5637 16685 1 PB
5637 16685 1 PB
5637 16685 1 PB
1 (2022) 61
Substitusi Jamur Tiram Putih Bakso Ikan Beloso, Apriani et al.
Abstract
The aimed of the research was to obtain the concentration of substituted white oyster mushroom in making
beloso fish meatballs with chemical and sensory properties according to SNI 7266: 2014. The research was
arranged in a Complete Randomized Block Design with six treatments and four replications. Comparison of
beloso fish and white oyster mushroom treatment consisted of six levels, namely J1 (100%: 0%); J2 (90%:
10%); J3 (80%: 20%); J4 (70%: 30%); J5 (60%: 40%); and J6 (50%: 50%). Data similarity was analyzed by
Bartlett test and data addition by the Tuckey test, then analysis of variance was performed to determine the
effect between treatments. Data were further analyzed with Least Significant Difference Test (LSD) at the 5%
level. The results showed that the best white oyster mushroom beloso fishballs substitute was J3 treatment
(80% beloso fish and 20% white oyster mushroom). The best treatment of beloso fish meatballs (J3) produce
water content of 74,71%, ash content of 1,96%, protein content of 11,45%, water holding capacity of
58,43%, and fiber content of 0,3%, color with a score of 3,78 (whitey), aroma with a score of 3,88 (specific
fish aroma), taste with a score of 3,54 (specific fish taste), texture with a score of 3,68 (springy), and overall
acceptance with a score of 3,75 (likes). The ash content and protein content of the best fish meatballs
substituted by white oyster mushrooms had qualified the Indonesian National Standard of fish meatballs (SNI
7266: 2014), but water content of the best fish meatballs substituted by white oyster mushrooms have not
qualified the Indonesian National Standard of fish meatballs (SNI 7266: 2014).
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi jamur tiram putih yang disubstitusi dalam pembuatan
bakso ikan beloso dengan sifat kimia dan sensori sesuai SNI 7266:2014. Penelitian disusun dalam
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan
perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih terdiri dari enam taraf yaitu J1 (100% : 0%); J2 (90%
: 10%); J3 (80% : 20%); J4 (70% : 30%); J5 (60% : 40%); dan J6 (50% : 50%). Kesamaan ragam data
dianalisis dengan uji Bartlett dan kemenambahan data dengan uji Tuckey, selanjutnya dilakukan analisis
sidik ragam untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Data dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakso ikan beloso substitusi jamur tiram
putih terbaik adalah perlakuan J3 (80% ikan beloso dan 20% jamur tiram putih). Bakso ikan beloso
perlakuan terbaik (J3) menghasilkan kadar air sebesar 74,71%, kadar abu sebesar 1,96%, kadar protein
sebesar 11,45%, daya mengikat air sebesar 58,43%, dan kadar serat sebesar 0,3%, warna dengan skor
3,78 (agak putih), aroma dengan skor 3,88 (khas ikan), rasa dengan skor 3,54 (khas ikan), tekstur dengan
skor 3,68 (kenyal), dan penerimaan keseluruhan dengan skor 3,75 (suka). Kadar abu dan kadar protein
bakso ikan substitusi jamur tiram putih terbaik telah memenuhi Standar Nasional Indonesia bakso ikan (SNI
7266 : 2014), namun kadar air bakso ikan substitusi jamur tiram putih terbaik belum memenuhi Standar
Nasional Indonesia bakso ikan (SNI 7266 : 2014).
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Tuckey, selanjutnya data dianalisis sidik
bakso ikan (BSN, 2014). ragam untuk mengetahui pengaruh antar
perlakuan. Apabila terdapat pengaruh
BAHAN DAN METODE yang nyata, data dianalisis lebih lanjut
dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Bahan dan Alat pada taraf 5%.
Bahan utama yang digunakan
adalah ikan beloso (Saurida tumbil) yang Pelaksanaan Penelitian
diperoleh dari salah satu pedagang di
Persiapan Jamur Tiram
Pasar Gudang Lelang Teluk Betung dan
Persiapan jamur tiram pada
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
penelitian ini mengacu pada Fauziah
segar yang diperoleh dari petani budidaya
(2017). Bahan substitusi yang digunakan
jamur tiram putih di Desa Wiyono,
pada pembuatan bakso ikan adalah jamur
Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten
tiram putih segar. Bagian badan jamur
Pesawaran. Bahan tambahan yang
tiram putih diambil dan dibersihkan dari
digunakan adalah tepung tapioka, es atau
kotoran atau serbuk gergaji yang
air es, telur, bawang putih, garam, gula
menempel, kemudian ditimbang sebanyak
dan merica. Bahan kimia untuk analisis
500 g. Badan jamur tiram putih
antara lain aquades, K2SO4, HgO,
selanjutnya dicuci dengan air mengalir
H2SO4 pekat, NaOH-Na2S2O3, H3BO3,
sampai bersih. Badan jamur tiram putih
indikator PP, alkohol, dan HCl 0,02N. Alat
yang telah bersih kemudian disuwir-suwir
yang digunakan antara lain blender,
dan diblanching pada suhu 800C selama 3
gilingan daging, timbangan, panci,
menit.
sendok, kompor, pisau, baskom, plastik,
dan gelas ukur, sedangkan peralatan
Pembuatan Bakso
untuk analisis antara lain timbangan
Pembuatan bakso ikan mengacu
analitik, cawan porselin, oven, tanur,
pada prosedur Permatasari (2002). Bahan
desikator, alat-alat gelas, labu Kjedhal,
baku utama yang digunakan yaitu fillet
tabung sentrifuse dan seperangkat alat
ikan beloso yang sudah digiling
untuk uji sensori.
menggunakan alat penggiling daging
manual dan jamur tiram putih yang telah
Metode Penelitian
diblanching. Persentase bahan tambahan
Penelitian disusun dalam
yang digunakan merupakan persentase
Rancangan Acak Kelompok Lengkap
dari total bahan baku utama yaitu
(RAKL) dengan 6 perlakuan dan 4
sebanyak 200 g. Fillet ikan beloso yang
ulangan. Perlakuan perbandingan daging
sudah digiling dan suwiran jamur tiram
ikan beloso dan jamur tiram putih terdiri
putih yang telah diblanching dimasukkan
dari 6 taraf yaitu J1 (100% : 0%); J2 (90%
ke dalam blender dan ditambahkan
: 10%); J3 (80% : 20%); J4 (70% : 30%);
hancuran es sebanyak 20% kemudian
J5 (60% : 40%); dan J6 (50% : 50%) yang
digiling. Penggilingan dilakukan selama 5
didapatkan dari hasil trial and error. Data
menit atau sampai adonan halus. Setelah
yang diperoleh dianalisis kesamaan
itu, adonan diangkat dari penggilingan dan
ragamnya dengan uji Bartlett dan
dicampur dengan putih telur 12%, bumbu-
kemenambahan data diuji dengan uji
bumbu (bawang putih 5%, gula 0,8% dan
e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 1 (2022) 64
Substitusi Jamur Tiram Putih Bakso Ikan Beloso, Apriani et al.
lada 0,2%), garam 3% dan terakhir air bakso ikan. Skor kadar air bakso ikan
ditambahkan tapioka sebanyak 20% substitusi jamur tiram putih berkisar
sedikit demi sedikit hingga adonan 72,82% - 77,13%. Hasil uji lanjut BNT
homogen. Selanjutnya adonan dicetak pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1.
secara manual menggunakan tangan dan
Tabel 1. Kadar air bakso ikan substitusi jamur
bantuan sendok hingga membentuk tiram putih
bulatan atau bola-bola. Bakso direbus Perlakuan
Kadar
Notasi
air (%)
dalam panci yang berisi air mendidih
J6 (50% Ikan beloso dan 77,13 a
selama 15 menit atau sampai 50% jamur tiram)
mengapung, kemudian ditiriskan hingga J5 (60% Ikan beloso dan 76,17 ab
40% jamur tiram)
dingin. J4 (70% Ikan beloso dan 75,31 bc
30% jamur tiram)
Pengamatan J3 (80% Ikan beloso dan 74,71 c
20% jamur tiram)
Pengamatan sifat kimia bakso ikan J2 (90% Ikan beloso dan 73,28 d
beloso yang disubstitusi jamur tiram putih 10% jamur tiram)
dilakukan terhadap kadar air (AOAC, J1 (100% Ikan beloso dan 72,82 d
0% jamur tiram)
2019), kadar abu (AOAC, 2019), kadar BNT 0,05 = 1,307
protein (AOAC, 2019), dan daya mengikat Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang
air (Ockerman, 1983 dan Nurmi, 1995), sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%
sedangkan pengamatan sifat sensori
meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan Berdasarkan Tabel 1, perbedaan
penerimaan keseluruhan (Setyaningsih et kadar air bakso ikan disebabkan oleh
al., 2010). Selanjutnya terhadap perlakuan banyaknya substitusi jamur tiram putih
terbaik dilakukan pengamatan kadar serat yang digunakan masing-masing
kasar (AOAC, 2019). perlakuan. Kadar air jamur tiram putih
yang digunakan dalam penelitian sebesar
Uji Sensori 89,27%, sedangkan ikan beloso memiliki
Uji sensori dilakukan oleh 20 orang kadar air sebesar 74,11%. Kadar air
panelis terhadap warna, aroma, rasa, bakso ikan dalam penelitian ini sejalan
tekstur, dan penerimaan keseluruhan dengan penelitian Iqbal et al. (2015), yang
bakso ikan beloso dengan substitusi jamur menunjukkan bahwa semakin banyak
tiram putih menggunakan metode konsentrasi jamur tiram putih yang
Setyaningsih et al. (2010). Pengujian ditambahkan dalam proses pembuatan
sensori menggunakan uji skoring untuk sosis ikan gabus, semakin tinggi kadar air
parameter warna, aroma, rasa, dan sosis ikan yang dihasilkan.
tekstur, sedangkan parameter penerimaan Meningkatnya kadar air bakso
keseluruhan menggunakan uji hedonik. dengan semakin banyak penambahan
jamur tiram putih dipengaruhi oleh kadar
HASIL DAN PEMBAHASAN serat dalam bahan baku yang digunakan.
Kadar Air Menurut Suprapti dan Djarwanto (1992),
Hasil analisis sidik ragam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
menunjukkan bahwa substitusi jamur tiram memiliki kadar serat sebesar 11,5%,
putih dalam pembuatan bakso ikan sedangkan kadar serat kasar jamur tiram
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar putih dalam penelitian ini sebesar 10,33%.
menghasilkan daya mengikat air lebih - 3,95% (putih keabuan – agak putih).
tinggi dibanding bakso ikan substitusi Hasil uji lanjut BNT pada taraf 5% dapat
jamur tiram putih 0%. Hasil penelitian dilihat pada Tabel 5.
yang diperoleh sejalan dengan Komariah Berdasarkan Tabel 5, skor rata-rata
et al. (2005) yang menyatakan bahwa warna bakso ikan substitusi jamur tiram
penambahan jamur tiram putih sebanyak putih tertinggi sebesar 3,95% terdapat
10% dan 20% menghasilkan daya pada perlakuan J1 (100% ikan beloso dan
mengikat air lebih tinggi dibanding bakso 0% jamur tiram putih) dengan kriteria agak
berbahan dasar daging sapi 100%. putih, sedangkan warna terendah sebesar
Tingginya kandungan protein miofibril 3,26% terdapat pada perlakuan J6 (50%
ternyata tidak menjamin tingginya daya ikan beloso dan 50% jamur tiram) dengan
mengikat air jika tidak diimbangi dengan kriteria putih keabuan. Menurut Meilgaard
ketersediaan air di dalamnya. et al.(1999), warna merupakan parameter
Wirakartakusumah et al. (1992) me- pertama yang dipilih seseorang dalam
nyatakan bahwa pembengkakan protein menentukan tingkat penerimaan pada
miofibril meningkatkan daya mengikat air suatu produk. Warna dapat menjadi
selama terdapat air di dalamnya. Oleh petunjuk atas perubahan kimia yang
karena itu, meskipun kandungan protein terjadi pada produk tersebut (deMan,
miofibril pada bakso ikan tanpa substitusi 1997). Perbedaan konsentrasi jamur
jamur tiram putih lebih tinggi, namun daya tiram yang disubstitusi dalam pembuatan
ikatnya lebih rendah dibanding bakso ikan bakso ikan mempengaruhi intensitas
substitusi jamur tiram putih sebanyak 10% warna produk bakso yang dihasilkan.
dan 20%. Menurut penelitian Komariah et Bakso ikan beloso yang disubstitusi jamur
al. (2005), daya mengikat air bakso tiram sebanyak 50% (J6) memiliki skor
daging sapi dengan penambahan jamur warna terendah yaitu putih keabuan. Hal
tiram putih berkisar 26,6 – 34,1%. ini diduga karena tingginya konsentrasi
jamur tiram putih yang ditambahkan.
Uji Sensori Zebua et al. (2014) menyatakan
Warna bahwa jamur tiram putih mengalami
Hasil analisis sidik ragam perubahan warna setelah dilakukan
menunjukkan bahwa substitusi jamur tiram proses pencucian. Jamur tiram yang
putih dalam pembuatan bakso ikan berwarna putih mengandung pigmen
berpengaruh sangat nyata terhadap flavones atau anthoxantin yang bersifat
warna bakso ikan. Skor warna bakso ikan larut dalam air dan akan berubah
substitusi jamur tiram putih berkisar 3,26% kekuningan hingga coklat bila pH tidak
sesuai, sehingga semakin banyak jumlah sangat spesifik pada jamur tiram putih
jamur tiram yang ditambahkan, skor warna berasal dari kandungan asam
semakin menurun. Menurut Syaharuddin glutamatnya. Menurut Widyastuti et al.
(2014), semakin banyak konsentrasi jamur (2011), kandungan asam glutamat pada
tiram yang digunakan dalam pembuatan jamur tiram adalah 21,70 mg/g berat
bakso, warna bakso menjadi lebih gelap. kering. Selain itu, jamur tiram
Reaksi pencoklatan pada jamur tiram mengandung beberapa jenis senyawa
putih adalah reaksi kimia pencoklatan non volatil. Senyawa volatil dalam jamur tiram
enzimatis (reaksi Maillard), yang terdiri dari 2-pentanon, 3-pentanon, 2-
berdampak langsung terhadap warna metil-3-pentanol, 2-pentanol, 3-oktanon,
bakso yang dihasilkan. Menurut Winarno 1-okten-3-one, dan 1-okten-3-ol. Senyawa
(2004), reaksi Maillard adalah reaksi 1-okten-3-ol diketahui sebagai penyebab
pencoklatan non-enzimatik yang karakteristik aroma dari semua jenis jamur
melibatkan asam amino dan gugus (Bano dan Rajarathnam, 1988). Skor
karbonil terutama gula pereduksi. aroma yang diperoleh dalam penelitian ini
cenderung menurun dengan semakin
Aroma banyak penambahan jamur tiram, namun
Hasil analisis sidik ragam masih dalam kriteria khas ikan. Hal ini
menunjukkan bahwa substitusi jamur tiram diduga karena ikan beloso (Saurida
putih dalam pembuatan bakso ikan tumbil) memiliki aroma khas ikan yang
berpengaruh sangat nyata terhadap kuat. Aroma bakso juga dipengaruhi oleh
aroma bakso ikan. Skor aroma bakso ikan bahan-bahan tambahan lain. Menurut
substitusi jamur tiram putih berkisar 3,55% Kurniawan (2011), bumbu juga
- 3,95% (khas ikan) . Hasil uji lanjut BNT mempengaruhi aroma suatu produk
pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 6. pangan. Bumbu yang digunakan dalam
Berdasarkan Tabel 6, skor rata-rata pembuatan bakso ikan terdiri dari lada,
aroma bakso ikan substitusi jamur tiram bawang putih, gula, dan garam, sehingga
putih tertinggi sebesar 3,95% terdapat aroma yang ditimbulkan oleh jamur tiram
pada perlakuan J1 (100% ikan beloso dan tertutup oleh kombinasi dari bahan-bahan
0% jamur tiram putih) dengan kriteria khas tersebut.
ikan, sedangkan aroma terendah sebesar
3,55% terdapat pada perlakuan J6 (50% Rasa
ikan beloso dan 50% jamur tiram) dengan Hasil analisis sidik ragam
kriteria khas ikan. Crisan dan Sand menunjukkan bahwa substitusi jamur tiram
(1978) menyatakan bahwa aroma yang putih dalam pembuatan bakso ikan
Tabel 6. Aroma bakso ikan substitusi jamur tiram putih
Perlakuan Skor Nilai Tengah Notasi Ket
J1 (100% Ikan beloso dan 0% jamur tiram) 3,95 a Khas ikan
J2 (90% Ikan beloso dan 10% jamur tiram) 3,94 a Khas ikan
J3 (80% Ikan beloso dan 20% jamur tiram) 3,88 ab Khas ikan
J4 (70% Ikan beloso dan 30% jamur tiram) 3,65 bc Khas ikan
J5 (60% Ikan beloso dan 40% jamur tiram) 3,61 bc Khas ikan
J6 (50% Ikan beloso dan 50% jamur tiram) 3,55 c Khas ikan
BNT 0,05 = 0,272
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Tabel 10. Rekapitulasi hasil uji kimia dan uji sensori bakso ikan beloso substitusi jamur tiram putih terbaik
Perlakuan SNI
Parameter Bakso Ikan
J1 J2 J3 J4 J5 J6
7266:2014
Kadar Air 72,82 d 73,28 d 74,71 c 75,31 bc 76,17 ab 77,13a Maks. 65%
Kadar Abu 1,82 c ** 1,84 c ** 1,96 b** 1,99 b** 2,03 b 2,14 a Maks. 2%
Kadar 13,27 a ** 12,44 b** 11,45 c** 9,84 d** 9,50 d ** 7,54 e** Min. 7%
Protein
Daya ikat Air 55,67 c 56,63 b 58,43 a* 49,68 d 42,93 e 42,14 e
Warna 3,95 a* 3,79 ab* 3,78 ab* 3,70 b 3,45 c 3,26 c
Aroma 3,95 a* 3,94 a* 3,88 ab* 3,65 bc 3,61 bc 3,55 c
Rasa 3,75 a* 3,74 a* 3,54 ab* 3,51 b 3,44 b 3,18 c
Tekstur 3,63 a* 3,65 a* 3,68 a* 3,48 a* 3,40 a* 3,08 b
Penerimaan 3,65 ab* 3,84 a* 3,75 ab* 3,53 bc 3,35 cd 3,18 d
Keseluruhan
5 5 6 1 1 0
Keterangan :
J1 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (100 : 0)
J2 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (90 : 10)
J3 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (80 : 20)
J4 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (70 : 30)
J5 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (60 : 40)
J6 : Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih (50 : 50)
* : Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
** : Sesuai dengan SNI Bakso Ikan 7266 : 2014
keabuan, rasa agak khas ikan, dan tekstur disubstitusi jamur tiram putih 20% memiliki
yang agak kenyal. warna agak putih, aroma dan rasa khas
ikan, tekstur kenyal, dan penerimaan
Penentuan Perlakuan Terbaik keseluruhan disukai dengan kadar abu
Penentuan perlakuan terbaik ditetap- dan kadar protein yang memenuhi syarat
kan berdasarkan hasil uji kimia (kadar air, SNI bakso ikan (SNI 7266 : 2014).
kadar abu, kadar protein, dan daya
mengikat air) dan uji sensori (warna, Kadar Serat Perlakuan Terbaik
aroma, rasa, tekstur, dan penerimaan Bakso ikan beloso substitusi jamur
keseluruhan) bakso ikan beloso yang tiram putih perlakuan terbaik meng-
disubstitusi jamur tiram putih. Karakteristik hasilkan kadar serat sebesar 0,3%. Kadar
bakso ikan beloso substitusi jamur tiram serat yang diperoleh dalam penelitian ini
putih yang baik adalah bakso ikan yang lebih rendah dibanding penelitian Hariadi
memiliki kadar air, kadar abu, dan kadar dan Rahimah (2017) yang menyatakan
ptotein sesuai SNI 7266:2014 dan bahwa kadar serat bakso ikan nila wortel
memiliki warna, aroma, rasa, dan tekstur yang ditambahkan jamur tiram putih
yang normal. Data uji kima dan uji sensori sebanyak 15% menghasilkan kadar serat
bakso ikan beloso substitusi jamur tiram sebesar 0,71%.
disajikan pada Tabel 10. Berdasarkan
Tabel 10, perlakuan terbaik adalah bakso KESIMPULAN
ikan substitusi jamur tiram putih sebesar Bakso ikan beloso perlakuan terbaik
20% (J3). Hal tersebut ditunjukkan oleh (80% ikan beloso:20% jamur tiram/J3)
tanda bintang yang terbanyak pada menghasilkan kadar air sebesar 74,71%,
perlakuan J3 (80% ikan beloso dan 20% kadar abu sebesar 1,96%, kadar protein
jamur tiram). Bakso ikan beloso yang sebesar 11,45%, daya mengikat air