1705 4533 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal TARLIM Vol. 1 No.

2 September 2018

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TAJWID


DI SMP TAHFIDZ AL-AMIEN

Abdul Hamid Bakir


Dosen Program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyan Jember
Email: [email protected]

Abstract

Subject Tajweed is the basic science to learn how to read the Qur'an in both
good and true, is also a prerequisite for junior high students Tahfidz Al-
Amien before starting the program memorize the Quran. Realization of
these goals require recitation of subjects learning resources that support the
learning process. Based on the results of preliminary studies in the field
through observation and interviews found that the majority of junior high
school students in grade VII Tahfidz Al-Amien had difficulty in learning
Tajweed with a variety of different reasons including: the difficulty
distinguishing between a legal reading by reading other law, the difficulty in
pronunciation hijaiyah letter and the application of the rules of tajweed in
reading the Qur'an, and the lack of teaching materials used in the
presentation of examples, explanations, and practice questions. Another
problem lies in the learning process is emphasized only on the ability of
students to memorize rules and examples without being to understand the
concept of the examples and rules. So what happened next is when the
learning activities students completed only good in theory but weak in
application. One alternative to solve these problems is to design and develop
instructional materials. The research objective of this development was to
produce a package of teaching materials tajwid subjects designed and
developed according to the characteristics and learning needs of junior high
school students in grade VII Tahfidz Al-Amien. The model used in
developing these materials is Dick & Carey model. The reason for Dick &
Carey model is based on the premise that this model: 1) use a systems
approach to complete the steps. 2) has four characteristics that should be
owned in the development of learning, namely: refers to the goal, there is
harmony with the objective, systematic, and based on the evaluation.

Keywords: Development, Teaching Materials, Dick & Carey model

PENDAHULUAN hidup dan sumber hukum, tentunya


diharapkan bagi segenap muslim untuk
Al-Qur’an bagi umat Islam selain selalu melandaskan setiap tindakan atau
sebagai kitab suci, merupakan pedoman perbuatannya berdasarkan Al-Qur’an.
hidup dan sumber hukum dalam menjalani Untuk dapat mengetahui secara pasti
kehidupan di dunia. Sebagai pedoman tentang apa yang terkandung di dalamnya,

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 109


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
setiap muslim dituntut untuk selalu Pembelajaran membaca Al-Qur’an yang
membaca, mempelajari, dan menela’ah diselenggarakan di surau-surau, mushalla,
ayat-ayat yang tertulis di dalamnya. Hal masjid, dan TPA (Taman Pendidikan Al-
ini bukanlah hal yang mudah karena untuk Qur’an) bagi pemula hanya fokus pada
dapat memiliki kemampuan tersebut kemampuan membaca tulisan Al-Qur’an
diperlukan kecakapan khusus dan waktu dan bentuk-bentuk huruf hijaiyah saja.
yang relatif lama untuk dapat mempelajari Adapun pelaksanaan di lembaga-lembaga
dan menguasai cara membacanya. pendidikan Islam formal seperti Madrasah
Sebagaimana kita maklumi, Al- Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (MD),
Qur’an diturunkan kepada kaum muslim pelajaran Tajwid merupakan kurikulum
dalam bahasa Arab. Karena itu, bagi kita wajib yang harus diajarkan kepada para
masyarakat Indonesia yang notabene siswanya, lebih-lebih di kalangan
berbahasa Indonesia dalam kehidupan pesantren, karena lembaga-lembaga
sehari-hari, untuk dapat membacanya pendidikan Islam tersebut memang secara
dengan baik dan benar diperlukan khusus mengkaji tentang ilmu-ilmu
pengetahuan khusus dalam membaca keislaman, termasuk di dalamnya ilmu Al-
tulisan Arab. Pengetahuan khusus yang Qur’an dan Tajwid sebagai bagian dari
harus dipelajari oleh kaum muslimin kajian ilmu Al-Qur’an.
untuk dapat membacanya secara sempurna Berdasarkan observasi awal yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam dilaksanakan di SMP Tahfidz Al-Qur’an
hukum membaca Al-Qur’an adalah ilmu Al-Amien, sebagian besar siswa SMP
Tajwid. Tahfidz Al-Qur’an Al-Amien mengatakan
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang kesulitan dalam mempelajari pelajaran
dipergunakan untuk mengetahui tempat Tajwid. Alasan mereka kesulitan dalam
keluarnya huruf (makhorijul huruf), sifat- mempelajari Tajwid adalah terletak pada
sifat huruf, dan bacaan-bacaan Al-Qur’an bahan ajar, karena pada bahan ajar yang
(Misbahul Munir, 2005: 141). Secara digunakan kurang banyak dalam
umum, hukum mempelajari ilmu Tajwid menyajikan contoh bacaan, penjelasannya
adalah Fardlu Kifayah atau merupakan kurang, dan minim soal latihan.
kewajiban kolektif. Artinya, mempelajari Sedangkan bahan ajar merupakan unsur
ilmu Tajwid secara mendalam tidak inti yang ada dalam kegiatan belajar
diharuskan bagi setiap kaum muslimin, mengajar, karena bahan ajar itulah yang
tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa.
saja. Adapun hukum membaca Al-Qur’an Fathurrohman dan Sutikno (2007:14)
dengan menggunakan aturan Tajwid mengemukakan bahwa bahan ajar/materi
adalah Fardlu ‘Ain atau merupakan ajar merupakan medium untuk mencapai
kewajiban pribadi (Moh. Wahyudi, 2008: tujuan pengajaran yang ‘dikonsumsi’ oleh
6). peserta didik.
Untuk melaksanakan perintah Di sisi lain, bahan ajar yang
agama di atas, dilaksanakanlah tersedia selama ini kurang menarik minat
pembelajaran membaca Al-Qur’an. Dalam siswa untuk membaca, karena bahan ajar
pelaksanaannya terdapat variasi-variasi. yang ada hanya berisikan materi-materi

110 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120
Jurnal TARLIM Vol. 1 No. 2 September 2018

baku yang dikemas tanpa menggunakan tujuan, b. terdapat keserasian dengan


sentuhan-sentuhan teknologi multimedia, tujuan, 3. sistematik, berpedoman pada
khususnya multimedia interaktif. evaluasi (Miarso, 1987). 3) Model Dick &
Kebanyakan bahan ajar yang tersedia Carey bersifat prosedural dengan langkah-
hanya berisi materi-materi yang ditulis langkah yang jelas dan berurutan. 4)
dengan teks tanpa disertai dengan polesan Model Dick & Carey dapat digunakan
desain grafis dan variasi ilustrasi yang untuk pengembangan bahan ajar pada
menarik. peningkatan ranah informasi verbal,
keterampilan intelektual, psikomotor, dan
METODE PENELITIAN sikap. 5) Mata pelajaran Tajwid
PENGEMBANGAN merupakan mata pelajaran yang bersifat
berjenjang dan berurutan. Hal ini sesuai
Dalam mengembangkan bahan dengan salah satu karakteristik dari model
ajar Tajwid, model pengembangan yang Dick & Carey.
dipakai adalah model Dick, Carey & Adapun langkah-langkah
Carey dengan beberapa penyesuaian. pengembangan model Dick & Carey
Model ini merupakan salah satu model adalah sebagai berikut:
rancangan pembelajaran yang 1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
berpendekatan sistem yang memandang umum. Tujuan pembelajaran umum
bahwa pembelajaran adalah suatu merupaka pernyataan umum tentang
himpunan dari bagian-bagian yang saling hasil pengarahan yang diinginkan
terhubung yang semuanya bekerja (Degeng, 1989). Sasaran tujuan ini
bersama-sama menuju tujuan yang telah mengacu pada keseluruhan isi bidang
ditetapkan. Agar sebuah pembelajaran studi yang disampaikan dalam
dapat berjalan secara efektif, kontribusi kegiatan pembelajaran.
setiap komponen harus ditetapkan, dinilai, 2. Melakukan analisis pembelajaran.
dan direvisi untuk mencapai suatu hasil Langkah ini dimaksudkan untuk
yang optimal. Maka efektifitas pendekatan mengidentifikasi keterampilan yang
ini terletak pada kecermatan dalam dibutuhkan untuk mencapai tujuan
menganalisis komponen-komponen umum. Di sini setiap rumusan tujuan
pembelajaran yang ada dalam sistem. umum dianalisis sesuai dengan
Beberapa pertimbangan yang karakteristik domain belajar, yaitu
melatarbelakangi penggunaan model informasi verbal, keterampilan
Dick, Carey & Carey adalah: 1) Model intelektual, keterampilan psikomotor,
Dick & Carey menggunakan pendekatan dan sikap.
sistem dengan langkah-langkah yang 3. Mengidentifikasi kemampuan awal
lengkap dan dapat digunakan untuk dan karakteristik siswa. Langkah ini
pembelajaran secara klasikal atau dimaksudkan untuk mengetahui
individual. 2) Model Dick & Carey kemampuan awal yang telah dimiliki
memenuhi empat karakteristik yang harus oleh siswa dan keragaman karakter
dimiliki dalam pengembangan belajar mereka. Identifikasi
pembelajaran yaitu: a. mengacu pada kemampuan awal dan karakteristik

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 111


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
belajar siswa bisa diperoleh melalui d. Postest. Adalah tes acuan patokan
tes kompetensi dan pengamatan. yang mencakup seluruh tujuan
4. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran. Tes ini dilaksanakan
pembelajaran. Langkah ini pada akhir pembelajaran. Tujuan
dimaksudkan untuk menetapkan dilaksanakannya postest adalah
tujuan khusus pembelajaran untuk mengidentifikasi bagian-
berdasarkan analisis tujuan umum dan bagian dari pengajaran yang tidak
pernyataan tentang kemampuan awal berjalan.
dan karakteristik peserta didik. Dick & 6. Mengembangkan Strategi
Carey (1990) menyatakan bahwa Pembelajaran. Strategi pembelajaran
tujuan pembelajaran khusus merupakan cara bagaimana
merupakan uraian terperinci tentang pembelajaran disampaikan kepada
apa yang dapat dilakukan siswa pada siswa (Dick, Carey & Carey, 2001).
akhir kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini senada dengan apa yang
5. Mengembangkan perangkat penilaian. disampaikan oleh degeng bahwa
Langkah ini dimaksudkan untuk dapat strategi pembelajaran merupaka
mengembangkan butir-butir acuan penataan cara-cara pembelajaran
penilaian. Kriteria penilaian adalah sehingga terwujud suatu urutan
alat penilaian yang dirancang untuk langkah prosedural yang dapat
mengukur unjuk kerja (performance) digunakan untuk mencapai hasil yang
yang diharapkan dapat dicapai dalam diinginkan (Degeng, 1997). Pada
tujuan khusus pembelajaran. Menurut tahapan ini ada lima komponen yang
Dick & Carey (1990) terdapat 4 jenis harus diperhatikan yaitu:
tes acuan patokan yaitu: a. Kegiatan pra-pembelajaran, seperti
a. Entry Behavior Test. Tes ini memberikan motivasi,
diterapkan dalam kegiatan memberikan informasi tentang
pembelajaran dengan tujuan untuk keterampilan prasyarat, dan
mengukur keterampilan yang memberikan informasi tentang
dimiliki siswa pada tingkat durasi waktu setiap pokok
permulaan pembelajaran. bahasan.
b. Pretest. Adalah tes acuan patokan b. Penyajian informasi, yaitu
yang berguna untuk mengenali menetapakan informasi, konsep,
profil pembelajaran sehubungan atauran atau prinsip yang perlu
dengan analisis pembelajaran, dan disampaikan kepada siswa.
bukan untuk menentukann c. Partisipasi peserta didik, yaitu
perolehan nilai akhir. menetapkan kegiatan apa yang
c. Embeded Test. Adalah tes acuan bisa melibatkan partisipasi siswa
patokan yang dilakukan dengan dalam pembelajaran.
cara menyisipkan tes ke dalam d. Tes dan penilaian
bahan ajar. Tes ini dilaksanakan e. Kegiatan tindak lanjut
pada saat pembelajaran sedang 7. Mengembangkan dan memilih materi
berlangsung. pembelajaran. Langkah ini

112 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120
Jurnal TARLIM Vol. 1 No. 2 September 2018

dimaksudkan untuk menyeleksi dan revisi produk. Evaluasi formatif


menghasilkan materi pembelajaran. meliputi: 1) uji ahli, yakni ahli isi, ahli
Pengembangan dan pemilihan bahan media, dan ahli desain, 2) uji
pembelajaran dilakukan berdasarkan perseorangan, 3) uji kelompok kecil,
tujuan pembelajaran. Pengembangan 4) uji kelompok besar.
materi pembelajaran berdasarkan pada 9. Melakukan revisi pembelajaran. Pada
hasil kegiatan yang telah dilakukan tahapan ini, data yang telah diperoleh
pada beberapa tahapan sebelumnya. dari evaluasi formatif kemudian
8. Merancang dan melakukan evaluasi dianalisis dan diinterpretasikan untuk
formatif. Penilaian formatif bertujuan mengetahui permasalahan dan
untuk mengumpulkan data tentang kesulitan yang dialami oleh siswa
efektifitas dan efisiensi produk yang dalam mencapai tujuan pembelajaran.
telah dihasilkan. Data yang telah Data tersebut kemudian dijadikan
diperoleh kemudian digunakan acuan dalam merevisi produk yang
sebagai patokan untuk melakukan telah dihasilkan sebelumnya.

Gambar
Langkah-langkah Pengembangan model Dick & Carey

1 4 5 6 7 8

HASIL PENELITIAN DAN Al-Amien Prenduan, dan pengurus


PEMBAHASAN Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an
(LPTQ) Kabupaten Sumenep. Beliau
Uji Ahli Isi/Materi Mata Pelajaran memperoleh gelar Lc.Q bidang Tafsir dan
Produk pengembangan ini berupa Qiraat (sab’ah dan ‘asyaroh) dari Islamic
bahan ajar Tajwid. Untuk validasi University Madinah Munawwarah (IUM)
terhadap produk pengembangan ini, pada tahun 1995, dan memperoleh gelar
khususnya yang berkaitan dengan isi M.Th.I dari IAIN Sunan Ampel Surabaya
materi, pengembang percayakan kepada: pada tahun 2011. Saat ini beliau seringkali
K.H. Abdullah A. Zaini, Lc.Q., M.Th.I, dipercaya untuk menjadi Juri dan
merupakan ketua Guru Master (GM) Al- pembimbing Musabaqah Tilawatil Qur’an
Qur’an wa Ulumuhu di Pondok Pesantren (MTQ) dan Musabaqah Hifdhil Qur’an

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 113


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
(MHQ) di tingkat regional maupun
nasional. Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkan penilaian dari ahli secara keseluruhan, maka dapat diperoleh
isi/materi mata pelajaran, maka prosentase hasil bahwa ahli isi/materi memberikan
hasil penilaian/tanggapan ahli isi/materi jawaban mayoritas pada opsi jawaban
terhadap bahan ajar Mata Pelajaran nomor 5 (sangat memadai/sangat baik)
Tajwid adalah sebagai berikut: yaitu sebanyak 18, maka perhitungannnya
1. Jumlah pilihan jawaban opsi 4 adalah 18:23x100%=78%. Selanjutnya,
sebanyak 5 dari 23 item, maka jika hasil prosentase ini dicocokkan
perhitungannya adalah dengan tabel konversi perhitungan
5:23x100%=22% prosentase, maka hasil perhitungan
2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5 tersebut dalam kategori BAIK, sehingga
sebanyak 18 dari 23 item, maka secara umum, isi atau materi bahan ajar
perhitungannya adalah Mata Pelajaran Tajwid tersebut layak
18:23x100%=78% digunakan dan tidak perlu direvisi.

Tabel
Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan


90 % - 100 % Sangat Baik Tidak perlu direvisi
75 % - 89 % Baik Tidak perlu direvisi
65 % - 74 % Cukup Perlu direvisi
55 % - 64 % Kurang Perlu direvisi
0 – 54 % Sangat Kurang Perlu direvisi

Uji Ahli Desain 1. Jumlah pilihan jawaban opsi 3


Untuk validasi terhadap produk sebanyak 4 dari 37 item, maka
pengembangan ini, khususnya yang perhitungannya adalah
berkaitan dengan desain pembelajaran, 4:37x100%=11%
pengembang percayakan kepada: Dr. H. 2. Jumlah pilihan jawaban opsi 4
Sulthon, M.Pd, beliau adalah seorang sebanyak 28 dari 37 item, maka
teknolog pembelajaran, konsultan perhitungannya adalah
pendidikan, direktur BPLP, dan juga 28:37x100%=75,5%
dosen pascasarjana di Universitas Negeri 3. Jumlah pilihan jawaban opsi 5
Malang. sebanyak 5 dari 37 item, maka
Berdasarkan penilaian dari ahli perhitungannya adalah
desain pembelajaran, maka prosentase 5:37x100%=13,5%
hasil penilaian/tanggapan ahli desain Berdasarkan hasil perhitungan
pembelajaran adalah sebagai berikut: secara keseluruhan, maka dapat diperoleh
hasil bahwa ahli desain pembelajaran

114 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120
Jurnal TARLIM Vol. 1 No. 2 September 2018

memberikan jawaban mayoritas pada opsi tabel konversi perhitungan prosentase,


jawaban nomor 4 (memadai/baik) yaitu maka hasil perhitungan tersebut dalam
sebanyak 28, maka perhitungannnya kategori BAIK, sehingga secara umum,
adalah 28:37x100%=75,5%. Selanjutnya, bahan ajar sebagai media pembelajaran
jika hasil prosentase ini dicocokkan Mata Pelajaran Tajwid tersebut layak
dengan tabel konversi perhitungan digunakan dan tidak perlu direvisi.
prosentase, maka hasil perhitungan
tersebut dalam kategori BAIK, sehingga Uji Coba Perorangan
secara umum, desain bahan ajar Mata Hasil pengembangan berdasarkan
Pelajaran Tajwid tersebut layak digunakan masukan dari ahli isi/materi, ahli desain
dan tidak perlu direvisi. pembelajaran, dan ahli media
pembelajaran, kemudian diuji cobakan
Uji Ahli Media pada 1 orang siswa yang bernama
Untuk validasi terhadap produk Syukron Maksudi kelas VII D
pengembangan ini, khususnya yang berdasarkan masukan dari guru mata
berkaitan dengan media pembelajaran, pelajaran Tajwid dan rekomendasi dari
pengembang percayakan kepada: Henry wali kelas. Adapun Prosedur uji coba
Praherdhiono, M.Pd, beliau adalah perorangan sebagaimana berikut:
seorang teknolog pembelajaran, konsultan 1. Pengembang berkonsultasi dengan
pendidikan, dan juga dosen Pascasarjana guru mata pelajaran Tajwid untuk
di Universitas Negeri Malang. menentukan siswa yang dipilih
Berdasarkan penilaian dari ahli sebagai subjek uji coba produk bahan
media pembelajaran, maka prosentase ajar secara perorangan.
hasil penilaian/tanggapan ahli desain 2. Guru mata pelajaran mengusulkan
pembelajaran adalah sebagai berikut: beberapa nama yang tidak begitu
1. Jumlah pilihan jawaban opsi 4 menonjol dalam mata pelajaran
sebanyak 7 dari 40 item, maka Tajwid.
perhitungannya adalah 3. Setelah mendapatkan beberapa nama
7:40x100%=17,5% berdasarkan usulan guru mata
2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5 pelajaran, pengembang kemudian
sebanyak 33 dari 40 item, maka berkonsultasi dengan wali kelas
perhitungannya adalah masing-masing siswa.
33:40x100%=82,5% 4. Kemudian, dari beberapa nama
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut muncul nama Syukron
secara keseluruhan, maka dapat diperoleh Maksudi kelas VII D.
hasil bahwa ahli media pembelajaran 5. Selanjutnya pengembang memberikan
memberikan jawaban mayoritas pada opsi angket dan bahan ajar untuk dikaji,
jawaban nomor 5 (sangat memadai/sangat dianalisis dan diberikan komentar
baik) yaitu sebanyak 33, maka seperlunya.
perhitungannnya adalah Berdasarkan hasil dari uji coba
33:40x100%=82,5%. Selanjutnya, jika perorangan, maka prosentase hasil
hasil prosentase ini dicocokkan dengan

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 115


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
penilaian/tanggapan perorangan adalah prestasi akademik, yaitu 2 orang siswa
sebagai berikut: peringkat atas dan 2 orang siswa
1. Jumlah pilihan jawaban opsi 3 peringkat bawah.
sebanyak 5 dari 20 item, maka 3. Setelah mendapatkan beberapa nama
perhitungannya adalah berdasarkan usulan guru mata
5:20x100%=25% pelajaran, pengembang kemudian
2. Jumlah pilihan jawaban opsi 4 berkonsultasi dengan wali kelas
sebanyak 15 dari 20 item, maka masing-masing siswa.
perhitungannya adalah 4. Kemudian, pengembang menentukan
15:20x100%=75% pilihan responden masing-masing kelas
Berdasarkan hasil perhitungan diwakili oleh satu siswa mulai dari
secara keseluruhan, maka dapat diperoleh kelas VII A – VII D.
hasil bahwa uji coba perorangan 5. Berikutnya pengembang
memberikan jawaban mayoritas pada opsi mengumpulkan siswa yang terpilih dan
jawaban nomor 4 (memadai/baik) yaitu memberikan pengarahan bagaimana
sebanyak 15, maka perhitungannya adalah cara mengisi angket yang telah
15:20x100%=75%. Selanjutnya, jika hasil disediakan.
prosentase ini dicocokkan dengan tabel 6. Selanjutnya pengembang memberikan
konversi perhitungan prosentase, maka angket dan bahan ajar untuk dikaji,
hasil perhitungan tersebut dalam kategori dianalisis dan diberikan komentar
BAIK, sehingga secara umum, produk seperlunya.
bahan ajar mata pelajaran Tajwid layak Berdasarkan hasil dari uji coba
digunakan dan tidak perlu direvisi. kelompok kecil, maka prosentase hasil
penilaian/tanggapan kelompok kecil
Uji Coba Kelompok Kecil adalah sebagai berikut:
Hasil pengembangan berdasarkan a. Responden 1
masukan dari responden, siswa kelas VII 1. Jumlah pilihan jawaban opsi 4
D sebagai subjek uji coba perorangan, sebanyak 15 dari 20 item, maka
kemudian diuji cobakan dalam kelompok perhitungannya adalah
kecil yang terdiri dari 4 orang siswa 15:20x100%=75%
mewakili masing-masing kelas 2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5
berdasarkan masukan dari guru mata sebanyak 5 dari 20 item, maka
pelajaran Tajwid dan rekomendasi dari perhitungannya adalah
wali kelas. Adapun Prosedur uji coba 5:20x100%=25%
kelompok kecil sebagaimana berikut: b. Responden 2
1. Pengembang berkonsultasi dengan 1. Jumlah pilihan jawaban opsi 4
guru mata pelajaran Tajwid untuk sebanyak 5 dari 20 item, maka
menentukan siswa-siswa yang dipilih perhitungannya adalah
sebagai subjek uji coba produk bahan 5:20x100%=25%
ajar dalam kelompok kecil. 2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5
2. Guru mata pelajaran mengusulkan sebanyak 15 dari 20 item, maka
beberapa nama secara acak berdasarkan

116 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120
Jurnal TARLIM Vol. 1 No. 2 September 2018

perhitungannya adalah sebanyak 16, maka perhitungannya


15:20x100%=75% adalah 16:20x100%=80%.
c. Responden 3 Selanjutnya, hasil rata-rata prosentase
1. Jumlah pilihan jawaban opsi 3 tanggapan responden adalah
sebanyak 1 dari 20 item, maka 75%+75%+95%+80%:4=81,25%.
perhitungannya adalah Kemudian, hasil tersebut apabila
1:20x100%=5% dicocokkan dengan tabel konversi
2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5 perhitungan prosentase, maka hasil
sebanyak 19 dari 20 item, maka perhitungan tersebut dalam kategori
perhitungannya adalah BAIK, sehingga secara umum,
19:20x100%=95% produk bahan ajar mata pelajaran
d. Responden 4 Tajwid layak digunakan dan tidak
1. Jumlah pilihan jawaban opsi 4 perlu direvisi.
sebanyak 4 dari 20 item, maka
perhitungannya adalah Uji Coba Lapangan
4:20x100%=20% Berdasarkan saran dan masukan
2. Jumlah pilihan jawaban opsi 5 siswa dalam uji coba kelompok kecil
sebanyak 16 dari 20 item, maka selanjutnya selanjutnya diuji cobakan
perhitungannya adalah pada 26 siswa (uji coba lapangan). Siswa
16:20x100%=80% yang dijadikan responden uji coba
Berdasarkan hasil perhitungan lapangan adalah perwakilan dari masing-
secara keseluruhan, maka dapat diperoleh masing kelas. Setiap kelas diwakili oleh 5
hasil bahwa uji coba kelompok kecil, orang siswa dengan klasifikasi prestasi
sebagi berikut : akademik, 2 orang siswa pada peringkat
1. Responden 1 memberikan jawaban atas, 1 orang siswa pada peringkat
mayoritas pada opsi jawaban nomor 4 sedang/menengah, dan 2 orang siswa pada
(memadai/baik) yaitu sebanyak 15, peringkat bawah. Hal ini dimaksudkan
maka perhitungannya adalah agar hasil uji coba nantinya benar-benar
15:20x100%=75%. bisa mewakili masing-masing tingkat
2. Responden 2 memberikan jawaban kemampuan intelektual di masing-masing
mayoritas pada opsi jawaban nomor 5 kelas. Uji coba lapangan ini dilaksanakan
(sangat memadai/sangat baik) yaitu oleh pengembang dan didampingi oleh
sebanyak 15, maka perhitungannya guru mata pelajaran dan wali kelas.
adalah 15:20x100%=75%. Adapun Prosedur uji coba lapangan
3. Responden 3 memberikan jawaban sebagaimana berikut:
mayoritas pada opsi jawaban nomor 5 1. Pengembang berkonsultasi dengan
(sangat memadai/sangat baik) yaitu guru mata pelajaran Tajwid untuk
sebanyak 19, maka perhitungannya menentukan siswa yang dipilih sebagai
adalah 19:20x100%=95%. subjek uji coba produk bahan ajar
4. Responden 4 memberikan jawaban dalam kelompok kecil.
mayoritas pada opsi jawaban nomor 5 2. Guru mata pelajaran mengusulkan
(sangat memadai/sangat baik) yaitu beberapa nama secara acak berdasarkan

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 117


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
prestasi akademik, yaitu 2 orang siswa KESIMPULAN
peringkat atas, 1 orang peringkat
sedang/menengah dan 2 orang siswa Berdasarkan hasil uji coba yang
peringkat bawah dari masing-masing telah dilakukan, keberadaan produk
kelas. pengembangan mendapatkan respon yang
3. Setelah mendapatkan beberapa nama positif dari siswa. Hal ini dapat dibuktikan
berdasarkan usulan guru mata dari hasil angket yang disebarkan kepada
pelajaran, pengembang kemudian siswa pada saat uji coba lapangan. Sebesar
berkonsultasi dengan wali kelas 76.75% siswa menyatakan bahwa
masing-masing siswa. keberadaan produk pengembangan
4. Berikutnya pengembang memudahkan dalam memahami mata
mengumpulkan siswa yang terpilih dan pelajaran tajwid. Dengan demikian, dapat
memberikan pengarahan bagaimana dikatakan bahwa produk pengembangan
cara mengisi angket yang telah ini layak dipergunakan sebagai salah satu
disediakan. sumber belajar mata pelajaran tajwid bagi
5. Selanjutnya pengembang memberikan siswa kelas VII semester I SMP Tahfidz
angket dan bahan ajar untuk dikaji, di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan
dianalisis dan diberikan komentar Sumenep Madura.
seperlunya. Produk bahan ajar diperuntukkan
Berdasarkan hasil dari uji coba siswa kelas VII SMP Tahfidz Al-Amien
lapangan yang dilakukan terhadap Prenduan, dan disesuaikan dengan
responden/subjek uji coba sebanyak 20 karakteristiknya. Ini bukan berarti
siswa, maka prosentase hasil menutup kemungkinan untuk
penilaian/tanggapan uji coba lapangan dipergunakan di kelas lain maupun di
adalah 76.75%, hasil tersebut diperoleh lembaga lain, akan tetapi perlu
dari jumlah prosentase keseluruhan hasil disesuaikan dengan kebutuhan dan
tanggapan responden. Jika hasil tersebut karakteristik siswa setempat, hal ini
dicocokkan dengan tabel konversi diperlukan agar pencapaian hasil belajar
perhitungan prosentase, maka hasil yang diinginkan bisa maksimal
perhitungan tersebut dalam kategori
BAIK, sehingga secara umum, produk DAFTAR PUSTAKA
bahan ajar mata pelajaran Tajwid layak
digunakan dan tidak perlu direvisi. Al-Majidi, Abdussalam Muqbil. (2008).
Bagaimana Rasulullah
Data yang diperoleh dari hasil uji
Mengajarkan Al-Qur’an Kepada
coba lapangan menunjukkan bahwa bahan Para Sahabat?, Terjemahan Muh.
ajar mata pelajaran Tajwid baik dari segi Hidayat. Jakarta: PT. Darul Falah.
materi, desain pesan maupun desain teks, Al-Qaththan, Syaikh Manna’. (2006).
dan media yang dikembangkan dapat Mabahits fi ‘Ulumul Qur’an.
dikatakan sudah layak, baik, tepat, sesuai, Terjemahan Ainiur Rafiq El-
memadai, dan menarik. Mazni. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.

118 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120
Jurnal TARLIM Vol. 1 No. 2 September 2018

Arsyad, Azhar. (2007). Media Izzuddin, Muhammad. (2009).


Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an
Grafindo Persada. Metode Tartil 12 Jam, Solo: As-
Degeng, I. N. S. (1989). Ilmu Pengajaran: Salam.
Taksonomi Variabel, Jakarta: Januszewski, Alan & Molenda, M. (2007).
Depdikbud, Direktorat Jenderal Educational Technology, London:
Pendidikan Tinggi Proyek Lawrence Erlbaum Associates.
Pengembangan Lembaga Kementerian Pendidikan Naional
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Universitas Negeri Malang.
Degeng, I. N. S. (1990). Desain (2010). Pedoman Penulisan Karya
Pembelajaran: Teori dan Praktek, Ilmiah. Malang: Universitan
Proyek Penulisan Buku Teks: PPS Negeri Malang.
IKIP Malang. Mbulu, Joseph & Suhartono. 2004.
____________ (1997). Strategi Pengembangan Bahan Ajar,
Pembelajaran: Mengorganisasi Isi Malang: Elang Mas.
dengan Model Elaborasi. Malang: Miarso, Yusufhadi. (1987). Penelitian
IKIP Malang dan IPTPI. Instructional, Survey Model
DEPDIKNAS, (2008). Panduan Pengembangan Instructional.
Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Direktorat Pembinaan Sekolah Munir, Misbahul. (2005). Ilmu & Seni
Menengah Atas, Jakarta. Qiro’atil Qur’an Pedoman bagi
Dick, Walter dan Carey, Lou. (1990). The Qori-Qori’ah Hafidh-Hafidhoh
Sytematic Design of Instruction, dan Hakim dalam MTQ.
Third Edition. Harper Collins. Semarang: Binawan.
Dick, Walter, Carey, Lou & James O. Mustikasari, Ardiani. (2008). Mengenal
Carey. (2001). The Systematic Media Pembelajaran, Makalah.,
Design of Instruction, 5th edition. www.edu-articles.com.
New York: Addison-Wesley, Percival, F & Ellington, H. (1988).
Longman. Teknologi Pendidikan, Terjemahan
Hamalik, Oemar. (1994). Media Sudjarwo, S. Jakarta: Erlangga.
Pendidikan, Bandung: PT. Citra Rooijakkers, Ad. (1989). Mengajar
Aditya Bakti. dengan Sukses, Jakarta: PT
Hakim, Ramalis. (2001). Pengembangan Gramedia.
Paket pembelajaran Matakuliah Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A.,
Senirupa pada Jurusan & Rahadjito. (1990). Media
Pendidikan Senirupa. Tesis tidak Pendidikan: pengertian,
diterbitkan., Malang: PPS TEP pengembangan dan
UM. pemanfaatannya, Jakarta: CV.
Heinich, R Molenda., M Russel, J.D & Rajawali.
Smaldino. 2002. Instructional Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan
Media and Technologies for Konseptual Media Pembelajaran,
Learning, Upper Saddle River, NJ: Makalah, Klungkung: Universitas
Pearson Education. Pendidikan Ganesha.
Ibrahim, H, Sihkabuden, Suprijanta, & Seel, Barbara B. & Rita C. Richey.
Kustiawan, U. (2001). Media (1994). Instructional Technology:
Pembelajaran: Bahan Sajian The Definition and Domains of
Program Pendidikan Akta The Field. Washington.
Mengajar. Malang: FIP. UM. Association for Educational

Jurnal Tarlim Prodi Pendidikan Agama Islam | 119


Jurnal TARLIM P-ISSN : 2615-7225
E-ISSN : 2621-847X

E-ISSN : 2621-847X
Communications and Technology Wahyudi, Moh. 2005. Ilmu Tajwid Plus
(AECT). Edisi Terlengkap. Surabaya: Halim
______________ (1994). Instructional Jaya.
Technology: The Definition and Wahyudi, Moh. 2007. Ilmu Tajwid Plus
Domains of The Field. Terjemahan Edisi Terlengkap. Edisi Revisi.
Dewi S Prawiradilaga, R. Surabaya: Halim Jaya
Rahardjo, Yusufhadi Miarso. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi
Jakarta: IPTPI & LPTK. Pembelajaran: Landasan &
Setyosari, Punaji. (2001). Rancangan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka
Pembelajaran; teori dan Praktek. Cipta.
Malang: Penerbit Elang Mas. Yurni, Irma. 2009. Pengembangan paket
Sudarma, I Komang, (2006). pembelajaran matakuliah
Pengembangan paket pendidikan kewarganegaraan
pembelajaran dengan model Dick dengan model Dick & Carey pada
& Carey Mata Kuliah Universitas Malikussaleh
Pengembangan Media Pendidikan Lhokseumawe Nanggroe Aceh
II Program S1 Teknologi Darussalam. Tesis tidak
Pendidikan IKIP Negeri diterbitkan., Malang: PPS TEP
Singaraja. Tesis tidak diterbitkan., UM.
Malang: PPS TEP UM. Zulkarnaini. 2009, Pembelajaran dengan
Sudjana, Nana. & Rivai, Ahmad. 1992. bahan Ajar Buatan Guru,
Media Pengajaran. Bandung: CV. Makalah, Padang: Universitas
Sinar Baru Algensindo. Negeri Padang.
Suliha, Siti. 2008. Pengembangan paket
pembelajaran matakuliah
pengembangan kurikulum
pendidikan agama islam untuk
mahasiswa STAI Al-Hamidiyah
Bangkalan. Tesis tidak
diterbitkan., Malang: PPS TEP
UM.
Suparman, M. Atwi & Aminuddin
Zuhairi. 2004. Pendidikan Jarak
Jauh Teori dan Praktek, Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia
Interaktif Dengan Flash.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syahid, Ahmad. 2003. Pengembangan
Bahan Ajar Matakuliah
Rancangan Pembelajaran dengan
Menerapkan Model Elaborasi.
Tesis tidak diterbitkan., Malang:
PPS TEP UM.
Wahana Komputer. 2007. Seri Buku
Pintar: Menjadi Seorang Desainer
Grafis. Semarang: Penerbit Andi.

120 | Abdul Hamid Bakir : Pengembangan Bahan Ajar Tajwid Di Smp Tahfidz Al-Amien, Hal 109-
120

You might also like