Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Usaha Puding Lamota

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||

p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA USAHA


PUDING LAMOTA
Elliza Rizki Wandani1, Elisa Juniarti2, Hasdita Elies Ramadani3,
Mia Maelani4, Elsa Rahmawati5*
1-5
Universitas Samawa, Sumbawa Besar, Indonesia

Penulis Korespondensi: [email protected]

Article Info Abstrak


Article History Profit is one measure of the success of the company. The increase
Received: 19 Desember 2022 in profit is inseparable from the indicators that support it, including
production costs. Production costs are the main costs incurred by
Revised: 24 Desember 2022 manufacturing companies to earn revenue and profits. Therefore,
Published: 31 Desember 2022 the Puding Lamota Business as a manufacturing business needs to
Keywords examine the effect of production costs on operating profit in several
Creative Entrepreneur; production periods so that it can be used as a reference for
Production Costs; production in the following period. The type of data used in this
study is quantitative data and is obtained from secondary sources
Operating Profit.
(financial reports and financial documents or notes and receipts) of
business units. The data consists of data on production costs and
operating profit of Puding Lamota. Data analysis in this study uses
a simple linear regression analysis technique where the
independent variable is production costs (X) and the dependent
variable is operating profit (Y). The results showed that the average
operating profit for the three production periods was Rp.1,080,666
and the average production cost was Rp.2,383,333. In addition, this
study shows that there is a positive and significant effect of
production costs on the operating profit of Puding Lamota.
PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini memunculkan persaingan dalam dunia usaha yang
semakin tinggi sehingga hanya badan usaha yang memiliki kinerja atau performa yang
baik yang akan bertahan. Dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif perusahaan
dituntut untuk semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya (Abdullah dan
Syukriadi, 2016). Perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya tetap bertahan dalam
bidangnya masing-masing. Tujuan perusahaan walaupun satu dengan yang lainnya
belum tentu sama, tetapi pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah
memperoleh laba yang sebesar-besarnya untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan.
Laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisish antara
pendapatan dan biaya, sementara itu pendapatan dan biaya diukur dan diakui melalui
prosedur tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
(Suwardjono, 2016). Biaya dan pendapatan merupakan faktor yang sangat penting
dalam setiap perusahaan yaitu sebagai elemen pembentuk laba. Laba merupakan salah
satu tolok ukur dari keberhasilan perusahaan. Peningkatan laba tidak terlepas dari
indikator-indikator yang mendukungnya diantaranya pengeluaran biaya produksi, biaya
promosi, biaya distribusi dan volume penjualan yang diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pembentukan laba perusahaan ( Triwibowo dan Jumiatun, 2019).
Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan harga jual produk atau jasa. Biaya merupakan faktor yang memiliki
kepastian yang relatif tinggi yang berpengaruh terhadap penentuan harga jual. Salah
satu biaya yang mempengaruhi adalah biaya produksi, biaya produksi merupakan biaya
utama yang dikeluarkan perusahaan manufaktur untuk mendapatkan pendapatan dan
laba. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku

399
||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||
p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

menjadi produk selesai. Selain biaya produksi, biaya operasional juga merupakan faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. Biaya operasional adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas perusahaan diluar aktivitas
produksi guna mencapai tujuan perusahaan. Biaya operasional dapat digunakan sebagai
alat untuk meningkatkan profitabilitas yang diupayakan oleh perusahaan (Fathony &
Wulandari, 2020).
Oleh karena itu, untuk memperoleh dan mengolah bahan-bahan menjadi produk
jadi dalam kegiatan proses produksi diperlukan dana atau biaya-biaya (Dariana, 2020).
Menurut Mulyadi (dalam Sylvia, 2018) menyebutkan bahwa biaya produksi merupakan
biaya yang di keluarkan suatu perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang
jadi. Biaya pada perusahaan industri terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan nilai dari bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung ialah upah
dari tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi. Biaya produksi merupakan suatu
sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran
diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan
keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa hasil
usaha.
Usaha Puding Lamota merupakan salah satu usaha baru yang memanfaatkan
sumber bahan baku lokal berupa tumbuhan dengan nama latin Bornetella Nitida atau
Lamota (sebutan dalam masyarakat Sumbawa) sejenis rumput laut yang tumbuh liar
disekitar pesisir pantai. Rumput laut ini bukan rumput laut yang biasa dibudidayakan
ataupun digunakan untuk membuat agar-agar tetapi rumput laut tumbuh bebas disekitar
pantai dan belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan Lamota memang masih belum
terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun bagi masyarakat Sumbawa biasanya
diolah menjadi bahan campuran untuk beberapa jenis makanan seperti urap dan sepat
(makanan khas Sumbawa).
Sebagai suatu usaha yang baru maka penting bagi pelaku usaha untuk mengkaji
faktor yang mempengaruhi laba usaha yang salah satunya adalah biaya produksi. Biaya
produksi usaha puding lamota ditentukan oleh output yang akan diproduksi. Pada
kegiatan produksi perusahaan, efisiensi biaya sangat diperlukan guna meminimalisasi
modal dan peningkatan laba. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam beroperasi perlu
dikendalikan sebaik-baiknya, karena walaupun produksi dan operasional berjalan
dengan baik namun apabila tidak didukung dengan efisiensi biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan serendah-rendahnya, akan berakibat naiknya biaya-biaya yang
dikeluarkan. Tingginya total biaya produksi berdampak pada tingkat penjualan, dimana
biaya produksi yang dikeluarkan menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk
atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh.
Pembelian bahan baku dengan harga terlalu mahal mengakibatkan peningkatan
biaya produksi yang kemudian dapat mengurangi keuntungan perusahaan, sebaliknya
pembelian bahan baku dengan harga yang terlalu murah meskipun dapat
menguntungkan perusahaan akan tetapi dapat menimbulkan masalah di masa yang akan
datang yaitu perusahaan akan kesulitan menetapkan standar pembelian dan
penjualannya. Dimana harga jual merupakan suatu hal yang penting karena ini adalah
komponen besar dari kepuasan konsumen, dan harga adalah suatu nilai produk yang
dirasakan oleh konsumen.
Secara kuantitas, suatu perusahaan sudah membatasi hasil produksinya dengan
menyesuaikan pada biaya produksi yang harus dikeluarkan. Ketika hasil produk secara
kuantitas berkurang tentunya juga berdampak pada laba yang diperoleh. Tingginya
biaya operasional akan membuat laba turun begitupula sebaliknya jika nilai biaya

400
||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||
p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

operasional rendah maka biaya laba akan naik. Jadi untuk memperoleh laba tertentu
perlu diperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan dan mengendalikannya secara efektif
(Fathony dan Wulandari, 2020).
Biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap laba yang dengan kata lain, laba
yang diperoleh semakin besar jika biaya produksi yang dikeluarkan semakin kecil.
Biaya produksi mempengaruhi laba dimana ketika biaya produksi ditingkatkan maka
akan menambah volume produksi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat laba yang
diperoleh perusahaan (Gultom dan Felicia, 2018). Variabel biaya produksi berpengaruh
positif signifikan terhadap laba perusahaan (Yuda dan Sanjaya, 2020). Demikian pula
Ammy (2021) menyatakan biaya produksi berpengaruh positif terhadap laba bersih.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang melukiskan,
mengambarkan, atau memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagai apa adanya,
sesuai dengan situasi dan kondisi ketika penelitan tersebut dilakukan (Sugiyono, 2017).
Penelitian ini mendeskripsikan biaya produksi dan laba usaha puding lamota serta
keterkaitan antar variabel tersebut.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
diperoleh dari sumber sekunder (laporan keuangan dan dokumen keuangan atau nota-
nota dan kwitansi) unit usaha. Data tersebut terdiri dari data tentang biaya produksi dan
laba usaha Puding Lamota.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi yang dilakukan
terhadap laporan keuangan dan dokumen keuangan (nota-nota dan kwitansi) hasil
pembelian bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam usaha Puding Lamota.

Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Teknik analisis regresi linear
sederhana dimana variabel bebas yaitu biaya produksi (X) dan variabel terikat yaitu laba
usaha (Y). Informasi yang diperoleh melalui analisis ini yaitu nilai pengaruh variable
bebas terhadap variable terikat melalui nilai koefisien regresi, sigifikansi pengaruh
variable bebas terhadap variable terikat melalui uji statistik t, kecocokan model melalui
nilai koefisien determinasi (R2) (Ghozali, 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Penelitian
Pada bulan pertama dan kedua unit usaha puding lamota memperoleh pendapatan
yang meningkat dikarenakan tingkat produksi yang tinggi sedangkan untuk bulan ke
tiga mengalami penurunan dikarenakan jumlah produksi yang sedikit. Rata-rata laba
usaha selama tiga periode produksi sebesar Rp.1.080.666,- dan rata-rata biaya produksi
sebesar Rp.2.383.333,-.

401
||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||
p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

Tabel 1. Biaya Produksi, Pendapatan, dan Laba Usaha Puding Lamota


Bulan Biaya Pendapatan Laba
1 Rp.2.300.000 Rp.3.344.000 Rp.1.044.000
2 Rp.3.840.000 Rp.5.584.000 Rp.1.744.000
3 Rp.1.010.000 Rp.1.464.000 Rp. 454.000
Sumber: Laporan Unit Usaha Puding Lamota, 2022.

Analisis Regresi Linier Sederhana


Hasil analisis regresi linier sederhana pengaruh biaya produksi terhadap laba
usaha puding lamota menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan singnifkan
pengaruh biaya produksi terhadap laba usaha. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien
regresi variable biaya produksi sebesar 0,456 (memiliki besaran positif) dengan nilai t
hitung 565,989 dan tingkat probabilitas 0,001. Jika dibandingkan dengan t tabel pada
level of signifikan 5% uji dua sisi maka diketahui nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(565,989 > 12,706) sehingga disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara variable
biaya produksi terhadap laba usaha Puding Lamota.
Tabel 2. Koefisien Regresi, t hitung, dan probabilitas Biaya Produksi terhadap
Laba Usaha Puding Lamota
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -5631.204 2133.440 -2.639 0.231
Biaya Produksi 0.456 0.001 1.000 565.989 0.001
a. Dependent Variable: Laba Usaha
Sumber: data sekunder diolah

Hasil yang signifikan ini juga didukung oleh nilai koefisien determinasi yang
menunjukan nilai sebesar 1,00 yang berarti sebesar 100 persen variasi perubahan biaya
produksi mampu mempengaruhi laba usaha Puding Lamota. Dengan demikian maka
model yang dibangun dianggap goodness of fit atau cocok.
Tabel 3. Koefisien Determinasi Biaya Produksi Terhadap Laba Usaha Puding
Lamota
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate Watson
a
1 1.000 1.000 1.000 1613.585 1.414
a. Predictors: (Constant), Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Laba Usaha
Sumber: data sekunder diolah

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positif dan singnifkan
pengaruh biaya produksi terhadap laba usaha. Nilai koefisien regresi biaya produksi
sebesar 0,456 artinya jika terjadi kenaikan Rp.1 biaya produksi maka akan
meningkatkan laba usaha sebesar Rp.0,456. Dengan demikian jika terjadi kenaikan
biaya produksi, maka laba usaha juga akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika terjadi
penurunan biaya produksi, maka laba usaha juga akan mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ammy (2021), Yuda dan Sanjaya
(2020), Rahmanita (2017), Sembiring dan Sireger (2018) bahwa biaya produksi
berpengaruh positif dan signifikan dengan laba bersih perusahaan. Sementara itu

402
||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||
p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

Mulyana (2018a) menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara biaya produksi


terhadap laba kotor
Kemampuan perusahaan dalam menyediakan biaya produksi akan sangat
menunjang untuk kegiatan produksi. Persediaan produk siap dijual akan menunjang
proses penjualan. Dengan demikian penjualan dan biaya produksi diperlukan dalam
pencapaian laba perusahaan (Mulyana, 2018b). Biaya produksi merupakan biaya utama
yang dikeluarkan perusahaan manufaktur untuk mendapatkan pendapatan dan laba.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi produk selesai (Fathony & Wulandari, 2020). Tingginya biaya produksi
berdampak pada tingkat penjualan. Secara kuantitas, suatu perusahaan sudah membatasi
hasil produksinya dengan menyesuaikan pada biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Ketika hasil produk secara kuantitas berkurang tentunya juga berdampak pada laba yang
diperoleh. Pentingnya menekan biaya produksi karena berpengaruh terhadap laba yang
diperoleh perusahaan. Untuk mengetahui apakah permintaan tertentu mampu
menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.
Laba perusahaan dapat dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektifitas
dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah
untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Oleh karena itu, laba suatu perusahaan khususnya pada pusat laba atau unit
usaha yang menjadikan laba sebagai tujuan utamanya merupakan alat yang baik untuk
mengukur prestasi pimpinan atau manajer atau dengan kata lain efisiensi dan efektifitas
dari perusahaan dapat dilihat dari laba yang diraih unit tersebut (Putranto, 2017).

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata laba usaha selama tiga periode produksi sebesar Rp.1.080.666,- dan rata-
rata biaya produksi sebesar Rp.2.383.333,-.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan singnifkan pengaruh biaya produksi terhadap
laba usaha Puding Lamota.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan
melalui penelitian ini adalah:
1. Pelaku usaha puding lamota harus melakukan efisien biaya produksi dengan
menekan biaya-biaya variable maupun biaya tetap.
2. Perencanaan keuangan usaha perlu dibuat sedetail mungkin agar laba yang diperoleh
benar-benar laba bersih yang diperoleh unit usaha sehingga memudahkan pelaku
usaha untuk membuat perencanaan berikutnya dalam rangka memaksimalkan laba.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.W., & Syukriadi, M. (2016). Pengaruh Komponen Biaya Terhadap Laba
dengan Volume Penjualan sebagai Variabel Moderasi. Assets: Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 6(1): 75-88.
Ammy, B. (2021). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan Dengan
Volume Penjualan Sebagai Variabel Moderating The Effect of Production
Costs on Company Net Profit with Sales Volume as a Moderating Variable.
Jurnal AKMAMI (Akutansi, Manajemen, Ekonomi), Vol. 2(2): 314-325.

403
||Volume||10||Nomor||3||Desember||2022||
p-ISSN: 2580-7285
e-ISSN: 2089-1210
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/jeb Pp. 399 - 404

Dariana. (2020). Penetapan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing
Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Kain Tenun Songket Melayu. JAS
(Jurnal Akuntansi Syariah), Vol. 4(2): 258-270.
Fathony, A. A., & Wulandari, Y. (2020). Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT.Perkebunan Nusantara VIII.
Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 11(1): 43-54.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gultom, R., & Felicia. (2018). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas Dan Biaya
Promosi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode (2013-2015). Jurnal Ilmu
Manajemen Methonomix, Vol. 1(1): 1-12.
Mulyana, A. (2018a). Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Kotor. Organum: Jurnal
Saintifik Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1(1): 15-26.
Mulyana, A. (2018b). Pengaruh Penjualan Dan Biaya Produksi Terhadap Laba Usaha
Pada PT Mayora Indah, Tbk Tahun 2009-2015. Jurnal Indonesia
Membangun, Vol. 17(2): 228–256.
Putranto, A. (2017). Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan Terhadap Laba
Perusahaan (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kecamatan
Wonosobo Kabupatenwonosobo). Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 4(3): 280-286.
Rahmanita, M. (2017). Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Produksi Terhadap Laba
Bersih Dengan Volume Penjualan Sebagai Variabel Interventing. Skripsi.
Surakarta: Institut Agama Islam Negeri.
Sembiring, M., & Siregar. (2018). Jurnal Studi Akuntansi & Keuangan. Jurnal Studi
Akuntansi & Keuangan, Vol. 2(3): 135–140.
Suwardjono. (2016). Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Sylvia, R. (2018). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan
Metode Full Costing dan Variabel Costing Pada Tahu Mama Kokom
Kotabaru. JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 12(1): 53-59.
Triwibowo, E., & Jumiatun. (2019). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi, dan
Biaya Distribusi Terhadap Volume Penjualan. Jurnal Akuntansi Bisnis
Pelita Bangsa, Vol. 4(1): 1-11.
Yuda, I. M. A., & Sanjaya, I. K. P. W. (2020). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi
dan Volume Penjulan terhadap Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2017. Wacana
Ekonomi: Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi, Vol. 19(1): 35-42.

404

You might also like