15-Article Text-243-1-10-20211224
15-Article Text-243-1-10-20211224
15-Article Text-243-1-10-20211224
Abstract
This study aims to analyze the impact of COVID-19 on the achievement of the
Sustainable Development Goals (SDGs) in Indonesia. The sustainable
development goals represent a global plan of action, approved by world leaders,
intended to end poverty, reduce social inequality, and protect environment.
These SDGs consist of 17 goals and 169 targets that are scheduled to be achieved
by 2030, and Indonesia began implementing them in 2015. The method used in
this study was a bibliometric and descriptive evaluative analysis, wherein data
was collected by using the Publish or Perish application, and then processed
with VOSviewer application software. Four indicators needed to be scrutinized,
namely; (1) the socio-economic impact of COVID-19; (2) the impact of COVID-19
on sustainable development goals; (3) the new normal for the achievement of
the SDGs; and (4) the financing of SDGs in a post-COVID period. The results of
the study show that the socio-economic impact of the COVID-19 pandemic
greatly influences SGDs. Cost is a crucial factor as pandemic’s cost is huge, and
by all means has a direct impact on SGD efforts. To realize SGDs by 2030 would
require governments around the world to improvise in dealing with it, and
indeed implement a new normal in governance processes.
Pendahuluan
Negara-negara di seluruh dunia bersaing dalam hal seberapa bisa mereka
menjadi maju. Kecenderungan ini terutama terjadi di negara-negara berkembang
dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai
pembangunan dilakukan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam skala besar. Di satu sisi, keadaan ini sangat berhasil meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, perhatian terhadap pilar sosial dan
lingkungan hidup selama ini menjadi kurang memadai. Kesenjangan sosial
berskala besar dan kerusakan signifikan pada alam telah mengakibatkan
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
Revisi ini telah meningkatkan jumlah target yang ingin dicapai dari 67 (dalam
MDGs) menjadi 169 untuk SDGs. Dalam hal pelaksanaan MDGs, Indonesia
mencapai 49 dari 67 yang ditetapkan (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), 2010). Namun, terdapat tiga tujuan dari delapan masih di
bawah target seperti (a) meningkatkan kesehatan ibu (b) memerangi HIV/AIDS
dan tuberkulosis dan (c) memastikan kelestarian lingkungan (Kementerian
Kesehatan, 2020). Masih ada pekerjaan rumah besar dalam pencapaian MDGs
bagi Indonesia.
Tujuan SDGs antara lain untuk mengentaskan kemiskinan, membangun
inklusi sosial ekonomi dan melindungi lingkungan (United Nations, 1992).
Walaunpun banyak juga kritik terhadap SDGs karena dianggap terlalu ambisius,
universal, ekspansif dan berpotensi inkonsisten, terutama antara pembangunan
sosial-ekonomi dan tujuan keberlanjutan lingkungan (Redclift, 2005; Stern,
Common, & Barbier, 1996). Selain itu SDGs menghadapi tantangan besar pada 30
Januari 2020, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
wabah virus corona baru (2019-nCoV) sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat
yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC). Pemerintah Indonesia pada 2
Maret 2020 mengumumkan kasus pertama yang terjadi (Ihsanuddin, 2020).
Melaluai Surat Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020, Indonesia membentuk
69
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
Metode Penelitian
Kajian ini dilakukan menggunakan metode analisis bibliometrik dan
deskriptif evaluatif. Populasi kajian adalah data primer artikel jurnal sejak tahun
2015-2021 yang diambil dari hasil penelusuran yang dilakukan pada bulan
Agustus 2021 melalui basis data Google Scholar memanfaatkan aplikasi Publis or
Peris dengan “abstract keyword” SDGs dan Covid-19; basis data yang diperoleh
adalah 1000 artikel, data tersebut diexport dengan format Research Information
Systems (RIS).
70
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
Data yang diambil dari aplikasi Publis or Peris, kemudian diimpor ke aplikasi
pengelolaan data VOSviewer, langkah selanjutnya adalah mengekstrak judul dan
abstrak dengan menggunkan metode binary counting dan menggunkan 10 kali
minimal munculnya suatu istilah (Eck & Waltman, 2021). Hasil olah data tersebut
menunjukan bahwa penelitian tentang dampak COVID-19 dan SGDs masih sangat
sedikit dilakukan (lihat gambar 2).
Selain itu didapatkan hasil bahwa dalam penelitian ini perlu beberapa hal
antara lain; (1) dampak social ekonomi dari COVID-19; (2) dampak COVID-19
pada tujuan pembangunan berkelanjutan; (3) Normal Baru dan Masa Depan SGDs
dalam Kondisi Pandemi COVID-19; dan (4) pembiayaan SDGs pada periode pasca-
COVID. Berdasarkan analisis bibliometrik tersebut maka penelitian ini akan
menggunakan empat indikator tersebut dalam melihat hubungan COVID-19
dengan SGDs.
71
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
tahun sebelumnya. Perdagangan dunia bisa turun sebanyak 15 persen pada tahun
2020 karena penurunan tajam dalam permintaan global dan gangguan dalam
rantai pasokan global yang sudah mapan (United Nations, 2020b).
72
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat bahwa sudah 170 negara telah
penyusutan menghadapi PDB per kapita dan bahkan wabah yang berumur
pendek akan menyebabkan kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) 3,0 persen
secara global. Meskipun kehancuran akibat pandemi ini diperkirakan akan
mereda pada tahun 2020 tidak terbukti, dan malah memmunculkan varian baru
COVID-19 pada tahun 2021 dapat berdampak lebih buruk pada perekonomian
dunia (Winck, 2020). Kondisi perekonomian Indonesia tercatat mengalami
penurunan sebesar 2,07 persen, dengan PDB menurut lapangan usaha (y to y)
yang juga mengalami penurunan disemua sektor unggulan seperti industri,
perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan (Badan Pusat Statistik,
2020a).
Ini hanya kutipan dari beberapa kejadian hingga saat ini. Bergantung pada
skenario yang berkembang dalam beberapa hari mendatang, mungkin ada
kejadian baru. Namun, seperti yang ada sekarang, semua kejadian ini cukup untuk
memahami bahwa kemajuan yang dibuat pada tahun-tahun sebelumnya dalam
mengatasi kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, kesehatan yang baik, dan
kesejahteraan akan merosot secara substansial dan mungkin menghadapi
kemunduran serius dalam beberapa bulan atau tahun mendatang.
73
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
Kami telah melihat tindakan cepat di seluruh dunia di bidang ekonomi yang
sebagian besar dipusatkan pada langkah-langkah kesejahteraan untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat yang paling rentan, memastikan jaring pengaman
sosial, dan mendeklarasikan paket stimulus. Dorongan utama dari perencanaan
telah mengembalikan ekonomi ke jalurnya mungkin dengan mengatasi masalah
pertumbuhan, kemiskinan dan ketidaksetaraan, penciptaan lapangan kerja,
bisnis, perdagangan dan investasi, dll.
74
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
75
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
Produksi yang Bertanggung Jawab. Berbagai prakiraan yang dikutip dalam para-2
merupakan indikasi yang jelas untuk itu.
Beberapa tujuan mungkin menderita secara implisit karena perbedaan dalam
prioritas mengingat bobot ekstra yang perlu diberikan pada sektor kesehatan. Ini
adalah: Tujuan 5: Kesetaraan Gender; Tujuan 6: Air Bersih dan Sanitasi; Tujuan 7:
Energi Bersih dan Terjangkau; Tujuan 9: Industri, Inovasi dan
Infrastruktur; Tujuan 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan; Tujuan 13: Aksi
Iklim; Tujuan 14: Kehidupan di Bawah Air; Tujuan 15: Kehidupan di Darat; Tujuan
16: Kedamaian dan Keadilan Institusi yang Kuat. Pembatasan kegiatan ekonomi di
seluruh dunia dapat menyebabkan beberapa pencampaian positif, sehingga
membuat beberapa perbaikan terkait dengan tujuan SDG no 13, 14 dan 15.
Namun, mungkin ini tidak cukup untuk mengkompensasi dampak keseluruhan
secara substansial. Untuk tujuan 17 ketercapiannya terganung dari 16 tujuan
lainnya.
Indonesia mengalami kondisi pembiayaan SGDs yang sulit, hal ini tercermin
dari meningkatnya jumlah pinjaman luar negeri setiap tahunnya baik itu dari
76
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
Normal Baru dan Masa Depan SGDs dalam Kondisi Pandemi COVID-19
Jadi, apa pelajaran utama kita dari pandemi ini dan bagaimana kita
melanjutkan tujuan dari pembangunan berkelanjutan?
Pertama dan terpenting, dunia harus mengambil pelajaran dari krisis ini dan
membayangkan membangun masyarakat yang lebih tangguh dan kuat untuk
mampu menyerap guncangan eksternal semacam itu di masa depan sehingga
tidak ada lagi halangan untuk pencapaian Agenda 2030 (SDGs).
Kedua : Pengkajian dan penelitian yang mendalam tentang seberapa jauh
pandemi akan mempengaruhi pencapaian SDGs dalam jangka pendek, menengah,
dan panjang serta diperlukan perumusan roadmap pemulihan yang jelas.
Ketiga : 'Tanggung jawab bersama', 'solidaritas global' dan 'bertindak bersama'
harus menjadi prinsip dasar untuk menanggapi tantangan sosial-ekonomi yang
ditimbulkan oleh COVID-19, dan dunia harus belajar dari krisis kemanusiaan ini
untuk 'membangun kembali dengan lebih baik' , yang diidentifikasi dengan tepat
oleh PBB dalam laporan terbarunya tentang dampak COVID-19 (United Nations,
2020a).
Keempat : Mendefinisikan ulang peran pemangku kepentingan yang berbeda
dalam 'New Normal': tanggung jawab harus diperluas dari pemerintah ke
komunitas internasional, organisasi multilateral, sektor swasta, masyarakat sipil
dan bahkan individu, jika kita ingin melakukan pendekatan yang efektif dan
perjuangan yang berarti melawan pandemi dan pengaruhnya terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Kelima : COVID-19 telah menunjukkan bagaimana pendekatan kemanusiaan dan
filantropi skala kecil di tingkat mikro dapat berdampak besar dalam memerangi
tantangan di masa-masa sulit, terutama dalam hal mobilisasi sumber daya. Kita
perlu menerjemahkan semangat yang sama dalam pendekatan kita untuk
mencapai SDGs pada periode pasca-COVID.
Keenam : Sesuai dengan prinsip inti SDGs, dunia harus terus memberikan
perhatian khusus pada segmen masyarakat yang paling marjinal dan rentan
untuk memastikan 'tidak ada yang tertinggal'.
77
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
Prinsip yang mendasari setiap keputusan ekonomi adalah setiap orang akan
mengambil keputusan yang akan memaksimalkan kepuasan atau utilitas pribadi
seseorang dan keputusan akan dibuat dengan dasar yang rasional; dengan kata
lain, menunjukkan bahwa keputusan akan dibuat oleh manusia sepenuhnya
berdasarkan 'kepentingan pribadi', dan tidak dipandu oleh 'emosi' dan 'peduli
terhadap orang lain'! Manusia harus tidak hanya peduli pada kepentingannya
sendiri, tetapi juga kesejahteraan orang lain; mereka bisa 'tidak mementingkan
diri sendiri', mereka bisa 'bertanggung jawab'!
Saat kita secara bertahap bergerak maju dan menyesuaikan dengan 'New
Normal' di masa pasca-COVID, kita juga harus mendefinisikan normal baru
sebagai 'bertanggung jawab' untuk mencapai SDGs dalam jangka
waktu. 'Perubahan perilaku dalam skala global' akan sangat penting untuk efek
ini. Sementara kita menjaga jarak secara fisik, kita harus menghubungkan
kembali pikiran kita dan bertindak bersama.
Kesimpulan
Tahun 2021 bisa menjadi tahun yang menentukan dalam melakukan
nomarlisasi dampak sosial dan ekonomi dari pandemi COVID-19. Biaya menjadi
faktor yang krusial, pandemi menyedot biaya yang besar, ini berdapak secara
langsung dalam pencapaian SGDs. Pemerintah di seluruh dunia harus
berimprovisasi dan menerapkan normal baru dalam proses pengelolaan
pemerintahan untuk mewujudkan SGDs 2030. Satu hal yang telah kita lihat
melalui pandemi ini adalah bahwa negara dan masyarakat sekarang tampaknya
lebih terhubung daripada sebelumnya dalam perjuangan bersama melawan
tantangan global bersama. Kita dapat memanfaatkan kesatuan baru ini, kita perlu
melakukan 'Tujuan-17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan', untuk merumuskan
kembali strategi kita dalam partisipasi dengan semua pemangku kepentingan,
misalnya, pemerintah, komunitas internasional, organisasi multilateral, sektor
swasta, masyarakat sipil, individu, dan para filantropi untuk mewujudkan SGDs
2030. Selain fokus pada penguatan sektor kesehatan dan menghidupkan kembali
ekonomi di masa pandemi, kita tidak boleh mengalihkan pandangan dari
komitmen kami untuk pencapaian SDGs.
References
Aulia, N. R., Mustari, N., & Hartaman, N. (2021). Dinamika Kebijakan
Pemerintah Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam penanganan Covid-
19 Di Kota Tarakan. Kybernan: Jurnal Studi Kepemerintahan, 4(1), 16–25.
https://doi.org/10.35326/kybernan.v4i1.1045
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2010). Laporan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2014. Jakarta.
Retrieved from https://www.bappenas.go.id/files/8613/5229/8462/1-
laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-
2010201011181321170 20101223204310 2813 0.pdf
Badan Pusat Statistik. (2020a). Ekonomi Indonesia 2020 Turun sebesar 2,07
Persen (c-to-c). Retrieved from bps.go.id website:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-
indonesia-2020-turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html
78
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Capaian SDGs (Habibi & Pratama)
79
Vol. 2, No. 2, July 2021: 68-80
80