1121-Article Text-4123-1-10-20200515

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Journal of Integrated Agribusiness, 2 (1) 2020: 1-19

Journal of Integrated Agribusiness


Website Jurnal: http://journal.ubb.ac.id/index.php/jia
P-ISSN: 2656-3835 E-ISSN: 2686-2956
http://journal.ubb.ac.id/index.php/jiahttp://jour
SOCIO-ECONOMIC IMPACT OF OIL PALM SMALLHOLDER’S
http://jo http://jo
nal.ubb.ac.id/index.php/jia
EMPOWERMENT PROGRAM IN BANGKA REGENCY
urnal.ub urnal.ub
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAMb.ac.id/i
PEMBERDAYAAN PETANI b.ac.id/i
KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN BANGKA
ndex.ph ndex.ph
Sri Setiawatia*, Fournita Agustinab, Evaheldac
a,b,cJurusan Agribisnis, Fakultas Pertanianp/jiahttp
Perikanan dan Biologi, p/jiahttp
Universitas Bangka Belitung, 33172://journal
Bangka, Indonesia ://journal
* Email Korespondensi: [email protected]
.ubb.ac.i
____________________________________________________________________________.ubb.ac.i
Dikirim: 24 Juli, 2019; Diterima: 27 April, 2020, Diterbitkan: 15 Mei, 2020
d/index.
_______________________________________________________________________________________ d/index.

Abstract php/jia php/jia

Oil Palm Growers’ Plantation Programis a kind of effort who synergyzing 3 pillars of development
which are private company, society and governmental to reach profitability. Farmer empowerment
through KKSR Program was done by simultaneously system based on management
partnership,which is a process to change the mindset who signed by the awareness of the plantation
member to improve their financials with their potentials.The empowerment through KKSR
Program on The Success Farmer’s Group needs the empowerment form to make this group more
useful. The purposes of this study are 1) descibing the empowerment form on The Success Farmer’s
Group 2) describing the socio-economic impact on The Success Farmer’s Group. The sampling
method which used in this research is the study of purposive sampling methods. The methods of this
study used quantitative methods with quantitative analysis approach.The result of this study
showed that 1) The empowerment form of farmer’s socio-economic such as : knowledge development
from the sosialiszation to the candidate of farmers who have the land, the technical founding of oil
palm plantation and the system founding of socio-economic management partnership and also the
integrated pest control school. 2)Theimpact of socio-economic toThe Success Farmer’s Group is
giving positive impact to farmer’s group.

Keywords: Empowerment; KKSR Program; Socio-Economic Impact


________________________________________________________________________________

Abstrak

Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) adalah salah satu upaya mensinergikan tiga
pilar pembangunan yakni swasta, masyarakat dan pemerintah dalam suatu jalinan

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 1
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

kerjasama yang saling menguntungkan. Pemberdayaan petani melalui Program KKSR


dilaksanakan melalui sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan manajemen kemitraan,
yaitu suatu proses untuk merubah pola pikir yang ditandai dengan tumbuhnya kesadaran
anggota masyarakat perkebunan, untuk memperbaiki kehidupannya dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya. Pemberdayaan melalui Program KKSR pada
Kelompok Tani Sukses Bersama memerlukan bentuk pemberdayaan untuk membuat
kelompok tani lebih berdaya. Adapun Tujuan dalam penelitian ini, yaitu 1)
Mendeskripsikan bentuk pemberdayaan sosial ekonomi pada Kelompok Tani Sukses
Bersama 2) Mendeskripsikan dampak sosial ekonomi pada Kelompok Tani Sukses
Bersama. Metode pengambilan sampeldalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Pengolahan dan analisis data menggunakan satu cara yaitu deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Bentuk pemberdayaan sosial ekonomi petani
meliputi: pengembangan pengetahuan dalam bentuk sosialisasi calon petani pemilik
lahan, pembinaan teknis perkebunan sawit dan pembinaan Sistem Kebersamaan Ekonomi
Berdasarkan Manajemen Kemitraan (SKEBMK) serta Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Terpadu (SLPHT). 2) Dampak sosial ekonomi yang dirasakan Kelompok Tani Sukses
Bersama memberikan perubahan positif bagi kelompok tani.

Kata Kunci: Dampak Sosial Ekonomi; Program KKSR; Pemberdayaan

1. PENDAHULUAN
Pemberdayaan adalah suatu peningkatan kemampuan yang sesungguhnya dengan
potensinya yang ada. Dimulai dari status kurang berdaya menjadi lebih berdaya, sehingga
lebih bertanggung jawab. Salah satu program Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka
dalam upaya melakukan pemberdayaan adalah dengan pengembangan perkebunan
melalui Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR).
Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) adalah salah satu upaya mensinergikan
tiga pilar pembangunan yakni swasta, masyarakat dan pemerintah dalam suatu jalinan
kerjasama yang saling menguntungkan. Pemberdayaan petani melalui Program Kebun
Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) dilaksanakan melalui sistem kebersamaan ekonomi
berdasarkan manajemen kemitraan yaitu suatu proses untuk merubah pola pikir yang
ditandai dengan tumbuhnya kesadaran anggota masyarakat perkebunan untuk
memperbaiki kehidupannya dengan menggunakan potensi yang dimilikinya (Dinas
Pertanian Kabupaten Bangka, 2015).Pelaksanaan Program KKSR dilaksanakan melalui
bantuan modal pinjaman untuk membangun kebun kelapa sawit yang diberikan
pemerintah dan perusahaan kepada petani yang mengikuti program KKSR.
Pembayaran atas modal pinjaman dari Program KKSR ini, akan diangsur melalui
pemotongan sebesar 30 persen setiap sekali panen sampai dana bantuan tersebut lunas.
Pelunasan terhadap dana pinjaman itu ditargetkan dalam 6 atau 7 tahun oleh Pemerintah
Daerah dan petani.
Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) sudah mengalami perkembangan yakni
sudah dilaksanakan pada beberapa tahap yaitu Program KKSR pada tahap I tahun 2004,
tahap II tahun 2007, tahap III tahun 2013, tahap IV tahun 2015 dan tahap V tahun 2016.
Adapun Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat tahap IV tahun 2015 ini bekerja sama
dengan perusahaan dari PT. Tata Hamparan Eka Persada.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 2
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Salah satu desa yang mengikuti program ini yaitu Desa Zed Kecamatan Mendo Barat
dengan mengikuti Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) pada tahap IV. Sebelum
bergabung di Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) kelompok tani di Desa Zed
tersebut terlebih dahulu mengajukan proposal serta menyediakan lahan 2 ha dengan
kepemilikan lahan sendiri dan tidak sengketa untuk petani yang ikut. Adapun kebijakan
lain dari pemerintah bahwa jika tidak memiliki lahan seluas 2 ha maka 1 ha diperbolehkan
untuk mengikuti Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR), sehingga ada 2 orang
dalam 2 ha lahan untuk memenuhi syarat dari Program KKSR.
Kelompok tani di Desa Zed yang hanya mengikuti program KKSR yaitupada
kelompok Tani Sukses Bersama yang beranggotakan 37 Orang yang di mulai pada tahun
2015. Anggota Kelompok Tani Sukses Bersama ketika mengikuti Program Kebun Kelapa
Sawit Rakyat (KKSR) sangat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang
diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bangka dan PT. THEP, berbeda dengan
kelompok tani didesa lainnya. Pemberdayaan melalui Program Kebun Kelapa Sawit
Rakyat (KKSR) pada Kelompok Tani Sukses Bersama memerlukan bentuk pemberdayaan
untuk membuat kelompok tani lebih berdaya serta adanya Program Kebun Kelapa Sawit
Rakyat (KKSR) menghasilkan dampak bagi anggota Kelompok Tani Sukses Bersama yakni
dampak sosial dan ekonomi.
Namun, adanya Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat di Desa Zed belum diketahui
dampak sosial ekonomi yang dirasakan Kelompok Tani Sukses Bersama ketika bergabung
ke dalam program dan bentuk pemberdayaan melalui Program Kebun Kelapa Sawit
Rakyat (KKSR) pada Kelompok Tani Sukses Bersama. Berdasarkan uraian, maka peneliti
tertarik untuk membahas, mengkaji lebih jauh dan melakukan penelitian tentang
“Pemberdayaan Sosial Ekonomi Petani melalui Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
(KKSR) Di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka pada Kelompok Tani
Sukses Bersama.”
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1) Menganalisis bentuk pemberdayaan ekonomi petani melalui Program Kebun Kelapa
Sawit Rakyat pada Kelompok Tani Sukses Bersama di Desa Zed Kecamatan Mendo
Barat Kabupaten Bangka.
2) Menganalisis dampak sosial ekonomi yang dirasakan oleh Kelompok Tani Sukses
Bersama melalui Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat di Desa Zed Kecamatan Mendo
Barat Kabupaten Bangka.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat
A. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Sulistiyani (2004), pemberdayaan yaitu suatu proses menuju berdaya untuk
memperoleh kekuatan dan kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak
yang kurang atau belum berdaya.
Pemberdayaan sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius dan
lebih memfokuskan pada upaya yang membuat masyarakat agar dapat lebih pandai,
mampu mengembangkan komunikasi antar mereka, sehingga akhirnya mereka dapat
saling berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Sebagai suatu
proses, pemberdayaan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan sepanjang

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 3
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku
pada suatu program saja (Adi, 2012).

B. Bentuk-Bentuk Pemberdayaan
Adapun bentuk-bentuk pemberdayaan menurut Mahali (2017):
1) Bantuan sosial
Bentuk Pemberdayaan yang berorientasi pemberian bantuan yang bersifat langsung
(uang ataupun alat). Sedangkan menurut Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, pasal 1
angka 15, bantuan sosial merupakan pemberian bantuan berupa uang atau barang
dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
yang sifatnya tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk melindungi diri dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial.
2) Pengembangan kapasitas dan aksebilitas
Bentuk Pemberdayaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas teknis tertentu
dan membuka akses bagi kelompok yang tereksklusi misalkan pengadaan pelatihan
dan pengembangan pengetahuan terhadap suatu bidang tertentu. Menurut
Sastrodiopera (2006), pelatihan merupakan salah satu jenis proses pembelajaran untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang berlaku
dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan taktik
dari pada teori. Pengembangan kapasitas masyarakat pada hakikatnya merupakan
usaha meningkatkan kemampuan masyarakat itu sendiri.
3) Pengorganisasian masyarakat
Bentuk Pemberdayaan dengan pengembangan dan pelembagaan kesadaran dan
praktik kerjasama dalam suatu bidang yang bersifat khusus untuk tujuan tertentu.
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat
mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
sesuai dengan skala
prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri
maupun yang berasal dari dengan usaha secara gotong royong.

2.2. Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat


Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Bangka (2015)dalam Laporan Kebun Kelapa
Sawit Rakyat, adapun mengenai program kebun kelapa sawit rakyat sebagai berikut:
A. Pengertian Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) adalah salah satu upaya mensinergikan
tiga pilar pembangunan yakni swasta, masyarakat dan pemerintah dalam suatu jalinan
kerjasama yang saling menguntungkan.
Pelaksanaan program ini melalui sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan
manajemen kemitraan, dengan merubah pola pikir yang ditandai dengan tumbuhnya
kesadaran masyarakat perkebunan untuk memperbaiki kehidupan dengan menggunakan
potensi yang dimiliki.

B. Maksud dan Tujuan

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 4
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Pelaksanaan kegiatan pembinaan Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) bermaksud


untuk mengembangkan perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar sebagai
mitra yang membantu dan membimbing perkebunan rakyat disekitarnya dalam suatu
sistem kerjasama yang saling menguntungkan, utuh serta berkesinambungan.
Berdasarkan laporan KKSR Tujuan pembinaan petani Kebun Kelapa Sawit Rakyat
(KKSR) adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani melaluipengembangan
perkebunan.
2) Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha pada
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit.
3) Meningkatkan penguasaan ekonomi daerah yang dapat memberikan manfaat untuk
semua masyarakat di wilayah tersebut.
4) Mendukung pengembangan wilayah untuk memacu perkembangan sosial ekonomi
dengan memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan pertanian.
5) Pemberdayaan masyarakat menuju petani yang maju dan mandiri untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani melalui peningkatan
SDM.

2.3. Kelompok Tani


A. Pengertian Kelompok Tani
Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-
orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur, sehingga diantara mereka
terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan
tersebut. Kelompok juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan manusia, dua orang
atau lebih dengan pola interaksi yang nyata dan dianggap satu kesatuan. Interaksi
tersebut bersifat relative tetap, dikarenakan mereka mempunyai kepentingan, sifat atau
tujuan yang sama dan saling tergantung atau ada ikatan diantara mereka (Prima, 2013).

B. Fungsi Kelompok Tani


Menurut Pusluhtan (2002), adapun fungsi kelompok tani sebagai berikut:
1) Kelas Belajar
Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan
berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya
meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
2) Wahana Kerjasama
Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama
petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain, melalui
kerjasama ini diharapkan usaha lainnya akan lebih efesien serta lebih mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
3) Unit Produksi
Usahatani yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara
keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas,
kualitas, maupun kontinuitas.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 5
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

2.4. Dampak Sosial Ekonomi


A. Pengertian Dampak
Menurut Dicktus (2013), Dampak adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,
lingkungan, atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap
indikator dalam suatu kegiatan.

B. Pengertian Dampak Sosial


Dampak sosial adalah pengaruh atau akibat dari suatu kejadian, keadaan, kebijakan
sehingga mengakibatkan perubahan baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif bagi lingkungan sosial dan keadaan sosial seperti perubahan pada pendidikan,
proses sosial dan gaya hidup, dapat dikatakan juga bahwa dampak sosial merupakan
suatu kajian yang dilakukan terhadap kondisi sosial masyarakat sebagai akibat dari
pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan diwilayah atau area.

C. Pengertian Dampak Ekonomi


Dampak ekonomi adalah pengaruh atau akibat dari suatu kejadian, keadaan,
kebijakan sehingga mengakibatkan perubahan baik yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif bagi ekonomi. Dampak positif dari segi ekonomi yang timbul menjadikan
lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan bagi masyarkat. Dampak ekonomi yang
bersifat negatif adalah perilaku ekonomi masyarakat yang kini menjadi konsumtif (hanya
memakai suatu produk tetapi tidak menghasilkan sendiri).

D. Indikator Dampak Sosial Ekonomi


Menurut Kurnianto (2017), adapun indikator dari dampak sosial ekonomi sebagai
berikut:
1. Sosial
a) Pendidikan
Menurut Hasyim (2003), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan
menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani
menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usaha taninya.
b) Proses Sosial
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, antara berbagai segi kehidupan orang perorangan atau kelompok secara
bersama. Selain itu, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama (Soekanto, 2013).

Ada beberapa bentuk proses sosial mendasar yang sangat penting untuk dipahami
yaitu Kerjasama dan Akomodasi.
1) Kerjasama
Menurut Kamanto (2000), kerjasama diartikan ketika sekelompok orang
bergabung/bekerja bersama-sama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Kerjasama
akan menghasilkan integrasi didalam kelompok/masyarakat. Kerjasama ini ada
bentuknya spontan, langsung, kontrak, dan kerjasama tradisional.
2) Akomodasi

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 6
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Menurut Ritzer& Goodman (2004), akomodasi merupakan aspek interaksi sosial yang
diikuti konflik. Dalam akomodasi, kerjasama dan konflik hadir disaat yang
bersamaan. Semakin bersahabat sebuah lingkungan, semakin besar kemungkinan
untuk bekerjasama, dan sebaliknya.

C. Gaya Hidup
Menurut Minor & Mowen (2008), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang
hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya
hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin
dalam kegiatan dan minatnya.

2. Ekonomi
a) Pendapatan
Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi dua
pengertian, yaitu (1) Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani
dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau
pertukaran hasil produksi yang dinilai, (2) Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan
yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses
produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.
Usahatani memiliki dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan
pengeluaran dari unsur tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total
dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai
nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi
tersebut (Ahmadi, 2001).
Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pd = TR-TC
TR = Y x Py
TC = FC + VC
Dimana:
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
Y = Produksi dalam usahatani
Py = harga Y

b) Aktivitas Lapangan Kerja


Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya
yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Aktivitas dalam kerja
mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi pada hakikatnyaorangbekerja,
tetap saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga bertujuan untuk
mencapai taraf hidup yang lebih baik (As’ad, 2002).

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 7
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

2.5. Kerangka Pemikiran


Untuk mendekatkan masalah yang akan diteliti, maka kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar1. KerangkaPemikiran
Sumber: Olahan Data Primer (2019)

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka
yaitu pada Kelompok Tani Sukses Bersama. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
(Purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Kelompok Tani Sukses Bersama merupakan
satu-satunya dari 15 kelompok tani di Desa Zed yang mengikuti Program Kebun Kelapa
Sawit Rakyat. Penentuan lokasi di Desa Zed dengan pertimbangan bahwa Program Kebun
Kelapa Sawit Rakyat di Desa Zed pada Kelompok Tani Sukses Bersama sangat
berpartipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dan
perusahaan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2019 sampai Juli 2019.
Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Umar (2011),
metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data
(sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan
menjelaskan secara komprensif berbagai aspek individu, kelompok, atau suatu peristiwa
secara sistematis.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 8
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Jumlah populasi Kelompok Tani Sukses Bersama sebanyak 37 orang,
sedangkan yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu anggota kelompok tani
yang hanya terdaftar di Dinas Pertanian Kabupaten Bangka yang berjumlah 25 orang.
Anggota yang terdaftar berhubungan dengan bentuk pemberdayaan.
Selain itu perwakilan dari Dinas Pertanian dan PT. THEP yaitu dengan pertimbangan
bahwa sampel tersebut lebih memahami tentang Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
atau yang bertugas mendampingi program yakni kepala bidang perkebunan di Dinas
Pertanian dan manager perkebunan di PT. THEP dengan masing-masing sampel
berjumlah 2 orang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Menurut Umar (2011),data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner
yang biasa dilakukan peneliti. Data primer dalam penelitian ini meliputi data wawancara
dan pengisian kuisioner serta hasil wawancara dalam penelitian ini oleh Kelompok Tani
Sukses Bersama, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, dan
Manager Perkebunan KKSR di PT.THEP dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk
mendapatkan informasi yang lebih baik.
Data sekunder adalah data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-
tabel atau diagram-diagram (Umar, 2011). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh
dari buku referensi, skripsi, jurnal, internet, Dinas Pertanian Kabupaten Bangka dan
Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung.
Menjawab tujuan pertama dan kedua menggunakan metode pengolahan dan analisis
data secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara memaparkan hasil yangtelah didapat
dalam bentuk uraian yang sistematis seingga diperoleh hasil yang lengkap dan terperinci.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Petani melalui Program Kebun Kelapa Sawit pada
Kelompok Tani Sukses Bersama
Berikut bentuk pemberdayaan pada Kelompok Tani Sukses Bersama antara lain:
A. Sosialisasi Calon Petani Pemilik Lahan
Berdasarkan pengumpulan data dilapangan, sebelum melakukan proses penanaman
bibit kelapa sawit rakyat, Kelompok Tani Sukses Bersama terlebih dahulu mendapatkan
pengetahuan tentang Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat melalui sosialisasi calon petani
pemilik lahan.
Tujuan sosialisasi calon petani pemilik lahan antara lain untuk menambah
pengetahuan petani tentang pemahaman Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat dan
menambah wawasan serta pengetahuan petani mengenai cara penanaman kelapa sawit,
perawatan atau pemeliharaan kelapa sawit hingga pemanenan kelapa sawit. Sebelum
adanya Program KKSR petani masih bertani secara turun temurun, pengetahuan yang
petani dapatkan masih sedikit dan belum begitu luas sehingga dengan adanya Program
KKSR ini petani dapat menggunakan teknologi yang ada. Berikut gambar sosialisai calon
petani pemilik lahan pada Kelompok Tani Sukses Bersama.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 9
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Hal ini sejalan dengan penelitian Muchliset al.,(2011), yang mengatakan bahwa
kegiatan sosialisasi ditujukan untuk pengenalan, terutama masyarakat disekitar lokasi,
khususnya masyarakat pemilik lahan bisa mengetahui dan memahami secara detail
rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. Kirana Sekernan.Bahtera et
al
(2016)mengungkapkanbahwakegiatanberupasosialisasidapatmendorongkemauanpetaniu
ntukturutberpartisipasipadasuatu program pemberdayaan.
Sosialisasi calon petani pemilik lahan dilakukan pada tahun 2015 yang dilakukan
sebanyak 7 kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas mengenai Program KKSR
yang meliputi pengerti program, tujuan program, sasaran program dan lainnya.
Pertemuan selanjutnya hingga akhir membahas secara luas tentang kelapa sawit yakni
cara penanaman, perawatan, pemanenan dan lainnya.

B. Pembinaan Kelompok Tani Sukses Bersama


Berdasarkan pernyataan semua responden, adapun pembinaan yang diberikan antara
lain sebagai berikut:
1) Pembinaan Teknis Perkebunan Sawit
Pembinaan teknis perkebunan sawit dengan tujuan agar kelapa sawit Kelompok Tani
Sukses Bersama dapat menghasilkan dengan waktu yang cepat dan memiliki kualitas
buah yang bagus, dan segera mengangsur pinjaman yang diberikan agar uang tersebut
bisa digunakan lagi untuk perkembangan program pada kelompok tani lain yang belum
bergabung dalam program.
Pembinaan pertama kali dilakukan ketika petani melakukan penanaman bibit kelapa
sawit yang kemudian di ajari oleh PT. THEP bagian teknis perkebunan dan didampingi
oleh Dinas Pertanian bagian kepala bidang perkebunan. Pembinaan selanjutnya pada
perawatan kelapa sawit dengan cara memberikan informasi kepadapetani seperti jenis
pupuk yang akan digunakan pada waktu awal penanaman sampai usia sawit tidak
produktif lagi, sehingga Kelompok Tani Sukses Bersama pada waktu pemupukan yaitu
dilakukan secara serentak karena itu sudah dikonfimasi oleh PT. THEP.
Pembinaan pada pemanenan kelapa sawit dilakukan pada waktu awal panen di
kebun anggota yang telah mulai panen terlebih dahulu sebagai tempat pembinaan,
dengan anggota yang akan ikut bergabung ke dalam dan melihat bagaimana pemanenan
yang dilakukan oleh perusahaan teknis perkebunan dengan pendampingan pemerintah.
Harga jual kelapa sawit akan ada konfirmasi dari perusahaan dan pemerintah kepada
petani, baik itu perkembangan harga kelapa sawit atau penurunan harga kelapa sawit
akan selalu dikonfirmasikan oleh pihak tersebut.
Hal ini bersamaan dengan penelitian Permentan (2007) bahwa pembinaan kelompok
tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani
anggotanya secara lebih efektif dan memudahkan dalam mengakses informasi pasar,
tekonologi, permodalan dan sumber daya lainnya.

2) Pembinaan Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen kemitraan


(SKEBMK)
Peran Pemerintah Daerah dan perusahaan dalam pemberdayaan kelompok Tani
Sukses Bersama melalui pembinaan juga berupa pembinaan Sistem Kebersamaan

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 10
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan (SKEBMK).SKEBMK merupakan suatu


proses untuk merubah pola pikir yang ditandai dengan tumbuhnya kesadaran anggota
masyarakat perkebunan untuk memperbaiki kehidupan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya.
Adanya pembinaan Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen
Kemitraan (SKEBMK) pada Kelompok Tani Sukses Bersama yaitu untuk meningkatkan
kebersamaan pada sesema anggota kelompok tani, perusahaan dan pemerintah dalam
pengelolaan kebun kelapa sawit rakyat, dimana inti pembinaan ini kelompok tani
diharapakan untuk selalu menjual hasil panen kepada PT. THEP tanpa menjual kepada
perusahaan yang tidak bersangkutan terhadap program, sehingga dalam tahun ke 6 atau 7
petani sudah dapat melunasi bantuan dana pinjaman tersebut.
Hal ini sejalan dengan pendapat Martodireso & Widada (2001), kemitraan usaha
pertanian merupakan salah satu instrumen kerjasama yang mengacu pada terciptanya
suasana keseimbangan, keselarasan dan keterampilan yang didasari saling percaya antara
perusahaan mitra dan kelompok melalui perwujudan sinergi kemitraan yaitu
terwujudnya hubungan yang saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling
memperkuat.
Pembinaan Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan
(SKEBMK) di ikuti oleh 25 anggota Kelompok Tani Sukses Bersama yang dilakukan
selama 3 hari masa pembinaan yang dimulai pada pagi sampai dengan sore hari.

C. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)


Berdasarkan pengumpulan data semua responden mengatakan bahwa bentuk
pemberdayaan yang responden ikuti juga terdapat pada kegiatan Sekolah Lapang
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Adanya SLPHT ini karena kebun kelapa sawit
pada Kelompok Tani Sukses Bersama akan ditanami dengan komoditi lada yang
dinamakan dengan tumpangsari.
Tujuan penanaman komoditi lada di kebun kelapa sawit agar dapat menambah
pendapatan petani, untuk itu perlu adanya kegiatan SLPHT komoditi lada agar kelompok
tani lebih memiliki pengetahuan tentang komoditi selain kelapa sawit serta menambah
pengetahuan tentang cara pengendalian hama. Hal ini bersamaan dengan pendapat
Denny (2008) bahwa Sekolah Lapangan pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)
merupakan suatu model percontohan yang tujuannya untuk melatih petani agar memiliki
keahlian dalam pengendalian hama dan mampu menerapkan di lapangan.
Adapun Materi yang disampaikan ketika responden mengikuti Sekolah Lapang
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yakni cara budidaya lada yang akan ditumpang
sarikan pada perkebunan sawit, hubungan komoditi lada dan kelapa sawit, Organisasi
Pengganggu Tanaman (OPT) pada komoditi lada dan lain-lainnya. Materi ini disampaikan
oleh penyuluhan pertanian selama 15 hari pembelajaran pada tahun 2016, serta
pendampingan dari bidang perkebunan pemerintah dan perusahaan.

4.2. Dampak Sosial Ekonomi yang di Rasakan oleh Kelompok Tani Sukses Bersama
melalui Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
Berdasarkan pengamatan semua responden mengatakan bahwa, adanya Program
kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) memberikan dampak positif terhadap dampak sosial

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 11
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

ekonomi yang dirasakan responden yakni Kelompok Tani Sukses Bersama,selanjutnya


akan dituangkan dalam penjelasan berikut ini:
1) Dampak Sosial
A. Pendidikan
Berdasarkan penelitian di lapangan dampak pendidikan yang dirasakan Kelompok
Tani Sukses Bersama yakni adanya perubahan sisi pengetahuan dalam berusahatani
kelapa sawit. Adapun perubahan pada perbedaan cara penanaman, perawatan dan
pemanenan kelapa sawit sebelum dan ketika petani mengikuti Program Kebun Kelapa
Sawit Rakyat yaitu, sebagai berikut:
a. Penanaman kelapa sawit yang dilakukan petani sebelum mengikuti program yakni,
pengetahuan untuk ukuran lubang tanam kelapa sawit dan mengenai pupuk apa saja
yang harus dimasukkan ke lubang tanam masih minim. Petani ketika melakukan
proses tanam waktu itu masih membuat lubang tanam atas kemauan atau kehendak
petani sendiri. Petani belum mengetahui jenis pupuk yang dipakai ketika proses
tanam kelapa sawit. Jika mengikuti kebiasaan, petani membersihkan hutan untuk
lahan pertanian masih dengan cara membakar hutan, sedangkan setelah petani
mengikuti Program Kebun kelapa Sawit Rakyat cara penanaman kelapa sawit petani
mengalami perubahan. Petani dibina untuk membuat ukuran lubang tanam yang
sesuai dan jenis pupuk yang digunakan ketika proses tanam yakni, pupuk kandang
dan kapur. Pembersihan hutan ketika petani mengikuti program tidak dianjurkan
oleh Pemerintah Daerah dan perusahaan dengan cara membakar hutan, namun
mengunakan alat berat yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan.
b. Perawatan kelapa sawit sebelum mengikuti program yakni petani masih melakukan
pemupukan dengan kemauan petani atau kehendak petani petani, jika petani mau
memupuk kelapa sawitnya, tentu mereka akan melakukannya sehingga petani belum
mengetahui waktu untuk pemupukan kelapa sawit. Setelah Kelompok Tani Sukses
Bersama mengikuti Program Kelapa Sawit Rakyat, perusahaan membina petani
dengan waktu pemupukan yaitu 3 bulan sekali dan untuk jenis pupuk yang
digunakan juga dibina oleh perusahaan.
c. Waktu panen kelapa sawit secara kebiasaan petani atau turun temurun sangat lambat,
biasanya petani mulai panen ketika usia kelapa sawit sudah 5 tahun. Namun, setelah
petani mengikuti program Kebun Kelapa Sawit Rakyat buah kelapa sawit yang
dihasilkan lebih cepat, ketika kelapa sawit berusia 3 tahun petani sudah mulai panen
dan dapat menambah pendapatan petani.

Hal ini sesuai dengan penelitian Ira Ferianti (2018) yang menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat petani dengan adanya pendidikan dan pelatihan dapat
meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan SDM petani, dalam penelitiannya
pemberdayaan masyarakat petani dalam upaya meningkatkan hasil panen padi melalui
program Kelompok Tani Sumbersari dinyatakan berhasil. Keberhasilan tersebut dapat
dilihat dari peningkatan pengetahuan maupun kemampuan SDM petani karena adanya
pendidikan dan pelatihan.
Dampak sosial pada pendidikan memberikan perubahan positif bagi keluarga
kelompok Tani Sukses Bersama. Perubahan dampak pendidikan memberikan perubahan
pada biaya pendidikan anak-anak anggota kelompok tani, sehingga adanya Program

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 12
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Kebun Kelapa Sawit Rakyat dapat meringankan salah satu beban petani, yakni
pendidikan anaknya lebih terjamin. Sebelum petani mengikuti Program KebunKelapa
Sawit Rakyat biaya untuk pendidikan sekolah anak masih belum terukur karena
penghasilan petani masih tidak menentu atau terbatas. Pekerjaan yang dilakukan masih
belum memiliki penghasilan yang baik sehingga untuk biaya pendidikan anak masih
rendah.
Ketika petani mengikuti program Kebun Kelapa Sawit Rakyat, minat petani untuk
mensekolahkan anaknya lebih tinggi, karena dari pendapatan program petani menabung
untuk keperluan dan biaya sekolah anak kedepannya.

B. Proses Sosial
Dampak sosial yang diterima Kelompok Tani Sukses Bersama melalui program Kebun
Kelapa Sawit Rakyat dalam indiktor proses sosial meliputi dua bentuk proses sosial
mendasar yang biasa terjadi di masyarakat yaitu Kerjasama dan Akomodasi atau konflik.
1) Kerjasama
Berdasarkan kondisi di lapangan atas semua jawaban dari responden, ada berbagai
hal kerjasama yang dilakukan diantaranya meliputi: kerjasama dalam membantu sesama
anggota dalam kegiatan pemanenan kelapa sawit. Sebelum adanya Program Kebun
Kelapa Sawit Rakyat kerjasama dalam hal ini sudah ada dan petani sudah melakukan
kerjasama ini.
Namun, dengan adanya program KKSR kerjasama dalam hal ini lebih terjadwal dan
lebih sering dilakukan, berbeda dengan sebelum Kelompok Tani Sukses Bersama
mengikuti program ini, petani masih melakukan dengan jarang karena tidak terjadwal.
Sehingga dampak program dalam hal kerjasama ini dapat membuat petani untuk selalu
bekerjasama dengan sistem yang telah diatur dan disepakati bersama.
Adapun bentuk kerjasama lain pada Kelompok Tani Sukses Bersama yakni membantu
masyarakat disekitarnya dalam hal berbagi pengetahuan kepada masyarakat tentang
kelapa sawit. Kemudian bentuk kerjasama lain pada Kelompok Tani Sukses Bersama
yakni dalam mengembangkan kelompok tani. Anggota kelompok Tani Sukses
Bersama membuat program yaitu program simpan pinjam.
Manfaat kerja sama Kelompok Tani Sukses Bersama antara lain agar dapat
membangun hubungan yang baik antar anggota serta meningkatkan rasa kepedulian
sesama anggota, serta menciptakan praktek yang sehat untuk meningkatkan semangat
bagi kelompok tani, dan kerjasama mendorong serta memiliki situasi yang baik yang
terjadi di Desa Zed. Manfaat kerjasama Kelompok Tani Sukses Bersama sejalan dengan
pendapat Kusniadi (2003), yang mengatakan bahwa kerjasama mendorong terciptanya
hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.

2) Akomodasi atau Konflik


Adanya Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat di Desa Zed khususnya pada Kelompok
Tani Sukses Bersama berdasarkan semua jawaban responden mengatakan tidak
mengalami konflik apapun, baik itu konflik sesama anggota maupun konflik kelompok
tani dengan penyelenggara program ataupun konflik kelompok tani dengan masyarakat

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 13
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

setempat. Hal ini juga tidak adanya konflik yang terjadi sebelum petani mengikuti
Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat.
Menurut Wirawan (2010), akibat konflik yang ditimbulkan yakni hancurnya atau
retaknya kesatuan kelompok yang terjadi apabila timbul pertentangan antar golongan
dalam suatu kelompok.

3) Gaya Hidup
Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini, responden mengatakan ketika
bergabung dalam program ini gaya hidup responden yaitu belum dapat memenuhi
kebutuhan sekunder dan tersier, tetapi sudah dapat memenuhi kebutuhan primer itu
sendiri. Adapun keadaan gaya hidup anggota kelompok tani sebelum mengikuti Program
Kebun Kelapa Sawit Rakyat yakni kehidupan petani sederhana dan tidak terpengaruh
oleh arus atau perubahan globalisasi. Biaya makan sehari-hari terbatas, sehingga
keinginan petani serta keluarga untuk makan juga terbatas. Membeli pakaian baru yang
dilakukan satu kali dalam setahun ketika lebaran Idul Fitri, dan membeli baju dalam
bentuk kredit.
Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan
banyak keputusan konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh
lingkungan (Supranto, 2011).
Namun, ketika petani mengukti program ada perubahan dalam gaya hidup yang
dirasakan dibandingkan sebelum petani mengikuti program yakni petani bisa membeli
pakaian baru bukan hanya ketika waktu lebaran, membeli baju dalam bentuk tunai serta
biaya makan sehari-hari semakin bertambah karena keinginan petani serta keluarga untuk
makan lebih tinggi.

2) Dampak Ekonomi
A. Pendapatan
Berdasarkan penelitian di lapangan pendapatan yang dihasilkan kelompok tani
sukses bersama mengalami peningkatan ketika kelompok tani sukses bersama ikut
bergabung dalam pemberdayaan ekonomi petani melalui Program (KKSR).
Pendapatan rata-rata di Kelompok Tani Sukses Bersama sebelum program tahun 2014
yakni Rp.1.504.000/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata hasil panen dari Program
KKSR bulan April tahun 2019 yakni Rp. 935.394. Jadi, peningkatan pendapatan anggota
Kelompok Tani Sukses Bersama sebelum mengikuti program tahun 2014, dengan
pendapatan hasil panen dari Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat ketika anggota
kelompok tani mengikuti Program yakni meningkat 38%.
Pendapatan rata-rata di Kelompok Tani Sukses Bersama bulan April tahun 2019 dari
pekerjaan diluar Program KKSR yaitu Rp.1.560.000, sedangkan pendapatan hasil panen
dari Program KKSR bulan April tahun 2019 yakni Rp. 935.394. Jadi, peningkatan
pendapatan anggota Kelompok Tani Sukses Bersama tahun 2019 dari pekerjaan diluar
Progam KKSR dengan pendapatan hasil panen dari Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 40%.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sukiman (2006) yang mengatakan bahwa dalam
penelitiannya pemberdayaan yang dilakukan tersebut dapat meningkatkan pendapatan
petani di Desa Jangkaran.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 14
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan anggota kelompok tani sukses bersama pada
waktu petani melakukan penjualan hasil panen ke perusahaan mitra sebagai berikut:
1. Biaya pajak penghasilan (pph) sebesar 0,5 persen. Pajak pph merupakan pajak negara
yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
di peroleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat di pakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan.
2. Biaya angsuran hutang sebesar 30 persen merupakan biaya yang dikeluarkan atas
dana pinjaman petani kepada Dinas Pertanian dan perusahaan yang akan dibayar
melalui pemotongan hasil panen.
3. Biaya angkut sebesar Rp. 100 per Kg merupakan biaya sewa truk untuk mengangkut
kelapa sawit hasil panen dari Desa Zed ke perusahaan yaitu PT. THEP, selaku
perusahaan yang membeli hasil panen kelompok tani.
4. Biaya langsir sebesar Rp. 50 per Kg merupakan biaya sewa mobil pick up untuk
mengangkut kelapa sawit hasil panen dari perkebunan sampai ke halaman rumah
ketua kelompok tani, karean hasil panen setiap anggota harus di kumpul di halaman
rumah ketua kelompok tani, karena ketua kelompok tani tersebut yang akan
mengurus buah kelapa sawit tersebut sampai ke perusahaan.
5. Biaya timbangan sebesar Rp. 35 per Kg merupakan biaya yang di keluarkan anggota
kelompok tani ketika hasil panen tersebut ditimbang, karena kelompok tani
mengeluarkan tenaga kerja timbangan di luar anggota kelompok tani sehingga
mereka harus mengeluarkan biaya tersebut.
6. Biaya pengurus dan ATK sebesar Rp. 15 per Kg merupakan biaya yang dikeluarkan
anggota kelompok tani ketika hasil panen anggota telah sampai di halaman rumah
ketua kelompok tani, selanjutnya akan diurus oleh ketua, bendahara sama seketaris.
7. Biaya tenaga kerja luar keluarga merupakan biaya yang dikeluarkan anggota
kelompok tani ketika mereka melakukan pemanenan kelapa sawit.

Berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan kelompok tani diatas, maka pendapatan


bersih yang dihasilkan Kelompok Tani Sukses Bersama yaitu setelah penerimaan
dikurangi dengan biaya-biaya tersebut. Hal ini, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pendapatan Rata-rata di KelompokTaniSuksesBersamaBulanMaretdan April


Tahun 2019
Bulan
Maret April Tahap I April Tahap II
No Uraian
Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Penerimaan 28.504.927 1.140.197 26.912.625 1.076.505 28.477.825 1.139.113
Biaya pajak
2. 142.525 5.701 134.563 5.383 142.389 5.696
pph (0,5%)

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 15
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Bulan
Maret April Tahap I April Tahap II
No Uraian
Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Angsuran
3. 8.508.721 340.348 8.003.419 321.337 8.500.631 340.025
30%
Biaya
4. 2.553.496 102.139 2.503.500 100.140 2.649.100 105.964
angkut
Biaya
5. 1.282.850 51.314 1.251.750 50.070 1.324.550 52.982
Langsir
Biaya
6. 897.995 35.920 876.225 35.049 927.185 37.087
timbangan
pengurus
7. 384.855 15.394 375.525 15.021 397.365 15.895
dan ATK
Tenaga
8. 2.030.800 81.232 2.260.200 90.408 2.629.200 105.168
Kerja
9. Pendapatan 12.793.436 511.737 11.477.443 459.098 11.907.405 476.296
Sumber: Olahan Data Primer (2019)

Berdasarkan penelitian di lapangan semua responden mengatakan pada bulan April


Tahun 2019 pendapatan yang mereka hasilkan dari program tersebut dapat menambah
pendapatan responden pada pekerjaan selain program. Adapun pendapatan yang
dihasilkan rata-rata anggota di Kelompok Tani Sukses Bersama kecuali pendapatan dari
Program Kelapa Sawit Rakyat bulan April tahun 2019 yaitu sebesar Rp.1.560.000.
Demikian pendapatan yang dihasilkan petani melalui program ini ternyata dapat
meningkatkan pendapatan petani perbulan, dapat kita ketahui bahwa rata-rata
pendapatan tanpa program bulan April sebesar Rp.1.560.000, sedangkan pendapatan yang
dihasilkan rata-rata perbulan dari program Kebun Kelapa Sawit Rakyat yakni sebesar
Rp.935.394 pada bulan April Tahun 2019. Jadi, dengan adanya program ini dapat
meningkatkan pendapatan petani sebesar 40 persen.
Pendapatan rata-rata di Kelompok Tani Sukses Bersama sebelum program yakni
Rp.1.504.000/bulan, sedangkan pendapatan anggota kelompok tani ketika mengikuti
program yakni Rp. 935.394. Jadi, dengan adanya program ini dapat meningkatkan
pendapatan petani sebesar 38 persen.

B. Aktivitas Lapangan Kerja


Aktivitas lapangan kerja yang disediakan oleh Kelompok Tani Sukses Bersama yakni
sebagai pengangkut kelapa sawit dari perkebunan sampai kerumah ketua kelompok tani,
pengangkut kelapa sawit dari rumah ketua kelompok tani sampai ke perusahaan,
penimbang kelapa sawit dan bekerja sebagai buruh tani. Sebelum mengikuti Program
Kebun Kelapa Sawit Rakyat, pekerjaan yang dilakukan yakni bekerja sebagai buruh tani,
baik didalam usatahani kelapa sawit maupun usahatani holtikultura dan lain sebagainya.
Adanya aktivitas lapangan pekerjaan yang disediakan anggota kelompok tani sukses
bersama bermanfaat bagi masyarakat yang tidak bergabung dalam program karena dapat
menambah pendapatan masyarakat yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat di Desa Zed.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 16
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

5. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, adapun kesimpulan dari rumusan masalah
dijelaskan sebagai berikut:
1. Bentuk pemberdayaan ekonomi petani melalui Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat
pada Kelompok Tani Sukses Bersama di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat
Kabupaten Bangka yaitu: berupa pengembangan pengetahuan dalam bentuk
sosialisasi calon petani pemilik lahan, pembinaan teknis perkebunan sawit dan
pembinaan Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan
(SKEBMK) serta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).
2. Dampak sosial ekonomi yang dirasakan Kelompok Tani Sukses Bersama memberikan
dampak positif pada Kelompok Tani Sukses Bersama, dampak sosial meliputi:
a. Dampak pendidikan adanya Program Kebun Kelapa Sawit Rakyat bagi Kelompok
Tani Sukses Bersama, yakni petani dapat menambah wawasan serta pengetahuan
tentang kelapa sawit.
b. Dampak proses sosial yang ada petani membuat program simpan pinjam untuk
Anggota Kelompok Tani Sukses Bersama.
c. Dampak gaya hidup kelompok Tani Sukses Bersama ketika bergabung dalam
program KKSR yakni biaya makan sehari-hari semakin bertambah karena
keinginan petani serta keluarga untuk makan lebih tinggi.

Sedangkan dampak ekonomi yang dirasakan oleh Kelompok Tani Sukses Bersama juga
memberikan dampak positif meliputi: pendapatan Tahun 2019 dengan pendapatan dari
program meningkat sebesar 40 persen. Pendapatan petani Tahun 2014 dengan pendapatan
dari program meningkat 38 persen. Sedangkan aktivitas lapangan kerja anggota kelompok
tani membuka upah kepada masyarakat di Desa Zed sebagai buruh tani, pengangkut
sawit, penimbang sawit dan sebagainya.

5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Kelompok Tani Sukses Bersama yakni harus saling membagi pengetahuan
kepada masyarakat agar masyarakat ikut lebih berdaya dan mandiri.
2. Bagi Pemerintah Daerah yaitu untuk memberikan pengetahun yakni pengetahuan
diluar komoditi kelapa sawit, sehingga petani dapat berusatani diluar komoditi
kelapa sawit.
3. Bagi Perusahaan yaitu untuk memberikan pelatihan yang lebih spesifik terkait
program agar petani lebih memahami mengenai komiditi dalam program ini.

Daftar Pustaka
Adi, I. R. (2012). Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ahmadi, A.(2001). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penerbit Swadaya.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 17
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

As’ad, M. (2002). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.


Bahtera, N. I., Arshadb, F. M., Sidiquec, S. F., Djamad, M., & Abu-Samahe, A. (2016). The
determinants of participation in empowerment programs in jambi province, indonesia. Asia
Pacific Journal of Advanced Business and Social Studies2, 2(2), 534-
550.https://apiar.org.au/journal-paper/the-determinants-of-participation-in-
empowerment-programs-in-jambi-province-indonesia/
Dicktus. (2013). “Definisi Dampak” diakses dari
http://scribd.Com//Search?Query=Definisi+Dampak, diakses pada 09 November
2018
Dinas PertanianKabupaten Bangka. (2015). Laporan Kebun Kelapa Sawit Rakyat. Sungailiat:
Dinas PertanianKabupaten Bangka.
Ferianti, I. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Meningkatkan Hasil Panen Padi
melalui Program Kelompok Tani. [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Gustiyana, H. (2004). Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.Jakarta: Salemba
Empat.
Hasyim, Hasman. (2003). Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani terhadap Program
Penyuluh Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan
Kamanto, S. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI
Kurnianto, B.T. (2017). Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Pengembangan Lingkar
Willis di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Tulungagung. Agribisnis Fakultas Pertanian.
Unita.
Kusnadi. H. (2003).Masalah, Kerjasama, Konflik dan Kinerja. Malang: Taroda.
Martodireso, S dan Widada, A.S. (2001). Terobosan Kemitraan Usaha Dalam Era Globalisasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Minor, M dan Mowen, J.C. (2002). Consumer Behaviour. Upper Saddle River. Prentice Hall. Inc
Mukhlis, F. Dkk. (2011). Analisis Respon Petani Terhadap Sosialisasi Rencana Pembangunan
Kebun Kelapa Sawit Pola Kemitraan Oleh PT. Kirana Sekernan Desa Lubuk Ruso Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari. Junal Penelitian Universitas Jambi. Seri Humanioran.
Volume 13 Nomor 1. Januari-Juli 2011. ISSN 0852-8340.
Peraturan Menteri Pertanian. Nomor :26/ Permentan/ OT.140/2/ 2007. Pedoman Perizinan
Usaha Perkebunan.
Prima, A. Dinamika Kelompok Tani. Diakses dari on.Blogspot.com, diakses pada tanggal 09
November 2019.
Pusluhtan. (2002). Dinamika Kelompok Tani. Jakarta: Bumi Aksara
Ritzer, G.,& Goodman, D. J. (2004).Teori Sosiologi Modren. Jakarta: Kencana.
Soekanto, S. (2013). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukiman,S. (2006).Pemberdayaan Kelompok Tani Ngudi Makmur Oleh LSM Yayasan
Pengembangan Ekonomi Rakyat Indonesia (LSM Yaperindo) Jangkaran Kecamatan Temon
Kabupaten Kulonprogo. Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
Sulistiyani, T. T. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.Yogyakarta: Gava Media.
Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa
Pasar.Cetakan Keempat.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Umar, H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 18
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI
KABUPATEN BANGKA

Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian.Jakarta:
Salemba Humanika.

DOI: 10.33019/jia.v2i1.1121 19

You might also like