulan yaitu 9.009,76 Ton. Berdasarkan
kalibrasi Sucifindo, density yang digunakan untuk data
3. Metodologi Penelitian truck count unwash yaitu 1.6 kg/m3 sedangkan density
untuk data truck count wash yaitu 1.64 kg/m3.
Penelitian ini termasuk kepada jenis penelitian
kuantitatif yang mana peneltiian ini akan mengacu

7
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

Gambar 7. Truck Count (Asumsi CF 50%)

Kekurangan dari perhitungan tonase stockwash


menggunakan data truck count (asumsi CF 50%)
adalah sebagai berikut:
1. Asumsi merupakan ketidakpastian atau perkiraan
sehingga perhitungan Concretion Factor
menjadi tidak tepat
2. CF 50% tidak dapat dijadikan acuan sebagai
tonase total produksi perusahaan
3. Setting fleet dan Cycle time harus menyesuaikan
dengan produktivitas Bauxite Processing Plant
Hasil perhitungan Stock Balance Data Truck Count
pertengahan dan akhir bulan Oktober dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

8
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

Tabel 1. Hasil Perhitungan Stock Balance Truck Count Pertengahan dan Akhir Bulan Oktober

STOCK STOCK
PRODUKSI PRODUKSI
TANGGAL HAULING BALANCE TANGGAL HAULING BALANCE
CF 50%
CF 50% CF 50%
CF 50%

01-Oct 699,20 0,00 3.875,86


02-Oct 3.264,96 0,00 7.140,82 16-Oct 5,918.88 3,482.40 14,542.87
03-Oct 3.788,48 2.803,60 8.125,70 17-Oct 5,202.96 4,656.25 15,089.58
04-Oct 5.949,28 4.512,30 9.562,68 18-Oct 5,317.76 8,969.35 11,437.99
05-Oct 4.981,04 4.457,05 10.086,67 19-Oct 3,302.32 7,590.85 7,149.46
06-Oct 5.709,12 5.101,75 10.694,04 20-Oct 4,797.92 0.00 11,947.38
07-Oct 4.567,84 4.042,20 11.219,68 21-Oct 4,290.96 0.00 16,238.34
08-Oct 4.830,56 3.652,35 12.397,89
22-Oct 2,829.20 5,262.00 13,805.54
09-Oct 5.826,16 4.485,85 13.738,20
23-Oct 5,540.40 9,472.40 9,873.54
10-Oct 4.990,16 3.691,35 15.037,01
11-Oct 4.441,44 3.768,00 15.710,45
24-Oct 5,922.48 3,591.85 12,204.17
12-Oct 6.055,68 3.867,60 17.898,53
25-Oct 3,810.72 4,770.15 11,244.74
13-Oct 5.836,80 4.360,20 19.375,13 26-Oct 3,775.92 5,144.70 9,875.96
14-Oct 3.403,28 4.007,00 18.771,41 27-Oct 3,615.60 4,277.55 9,214.01
15-Oct 4.157,28 3.116,25 19.812,44 28-Oct 3,298.40 3,502.65 9,009.76
TOTAL 68.501,28 19.812,44 TOTAL 57,623.52 9,009.76

4.2 Stockwash Truck Count CF Laboratorium laboratorium tidak sama dengan jumlah truck
count actual
Perhitungan tonase stockwash hasil analisa 4. Konsistensi pengambilan sampel per skop di
laboratorium dilakukan dengan cara pengambilan hopper oleh tim quality control
sampel di hopper washing plant dan chute untuk
dilakukan preparasi di laboratorium (Amrin, 2013). 4.3 Selisih Perbandingan Tonase Stock Balance CF
Material yang diambil kemudian dicuci kembali untuk 50% dan Stock Balance CF Laboratorium
mengetahui tonase laboratorium. Tujuan dihitung selisih tonase adalah untuk
Rumus perhitungan yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara tonase bauksit dari
menghitung stock balance hasil analisa laboratorium data truck count (asumsi CF 50%) dan tonase hasil
hampir sama dengan perhitungan stock balance data analisa laboratorium. Sehingga nanti bisa diketahui
truck count asumsi CF 50%, hanya saja tonase total material yang hilang (lose material) pada
produksi yang digunakan adalah tonase produksi stockwash Bauxite Processing Plant tersebut, serta
laboratorium. Stock balance hasil analisa laboratorium bisa diketahui berapa persentase lose material
di stockwash Bauxite Processing Plant 1 dan 2 berdasarkan hasil perbandingan dan faktor
pertengahan bulan Oktober adalah sebanyak 18456,44 penyebabnya.
dan akhir bulan Oktober 6976,71 Ton.
Kekurangan dari perhitungan tonase stockwash 4.3.1 Selisih Perbandingan Stock Balance CF 50%
menggunakan truck count CF laboratorium adalah dan Stock Balance CF laboratorium
sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan stock balance CF 50%,
1. Proses pencucian pada saat preparasi di tonase stockwash di Bauxite Processing Plant 1 dan 2
laboratorium dengan proses pencucian di pertengahan bulan Oktober sebanyak 19.812,44 Ton
washing plant berbeda dan akhir bulan Oktober sebanyak 9.009,76 Ton.
2. Tekanan air dan kualitas air pencucian pada saaat Sedangkan hasil perhitungan stock balance hasil
di laboratorium berbeda dengan air reservoir analisa laboratorium tonase stockwash di Bauxite
yang digunakan di washing plant Processing Plant 1 dan 2 pertengahan bulan Oktober
3. Jumlah sampel material yang diuji di sebanyak 18.456,44 Ton dan akhir bulan Oktober

9
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

sebanyak 6.976,71 Ton. Hasil selisih tonase stockwash Bauxite Processing


Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh selisih Plant 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
perbandingan tonase stock balance CF 50% dan stock Tabel 2. Hasil selisih tonase stockwash Bauxite Processing
balance CF laboratorium pertengahan bulan Oktober Plant 1 dan 2
sebanyak 1.356,00 Ton dan akhir bulan Oktober HASIL
sebanyak 2.033,05 Ton. Jadi, total selisih SELISIH Pertengahan Akhir TOTAL
perbandingan tonase stock balance CF 50% dan stock Bulan Bulan
balance CF laboratorium selama bulan Oktober adalah Selisih
3.389 Ton. Artinya lose material dari selisih Stock
perbandingan tonase stock balance CF 50% dan stock Balance
balance CF laboratorium sebanyak 3.389 Ton atau CF 50% & 1.356,00 2.033,05 3.389,05
26% dari total lose material. Stock
Adapun faktor yang menyebabkan lose material Balance
adalah sebagai berikut: CF Lab
Selisih tonase stockwash Bauxite Processing Plant
1. Boulder (material berukuran > 20 cm) yang tidak
1 dan 2 jika ditampilkan dalam bentuk grafik maka
di produksi
akan terlihat jelas hasil perbandingan antara selisih
2. Konsistensi bucket per ritase truck count
3. Material yang banyak mengandung lumpur tonase stockwash di Bauxite Processing Plant 1 dan 2,
4. Material yang tumpah ketika proses hauling grafik selisih dapat dilihat pada gambar berikut ini
menuju Bauxite Processing Plant

Gambar 8. Grafik perbandingan tonase stock balance CF 50% dan stock balance CF laboratorium

5. Kesimpulan sawit, sirsak dan jengkol.


2. Faktor yang menyebabkan kehilangan material di
1. Metode penambangan yang diterapkan di PT. Jaga stockwash Bauxite Processing Plant adalah tidak
Usaha Sandai menggunakan sistem tambang akuratnya perhitungan dengan menggunakan
terbuka open cast karena penggalian endapan bijih perhitungan Concretion Factor 50% pada data
dilakukan pada suatu lereng bukit dengan produksi truck count karena produksi perhitungan
menerapkan sistem blok. Sedangkan reklamasi tersebut merupakan perhitungan asumsi yang
yang diterapkan di perusahaan ini adalah dengan diterapkan oleh perusahaan.
cara regrading yaitu mengembalikan bentuk kontur 3. Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah
bukit kedalam keadaan semula (menyerupai), dilakukan selisih Stock Balance CF 50% dengan
untuk kemudian dilakukan penanaman berupa Stock Balance hasil analisa Laboratorium di

10
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.7, No.1

Bauxite Processing Plant 1 dan 2 adalah sebesar [8] Kisnawati RD, Suprapto. 2016. Pemisahan Alumina
3.389,05 Ton. pada Residu Bauksit (Red Mud) yang berasal dari Riau
4. Berdasarkan grafik perbandingan hasil dengan Metode Sintering Sodalime. Jurnal Sains dan
perhitungan stock balance hasil analisa Seni ITS 5(2):160-163
laboratorium terlihat lebih akurat jika [9] Kurniawan, R., Yulhendra, D., & Prabowo, H.
dibandingkan dengan perhitungan stock balance (2015). Rancangan Pit Muara Tiga Besar Selatan Bulan
data truck count CF 50%. Juni Tahun 2015 Unit Penambangan Tanjung Enim Pt
Bukit Asam (Persero) Tbk Sumatera Selatan. Bina
6. Saran Tambang, 2(1), 202-216.
[10] Moetamar, (2011), Eksplorasi Bauksit Di
1. Sebaiknya boulder di produksi dengan Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.
menambahkan alat crusher sehingga produksi lebih Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
maksimal. [11] Zara, M., & Prabowo, H. (2020). Kajian Teknis
2. Perlu dilakukannya pengawasan terhadap Geometri Jalan Angkut dan Pengaruhnya Terhadap
konsistensi bucket dan memperbaharui secara Produksi Alat Angkut pada Penambangan Batu Andesit
berkala fill factor dengan melakukan uji petik. di PT. Ansar Terang Crushindo 1Kecamatan Pangkalan
Konsistensi jumlah dan kemunjungan bucket akan Koto Baru, Sumatera Barat. Bina Tambang, 5(5), 20-
sangat berperngaruh terhadap perhitungan truck 31.
count.
3. Perlu dilakukannya perbaikan jalan secara berkala
sehingga proses hauling menjadi lebih efektif dan
efesien.

7. Daftar Pustaka
[1] Alifa, A., Gusman, M., & Prabowo, H. (2018).
Optimasi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Terhadap
Produksi Batubara Dengan Metode Kapasitas Produksi
Dan Metode Teori Antrian Pada Pit Taman Periode
Oktober 2016 Unit Pertambangan Tanjung Enim Pt.
Bukit Asam (Persero) Tbk. Bina Tambang, 3(2), 807-
818.
[2] Amrin, Ardila D.2013. Analisis Besi (Fe) dan
Alumunium (Al) dalam Tanah Lempung Secara
Spektofotometri Serapan Atom. Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung, 17-22.
[3]Ardianti, N. A., & Prabowo, H. (2020). Estimasi
Biaya dan Evaluasi Kebutuhan Alat Muat dan Alat
Angkut Terhadap Efisiensi Penambangan Batubara
pada Tambang Terbuka PT. Allied Indo Coal Jaya,
Sawahlunto. Bina Tambang, 5(2), 22-31.
[4] Darman, H., & Sidi, F. H. (2000). An Outline of the
Geology of Indonesia. Jakarta: Publikasi Ikatan Ahli
Geologi Indonesia.
[5] Geological Society of America (1983) Geological
Society of America Bulletin Vol. 94 (8)
[6] Ott, H.I. 1987. The Kutei Basin – A Unique
Structure History. Proceeding Indonesian Petroleum
Association, 16th Annual Convention (hal. 97 – 101)
[7] Kepmen esdm. (2016). Dampak Hilirisasi Bauksit
Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kalimantan
Barat. Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan
Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 18
Jakarta Pusat 10110.

11

You might also like