Kelompok 3 - UAS Filsafat Pendidikan
Kelompok 3 - UAS Filsafat Pendidikan
Kelompok 3 - UAS Filsafat Pendidikan
Pendahuluan
Religius secara sederhana diartikan perilaku individu yang memiliki keyakinan yang kuat
terhadap Tuhan melalui wadah agama yang dianutnya, menjalani perintahNya dengan tekun dan
taat disertai rasa keimnana. Menurut Susilaningsih dan Amin Abdullah, religiusitas atau rasa agama
merupakan kristal nilai agama (religious conscience) dalam diri yang terdalam dari seseorang yang
merupakan produk dari internalisasi nilai-nilai agama yang dirancang oleh lingkungannya.
Religiusitas bagi seorang peserta didik adalah hal yang penting dan harus dimiliki oleh tiap-tiap
peserta didik, hal ini dikarenakan religiusitas mampu membina manusia agar seorang manusia dapat
menjadi orang yang beradab, berakhlak mulia, dan mempunyai nilai-nilai keagamaan dalam dirinya
dan hal inilah yang nantinya diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap
religius siswa penting untuk terus ditingkatkan bukan sekedar melalui materi agama, namun orang-
orang di lingkuga sekitarnya juga ikut berpartisipasi dalam upaya menjadi contoh bagaimana
muslim bertingkah laku dengan baik kepada sesama manusia maupun kepada alam cipataanNya.
Dalam hal ini sinergitas anatar guru dan orang tua dalam mendidik siswa sudah sepatutnya
diajarkan sedini mungkin. Guru dituntut untuk mendidik dan membimbing siswa agar dapat
memiliki nilai-nilai agama yang baik.
Dalam dunia pendidikan, meningkatkan religiusitas salah satunya melalui Pendidikan
Agama Islam. PAI dapat membentuk kehidupan manusia kearah yang terarah dan dengan
memahami agama secara menyeluruh, nantinya pribadi yang baik akan terbentuk seiring
berjalannya waktu. Jadi, penerapan nilai-nilai agama perlu dilaksanakan dengan maksimal agar
terlihat bahwa peran religisusitas yang tertanam pada diri siswa akan menjadikannya seorang yang
berakhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari baik itu dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan masyarakat. Akhlak yang baik secara umum dibentuk dalam diri setiap individu,
karena Allah SWT memerintahkan hamba-hambnya untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang
buruk. Sejatinya akhlak dapat dibentuk melalui pembinaan dan pembimbingan oleh seseorang, jadi
bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Nilai-nilai religius menjadi penting karena pada zaman
sekarang ini peserta didik harus memahami bahwa dirinya hidup bersama-sama dengan orang lain
yang berbeda agama di Indonesia. Oleh karena itulah dibutuhkannya strategi dala penanaman nilai-
nilai religius melalui bimbingan dari guru maupun orang tua.
Strategi guru PAI dalam hal ini sangat diperlukan melalui pengetahuam keagamaan yang
baik selain itu melalui pengetahuan keberagamaan yang baik peserta didik dapat menyikapi
pengaruh perkembangan globalisasi yang berdampak negatif bagi kalangan masa remaja, sehingga
dapat berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh sebab itu Pendidikan Agama Islam di
sekolah sangat diperlukan untuk mengembangkan fitrah beragama anak dalam mewujudkan
perilaku religius yang sesuai dengan norma-norma agama Islam.
Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu peneliti tertarik untuk mendalami permasalahan
ini dengan judul penelitian “Strategi Guru PAI dalam Manajemen Kesiswan Untuk
Meningkatkan Religiusitas Siswa di SMAN 92 Jakarta”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Dalam menyajikan dan menganalisa data menggunakan
uraian secara verbal dan kualifikasinya bersifat tulisan bukan berupa data angka atau data statistik.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang
ataupun persprektif partisipan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data, fakta-fakta dan
menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan masalah yang dipecahkan.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua sumber, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber data utama (data primer) yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari informasi lapangan serta hasil wawancara dari informan penelitian. Sedangkan
sumber data sekunder yang digunakan bersumber dari literatur berupa dokumen, jurnal, riset
akademik, bacaan, laporan atau literatur yang memiliki kaitan dengan topik yang dibahas. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi. Observasi dilakukan di
SMA Negeri 92 Jakarta. Wawancara dilakukan dengan informan yaitu salah satu Guru PAI di SMA
Negeri 92 Jakarta. Adapun data yang diperoleh dari dokumentasi meliputi RPP, bahan ajar, serta
data pendukung lainnya. Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan melalui proses yaitu
pengumpulan data, melakukan reduksi data, melakukan penyajian data sehingga fenomena di
lapangan menjadi jelas, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi data.
Hasil dan Pembahasan
A. Strategi Guru PAI
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, strategi merupakan sebuah cara atau sebuah
metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Istilah strategi
(strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata
benda, strategos merupakan gabungan dari kata Stratos (militer) dengan ago (memimpin).
Strategi adalah sebuah langkah disiapkan oleh seorang guru ketika melakukan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang sistematik dan sempurna. Strategi
pembelajaran adalah rencana yang berisi rangkaian kegiatan yang telah disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Strategi belajar mengajar disebut rencana, langkah-
langkah, taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, taktik tersebut harus
mencerminkan langkah-langkah yang sistematis, artinya masing-masing komponen
pembelajaran harus saling berkaitan dan sistematis. langkah-langkah yang dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran disusun secara cepat dan logis agar tujuan yang
ditetapkan tercapai.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar, yaitu:
a) Mengindentifikasi serta menetapkan indikator perubahan tingkah laku dan
keperibadian peserta didik sebagaimana yang diharapkan.
b) Memilih strategi pendekatan belajar mengajar berdasarkan materi.
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya, dan
d) Menetapkan kriteria belajar minimal (KBM) sehingga dapat dijadikan pedoman
oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk menyempurnakan perangkat
pembelajaran
Tugas guru PAI salah satunya adalah membuat rencana pembelajaran guna
mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan
berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar
dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dimulai dari
perencanaan pelajaran, perencanaan pelaksanaan, dan perencanaan evaluasi. Perlunya
perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran.
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu dimulai dari perencanaan
pembelajaran diwujudkan dengan adanya desain sedang belajar
b) Untuk mendesain suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem
c) Perencanaan desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang
pembelajaran Untuk merencanakan suatu rancangan pembelajaran yang
dimaksud siswa secara individu
d) Pembelajaran yang dilakukan akan mengarah pada pencapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan pembelajaran secara langsung dan
tujuan iringan pembelajaran
e) Tujuan akhir perencanaan desain pembelajaran adalah mudah dipelajari oleh
siswa.
f) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel sedang belajar
g) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penentuan metode pembelajaran
yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan pada dasarnya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu:
manajemen dan kemahasiswaan. Manajemen secara etimologis berasal dari bahasa
Inggris yaitu dari kata kerja to manage yang artinya mengatur, mengarahkan dan
mengelola. Manajemen berasal dari kata Italia maneggiare yang artinya mengendalikan.
Ketentuan pengendalian lebih terfokus pada “mengendalikan kuda”. Sedangkan
maneggiare juga merupakan bahasa latin manus yang berarti “tangan”. Kesiswaan
(studentship) berasal dari kata dasar siswa dalam kamus bahasa Indonesia artinya murid,
Pelajar yang mendapat imbuhan ke-an berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan
siswa atau mereka yang lebih populer di kalangan mahasiswa. Secara etimologis, siswa
adalah setiap orang yang terdaftar sebagai objek pada suatu institusi pendidikan. Dalam
dunia pendidikan, siswa juga sering disebut sebagai Murid atau anak didik. Peserta didik
adalah mereka yang ada mengikuti program pendidikan di sekolah atau jenjang
pendidikan tertentu.
C. Religiusitas
Religiusitas merupakan tingkat keyakinan dan sikap seseorang terhadap ajaran agama
praktik ritual praktik ritual agama yang dianutnya, baik dalam hubungan dengan Allah
maupun terhadap makhluk-Nya, sebagai upaya untuk mencari makna dan kebahagiaan
kehidupan (Suryadi & Hayat, 2021). Adapun menurut Quraish Shihab, religiusitas
memiliki tiga makna. Pertama, religius artinya ketaatan beragama. Kedua, religiusitas
adalah penghayatan keagamaan dan kedalaman keimanan yang diekspresikan dalam
ibadah sehari-hari, doa, dan pemembacaan kitab suci penganutnya. Ketiga, religiusitas
merupakan wujud interaksi harmonis seseorang antara pihak yang lebih tinggi
kedudukannya (Allah Swt.) dengan menggunakan tiga konsep dasar, yakni iman, Islam
dan ihsan.
Menurut Glock dan Stark (dalam Suryadi & Hayat, 2021), terdapat lima aspek
religiusitas, yakni:
1. Aspek keyakinan atau the ideological dimension merupakan aspek atau dimensi yang
didasari bahwa setiap agama memiliki keyakinan tertentu. Misalnya, seorang
muslim meyakini adanya malaikat-malaikat sebagaimana yang ada dalam rukun
iman.
2. Aspek praktik ibadah atau the ritualistic dimension adalah aspek yang didasari oleh
pengalaman ibadah seseorang menurut keyakinannya. Misalnya, salah satu ibadah
wajib bagi seorang muslim adalah salat lima waktu.
3. Aspek eksperiensial atau the experiental dimension adalah aspek yang didasari oleh
perasaan-perasaan yang dialami dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang dianut
seseorang. Salah satu contohnya adalah seseorang yang merasa tenang karena
berzikir.
4. Aspek intelektual atau the intellectual dimension merupakan aspek yang didasari dari
pemahaman seseorang mengenai ajaran agama yang dianutnya.
5. Aspek konsekuensial atau the consequential dimension merupakan aspek yang didasari
dari pengaruh agama terhadap perilaku penganutnya dalam kehidupan. Salah satu
contohnya adalah seseorang yang selalu amanah apabila diberikan sebuah
tanggung jawab.
Selain itu, menurut Ibnu Taimiyah, terdapat tiga dimensi utama religiusitas, yakni
iman, Islam, dan ihsan (Ahmad, 2020). Pendapat ini juga didukung dari dengan pendapat
dari Quraish Shihab yang telah dijelaskan bahwa terdapat tiga konsep dasar, yakni iman,
Islam dan ihsan.
10 liqo tertuju untuk siapa aja? Rohis adalah kegiatan ekskul namun
hanya orang-orang yang mau saja yang
ikut rohis.
13. Apa peran guru pai dalam Silabus sudah didapatkan dari
silabus? pemerintah maka kita hanya membuat
rppnya. Karena sudah kurikulum
merdeka, jadi tidak ada silabus lagi.
Akan tetapi, ada tujuan pembelajaran,
capaian pembelajaran, dan modul.
Selain itu. Terdapat musyawarah guru
mata pelajaran PAI (MGMP) sebagai
bentuk kerja sama dengan guru PAI di
sekolah lain untuk membicarakan
program sekolah selama 1 tahun
(biasanya dilaksanakan pada hari rabu
setiap 1 bulan sekali). Kegiatan ini
diadakan, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Penutup
Berdasarkan hasil survei disimpulkan, tugas seorang guru Pendidikan Agama Islam tidak
hanya berperan sebagai pendidik yang profesional. Akan tetapi, guru PAI juga memiliki peran
untuk meningkatkan religiusitas siswa dengan menanamkan nilai-nilai keislaman yang berlandaskan
Al-Qur’an dan sunah. Strategi yang dilakukan oleh guru PAI SMAN 92 Jakarta dalam
memanejemen religiulitas siswa memiliki kegiatan praktik membaca Al-Qur’an yang bekerja sama
dengan orang tua siswa untuk membantu siswa lancar dalam membaca Al-Qur’an. Selain itu, juga
terdapat muswarah guru mata pelajaran PAI (MGMP) untuk membicarakan program sekolah
sebagai bentuk kerja sama dengan guru PAI di sekolah lain. SMAN 92 Jakarta juga telah
mengadakan pembiasaan dan internalisasi nilai keislaman dengan mengadakan kegiatan-kegiatan
keislaman berupa kegiatan salat zuhur, tadarus pagi dan akbar, kegiatan mabit atau yang biasa
dikenal denan istigasah atau doa bersama, program hafalan, ekstrakulikuler Rohis, serta kegiatan
keputrian. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat diketahui strategi guru PAI SMAN 92 untuk
memenuhi aspek-aspek religiusitas siswa adalah dengan mengadakan pembiasaan internalisasi dan
kebiaasaan dengan melakukan kegiatan-kegiatan keislaman.
Daftar Pustaka
Agustina, R. (2022). Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Pembelajran PAI (Studi Analisis di
SMAN 1 Krueng Barona Jaya). Banda Aceh: Undergraduate Thesis UIN Ar-Raniry.
Ahmad, J. (2020). Religiusitas, Refleksi dan Subjektivitas Keagamaan. Deepublish.
Alwi Saputra, Muhammad, and Y. Y. (2022). Strategi Guru PAI untuk Meningkatkan Religiusitas
Peserta Didik Muslim di SMA. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan,
19(2), 280–296. https://doi.org/https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v19i2.541.
Amin Abdullah, dkk., Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner, (Yogyakarta:
Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hal. 88
Muchith, M. S. (2016). Guru PAI yang Profesional. Quality, 4(2), 217–235.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/viewFile/2121/1808#:~:text=di
dik dan masyarakat.-,Guru PAI setidaknyaa memiliki dua tugas yaitu tugas melaksanakan
sebagai,dan hadis) secara tepat yang
Suryadi, Bambang. Hayat, B. (2021). RELIGIUSITAS Konsep, Pengukuran, dan Implementasi di
Indonesia. Bibliosmia Karya Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/RELIGIUSITAS_Konsep_Pengukuran_dan_Im
ple/u3EYEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1
Amin Abdullah, dkk., Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner, (Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hal. 88