1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

ARAHAN PENATAAN KAMPUNG TRADISIONAL WISATA BATIK


KAUMAN SURAKARTA

Desrina Ratriningsih1
1
Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta
email :[email protected]

ABSTRACT

Kampung Wisata Batik Kauman Surakarta is a village that grows among the villages in Java. The term Pakauman
given by Keraton means the dwellings of 'kaum' or ulama. KampungWisata Batik Kauman is a traditional village
that holds cultural heritage both physical and non physical. Cultural potential and local wisdom for the field of
cultural tourism is still high, even able to become a trend of tourism potential in the future.Until now, the
development of tourism village in Kampung Batik Kauman Surakarta is still partial, the tendency seen during the
existence of the tourist village that has the potential of local wisdom and culture has not been handled and
managed optimally. This is evident from the tourist village that almost lost its original character. Therefore it needs
to be initiated the pattern of tourism development that makes the culture as a tourist attraction in Kampung Batik
Kauman. The development of this tourist village is in line with the Solo city's mission of Solo's Past is Solo's future
as a cultural and tourism city characterized by Javanese accentuation and preserving cultural assets, both
tangible and intangible.The concept of arrangement of KampungWisata Batik Kauman area to turn the area
(visitable) and must be able to serve the user and comfortable to visit (livable and walkable). The direction of
arrangement of KampungWisata Batik Kauman is done through the strengthening of tourist attractions and the
arrangement of supporting facilities of tourist attractions. The direction of this arrangement should be able to take
advantage of cultural heritage as a tourist attraction while protecting cultural heritage. Proper regional planning
will be a tourist attraction and improve the quality of life of local communities and the cultural qualities of the
region.

Keywords: Kampung Wisata, Culture and Religion, Visitable

ABSTRAK

Kampung Wisata Batik Kauman Surakarta merupakan sebuah kampung yang tumbuh diantara kampung-
kampung di Jawa. Istilah Pakauman diberikan oleh Keraton mempunyai arti tempat tinggal para ‘kaum’ atau
ulama.Kampung Wisata Batik Kauman merupakan kampung tradisional yang menyimpan warisan budaya baik
fisik maupun non fisik. Potensi budaya dan kearifan lokal untuk bidang pariwisata budaya masih tinggi, bahkan
mampu menjadi kecenderungan potensi wisata di masa depan.Sampai saat ini pengembangan kampung wisata
di Kampung Batik Kauman Surakarta masih bersifat parsial, kecenderungan yang terlihat selama ini eksistensi
kampung wisata yang memiliki potensi kearifan lokal dan budaya belum ditangani dan dikelola secara optimal.
Hal ini terlihat dari kampung wisata yang hampir kehilangan karakter aslinya. Oleh karena itu perlu digagas pola
pengembangan wisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik wisata di Kampung Batik Kauman.
Pengembangan kampung wisata ini sejalan dengan misi kota Surakarta “Solo’s Past is Solo’s future” sebagai
kota budaya dan pariwisata yang berkarakter dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-aset budaya, baik
yang tangible maupun intangible. Konsep penataan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman untuk
menghidupkan kawasan (visitable) serta harus mampu melayani pengguna dan nyaman untuk dikunjungi (livable
dan walkable). Arahan penataan Kampung Wisata Batik Kauman dilakukan melalui perkuatan atraksi wisata dan
penataan sarana pendukung atraksi wisata. Arahan penataan ini harus mampu memanfaatkan warisan budaya
sebagai daya tarik wisata sekaligus melakukan perlindungan terhadap warisan budaya. Perencanaan kawasan
yang tepat akan menjadi daya tarik wisata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal dan kualitas
budaya di kawasan tersebut.

Kata kunci : Kampung Wisata, Budaya dan Religi, Visitable

PENDAHULUAN akan memberikan arti sebagai pembentuk citra


suatu tempat.
Kota merupakan suatu bentukan fisik yang
dapat dikenali melalui bentuk ruang dan
kualitas nilai suatu tempatnya. Pemahaman Sejarah kota Solo dipengaruhi oleh kebe-
nilai pada suatu tempat adalah melalui radaan Kasunanan dan Mangkunegaran
kekhasan dan karakteris-tiknya. Makna dari sebagai pusat Pemerintahan. Benteng
suatu kota akan memberikan identitas bagi kota Vastenburg seba-gai pusat pengawasan
tersebut, sedangkan identitas dari suatu kota pemerintahan kolonial Belanda terhadap

116 INERSIA, Vol. XIII No. 2, Desember 2017


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Surakarta dan Pasar Gedhe sebagai pusat wisatawan mancanegara berkunjung ke


perekonomian kota. Kota Solo memiliki nilai- Indonesia.
nilai keagungan dankeindahan perencanaan
tata ruang kota dengan berbagai warisan
pusaka (heritage). Keasrian penataan kota
lama Solo nampak dari pening-galan-
peninggalan bangunan kuno yang
mencerminkan budaya sejarah dan arsitektur
bangunan pada lingkungan tradisional.
Penataan lingkungan (master plan) mulai
taman kota (villapark) yang mengadopsi kosep
“garden city”, alun-alun kota, pusat
pemerintahan dan pertahanan (benteng
vastenburg), pemukiman Kauman di sekitar
Masjid Agung, pasar dan tempat hiburan
(taman bonrojo).

Lima tahun terakhir ini pemerintah Kota


Surakarta cukup gencar dalam penataan kota Gambar 1 Peta Sebaran Potensi Wisata Budaya
sebagai icon kepariwi-sataan berbasis budaya. Kota Surakarta
(Sumber : STUPPA Indonesia, 2010)
Pengembangan suatu kawasan wisata khusus-
nya wisata budaya diarahkan sesuai dengan  
potensi dan karakteristik yang dapat dikem-
bangkan sebagai potensi wisata yang terdapat Di samping itu berdasaran penelitian yang
di dalamnya menjadi atraksi yang menarik dilakukan oleh PATA pada
tanpa harus meninggalkan nilai-nilai tradisi dan tahun1961 di Amerika Utara, diperoleh suatu
budaya lokal. Pemerintah Daerah Surakarta kesimpulan bahwa lebih dari 50% wisman yang
membuat branding tersendiri bagi kota budaya mengunjungi Asia dan Pasifik motivasi
yang memiliki potensi yang cukup besar. perjalanan wisata mereka adalah untuk melihat
Slogan “Solo, The Spirit of Java”, dan menyaksikan adat-istiadat, the way of life,
mencerminkan karakteristik dan potensi Kota peninggalan sejarah, bangunan-bangunan kuno
Surakarta. yang tinggi nilainya.

Menurut penelitian Citra Pariwisata Indonesia


Program untuk mengembangkan Solo sebagai pada tahun 2003, budaya merupakan elemen
kota wisata yang diminati oleh wisata-wan, baik pariwisata yang paling menarik minat dari
dari dalam maupun luar negeri perlu wisatawan mancanegara untuk datang ke
direncanakan. Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia. Budaya mendapatkan skor 42,33
Surakarta adalah identitas budaya yang selama dari wisatawan mancanegara dalam kategori
ini menjadi andalan. Destinasi wisata harus 'sangat menarik' dan berada di atas elemen
dikembangkan dengan dilandasi basis budaya lainnya seperti keindahan alam dan
setempat, sehingga diharapkan menjadi potensi peninggalan sejarah, dengan skor masing-
yang dapat `dijual` kepada wisatawan. masing 39,42 dan 30,86. Hal tersebut membuk-
tikan bahwa atraksi budaya merupakan hal
Pembangunan pariwisata berbasis budaya yang paling disukai para turis dari pariwisata di
sudah saatnya dikembangkan sebagai gerakan Indonesia.
penyadaran bagi pemangku kepentingan
pariwisata. Untuk itu, mereka harus kembali ke Dalam Rencana Jangka Panjang Me-nengah
basis awal, bahwa pembangunan pariwisata Daerah (RJPMD), disebutkan visi Wali Kota
tidak boleh melupakan akar budaya masyarakat periode 2010-2015 adalah mening-katkan
setempat. Pariwi-sata Surakarta hidup dan kesejahteraan masyarakat dan memajukan
berkembang bersama budaya setempat. kota yang dilandasi spirit Solo sebagai kota
budaya. Bagaimana menduniakan citra Kota
Menurut pemerintah, objek – objek dari wisata Surakarta, tidak dengan menyulap menjadi kota
yang diminati oleh wisatawan manca-negara modern, melainkan justru memperkuat jati diri
lebih banyak terpusat pada hasil kebudayaan sebagai Kota Budaya, salah satunya dengan
suatu bangsa. Oleh karena itu dalam industri kampung wisata dengan konsep tradisional.
pariwisata nanti, hasil kebudayaan bangsa
merupakan “komoditi” utama untuk menarik

INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 117


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Kampung wisata merupakan suatu bentuk belanja dan wisata kuliner serta transportasi
pariwisata yang bertumpu pada objek dan daya pariwisata.
tarik yang berupa kehi-dupan kampung dengan
karakter dan keunikan khusus dalam
masyarakat setempat termasuk budayanya, Untuk mendukung upaya pencapaian visi
yang memiliki peluang untuk dijadikan komoditi tersebut, perencanaan Kampung Wisata Batik
bagi pengun-jung/wisatawan, dan semua yang Kauman perlu dilakukan untuk mewujudkan
dihasilkan oleh kegiatan di dalam kampung Kampung Wisata Batik Kauman sebagai salah
tersebut akan dapat dinikmati oleh masyarakat satu atraksi wisata, ekonomi, dan seni, serta
setempat secara langsung. Dukungan peran menjadi sebuah node diluar kawasan Keraton.
aktif partisipasi masyarakat sangat menentukan Karena letak kawasan yang berada di sisi barat
kelangsungan di dalam destinasi kampung Keraton, pengembangan kawasan berbasis
wisata (Inskeep, 1993) budaya akan menjadikan kawasan ini menjadi
lebih berkarakter lokal, dan setidaknya menjadi
Kampung Kauman sendiri mengalami kawasan yang dapat mengung-kap kembali
perkembangan mirip dengan kawasan nilai-nilai lokal masa lalu, dan menjadi pusat
Laweyan, dimana banyak tumbuh produsen kegiatan baru (node) bagi aktivitas sosial,
dan pedagang batik yang sukses. Kampung ini ekonomi dan seni-budaya untuk kebutuhan
memiliki potensi yang spesifik dan unik yang sekarang.
berbeda dari Kampung Laweyan maupun
Kampung Kauman Yogyakarta. Kampung
Kauman merupakan sebuah kampung yang
tumbuh diantara kampung-kampung di Jawa,
berbentuk sama dimana alun-alun dikelilingi
oleh Keraton dan Masjid Agung. Istilah
Pakauman diberikan oleh Keraton mempunyai
arti tempat tinggal para ‘kaum’ atau ulama.

Pemerintah Kota Surakarta kemudian


mencanangkan Kampung Kauman menjadi
Kampung Wisata Batik Kauman pada tahun
Gambar 2 Kampung Wisata Batik Kauman
2009. Hal ini tidak lepas dari kekhasan dan (Sumber : Survey , 2014)
daya tarik batik Solo yang ada didukung oleh
dokumentasi sejarah denganatraksi proses
membatik sebagai bagian potensi Kauman Sampai saat ini pengembangan kampung
yang merupakan Kampung Wisata Batik. wisata masih bersifat parsial, kecenderungan
yang terlihat selama ini eksistensi kampung
wisata yang memiliki potensi kearifan lokal
Kampung Batik Kauman terletak di Kelurahan
belum ditangani dan dikelola secara optimal.
Pasar Kliwon yang berada di sisi barat Keraton
Hal ini terlihat dari beberapa kampung wisata
Surakarta. Merupakan salah satu kawasan
yang telah kehilangan karakter aslinya. Warisan
wisata budaya yang menjadi salah satu elemen
budaya merupakan peninggalan leluhur yang
pengembangan kota. Pengembangan kampung
mudah terancam punah bila tidak dilestarikan
wisata ini sejalan dengan misi kota Surakarta
dengan sungguh-sungguh. Perencanaan
“Solo’s Past is Solo’s future” . Menjadikan kota
kawasan yang mampu memanfaatkan warisan
Solo sebagai kota budaya dan pariwisata yang
budaya sebagai daya tarik wisata yang
berkarakter dengan aksentuasi Jawa dan
sekaligus melakukan perlindungan terhadap
melestarikan aset-aset budaya, baik yang
warisan budaya tersebut, beserta masyarakat
tangible maupun intangible. (SK Walikota No.
lokal yang hidup bersama-nya, dan sangat
646/116/1/257 dan UU No. 5/1992).
dibutuhkan.

Selain itu, di dalam RTRW Kota Surakarta Kampung Wisata Batik Kauman merupa-kan
tahun 2011-2031 juga disebutkanbahwa Keca- kampung tradisional yang menyimpan warisan
matan Pasar Kliwon dalam rencananya akan budaya baik fisik maupun non fisik. Potensi
dijadikan fungsi pelayanan sebagai pariwisata budaya dan kearifan lokal dalam bidang
budaya, perdagangan dan jasa, olahraga, dan pariwisata budaya masih tinggi bahkan menjadi
industri kreatif. Kawasan peruntukan pariwisata kecenderungan potensi wisata di masa depan.
disini mencakup pariwisata cagar budaya dan Oleh karena itu perlu digagas pola pengem-
nilai-nilai tradisional, wisata sejarah, wisata bangan wisata yang berbasis budaya dan
kearifan lokal sebagai daya tarik wisata.
118 INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017
 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Tujuan penulisan ini adalah mengidenti-fikasi


dan menganalisis potensi wisata budayadan
permasalahan Kampung Wisata Batik Kauman.
Selain itu guna menggerakkan seluruh potensi
ekonomi kreatif dari masyarakat Kauman
sebagai pemacu tumbuh dan berkem-bangnya
pariwisata secara berkelanjutan dengan
menda-yagunakan budaya lokal sehingga
dapat menjadi pematik untuk menjadikan

Kampung Wisata Batik Kauman sebagai
kawasan wisata yang hidup, banyak dikunjungi
Gambar 3 Peta Wilayah Amatan
wisatawan serta dapat menjadi salah satu
(sumber: Analisa, 2014)
potensi atau aset citra budaya kota Surakarta
sebagai Kampung Wisata Budayayang
melestarikan nilai sejarah dan budaya. Untuk kajian terhadap sistem aktivitas kawasan
baik itu di dalam dan di luar ruang. Untuk
Manfaat penulisan ini guna mendukung upaya pengamatan aktivitas dilakukan secara global
pelestarian sejarah dan budaya, khusus-nya di dalam periode waktu tertentu. Sistem aktivitas
kawasan Kampung TradisionalMenjadimasukan ini meliputi kegiatan masyarakat khususnya
bagi pengembangan Forum Kampung Kauman dalam bidang pariwisata, yang mencakup
dalam mengembangkan dan meles-tarikan ekonomi, sosial dan budaya. Kajian terbagi atas
Kampung Kauman agar tetap berkelan-jutan beberapa tahapan, diantaranya adalah :
baik dari segi ekonomi kreatif maupun 1. Tahap Persiapan
kehidupan sosial budayanya. Kemudian dapat Di tahap ini, yang dilakukan adalah
menjadi referensi bagi Pemerintah Daerah memantapkan kerangka kajian dan
dalam pengembanganpariwisata dan mempersiapkan kegiatan pengumpulan
pelestarian budaya Kota Surakarta. data.
2. Tahap Pengumpulan data
a. Survey Sekunder
Tahap ini dilakukan kajian literatur untuk
METODE
menghasilkan landasan teori sebagai
bekal awal dalam melakukan observasi
Kajian ini dilaksanakan dengan pende-katan
lapangan, fokus pada data tentang
metode kualitatif, bersifat deskriptif, eksploratif
kondisi Fisik dan aktivitas di Kampung
dan preskriptif. Yaitu untuk menggam-barkan
Wisata Batik Kauman.
keadaan objek atau persoalannya. Dalam hal
b. Survey Primer
ini, objek yang diamati adalah fisik dan non fisik
Melakukan observasi dan identifikasi
kawasan. Hasil analisis tersebut dapat
masalah terhadap fisik kawasanmeliputi
memberikan arahan bagi arahan
semua hal elemen fisik kajian.
pengembangan Kampung Wisata Batik
Selanjutnya, observasi dan identifikasi
Kauman.
terhadap sistem aktivitas yang terjadi di
Kampung Wisata Batik Kauman serta
Studi awal akan melakukan identifikasi
sistem aktivitas yang terjadi dan
terhadap permasalahan yang ada terhadap
hubungan antara aktivitas satu dengan
setting fisik dan aktifitas di Kampung Wisata
yang lain dan hubungan antar aktivitas
Batik Kauman. KajianterhadappotensiKampung
dengan elemen fisik kawasan.
Kauman dalam kaitannya upaya pelestarian
3. Tahap AnalisisData
dan sustainability sebagai Kampung Wisata
Data dari hasil observasi dan identifikasi
Batik. Hal yang diteliti meliputi :
yang berupa data fisik dan non fisik
kawasan kemudian dilakukan analisis.
a. Kondisi fisik kawasan, meliputi tata
Hasil analisis kemudian harus diselesaikan
bangunan dan tata lingkungan.
dalam arahan penataan Kampung Wisata.
b. Kondisi aktivitas masyarakat, meliputi
4. TahapGeneralisasidanPenyimpulanHasil
kondisi ekonomi, sosial dan budaya.
Kajian
Pada tahapan ini dilakukan kajian antar
Wilayah yang diamati adalah keseluruhan
tema dan kategori yang muncul dari tahap
spasial Kampung Wisata Batik Kauman yang
analisis, tahapan ini diharapkan dapat
berupa solid dan void kawasan.
memberikan informasi tentang arahan

INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 119


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

yang tepat di Kampung Wisata Batik sehingga terlihat hubungan sektor wisata
Kauman Surakarta. antara kompleks Keraton Kasunanan, Masjid
5. TahapDiseminasi Agung, Kampung Wisata Batik Kauman dan
Pada tahap ini dilakukan diskusi dalam Pasar Klewer yang menjadi pusat belanja.
konsteks Arahan penataan Kampung Kampung Wisata Batik Kauman mena-
warkan keunikan bagi para wisatawan. Tidak
Wisata Batik Kauman dan membangun
hanya berupa atraksi non fisik tetapi juga
kajian lintas bidang keilmuan. berupa peninggalan sejarah budaya
masyarakat setem-pat berupa fisik kawasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dilihat secara fisik keberadaan Kampung
Wisata Batik Kauman merupakan suatu
Kawasan Kauman merupakan bagian yang kampung tradisional yang masih
tidak terpisahkan dari Keraton Kasunanan, memperlihatkan kekenta-lan sejarah awalnya
Masjid Besar dan Alun-alun lor. Awalnya yang erat kaitannya dengan budaya Keraton
merupakan kawasan para ulama dan santri. Surakarta masa lalu. Bentuk bangunan di
Berubahnya kampung Kauman menjadi Kauman pada umumnya merupakan tradisional
Kampung Batik. Kampung Batik Kauman ber- jawa yang tidak jauh berbeda dengan
awal ini dari masyarakat kaum (abdi dalem) bangunan tradisional jawa di Surakarta pada
mendapatkan latihan secara khusus dari umumnya. Masih banyak terdapat bangunan-
kasunanan untuk mebuat batik baik berupa bangunan kuno sebagai bangunan asli di
jarik/selendang dan sebagainya. Dengan kata Kampung kauman yang menjadi artefak.
lain, tradisi batik kauman mewarisi secara Bangunan rumah di Kampung Kauman
langsung inspirasi membatik dari Ndalem dibangun sekitar tahun 1800-1900 M,
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. memiliki keseragaman mencerminkan
Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan bangunan tradi-sional Jawa, berbentuk
tersebut masyarakat kauman dapat mengha- simetri-keseimbangan menyerupai bangunan
silkan karya batik yang langsung berhubungan dalem di Karaton Surakarta. Sistem orientasi
dengan motif-motif batik yang sering dipakai berdasarkan hukum kosmos dikaitkan dengan
oleh keluarga Keraton. Kauman kemudian faktor sosio-cultural secara normatif
dikenal sebagai kawasan hunian dengan menghadap ke arah as-sumbu utara-selatan
komunitas pengrajin dan pengusaha batik
dengan pengrajin batik yang sudah cukup
berkembang.

Kampung Kauman bermula dari adanya


Kawedanan Yogiswara/Kapengulon dimana
Masjid Agung dan sekitarnya adalah tanah milik
Keraton yang disebut Bumi Pamijen Keraton
atau Domein Keraton Surakarta. Kauman
disebut Bumi Mutihan atau Bumi Pamethakan
yaitu wilayah yang hanya boleh dihuni oleh
rakyat (kawulo dalem) yang beragama Islam. Gambar 4 Peta Persebaran Bangunan Kuno Di
Wilayah Kauman merupakan salah satu Kampung Wisata Batik Kauman
kelengkapan dari kelanjutan pembangunan (Sumber : Survey Peneliti, 2014)
Masjid Agung sebagai pusat syiar agama Islam,
bersamaan didirikanya Keraton Kasunanan Salah satu keunikanberupa non fisik yang
Surakarta oleh PB II, yaitu pada 17 Februari ditawarkan di Kampung Wisata Batik Kauman
1745 H, sebagai pengganti dari kehancuran kepada para wisatawan adalah kemudahan
keraton Kartosuro akibat dari serangan musuh transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi
laskar Cina yang dikenal dengan Geger tempat berlang-sungnya kegiatan membatik.
Pecinan di Kartasura (Wiwik, 2000). Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas
untuk mengetahui secara langsung proses
Seiring berkembangnya waktu, dengan adanya pembuatan batik. Bahkan untuk mencoba
kebijakan Keraton Surakarta yang menjadikan sendiri mempraktekkan kegiatan membatik. Hal
area Keraton menjadi area non vehicle atau ini menjadi salah satu daya tarik bagi
zero potition dengan tujuan mengembalikan wisatawan.
kawasan Keraton ke fungsi utamanya yaitu
sebagai area sakral didukung dengan fungsi Kampung Wisata Batik Kauman juga dikenal
pendukungnya yaitu sebagai area wisata sebagai kawasan bersejarah kampung ulama
budaya untuk kawasan di sekitar Keraton, dan santri yang masih kental dengan kegiatan

120 INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

agamanya. Budaya santri dari para ulama di


Kauman ikut mewarnai perilaku dan norma Dari sisi aksesibilitas kampung terdapat
kehidupan masyarakatnya sehingga bnayak beberapa gerbang yang menjadi penanda
lembaga berupa pesantren dan pengajian. masuk ke kawasan Kampung Wisata Batik
Kauman. Terdapat 4 buah gerbang penanda
Nuansa dan eksistensi di tengah kota masih kawasan di Kampung Wisata Batik Kauman,
terlihat kental dan spesifik, diantaranya terdapat yaitu pada ruas jalan Wijaya Kusuma sisi
beberapa langgar dari wakaf pa ra yang setiap utara-selatan, jalan Cakra di sisi barat kawasan
harinya mengadakan aktivitas keagamaan, serta Jalan Wijaya Kusuma 1 di sisi timur.
serta keberadaan beberapa bangunan rumah
yang masih megah, kokoh dan sakral dengan
bangunan pondhokan santri untuk
mengaji/syiar agama Islam. Kegiatan tersebut
sampai sekarang masih berlangsung, dan tetap
dilan-jutkan oleh penghuninya. Hal ini
berdampak pada kontinuitas pada bentuk,
susunan dan penampilannya masih bertahan
sebagai cermin bangunan tradisional Jawa
yang berkaitan dengan Keraton Surakarta yang
memiliki nilai sejarah tinggi.
Gambar 1 Jalur Moda Transportasi menuju
Dengan ditetapkannya Kampung Kauman Kampung Wisata Batik Kauman
(sumber : Survey Peneliti,2014)
sebagai Kampung Wisata Batik Kauman
mengakibatkan Kampung Kauman mengalami Kondisi kawasan yang relatif sudah dipenuhi
pertumbuhan unit usaha di bidang pariwisata. dengan bangunan dengan segala kegiatan
Kampung Kauman sendiri memiliki aktivitas perekonomian menyebabkan terba-tasnya
lokal yang jika dikelola juga mampu menjadi sarana parkir kendaraan bagi pengunjung yang
daya tarik bagi wisatawan. membawa kendaraan pribadi sehingga
menimbulkan parkir on street di di sepanjang
Masyarakat dengan aktivitas lokalnya Jalan Dr. Radjiman, Jalan Yos Sudarso dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Jalan Slamet Riyadi. Area parkir kendaraan
perkembangan kegiatan pariwisata di suatu sebenarnya disediakan di beberapa titik lokasi
kawasan. Potensi yang dimiliki, baik berupa seperti di halaman Masjid Agung dan di sekitar
keunikan lingkungan alam, budaya maupun Pasar Cenderamata.
ekonomi dapat memperkuat pengembangan
kegiatan pariwisata. Aktivitas sosial budaya
masyarakat pada kampung Kauman terlihat
pada pola kehidupan tradisi kekeluargaan dan
kemas--yarakatan yang masih kuat dan
dibentuk oleh simpul ikatan tali keagamaan.

Seiring perkembangan Kota Surakarta,


Kawasan Kampung Wisata Batik Kauman pada
akhirnya berada pada pusat kota dan pusat
perdagangan. Untuk mencapai Kampung
Wisata Batik Kauman sangat mudah, kampung
ini terletak di tepi jalan Slamet Riyadi.
Keberadaan Masjid Agung juga menjadi tanda
(landmark) keberadaan Kampung Wisata Batik
Kauman.

Seiring perkembangan Kota Surakarta,


Gambar 6 Kondisi Parkir di Kampung Wisata Batik
Kawasan Kampung Wisata Batik Kauman pada Kauman
akhirnya berada pada pusat kota dan pusat (sumber : Survey Peneliti,2014)
perdagangan. Untuk mencapai Kampung
Wisata Batik Kauman sangat mudah, kampung Perkembangan Kauman menjadi Kam-pung
ini terletak di tepi jalan Slamet Riyadi. Wisata menuntut pemenuhan pelengkap fungsi
Keberadaan Masjid Agung juga menjadi tanda pariwisata seperti bank, kantor pos, res-toran,
(landmark) keberadaan Kampung Wisata Batik hotel, biro wisata dan lainnya. Posisi Kampung
Kauman. Wisata Batik Kauman yang berada di pusat
INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 121
 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Kota Surakarta membuat kampung wisata ini peta kawasan dan gerbang kawasan yang
dikelilingi oleh fungsi amenitas yang cukup didesain senada sehingga menciptakan image
lengkap. khusus atau ciri khas Kampung Wisata Batik
Kauman.



Gambar 8 Street Furniture di Kampung Wisata Batik
Gambar 7 Sebaran Amenities di sekitar Kampung Kauman
Wisata Batik Kauman (sumber : Survey Peneliti,2014)
(sumber : Survey Peneliti,2014)
Kawasan wisata dapat dikatakan berhasil
Selain itu, terdapat pula fungsi amenitas yang apabila kawasan tersebut hidup dengan
berada di dalam kawasan Kampung Wisata kegiatan wisata dan kelengkapan sarana
Batik Kauman. Berupa Money Changer, rumah pendukungnya, serta dapat membuat
singgah atau homestay bagi wisatawan, serta pengunjung atau wisa-tawan betah berlama-
beberapa warung makan. lama dan memiliki keinginan untuk
mengunjungi kembali kawasan wisata tersebut.

Kampung Wisata Batik Kauman dikembangkan


menjadi Wisata Budaya bagi Kota Surakarta.
Sebagai tujuan wisata budaya, pembangunan
image atau karaktermenjadi penting.
Karakteristik identitas lokal yang ditandai
dengan keberadaan gaya arsitektur tertentu
atau dengan menggunakan bahan lokal bangu-
nan. Karakter khas inilah yang dapat dijasikan
sebagai Atraksi wisata budaya.

Gambar 9 Sebaran Homestay dan Money Changer
di Kampung Wisata Batik Kauman
(sumber : Survey Peneliti,2014)

Salah satu homestay masih merupakan
bangunan kuno dengan arsitektural jawa.
Hanya lokasinya terletak pada jalan sempit
sehingga pencapaiannya sukar dijangkau.
Tidak ada penunjuk menuju Cakra Homestay.
Sementara untuk satu homestay lain, lokasinya
Gambar 10 Analisa Atraksi Kampung Wisata Batik
cukup mudah ditemui karena lokasinya Kauman
berdekatan dengan langgar Tranyeman.
Sebuah Kampung Wisata tergantung dengan
Kampung Wisata Batik Kauman meru-pakan bagaimana kondisi atraksinya dapat menarik
kawasan yang mempertimbangkan pengunjung. Identitas Kampung Wisata Batik
pembentukan image kawasan. Untuk Kauman dapat berwujud fisik maupun non-fisik.
mendukung hal tersebut penyediaan street Hal ini juga akan diketahui dengan melihat
furniture kawasan yang baik secara fungsi dan kriteria kawasan yang memiliki karakter yang
detail desain dapat membantu terbentuknya kuat. Menurut Lynch, 1960 unsur pembentuk
hal tersebut. Tujuannya adalah untuk places terdiri atas Legibility , Building The
memberikan daya tarik dan kenyamanan bagi Image, Structure and Identity, Imageability dan
pengguna di Kampung Wisata Batik Kauman. Visual and Symbol Conection. Selain itu,
Beberapa street furniture yang dapat dijumpai menurut Garnham, 1985 komponen pembentuk
antara lain, tempat duduk, lampu jalan, papan spirit of place adalah Physical Features &
nama, tempat sampah, papan pengumuman,
122 INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017
 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Appearance, Observable Activities & Functions,


Meaning / Symbol.

Selain itu, suatu kampung wisata harus


memiliki atraksi sesuatu yang disebut
“something to see”, artinya di tempat tersebut
harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang
berbeda dengan apa yang dimiliki daerah lain.
Dapat dikatakan bahwa daerah itu harus
mempunyai daya tarik khusus, disamping
memiliki atraksi wisata yang dijadikan daya tarik
bagi pengunjung.
Gambar 11 Rumah Produksi Batik di Kampung
Wisata Batik Kauman Surakarta
Di daerah itu harus tersedia apa yang disebut
“something to do” artinya di tempat tersebut
selain memiliki atraksi yang dapat dilihat dan Aktivitas kegiatan membuat batik yang
disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi merupakan peninggalan budaya sejarah dari
yang membuat pengunjung betah tinggal lebih Keraton Surakarta masih dapat ditemukan di
lama. Di tempat tersebut harus ada yang Kampung Wisata Batik Kauman. Terdapat 3
disebut “something to buy” , yang berarti bahwa toko usaha batik yang masih mempertahan
di tempat tersebut tersedia fasilitas untuk proses pembuatan batik, yaitu Batik Gunawan
berbelanja, terutama oleh-oleh. Setiawan, Batik Dakon Mas dan Batik Sekar
Tadji.
Kauman sebagai Kampung Wisata Batik tidak
lepas dari sejarah yang menyebutkan bahwa Atraksi kegiatan membatik ini seharusnya dapat
terdapat beberapa aktivitas lokal yang masih menjadi bagian dari Something to do bagi
dapat dijumpai hingga saat ini. Pengunjung wisatawan. Bagaimana membuat wisatawan
perlu diperkenalkan mengenai sejarah Kauman, betah berlama-lama di Kampung Wisata batik
dari awal mula sebagai kampung Santri, hingga Kauman juga merupakan potensi yang harus
berubah menjadi Kampung Batik dengan dikembangkan.
setting fisik budaya sejarah yang berkaitan erat
dengan Keraton Kasunanan.

Masyarakat dengan aktivitas lokalnya


merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
perkembangan kegiatan pariwisata. Potensi
yang dimiliki, baik berupa keunikan lingkungan
alam, budaya maupun ekonomi dapat
memperkuat pengembangan kegiatan Gambar 12 Analisa Lokasi Rumah Produksi batik
pariwisata. Aktivitas sosial budaya masyarakat
pada kampung Kauman terlihat pada pola Keberadaan Kauman sebagai kampung Wisata
kehidupan tradisi kekeluargaan dan Batik tidak hanya menempatkan Atraksi
kemasyarakatan yang masih kuat dan dibentuk sebagai daya tarik wisata, tetapi juga harus
oleh simpul ikatan tali keagamaan. Hal ini mendapat dukungan dari sisi akses dan
menjadi daya tarik yang kuat bagi kawasan amenitas kawasan. Wisatawan adalah orang
sebagai living culture (budaya yang masih yang mela-kukan perjalanan untuk sementara
berlanjut). waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali
masih asing bagi wisatawan tersebut, maka ia
Keberadaan langgar di Kampung Kauman memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutu-
berawal dari keberadaan masjid agung kauman han dan keinginannya. Pelayanan tersebut
yang secara makro sebagai pusat orientasi melingkupi kemudahan aksesibilitas dan
ibadah dan pusat penyiaran agama Islam. orientasi serta pelengkap atau pelayanan
Hingga saat ini masih ditemukan langgar dalam kebutuhan pada kawasan wisata.
kondisi yang sangat terawat dan bahkan masih
berfungsi dengan baik. Aktivitas keagamaan di Suatu kawasan wisata dapat dikatakan menjadi
kampung Wisata Batik Kauman juga masih sebuah public space yang didalamnya terdapat
sangat kental terjaga dengan sangat baik. akses yang juga merupakan ruang terbuka.
Akses pada suatu kawasan wisata haruslah
aman dan nyaman untuk dilewati pengunjung.

INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 123


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Konsep walkable dan livable harus terpenuhi


sebagai suatu kawasan wisata.








Gambar 13 Pendekatan Akses di Kampung Wisata
Batik Kauman
Safety, harus aman dari segala macam hal
yang mengganggu selama dalam kegiatan
pada ruang jalan. Comfort, harus ada pula
Gambar 14 Konsep Penataan Kampung Wisata
kenyamanan dalam hal kelaluasaan gerak, dari
Batik Kauman
material jalan yang dipijak, kejelasan rambu
atau penanda jalan hingga perindang yang 1. Perkuatan Atraksi Wisata
sangat dibutuhkan bagi pengguna. Liveliness, Perkuatan atraksi wisata di Kampung Wisata
yang berarti kondisi ruang jalan akan dikatakan Batik Kauman harus memenuhi kebu-tuhan Site
berhasil apabila ruang jalan tersebut itu hidup dan Event Attraction. Potensi fisik dan kegiatan
sesuai dengan fungsi kawasan. lokal khas di Kampung Wisata Batik Kauman
ditawarkan kepada wisatawan.
Responsive, yang berarti ruang publik
terencana & terkelola untuk memenuhi 2. Perkuatan Kampung Wisata Batik Kauman
kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna: sebagai Wisata Budaya
comfort, relaxation, active-passive engagement, Dengan memaksimalkan potensi budaya fisik
discovery. Democratic, melindungi hak-hak non fisik pada Kampung terkait dengan sejarah
kelompok pengguna, dimiliki bersama, tempat dan bangunan terhadap Kota Surakarta.
manusia belajar hidup bersama. Meaningful,
yang menjadikan orang/pengguna terhubung 3. Heritage Walk Kampung Wisata Batik
kuat dengan tempat tersebut, dengan Kauman
kehidupan pribadinya dan dengan dunia yang Lojen atau jalur sirkulasi papan catur sebagai
lebih luas dalam konteks fisik & sosial. salah satu potensi wisata, ditambah
keberadaan bangunan tradisional yang masih
Beberapa potensi dan permasalahan yang ada pada kawasan dapat menciptakan sebuah
ditemukan di Kampung Wisata Batik Kauman atraksi baru yaitu ‘wisata heritage-religi trail’ di
dirumuskan sebuah konsep penataan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.
Kampung Wisata batik Kauman yang tidak
hanya mampu menghidupkan kawasan
(visitable) tetapi juga harus mampu malayani
pengguna dan nyaman untuk dikunjungi
(livable dan walkable). Selain itu juga dapat
menjadi perkuatan budaya bagi Kota Surakarta.
Keterkaitan Kampung Wisata Batik Kauman
dengan Masjid Agung dan Keraton, serta
keberadaan Pasar Gede dan Kampung Wisata
Batik Laweyan membuat Kampung Kauman Gambar 15 Arahan Jalur Wisata Budaya kampung
berpotensi untuk dikembangkan menjadi Kauman terhadap Kota Surakarta
Kampung Wisata Budaya (Batik dan Religi).
Perencanaan kampung Wisata Batik Kauman Selain ke situs-situs bersejarah di luar
harus mampu memanfaatkan warisan budaya kampung, penjelajahan dengan membuat
sebagai daya tarik wisata sekaligus melakukan Heritage Trail melihat bangunan kuno di Kam-
perlindungan terhadap warisan budaya. pung Wisata Batik Kauman sekaligus
Perencanaan kawasan yang tepat tidak hanya menikmati petualangan melewati lojen-lojen.
akan menjadi daya tarik wisata, tapi sekaligus
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
lokal dan kualitas budaya di kawasan tersebut.

124 INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017
 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

5. Aktivitas Budaya Masyarakat sebagai


Atraksi Wisata
Atraksikegiatanmembatikmerupakan potensi
terkuat yang dimiliki Kampung Wisata Batik
Kauman sebagai bagiandariSomething to
dobagiwisatawan .
Bagaimanamembuatwisatawanbetahtinggal
berlama-lama di KampungWisata batik
Kaumanmerupakantantangan yang dimiliki
Kampung Wisata Batik Kauman.
Lokasidimanaterdapatnyatokodenganatraksime
Gambar 16 Arahan Jalur Wisata Budaya di Dalam mbatiknyacenderungberada di tengahkawasan,
Kampung tepatpadapenempatangapura. Oleh karena itu,
diperlukan magnet-magnet baru di beberapa
4. Kampung Wisata Batik Kauman sebagai titik kawasan sebagai perkuatan sekaligus
“Kampung Galery” penyebar atraksi (tidak mengumpul di tengah).
Ketrampilanmembatik (Batik Performing
Art) Konsep active building form pada toko batik
yangdimilikipendudukdapatdimanfaatkanuntukd selain menawarkan batik yang telah jadi, akan
itampilkankepadawisatawan. Atraksi yang lebih menarik apabila proses pembua-tannya
biasanyaberada di juga terlihat oleh wisatawan yang melintas.
dalambangunandantidakbanyakdiketahuiolehpe Proses penggambaran batik dengan
ngunjungdibuat di tempat yang mudahterlihat, menggunakan malam dapat dilakukan pada sisi
seperti showroom. depan toko dan menjadi tontonan bagi pengun-
Atraksiinidapatdisaksikansecaralangsungolehp jung.
engunjungketikamasukkekawasan.
Pengunjungjugadapatlangsungmencobakegiata
ninisebagaibagiandarikonsepperencanaan yang
“something to see”dan“something to do” bagi
para wisatawan.

Penataan bangunan dengan arahan “active


building form” memperkuat ruang terbuka
publik. Fasad bangunan toko dengan desain
kaca agar memudahkan pengunjung untuk
melihat-lihat apa saja yang ditawarkan.
Gambar 3Arahan MagnetBaru di KampungWisata
Batik Kauman

6. Penataan Sarana Pendukung Wisata
:Sirkulasi dan Ruang Terbuka di dalam
Kawasan Kampung Wisata Batik Kauman

Mempertahankan dan mengembangkan jalur


kendaraan tradisional/ lokal non motor seperti
andong dan becak dengan memantapkan jalur
lambat di sisi utara Jalan Slamet Riyadi dan
beberapa ruas jalan di sekitar kawasan.
Gambar 2 Arahan Jalur Wisata Kampung Galery di Mempertahankan keberadan Trans-Solo dan
Dalam Kampung Wisata Batik Kauman kereta Jaladara sebagai transportasi umum
masal sebagai fasilitas transportasi menuju ke
Seperti halnya Heritage trail, wisata Kampung kawasan.
galeri juga menawarkan rute melewati toko-toko
batik hingga menuju ke Pasar Gede, Kampung
Wisata Batik Laweyan dan Potensi
komplementer di sekitar Kampung Wisata Batik
Kauman.


INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 125


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Setiap Jalur pedestrian di desain harus ada


pemisahan antar pengguna jalan. Desain jalur
pedestrian yang dipisahkan oleh jalur hijau
yang ditanami vegetasi pengarah. Jalur pedes-
trian dibuat berimpit dengan bangunan agar
mempermudah pengunjung untuk melihat-lihat.

Tidak adanya open space atau ruang terbuka


publik menjadikan jalur pedestrian didesain
sebagai salah satu ruang terbuka yang dapat
Gambar 4 Konsep Sistem Pergerakan
digunakan bagi pengguna beraktivitas.
Penciptaan nodes sebagai ruang terbuka publik
Memisahkan antara jalur pejalan kaki dengan juga dapat menciptakan ruang bagi sarana
kendaraan bermotor. Di dalam kawasan, moda beraktivitas bagi pengunjung dan masyarakat
transportasi yang diperbolehkan adalah non sekaligus menjadi orientasi pada kawasan
motorize, seperti becak dan sepeda. sekaligus dapat menciptakan magnet baru
pada kawasan.Untuk jalur sirkulasi yang
dikhususkan bagi pejalan kaki, arahan
penataan sebagai berikut.


Gambar 7 Arahan Jalur Pedestrian pada Sirkulasi
Gambar 5 Arahan Jalur Sirkulasi khusus pejalan kaki


1) Pada Jalur Utama kawasan, seperti
Jalan Hasyim Asy’ari, Jalan Masjid
Agung dan Jalan Trisula dapat dilalui
oleh kendaraan tradisional dan pejalan
kaki.
2) Untuk ruang jalan lainnya
hanyadapatdilaluiolehpejalan kaki.
3) MasyarakatLoka
lKaumanbolehmenggunakankendaraan
denganaturan-aturantertentu. Seperti,
terbataspadakendaraanroda 2,
dandilarangmelewatirutewisatawan.


Gambar 8 Arahan Letak Nodes Kawasan
Nodes ini juga sebagai tempat perpindahan
moda, baik dari kendaraan umum ke tradisional
maupuan dari tradisional ke pejalan kaki.
Konsep kawasan yang dirubah menjadi jalur
pedestrian mewajibkan penyediaaan kantong-
kantong parkir. Kantong parkirada padasisi
timur kawasan, yaitu di depan Masjid Agung
dan Pasar Cenderamata. Parkir On Street
terdapat pada jalan Slamet Riyadi dan Jalan Dr.
Gambar 6Arahan Jalur Pedestrian pada Sirkulasi Radjiman dan Jalan Yos Sudarso.
Utama Kawasan

126 INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017


 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Pengunjung dipersilahkan mela-kukan


penjelajahan terhadap situs-situs
bersejarah. Penjelajahan situs ini tidak
hanya di Kampung Kauman tetapi juga
pada kawasan bersejarah lainnya,
seperti Keraton Surakarta hingga Pasar
Gede.

8. Penataan Street Furniture Kawasan


Desainstreet furniture yang ada seperti bangku
taman dan lampu yang sudah dengan karakter
khas Kauman dipertahankan. Penataan hanya
pada perletakkannya saja.Jalur pedestrian
dilengkapi dengan street furniture
a. Kursi ditempatkan pada titik lelah orang

Gambar 9 Arahanparkirdansirkulasi kawasan berjalan pada posisi yang teduh sehing-
Amenitas Kawasan ga orang dengan nyaman beristirahat.
Lebih diutamakan pada bangunan yang
7. Amenitas Kawasan memiliki setback dan pada nodes
Membuat nyaman pengunjung yang kawasan.
datangdenganmendesainjalur pedestrian. b. Lampu ditempatkan dengan jarak
Atractive tertentu sebagai penerangan kawasan.
street,menatakoridorjalanmenjadibentkan yang c. Begitu juga dengan peta kawasan
atraktifmelaluidesainpola materialjalan yang Kampung Wisata Batik Kauman,
bervariasisertapenunjangart performing, space ditempatkan pada nodes dan pada sisi
danfasilitashiburan. Signage dalam dari pintu gerbang.
sebagaifaktorkemudahandankenyamanan
(keteduhan, kantongistirahatdanpedagang kaki SIMPULAN
lima). Penambahan elemen vegetasi sebagai
pendukung kenyamanan. Lima tahun terakhir ini pemerintah Kota
Bangunan Amenities yang ada sampai saat ini Surakarta cukup gencar dalam penataan kota
berupa Homestay. Potensi pedagang kaki lima sebagai icon kepariwisataan berbasis budaya.
yang ada dapat dimanfaatkan menjadi kulinary Pengembangan suatu kawasan wisata
area dengan dilakukan penataan. Selain itu, khususnya wisata budaya diarahkan sesuai
diperlukan beberapa tambahan fungsi dengan potensi dan karakteristik yang dapat
amenities untuk mendukung fungsi kawasan dikembangkan sebagai potensi wisata yang
wisata, seperti toilet umum. terdapat di dalamnya menjadi atraksi yang
Penataan zonasi bangunan penunjang wisata, menarik tanpa harus meninggalkan nilai-nilai
antara PKL, Homestay, Resto dan fasilitas tradisi dan budaya lokal. Pemerintah Daerah
lainnya terhadap bangunan hunian dan non Surakarta membuat branding tersendiri bagi
hunian komersial lainnya agar menciptakan kota budaya yang memiliki potensi yang cukup
keteraturan tatanan massa bangunan besar. Slogan “Solo, The Spirit of Java”,
mencer-minkan karakteristik dan potensi Kota
a. Menambah fasilitas berupa Pusat Surakarta.
Informasi Wisata (Tourism Information
Kampung Batik Kauman Surakarta, sampai
Center)
saat ini masih bersifat parsial, kecenderungan
Sangat diperlukan oleh pengunjung agar
yang terlihat selama ini eksistensi kampung
dapat dengan mudah mengetahui apa
wisata yang memiliki potensi kearifan lokal dan
yang dibutuhkan dan tempat mana yang
budaya belum ditangani dan dikelola secara
akan dituju.
optimal. Hal ini terlihat dari kampung wisata
b. Fasilitas Pelayanan Wisata
yang hampir kehilangan karakter aslinya. Oleh
Menyediakan layanan bagi pengunjung
karena itu perlu digagas pola pengembangan
seperti persewaan sepeda dan layanan
wisata yang menjadikan budaya sebagai daya
pemandu wisata.Pemandu Wisata ini
tarik wisata di Kampung Batik Kauman.
harus orang yang benar-benar mengerti
Pengembangan kampung wisata ini sejalan
tentang sejarah Kampung Wisata Batik
dengan misi kota Surakarta “Solo’s Past is
Kauman. Tugasnya adalah memberikan
Solo’s future” sebagai kota budaya dan
penjelasan kepada wisatawan tentang
pariwisata yang berkarakter dengan aksentuasi
sejarah dan segala yang berhu-bungan
Jawa dan melestarikan aset-aset budaya, baik
dengan kampung Wisata Batik Kauman.
yang tangible maupun intangible.
INERSIA Vol XIII No 2 Desember 2017 127
 

Arahan Penataan Kampung … (Desrina/ hal 116-128)

Program untuk mengembangkan sebagai kota DAFTAR RUJUKAN


wisata yang diminati oleh wisatawan, baik dari
[1] Carmona (2003), Public Space Urban
dalam maupun luar negeri perlu direncanakan.
Space: The Dimension of Urban Design,
Salah satupotensi yang dimiliki Surakarta
Architectural Press, London.
adalahidentitasbudaya yang
selamainimenjadiandalan.
[2] Inskeep, Edward. 1993. Tourism Planning:
Destinasiwisataharusdikembangkandengandila
An Integrated and sustainable Approach.
ndasi basis budayasetempat,
Van Nostrand Reinhold. New York, Inc
sehinggadiharapkanmenjadipotensi yang dapat
`dijual` kepadawisatawan. Pem-
bangunanpariwisataberbasisbudayasudahsaatn [3] McKercher, Bob and Hilary du Cros. 2002.
yadikembangkansebagaigerakanpenyadaranba Cultural Tourism: The Partnership
gipemangkukepentinganpariwisata. Between Tourism and Cultural Heri-tage
Management. New York: The Haworth
Pengembangan kampung wisata di Penataan Hospitality Press.
kawasan Kampung Wisata Batik Kauman
sangat di perlukan. Konsep penataan pun akan [4] Pitana, I Gde., dan I Ketut Surya Diarta.
berguna untuk menghidupkan kawasan 2009.Pengantar Ilmu
(visitable) serta harus mampu melayani Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit C.V ANDI
pengguna dan nyaman untuk dikunjungi (livable OFFSET.
dan walkable). Arahan penataan Kampung
Wisata Batik Kauman dilakukan melalui
[5] Perda Rencana Pembangunan Jangka
perkuatan atraksi wisata dan penataan sarana
Menengah Daerah Kota Surakarta tahun
pendukung atraksi wisata. Arahan penataan ini
2010-2015
harus mampu meman-faatkan warisan budaya
sebagai daya tarik wisata sekaligus melakukan
perlindungan terhadap warisan budaya. [6] Setyaningsih, Wiwik “Typologi
Perencanaan kawasan yang tepat akan KampungWisatadenganKonsepCommunity
menjadi daya tarik wisata dan meningkatkan - based Tourism (CBT)” 2010
kualitas hidup masyarakat lokal dan kualitas
budaya di kawasan tersebut. [7] Yoeti, Oka , 1983.Pengantar Ilmu
Pariwisata. Bandung: Angkasa

[8] The Burra Charter for Conservation of


Place of Cultural Significance, (1999),
ICOMOS NEWS, Australia.

128 INERSIA, Vol. XIII No. 2, Desember 2017

You might also like