Artikel Fisika

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by FKIP UNS Journal Systems

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.2 halaman 41


ISSN: 2338 – 0691
September 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA SMADENGANPENDEKATAN KONTEKSTUALPADA MATERI


PENGUKURANBESARAN FISIKA
Meta Kuswandari, Widha Sunarno,Supurwoko

Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Telp/Fax (0271) 648939

[email protected]

ABSTRACT
The aim of this study was to develop Physics teaching material in the form of contextual learning approach module on the
Measurement of Physics Units material for 10th Grade Senior High School students that fulfilled good criteria.The study, which used
qualitative approach supported by quantitative data, was a developing study based on a model developed by Borg and Gall. The
developing procedure of this study included: (1) Research and collecting some information, (2) Planning, (3) Developing of products
draft, (4) Initial field try out, (5) Revising the result of initial field try out, and (6) Main field try out. The data collecting techniques
used in this study were questionnaire and observation. The data collected came from some validators, including 2 expert university-
level lectures, 2 teachers as reviewers and 2 peer reviewers and also the respondents, which consisted of 10 students of Public Senior
High School 1 Simo and 30 students from five Senior High Schools, including Public Senior High School 1 Simo, Public Senior High
School Karanggede, Public Senior High School 2 Boyolali, Bhineka Karya Senior High School Simo, and Public Senior High School
2 Simo. The qualitative data were analyzed by using standard score assessment developed by Saifudin Azwar, which was divided into
five categories. The qualitative data analysis technique used in this study was interactive model of Miles and Huberman through data
reduction, data presentation, and drawing conclusion stages.Based on the result of data analysis and discussion, it could be
concluded that: The developing of Physics teaching material in the form of the Measurement of 10th grade Physics Units Module,
generally had been extremely appropriate with a conformity of the validation result to the experts, peer reviewers, and reviewers in
the content, language and picture, presentation, and graphical suitability. The validation result showed that expert I and expert II
had given total score 92 (Very Good), reviewer I and II, each gave score 86 and 85 (Very Good), whereas peer reviewer I gave score
82 (Good) and peer reviewer II gave 98 (Very Good). The result of initial and main field showed very good results. It was proven
from 4 students, who gave good score and 6 students, who gave very good scores in the initial field try out that was administered to
10 students, and 7 students that gave good score and 23 students that gave very good score in the main field try out, which was
administered to 30 students.

Keywords: teaching material, Physics, contextual, the measurement of Physics Units

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar Fisika berupa modul pendekatan pembelajaran kontekstual
dengan materi Pengukuran Besaran Fisika untuk SMA kelas X yang memenuhi kriteria baik.Penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang
dikembangkan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini meliputi: (1).Penelitian dan megumpulkan informasi,
(2).Perencanaan, (3).Pengembangan draft produk, (4).Uji coba lapangan awal, (5).Merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6).Uji
coba lapangan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan observasi. Data-data yang diperoleh berasal dari
validator yang terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 2 peer reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa
dariSMA Negeri 1 Simo dan 30 siswa yang berasal dari lima SMA yaitu SMA Negeri 1 Simo, SMA Negeri Karanggede, SMA
Negeri 2 Boyolali, SMA Bhineka Karya Simo dan SMA Negeri 2 Simo.Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penilaian
skor standar dari Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori.Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni
model interaktif dari Miles dan Huberman yang melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasandapat disimpulkan bahwa: Pengembangan bahan ajar pembelajaran Fisika yang berupa modul
materi Pengukuran Besaran Fisika kelas Xsecara umum sudah sangat baik dengan kesesuaian hasil validasi ke ahli, peer reviewer
dan reviewer dalam aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian serta kegrafisan. Hasil validasi menujukkan bahwa ahli I dan
ahli II memberi skor total yakni 92 (Sangat baik), reviewer I dan II masing-masing memberi skor 86 dan 85 (Sangat Baik),
sedangkan peer reviewer I memberi skor 82 (Baik) dan peer reviewer II sebesar 98 (sangat baik). Hasil ujicoba dalam lapangan awal
dan utama dengan hasil yang sangat baik. Hal ini terbukti bahwa dari 4 siswa yang menilai baik dan 6siswamenilai sangat baik dalam
uji coba lapangan awal yang dilakukan kepada 10 siswa serta 7 siswa menilai baik dan 23 siswa menilai sangat baik dalam uji coba
lapangan utama yang dilakukan kepada 30 siswa.

Kata kunci: bahan ajar, Fisika, kontekstual, pengukuran besaran Fisika

PENDAHULUAN Peran serta sekolah sangat diperlukan


dalampenyelenggaraan pendidikan, dalam hal ini partisipasi
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting guru dalam pengambilan keputusan merupakan faktor
karena berawal dari pendidikan terciptalah sumberdaya penting dalam perubahan penyelenggaraan pendidikan. Guru
manusia yang tangguh dan mampu mengadakan perubahan sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan,
menuju pembangunan bangsa dan negara yang lebih maju. memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran (
Namun kondisi pendidikan Indonesia saat ini belum sesuai Wena, 2009: 2). Guru perlu memahami bahwa apapun yang
dengan yang diharapkan, meskipun telah mengalami dilakukan di ruang kelas saat pembelajaran berlangsung
beberapa kali pergantian kurikulum, tetapi kualitas mempunyai pengaruh, baik positif atau negatif terhadap
pendidikan masih tertinggal dengan negara lain. kualitas dan hasil pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Uno
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.2 halaman 42

(2008: 47) yang menyatakan merupakan keharusan setiap Sekurang-kurangnya ada tiga fungsi modul dalam
orang yang terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan suatu pembelajaran yaitu sebagai tambahan, sebagai pelengkap
program pengajaran memperlihatkan kegairahan, kerja dan sebagai pengganti.Dengan adanya modul Fisika
sama, kesediaan menolong, dan minat terhadap bahan ajar, diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan waktu
apabila siswa merasakan atau benar-benar melihat ungkapan pembelajaran sehingga pesan materi dapat disampaikan
atau sikap positif sehingga diharapkan dapat meningkatkan dalam waktu yang telah ditentukan dengan baik.Materi
hasil belajar siswa. Fisika yang abstrak dan cenderung sulit dicoba untuk
dijelaskan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru kontekstual sehingga siswa dapat merasakan bahwa Fisika
di SMA Negeri 1 Simo dapat diketahui bahwa siswa sering dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.
tidak bisa mengikuti pelajaran Fisika dengan baik karena
mereka kurang mengerti.Fisika dianggap kurang menarik Penggunaan modul dalam pembelajaran Fisika juga
dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena isi diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan
dan struktur mata pelajaran Fisika itu sendiri yang memang penguasaan dengan mempelajari tujuan, ringkasan materi,
membutuhkan pengetahuan awal untuk dapat dipahami latihan terstruktur, latihan yang harus dipecahkan, dan kunci
sehingga terkesan susah dan banyak konsep-konsep Fisika jawaban.Melalui modul Fisika ini siswa dapat belajar lebih
yang abstrak. Apalagi Fisika juga termasuk dalam pelajaran banyak, meningkatkan ketrampilan memecahkan soal melalui
hitungan, yaitu memecahkan persoalan dengan persamaan latihan, menilai sendiri hasil pekerjaan yang telah
matematika.Sampai saat ini pembelajaran Fisika masih dilakukan.Hal ini sangat penting dilakukan untuk melatih
menggunakan buku-buku atau bahan ajar cetak inisiatif, kemandirian, dan kepercayaan diri siswa dalam
konvensional.Pendidik hanya menggunakan sebuah buku belajar.
teks sebagai satu-satunya bahan ajar.Bahan ajar cetak
tersebut hanya berisi ringkasan materi dan contoh soal Salah satu materi dalam pembelajaran Fisika adalah
dalam pembelajaran Fisika.Strategi pengorganisasian dan Pengukuran Besaran Fisika.Materi ini banyak berhubungan
penyampaian isi di dalam bahan ajar tersebut tidak dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. Selain itu
terstruktur dengan baik dan kemasannya sangat tidak materi Pengukuran Besaran Fisika merupakan materi awal
menarik.Materi yang disajikan di dalam bahan ajar cetak siswa kelas X dalam mempelajari Fisika, oleh karena itu perlu
tersebut banyak yang bersifat abstrak dan rumit sehingga dibuat bahan ajar yang menarik dan sistematis sehingga siswa
siswa enggan untuk membacanya apalagi mempelajarinya. merasa tertarik dan senang mempelajari Fisika.

Pada kenyataannya di lapangan masih banyak siswa yang


kurang menyukai pelajaran Fisika.Disamping itu, faktor METODE PENELITIAN
guru dan metode pembelajaran juga berpengaruh pada minat
siswa untuk mempelajari Fisika. Selama ini guru Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
menyampaikan pelajaran secara ceramah atau dengan dan pengembangan (research and development/R&D). Adapun
gambar kemudian dilengkapi dengan rumus- rumus dan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul
perhitungan mekanis saja, sehinggakegiatan belajar pembelajaran Fisika. Menurut pernyataan Borg dan Gall (1988)
berlangsung satu arah karena guru masih mendominasi penelitian dan pengembangan (research and
dalam pembelajaran. Contoh yang digunakan dalam development/R&D) merupakan metode penelitian yang
menjelaskan materi juga kurang berhubungan dengan digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-
kehidupan sehari-hari.Jarang terdapat rangkaian kegiatan produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran
pembelajaran yang membuat siswa bergerak aktif secara (Sugiyono,2012:9). Sehingga model penelitian yang digunakan
nyata dalam belajar seperti kegiatan praktikum, yang untuk dasar pengembangan bahan ajar berbentuk modul
dominan adalah aspek kognitif saja. Akibatnya siswa hanya pembelajaran Fisika adalah mengacu pada model yang
menghafalkan rumus tersebut dengan benar, sedangkan nilai dikembangkan oleh Borg dan Gall.
ulangan Fisika masih rendah. Untuk itu diperlukan suatu
desain pesan pembelajaran yang baik yang dapat digunakan Menurut Puslitjaknov (2008) prosedur penelitian
untuk membantu menyampaikan informasi dari guru kepada pengembangan menurut Borg dan Gall dapat dilakukan lebih
siswa sebagai penerima pesan. sederhana melibatkan 5 langkah utama yaitu: (1) Melakukan
analisis produk yang akan dikembangkan.(2) Mengembangkan
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini produk awal.(3) Validasi ahli dan revisi.(4) Uji coba lapangan
adalah dengan memperbaiki sistem pembelajaran Fisika awal dan revisi produk.(5) Uji coba lapangan utama dan produk
menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul akhir.
Fisika.Penyediaan modul diharapkan dapat memberikan
keuntungan dalam proses pembelajaran Fisika baik bagi Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan
guru maupun siswa. Meskipun saat ini media pembelajaran observasi.. Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang
yang sedang trend digunakan adalah media lunak seperti terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 2 peer
Poewer Point, Macromedia Flash, dan internet, para siswa reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa berasal dari
tetap membutuhkan media cetak sebagai salah satu referensi SMA N 1 Simo dan 30 siswa berasal dari Lembaga Bimbingan
mereka dalam belajar. Menurut Budiningsih (2003:6), pada Belajar Primagama yang memiliki siswa-siswi dari 5 SMA di
dasarnya tidak ada teknologi yang paling tepat untuk Boyolali (SMA Negeri 1 Simo, SMA Negeri 2 Simo , SMA
mencapai semua tujuan pembelajaran, akan tetapi Negeri Karanggede, SMA Negeri 2 Boyolali, dan SMA
disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggara itu sendiri, Bhineka Karya Simo). Hasil data yang diperoleh dari validasi
sehingga meskipun kemampuan teknologi yang tinggi oleh dosen ahli sebagai expert judgment. Data kuantitatif
sekarang menjadi pilihan, namun siswa tetap menginginkan dianalisis dengan menggunakan penilaian skor standar dari
dan membutuhkan media cetak non elektronik, salah Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori
satunya adalah modul. dengan rumusan seperti yang digunakan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kriteria Penilaian
Interval Nilai Kriteria
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.2 halaman 43

Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik siswa melalui pembelajaran secara kelompok, ataupun
Mi + 0,5 Sbi < X  Mi + 1,5 Sbi Baik mandiri.
Mi - 0,5 Sbi < X  Mi + 0,5 Sbi Cukup
Mi - 1,5 Sbi < X  Mi - 0,5 Sbi Kurang Adapun hasil penilaian kualitatif yang berupa saran dan
X  Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang komentar telah dianalisis sebagai referensi revisi sehingga
Keterangan: X = Skor responden,Mi = Mean ideal, Sbi = menghasilkan produk akhir. Secara garis besar validator dan
Simpangan baku ideal,Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor siswa memberi komentar bahwa modul Fisika yang
terendah ideal), Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah dikembangkan sudah baik. Jadi, setelah dilaksanakan revisi
ideal) maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa modul
(Sumber: Azwar,2007:163) Fisikadengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan
Pengukuran Besaran Fisika telah memeneuhi kriteria baik.
Sedangkan teknik analisis data kualitatif yang digunakan Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini secara umum
yakni model interaktif dari Miles dan Huberman yang berhasil.
melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Pengembangan bahan ajar berupa modul dengan materi
Pengukuran Besaran Fisika ini memiliki kekurangan yaitu
bentuk desain buku yang kurang maksimal dikarenakan
dalam pembuatannya tidak menggunakan perangkat lunak
HASIL DAN PEMBAHASAN yang memadai, hasil cetakannya masih kurang sempurna
karena keterbatasan alat cetak.Meskipun memiliki
Hasil akhir produk tersebut telah mengalami penilaian secara kelemahan, modul ini juga memiliki kelebihan yaitu modul
kuantitatif dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga berkaitan
saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil dengan kehidupan sehari-hari siswa.
kuantitatif menujukkan berdasarkan beberapa kali penilaian,
aspek kelayakan isi pada modul memperoleh hasil positif. Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan berupa
Menurut ahli, guru dan teman sejawat modul pembelajaran modul pembelajaran Fisika tersebut terdiri atas 69 halaman
hasil pengembangan termasuk kategori “sangat baik”. utama, 5 halaman untuk awalan modul dan 1 halaman cover.
Penilaian tersebut sangat berkaitan dengan proses Cover awal produk akhir ini berupa judul modul, keterangan
pengembangan modul, dimana dalam pembuatannya materi kelas dan nama penulis dan berwarna biru muda. Cover akhir
merujuk pada beberapa literatur yang berisi konsep-konsep berupa gambar-gambar pendukung mengenai materi
fisika yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran Besaran Fisika seperti timbangan kemudian
judul dan kelas dibagian belakang terdapat nama pengarang.
Hasil penilaian ahli, guru fisika dan teman sejawat terhadap Secara garis besar cover ini berwarna biru tua dengan
modul hasil pengembangan dari aspek kebahasaan beberapa kombinasi warna-warna lain yang cocok. Awalan
menunjukkan hasil yang positif dimana kualitas modul modul ini terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil penilaian ahli, isi, daftar gambar dan daftar tabel yang disusun secara urut.
guru fisika dan teman sejawat terhadap modul hasil
pengembangan dari aspek penyajian menunjukkan hasil yang Bagian pembelajaran ada dua item yakni rencana belajar
positif dimana modul hasil pengembangan menunjukkan siswa dan kegiatan belajar yang terdiri atas tiga subbab.
bahwa kualitas modul termasuk dalam kategori “sangat Rencana belajar siswa berupa tabel. Kegaiatan belajar yang
baik”. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa modul terdiri atas materi, rangkuman, tes formatif, umpan balik ada
tersebut memiliki kemudahan dalam penggunaannya serta pada halaman 8 sampai 57 dengan rincian subbab besaran
tampilannya menarik. dan satuan(halaman 10-25), alat ukur dan pengukuran
(halaman 27-45) danmelaporkan hasil pengukuran(halaman
Hasil penilaian ahli, guru fisika dan teman sejawat terhadap 47-57). Bagian penutup yang ada pada halaman 58 sampai 69
modul hasil pengembangan dari aspek kegrafikan terdiri atas evaluasi akhir halaman 58, daftar istilah halaman
menunjukkan hasil yang positif dimana modul hasil 61, dan kunci jawaban yang terletak pada halaman 62, daftar
pengembangan menunjukkan bahwa kualitas modul pustaka terletak pada halaman69.
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil penilaian
tersebut menunjukkan bahwa modul tersebut memiliki
tingkat kegrafikan yang sangat tinggi, sehingga SIMPULAN
mempermudah siswa dalam memahami materi di dalam
modul. Pengembangan bahan ajar pembelajaran fisika yang berupa
modul pokok bahasan Pengukuran Besaran Fisika kelas
Berdasarkan temuan dari hasil uji coba awal diketahui bahwa Xsecara umum sudah Sangat baik dengan kesesuaian hasil
modul hasil pengembangan sangat baik.Dengan demikian, validasi ke ahli, peer reviewer dan reviewer dalam aspek
berdasarkan kajian tersebut dapat dikatakan bahwa modul kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian serta kegrafisan.
hasil pengembangan ini merupakan produk yang telah layak Hasil validasi menujukkan bahwa ahli I dan ahli II memberi
untuk digunakan dalam pembelajaran fisika di skor total yakni 92 (Sangat baik), reviewer I dan II masing-
lapangan.Kelayakan tersebut juga di dukung oleh hasil masing memberi skor 86 dan 85 (Sangat Baik), sedangkan
penilaian dari keempat aspek (aspek kelayakan isi, aspek peer reviewer I memberi skor 82 (Baik) dan speer reviewer II
penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafikan) dari ahli sebesar 98 (sangat baik). Pengembangan bahan ajar
materi, ahli media, teman sejawat dan guru fisika dengan pembelajaran fisika yang berupa modul pokok bahasan
kategori sangat baik.Karakteristik lain dari modul hasil Pengukuran Besaran Fisika kelas X jugatelah berhasil
pengembangan ini adalah mengunakan pendekatan diujicobakan dalam lapangan awal dan utama dengan hasil
kontekstual, disusun dengan menggunakan kaidah-kaidah yang sangat baik. Hal ini terbukti bahwa dari 4 siswa yang
penulisan modul, terdapat umpan balik di dalamnya, dan ada menilai baik dan 6siswamenilai sangat baik dalam uji coba
kesempatan melatih kemandiriran siswa dalam belajar, lapangan awal yang dilakukan kepada 10 siswa serta 7 siswa
sehingga memungkinkan untuk diimplementasikan pada
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.2 halaman 44

menilai baik dan 23 siswa menilai sangat baik dalam uji coba Surakarta.Skripsi tidak diterbitkan.
lapangan utama yang dilakukan kepada 30 siswa. Surakarta:Universitas Sebelas Maret
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Depdiknas.
Trianto.(2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-
Aryanti, D.(2011).Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu progresif. Jakarta: Prenada media Group.
Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Global Uno, HB.(2008). Profesi Kependidikan Problema, Solusi,
Warming untuk SMP/MTS Kelas IX. Skripsi tidak dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT
diterbitkan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret Bumi Aksara
Azwar, S.( 2007). Tes Prestasi :Fungsi dan Pengembangan Wena, M. (2009).Strategi Pembelajaran Inovatif
Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Kontemprer. Jakarta: PT Bumi Aksara
Pelajar.
Borg, WR dan Gall, MD. (1983). Educational Research: An
Introduction Fourth Edition. New York: Longman. Pembimbing I Pembimbing II
Budiningsih, C.A.(2003).Desain Pesan
Pembelajaran.Yogyakarta:FIP UNY.Departemen
Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd Drs. Supuwoko, M.Si
Depdiknas.(2008).Teknik Penyusunan Modul. NIP. 19520116 198003 1 001 NIP. 10630409
Jakarta:Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan 199802 1 0012 001
Dasar dan Menengah.
Depdiknas.(2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran
IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulim, Balitbang.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Departemen Pendidikan Nasional.(2008). Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Materi Pembelajaran
Dan Pengembangan Pembelajaran Kontekstual
(CTL) Sekolah Menengah Pertama.Jakarta : BP.
Mitra Usaha Kecil.
Druxes, H, Born,G & Siemsen,F. (1986). Kompendium
Didaktik Fisika. Terj. Soeparmo.Bandung : Remaja
Karya.
Djemari,M,. (2004). Penyusunan Tes Hasil
Belajar.Yogyakarta : UNY Press.
Giancoli, D.C. (1997). Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga
Istiyono,E .(2004). Fisika Untuk Kelas X. Klaten: Intan
Pariwara.
Johnson, E.B.(2009). Contextual Teaching and Learning.
Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan
dan Bermakna. Terj.Ibnu Setyawan. Bandung : MLC
Purwoko & Fendi.(2010). Fisika 1 SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira
Puskur.(2006). Buram Panduan Pengembangan
Pembelajaran IPA Terpadu. Diperoleh 29 November
2012, dari http://www.puskur.net/.
Puspitasari, S. (2011).Penggunaan Modul Pembelajaran
Hasil Penelitian Untuk Meningkatkan Keaktifan
Bertanya Pada Materi Limbah Untuk Siswa Kelas X.3
SMA Al Islam1 Surakarta.Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta:Universitas Sebelas Maret
Riyanto, H.Y. (2009). Paradigma baru Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
Soegiranto, M.A.(2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam
Bentuk Modul. Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat
Pengembangan Madrasah Kementrian Agama
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sugiyono.(2009). Statistika untuk Penelitian.Bandung : Alfa
Beta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:
Alfa Beta.
Sungkono.(2009). Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan
Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran.
Yogyakarta:UNY
Suryanto, J. (2008). Penerapan Contextual Teaching and
Learning Pada Pembelajaran Biologi Dalam
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama Di Kota

You might also like