Jurnal 2
Jurnal 2
Jurnal 2
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Indonesia
*[email protected]
**[email protected]
Abstract. PT Koto Alam Sejahtera is a private mining company engaged in the andesite
mining business in Koto Alam, Lima Puluh Kota Regency. In andesite mining activities,
PT. Koto Alam Sejahtera uses a series of excavators and dump trucks to move material
from the loading point to the waste dump. In the process of transporting andesite to the
crusher there is a queue of dump trucks and long stand-by times at the dump trucks, this can
cause the productivity of the tools to be small so that the Andesite stone production target
of 80,000 tons / month is not achieved. This is due to the inefficient working time of
mechanical tools.
This production target was not achieved due to the inappropriate combination of
transportation equipment (Mitsubishi Fuso 220 PS) and loading equipment (Hitachi ZX-
350) which resulted in queues or waiting times for transportation vehicles. One of the ways
to achieve the production target requires appropriate fleet management. Based on research
that was carried out in October 2019, the productivity of the Hitachi ZX-350 excavator was
344,9378 tons / hour and the productivity of the Mitsubishi Fuso 220 PS dump truck was
78,10247 tons / hour. The composition of the equipment used is 1 unit of excavator serving
5 units of dump trucks, causing the combination of transportation and loading factors to be
inappropriate. To overcome the long queue time, the composition of the MF = 1 tool was
improved. Fleet settings are based on the queuing method, namely 1 unit of digging
equipment and 4 units of transportation equipment with a production of 83.101,03 tons /
month.
251
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
produktifitas peralatan mekanis yang digunakan. Untuk Luas Izin Usaha Penambangan (IUP) PT. Koto Alam
itu perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki Sejahtera adalah seluas 10 Ha. Lokasi penambangan PT.
keserasian dan komposisi alat akibat antrian tersebut. Koto Alam Sejahtera terletak di Jorong Polong Duo,
Untuk dapat merealisasikan peningkatan produksi
Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru,
yang direncanakan harus didukung dengan ketersediaan
alat-alat mekanis yang cukup untuk dapat menghasilkan Kabupaten Lima Puluh Kota, yang berjarak ± 150 Km
bahan baku sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan dari kota Padang. Lokasi ini dapat ditempuh dengan
jumlah gali-muat (excavator) dan alat angkut (dump kendaraan roda dua atau roda empat dari Kota Padang -
truck) serta sistem kerja saat ini maka target produksi Bukit Tinggi - Payakumbuh - Koto Alam, yang berjarak
yang diinginkan belum tercapai, hal ini di indikasikan ± 150 Km, dan kemudian perjalanan dilanjutkan melalui
karena terjadinya waktu tunggu bagi alat angkut (dump jalan yang di perkeras selama ± 3 menit (berjarak ± 1
truck ) untuk loading.
Km) untuk sampai ke lokasi penambangan peta topografi
Untuk memenuhi target PT. Koto Alam Sejahtera
dalam pencapaian target produksi perusahaan, maka PT. Koto Alam Sejahtera dapat dilihat pada gambar 1.
penulis ingin meneliti tentang “Kajian Teknis Alat Gali-
2.3 Dasar Teori
muat (excavator) dan Alat angkut (dump truck) pada
Pengangkutan Andesit Untuk Mengoptimalkan Produksi
2.3.1. Faktor Pengembalian Material (Swell
di PT. Koto Alam Sejahtera ”.
Factor)
2. Kajian Pustaka
”Swell” adalah pengembangan volume suatu material
digali dari tempatnya material dilapangan jika digali
2.1 Deskripsi Perusahaan
akan mengalami pengembangan [1.2].
Faktor pengembangan juga dapat diketahui dari
PT. Koto Alam Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang
perbandingan densitas material lepas dengan densitas
bergerak dibidang usaha pertambangan dan pengolahan
material insitunya. Bentuk volume material yang
batu gunung yang berlokasi di Nagari Koto Alam,
mempengaruhi perhitungan pemindahannya, yatu
Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima
dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic
Puluh Kota. PT. Koto Alam Sejahtera merupakan anak
meter (LCM), compacted cubic meter (CCM).
perusahaan dari PT. Lubuk Minturun Konstrucksi
Persamaan untuk menghitung besarnya swell factor
Persada yang bergerak dalam bidang konstrucksi dan
dan % swell ada dua macam, yaitu:
kontraktor alat berat dalam kegiatan penambangan.
Perhitungan berdasarkan volume
PT. Koto Alam Sejahtera memproduksi batuan
gunung (batu andesit) karena kebutuhan masyarakat akan
batuan gunung sangat tinggi. Dalam hasil pengolahan Swell factor =
batuan gunung yang dilakukan, PT. Koto Alam
Sejahtera memproduksi batuan dengan ukuran 0 mm – 5 % swell = x 100%
mm (Abu batu), 5 mm – 10 mm (Medium), 10 mm – 20
mm, 20 mm – 30 mm, hingga base yang berguna dalam
Perhitungan berdasarkan densitas
pembuatan jalan raya.
% swell = x 100%
q=
keterangan:
q = produksi alat persiklus
ql = kapasitas bucket
SF = swell factor
Gambar 1. Peta Lokasi Kesampain Daerah
252
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
Maka setelah mengetahui produksi persiklus , kita dapat oleh mekanisme pelayanan mengalami kesibukan.
menghitung produksi per jam excavator tersebut dengan Antrian timbul karena adanya ketidak seimbangan antara
persamaan: yang dilayani dengan pelayanannya[4].
Menurut Thomas J. Kakiay dalam skripsi Dwi Rahmi
Q= Elvionita (2018:61), sistem antrian dapat dijelaskan
sebagai kedatangan pelanggan atau unit-unit yang
Keterangan:
membutuhkan pelayanan pada suatu sisten pelayanan.
Q = Produksi per jam alat muat (BCM/jam)
Pelanggan bergabung pada barisan penungguan (antrian)
E = Efesiensi Kerja
untuk dilayani[5].
CT = Cycle time
1. Disiplin Pelayanan
2. Produksi Alat Angkut
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para
Kemampuan alat angkut dapat dihitung dengan
pelanggan dilayani, tipe aturan antrian terdiri dari[6]:
menggunakan rumus sebagai berikut:
Produksi per siklus dump truck
a. FIFO (First In First Out)
q = n x ql x k
Aturan yang mendasar pada yang pertama masuk,
Keterangan: pertama keluar atau pertama datang yang akan dilayani
(first come first served). Aturan ini umum digunakan
q = produksi alat angkut per siklus pada pemindahan tanah mekanis.
n = jumlah pengisian
b. LIFO (Last In First Out)
ql = kapasitas bucket
Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan
k = bucket fill factor yang terakhir masuk pertama keluar.
produksi per jam dump truck c. SIRO (Service In Random Order)
Q= Aturan pelayanan dalam aturan acak.
Keterangan: d. PRI (Priority Disclipines)
Q = Produksi per jam alat muat (BCM/jam)
Aturan pelayanan berdasarkan prioritas.
E = Efesiensi Kerja
Pengelompokan fasilitas pelayanan menurut jumlah
CT = Cycle time yang tersedia.
a. Single channel single phase (satu antrian satu
2.3.3. Keserasia Kerja (Match Factor)
pelayanan).
b. Single channel multiple phase (satu antrian beberapa
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara
pelayanan seri).
alat gali-muat dan alat angkut, maka produksi alat gali-
c. Mutiple channel single phase (satu antrian beberaoa
muat harus sesuai dengan produksi alat angkut. Faktor
pelayanan).
keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada
d. Multiple channel multiple phase (satu antrian
produksi alat gali-muat dan alat angkut, yang dinyatakan
beberapa pelayanan seri).
dalam match factor (MF).
2. Karakteristik sistem kesetimbangan pelayanan
MF =
Keterangan: Probabilitas keadaan tetap dari M tahap dan N truck
MF : faktor keserasian kerja adalah sebagai berikut :
Na = jumlah a;at angkut dalam kombinasi kerja, unit
Nm = jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja ( )
n = banyaknya pengisian tiap satuan alat angkut ( )
Ctm = waktu edar alat gali-muat, menit
Cta = waktu edar alat angkut, menit Probabilitas keadaan antrian putaran bila ada 4 tahap
dengan N truck dapat dihitung dengan rumus:
2.3.4. Teori Antrian
( )
Menurut Iqbal (2011:95), antrian terdapat pada kondisi P (n1, n2, n3, n4) =
apabila obyek-obyek menuju suatu area untuk dilayani,
namun kemudian menghadapi keterlambatan disebabkan Probabilitas bahwa sebuah tahap bekerja adalah:
253
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
Durasi waktu sebuah truck antri pada tahap 1 adalah: 4.2 Komposisi Alat yang Tersedia
Waktu = 9 jam/hari
= 30 hari/bulan 4.3.3 Waktu Edar Alat Muat
= 270 jam/bulan – 4 jam jumat/bulan
= 266 jam/bulan Waktu edar alat muat merupakan total waktu yang
= 532 menit/hari digunakan oleh alat muat untuk memenuhi satu siklus
Tabel 8. Waktu Kerja Tidak Produktif dari menggali material, mengayun isi, menumpahkan
Excavator material ke dalam dump truck , dan kembali mengayun
Mitsubishi
Hambatan Hitachi ZX- kosong kembali keposisi semula. Waktu edar rata-rata
Fuso 220 PS
350 alat muat sebagai tabel berikut.
4,34 13,66
Repair Tabel 11. Waktu Edar Rata-Rata
menit/hari menit/hari
56,42 117,09 Excavator Hitachi ZX-350
Standby Unit T1 T2 T3 T4 CT
menit/hari menit/hari
60,75 130,75 (detik (detik (detik (detik (detik
Total ) ) ) ) )
menit/hari menit/hari
Excavator
Waktu kerja produktif dalah waktu kerja yang Hitachi 7,11 50,3 3,30 4,22 19,65
tersedia dalam satu hari dikurangi jumlah waktu jumlah ZX-350
waktu tidak peroduktif .
4.3.4 Waktu Edar Alat Angkut
Waktu kerja alat angkut.
Wke = Wkt – Wht Waktu edar alat muat merupakan total waktu yang
= 532 menit/hari – 130,75 menit/hari digunakan oleh alat muat untuk memenuhi satu siklus
= 471,25 menit/hari dari loading, hauling, manuver isi sebelum dumping,
dumping dan kembali manuver kosong kembali keposisi
Efesiensi kerja alat angkut. semula. Waktu edar rata-rata alat angkut sebagai tabel
E = (Wke/Wkt) x 100% berikut.
= (401,25/532) x 100 %
= 75,42% Tabel 12. Waktu Edar Rata-Rata Mitsubishi Fuso 220PS
T1 T2 T3 T4 T5 T6 CT
Waktu kerja alat muat. Unit (mt) (mt) (mt) (mt) (mt) (mt) (meni
Wke = Wkt – Wht t)
= 532 menit/hari – 60,75 menit/hari Mitsu
= 471,25 menit bishi
Fuso 2,32 1,76 1,07 0,61 1,59 1,02 8,37
Efesiensi kerja alat muat 220P
E = ( Wke/Wkt) x 100% S
= (471,25/532) x 100 %
= 88,58 % 4.3.5 Kemampuan produksi alat Excavator Hitachi
ZX-350
4.3.2 Kemampuan alat
Kemampuan alat muat excavator Hitachi ZX-350 dalam
Tabel 9. Kemampuan Alat melakukan produksi menggunakan 1 unit excavator
Jam R W S melayani 5 dump truck Mitsubishi Fuso 220PS.
No Alat tersedia (Repair) (Work) (Stand
(jam) jam jam by) jam
Excavator Table 13. Kemampuan Produksi Alat Excavator Hitachi
1 Hitachi 266 2,17 235,63 28,21 ZX-350
ZX-350 Kapasit Efesie Bucket
Mitsubishi Cycle
No Unit as nsi Fill
2 Fuso 220 266 6,83 194,33 58,55 Time
Bucket Kerja Factor
PS
Excavator
19,65 88,58
1 Hitachi 2m³ 60 %
Tabel 10. Efesiensi Alat MA, PA, UA dan EU (detik) %
ZX-350
No Alat MA PA UA EU
(%) (%) (%) (%)
Excavator =q Sf b
t
1 Hitachi 99,09 99,18 89,31 88,58 q = q1 x k
ZX-350 Keterangan:
Mitsubishi Q = Produksi perjam alat muat (Ton/jam)
2 Fuso 96,71 97,43 77,41 75,42 q = Produksi alat muat persikus
220PS q1 = kapasitas bucket (m3)
255
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
4.3.6 Kemampuan produki Mitsubishi Fuso 220 PS 4.3.8 Perhitungan Match Factor alat gali muat dan
alat angkut
Kemampuan rata-rata alat Mitsubishi Fuso 220PS dalam
melakukan produksi menggunakan 5 alat dump truck Faktor keserasian alat angkut dan alat muat dapat di
Mitsubishi Fuso 220PS dilayani oleh 1 alat muat dihitung dangan menghitung besarnya match factor
excavator Hitachi ZX-350. (faktor keserasian) alat muat dan alat angkut. Besarnya
nilai match factor dapat dilihat dibawah:
Tabel 14. Kemampuan Rata-Rata Alat Mitsubishi Fuso
220PS a. MF < 1, berarti faktor kerja alat muat lebih kecil dari
Bucket 100% dan faktor kerja alat angkut 100% atau dengan
Kapasitas Cycle Efesiensi kata lain kemampuan alat angkut lebih besar dari
Unit Fill
Bucket Time Kerja pada kemampuan alat muat sehingga akan terjadi
Factor
waktu tunggu bagi alat muat.
Mitsubishi
8,37 b. MF = 1, berarti faktor kerja alat muat dan alat angkut
Fuso 31,56 m³ 75,42 % 60 %
(menit) sama, sehingga tidak ada waktu tunggu bagi kedua
220PS
alat mekanis tersebut.
c. MF > 1, berarti faktor kerja alat muat 100% dan
Diketahui:
faktor kerja alat angkut kurang dari 100% atau
=q b kemampuan alat muat lebih besar dari kemampuan
t
(q = n × q1 × k), (m ) alat angkut , akibatnya waktu tunggu alat angkut
Q = Produktivitas alat (ton/jam) besar.
q = Produksi alat angkut persikus
n = jumlah bucket Besarnya match factor dapat ditentukan dengan
q1 = Kapasitas bucket (m ) menggunakan rumus:
k = Bucket fill factor (%)
E = Efisisensi kerja alat (%) MF =
Ct = Waktu edar (Menit) Keterangan:
Db = Densitas material (ton/m ) nH = jumlah alat angkut (unit)
n = banyak pengisian bucket sehingga vessel
Diketahui: penuh
n =7 Ctm = waktu edar alat muat (menit)
q =n q k = 7 x 1,2 x 0,63 nM = jumlah alat muat (unit)
= 5,556 m3 Cth = waktu edar alat angkut (menit)
q1 = 1.2 (m )
k = 60 (%) = 0,6 Diketahui:
E = 75,42 (%) = 0,7542 Jumlah excavator (nM) = 1 unit
Ct = 8,37 menit = 502,2 detik Jumlah dumptruck (nH) =5
Db = 2.6 (ton/m ) Jumlah bucket (n) =7
256
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
4.4.2 Analisa Komposisi Alat Angkut Untuk Match Jadi, hasil produksi dengan menggunakan 4 dump
Factor = 1 (MF = 1) truck tercapai. Dengan catatan tidak dilakukan uji coba
atau penerapan dilapangan karana hanya analisis secara
Perbaikan waktu tunggu MF = 1 dilakukan agar teoritis.
mengurangi waktu tunggu alat dapat dilihat dibawah Tabel 17. Perbandingan Selisih Perhitungan
berikut: No Aktual Analisis Selisih
Unit Jm M Ct Jm M Ct Jm M Ct
MF = l F a l F a l F a
1 EXA 1 1.3 1,6 1 1,3 0 0,2 0,3
1 = 2 DT 5 7 5 4
1,1
2 1 7 3
1 =
4.5 Simulasi Teori Antrian
Na =
Na = 3,6333 = 4 Unit 4.5.1 Penentuan Model Antrian
Jadi jumlah alat angkut yang diperlukan sebanyak 4 unit. Berdasarkan pengamatan dilapangan barisan antrian
termasuk ukuran kedatangan secara terbatas dan hanya
Tabel 16. Hasil Produksi Bulanan PT. Koto Alam dilayani oleh satu unit excavator maka pelayanannya
Sejahtera adalah pelayanan tunggal (single server) dengan disiplin
Bulan Target Jumlah Pencapaian pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFC =
257
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
first come first service). Alat angkut MitsubishiFuso 220 Pn = Probabilitas jumlah n individu dalam sistem
PS dengan sistem kerjanya terdiri dari 4 tahap yang antrian.
berulang-ulang sehingga untuk perhitungannya Po = Probabilitas tidak ada individu dalam sistem
menggunakan model antrian putaran (tertutup), dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Tingkat kedatangan pelanggan acak dan tingkat
pelayanan tidak tetap. 4.5.3 Perhitungan Simulasi Kebutuhan Alat dangan
b. Mekanisme pelayanan yang diterapkan adalah sistem Teori Antrian
antrian pelayanan tunggal dengan sumber populasi
atau kapasitas terbatas. a) Penentuan Tingkat Pelayanan
c. Model antrian yang dipakai berlaku jika λ μ < atau
tingkat kesibukan kurang dari 100%. 1) Tahap 1
d. Waktu tunggu (antri) dapat terjadi pada excavator (di
front loading) maupun tempat penumpahan. T1 = Waktu Penempatan + Waktu Pengisian
e. Jumlah keadaan antrian terdiri dari 4 tahap yang = 6,05 menit/truck + (0,33 menit x 7
setiap tahapnya mempunyai tingkat pelayanan. bucket/truck)
f. Untuk tahap pengangkutan dan kembali kosong, = 8,36 menit
diasumsikan sebagai tahap pelayanan sendiri (self- µ1 =
service)
= 7,1770 truck/jam
4.5.2 Probabilitas Keadaan Antrian (simulasi = 7 truck
Antrian)
2) Tahap 2
Probabilitas keadaan antrian ditentukan oleh jumlah alat
angkut yang digunakan dan keadaan antrian yang terdiri T2 = Waktu perjalanan alat angkut bermuatan
dari 4 tahap. 4 tahap tersebut adalah sebagai berikut: = 2,83 menit/truck
a. Tahap (μ ) merupakan tahap pelayanan alat gali- µ2 =
muat untuk memuat material ke alat angkut hingga
terisi penuh. = 21 truck / jam
b. Tahap (μ ) merupakan tahap pelayanan sendiri
yaitu tahap dimana alat angkut dalam perjalanan 3) Tahap 3
untuk mengangkut material menuju disposal.
c. Tahap (μ ) merupakan tahap alat angkut T3 = Waktu dumping
menumpahkan material di disposal. = 0,61 menit/truck
d. Tahap (μ ) merupakan tahap pelayanan sendiri, µ3 =
yaitu alat angkut tidak bermuatan kembali ke front
loading. = 98 truck / jam
( )
= No n1 n2 n3 n4 Koefisien probabilitas
=
( )( )( )( )( ) 1 0 0 0 5 0,0000217606 0,0000106592
=
2 0 0 5 0 0,0000018593 0,0000009108
= 0,00002176055
Cara ini digunakan untuk setiap koefisien keadaan 3 0 5 0 0 0,0041152263 0,0020158108
sistem hingga keadaan P(2,1,1,1). Pada tabel dibawah di
4 5 0 0 0 1,0000000000 0,4898420283
halaman dapat dilihat bahwa koefisien P(5,0,0,0) bernilai
1 sehingga menjadi dasar untuk menghitung probabilitas 5 0 0 1 4 0,0000255353 0,0000125083
masing-masing keadaan sistem. Dari dibawah jumlah
koefisien dan seluruh keadaan sistem adalah 6 0 1 0 4 0,0001191649 0,0000583720
2,018044211 maka untuk probabilitas keadaan adalah
sebagai berikut: 7 1 0 0 4 0,0003574947 0,0001751159
8 0 1 4 0 0,0000086769 0,0000042503
P(5,0,0,0) =
9 1 0 4 0 0,0000260308 0,0000127510
= 0,48982028
Sehingga probabilitas tiap keadaan sistem dapat 10 0 0 4 1 0,0000079224 0,0000038807
dihitung seperti contoh dibawah ini:
11 1 4 0 0 0,0005144033 0,0002519764
P(0,0,0,5) = koefisien P(0,0,0,5) × P(5,0,0,0)
= 0,00002176055 × 0,48982028 12 0 4 0 1 0,0001565575 0,0000766885
= 0,000010655923 13 0 4 1 0 0,0000367431 0,0000179983
15 4 0 1 0 0,0714285714 0,0349887163
16 4 0 0 1 0,3043478261 0,1490823564
17 0 0 2 3 0,0000239720 0,0000117425
18 0 2 0 3 0,0002610279 0,0001278624
19 2 0 0 3 0,0046985014 0,0023015235
20 0 2 3 0 0,0000202462 0,0000099174
21 2 0 3 0 0,0003644315 0,0001785139
22 0 0 3 2 0,0000168782 0,0000082677
23 2 3 0 0 0,0061728395 0,0030237162
24 0 3 0 2 0,0002858877 0,0001400398
259
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No. 1
Waktu tunggu alat angkut saat menumpahkan material ke 4.6 Setingan Fleet bedasarkan metode
crusher kapasitas produksi dan teori antrian
262