Leverage Dan Kebijakan Dividen Sebagai Determinan Nilai Pasar Perusahaan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Perspektif Akuntansi

Volume 5 Nomor 3 (Oktober 2022), hal. 243-258


ISSN: 2623-0194 (Print), 2623-0186 (Online)
Copyright© The Authors(s). All Rights Reserved
Center for Accounting Development and Research (CARD)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana
DOI: https://doi.org/10.24246/persi.v5i3.p243-258
http://ejournal.uksw.edu/persi

Leverage dan Kebijakan Dividen sebagai Determinan Nilai


Pasar Perusahaan

Lenni Yovita1
Universitas Dian Nuswantoro

Received Abstract. The Covid-19 pandemic is a challenge for various


21/06/2022 companies, especially public companies, to create company’s
market value. This study aims to analyze the effect of leverage and
Revised dividends, either partially or simultaneously, on the creation of the
02/09/2022
company's market value. The sample used was 20 companies in the
Accepted
financial sector that distributed dividends in the 2016-2020 period.
05/09/2022 By using panel data regression analysis, the results of hypothesis
testing both leverage (Debt to Equity Ratio) and dividend policy
(Dividend Payout Ratio) have a positive effect on the creation of the
company's market value (Market Value Added). Likewise, the
results of the F test state that leverage and dividend policy
simultaneously have a positive effect on the creation of the
company's market value. The results of this study strengthen the
signal theory, that dividends and leverage give positive signals to
investors on the creation of market value.
Keywords: Creating market firm value, dividend policy, leverage

[email protected]

243
Abstrak. Pandemi Covid-19 menjadi tantangan berbagai
perusahaan terutama perusahaan terbuka untuk tetap
menciptakan nilai pasar perusahaan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh leverage dan kebijakan dividen baik
secara parsial maupun simultan terhadap penciptaan nilai pasar
perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 20 perusahaan di
sektor finansial yang membagikan dividen pada periode 2016-
2020. Dengan teknik analisis regresi data panel, maka didapat
hasil pengujian hipotesis uji t yaitu baik leverage (Debt to Equity
Ratio) dan kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio)
berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan
(Market Value Added). Demikian juga hasil uji F menyatakan
bahwa leverage dan kebijakan dividen berpengaruh positif
simultan terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan. Hasil
penelitian ini semakin menguatkan teori sinyal, bahwa dividen
dan leverage memberi sinyal positif kepada investor terhadap
penciptaan nilai pasar.
Kata kunci: Penciptaan nilai pasar, kebijakan dividen, leverage

Pendahuluan
Pandemi Covid-19 yang merata di seluruh dunia sangat berdampak terhadap
perekonomian global. Begitu pula Indonesia tidak dapat mengelak akan implikasinya.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah kebijakan untuk memutus rantai
penyebaran virus dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kebijakan yang dilematis ini mengakibatkan perekonomian Indonesia melemah sejak
Maret 2020. Efek dari pandemi covid-19 juga merambah di lantai bursa saham.
Tercatat rata-rata harga saham beberapa sektor melemah yaitu rata-rata harga
saham sektor aneka industri mengalami penurunan pada periode 2017- 2018 dan
kembali signifikan menurun pada kurun waktu 2019 – 2020. Begitu juga rata-rata
harga saham pada sektor keuangan, infrastruktur, utilitas dan transportasi, properti
dan real estate yang lebih landai penurunannya (Data www.idx.co.id,2022)
Harga saham menjadi potret reaksi investor terhadap posisi keuangan perusahaan.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu indikator baik bagi perusahaan yang tetap
mampu menciptakan nilai di masa pandemi maupun perusahaan yang justru ikut
hanyut dengan kondisi pelemahan perekonomian. Walau demikian, menurut Menteri
Keuangan, Sri Mulyani tercatat ada sektor industri yang masih berpotensi mengalami
peningkatan keuntungan yaitu industri telekomunikasi, alat kesehatan dan farmasi,
kimia, elektronik, layanan logistik, makanan serta minuman (Ramadhani, 2020).
Sektor-sektor tersebut masih bisa bertahan karena sektor tersebut beroperasi di
bidang yang dibutuhkan pada masa pandemi
Situasi pasar modal pada saat pandemi 2020, terefleksi dengan melemahnya IHSG
yang cukup signifikan. Berdasarkan tinjauan Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, tercatat bahwa pada tanggal 15 Maret 2020 IHSG
menurun hingga 22,10% dan indeks sektor keuangan mengalami pelemahan sebesar

244
36,5% hingga pertengahan Maret 2020. Sektor keuangan atau finansial merupakan
salah satu sektor yang berperan penting dalam mendukung iklim bisnis dan investasi.
Sektor tersebut diharapkan menjadi penggerak baik dalam hal pendanaan,
kelancaran transaksi digital, maupun pengumpulan dana pihak ketiga. Akan tetapi,
situasi di masa pandemi kondisi tidak menguntungkan bagi sektor keuangan.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya menciptakan nilai pasar
perusahaan. Pemegang saham sangat jeli dalam menilai pergerakan perusahaan.
Sebagaimana tujuan perusahaan berdiri adalah menciptakan kemakmuran pemegang
saham (Horne dan Wachowicz, 2012). Perusahaan melalui manajer keuangan
diharapkan mampu menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan aspek
keberlanjutan perusahaan. Market Value Added (MVA) menjadi indikator penciptaan
nilai perusahaan. MVA pertama kali diperkenalkan oleh Stewart dan Co. pada tahun
1993. Penciptaan nilai pasar perusahaan bisa diberikan pengaruh oleh berbagai
aspek, eksternal maupun internal. Aspek internal meliputi aspek keputusan
keuangan, yaitu keputusan keuangan berupa leverage dan kebijakan dividen.
Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur leverage dan
Dividend Payout Ratio (DPR) untuk merefleksikan kebijakan dividen (Weston dan
Eugene, 2014).
Beberapa riset empiris menyatakan bahwa penciptaan nilai pasar perusahaan juga
dipengaruhi oleh keputusan keuangan seperti kebijakan dividen (Cristea et al., 2018;
Kurniawan et al., 2019; Kusumawati et al., 2021; Palupi dan Hendiarto, 2018;
Pangaribuan et al., 2019; Margono dan Gantino, 2021; Laksmi dan Budiartha, 2020;
Setyabudi, 2021; Setyani, 2018; Soewignyo, 2020; Sucipto dan Sudiyatno, 2018) dan
leverage (Cheng dan Tzeng, 2014; Markonah et al., 2020; Margono dan Gantino, 2021;
Sari dan Witjaksono, 2021; Sha, 2020). Akan tetapi , berbeda dengan hasil penelitian
Nguyen et al. (2019) dan Saputri dan Bahri, (2021) yang menyebutkan bahwa
kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap penciptaan nilai pasar
perusahaan. Berbeda dengan penelitian Bakri (2021) yang menyebutkan bahwa
dividen berpengaruh negatif terhadap penciptaan nilai pasar. Hasil penelitian
Pangaribuan et al. (2019), Sambora et al. (2014), dan Sucipto dan Sudiyatno (2018),
menyatakan bahwa leverage tidak berdampak terhadap penciptaan nilai pasar
perusahaan. Pada riset-riset tersebut menggunakan Economic Value Added (EVA),
Tobin’s Q dan Price to Book Value (PBV) sebagai ukuran penciptaan nilai pasar
perusahaan.
Berdasarkan fenomena dan kesenjangan hasil penelitian terdahulu, maka pengaruh
leverage dan kebijakan dividen terhadap penciptaan nilai pada sektor finansial sangat
menarik untuk diteliti. Sektor keuangan seharusnya menjadi sektor pendukung
dalam hal pembiayaan akan tetapi justru mengalami kemerosotan nilai pasar.
Penelitian ini menggunakan indikator Market Value Added (MVA) untuk mengukur
penciptaan nilai perusahaan. Salah satu kelebihan MVA yaitu MVA mampu mengukur
porsi perusahaan dalam menggunakan modal secara optimal dari sejak awal
berdirinya perusahaan. Jadi tepat apabila ukuran nilai perusahaan dengan MVA
dengan dua faktor yang diajukan berpengaruh yaitu leverage (DER) dan kebijakan
dividen (DPR). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh leverage

245
dan kebijakan utang terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan baik secara parsial
maupun simultan.

Telaah Pustaka
Teori Sinyal (Signaling Theory)
Dividen dianggap sebagai sinyal positif dalam menyampaikan informasi baru tentang
profitabilitas masa depan perusahaan. Kenaikan dividen menunjukkan prospek
pertumbuhan jangka panjang yang tinggi dan stabilitas keuangan, sementara
pemotongan dan penghilangan dividen menunjukkan sinyal negatif dari profitabilitas
masa depan yang buruk dan volatilitas pendapatan. Kebijakan dividen juga
menyiratkan bahwa manajer tidak akan mengurangi atau menghentikan pembagian
dividen jika terjadi penurunan pendapatan (Lambrecht dan Myers, 2012). Teori
sinyal (signaling theory) tersebut juga senada dengan teori sinyal menurut Brigham
dan Houston (2015) yaitu langkah-langkah kebijakan para manajer perusahaan
untuk mengarahkan investor tentang bagaimana manajemen berpandangan akan
prospek perusahaan.
Dengan demikian, keputusan keuangan mengenai kebijakan dividen menjadi sinyal
positif penciptaan nilai pasar perusahaan. Dividen dipandang sebagai salah satu
sinyal perusahaan kepada pasar akan optimisme perusahaan mampu menaikkan arus
kas pada masa yang akan datang. Weston dan Eugene (2014) menyatakan bahwa
kebijakan dividen merupakan pengambilan keputusan berapa porsi laba yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen (cash dividend) dan porsi yang
ditahan kemudian diinvestasikan kembali.
Teori sinyal juga mendasari keputusan keuangan lainnya yaitu leverage atau
kebijakan utang. Brigham dan Houston (2015) mengungkapkan bahwa perusahaan
yang mengalami peningkatan utang dipandang sebagai suatu usaha yang mempunyai
peluang yang besar di masa berikutnya. Pihak pemangku kepentingan eksternal juga
mengartikan bahwa dengan meningkatkan leverage perusahaan maka perusahaan
akan mampu membayar kewajiban di waktu yang akan datang ataupun perusahaan
ini mempunyai risiko bisnis yang rendah. Maka teori sinyal memandang bahwa
leverage memberi sinyal positif ke pasar.
Penciptaan Nilai Pasar
Nilai pasar atau market value adalah harga saham yang tercermin di bursa saham
pada periode tertentu yang ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pasar.
Hal tersebut berbeda dengan nilai buku yang termasuk nilai saham yang didasarkan
atas pencatatan perusahaan emiten (Brigham dan Houston, 2015). Market Value
Added (MVA) merupakan alat ukur nilai perusahaan yang digagas oleh Steward dan
Co pada tahun 1993. Pengukuran MVA bertujuan untuk menilai dampak aksi yang
dilakukan oleh manajer dalam mencapai level kemakmuran pada pemegang saham
sejak perusahaan beroperasi (Brigham dan Houston, 2015).

246
Leverage
Menurut Weston dan Eugene (2014), leverage merupakan tingkat penggunaan utang
sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Leverage adalah hal yang dilematis, yaitu
jika perusahaan mempunyai rasio utang yang tinggi pada masa resesi akan tetapi
tingkat pengembalian yang diharapkan juga tinggi, sebaliknya perusahaan yang
mempunyai rasio utang rendah, tidak beresiko besar akan tetapi peluangnya untuk
melipatgandakan pengembalian atas ekuitas juga kecil. Salah satu rasio dalam
leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER), yaitu total utang dibandingkan dengan
total ekuitas (Juliana dan Thayogo, 2019).
Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden yaitu penentuan porsi laba yang diperoleh korporasi pada akhir
periode tahun tertentu yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen kas atau ditahan untuk menambah modal yang bermanfaat untuk pendanaan
investasi pada periode berikutnya (Brigham dan Houston, 2015). Kebijakan dividen
dipengaruhi oleh likuiditas perusahaan, kebutuhan finansial untuk membayar utang,
tingkat pertumbuhan perusahaan, dan kontrol terhadap perusahaan (Riyanto, 2012).
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen adalah Dividend Payout Ratio (DPR),
yaitu membandingkan dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham
Pengaruh Leverage terhadap Penciptaan Nilai Pasar Perusahaan
Leverage menjadi salah satu variabel penentu penciptaan nilai pasar perusahaan.
Brigham dan Houston (2015) menyatakan bahwa leverage secara secara implisit
memuat tiga hal yaitu (1) dengan meningkatkan porsi dana utang, pemilik atau
pemegang saham dapat mengontrol perusahaan dengan berinvestasi yang terbatas,
(2) kreditur mensyaratkan adanya ekuitas atau dana yang disediakan oleh pemilik
sebagai marjin pengaman dan (3) perusahaan memperoleh porsi tingkat keuntungan
lebih tinggi atas dana utangnya daripada tingkat bunga yang dibayarkan, maka
pengembalian atas modal pemilik diperbesar atau didongkrak (leveraged). Leverage
pada penelitian ini diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio). DER menjelaskan
proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan ekuitas. Menurut Brigham dan
Houston (2015), semakin tinggi DER, maka perusahaan dianggap memiliki potensi
peningkatan keuntungan lebih besar oleh karena perusahaan lebih ekspansif.
Adapun studi terdahulu yang mengkaji dan menguji pengaruh leverage terhadap
penciptaan nilai pasar menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif
terhadap penciptaan nilai perusahaan (Cristea et al., 2018; Endang et al., 2020;
Kopong et al., 2021; Markonah et al., 2020; Margono dan Gantino, 2021; Sari dan
Witjaksono, 2021; Subagyo, 2021; Sha, 2020). Begitu pula hasil penelitian Jihadi et al.
(2021) menyimpulkan bahwa leverage (DER) terbukti berpengaruh positif terhadap
penciptaan nilai pasar perusahaan dengan implikasi bahwa apabila rasio leverage
lebih tinggi maka nilai perusahaan semakin meningkat. Menurut Cheng dan Tzeng
(2014), bahwa leverage juga dapat memiliki efek positif pada nilai perusahaan
dengan syarat yaitu arus kas bebas perusahaan lebih tinggi, inflasi lebih tinggi dan
mampu memanfaatkan peluang bisnis yang dihasilkan dengan baik. Temuan tersebut

247
memberikan wawasan tentang keputusan pendanaan utang perusahaan mampu
membantu perusahaan untuk memaksimalkan nilai.
H1: Leverage berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Penciptaan Nilai Pasar
Perusahaan
Keputusan keuangan lainnya yang menentukan penciptaan nilai pasar adalah
kebijakan dividen. Sebagaimana harapan investor atau pemegang saham bahwa
berinvestasi akan mendatangkan keuntungan, maka perusahaan berusaha memenuhi
harapan investor dengan membagi dividen. Tentunya pembagian dividen tersebut
didasarkan atas kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen yang berimplikasi
menguntungkan pemegang saham akan mensinyalkan hal yang positif kepada nilai
perusahaan. Menurut Anjani dan Syarif (2019), besarnya dividen yang
didistribusikan akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang membagikan
dividen bahkan menaikkan porsi dividen akan memberikan sentimen positif bagi
investor.
Kebijakan dividen dipandang positif oleh investor karena dividen merupakan
cerminan kondisi keuangan perusahan yang sehat. Perusahaan mampu membagikan
bagian dari keuntungan perusahaan berarti perusahaan mempunyai laba yang cukup
signifikan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan (Cristea et al., 2018;
Kurniawan dan Putra, 2019; Kusumawati et al., 2021; Palupi dan Hendiarto, 2018;
Pangaribuan et al., 2019; Margono dan Gantino, 2021; Laksmi dan Budiartha, 2020;
Setyabudi, 2021; Setyani, 2018; Soewignyo, 2020; Sucipto dan Sudiyatno, 2018).
H2: Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai pasar
perusahaan.
Model Penelitian
Penciptaan nilai pasar menjadi tujuan perusahaan yang krusial. Pemegang saham
mengharapkan tingkat pengembalian atas investasi pada perusahaan. Melalui
indikator-indikator keuangan, seperti leverage dan kebijakan dividen mampu
memberi sinyal kepada pemegang saham bahwa perusahaan mampu atau tidak

248
dalam menciptakan nilai. Model penelitian dapat dijelaskan melalui bagan dibawah
ini :

H1+

Leverage Keuangan (X1)

Penciptaan Nilai
Pasar Perusahaan (Y)
Kebijakan Dividen (X2)
H2+
++

Gambar 1. Model Penelitian

Metoda
Populasi dan Sampel
Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Obyek
penelitian ini adalah perusahaan sektor finansial yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia untuk periode 2016 – 2020. Rata-rata harga saham tahun 2019 ke 2020
pada sektor finansial mengalami penurunan yang signifikan. Berikut ini kriteria
sampel :

Tabel 1. Kriteria Sampel


Kriteria Jumlah
Perusahaan sektor finansial yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 94
Perusahaan sektor finansial yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 (-)
yang tidak mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut
Perusahaan sektor finansial yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 (74)
yang tidak membagikan dividen berturut-turut
Jumlah sampel perusahaan 20
Jumlah sampel data selama periode 2016-2020 ( 20 x 5 ) 100
Sumber : Data diolah, 2022
Seratus sampel tersebut akan di uji dengan uji hipotesis t dan uji F pada analisis
regresi berganda. Sebelumnya dilakukan pengujian asumsi klasik. Persamaan regresi
linier berganda untuk pengujian H1 dan H2 adalah sebagai berikut :
MVA = β 0 + β1DER + β2DPR + e …………….(1)
Keterangan :
Y = Penciptaan nilai pasar perusahaan (MVA)
X1 = Kebijakan utang
X2 = Kebijakan dividen
β1, β2, = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
β0 = Konstanta

249
e = Standard error (residu)
Definisi Variabel dan Skala Pengukuran
Pada penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu leverage dan kebijakan
dividen, sedangkan variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan
Market Value Added (MVA). Berikut ini penjelasan variabel penelitian beserta skala
pengukuran :
Penciptaan Nilai Pasar Perusahaan (Y)
Penciptaan nilai pasar perusahaan merupakan perbedaan nilai pasar ekuitas
perusahaan dengan nilai buku pada laporan posisi keuangan perusahaan. Nilai pasar
dapat di hitung dengan cara mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang
beredar (Brigham dan Houston, 2012)
MVA = (Saham Beredar x Harga Saham) – Total Ekuitas Saham Biasa
MVA Growth = MVA(t) – MVA (t-1)
MVA (t-1)
Keterangan :
MVA (t) = Market Value Added tahun sekarang
MVA (t-1) = Market Value Added tahun lalu

Leverage (X1)
Leverage adalah porsi operasionalisasi perusahaan dibiayai utang (Horne dan
Wachowicz, 2012; Juliana dan Thayogo, 2019; Lestari dan Nuzula, 2017)
Debt to Equity Ratio ( DER ) = Total Utang
Total Ekuitas Pemegang Saham

Kebijakan Dividen (X2)


Kebijakan Deviden merupakan seberapa besar porsi laba yang akan dibagikan
sebagai dividen (Samrotun, 2015).

Dividend Pay Out Ratio (DPR) = Dividen per Saham


Laba per Lembar Saham

250
Hasil dan Pembahasan
Hasil Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif statistik yang menggambarkan data pada variabel dalam penelitian
antara lain leverage, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan. Berikut ini merupakan
tabel analisis deskriptif statistik yang meliputi gabungan data sampel perusahaan
sektor finansial periode 2016 – 2020 sesuai dengan kriteria sampel penelitian:
Tabel 2. Analisis Deskriptif
Indikator Jumlah Rata-rata Standar Nilai Nilai
variabel sampel (mean) Deviasi Minimum Maksimum
DER 100 3,727 2,709 0,660 11,300
DPR 100 0,392 0,203 0,090 0,930
MVA 100 -0,204 1,653 -5,050 5,880
Sumber : Data diolah, 2022
Variabel kebijakan dividen pada masa penelitian tahun 2016 -2020 memiliki nilai
maksimum sebesar 0,93 yang dimiliki oleh Asuransi Bintang tahun 2017 dan nilai
minimum sebesar 0,090 yang dimiliki oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
tahun 2020, serta nilai rata – rata atau nilai rata-rata sebesar 0,392 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,203 yang menunjukkan nilai rata rata lebih tinggi dibanding
nilai standar deviasi yang mengindikasikan bahwa data dapat dikatakan baik dan
menjelaskan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen sebesar
39,2% dari laba yang dihasilkan perusahaan.
Variabel kebijakan utang pada masa penelitian tahun 2016 -2020 memiliki nilai
maksimum sebesar 11,30 yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara tahun 2019 dan
nilai minimum sebesar 0,66 oleh Mandala Multifinance tahun 2017, serta nilai rata –
rata sebesar 3,727 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,709 yang menunjukkan nilai
rata-rata lebih tinggi dibanding nilai standar deviasi yang mengindikasikan bahwa
data dapat dikatakan baik dan menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan yang
terdapat dalam sampel menggunakan utang sebesar 373% dari ekuitas untuk
pendanaan aktivitas perusahaan.
Variabel penciptaan nilai pasar perusahaan memiliki nilai maksimum senilai 5,88
yang dimiliki oleh Bank Bumi Artha tahun 2018 dan nilai minimum senilai -5,05 yang
dimiliki oleh Asuransi Ramayana tahun 2020, serta nilai rata-rata pada variabel
penciptaan nilai pasar perusahaan adalah -0,204 dengan standar deviasi positif yaitu
1,653 mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan pada sampel penelitian ini
berhasil memberikan nilai tambah pada para pemegang sahamnya.
Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian asumsi klasik dari model penelitian dijelaskan dalam Tabel 3.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 3, nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov
melebihi 0,05, yaitu 0,057, hal tersebut mengindikasikan bahwa data telah
berdistribusi normal. Maka, model regresi dengan besaran sampel 100 perusahaan
adalah layak digunakan karena telah memenuhi asumsi normalitas.

251
Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Sig.Kolmogorov -
Model Besaran sampel
Smirnov
MVA = β 0 + β1DER + β2DPR + ei 100
0,057
B. Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
DER 0,897 1,115 Tidak terjadi multikolinearitas
DPR 0,897 1,115 Tidak terjadi multikolinearitas

C. Uji Autokorelasi
Du DW 4- DU Kesimpulan
1,713 1,827 2,287 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber : Data diolah, 2022
Pada uji multikolinieritas dengan parameter nilai tolerance masing-masing variabel
independen adalah > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Pada Tabel 3,
mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.
Selanjutnya, uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai untuk Durbin-Watson, yaitu
1,827, nilai du pada tabel Durbin-Watson adalah 1,713. Hal tersebut sesuai dengan
asumsi bahwa autokorelasi : du < DW < 4-du sehingga 1,713 < 1,827 < 2,287 dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Selanjutnya adalah uji asumsi klasik heteroskedastisitas. Pada tahap ini dilakukan
dengan pengamatan grafik scatterplot nilai residu variabel dependen SRESID dengan
nilai prediksi variabel independen ZPRED. Deteksi heteroskedastisitas melalui
pengamatan akan ada atau tidak adanya terbentuknya pola khusus pada grafik antara
SRESID dan ZPRED, yaitu Y mencerminkan nilai residual sedangkan X merupakan
nilai yang telah diprediksi. Grafik scatterplot dibawah ini merupakan hasil pengujian
heteroskedastisitas:

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2022


Gambar 2. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

252
Tercermin pada Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa tidak ada pola yang tetap atau
polanya tidak jelas. Persebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas.

Tabel 4. Hasil Uji F


Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 50,541 2 25,271 11,136 0,000
Residual 220,124 7 2,269
Total 270,665 9
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000. Oleh karena
nilai signifikansi kurang dari 0,05 , hal ini mengindikasikan bahwa leverage dan
kebijakan dividen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penciptaan
nilai pasar perusahaan.
Tabel 5. Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted-R Square
MVA = β 0 + β1DER + β2DPR + ei 0,432 0,187 0,170
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5 , koefisien determinasi tercermin oleh nilai adjusted R-square
sebesar 0,170 yang artinya bahwa variansi variabel terikat yaitu penciptaan nilai
pasar (MVA) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel bebasnya DER, DPR
sebesar 17%, sedangkan 83% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain.
Pengaruh Leverage Terhadap Penciptaan Nilai Pasar Perusahaan
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian hipotesis satu (H1) dengan analisis regresi
berganda:
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis
Koefisien Nilai t hitung Signifikansi Kesimpulan
Variabel (Beta)
Constant (β0) -1,679 -4,790 -
DER (β1) 0,146 2,473 0,015 Menerima H1
DPR (β2) 2,372 3,012 0,003 Menerima H2
Sumber: Data Diolah, 2022
Pada tabel 6, nilai signifikansi 0,015 bermakna bahwa leverage (DER) berpengaruh
positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan (MVA) dan secara statistik
signifikan pada level 5%. Maka pengujian hipotesis 1 mendukung penelitian Cristea
et al. (2018), Endang et al. (2020), Kopong et al. (2021), Subagyo (2021), Sari dan
Witjaksono (2021), Sha (2020), Cheng dan Tzeng (2014), Markonah et al (2020), dan
Margono dan Gantino (2021), yaitu DER berpengaruh positif signifikan terhadap
penciptaan nilai pasar perusahaan.
Hasil penelitian ini juga memperkuat teori sinyal yang dinyatakan oleh Brigham dan
Houston (2015) bahwa apapun tindakan yang diambil oleh manajer, akan memberi

253
isyarat atau mensinyalkan akan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan yang mengalami peningkatan utang dipandang sebagai suatu usaha yang
mempunyai peluang yang besar di masa berikutnya. Pengaruh leverage (DER) yang
positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan (MVA) mengindikasikan bahwa
semakin DER meningkat, pemegang saham atau investor beranggapan bahwa makin
besar utang yang dibiayai dengan modal sendiri lebih baik.
Hal tersebut disebabkan bahwa bunga menjadi faktor yang mengurangi dalam
perhitungan laba kena pajak, pembiayaan dengan utang akan memperkecil jumlah
pajak dan meningkatkan laba operasi yang diperuntukkan bagi pemegang saham . Jika
perusahaan mempunyai rasio utang yang tinggi atau leverage, maka resiko yang
dihadapi perusahaan makin tinggi pula, akan tetapi semakin tinggi juga potensi
keuntungan yang di dapat oleh pemegang saham. Para pemegang saham mengkaji
pemikiran untuk memutuskan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki rasio
leverage yang besar. Peningkatan leverage dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan
memiliki eskalasi bisnis yang meningkat sehingga dapat mempengaruhi potensi
peningkatan keuntungan perusahaan.
Dengan demikian, pemegang saham yang berinvestasi di sektor finansial lebih
mempunyai profil risiko berani mengambil resiko (risk taker). Mereka beranggapan
high risk- high return atau resiko yang tinggi, maka tinggi pula tingkat pengembalian.
Mereka lebih memilih pembiayaan utang daripada pembiayaan dengan modal
sendiri. Selain itu, investor memilih berinvestasi di sektor finansial karena sebagian
besar utang di sektor finansial khususnya perbankan merupakan dana nasabah yang
kelak perusahaan akan mengembalikan dengan bunga kepada nasabah dengan
tingkat bunga yang cenderung kecil hingga menengah sesuai dengan suku bunga
simpanan ketentuan Bank Indonesia.
Makin besar pengumpulan dana nasabah, semakin besar potensi perusahaan untuk
meningkatkan kapasitas operasional perusahaan, terlebih dalam penyaluran dana
pinjaman. Dengan demikian, ada potensi peningkatan laba perusahaan di masa yang
akan datang. Hal ini memberikan sinyal positif kepada pasar akan keberlanjutan
perusahaan khususnya perusahaan di sektor finansial dan membangun opini bahwa
perusahaan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Berdasarkan Tabel 6, nilai signifikansi 0, 003 memiliki makna bahwa bahwa
kebijakan dividen (DPR) secara positif berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar
perusahaan (MVA). Hal ini sejalan dengan pernyataan Brigham dan Houston (2012),
bahwa keputusan pembagian dividen merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan nilai pasar perusahaan sehingga diharapkan memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Sejalan dengan hasil studi ini adalah penelitian
Setyabudi (2021), Cristea et al. (2018), Kurniawan dan Putra (2019), Palupi dan
Hendiarto (2018), Pangaribuan et al. (2019), Laksmi dan Budiartha (2020),
Soewignyo (2020), Setyani (2018), Sucipto et al. (2018), Margono dan Gantino
(2021), dan Sukarman et al. (2019) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai pasar perusahaan.

254
Kebijakan dividen mengacu pada porsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham,
semakin tinggi porsi laba yang dibagikan akan semakin menaikkan nilai pasar
perusahaan. Tentunya investor menelaah kebijakan dividen sebagai salah satu potret
tatanan keuangan perusahaan dan merefleksikan kemampuan finansial perusahaan
dimasa depan. Begitu juga pernyataan Ali (2022) dari hasil penelitian tentang
kebijakan dividen pada negara-negara G-12 menyebutkan bahwa meskipun terdapat
dampak buruk dari pandemi Covid-19, perusahaan tidak akan memotong atau
menghilangkan dividen untuk menghindari penyampaian sinyal negatif tentang
prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, perusahaan mungkin
cenderung meningkatkan dividen untuk mengeluarkan kebijakan dividen yang lebih
stabil dalam menangani krisis, dan memberi sinyal prospek keuangan mereka.
Margono dan Gantino (2021) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa perusahaan
yang membayar dividen lebih besar secara tidak langsung akan mempengaruhi beban
saham yang besar dan mempengaruhi nilai perusahaan. Dividen yang dibayarkan
harus seimbang dengan kebutuhan perusahaan atau pemegang saham. Maka
kebijakan dividen perusahaan yang baik adalah kebijakan yang menciptakan
keseimbangan antara pembagian dividen saat ini dan perkembangan dividen masa
depan yang dapat mengoptimalkan harga saham. Peningkatan pembayaran dividen
dapat menjadi sinyal positif bagi investor karena investor menganggap perusahaan
memiliki prospek yang menguntungkan di masa depan. Horne dan Wachowicz (2012)
juga menyatakan bahwa kenaikan dividen akan mendorong ekstra imbal hasil saham
yang positif, sedangkan penurunan dividen akan mendorong ekstra imbal hasil saham
yang negatif. Begitupun ketika laba menurun, dividen akan tetap dibagikan utuh
karena pembagian dividen yang stabil dapat mengungkapkan sebuah tinjauan masa
depan perusahaan yang baik.
Pada hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa Market Value Added (MVA)
sebagai tolok ukur perusahaan dalam menciptakan nilai pasar dan merefleksikan
akan pengelolaan keuangan perusahaan yang baik pada sektor finansial khususnya
ditinjau dari faktor leverage dan kebijakan dividen. Perusahaan berhasil
meningkatkan pendapatan yang menjadi efek bola salju positif, yaitu pendapatan
akan meningkatkan nilai buku perusahaan, sehingga mendorong investor untuk
menaikkan harga saham dengan tujuan antisipasi pendapatan perusahaan di masa
depan yang berujung kenaikan porsi dividen. Keseluruhan proses tersebut
menyebabkan nilai pasar perusahaan meningkat.
Secara teoritis, hasil penelitian ini juga memperkuat teori sinyal yang dikemukakan
oleh Brigham dan Houston (2015), bahwa pasar menganggap dividen sebagai sinyal
positif dalam menyampaikan informasi baru tentang profitabilitas masa depan.
Begitu juga Lambrecht dan Myers (2012), menyatakan bahwa manajer perusahaan
tidak menghendaki pengurangan atau peniadaan pembagian dividen jika terjadi
penurunan pendapatan demi keuntungan pribadi. Manajer perusahaan lebih
memikirkan kestabilan porsi pembagian dividen untuk kepentingan jangka panjang,
yaitu keberlanjutan perusahaan.

Simpulan

255
Penelitian yang dilakukan pada perusahaan di sektor finansial yang terdaftar pada
periode 2016 – 2020 ini menyimpulkan bahwa leverage (DER) dan kebijakan dividen
(DPR) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif terhadap penciptaan
nilai pasar. Investor menelaah bahwa semakin tinggi proporsi utang dibandingkan
dengan modal sendiri atau ekuitas semakin menghasilkan potensi keuntungan lebih
besar sehingga nilai pasar perusahaan makin meningkat. Begitupun kebijakan
dividen (DPR) yang semakin meningkat akan memberikan sinyal positif akan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang. Pemegang saham berharap dana yang
diinvestasikan dapat dikelola dengan bijak oleh perusahaan sehingga kelak dividen
dapat dibagikan sesuai porsinya dan lebih optimal.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis terhadap
penelitian selanjutnya mengenai penciptaan nilai pasar perusahaan khususnya pada
sektor finansial. Pada studi ini hanya meneliti dan menunjai penciptaaan nilai pasar
pada perusahaan yang tergabung dalam sektor keuangan dalam kurun waktu 5(lima)
tahun (2016-2020). Pada riset selanjutnya bisa menggunakan sampel dengan tahun
pengamatan lebih dari 5 (lima) tahun. Selain itu, variabel determinan dari penciptaan
nilai pasar juga bisa menggunakan proyeksi laba per tahun, waktu perolehan laba,
tingkat risiko dari proyeksi laba (Brigham dan Houston, 2015), disertai variabel
pemoderasi yaitu tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Daftar Pustaka
Ali, H. (2022). Corporate dividend policy in the time of COVID-19: Evidence from the G-12
countries. Finance Research Letters, 46, 102493.
https://doi.org/10.1016/j.frl.2021.102493
Anjani, T., & Syarif, A. D. (2019). The Effect of Fundamental Analysis on Stock Returns using
Data Panels ; Evidence Pharmaceutical Companies listed on IDX. International Journal of
Innovate Science and Research Technology.
Bakri, M. A. (2021). Moderating effect of audit quality: The case of dividend and firm value in
Malaysian firms. Cogent Business & Management, 8(1).
https://doi.org/10.1080/23311975.2021.2004807
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Fundamentals of financial management. Cengage
Learning. https://doi.org/10.1016/0377-841X(78)90069-4
Brigham, E., & Houston, J. (2012). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan (11th ed.). Salemba
Empat.
Brigham, Eugene f., & Houston, J. F. (2012). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan (11th ed.).
Jakarta : Salemba Empat.
Cheng, M.-C., & Tzeng, Z.-C. (2014). Effect of Leverage on Firm Market Value and How
Contextual Variables Influence this Relationship. Review of Pacific Basin Financial
Markets and Policies, 17(01), 1450004. https://doi.org/10.1142/S0219091514500040
Cheng, M. C., & Tzeng, Z. C. (2014). Effect of leverage on firm market value and how contextual
variables influence this relationship. Review of Pacific Basin Financial Markets and
Policies, 17(1). https://doi.org/10.1142/S0219091514500040
Cristea, C., Stoenoiu, C.-E., Cristea, M., Birou, I., & Serban, F. (2018). The Effect of Financial
Leverage On Dividend Policy: Evidence from an Emerging Market. Performance
Management or Management Performance?
Endang, M. W., Suhadak, S., Saifi, M., & Firdausi, N. (2020). The Effect of Ownership Structure

256
and Leverage Towards Dividend Policy and Corporate Values. Journal of Public
Administration Studies, 005(01), 1–4. https://doi.org/10.21776/ub.jpas.2020.005.01.1
Gusaptono, R. H. (2010). Faktor-Faktor Yang Mendorong Penciptaan Nilai Perusahaan Di Bei.
Buletin Ekonomi, 8(2).
Horne, J. C. Van, & Wachowicz, J. M. (2012). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (13th ed.).
Salemba Empat.
Jihadi, M., Vilantika, E., Hashemi, S. M., Arifin, Z., Bachtiar, Y., & Sholichah, F. (2021). The Effect
of Liquidity, Leverage, and Profitability on Firm Value: Empirical Evidence from
Indonesia. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(3).
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0423
Juliana, R., & Thayogo, T. (2019). Stock Liquidity, Corporate Governance, and Leverage in
Indonesia. Riset: Jurnal Aplikasi Ekonomi Akuntansi Dan Bisnis, 1(1), 067–078.
https://doi.org/10.35212/277622.
Kopong, B. A., Nawir, J., & Permadhy, Y. T. (2021). Analisi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Sub Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar DI BEI. Konferensi Riset Nasional
Ekonomi, Manajemen, Dan Akuntansi (KORELASI), 2(1).
Kurniawan, B. R., Juanda, B., & Bakhtiar, T. (2019). Kajian Kebijakan Pengampunan Pajak
dengan Pendekatan Eksperimental. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 19(1),
21–48. https://doi.org/10.21002/jepi.v19i1.800
Kurniawan, I. G. E., & Putra, I. N. W. A. (2019). The Effect of Profitability, Debt Policy, and
Dividend Policy on Company Value. E-Jurnal Akuntansi, 28(3).
Kusumawati, V. C., Robiyanto, R., & Harijono, H. (2021). Profitability and Dividend Policy
Affects Firm Value in The Infrastructure, Utility and Transportation Sector. International
Journal of Social Science and Business, 5(1). https://doi.org/10.23887/ijssb.v5i1.29822
Lambrecht, B. M., & Myers, S. C. (2012). A Lintner Model of Payout and Managerial Rents. SSRN
Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.1571081
Lestari, Y. A., & Nuzula, N. . (2017). Analisis Pengaruh Financial Leverage Dan Operating
Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 46(1), 1–10.
Markonah, M., Salim, A., & Franciska, J. (2020). Effect of Profitability, Leverage, and Liquidity
to The Firm Value. Dinasti International Journal of Economics, Finance & Accounting,
1(1), 83–94. https://doi.org/10.38035/dijefa.v1i1.225
Nguyen, T. C., Chuc, A. T., & Dang, L. N. (2019). Green Finance in Viet Nam. In Handbook of
Green Finance (pp. 675–705). Springer Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-
13-0227-5_35
Palupi, R. S., & Hendiarto, S. (2018). Kebijakan Hutang , Profitabilitas dan Kebijakan Dividen
Pada Nilai Perusahaan Properti & Real Estate. Jurnal Ecodemica, 2(2).
Pangaribuan, L. N., Susanti, E., Putri, J. A., & Sembiring, L. D. (2019). Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Financial: Jurnal Akuntansi, 5(2), 80–90.
https://doi.org/10.37403/financial.v5i2.113
Prasetya Margono, F., & Gantino, R. (2021). Influence of Firm Size, Leverage, Profitability, and
Dividend Policy On Firm Value of Companies in Indonesia Stock Exchange. Copernican
Journal of Finance & Accounting, 10(2), 45–61.
https://doi.org/10.12775/CJFA.2021.007
Ramadhani, P. I. (2020, April). Sri Mulyani: Ada Sektor Industri yang Diuntungkan di Tengah
Corona. Liputan6.Com.

257
Riyanto, B. (2012). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Universitas Negeri Malang.
Sambora, M. N., Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2014). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar
di BEI periode tahun 2009 – 2012). Jurnal Administrasi Bisnis.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Samrotun, Y. . (2015). Kebijakan Dividen dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal
Paradigma, 13(1), 92–103.
Santi Dharmastri Laksmi, I. A., & Budiartha, I. K. (2020). Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal
Akuntansi, 30(12), 3041. https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i12.p04
Saputri, D. R., & Bahri, S. (2021). The Effect Of Leverage, Profitability, And Dividend Policy On
Firm Value. International Journal of Educational Research & Social Sciences, 2(6), 1316–
1324. https://doi.org/10.51601/ijersc.v2i6.223
Sari, R. P., & Witjaksono, A. (2021). The Effect of Enterprise Risk Management, Firm Size,
Profitability, and Leverage On Firm Value. EAJ (Economic and Accounting Journal), 4(1).
Setiawan, S. (2009). Pengaruh Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis Ukrida, 9(1).
Setyabudi, T. (2021). The Effect of Institutional Ownership, Leverage, and Profitability on Firm
Value with Dividend Policy as an Intervening Variable. Journal of Business and
Management Review, 2(7), 457–469. https://doi.org/10.47153/jbmr27.1632021
Setyani, A. Y. (2018). Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 14(1), 15.
https://doi.org/10.21460/jrak.2018.141.295
Soewignyo, T. I. (2020). Analysis of the Effect of Profitability, Solvability, and Dividend Policy
on Banking Firm Value. Human Behavior, Development, and Society, 21(1).
Subagyo, H. (2021). Relationships between Debt, Growth Opportunities, and Firm Value:
Empirical Evidence from the Indonesia Stock Exchange. Journal of Asian Finance,
Economics and Business, 8(1). https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no1.813
Sucipto, E., & Sudiyatno, B. (2018). Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Dan Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek
Indonesia. Dinamika Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan, 7(2).
Sukarman, H., Putri, N. K. S., & Qing, C. H. G. (2019). Green information technology government
regulation components: Improving Indonesia green information technology. Journal of
Theoretical and Applied Information Technology, 97(16).
Suranta, E., & Machfoedz, M. (2003). Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan,
Investasi, dan Dewan Direksi. Simposium Nasional Akuntansi VI.
https://doi.org/10.1002/pssb.2220560234
Tarjo. (2007). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham Serta Cost. Journal of Experimental Psychology:
General. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Thio Lie Sha, S. Y. A. (2020). Pengaruh Capital Structure, Profitability, Firm Size, dan Leverage
Terhadap Firm Value. Jurnal Paradigma Akuntansi, 2(1), 215.
https://doi.org/10.24912/jpa.v2i1.7149
Weston, J. F., & Eugene, F. B. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi ke-9 (9th ed.).
Erlangga.

258

You might also like