Geotekstil

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Vol. 19 No.

2 Edisi Oktober 2022 ISSN (Online): 2655-2124

Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil


Available online at: http://ejournal2.pnp.ac.id/index.php/jirs/
Terakreditasi SINTA Peringkat 5

Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil (Studi


Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Tol Cibitung – Cilincing Seksi 2
STA 6+475)
1
Pandu Graha Rizqullah, 2Yelvi
1,2
Jurusan Teknil Sipil, Politeknik Negeri Jakarta
1
[email protected], [email protected]

Abstract
Excavation and embankment work on toll roads is a routine work due to the difference of elevation between road
and ground existing. This paper This paper will discuss slope stability during earth works at Cibitung - Cilincing Toll
Road Project since there are a lot of excavation and embankment works. The slope stability has to be analyzed to
determine safety factor (SF). On this paper, embankment slope at STA 6+475 is reinforced by geotextile system.
The safety factor is calculated using before and after reinforced by geotextile using Bishop method and PLAXIS
software program. The results shows that a safety factor of 1.47 (manually) and 1.201 (PLAXIS) in static condition.
For dynamic condition with coefficient of horizontal earthquake of 0,18 is obtained average of safety factor of 0.95
(manually). While the safety factor for analysis with earthquake loads using PLAXIS software program cannot be
calculated, then the lateral deformation value is sought, which is 0,505 m. From this result, the slope of existing
condition has to be reinforced by geotextile system since SF is less than 1.25. Reinforcement of geotextile system
designed is divided into 2 zones, such as: 1.0 m and 0.5 m. Analysis of slope stability of the embankment slopes
with geotextile reinforcement system is obtained a safety factor of 1.880. It means that the condition of the existing
embankment slopes reachs 64%. While the value of the lateral deformationnof the embankment slope using
geotextile renforcement with an earthquake load is 0,034 m, so that this value meets the allowable deformation
value.

Keywords: Sliding, Safety Factor, Geotextile, Bishop, Geotextile

Abstrak
Pekerjaan galian dan timbunan pada Jalan Tol merupakan hal yang sering dijumpai karena perbedaan elevasi jalan
rencana dengan elevasi tanah aslinya. Pada Proyek Jalan Tol Cibitung - Cilincing terdapat banyak pekerjaan galian
dan timbunan, hal ini mengakibatkan kemungkinan terjadinya kelongsoran pada badan jalan sehingga lereng perlu
dianalisis kestabilannya. Penelitian ini membahas mengenai pencegahan kelongsoran lereng timbunan pada STA
6+475 Jalan Tol Cibitung - Cilincing Seksi 2. dimana perkuatan yang direncanakan yaitu menggunakan geotekstil.
Penelitian ini dianalisis dengan membandigkan hasil faktor keamanan kondisi tanah asli dan dengan
penambahanan perkuatan geotekstil yang dihitung menggunakan metode Bishop dan program Plaxis V.20 Hasil
analisis dengan metode bishop tanpa beban gempa didapat faktor keamanan sebesar 1,47 dan dengan program
Plaxis V.20 didapat faktor keamanan sebesar 1,201. Dari analisis dengan metode bishop dengan beban gempa
(kh) sebesar 0,18 didapat faktor keamanan 0,95. Sedangkan faktor keamanan untuk analisis dengan beban gempa
menggunakan program Plaxis V.20 tidak dapat diperhitungkan, maka dicari nilai deformasi lateralnya yakni sebesar
0,505 m. Dari hasil tersebut lereng kondisi tanah asli harus diberi perkuatan karena nilai FK < 1,25. Perkuatan
menggunakan geotekstil dibagi menjadi 2 zona yaitu 1,0 m dan 0,5 m. Hasil analisis stabilitas lereng timbunan
dengan perkuatan geotekstil mendapatkan faktor keamanan sebesar 1,880 dimana meningkat sebesar 64 % dari
kondisi lereng timbunan tanpa perkuatan. Sedangkan nilai deformasi lateral lereng timbunan menggunakan
perkuatan geotekstil dengan beban gempa didapat sebesar 0,034 m, sehingga nilai tersebut memenuhi nilai
deformasi izin. Dari hasil analisis dapat disimpulkam bahwa perkuatan geotekstil dapat meningkatkan kestabilan
lereng secara efektif dalam mencegah kelongsoran pada lereng.

Kata kunci: Kelongsoran, Faktor Keamanan, Geotekstil, Bishop, Plaxis V.20

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
145
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

terbuat dari tekstil polimer seperti polyester atau


1. Pendahuluan
polypropylene. Geotekstil dapat digunakan atau
Permasalahan yang sering terjadi dalam berfungsi sebagai separator, filter, proteksi, dan
pekerjaan galian dan timbunan pada lereng di perkuatan [4].
proyek Jalan Tol yaitu kelongsoran. Apabila
Pada penelitian ini untuk meningkatkan nilai FK
lereng memiliki timbunan yang tinggi akan
pada lereng akan dicoba menggunakan
menyebabkan kestabilan tanah dasar
perkuatan geotekstil yaitu jenis geotekstil
berkurang dan beban yang diterima semakin
woven. Hal ini, dikarenakan selain dapat
besar sehingga memungkinan terjadinya
menjadi perkuatan bagi lereng, geotekstil dapat
permasalahan kelongsoran pada lereng
juga berfungsi sebagai filter terhadap aliran air
timbunan. Stabilitas tanah pada lereng dapat
yang melintas di bawah badan jalan [5]. Selain
terganggu akibat pengaruh alam, iklim dan
itu pemilihan perkuatan lereng dengan
aktivitas manusia [1]. Longsoran terjadi
geotekstil dipilih karena dianggap memiliki
dikarenakan adanya gerakan tanah, Gerakan
beberapa keunggulan antara lain dapat
tanah ialah perpindahan massa tanah atau
mengurangi pemakaian lahan karena lereng
batuan dengan arah vertikal, horizontal atau
dengan perkuatan dapat lebih tegak,
diagonal terhadap kedudukan awal
mengurangi volume bahan timbunan, dan
dikarenakan pengaruh air tanah, gravitasi, dan
memungkinkan digunakannnya timbunan
beban yang bekerja di atas tanah tersebut,
dengan kualitas yang lebih rendah [6]. Kuat
serta pengaruh lingkungan sekitar [2].
tarik dan panjang geotekstil serat parameter
Kemungkinan terjadinya permasalah tersebut
tanah timbunan mempengaruhi faktor
berada pada proyek pembangunan Jalan Tol
keamanan konstruksi lereng [7].
Cibitung – Cilincing Seksi 2 STA 6+475 karena
memiliki timbunan di badan jalan yang cukup Analisis stabilitas lereng pada penelitian ini
tinggi sebesar 7,5 m sehingga diperlukan akan membandingkan nilai FK sebelum dan
analisis stabilitas lereng yang tepat untuk sesudah perkuatan, dimana akan dianalisis
mengetahui faktor keamanan (FK) dan risiko menggunakan perhitungan manual (metode
kelongsorannya. Bishop) dan program Plaxis V.20. Batasan nilai
FK agar lereng dianggap stabil harus memiliki
Perkuatan pada lereng difungsikan untuk
nilai FK > 1,25 [8] dan FK ≥ 1,10 jika gempa
mencegah terjadinya kelongsoran, sehingga
diperhitungkan [9]. Apabila hasil analisis lereng
kestabilan lereng dapat tercapai [3]. Dalam
timbunan kondisi tanah asli dan setelah diberi
mengatasi kemungkinan kelongsoran banyak
perkuatan geotekstil terjadi selisih yang besar.
metode perkuatan yang dapat digunakan, salah
Maka, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
satunya dengan menambah perkuatan
evaluasi terhadap pengambilan keputusan
geosintetik untuk menambahkan FK pada
dalam menganalisis kestabilan lereng yang
lereng. Geosintetik memiliki berbagai jenis
ditinjau dari segi kekuatannya.
seperti geogrid, geomembran, geotekstil, dan
lain sebagainya. Geotekstil merupakan suatu
bahan sintetis permeable yang bahan dasarnya

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 01-11-2022
146
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

1.1 Analisis Stabilitas Lereng momen dan gaya normal tetapi mengabaikan
Kestabilan lereng tergantung kepada gaya gaya geser. Dengan kata lain gaya – gaya yang
penggerak (driving force) dan gaya penahan bekerja pada sisi – sisi irisan dianggap memiliki
(resisting force) yang bekerja pada bidang resultan nol pada arah vertikal [13].
gelincir tersebut, dimana dapat dicapai jika
gaya penahan pada lereng lebih besar dari
gaya penggerak [10]. Analisis stabilitas lereng
adalah untuk menentukan faktor aman dari
bidang longsor yang potensial [11]. Analisis
stabilitas lereng mempunyai banyak faktor yang
mempengaruhi, misalnya kondisi tanah yang
berlapis-lapis, kuat geser tanah, aliran rembes Gambar 1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Irisan [14]
air dalam tanah, dan lain – lain [12]. Faktor Sumber: Das (1993)
1
keamanan adalah nilai banding antara gaya Σ [(𝑐.𝑏+(𝑊−𝑢.𝑏) tan 𝜑)]( )
𝑀𝛼
𝐹𝐾 = (3)
Σ W sin 𝛼
yang menahan dan gaya yang menggerakkan,
disajikan dalam rumus: Dengan,

𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑀𝛼 = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 (1 + 𝑡𝑎𝑛 𝜑 𝑡𝑎𝑛 𝛼/𝐹) (4)


𝐹𝐾 = (1)
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
Dengan FK adalah faktor keamanan lereng, c
𝜏𝑓 𝑐 + 𝜎 tan 𝜑
𝐹𝐾 = 𝜏 = 𝑐 (2)
𝑑 𝑑 + 𝜎 tan 𝜑𝑑 adalah kohesi tanah (kN/m2), 𝜑 adalah sudut
geser tanah (°), b adalah lebar irisan (m), W
Dengan FK adalah faktor keamanan lereng, 𝜏𝑓
adalah berat irisan (kN), 𝛼 adalah sudut yang
adalah tahanan geser maksimum yang dapat
didefinisikan di Gambar 1 (⁰), 𝑢 adalah tekanan
dikerahkan oleh tanah (kN/m2), 𝜏𝑑 adalah
air pori (kN/m2).
tegangan geser yang terjadi akibat berat tanah
yang akan longsor (kN/m2), c adalah kohesi 1.3 Pengaruh Gempa terhadap Kestabilan
2
tanah (kN/m ), 𝑐𝑑 adalah kohesi yang terjadi Lereng
sepanjang bidang longsor (kN/m2), 𝜑 adalah
Perpindahan tanah selama gempa bumi
sudut geser tanah (°), 𝜑𝑑 adalah sudut geser
menyebabkan momen inersia yang besar pada
dalam tanah yang terjadi sepanjang bidang lereng. Pada saat lereng mengalami pengaruh
longsor (°), σ adalah tegangan normal rata-rata gempa dapat diasumsikan bahwa tanah
pada permukaan bidang longsor (kN/m). tersebut akan mengalami sedikit penurunan
1.2 Metode Sederhana Bishop pada kekuatan lereng karena beban siklis [15].
Metode Bishop diperkenalkan oleh A.W Bishop Kuat geser tanah pada lereng dapat berkurang
pada tahun 1955, dimana menggunakan cara dikarenakan adanya pengaruh gempa. Gempa
potongan gaya-gaya yang bekerja pada tiap rencana untuk lereng ditetapkan dengan
potongan. Pada metode Bishop dibuat kemungkinan terlewati besarannya selama
penyederahanaan terhadap metode Fellenius umur rencana 50 tahun adalah 2 % atau setara
yang lebih teliti dengan mempertimbangkan dengan periode ulang 500 tahun dengan

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
147
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya komposit (tanah yang diperkuat) tersebut
Gempa Indonesia Tahun 2017 [9]. menghasilkan kekuatan tekan dan tarik tinggi
sehingga dapat menahan gaya yang bekerja
dan deformasi [18].

Dalam menganalisis stabilitas lereng dengan


perkuatan terdiri dari analisis stabilitas
eskternal dan internal. Stabilitas eksternal
terbagi menjadi stabilitas terhadap geser,
guling, eksentrisitas, dan kapasitas daya
Gambar 2. Peta Percepatan Puncak di Batuan Dasar (SB) dukung tanah. Sedangkan stabilitas internal
untuk Probabilitas Terlampaui 2% dalam 50 Tahun versi terbagi menjadi stabilitas terhadap gaya-gaya
2017 [16]
internal yang diperhitungkan terhadap panjang
Sumber : Peta Sumber dan Bahaya Gempa 2017
overlapping geotekstil dan panjang efektif
Fkmin yang disyaratkan untuk analisis
geotekstil [19]. Gaya yang bekerja pada tanah
menggunakan model pseudostatik adalah lebih
disajikan dalam diagram distribusi tekanan
besar dari 1,10. Koefisien seismik yang
tanah lateral.
digunakan adalah percepatan puncak di
permukaan (PGA) dengan menggunakan
koefisien seismik horizontal (Kh) ditentukan
sebesar 0,5 dari percepatan puncak horizontal
dengan penentuan kelas situs dan faktor
Gambar 3. Distribusi Tekanan Tanah Lateral
amplifikasi [17].
𝜎ℎ𝑐 = (𝑞 𝑥 𝐾𝑎) + (𝐾𝑎 𝑥 𝐻 𝑥 𝛾𝑏 ) − (2 𝑥 𝑐 𝑥 √𝐾𝑎)
𝐹ℎ = 𝐾ℎ . 𝑊 (5)
(8)
Dengan 𝐹ℎ adalah gaya horizontal, 𝐾ℎ adalah Dengan 𝜎ℎ𝑐 adalah tekanan tanah lateral
koefisien pseudostatik horizontal, W adalah (kN/m2), 𝛾𝑏 adalah verat volume tanah (kN/m3),
berat dari massa tanah yang runtuh. q adalah beban merata (kN/m2), c adalah
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐹𝐾𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 = (6) kohesi (kN/m2), H adalah tinggi lapisan tanah
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝐺𝑒𝑚𝑝𝑎
(m), dan Ka adalah Koefisien tanah aktif (⁰).
1
[(𝑐.𝑏+[(𝑊−𝑢.𝑏) 〖+ 𝐹ℎ sin 𝛼]tan〗 𝜑)]( )
𝑀𝛼
𝐹𝐾𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 = 𝜑
W sin 𝛼+ 𝐹ℎ cos 𝛼 𝐾𝑎 = tan2 (45 − 2 ) (9)
(7)
Dengan Ka adalah koefisien tanah aktif, 𝜑
1.4 Analisis Stabilitas Lereng dengan
adalah sudut geser dalam tanah (⁰).
Perkuatan Geotekstil 𝑇𝑎𝑙𝑙
𝑆𝑣 = (10)
𝜎ℎ𝑐 𝑥 𝑆𝐹
Pada konstruksi lereng dengan sistem
perkuatan lereng, gaya yang meruntuhkan Dengan Sv adalah jarak arah vertikal antar lapis

akan dilawan dengan kemampuan geser dan geotekstil, Tall adalah kuat tarik allowable

tarik dari bahan perkuatan tersebut [10]. Ketika geotekstil (kN/m), SF adalah nilai faktor aman.

tanah dan geotekstil digabungkan, material 𝑇𝑢𝑙𝑡


𝑇𝑎 = 𝑅𝐹 (11)
𝐼𝐷 × 𝑅𝐹𝐶𝑅 × 𝑅𝐹𝐷 × 𝐹𝐾

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
148
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

Dengan 𝑇𝑎 adalah kuat tarik jangka panjang per pengaruh rayapan saat masa layanan struktur,
satuan lebar geosintetik (kN/m), 𝑇𝑢𝑙𝑡 adalah 𝑅𝐹𝐷 adalah faktor reduksi degradasi pengaruh
kuat tarik ultimit geosintetik (kN/m), 𝑅𝐹𝐼𝐷 adalah serangan kimia dan biologi, FK adalah faktor
faktor reduksi akibat kerusakan saat keamanan = 1, untuk struktur tanah bertulang
pemasangan, 𝑅𝐹𝐶𝑅 adalah faktor reduksi oleh (RSS).

A. Stabilitas Eksternal
1. Stabilitas terhadap geser
(𝑞 𝑥 tan 𝜑 𝑥 𝐿)+(𝐻 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 tan 𝜑 𝑥 𝐿)
𝑆𝐹 = 1 (12)
(𝑞 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝐻)+( 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝐻 2 )−(2 𝑥 𝐶 𝑥 √𝐾𝑎 𝑥 𝐻)
2

2. Stabilitas terhadap guling


1 1
( 𝑥 𝑞 𝑥 𝐿2 )+( 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝐻 𝑥 𝐿2 )
2 2
𝑆𝐹 = 1 1 1 1 (13)
(𝑞 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝑥 𝐻 2 )+( 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝐻 2 𝑥 𝑥 𝐻)−(2 𝑥 𝐶 𝑥 √𝐾𝑎 𝑥 𝑥 𝐻 2 )
2 2 3 2

3. Stabilitas terhadap eksentrisitas


1
𝑥𝐿 ≥𝑒 (14)
6
∑ 𝑀𝐷
𝑒= (15)
𝑅𝑣
1 1 1 1
(𝑞 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝑥 𝐻 2 )+( 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝐻 2 𝑥 𝑥 𝐻)−(2 𝑥 𝐶 𝑥 √𝐾𝑎 𝑥 𝑥 𝐻 2 )
2 2 3 2
𝑒= (𝐻 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝐿)+(𝑞 𝑥 𝐿)
(16)

4. Stabilitas terhadap kapasitasi daya dukung tanah


𝜎𝑢𝑙𝑡
𝑆𝐹 = 1 (17)
(𝑐 𝑥 𝑁𝑐)+( 𝑥 𝐿 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝑁𝛾 )
2
𝜎𝑢𝑙𝑡
𝐿 ≤ (𝐻 𝑥 𝛾𝑏 )+𝑞
(18)

Dengan 𝛾𝑏 adalah verat volume tanah Dengan Lo adalah panjang overlapping


(kN/m3), 𝜎𝑢𝑙𝑡 adalah tegangan ultimit geotekstil, Le adalah panjang efektif
2
(kN/m ), q adalah beban merata (kN/m ), c 2 geotekstil, 𝜎ℎ𝑐𝑖 adalah tekanan horizontal
adalah kohesi (kN/m2), H adalah tinggi rata-rata pada lipatan (kN/m2), Svi adalah
lapisan tanah (m), L adalah panjang jarak rulangan arah vertikal (m), SF adalah
geotekstil (m), Ka adalah koefisien tanah faktor keamanan, 𝛾𝑏 adalah berat volume
aktif, 𝜑 adalah sudut geser dalam tanah (⁰), tanah (kN/m3), 𝜑 adalah sudut geser dalam
e adalah nilai eksentrisitas tanah (m) dan tanah (⁰), Zi adalah kedalaman tulangan
2
RV adalah gaya reaksi vertikal (kN/m ). yang ditekuk masuk ke tanah (m)

B. Stabilitas Internal
2. Metode Penelitian
1. Panjang Overlapping
Penelitian ini memodelkan lereng sesuai

𝐿𝑜 =
𝜎ℎ𝑐𝑖 𝑥 𝑆𝑣𝑖 𝑥 𝑆𝐹
(19) potongan melintang pada Jalan Tol Cibitung –
2 𝑥 𝑍𝑖 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 tan 𝜑
Cilincing Seksi 2 STA 6+475. Analisis stabilitas
2. Panjang Efektif lereng dilakukan dengan menganalisis kondisi
𝑆𝑣𝑖 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 𝑍𝑖 lereng baik dengan maupun tanpa adanya
𝐿𝑒 = (20)
2 𝑥 𝑍𝑖 𝑥 𝛾𝑏 𝑥 tan 𝜑
pengaruh gempa yang dihitung menggunakan
metode Bishop dan program Plaxis V.20.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
149
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

Penelitian ini membandingkan hasil disebabkan oleh beban lalu lintas dan beban
perhitungan faktor keamanan lereng sebelum perkerasan jalan.
dan sesudah ditambahkan perkuatan geotekstil Tabel 1. Beban Lalu Lintas untuk Analisis Stabilitas [9]
sebagai peningkatan stabilitas lereng ataupun Kelas Jalan Beban Lalu Lintas (kPa)
pencegahan kelongsoran pada lereng. Analisis I 15
II 12
stabilitas lereng timbunan dihitung berdasarkan
II 12
data sekunder lokasi tinjauan berupa data
Sumber : SNI 8460-2017
tanah, data pembebanan perkerasan jalan dan
lalu lintas, Peta Hazard Gempa Indonesia 2017,
serta data material geotekstil. Diagram alir pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Potongan Melintang Perkerasan


Sumber : PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP)

Beban Perkerasan Jalan


= γ1h1 + γ2h2 + γ3h3
= (24 × 0,30) + (22 × 0,10) + (18 × 0,15)
= 12,10 kN/m2

Sehingga didapat beban vertikal total (surchage


loads) sebesar:
= beban perkerasan + beban lalu lintas
= 12,10 kN/m2 + 15 kN/m2 = 27,10 kN/m2

3.2 Data Tanah dan Hasil Parameter Tanah


Penelitian ini menggunnakan hasil penyelidikan
tanah berupa boring log pada STA 6+475 Jalan
Tol Cibitung – Cilincing Seksi 2. Sedangkan
untuk data properties tanah eksisting dan tanah
timbunan didapatkan dari korelasi empiris dari
beberapa ahli ataupun buku dikarenakan data
parameter tanah yang dibutuhkan untuk
pemodelan di metode Bishop dan Plaxis V.20
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian tidak ada ataupun tidak lengkap. Hasil korelasi
empiris untuk parameter tanah eksisting tiap
3. Hasil dan Pembahasan
lapisan dan juga parameter tanah timbunan
3.1 Beban yang Bekerja di Atas Lereng
dapat dilihat pada Tabel 2.
Beban tersebut merupakan beban vertikal total
(surchage loads) yaitu gaya vertikal yang

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
150
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

Tabel 2. Parameter Tanah Tiap Lapisan


𝜸𝒖𝒏𝒔𝒂𝒕 𝜸𝒔𝒂𝒕 K E V C’ 𝝋
Jenis Tanah
3 3
kN/m kN/m m/hari kPa nu kPa
8,64
Timbunan 15 17 2000 0,3 5 26
E-03
8,64
Lapisan 1 16 18 3300 0,3 3 17
E-03
8,64
Lapisan 2 18 20 6600 0,3 6 27
E-03
8,64
Lapisan 3 17 19 4400 0,3 5 20
E-03
Lapisan 4 16 18 8,64 78500 0,4 1 36

3.3 Percepatan Gempa 3.4 Hasil Analisis Kondisi Lereng Asli


dengan Metode Bishop
Perhitungan metode Bishop diperlukan cara
coba-coba hingga hasil nilai FK ruas kanan dan
ruas kiri mencapai hasil yang sama. Karena
diperlukan cara coba-coba maka pekerjaan
Gambar 6. Wilayah Cibitung pada Peta Hazard Gempa
Indonesia 2017 [16] dibantu dengan Microsoft Excel.
Sumber: Peta Sumber dan Bahaya Gempa 2017

Pada daerah Cibitung di Peta Hazard Gempa


Indonesia 2017 dengan nilai PGA dibatuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampau 2%
dalam 50 tahun memiliki potensi gempa
diantara nilai 0,3 – 0,4 g, diambil yang terbesar
yaitu 0,4 g.

Perolehan kelas situs SE (tanah lunak) : Gambar 7. Permodelan Tiap Irisan untuk Perhitungan
Beban Gempa tahun 2017, PGA = 0,4 , Metode Bishop STA 6+475

FKPGA = 0,9 Perhitungan FK tanpa pengaruh gempa:


Perhitungan PGAM: 1
Σ [(𝑐. 𝑏 + 𝑊𝑇 tan 𝜑)] (𝑀 )
PGAM = FKPGA X PGA 𝛼
𝐹𝐾 (1,44) =
Σ 𝑊𝑇 sin 𝛼
= 0,9 X 0,4 = 0,36 g
Perhitungan Beban Gempa (Kh) : 847,96
𝐹𝐾 (1,44) =
588,25
Kh = 0,5 x PGAM/g
𝐹𝐾 (1,44) = 1,44 (Kondisi Lereng Stabil)
= 0,5 x 0,36 g/g = 0,18
Perhitungan FK dengan pengaruh gempa:
Diperoleh beban gempa tahun 2017 untuk
lokasi penelitian yaitu daerah Cibitung,
Kh = 0,18.

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
151
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

𝐹𝐾 (0,93) menggunakan perkuatan geotekstil dengan


1 adanya pengaruh gempa dilakukan dengan
[(𝑐. 𝑏 + [𝑊𝑇 〖+ 𝐹ℎ sin 𝛼 ]tan〗 𝜑)] (
𝑀𝛼 )
= membandingkan nilai deformasi lateralnya.
𝑊𝑇 sin 𝛼 + 𝐹ℎ cos 𝛼
hasil deformasi lateral lereng kondisi asli
844,49
𝐹𝐾 (0,93) = dengan adanya pengaruh gempa dapat dilihat
588,25 + 322,39
pada Gambar 10 berikut.
𝐹𝐾 (0,93) = 0,93 (Kondisi Lereng Kritis)

3.5 Hasil Analisis Kondisi Lereng Asli


dengan Plaxis V.20
Didapatkan potensi kelongsoran dan nilai FK
dari hasil analisis kondisi lereng asli dengan
Plaxis V.20 sebagai berikut : Gambar 10. Grafik Deformasi Lateral pada Lereng
Timbunan menggunakan Perkuatan Geotekstil dengan
Beban Gempa

Dari grafik diatas menyatakan bahwa lereng


kondisi asli dengan beban gempa diperoleh
nilai deformasi lateral sebesar 0,505 m. Nilai
Gambar 8. Deformed Mesh Lereng Timbunan Kondisi
deformasi tersebut tidak memenuhi deformasi
Tanah Asli tanpa Beban Gempa
izin pada saat desain kejadian seismik yaitu
sebesar 1 – 2 inci [9].

3.6 Hasil Analisis Kondisi Lereng dengan


Penambahan Geotekstil
Dalam perhitungan geotekstil diperlukan data
parameter tanah, data geotekstil dan koefisien
Gambar 9 Grafik Safety Factor Lereng Timbunan Kondisi
daya dukung tanah yang digunakan untuk
Tanah Asli tanpa Beban Gempa
menganalisis stabilitas eksternal dan stabilitas
Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan
internal.
bahwa kondisi lereng asli tanpa adanya
pengaruh beban gempa merupakan lereng Dalam Plaxis V.20 diperlukan memasukkan

kritis dikarenakan nilai 1,07 <FK< 1,25 dimana data berupa nilai normal stiffness (EA) yang

longsoran pernah terjadi [8]. dapat dihitung sebagai berikut.

Sedangkan analisis lereng kondisi asli dengan A. Data Tanah Timbunan

beban gempa untuk mendapatkan nilai FK 1. Berat volume tanah (𝛾𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 ) = 15 kN/m2
lereng tidak dapat diperhitungkan, karena pada 2. Kohesi (c’) = 5 kN/m2
Plaxis V.20 tidak dapat memperhitungkan 3. Sudut geser dalam (φ) = 26 ⁰
safety setelah perhitungan dynamic, yang B. Geotekstil
dimana terdapat error. 1. Jenis geoteksti = Geotekstil Woven HRX
250
Maka untuk dapat membandingkan hasil
2. Kuat tarik ultimet = 40 kN/m
analisis stabilitas lereng kondisi asli dan
Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
152
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

3. Regangan = 35% = 37,68


4. Normal Stiffness (EA) 24,24
Sv2 =
37,68 𝑥 1,5
Dalam Plaxis V.20 diperlukan
= 0,43 m (dipakai 0,5 m)
memasukkan data berupa nilai normal
Banyak lapis geotekstil = 3,5/0,5 = 7
stiffness (EA) yang dapat dihitung
lembar
sebagai berikut.
𝐹𝑔 2. Menentukan Panjang Geotekstil
EA = ∆𝑙⁄ = 40/0,35
𝑙
Untuk menentukan panjang geotekstil
EA = 114,28 kN/m
yang digunakan, dilakukan beberapa
C. Koefisien Daya Dukung Tanah
tahap perhitungan berikut ini :
Untuk nilai koefisien daya dukung tanah
a). Stabilitas terhadap geser
sebagai berikut:
L = 16,802 m = 17 m
Nc = 22,25, Nq = 11,85, Nɣ = 12,54
b). Stabilitas terhadap guling
Perhitungan dilakukan dengan membagi
L2 = 19,02 m
perkuatan menjadi 2 zona seperti pada Gambar
L = 4,36 m = 5 m
11.
c). Stabilitas terhadap eksentrisitas
1 885,16
𝐿 ≥
6 139,60 𝐿
139,60 𝐿 2 ≥ 5310,99
Gambar 11. Pembagian Zona pada Tanah Timbunan
L2 = 38,04
A. Stabilitas Eksternal
L = 6,17 = 7 m
1. Menentukan jarak arah vertikal antar
lapis geotekstil (Sv) d). Stabilitas terhadap kapasitas dukung
Digunakan SF = 1,5 tanah
26 𝑞𝑢𝑙𝑡
𝐾𝑎 = tan2 (45 − )= 0,39
2
40 = (5 𝑥 22,25) + (0,5 𝑥 𝐿 𝑥 15 𝑥 12,54)
𝑇𝑎𝑙𝑙 = 1,1 × 1,5 × 1,0 × 1,0 = 24,24 kN/m
= 111,25 + 94,05 𝐿
a). Analisis Zona 1
𝜎𝑢𝑙𝑡
σhc1 = (27,10 x 0,39) + (0,39 x 4 x
= (111,25 + 94,05 𝐿)𝑥1,5
15) – (2 x 5 x √0,39) = 166,87 + 141,07𝐿
= 27,76 166,87 + 141,07𝐿
24,24 𝐿 ≤
Sv1 = (7,5 𝑥 15) + 27,10
27,76 𝑥 1,5
166,87 + 141,07𝐿
= 0,58 m (dipakai 1 m) 𝐿 ≤
139,60
Banyak lapis geotekstil = 4/1 = 4 139,60 𝐿 ≤ 166,87 + 141,07𝐿
lembar 𝐿 ≤ −113,13
b). Analisis Zona 2 Dari analisis diatas panjang geotekstil
σhc2 = (0,39 x 7,5 x 15) – (2 x 5 x minimal yang akan digunakan adalah
√0,39) sebesar 17 m.

Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
153
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

B. Stabilitas Eksternal 5 3
6 3
1. Panjang overlapping geotekstil
7 3
Zona 1 pada geotekstil no. 1:
8 3
26,51 𝑥 1 𝑥 1,5
𝐿𝑜 = 9 3
2 𝑥 4 𝑥 15 𝑥 tan 26
10 3
𝐿𝑜 = 0,68 m 11 3
Karena panjang overlapping geotekstil
minimum 1 meter, maka panjang
overlapping diambil 1m. Hasil
rekapitulasi perhitungan Lo dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut.
Gambar 12. Pemodelan Geometri Lereng Timbunan
Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Panjang
dengan Perkuatan Geotekstil
Overlapping Geotekstil
Geotek 𝑺𝒗𝒊 𝒁𝒊 𝑳𝒐 𝑳𝒐 Gambar 12 merupakan pemodelan geometri
Zona
stil (m) (m) (m) pakai
lereng yang telah ditambahkan dengan
1 1 1 0,71 1
perkuatan geotekstil sesuai perhitungan
Zona 2 1 2 0,71 1
1 3 1 3 0,71 1 kebutuhan lapis geotekstil yang telahh
4 1 4 0,71 1 dilakukan. Untuk hasil analisis lereng dengan
5 0,50 4,50 0,26 1 perkuat dapat dilihat pada Gambar 13 dan
6 0,50 5 0,26 1
Gambar 14.
7 0,50 5,50 0,26 1
Zona
8 0,50 6 0,26 1
2
9 0,50 6,50 0,26 1
10 0,50 7 0,26 1
11 0,50 7,50 0,26 1

2. Panjang efektif geotekstil Gambar 13. Deformed Mesh Lereng Timbunan dengan

Zona 1 pada geotekstil no. 1 : Perkuatan Geotekstil

1 𝑥 1,5 𝑥 0,39 𝑥 15 𝑥 4
𝐿𝑒 =
2 𝑥 4 𝑥 15 𝑥 tan 26
𝐿𝑒 = 6,00 𝑚
Hasil rekapitulasi perhitungan panjang
efektif geotekstil dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut :
Gambar 14. Grafik Safety Factor pada Lereng Timbunan
Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan Panjang menggunakan Perkuatan Geotekstil dengan Beban
Efektif Geotesktil Gempa
Geotekstil 𝑳𝒆 (m)
Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan
1 6
bahwa kondisi lereng dengan perkuatan
2 6
3 6 geotekstil meningkatkan nilai FK menjadi > 1,25
4 6 sehingga kondisi lereng menjadi stabil atau
longsoran jarang terjadi.
Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
154
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

Karena pada Plaxis V.20 tidak dapat Plaxis V.20, agar nilai FK meningkat dilakukan
diperhitungkan faktor keamanan dengan beban perkuatan lereng timbunan dengan
gempa, maka dihitung nilai deformasi menambakan geotekstil. Geotekstil yang
lateralnya. Untuk hasil perhitungan deformasi digunakan adalah geotekstil HRX-250 dengan
latera pada lereng menggunakan perkuatan nilai kuat tarik sebesar 40 kN/m. Dengan
geotekstil dapat dilihat pada Gambar 15. membagi jarak vertikal antar geotekstil (Sv)
menjadi 2 zona yaitu 1,0 m dan 0,5 m.
Didapatkan nilai FK lereng timbunan sebesar
1,880 sehingga lereng dapat dikatakan dalam
keadaan stabil. Sedangkan untuk nilai FK
dengan adanya pengaruh gempa tidak bisa
dimunculkan, karena perhitungan safety untuk
Gambar 15. Grafik Deformasi Lateral pada Lereng
Timbunan menggunakan Perkuatan Geotekstil dengan mendapatkan nilai FK tidak bisa dilakukan
Beban Gempa setelah proses perhitungan dynamic pada
Dari Grafik diatas menyatakan bahwa lereng Plaxis V.20, Untuk dapat membandingkan hasil
menggunakan perkuatan geotekstil dengan analisis stabilitas lereng dengan adanya
beban gempa diperoleh nilai deformasi lateral pengaruh gempa pada Plaxis V.20 dilakukan
sebesar 0,034 m. sehingga nilai deformasi dengan membandingkan nilai deformasi
memenuhi nilai deformasi izin. lateralnya. Diperoleh nilai deformasi lateral
lereng kondisi asli dengan beban gempa
4. Kesimpulan sebesar 0,505 m. Setelah diberi perkuatan
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada geotekstil nilai deformasi lateral menjadi 0,034
penelitian ini, didapatkan beberapa kesimpulan m, sehingga nilai deformasi memenuhi
yaitu nilai FK lereng tanpa beban gempa persyaratan nilai deformasi izin sesuai SNI
dengan perhitungan manual (metode Bishop) > 8460:2017 yaitu 1-2 inci. Hasil analis dengan
1,25 (Bowles, 1993) yakni 1,44, sehingga Plaxis V.20 yang didasarkan menggunakan
lereng dalam kondisi stabil. Jika perhitungan Finite Element Method (FEM) mendapatkan
ditambah dengan adanya pengaruh beban nilai angka keamanan yang lebih kecil
gempa (Kh = 0,18), didapatkan nilai FK sebesar dikarenakan finite element didasarkan pada
0,93 yang berarti lereng berada dalam kondisi hubungan tegangan regangan, sehingga
yang labil, untuk perhitungan menggunakan redistribusi stress pasti lebih baik. Sedangkan,
Plaxis V.20 tanpa adanya pengaruh gempa metode lain seperti metode bishop yang
didapatkan nilai FK sebesar 1,201. Sehingga didasarkan menggunakan Limit Equlibrum
lereng, dalam keadaan kritis dan masih rentan Method (LEM) memperkirakan angka
terhadap kelongsoran. Sedangkan untuk nilai keamanan lebih tinggi.
FK dengan adanya pengaruh gempa tidak bisa
dimunculkan, karena perhitungan safety untuk 5. Saran
mendapatkan nilai FK tidak bisa dilakukan Saran yang dapat diberikan dari analisis yang
setelah proses perhitungan dynamic pada telah dilakukan diberikan yaitu perlu dilakukan
Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
155
Pandu Graha Rizqullah1, Yelvi2
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 2 Edisi Oktober 2022

penelitian di laboratorium terhadap sampel Yogyakarta). Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 1
Maret201, 2(1). 41–49.
tanah yang didapatkan dari proyek agar
[11] Hardiyatmo, H. C. 2010. Geosintetik Untuk Rekayasa
mendapatkan data tanah yang sesungguhnya, Jalan Raya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
sehingga hasil analisis bisa menjadi lebih [12] Ramadan, A. F., & Maha Agung, P. A. (2022).
akurat, selain dengan perkuatan geotekstil, Evaluasi Kelongsoran Dan Alternatif Perkuatan
Menggunakan Geotekstil Dengan Program Geoslope
dapat menggunakan beberapa metode (Studi Kasus: Kelongsoran Tol Cipali Km 122 Jalur
B). Construction and Material Journal, 4(1), 59–69.
perkuatan lainnya, misalnya dinding penahan [13] Hardiyatmo, H. C. 2018. Mekanika Tanah II. Edisi
tanah, soil nailing, cerucuk, dan lain Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[14] Das, B. M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
sebagainya, untuk penelitian lebih lanjut dapat Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
membandingkan hasil analisis Plaxis dengan [15] Rekzyanti, R., Balamba, S., & Manaroinsong, L.
(2016). Analisa Kestabilan Lereng Akibat Gempa.
program lain seperti Geoslope dan X Stable, TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016 ISSN : 0215-
9617 ANALISA, 14(66).
agar bisa dihitung nilai faktor keamanan dengan
[16] Pusat Studi Gempa Nasional. 2017. Peta Sumber
beban gempa. dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan.

Daftar Rujukan [17] Bachtiar, R. E., Hutama, D. A., & Isnaniati. (2018).
Pengaruh Perubahan Peta Hazard Gempa Indonesia
[1] Mau, J., Rasidi, N., & Hanggara, I. (2017). Studi terhadap Perencanaan Perkuatan Lereng
Penentuan Faktor Keamanan Stabilitas Lereng Menggunakan Geotekstil. AGREGAT, 3(2).
Menggunakan Metode Fellinius Dan Bishop Pada
Dinding Penahan Batu Kali Di Jl. Raya Beji [18] Christine, R., Suroso, & Munawir, A. (2014).
Puskesmas Kota Baru. EUREKA: Jurnal Penelitian. Pengaruh Lebar Pondasi dan Jumlah Lapisan
Geotekstil Terhadap Daya Dukung Pondasi pada
[2] Gati, B. M., & Purwanto, E. (2018). Analisis Stabilitas Pemodelan Fisik Lereng Pasir dengan Kemiringan
Lereng Timbunan Badan Jalan dan Prediksi 51. Universitas Brawijaya, Malang.
Timbunan yang Terjadi Menggunakan Program
Plaxis. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. [19] Hayumi, L. (2021). Analisis Stabilitas Timbunan pada
Badan Jalan dengan Perkuatan Geotekstil
[3] Prasetyo, I., Setiawan, B., & Dananjaya, R. H. (2017). menggunakan Program Plaxis (Studi Kasus: Jalan
Analisis Stabilitas Lereng Bertingkat Dengan Tol Padang-Pekanbaru Seksi I). Universitas Islam
Perkuatan Geotekstil Menggunakan Metode Elemen Indonesia, Yogyakarta.
Hingga. E-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL, 1, 922–
926.
[4] Fauzi, I. M., & Hamdhan, I. N. (2019). Analisis
Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil
Woven Akibat Pengaruh Termal Menggunakan
Metode Elemen Hingga. RekaRacana: Jurnal Teknil
Sipil, 5(2), 61–72.
[5] Chandra, A. A., & Rindi, S. (2021). Analisis Stabilitas
Lereng Pada Ruas Jalan Abe-Arso Sta 3+700
Dengan Perkuatan Geotekstil. CRANE: Civil
Engineering Research Journal, 2(2), 50–60.
[6] Direktorat Jenderal Bina Marga. 2009. Pedoman No
003/BM/2009. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perkuatan Tanah dengan Geosintetik. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
[7] Seprianto, S., & Suhendra, A. (2021). Analisis
Pengaruh Tekanan Air Pori Pada Lereng Yang
Diperkuat Dengan Geotekstil. JMTS: Jurnal Mitra
Teknik Sipil, 4(1), 139–148.
[8] Bowles, J. E. 1993. Sifat-sifat fisis dan geoteknis
tanah. Jakarta: Erlangga.
[9] Badan Standarisasi Nasional. 2017. SNI 8460-2017.
Persyaratan Perancangan Geoteknik. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
[10] Pradhana, R. (2010). Analisis Stabilitas Lereng
Dengan Perkuatan Geotekstil (Studi Kasus: Bantaran
Sungai Code, Kecamatan Jetis, Daerah Istimewa
Informasi Artikel
Diterima Redaksi: 27-08-2022 | Selesai Revisi: 31-10-2022 | Diterbitkan Online: 05-11-2022
156

You might also like