1 SM
1 SM
1 SM
Abstract
Nupabomba Village is one of the villages that is quite strategic and has the potential of
natural tourist attraction objects, besides having the potential of natural tourist attraction objects
(ODTWA) the area also has a rich diversity of flora and fauna, waterfalls, customs, rivers, rocks
and natural phenomena that can support the development of tourist attractions. The purpose of this
study was to determine the feasibility of natural tourism potential in Nupabomba Village,
Tanantovea District, Donggala Regency as a tourist destination. This research was conducted in
Nupabomba Village, Tanantovea District, Donggala Regency, Central Sulawesi Province, for two
months, from August to October 2017. This study used descriptive methods to obtain all forms of
data and information that could support the preparation of research reports, survey methods by
observing direct field work accompanied by interviews with the community, community leaders and
village officials in the context of collecting data and information, the method of documentation by
conducting data collection techniques by documenting sources in the field relating to the problem
being investigated, while the data analysis used is a guideline Analysis of the Regional Nature
Tourism Attraction and Attraction Operations (ADO-ODTWA) of the Director General of PHKA
2003 in accordance with the values determined for each criterion. The results of the study show that
the assessment using ADO-ODTWA of the natural potential in Nupabomba Village, Tanantovea
District, Donggala Regency, deserves to be made as a tourist destination with the feasibility level
achieved based on the eligibility criteria of each element / sub-criteria such as attractiveness,
accessibility, and facilities and supporting infrastructure that is equal to 86. 875% of the total
assessment of elements / sub criteria which means the village is worthy of being used as a tourist
destination. But there are some supporting facilities and infrastructure that need to be added in
order to increase the attractiveness of tourists.
Keywords: Natural Tourism Potential, Nupabomba Village, Donggala Regency.
14
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
Dampak positif contohnya : sumber penghasilan (2016) mengungkapkan bahwa Potensi wisata
baru bagi negara dan menambah devisa negara, merupakan segala sesuatu yang tedapat
lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitar didaerah tujuan wisata (touris resot). Daerah
tempat pariwisata tersebut, mendorong tujuan wisata (touris resot) adalah daerah atau
pengusaha mengembangkan usahanya. Peran tempat karena atraksinya, situasinya dalam
pemerintah sangat besar dalam hal ini selain hubungan lalu lintas dan fasilitas
melakukan kegiatan promosi serta ikut kepariwisataan menyebutkan tempat atau
mengelola kawasan wisata dengan sebaik – daerah tersebut menjadi objek kunjungan
baiknya (Saputro W, 2001). wisatawan. Potensi wisata alam di kawasan
Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, hutan dengan daya tariknya yang tinggi
maka Visi Ekowisata Indonesia adalah untuk merupakan potensi yang bernilai jual tinggi
menciptakan pengembangan pariwisata melalui sebagai obyek wisata, sehingga pariwisata alam
penyelenggaraan yang mendukung upaya di kawasan hutan layak untuk dikembangkan
pelestarian lingkungan (alam dan budaya), (Anonim, 2003).
melibatkan dan menguntungkan masyarakat Desa Nupabomba merupakan salah satu desa
setempat, serta menguntungkan secara yang cukup strategis karena menghubungkan
komersial. Dengan visi ini ekowisata Kabupaten Donggala dan Kota Palu dengan
memberikan peluang yang sangat besar, untuk Kabupaten Parigi Mautong, bahkan merupakan
mempromosikan pelestarian keanekaragaman jalan utama Trans Sulawesi yang
hayati Indonesia di tingkat internasional, menghubungkan Propinsi Sulawesi Utara dan
nasional, regional maupun lokal (Dirjen Propinsi Sulawesi Selatan. Nupabomba terdiri
Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, dari dua suku kata yakni: Nupa berarti wilayah,
1999). tempat pemukiman sedangkan Bomba adalah
Sementara itu Wood (2002) mendefinisikan sejenis kayu yang cukup banyak tumbuh di
bahwa ekowisata sebagai bentuk usaha atau sekitar kawasan ini. Jadi Nupabomba berarti
sector ekonomi wisata alam yang di rumuskan tempat pemukiman atau wilayah/kawasan
sebagai bagian dari pengembangan dimana terdapat pohon bomba (pohon lekatu)
berkelanjutan. Undang-Undang No 10 Tahun atau pohon endemik (suatu organisme yang
2009 pasal 1 menjelaskan bahwa daya tarik hanya ada di suatu tempat dan tidak ditemukan
wisata adalah segala sesuatu yang memiliki di tempat lain) yang jarang tumbuh pada
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa tempat-tempat lain dan keberadaannya sangat
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan langka.
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau Kekhususan inilah sehingga masyarakat
tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan setempat pada saat itu memberi nama wilayah
menurut Abdullah (2011) obyek wisata alam ini dengan Nupabomba untuk mengabadikan
adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan tempat ini sebagai tumbuhnya pohon bomba
berdaya tarik bagi wisatawan serta yang yang sampai saat ini mulai punah. Potensi
ditunjukan untuk pembinaan cinta alam, baik wisata alam di kawasan hutan dengan daya
dalam kegiatan alam maupun setelah tariknya yang tinggi merupakan potensi yang
pembudidayaan. bernilai jual tinggi sebagai obyek wisata. Selain
Pengertian lainnya dari potensi wisata memiliki potensi objek daya tarik wisata alam
alam adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah (ODTWA) kawasan tersebut juga memiliki
tujuan wisata yang berguna untuk kekayaan flora maupun fauna yang sangat
pengembangan industri pariwisata di daerah beragam, air terjun, adat istiadat, sungai, batuan
tersebut. Potensi wisata alam adalah keadaan, dan gejala alam yang dapat mendukung
jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang pengembangan daya tarik wisata. Sehingga
alam seperti pantai, hutan, pegunungan dan pariwisata alam dapat mengetahui layak atau
lain-lain atau keadaan fisik suatu daerah, tidaknya kawasan hutan untuk dikembangkan
(Kenzie, 2016). Pendit, (2002) dalam Ulfa dari beberapa aspek pendukung seperti aspek
15
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
16
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
masyarakat dan aparat desa dalam rangka Karsudi, dkk (2010) menyatakan setelah
pengumpulan data dan informasi. dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh
c) Metode dokumentasi merupakan teknik indeks dalam persen indeks kelayakan suatu
pengumpulan data dengan kawasan wisata adalah sebagai berikut :
mendokumentasikan sumber-sumber di a. Tingkat kelayakan > 66.6 % : Layak
lapangan yang berkaitan dengan dikembangkan
permasalahan yang sedang diteliti atau dari b. Tingkat kelayakan 33.3 % - 66,6 % :
hasil publikasi lembaga-lembaga atau Belum layak dikembangkan
instansi pemerintah dan organisasi lainnya. c. Tingkat kelayakan < 33.3 % :
Tidak layak dikembangkan
Analisis Data
Obyek dan daya tarik yang telah diperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria Potensi Wisata Alam di Desa Nupabomba
penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Wisata Religius (Uwentira)
Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Di dalam kawasan Desa Nupabomba yang
(ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 terletak di jalur trans Sulawesi dan
sesuai dengan nilai yang telah ditentukan menghubungkan Kota Palu dengan Kabupaten
untuk masing-masing kriteria. Skor/nilai untuk Parigi Moutong, memang masih cukup asing.
satu kriteria penilaian ODTWA dapat Namun bagi masyarakat Sulawesi Tengah
dihitung dengan rumus : uwentira sudah menjadi legenda yang telah ada
S=NXB sejak puluhan tahun silam, tapi belum bisa
Keterangan : terpecahkan sampai saat ini. Namun dalam
S = Skor/nilai suatu kriteria dunia paranormal mengenal wentira sebagai
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria kota jin, beberapa kalangan yang percaya bahwa
B = Bobot nilai Kota Wentira atau Uwentira merupakan warisan
Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik dari benua atlantis.
merupakan faktor utama alasan seseorang
melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas
diberi bobot 5 karena merupakan faktor
penting yang mendukung wisatawan dapat
melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi
serta sarana dan prasarana diberi bobot 3
karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam
kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut
kemudian diuraikan secara deskriptif. Kriteria
penilaian obyek dan daya tarik wisata alam Gambar 1. Wisata Religius (Wentira)
(Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Air Terjun Pompo
Konservasi Alam Tahun, 2003). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea
dengan skor total suatu kriteria apabila setiap Kabupaten Donggala yang memiliki potensi
sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. wisata alam Air Terjun Pompo yang memiliki
Hasil penilaian tersebut adalah sebagai ketinggian ± 65 meter dengan kemiringan 50º-
berikut : 60º dan ketinggian ± 100 meter dari permukaan
Nilai indeks kelayakan suatu obyek wisata : laut (dpl). Air Terjun Pompo memiliki
100% keindahan panorama alam yang masih terjaga
keasriannya dan mampu memberikan udara
Keterangan : sejuk dan menyegarkan para pengunjung, ketika
A: Skor kriteria kita berada dimana tempat jatuhnya air yang
B: Skor total kriteria
senantiasa memberikan sensasi luar biasa
17
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
18
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
Batuan Emas
Batuan merupakan elemen kulit bumi yang Emas yang terkandung dalam pasir
menyediakan mineral-mineral anorganik melalui merupakan gejala alam potensial yang terjadi
proses pelapukan dan menghasilkan tanah. secara alami dan tidak adanya campur tangan
manusia. Konon katanya, seseorang pernah
mendapatkan emas yang berada di sekitar
kawasan Air Terjun Pompo dan menjualnya,
akan tetapi masyarakat tidak ingin
memanfaatkan secara berlebihan.
19
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
20
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
sarana dan prasarana yang belum memadai di dengan tipe jalan yang beraspal > 3 meter dan
tempat wisata tersebut. waktu tempuh sekitar 1-3 jam.
Aksebilitas Akomodasi
Aksebilitas merupakan faktor penting dalam Akomodasi adalah suatu yang disediakan
mendorong peningkatan potensi objek wisata untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat
yang akan dikunjungi wisatawan, aksebilitas menginap atau tempat tinggal sementara bagi
menuju kawasan objek wisata alam Air Terjun orang yang bepergian.
Pompo terletak di Dusun III Pombaloya Desa
Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten
Donggala. Desa Nupabomba dapat dijangkau
dengan mudah karena jalan raya yang beraspal
dengan menghubungkan desa-desa di sekitarnya.
Namun untuk mencapai kawasan wisata alam
Air Terjun Pompo yang berada di Dusun III
Pombaloya, pengunjung dapat menggunakan Gambar 17. Jenis Akomodasi
kendaraan bermotor dan kemudian melanjutkan Tabel 3. Hasil Kriteria Akomodasi (Bobot 3)
dengan berjalan kaki karena kondisi jalan yang No Unsur/Sub Uraian Bobot Nilai Skor
. Unsur Total
masih bebatuan. Perjalanan ke lokasi ini 1. Jumlah >4 3 30 90
membutuhkan waktu ± 1-3 jam. akomodasi
2. Jumlah kamar 75-100 3 25 75
Skor Total Akomodasi 55 165
Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber : Data primer diola,2017
Jenis akomodasi (penginapan) terdapat >4
jenis akomodasi yang masih dikelolah secara
pribadi (dikelolah oleh masyarakat desa) yang
menggunakan rumah mereka sebagai tempat
Gambar 15. Tipe Jalan Beraspal penginapan kepada wisatawan dan jumlah
kamar akomodasi 75-100 kamar dari seluruh
rumah yang dapat dijadikan tempat penginpan
para wisatawan hingga saat ini.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor
penunjang untuk memudahkan pengunjung dan
Gambar 16. Kondisi Jalan Menuju Lokasi memiliki pengaruh dalam tahap pengembangan
Objek Wisata objek wisata.
Tabel 2. Hasil Kriteria Aksebilitas ( Bobot 5) Prasarana
No Unsur/Sub Uraian Bobot Nilai Skor Puskesmas
. Unsur Tota Puskesmas merupakan salah satu sarana
l
1. Kondisi jalan Cukup 5 25 100
pelayanan kesehatan sebagai salah satu unit
2. Jarak dari desa <5 Km 5 30 150 pelaksana yang berfungsi sebagai pembangunan
3. Tipe jalan Jalan 5 30 150 pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Aspal >
3 meter
4. Waktu 1-3 Jam 5 30 150
Skor Total Aksebilitas 115 575
Ket (ST): Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber : Data primer diolah,2017
Aksebilitas menuju kawasan objek wisata
Air Terjun Pompo memiliki kondisi jalan yang Gambar 18. Puskesmas
cukup, jarak tempuh dari desa <5 km dengan
21
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
22
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
23
J. ForestSains 16 (1) : Desember 2018 (14 - 24) ISSN-p : 1693 - 5179
ISSN-e : 2550 - 0562
24