2356 4454 1 SM
2356 4454 1 SM
2356 4454 1 SM
Abstract: PT. X, is a bicycle company, tries to meet the needs of local and international con-
sumers. Meeting the needs of the consumer must be accompanied with quality products espe-
cially international standards. Thus, high skill employees both in production and Quality Control
departments are in need. Key Performance Indicator (KPI) is one of the tools for measuring the
staff skills. In this project we design the Key Performance Indicator s based on Balanced score
card to the level of foreman and operators at Incoming Department and Assembly Department.
Design of Key Performance Indicator s based on Balanced score card to the level of foreman and
operators Department Incoming and Assembly consists of 2 perspectives which are customer per-
spective and learning and growth perspective. Customer perspective is based on the work fore-
man and operators with regard to the level of accuracy checking of goods that meet the standard
specification while learning and growth perspective consists of two tests, i.e. written and practice
tests. The test material for the Incoming Department foreman or operatorare namely checking
part measurements, checking surface condition, standard specification, checking each part type,
and knowledge of measuring instruments used. The test material for the Assembly Department
foreman are namely knowledge of measuring instruments used, describing an assembly
production line, the standard specification, assembly of bicycles in accordance with the function
of each part.
Keywords: Measurement Skills, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators, Design Mea-
surement
PT.X merupakan perusahaan sepeda dengan seg- Metode penelitian merupakan salah satu faktor pen-
men pasar kalangan menengah keatas dan memiliki ting yang dapat memudahkan dalam menyelesaikan
varian produk terbanyak dengan jumlah sekitar 80 permasalahan penelitian, Langkah pertama dalam
varian. PT X selalu berusaha memenuhi kebutuhan metode penelitian adalah mengetahui manfaat pe-
konsumen lokal maupun internasional. Pemenuhan nilaian kinerja individu kegunaan Balanced Score
kebutuhan konsumen tersebut disertai dengan kua- Card, kegunaan Key Performance Indicator, kendala
litas produk sangat tinggi sehingga foreman dan penilaian kineja. Berikut manfaat penilaian kinerja
operator harus memiliki skill yang tinggi. Di lain pi- individu.
hak saat ini belum ada standar untuk mengukur
skill foreman dan operator. Penilaian Kinerja Individu
Penilaian kinerja individu merupakan suatu proses
Departemen Quality Control memiliki Balanced sco- yang melibatkan penentuan dan mengkomunikasi-
re card yang hanya diturunkan sampai pada level kan kepada karyawan tentang bagaimana prestasi
supervisor, belum diturunkan sampai ke level fore- mereka dan menetapkan rencana-rencana untuk
man dan operator. Pengukuran skill foreman dan perbaikan. Penilaian kinerja individu merupakan
operator yang ada hanya berdasarkan tes tertulis de- suatu proses mengevaluasi dan menilai prestasi
ngan materi pengujian berupa pengetahuan seputar kinerja karyawan menurut Handoko [3] mengemu-
job description saja, skill kinerja foreman dan kakan penilaian kinerja individu sanygat penting
operator belum terukur. Oleh karena itu, diperlukan karena penilaian ini digunakan untuk memberikan
perancangan pengukuran skill untuk foreman dan motivasi kepada karyawan agar bekerja lebih baik.
operator. Penilaian terhadap prestasi kerja adalah sebuah sis-
tem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui
sejauh mana seorang karyawan telah melaksana-
175-180 Fakultas
Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, kan pekerjaannya masing-masing secara keseluru-
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: veiyen_mori @ yahoo.com, yenny @peter.petra.ac.id
han atau dengan kata lain penilaian kinerja ini
169
Vebriana., et al. / Perancangan Key Performance Indicator Operator dan Foreman Departemen Quality Control di PT.X / JTI, Vol. 2, No. 2 ,
Juli 2014, pp. 169-174
diperlukan untuk dapat menentukan tingkat kontri- Key Performance Indicator (KPI)
busi individu. Key Performance Indicator merupakan suatu me-
tode yang digunakan untuk mengukur kinerja ang-
Penilaian kinerja karyawan biasanya dilakukan gota di dalam suatu organisasi atas pencapaian
oleh manajemen atau penyedia penilai secara hirar- yang telah dilakukannya. KPI berkaitan dengan
ki kedudukannya langsung berada di atas karyawan strategi organisasi yang akan digunakan, pembua-
yang bersangkutan atau manajemen yang ditunjuk tan KPI harus bersifat unik untuk setiap perusaha-
untuk hal itu. Hasil penilaian kinerja tersebut di- an atau organisasi karena visi dan misi serta tujuan
sampaikan kepada pihak manajemen yang memiliki yang dimilikinya tentunya berbeda-beda menurut
kedudukan lebih tinggi untuk mendapatkan hasil Parmenter David [5], KPI dapat digunakan untuk
evaluasi dalam rangka memenuhi maksud penilaian mengidentifikasi perkembangan organisasi atau ke-
prestasi kerja tersebut,baik yang berhubungan de- berhasilan suatu organisasi dalam mencapai target
ngan diri karyawan yang bersangkutan maupun atau sasaran yang akan dituju. KPI dapat bersifat
yang berhubungan dengan pengembangan perusa- kuantitatif maupun kualitatif suatu organisasi lebih
haan. sering menggunakan data kuantitatif karena relatif
lebih mudah digunakan dalam proses pengukuran
Keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan de- dan analisa,sedangkan data kualitatif perlu melaku-
ngan adanya penilaian kinerja yaitu mengetahui se- kan survey atau kegiatan penelitian untuk mempe-
berapa besar tindakan-tindakan yang telah dilaku- roleh data kinerja yang diperlukan. Namun, hal ter-
kan apakah sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin sebut pemilihan indikator tetap harus disesuaikan
dicapai menurut Neely dan Kennerly [4], Penting- dengan tujuan dari organisasi tersebut.
nya penilaian kinerja yang rasional ditetapkan se-
cara obyektif terlihat pada paling sedikit dua kepen- Metode Rating Scale menurut Handoko [2], memer-
tingan, yaitu sebagai berikut menurut Dessler [1] lukan penilaian untuk memberikan evaluasi yang
yaitu kepentingan karyawan, kepentingan organisa- subjektif mengenai penampilan individu pada skala
si. Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik rendah sampai ke tinggi. Kelebihannya adalah tidak
tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, mahal untuk dilaksanakan, para penilai membutuh-
kekurangan, dan potensinya yang pada gilirannya kan sedikit waktu untuk melengkapi formulir terse-
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, ren- but dan dapat diterapkan pada sebagian besar kar-
cana, dan pengembangan karirnya. Hasil penilaian yawan pada perusahaan. Kelemahannya terjadi ke-
kinerja para karyawan sangat penting arti dan pera- sulitan dalam menentukan kriteria prestasi kerja
nannya dalam pengambilan keputusan tentang ber- sehingga formulir tersebut kurang sesuai, menye-
bagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program babkan arti penilaian yang obyektif cenderung tu-
pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, run atau berkurang.
penempatan, promosi, sistem imbalan,dan berbagai
aspek lain dari keseluruhan proses manajemen su- Hasil dan Pembahasan
mber daya manusia yang efektif.
Departemen Quality Control di PT. X bertugas un-
Balanced Score Card tuk mengecek kualitas apakah telah sesuai dengan
Balanced Score Card digunakan untuk membuat standar spesifikasi..Departemen Quality Control se-
rancangan pengukuran kinerja individu. Balanced suai dengan job description Departemen Quality
score card merupakan suatu konsep manajemen Control terdiri dari kepala bagian Quality Control
yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam sebagai pimpinan Departemen Quality Control. To-
tindakan. Balanced score card adalah lebih sekadar tal karyawan yang terdapat dalam Departemen
Quality Control ialah 23 orang. Supervisor Incoming
suatu sistem pengukuran operasional atau taktis.
membawahi 2 foreman dan 3 operator. Supervisor
Fokus pengukuran balanced score card untuk me-
assembly membawahi 1 foreman dan 3 operator. Su-
laksanakan proses-proses manejemen kritis sebagai pervisor welding membawahi 2 foreman dan 3
berikut menurut Vincent Gaspersz [6]. Fokus pe- operator. Supervisor welding membawahi 2 foreman
ngukuran Balanced Score Card dengan mengklarifi- dan 3 operator. Supervisor painting membawahi 1
kasi dan menerjemahkan visi dan strategi perusaha- foreman dan 3 operator. Urutan-urutan kerja yang
an, mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tu- terdapat dalam Prosedur Kerja Departemen Quality
juan strategis dengan ukuran-ukuran kinerja, me- Control meliputi proses pemeriksaan barang oleh
rencanakan, menetapkan target, dan menyelaras- Departemen Incoming, prosedur kerja Departemen
kan inisiatif-inisiatif strategis, mengembangkan um- Assembly, pengecekan Departemen Assembly.
pan balik dan pembelajaran starategis untuk pe-
ningkatan terus menerus di masa yang akan Proses pemeriksaan barang yang dilakukan oleh
datang. Pengukuran skill kinerja foreman dan Departemen Incoming Quality Control yaitu ketika
operator dapat diukur menggunakan Key Perfor- barang yang dikirim oleh supplier akan di cek oleh
mance Indicator. foreman dan operator sesuai dengan job description
170
Vebriana., et al. / Perancangan Key Performance Indicator Operator dan Foreman Departemen Quality Control di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 2,
No. 2 , Juli 2014, pp. 169-174
mereka masing-masing. Pengecekan yang dilaku- Rancangan peta sasaran mutu dimulai dari per-
kan pada Incoming Quality Control berdasarkan sa- spektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan
mpling, barang yang ditemukan cacat akan dicatat dari pertumbuhan dan pembelajaran yaitu untuk
oleh supervisor kemudian supervisor akan mem- mengembangkan kompetensi karyawan. Pelaksana-
berikan kepada purchasing kemudian purchasing an training yang dilakukan oleh HRGA diharapkan
akan mengkalim kepada supplier, jika jenis barang mampu untuk mengembangkan kompetensi karya-
yang dicek oleh Incoming ada yang kelolosan sampai wan.
ke produksi maka supervisor akan memberitahukan
kepada pihak PPIC untuk membuat cancel produksi Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran akan
dan menempatkan barang yang cacat tersebut ke berdampak pada perspektif mengurangi finding ma-
gudang untuk di karantina. ksimum untuk pengendalian dokumen untuk meng-
hilangkan penyebab ketidaksesuaian yang terjadi.
Prosedur kerja yang Departemen Assembly yaitu ba- Mengurangi finding audit ISO 9001 mampu untuk
rang-barang yang sudah diperiksa kualitasnya mu- mencapai tingkat akurasi pemeriksaan Incoming
lai dari pemeriksaan inspeksi barang yang masuk QC dan tingkat akurasi pemeriksaan QC Assembly.
yang dilakukan oleh Departemen Incoming Quality Perspektif pelanggan akan mewujudkan penurunan
Control, pengecatan frame yang dilakukan pada biaya yang terdapat pada perspektif financial serta
Departemen Painting, surface frame yang lecet, tercapai tujuan puncak yaitu reduction cost.
tergores dan korosi akan di reject pada Departemen
Welding, kemudian setelah jenis-jenis material Key Performance Indicator per Level Jabatan
tersebut sudah melewati pengecekan pada Depar-
temen Incoming Quality Control, Welding, Painting Pembuatan Key Performance Indicator untuk fore-
dan sudah memenuhi standar kualitas akan dirakit man dan operator berdasarkan sasaran mutu. Per-
pada Departemen Assembly. Perakitan yang di- spektif untuk Incoming QC terdiri dari C1 dan L1.
lakukan pada Departemen Assembly meliputi pe- Perspektif kinerja untuk foreman dan operator De-
masangan brake, pemasangan kick stand, penyete- partemen Incoming terdiri dari kualitas produk,
lan roda, pemasangan handle stem, pemasangan
ketepatan waktu pengecekan dan pengetahuan. Me-
chain, pemasangan roda, pemasangan fork, pema-
tode pengukuran untuk kualitas produk terdiri dari
sangan kabel rem, pemberian scan barcode sampai
packaging. jumlah maksimum akibat kesalahan pembacaan
packing list, jumlah maksimum akibat kesalahan
Pengecekan Departemen Assembly yaitu menerima standar pengukuran, kualitas barang memenuhi
schedule Assembly mingguan, kemudian melakukan standar spesifikasi dengan target maksimum 2 LP-
pendistribusian schedule ke PIC QC area setelah KP (Lembar Penerimaan Ketidaksesuaian Produk-
inspeksi yang dilakukan telah memenuhi standard si). LPKP tersebut diberikan oleh Departemen As-
QC maka Departemen akan memberikan laporan sembly kepada Departemen Incoming jika ditemu-
inspeksi QC pada sepeda yang telah dirakit. Jika kan barang yang tidak sesuai dengan standar spesi-
tidak memenuhi standar QC maka barang tersebut fikasi. Ketetapan waktu pengecekan mempunyai
akan dikarantina dan memberikan informasi ke target maksimum 4 jam yaitu Departemen Inco-
Departemen Purchasing barang yang tidak meme- ming memeriksa kualitas barang yang dikirim sup-
nuhi standar QC. plier tidak boleh melebihi 4 jam pengecekan. Pening-
katan jumlah pengukuran kompetensi yang dilaku-
Balanced Score Card Departemen Quality kan HRGA yaitu minimal 90% target minimal ko-
Control mpetensi foreman dan operator harus memiliki ko-
Balanced Score Card yang ada di Departemen Qua- mpetensi minimal 90% dari hasil test pengukuran.
lity Control hanya sampai level supervisor dan tidak Key Performance Indikator foreman Departemen
diturunkan untuk level foreman dan operator pada Incoming digambarkan pada Tabel 1.
Departemen Incoming dan Assembly. Peta sasaran
mutu dijabarkan menurut empat perspektif yang Tabel 1. Key Performance Indicator foreman
ada di dalam konsep Balanced Score Card yaitu em- Incoming
pat perspektif yaitu perspektif financial, perspektif Perspe Tujuan strategis Target
pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuh- ktif
an, perspektif proses bisnis internal. C1 Tingkat akurasi proses Maksimum
pemeriksaan Incoming 2 LPKP
Perancangan peta sasaran mutu Departemen Qua- QC (Laporan
lity Control akhirnya menghasilkan beberapa tujuan penyebab
melalui empat buah perspektif Balanced Score Card ketidak
yang terdiri dari perspektif financial, perspektif pe- sesuaian
langgan, perspektif bisnis internal dan perspektif produksi)
pembelajaran dan pertumbuhan.
171
Vebriana., et al. / Perancangan Key Performance Indicator Operator dan Foreman Departemen Quality Control di PT.X / JTI, Vol. 2, No. 2 ,
Juli 2014, pp. 169-174
172
Vebriana., et al. / Perancangan Key Performance Indicator Operator dan Foreman Departemen Quality Control di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 2,
No. 2 , Juli 2014, pp. 169-174
tar, hardness tester dan visco cup. Tes pengukuran Nama Hasil test Hasil test Hasil
skill yang dilakukan untuk foreman dan operator operator pengukuran pengukuran KPI
yang ada di Incoming QC untuk penggunaan alat perusahaan yang
ukur hanya kegunaan alat ukur dan cara menggu- dilakukan
nakannya. Pengukuran skill yang telah dibuat seka- Midcal 100 66,18 96,619
rang yaitu foreman dan operator diberikan soal gam- Diaz 100 65,89 96,59
bar pengukuran jangka sorong, meteran kemudian Nuraji 100 75,38 97,538
foreman dan operator menjawab hasil pengukuran Andri 100 65,12 96,512
alat ukur tersebut, sedangkan untuk alat ukur Agus 100 72,92 95,292
hardness tester foreman dan operator mengukur Ade 87,5 70,2 97,02
hardness pipa tersebut kemudian mencatat hasil Angga 82,5 61,8 96,18
pengukuran hardness tersebut dan pengukuran cat Rizal 82,5 61,8 96,18
dengan menggunakan visco cup foreman dan Indra 90 94,4 99,44
operator mencatat hasil pengukuran viscosity
dengan mengukur kekentalan cat menggunakan
Simpulan
stopwatch dan mengukur solid content.
Pengukuran pengetahuan skill foreman dan
Pengukuran yang sudah dilakukan untuk foreman
operator yang ada hanya berdasarkan tes tertulis
dan operator di Departemen Assembly untuk pengu-
dengan materi pengujian berupa pengetahuan
kuran part knowledge Fd dan Rd yang sudah di-
seputar job description saja, skill kinerja foreman
lakukan pada Departemen Assembly foreman dan
dan operator belum terukur. Balanced Score Card
operator menunjukkan bagian-bagian pada Fd dan
yang ada pada PT.X masih berada pada level
Rd yang terdiri dari cable housing,hanger,limit ad-
supervisor, belum diturunkan sampai ke level
justing, cage plate,pulley bolt,pivot. Pengukuran
foreman dan operator. Oleh karena itu, pada
yang dilakukan untuk part knowledge FD dan RD
penelitian ini dilakukan penyusunan Key Per-
foreman dan operator merakit sepeda dari fungsi
formance Indicator berdasarkan Balanced Score
masing-masing part brake, chain wheel, bb set, ven-
Card yang ada untuk masing-masing level foreman
der, carier lock,roda, fd dan rd sesuai dengan
dan operator. Perancangan Key Performance Indica-
standarnya.
tor yang dibuat berdasarkan Balanced Score Card
untuk level foreman dan operator Departemen Inco-
Hasil pengukuran yang dilakukan oleh perusahaan
ming dan Assembly terdiri dari 2 perspektif pelang-
rata-rata nilai foreman dan operator mendapatkan
gan yaitu hasil kerja foreman dan operator yang ber-
nilai 100 dibandingkan dengan nilai pengukuran
kaitan dengan tingkat akurasi pengecekan barang
yang dilakukan. Rata-rata hasil pengukuran yang
yang memenuhi standar spesifikasi, perspektif pem-
dilakukan oleh perusahaan foreman dan operator
belajaran dan pertumbuhan berdasarkan hasil nilai
memiliki nilai yang bagus pada hasil pengukuran
pengukuran tes tertulis dan praktek foreman dan
hal ini disebabkan materi pengukuran yang meng-
operator. Perancangan Key Performance Indicator
gunakan tes tertulis hanya menjelaskan bagian-ba-
membuat hasil pengetahuan dan hasil kerja fore-
gian yang diukur dan tidak melakukan pengukuran
man dan operator dapat diukur secara lebih detail.
tersebut dengan alat ukur, hasil pengukuran yang
dibuat untuk operator dan foreman memiliki nilai
yang berbeda jauh dengan dengan hasil penilaian Daftar Pustaka
perusahaan karena operator dan foreman tidak ha-
nya menjelaskan bagian-bagian yang akan diukur 1. Dessler, G. (1997). Human resources manage-
ment. Upper Saddle River, NJ: Simon and
tetapi foreman dan operator melakukan tes praktek
Schuster company.
pengukuran tersebut dengan menggunakan alat 2. Handoko, Hani. (1980). Penilaian kinerja. Jog-
ukur sehingga dapat diketahui apakah operator dan jakarta: BPFE.
foreman sudah memiliki skill yang bagus untuk me- 3. Handoko, Hani. (1986). Manajemen edisi II.
lakukan pengecekan barang. Hasil perbandingan Jogyakarta: BPFE.
pengukuran foreman dan operator digambarkan 4. Neely dan Kennerly. (2000). Pengukuran
pada Tabel 4. Kinerja. Jogyakarta: Andi.
5. Parmenter, David. (2011). Key Performance
Tabel 4. Hasil Perbandingan pengukuran Foreman Indicator s: Developing, implementing, and
dan Operator using winning KPI.
6. Vincet Gaspersz. (2002). Balanced score card
dengan six sigma. Jakarta: Penerbit PT. Gra-
media Pustaka Utama.
173
Vebriana., et al. / Perancangan Key Performance Indicator Operator dan Foreman Departemen Quality Control di PT.X / JTI, Vol. 2, No. 2 ,
Juli 2014, pp. 169-174
174