Admin, 043 - 835 - Putu Ayu Dewita Ganeswari - Galley
Admin, 043 - 835 - Putu Ayu Dewita Ganeswari - Galley
Admin, 043 - 835 - Putu Ayu Dewita Ganeswari - Galley
ABSTRACT
Sexually transmitted infections (STIs) are a threat to society in of sexually transmitted infections. In recent decades, several studies
the era of global health. Data from the World Health Organization have produced evidence on the effects of male circumcision on HIV
(WHO) states, more than 1 million cases of STIs are found every day transmission. Circumcision in men is recommended as an effective
worldwide. The increase number of STI cases requires health workers preventive strategy against sexually transmitted infections, in addition
to think about various preventive measures so that the cases do not to several methods such as increasing screening and counseling,
increase. Prevention of STIs can be done with several conventional delivering education related to abstinence, using condoms, reducing
steps including being faithful to one partner and using a condom the habit of changing sexual partners, and testing for HIV early so
during sexual intercourse. There was a consideration in the quantity that it can start immediately antiretroviral therapy. There were a lot
and quality of scientific evidence documenting the safety and health of controversy surrounding male circumcision. The correct procedure
benefits of circumcised men as a method of preventing STIs. Male for circumcision can be beneficial, although short-term surgical
circumcision has emerged as a means of reducing the transmission complications and suspected long-term harm are also possible.
ABSTRAK
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan ancaman bagi masyarakat seksual. Dalam beberapa dekade terakhir, beberapa penelitian telah
pada era kesehatan global. Data World Health Organization (WHO) menghasilkan bukti mengenai efek sirkumsisi pada pria dalam
menyatakan bahwa lebih dari 1 juta kasus IMS ditemukan setiap transmisi human immunodeficiency virus (HIV). Sirkumsisi pada
hari di seluruh dunia. Peningkatan jumlah kasus IMS mengharuskan pria dianjurkan sebagai strategi pencegahan yang efektif terhadap
tenaga medis untuk memikirkan berbagai tindakan preventif agar infeksi menular seksual, selain dengan beberapa metode seperti
semakin hari kasus tidak semakin bertambah. Pencegahan terhadap meningkatkan skrining dan konseling, penyampaian edukasi terkait
adanya IMS dapat dilakukan dengan beberapa langkah konvensional dengan abstinensia, penggunaan kondom, mengurangi kebiasaan
diantaranya setia pada satu pasangan dan menggunakan kondom berganti-ganti pasangan seksual, dan tes HIV lebih dini sehingga
saat berhubungan seksual. Terdapat pertimbangan dalam kuantitas dapat segera memulai terapi antiretroviral. Banyak kontroversi
dan kualitas bukti ilmiah yang mendokumentasikan keamanan seputar sirkumsisi pada pria. Prosedur tindakan sirkumsisi yang
dan manfaat kesehatan pada pria yang telah disirkumsisi sebagai benar bisa membawa manfaat, meskipun komplikasi bedah jangka
salah satu metode pencegahan IMS. Sirkumsisi pada pria telah pendek dan dugaan kerugian jangka panjang juga masih mungkin
Departemen Dermatologi dan
muncul sebagai sarana dalam mengurangi transmisi infeksi menular terjadi.
Venereologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana-RSUP
Sanglah, Bali-Indonesia
Kata kunci: infeksi menular seksual, sirkumsisi, HIV
*
Correspondence to: Cite Pasal Ini: Ganeswari, P.A.D., Maheswari, L.M.S., Puspawati, N.M.D. 2020. Peranan sirkumsisi dalam pencegahan infeksi menular seksual.
Putu Ayu Dewita Ganeswari, Intisari Sains Medis 11(3): 1157-1164. DOI: 10.15562/ism.v11i3.835
Departemen Dermatologi dan
Venereologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana-RSUP Sanglah, PENDAHULUAN
Bali-Indonesia
[email protected] Infeksi menular seksual (IMS) merupakan ancaman terdapat 357 juta infeksi baru dengan klamidia,
bagi masyarakat pada era kesehatan global. Data gonore, sifilis, dan trikomoniasis. Lebih dari 500
Diterima: 06-10-2020
World Health Organization (WHO) menyatakan juta orang diperkirakan memiliki infeksi genital
Disetujui: 28-11-2020 bahwa lebih dari 1 juta kasus IMS ditemukan setiap dengan herpes simpleks virus (HSV). Terdapat data
Diterbitkan: 01-12-2020 hari di seluruh dunia. Setiap tahun, diperkirakan 290 juta wanita yang mengalami infeksi human
papillomavirus (HPV). Selain itu, bertambahnya setelah 8 hari kehidupan, sedangkan pada agama
kasus IMS juga meningkatkan kerentanan terha- Muslim saat berusia antara 4 tahun dan 13 tahun).
dap infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), Kedua, dilakukan untuk tujuan profilaksis yaitu
memiliki morbiditas jangka panjang, menunjukkan menjamin kebersihan. Ketiga, terutama di negara-
resistensi obat dalam kasus gonore, menyebabkan negara barat, memiliki indikasi terapi untuk berb-
infertilitas, penularan IMS berisiko dari ibu ke agai penyakit yang terkait seperti fimosis.4 Pertama
anak, dan meningkatkan mortalitas prematur. Data kali, laporan mengenai status sirkumsisi sebagai
yang diperoleh dari Centers for Disease Control faktor risiko potensial untuk infeksi menular
and Prevention (CDC) pada 28 Agustus 2018, seksual dipublikasikan di 1855 oleh Hutchinson.7
memperkirakan lebih dari 200.000 IMS tahu-
nan kasus di Amerika Serikat pada tahun 2017,
ANATOMI DAN FISIOLOGI GENITALIA
menjadi peringatan penting bagi “krisis kesehatan
EKSTERNA PRIA
masyarakat”.1 Sirkumsisi pada pria telah muncul
sebagai sarana dalam mengurangi transmisi infeksi Penis adalah organ reproduksi pria yang terletak
menular seksual. Dalam beberapa dekade terakhir, di atas dan di depan skrotum, serta di bawah dan
beberapa penelitian telah menghasilkan bukti di depan simfisis pubis. Radix penis melekat pada
mengenai efek sirkumsisi pada pria dalam trans- cabang ischio- pubik dan ligamentum suspensor
misi HIV.2 penis. Batang penis memiliki bentuk silinder pipih,
dibentuk oleh dua korpus yaitu kavernosa dan
spongiosum uretra. Korona memisahkan pang-
SEJARAH SIRKUMSISI
kal glans penis dari batang penis. Glans dibentuk
Sirkumsisi pada pria secara histori telah dikaitkan melalui pembengkakan korpus spongiosum dari
dengan praktek keagamaan dan identitas etnis. uretra berbentuk kerucut.4
Sirkumsisi dipraktekkan di kalangan orang-orang Kulit preputium dapat bergerak pada lapisan
jaman kuno, termasuk orang Mesir dan Yahudi, di bawahnya. Suplai darahnya berasal dari cabang
dengan data yang tercatat menggambarkan bahwa pudendal eksternal pembuluh darah femoralis.
praktek tersebut berasal makam karya kerajaan Kulit yang menutupi glans disebut preputium atau
berasal dari Mesir dan lukisan dinding pada tahun kulup. Preputium merupakan suatu lipatan yang
2300 sebelum Masehi (Gambar 1).5 terdiri dari sebagian kulit dan sebagian mukosa
Tindakan sirkumsisi dilakukan karena tiga yang berlanjut di mukosa glans di sulkus balano-
alasan utama. Pertama, dapat dilakukan untuk preputial. Permukaan luar dilanjutkan dengan kulit
makna ritual atau keagamaan (sebagai contoh orang penis, sedangkan permukaan bagian dalam pada
Yahudi melakukan sirkumsisi pada anak- anak glans hanya menempel pada sulkus balanopreputial
dan frenulum. Frenulum adalah lipatan mukosa
berbentuk segitiga yang cenderung ke permukaan
bagian dalam preputium dari glans ke bagian bawah
kelenjar 8-10 mm di belakang meatus uretra ekster-
nal. Frenulum pendek dapat mengakibatkan nyeri
saat ereksi disertai adanya robekan (Gambar 2).4
Rongga virtual pada preputium dilumasi oleh
smegma yang dihasilkan oleh kelenjar Tyson.
Dalam kondisi higienitas yang buruk, smegma
dapat terakumulasi dan menjadi sumber infeksi
yang menyebabkan balanoposthitis. Balanoposthitis
berulang dapat menyebabkan perlekatan antara
permukaan bagian dalam preputium dan mukosa
Gambar 1 Sejarah Sirkumsisi5 glans. Pada sebagian besar kasus, lubang preputial
cukup lebar dan lemah untuk secara bebas ditarik
ke atas glans. Restriksi cincin preputial dapat
mencegah glans terlepas dari rongga preputial baik
saat istirahat atau selama ereksi, kondisi ini disebut
sebagai fimosis.4
Mekanisme Biologi
Ada beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan
Gambar 2 Anatomi Genitalia Eksterna Pria3 peranan preputium dalam suatu infeksi menular
1158 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835
ORIGINAL ARTICLE
KOMPLIKASI SIRKUMSISI
Sirkumsisi pada umumnya adalah prosedur yang
aman dengan risiko dan efek samping yang sangat
rendah jika dilakukan oleh tenaga profesional. Efek
samping merugikan akibat sirkumsisi dilaporkan
berkisar antara 0-16%. Rentang yang cukup luas
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia
saat dilakukan sirkumsisi, metode operasi, lamanya
waktu untuk follow up, tipe, dan pengalaman oper-
ator. Komplikasi dapat terjadi secara dini ataupun
lanjut. Komplikasi dini yang dapat ditemukan
seperti perdarahan, infeksi, cedera uretra, amputasi
glans penis, penyembuhan luka yang tidak baik.
Komplikasi lanjut diantaranya stenosis meatal,
perlengketan, fimosis sekunder, dan hasil kosmetik
yang buruk. Secara keseluruhan, komplikasi yang
terjadi sekitar 2%, angka ini meningkat tiga kali
Gambar 3 Aspek penis yang tidak disirkumsisi yang dapat meningkatkan lipat jika dilakukan pada usia dewasa.2 Data pene-
risiko infeksi selama dan setelah hubungan seksual3 litian lain (Perera et al 2010), menunjukkan efek
samping tidak diinginkan terjadi 4,8% pada pria
seksual seperti HIV. Terjadinya luka lecet akibat berusia 15-49 tahun. Cedera pada glans, timbul-
trauma setelah berhubungan seksual umumnya nya jaringan parut yang parah, dan fistula uretra
lebih banyak terjadi pada penis yang tidak disir- kulit adalah komplikasi yang jarang dari prosedur
kumsisi. Celah pada barier kulit ini nantinya sirkumsisi ini.4,13 Dalam perekembangannya,
berperan sebagai pintu masuk untuk mikroorgan- terdapat laporan yang masih menjadi kontroversi
isme. Sel Langerhans merupakan target untuk HIV, tentang sirkumsisi yang menyebabkan disfungsi
dan bagian dalam dari preputium memiiki kepa- seksual atau penurunan kepuasan dalam hubungan
datan tinggi sel ini. Preputium bagian dalam tidak seksual. Namun, tidak ada perbedaan kepuasan
memiliki keratin sehingga menjadi lebih mudah seksual yang dilaporkan dalam kelompok peneli-
ditembus oleh mikroorganisme. Bakteri anaerob tian secara acak pada pria di Uganda atau Kenya
yang memicu inflamasi lebih sering ditemukan sebelum dan sesudah mereka disirkumsisi.7
pada celah preputium dan dapat memfasilitasi
kelangsungan hidup virus tersebut. Area permu-
PATOFISIOLOGI SIRKUMSISI DALAM
kaan preputium yang lebih luas dikaitkan dengan
MENURUNKAN INFEKSI MENULAR
kemungkinan terkena HIV positif yang lebih tinggi
SEKSUAL
(Gambar 3).2
Patofisiologi yang mendasari efektifitas sirkumsisi
pada pria dalam menurunkan jumlah kasus HIV
METODE SIRKUMSISI
dan infeksi menular seksual lainnya adalah multi-
Sirkumsisi merupakan salah satu prosedur bedah faktorial, dengan berbagai faktor anatomi sebagai
yang paling kuno. Selama dua dekade terakhir, fungsi proteksi. Sirkumsisi dikaitkan dengan
prosedur ini telah dikombinasikan dengan teknik penurunan frekuensi ulkus genital. Infeksi virus
bedah yang lebih modern, meskipun teknik dapat masuk melalui ulkus genital atau mikrolesi di
konvensional masih lazim digunakan pada beber- mukosa preputium. Diperkirakan 11% penurunan
apa bagian dunia. Sirkumsisi melalui pembedahan penularan HIV pada laki-laki yang disirkumsisi
dicapai dengan menyingkirkan preputium dan disebabkan oleh pengurangan jumlah ulkus geni-
memperkirakan seberapa banyak tepi yang terpo- tal simptomatik dan 9% penurunan jumlah HIV
tong. Dalam teknik konvensional, penghilangan dimediasi oleh berkurangnya insiden HSV- 2.
preputium tersebut dengan menggunakan pisau Kulit preputium menciptakan rongga subpreputial
atau gunting. Meskipun teknik ini lebih akurat, yang hangat dan lembab yang dapat membantu
tetap diperlukan anastesi lokal atau umum.2 kelangsungan hidup virus dan bakteri anaerob.
Penelitian dari Huang et al 2017, melakukan meta- Kulit preputium pria yang tidak disirkumsisi ditarik
analisis pada 18 uji coba terkontrol secara acak, ke atas batang penis selama hubungan seksual
membandingkan tiga metode sirkumsisi yang ketika penis mengalamai ereksi. Hal ini menyebab-
berbeda, termasuk metode sirkumsisi konven- kan terpaparnya mukosa preputium ke vagina dan
sional, disposable suture device, dan Shang Ring.2,13 cairan serviks yang memudahkan penetrasi mukosa
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835 1159
ORIGINAL ARTICLE
1160 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835
ORIGINAL ARTICLE
Namun demikian, dalam pelaporan, sirkumsisi global diperkirakan 0,6% (0,4-0,9%) pada pria dan
pada pria ditemukan sebagai faktor protektif (OR 0,8% (0,6-1,0%) pada wanita berusia 15-49 tahun,
0,27, 95% CI 0,17-0,44).2,15 Untuk menggambar- yang sesuai dengan 78 juta kasus baru pada tahun
kan dampak minimal sirkumsisi pada pria dalam 2012. Studi epidemiologi telah menghasilkan
pencegahan HIV, Londish et al 2010 dibuat model pertentangan tentang hubungan antara GN dan
matematika. Populasi LSL di negara maju dengan sirkumsisi. Namun demikian, studi meta-analisis
prevalensi HIV awal, kemudian 10% menjalani observasional tidak menunjukkan hubungan
sirkumsisi secara universal, maka kejadian HIV antara sirkumsisi dan GN (OR 1,03, 95% CI 0,86-
hanya akan berkurang menjadi 95% dari tingkat 1,23). Penelitian RCT di Afrika Selatan memiliki
preintervensi dan prevalensi HIV akan menurun kesamaan data, tidak didapatkan efek perlindungan
dari 10% menjadi 9,6% setelah 20 tahun.2,16 yang signifikan untuk sirkumsisi pada pria (dise-
suaikan OR 0,94, 95% CI 0.69–1.29.2,23 Dalam studi
tahun 2014 di India yang melibatkan 61 wanita,
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
gonore tidak ditemukan pada wanita dengan
Human Papilloma Virus (HPV) adalah infeksi virus pasangan pria yang telah disirkumsisi, tetapi ada
genital yang umum ditemukan di seluruh dunia.2 pada 7,1% wanita dengan pasangan pria yang tidak
Albero et al 2012 melakukan tinjauan sistematis disirkumsisi. Singkatnya, ada sedikit bukti yang
tentang efek sirkumsisi pada infeksi HPV. Mereka menunjukkan bahwa status sirkumsisi pada pria
menganalisis data yang berasal dari 21 peneli- mengurangi risiko gonore pada wanita.1
tian, termasuk diantaranya adalah 2 RCT. Mereka
menyimpulkan bahwa sirkumsisi dikaitkan dengan Trikomoniasis
penurunan prevalensi infeksi HPV pria (rasio Hasil penelitian RCT dari Uganda mendokumen-
odds = 0,57, 95% CI: 0,42-0,77 secara keseluruhan tasikan penurunan prevalensi sebanyak 48% pada
dan rasio odds = 0,67, 95% CI: 0,54-0,82 untuk Trichomonas vaginalis (Tv) (PRR yang disesuaikan
RCT). Namun demikian, masih diperlukan lebih = 0,52; 95% CI 0,05-0,98) pada 825 istri dari pria
banyak studi untuk mengklarifikasi efek sirkumsisi yang disirkumsisi dibandingkan dengan 783 istri
terhadap infeksi HPV.17 Secara prospektif studi dari pria yang tidak disirkumsisi. Hal yang diper-
kohort, peneliti yang sama menyimpulkan bahwa timbangkan adalah jalur infeksi mungkin melibat-
sirkumsisi hanya dikaitkan dengan pengurangan kan ruang subpreputial yang lembab, berpotensi
akuisisi dan peningkatan clearance untuk serotipe meningkatkan kelangsungan hidup dan transmisi
tertentu.18 Analisis data sekunder dari RCT telah bakteri ini.1
menunjukkan penurunan prevalensi HPV pada Diperkirakan bahwa pada tahun 2012,
laki-laki yang disirkumsisi untuk serotipe berisiko timbulnya kasus baru trikomoniasis oleh parasit
tinggi dan rendah kira- kira 35% ketika sampel Trikomonas vaginalis adalah sekitar 143 dengan
diambil dari penis bagian distal, tetapi tidak ketika mayoritas terjadi pada wanita. Hanya ada beber-
sampel diambil dari kulit batang penis. Sirkumsisi apa studi yang mengevaluasi hubungan antara
telah dikaitkan dengan penurunan insiden dan sirkumsisi dengan infeksi Tv. Dalam studi kohort
peningkatan pembersihan beberapa serotipe HPV prospektif tidak dapat menunjukkan perbedaan
pada laki-laki HIV negatif setelah satu tahun masa yang signifikan terhadap kemungkinan infeksi Tv
follow up.19 Insiden yang berkurang hanya tampak di kalangan wanita dengan pasangan yang disir-
pada serotipe tertentu (18 dan 33 tetapi tidak untuk kumsisi atau tidak (HR 1.05 95% CI 0,80-1,36).
virus tipe 16). Infeksi HIV mengurangi kejadian Hasil penelitian RCT di Kenya juga tidak dapat
dan meningkatkan akuisisi HPV.20 Sirkumsisi mengidentifikasi efek proteksi sirkumsisi terhadap
mengurangi akuisisi HPV pada laki-laki HIV posi- Tv (RR 0,77 95% CI: 0,44-1,36). Di sisi lain, RCT
tif sebesar 30% (RR 0,70, 95% CI 1,67-2,44).18 Viral Afrika Selatan dari Sobngwi-Tambekou et al 2009
load juga menurun untuk serotipe 16 pada pria menunjukkan penurunan Tv infeksi pada laki-laki
yang disirkumsisi.21 yang disirkumsisi (OR 0,47, 95% CI 0,25-0,92.2,24
Klamidia trakomatis
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Sebuah studi multinasional terhadap 305 pasangan
NONULSERATIF
di 5 negara yang berbeda secara global ditemukan
Gonore 5,6 kali lipat risiko peningkatan antibodi Clamydia
Gonore (GN) adalah salah satu IMS yang dise- trachomatis di antara wanita dengan pasangan pria
babkan oleh Niesseria gonorrhoreae, yang dapat yang tidak disirkumsisi yang memiliki 6 atau lebih
menyebabkan komplikasi berupa penyakit radang pasangan seksual dibandingkan dengan wanita
panggul pada wanita dan striktur uretra pada laki- dengan pasangan yang disirkumsisi dengan riwayat
laki. Penelitian dari Newman et al 2015, prevalensi seksual yang serupa. Sebuah penelitian di India
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835 1161
ORIGINAL ARTICLE
menemukan prevalensi C. trachomatis sebesar 9% berkurangnya risiko sifilis [rasio hazard = 0,51; 95%
di antara wanita dengan pasangan disirkumsisi CI 0,26–1,00, P = 0,058], ketika pasangan disir-
dibandingkan 21% pada wanita dengan pasangan kumsisi, meskipun ada perbedaan penting dalam
pria yang tidak disirkumsisi. Analisis multivar- jumlah yang dilaporkan terkait hubungan seks
iat dari data serologi dalam sebuah penelitian dalam 7 hari sebelumnya dan penggunaan kondom
Pittsburgh dan Carolina Utara menemukan 2,6 pada hubungan seks terakhir yang mungkin
kali lipat lebih tinggi risiko C. trachomatis di antara memengaruhi temuan.1
wanita yang pernah mengalami hubungan seksual Diperkirakan pada tahun 2012 hampir 17 juta
dengan pria yang tidak disirkumsisi pada 3 bulan orang terinfeksi sifilis di seluruh dunia. Prevalensi
sebelumnya (95% CI 1.21- 5.82).1 Diperkirakan laki-laki dan perempuan sama. Ini sesuai dengan
pada tahun 2012, 131 juta orang baru didiagnosis kira-kira 5,6 juta kasus baru pada tahun 2012.23
menderita klamidia, dengan wilayah Pasifik Barat Dalam 14 studi meta-analisis, data lain menun-
memiliki beban kasus terbesar.22 jukkan prevalensi 2-3% pada pria yang berobat ke
klinik infeksi menular seksual di Amerika Serikat,
namun berbeda halnya dengan 25% pada penge-
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
mudi truk Kenya, angka kejadian kasus sifilis yang
ULSERATIF/ PENYAKIT ULKUS GENITAL
lebih rendah di antara laki-laki yang disirkumsisi
Penyebab paling sering penyakit ulkus genital (RR 0,67, 95% CI 0,54-0,83). Efeknya lebih kuat
diantaranya adalah Herpes simpleks virus (HSV) di antara pria yang mana sirkumsisi dilakukan
tipe 1 dan 2, Haemophilus ducreyi (Chancroid), sebelum hubungan seksual pertama (RR = 0,53, CI
dan Treponema pallidum (Sifilis). Studi observa- 0,34-0,83). Studi observasional meta-analisis telah
sional meta-analisis menunjukkan hubungan yang mengungkapkan bahwa sirkumsisi kemungkinan
lemah antara sirkumsisi dan seropositif HSV-2 (RR tidak berhubungan dengan risiko rendah sifilis
0,88, 95% CI 0,77-1,01). Data survei Kesehatan di pada kelompok LSL.26
Amerika Serikat menunjukkan hubungan yang
signifikan antara infeksi HSV-2 dengan usia, ras, Chancroid
dan perilaku seksual namun tidak dengan sirkum- Studi terkait hubungan sirkumsisi pria dan chan-
sisi (OR 1,1, 95% CI 0,8-1,5).2 croid pada wanita masih belum banyak ditemukan.
Pada laki-laki yang berhubungan seks dengan Namun, telah dicatat bahwa di bagian selatan dan
laki-laki (LSL), penelitian observasional menun- timur Afrika di mana prevalensi sirkumsisi pria
jukkan perdebatan. Misalnya, dalam penelitian rendah dan HIV tinggi, chancroid adalah endemik,
oleh Jameson et al 2010, sirkumsisi pada pria tidak chancroid terkait erat dengan pekerja seks, dan
menunjukkan efek perlindungan pada transmisi menjadi faktor risiko yang kuat untuk infeksi HIV.
HSV- 2. Di sisi lain dalam studi cross- sectional, Di beberapa tahun terakhir prevalensi chancroid
menemukan hubungan yang lemah antara sirkum- telah menurun di banyak bagian dunia.1 Sebagian
sisi pria dan pengurangan risiko infeksi HSV-2 (OR besar penelitian observasional mengevaluasi efek
0,7, 95% CI 0,5- 1,0).24 Kolaborasi meta-analisis sirkumsisi pada chancroid yang didapat telah
pada studi observasional belum menunjukkan menunjukkan pengurangan risiko. Sebagai contoh,
bukti bahwa sirkumsisi pria melindungi terhadap dalam dua studi kontrol adalah pasien dengan
infeksi HSV-1 atau 2 pada LSL.25 Metha et al 2012 uretritis, yang bisa dilihat juga pada pasien dengan
melaporkan bahwa serokonversi HIV tiga kali chancroid. Saat tes serologis digunakan untuk
lebih tinggi ketika laki-laki juga mengalami HSV-2 diagnosis, tidak ada hubungan yang ditemukan
positif. Secara keseluruhan, tidak ada bukti yang antara sirkumsisi dan chancroid (RR 1,11, 95% CI
menunjukkan efek protektif sirkumsisi terhadap 0,5-2,1).2
infeksi HSV.2,27
Sirkumsisi Sebagai Alat Ukur Kesehatan
Sifilis Masyarakat
Data yang diperoleh dari 663 wanita hamil di Temuan terbaru dari efektifitas sirkumsisi dalam
Tanzania, seroprevalensi sifilis wanita lebih rendah mengurangi penularan HIV dari wanita ke pria
pada mereka yang memiliki pasangan pria disir- dan mungkin IMS lainnya, telah digunakan oleh
kumsisi daripada yang tidak disirkumsisi [1,3 vs profesional kesehatan untuk mempromosikan
4,7%; univariat dan multivariat atau = 3,8 (P = sirkumsisi di kehidupan awal sebagai intervensi
0,001 dan 0,01, masing- masing). Sebuah studi dalam pencegahan IMS pada kesehatan masyarakat
di Kenya, Uganda dan Afrika Selatan dari 1.561 di negara maju. Manfaat kesehatan lainnya terma-
wanita yang pasangan prianya telah disirkumsisi suk pencegahan infeksi saluran kemih (ISK) dan
dan 2.863 dengan mitra yang tidak, menemukan kondisi seperti fimosis dan kanker penis. Efisiensi
1162 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835
ORIGINAL ARTICLE
dan tindakan pencegahan di tingkat nasional 2. Afshar K, Kazemi B, MacNeily AE. The role of
Circumcision in Preventing Sexually Transmitted
tergantung pada banyak variabel seperti efektifitas, Infections in Diagnostics to Pathogenomic of Sexually
kejadian awal penyakit untuk dicegah, tindakan Transmitted Infections. Wiley Blackwell. 2019:27-40.
invasif, hasil akhir buruk, dan biaya.2 Pakar dari 3. Morris BJ, Castellsague X. The role of Circumcision in
Preventing STIs. Springer- Verlag Berlin Heidelberg.
negara lain seperti anggota Uni Eropa, Australia 2011:717.
dan Kanada telah mencapai kesimpulan yang 4. Vella M, Abratem A, Argo A, Simonato A. Circumcision
berlawanan dengan meninjau bukti yang sama. and Sexually Transmitted Disease Prevention: Evidence
and Reticence. Intech. 2017:3-20.
Sebagai contoh, penelitian oleh Sansom et al 2010 5. WHO. Male circumcision: global trends and determi-
yang menunjukkan sirkumsisi pada bayi baru lahir nants of prevalence, safety and acceptability. World Health
mengakibatkan penurunan risiko penularan HIV Organization. 2007:8.
6. Tobian AA, Kacker S, Quinn TC. Male circumcision: a
seumur hidup dari 1,87% menjadi 1,57%. Studi ini globally relevant but under-utilized method for the pre-
telah dinilai dari beberapa aspek tanpa memper- vention of HIV and other sexually transmitted infections.
hitungkan biaya terkait dan komplikasi yang Ann Rev Med. 2014;65:293-306.
7. Tobian AAR, Gray RH, Quinn TC. Male Circumcision
terjadi.2,28,29,30 for the Prevention of Acquisition and Transmission of
Sexually Transmitted Infections. Arch Pediatr Adolesc
Med. 2010;164(1):78-84.
SIMPULAN 8. Van Howe RS. Sexually Transmitted Infections and Male
Circumcision: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Infeksi menular seksual maish menjadi ancaman Hindawi Publishing Corporation. 2013:1-42.
pada era kesehatan global. Peningkatan jumlah 9. Yuan T, Fitzpatrick T, Ko N, Cai Y, Chen Y, Zhaoo J.
kasus IMS juga meningkatkan kerentanan terha- Circumcision to prevent HIV and other sexually transmit-
ted infections in men who have sex with men: a systematic
dap infeksi HIV, bertambahnya morbiditas jangka review and meta-analysis of global data. Elsevier Ltd. 2019;
panjang, menunjukkan resistensi obat dalam 7:e436-47.
kasus gonore, menyebabkan infertilitas, penularan 10. Morris BJ, Kausner JD. In developed countries male
circumcision prevalence is inversely related to HIV
IMS berisiko dari ibu ke anak, dan meningkatkan prevalence. Israel Journal of Health Policy Reasearch.
mortalitas prematur. Peningkatan jumlah kasus 2015;4(40):1-4.
IMS mengharuskan tenaga medis untuk memikir- 11. Titus MJ, Moodley J. Male Circumcision as a Public Health
Measure for the Prevention of HIV Transmission. South
kan berbagai tindakan preventif agar semakin hari Afr J Epidemiol Infect. 2011;26(4):262-5.
kasusnya tidak semakin bertambah. Sirkumsisi 12. Huang C, Song P, Xu C. et al. Comparative efficacy and
pada pria dianjurkan sebagai strategi pencegahan safety of different circumcisions for patients with redun-
dant prepuce or phimosis: a network meta‐analysis. Int. J.
yang efektif terhadap infeksi menular seksual, Surg. 2017;43:17–25.
selain dengan cara meningkatkan skrining dan 13. Perera CL, Bridgewater FH, Thavaneswaran P, et al. Safety
konseling, penyampaian edukasi terkait dengan and efficacy of nontherapeutic male circumcision: a sys-
tematic review. Ann. Fam. Med. 2010;8(1):64–72.
abstinensia, penggunaan kondom dan mengurangi 14. Siegfried N, Muller M, Deeks JJ, et al. Male circumcision
kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual. Metode for prevention of heterosexual acquisition of HIV in men.
sirkumsisi ini sudah lama diperdebatkan. Masih Cochrane Database Syst. Rev. 2009;(2): CD003362. doi:
10.1002/14651858.CD003362.
banyak penelitian terkait yang memberikan hasil 15. Gokengin D, Doroudi F, Tohme J, et al. HIV/AIDS: trends
akhir dan simpulan yang berbeda-beda, sehingga in the middle east and north africa region. Int. J. Infect.
penelitian lebih lanjut terkait peranan sirkumsisi Dis. 2016;44:66–73.
16. Londish GJ, Templeton DJ, Regan DG, et al. Minimal
dalam pencegahan infeksi menular seksual masih impact of circumcision on HIV acquisition in men who
diperlukan. Sirkumsisi sendiri seyogyanya dapat have sex with men. Sex Health. 2010;7(4):463–70.
dipertimbangkan sebagai salah satu tindakan 17. Albero G, Castellsague X, Giuliano AR, et al. Male cir-
cumcision and genital human papillomavirus: a sys-
pencegahan yang bermanfaat bagi pria dengan tematic review and meta‐analysis. Sex. Transm. Dis.
risiko efek samping yang minimal jika dikerjakan 2012;39(2):104–13.
oleh tenaga medis profesional. 18. Albero G, Castellsague X, Lin HY, et al. Male circumcision
and the incidence and clearance of genital human papil-
lomavirus (HPV) infection in men: the HPV infection
in men (HIM) cohort study. BMC Infect. Dis. 2014;14:
KONFLIK KEPENTINGAN 2334‐75.
19. Gray RH, Serwadda D, Kong X, et al. Male circumcision
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepent- decreases acquisition and increases clearance of high‐risk
ingan terkait publikasi dari artikel ini. human papillomavirus in HIVnegative men: a randomized
trial in Rakai, Uganda. J. Infect. Dis. 2010;201(10):1455–62.
20. Tobian AA, Kigozi G, Gravitt PE, et al. Human papillo-
DAFTAR PUSTAKA mavirus incidence and clearance among HIV‐positive
and HIV‐negative men in sub‐saharan africa. AIDS.
1. Morris BJ, Hankins CA, Banerjee J, Lumbers ER, Mindel A, 2012;26(12):1555–65.
Klausner JD, et al. Does Male Circumcision Reduce 21. Wilson LE, Gravitt P, Tobian AA, et al. Male circumci-
Women’s Risk of Sexually Transmitted Infections, Cervical sion reduces penile high‐risk human papillomavirus viral
Cancer, and Associated Conditions ?. Front. Public Health. load in a randomised clinical trial in Rakai, Uganda. Sex.
2019;7(4):1-21. Transm. Infect. 2013;89(3):262–6.
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835 1163
ORIGINAL ARTICLE
22. Wawer MJ, Tobian AA, Kigozi G, et al. Effect of circumci- 27. Mehta SD, Moses S, Parker CB, et al. Circumcision
sion of HIV negative men on transmission of human pap- status and incident herpes simplex virus type 2 infec-
illomavirus to HIV‐negative women: a randomised trial in tion, genital ulcer disease, and HIV infection. AIDS.
Rakai, Uganda. Lancet 377 (9761). 2011:209–18. 2012;26(9):1141–49.
23. Newman L, Rowley J, Vander Hoorn S. et al. Global 28. Frisch M, Aigrain Y, Barauskas V, et al. Cultural bias in the
estimates of the prevalence and incidence of four cur- AAP’s 2012 technical report and policy statement on male
able sexually transmitted infections in 2012 based on circumcision. Pediatrics. 2013;131(4):796–800.
systematic review and global reporting. PLoS One. 29. Sorokan ST, Finlay JC, Jefferies AL, and Canadian Paediatric
2015;10(12):e0143304. Society fetus and newborn committee, infectious diseases
24. Sobngwi‐Tambekou J, Taljaard, D., Nieuwoudt, M. et al. and immunization committee Newborn male circumci-
Male circumcision and neisseria gonorrhoeae, chlamydia sion. Paediatr. Child Health. 2015;20(6):311–20.
trachomatis and trichomonas vaginalis: observations after 30. Sansom SL, Prabhu VS, Hutchinson AB, et al. Cost‐effec-
a randomised controlled trial for HIV prevention. Sex tiveness of newborn circumcision in reducing lifetime
Transm Infect. 2009;85(2):116–20. HIV risk among U.S. males. PLoS One. 2010;5(1):e8723.
25. Barnabas RV, Wasserheit JN, Huang Y, et al. Impact of her-
pes simplex virus type 2 on HIV‐1 acquisition and pro-
gression in an HIV vaccine trial (the step study). J Acquir
Immune Defic. Syndr. 2011;57(3):238–44.
26. Wiysonge CS, Kongnyuy EJ, Shey M, et al. Male circumci-
sion for prevention of homosexual acquisition of HIV in This work is licensed under a Creative Commons Attribution
men. Cochrane Database Syst. Rev. 2011;(6):CD007496.
doi: 10.1002/14651858.CD007496.26.
1164 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1157-1164 | doi: 10.15562/ism.v11i3.835