Ikbal Ramadhan PKN
Ikbal Ramadhan PKN
Ikbal Ramadhan PKN
MATA KULIAH :
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : Ikbal Ramadhan
NIM : 044587309
Salam sukses.
Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun
dari segi penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan
jumlah lebih dari 17.000 yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia
mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan dengan bergulirnya
era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat
tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut
disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih
banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan
disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.
JAWABAN
Faktor - Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah indonesia
diantaranya ditetapan UU No 22/1999 dan UU No 25/1999 yang ditindak lanjuti
dengan diundang - undangkannya UU No 25/2000 tentang pembangunan nasional
(propenas) tahun 2000-2004. yang berarti mengisyaratkan adanya 4 pilar yang
mendukung pelaksanaan otonomi daera dan desentralisai fisikal, yaitu:
a. Kapasitas aparat daerah
b. Kapasitas keuangan daerah
c. Kapasitas kelembagaan daerah
d. Kapasitas lembaga nonpemerintah daerah
dan secara umum, Faktor - faktor yang menentukan dan mempengaruhi keberhasilan
pelaksanan otonomi daerah di Indonesia, antara lain yaitu (kaho,2002:60)
1. faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaran
otonomi daerah.
2. faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintah daerah
3. faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintah daerah
4. faktor organisasi dan manajemen yang merupakan sarana untuk melakukan
penyelenggaraan pemerintah daerah secara baik, efisien, dan efektif.
Dari faktor - fakto diatas faktor mengelola keuanganlah yang sangat mendukung
keberhasilan otonomi daerah di Indonesia Dengan kata lain, salah satu ciri dari daerah
otonom terletak pada kemampuan self supporting-nya dalam bidang keuangan,
termasuk di dalamnya adalah kemampuan daerah dalam menggali sumber-sumber
keuangan dengan baik dan menggunakannya secara tepat dan benar.
Daerah harus mempunyai sumber- sumber keuangan yang memadai untuk membiayai
penyelenggaran otonominya.
Di Sumatera Barat sumber-sumber pembiayaan yang memadai, yang secara umum
berasal dari: (i) investasi pemerintah pusat melalui
kegiatan/dana sektoral; (ii) investasi pemerintah daerah, baik dari propinsi maupun
dari kabupaten/kota; serta (iii) investasi dari sektor swasta, baik oleh masyarakat
maupun oleh dunia usaha (Mulyanto,
2002:5-7).
Dari pengakuan diatas dapat kita simpulkan kembali bahwa investasi juga merupakan
satu komponen yang penting dalam meningkatkan
Sumber
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Haris, Syamsuddin. 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Press
Kaho, Josef Riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.
Jakarta: Rajawali Press
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam
melaksanakan otonomi daerah di Indonesia!
JAWABAN
Keinginan Politik atau Political Will: Keinginan politik yang tidak seragam dari
pemerintah daerah untuk menata kembali hubungan kekuasaan pusat dan daerah.
Perubahan perilaku elit lokal: elit lokal mengalami perubahan perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah karena pengaruh kekuasaan yang dimilikinya.
Seperti kasus yang terjadi dilampung tengah sana yang temasuk ke dalam faktor
penghambat otonomi daerah yaitu :
a. rendahnya skill (keahlian) sumber daya aparatur,
dizaman yang seba moderen ini seseorang pegawai pemerintahan diharuskan atau
dituntut memiliki skill untuk peningkatan kualitas pelaynan kepada masyarakat secara
efektif dan eefisien dan dizaman ini masyarakat membutuhkan informasi yang cepat
dan tepat tanpa harus menunggu proses yang lama.
Dengan hal ini pegawai pemerintahan daerah pasca otonomi daerah, tidak sepenuhnya
berjalan tidak sesui dengan yang diharapkan. Pada penyelenggaraanyya masih banyak
aperatur pemerintahan yang kurang memahi tugas dan tanggung jawabnnya. Mengapa
demikian karena pada saat proses perekrutannya masih ada unsur spoil system. Spoil
system sendiri adalah sistem seleksi pegawai yang di dasarkan pada pertimbangan -
petimbangan emosional pada selektornya, contoh seperti masih memndang fakot
kekeluargaan, ataupun sisi gender. Yang sehausnya pada saat perekrutan pegawai
menggunakan dasar merit system dimana pada saat penerimaan memandang
berdasarkan, keahlian fomal, pengalaman kerja, inovai dan kreatif pada calon pegawai.
Keahlian yang tidak memadai akan menjadi faktor penghambt pada keberhasilan
otonomi daerah.
b . Rendahnya mentalitas sumberdaya aperaturr,
pelajaran moral perlu menjadi prioritas dalam setip jenjang pendidikan, agar
membentuk manusia yng mempunyai optimisme, kejujurn dan tanggung jawab
pribadi untuk daerahnya dalam pembangunan bangsa kedepannya. Pemerintah daerah
masih dihadapkan pada rendahnya mentalitas sumber daya aparatur pemerintahan
yang seharusnya dimiliki, yang secara tidak langsung menyebabkan munculnya
penyakit birokrasi yng secara umum telah menjangkit semua sistem tataran pemeintah
seperti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
rendahnya mentalitas pegawai tersebut disebabkan kena kurangnya perhatian dan
kmitmen pemeintah daerah terhadap profesionalisme aparatur negara, dampaknya
sebagain profesionalisme aparatur negara, dampaknya sebgian aparatur publik
memanfaatkan setip jabatan dan kebijaksanaan yang ada bagi kepentingan diri dan
kelompoknya.
c . seringnya tejadi perubahan aturan kepagawaian dan organisasi pemerintahan
daerah
dalam salah satu penulis pada salah satu pemerintah daerah di propinsi lampung,
diketahui bahwa masih banyak peraturan perundang - undangan yang tida sesuai
dengan perkembangan keadaan tututan pembangunan, sering kali menyebabkan tidak
konsistennya peraturan dengan tujuan yang menyebabkan tidak konsistennya perturan
dengan tujuan yang ditetapkan, akibatnya menjadikan pelayanan publik tidak sesuai
dengan tujuan dan harapan didaerah tersebut.
Sumber
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah
sejak disahkan UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah
banyak yang dicapai, namun amsih banyak hal yang belum bisa ditangani
terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan otonomi
daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya
kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala
daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi
dari masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan
terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan
tersebut juga diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja
kecil di daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah
sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk membangun
daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat.
Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai
masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!
JAWABAN
Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance!
JAWABAN
Sumber :
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
http: // rochem.wordpress.com/category/makalah/makalah-sosial
http: //blog.ub.ac.id/catatanlinda/2012/04/22