299-File Utama Naskah-575-1-10-20180917
299-File Utama Naskah-575-1-10-20180917
299-File Utama Naskah-575-1-10-20180917
Akreditasi No.49/DIKTI/Kep/2003
ABSTRACT
Just in time (JIT) is one of concepts that support cost management to anticipate the
change that happens in industrial environment because of the advance of technology and
automation. In a concept, JIT doing cost elimination through elimination of inventory
number (inventory equals 0). This elimination of inventory number automatically lost the
cost of storage and transportation, and cause the decrease of tolerate level toward
product error.
The aim of this research is to know and examine the influence factors of purchase,
production, material shipment, product shipment and JIT environment simultaneously
that have significant influences toward the cost production’s effectively and efficiently at
PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo, and also to know and examine the dominant influence
factors of purchase, material shipment, product shipment, and JIT environment toward
cost production’s effectively and efficiently at PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo.
The result of analysis shows that the first hypothesis that proposed in this research that
is, “it is factors of purchase, production, and material shipment, product shipment, and
JIT environment simultaneously have significant influence toward the cost production’s
effectively and efficiently at PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo” is accepted. This is
supported by the result of F-test, in which the result shows that Fcount (14.521) > Ftable
(3.13). By seeing on the value of R square = 0.729, it means that the up-down variation
of Y variable (cost production’s effectively and efficiently at PT. Santosa Jaya Abadi
Sidoarjo) as much as 72.9% is influenced by all independence variable in model and the
rest as much as 27.1% is stipulated by variable out side of model. It means that the
contribution of independence variables in model is good enough because it is more than
50%. Beside this, there are many variables that influences the effectively and efficiently
of cost production at PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo that not examined in this research.
The second hypothesis, that is, “JIT environment have dominant influence toward the
cost production’s effectively and efficiently at PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo” is
accepted. This is supported by the result of t-test which is the value of tcount is 4.735, and
PENDAHULUAN
Kompleknya aktivitas produksi dalam usaha memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar
menyebabkan suatu program terbaru yang tepat dan sesuai kondisi harus segera
diimplementasikan. Sistem pengadaan persediaan merupakan hal penting dan harus
diperhatikan setiap perusahaan karena menyangkut efisiensi dan efektivitas setiap
kegiatan produksi. Sistem andalan di era manufacturing ke II adalah sistem just in time
(JIT). Sistem ini banyak dikembangkan di Jepang dan telah terbukti bahwa dalam
implementasinya mampu mendukung kemajuan perusahaan.
Beberapa perusahaan yang ada di Indonesia telah mencoba mengaplikasikan sistem JIT.
Salah satu diantaranya adalah PT. Santosa Jaya Abadi yang berkedudukan di Sidoarjo.
Niat dari perusahaan tersebut karena lingkungan usahanya sangat mendukung untuk
diaplikasikannya sistem tersebut mengingat mudahnya mengadakan binaan dalam
lingkungan JIT yang ada dalam aktivitas usahanya. Pembentukan PIR (Perkebunan Inti
Rakyat) sangat menguntungkan kedua belah pihak dimana petani sebagai penyedia
(supplier) bahan baku kopi, program ini banyak didukung oleh pemerintah karena
mampu meningkatkan pendapatan para petani yang masuk dalam anggota PIR. Dari sisi
buyer (pembeli produk jadi) terdapat jaminan bahwa produk yang dipasarkan berkualitas
tinggi dan cepat laku sehingga produk yang dipasarkan sudah terjual sebelum masa
ketentuan kadaluarsa habis.
Solusi terbaik untuk mengelola persediaan adalah aplikasi sistem just in time, dimana
sistem ini memodifikasi sistem persediaan langsung pakai (dibeli, dipakai dan langsung
habis). Untuk aplikasi yang tepat dalam terapannya maka perlu dibentuk sistem
kerjasama secara integral dalam lingkungan JIT. Untuk itu dari segi faktor pembelian,
sistem produksi, sistem pengiriman bahan baku maupun barang jadi harus terjadwal
sesuai dengan kapasitas yang dimiliki suatu pabrik (perusahaan).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Apakah faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang jadi
dan lingkungan JIT secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo?
b. Diantara faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang jadi
dan lingkungan JIT manakah yang berpengaruh dominan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar-belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh secara simultan faktor pembelian,
produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang jadi dan lingkungan JIT
terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi
Sidoarjo.
b. Untuk mengetahui dan mengkaji diantara faktor pembelian, produksi, pengiriman
bahan baku, pengiriman barang jadi dan lingkungan JIT yang memiliki pengaruh
dominan terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya
Abadi Sidoarjo.
MANFAAT PENELITIAN
Adapun beberapa manfaat atau kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah:
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa pertimbangan-
pertimbangan yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi biaya dari adanya
implementasi sistem just in time.
b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para
akademisi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai aplikasi
LANDASAN TEORI
Production Planning and Inventory Control (PPIC) dalam suatu organisasi yang
memproduksi barang dan jasa memberikan kesempatan karier yang menarik dan
menantang bagi orang-orang yang mempelajari bisnis dan teknik. Para spesialis PPIC
disebut sebagai inti sistem “syaraf” karena mereka berpartisipasi dalam permintaan,
perencanaan kapasitas keseluruhan organisasi, menentukan berapa banyak persediaan
bahan dan komponen-komponen yang ada dan kapan untuk mendapatkannya. Apabila
komponen-komponen diproduksi secara internal, mereka bertanggung-jawab atas kapan
produk-produk tersebut dibuat dan mesin-mesin mana yang harus diproses sehingga
master production schedule atau skedul produksi induk disusun secara seksama agar
seluruh kapasitas yang ada dapat bekerja secara optimal.
Beberapa ahli telah memberikan pengertian tentang just in time. Pengertian just in time
menurut Gasperz (1998) adalah memproduksi output yang diperlukan pada waktu
dibutuhkan oleh pelanggan dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap
proses dalam sistem produksi, dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien.
Menurut Zulian (1996), just in time adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan
dalam segala bidang produksi seperti uang, bahan baku, suku cadang atau komponen,
waktu produksi dan sebagainya sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk
dengan tepat waktu untuk dijual.
Pengertian just in time menurut Pangestu (2000), adalah cara produksi yang
menentukan jumlahnya hanya mendasarkan atas jumlah barang yang benar-benar
akan dijual atau diperlukan, diproduksi pada setiap bagian secara tepat waktu
sesuai dengan kebutuhan, demikian juga pembelian dan pemesanan masukan
produksinya. Sementara itu, Hansen & Women (1999) mendefinisikan just in time
sebagai suatu sistem tarikan permintaan (demand-pull system), dan tujuan produksi JIT
(Just In Time Manufacturing) adalah untuk menghilangkan pemborosan dengan cara
memproduksi suatu produk hanya jika diperlukan dan hanya dalam kuantitas yang
diminta pelanggan.
Just in time (JIT) merupakan manufacturing philosophy yang telah diterapkan di Jepang
dalam tahun 70-an dan baru diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di USA 20 tahun
kemudian. Dengan filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan,
tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung biaya sediaan. Setiap
operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan dari operasi berikutnya.
Produksi tidak akan terjadi sebelum ada tanda dari proses selanjutnya yang menunjukkan
permintaan produksi suku cadang dan bahan tiba pada saat yang ditentukan untuk dipakai
dalam produksi. Dalam JIT produksi ditentukan oleh permintaan. Oleh karena itu, just in
time tidak mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan atas produknya sangat
sulit dipertimbangkan.
Kondisi yang disyaratkan untuk menerapkan sistem JIT dalam sistem sediaan tepat waktu
diantaranya adalah:
a. Waktu dan biaya pemesanan maupun biaya set-up kecil.
b. Jumlah pemesanan mendekati satu.
c. Tenggang waktu (lead time) minimum.
d. Beban kerja antar departemen atau mesin seimbang.
e. Tidak ada waktu tunda akibat kualitas produk yang rendah, ketiadaan suplay bahan,
kerusakan mesin, perubahan desain dan sebagainya.
Persyaratan tersebut di atas sangat tidak mungkin untuk dicapai, namun demikian sistem
JIT berusaha memberikan stimulasi atau rangsangan agar kondisi yang ada dapat
mendekati kondisi ideal. Oleh karena itu sistem sediaan JIT bukanlah suatu konsep
perubahan yang radikal, tetapi penerapannya harus dilakukan secara bertahap dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Lakukan pengurangan jumlah persediaan sedikit demi sedikit sampai timbul masalah.
b. Setelah masalah diketahui, tingkat persediaan ditambah untuk menetralisir kejutan
yang terjadi dan menjaga agar sistem beroperasi dengan lancar.
c. Masalah yang timbul dianalisis dan dicari pemecahannya.
d. Setelah masalah hilang persediaan dikurangi lagi sampai timbul masalah baru.
e. Langkah kedua sampai dengan keempat diulangi lagi sampai ditemukan tingkat
persediaan minimum.
Teknik produksi yang dimaksud adalah sel-sel produksi yang masing-masing memproses
produk dari awal hingga akhir. Teknik ini dikenal juga dengan sebutan “pabrik dalam
pabrik” dan memerlukan pelatihan khusus bagi karyawan, karena masing-masing pekerja
dituntut agar mampu mengatur alur kerja dalam sel seefisien mungkin. Dengan
Dalam situasi persaingan pasar global yang sangat kompetitif sekarang ini dimana pasar
menetapkan harga (produsen harus mengikuti harga pasar yang berlaku) serta pelanggan
hanya membeli produk pada saat dibutuhkan dengan harga yang kompetitif pada tingkat
kualitas yang diinginkan, strategi produksi tepat waktu (just in time) lebih cepat
dibandingkan strategi produksi konvensional.
Sistem produksi tepat waktu (just in time production system) pada awalnya
dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang, sehingga
sering disebut juga sebagai sistem produksi Toyota. Strategi ini kemudian diadopsi oleh
banyak perusahaan Jepang, terutama setelah krisis minyak dunia pada tahun 1973.
Tujuan utama dari sistem produksi tepat waktu ini adalah mengurangi ongkos produksi
dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan dengan cara
menghilangkan pemborosan (waste) secara terus-menerus (Gaspersz, 1998).
Strategi produksi just in time (JIT) diterapkan pada seluruh sistem industri modern sejak
proses rekayasa (engineering), pemesanan material dari pemasok (supplier), manajemen
material dalam industri, proses fabrikasi industri, sampai distribusi produk industri
kepada pelanggan. Tampak bahwa sistem industri modern berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan jalan mengintegrasikan ketiga komponen utama, yaitu: pemasok
material (input), proses fabrikasi (factory process), dan pelanggan (customers) sebagai
satu sistem yang utuh.
Beberapa sasaran utama yang ingin dicapai dari sistem produksi just in time, adalah:
a. Reduksi scrap dan rework.
b. Meningkatkan jumlah pemasok yang ikut just in time.
c. Meningkatkan kualitas proses industri (orientasi zero defect).
d. Mengurangi inventori (orientasi zero inventory).
e. Reduksi penggunaan ruang pabrik.
f. Linearitas output pabrik (berproduksi pada tingkat yang konstan selama waktu
tertentu).
g. Reduksi overhead.
h. Meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan.
Untuk dapat menerapkan strategi just in time, sistem informasi dalam industri harus
bersifat transparan dan komprehensif, dimana beberapa mode informasi yang diperlukan
adalah:
a. Daftar pemasok material dalam program just in time.
b. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan.
Agar strategi just in time yang diterapkan menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan
korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan. Beberapa
tindakan korektif dalam program just in time adalah:
a. Membuat daftar masalah kepada pemasok material.
b. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah.
c. Memberikan dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila diperlukan.
d. Diskualifikasi pemasok material itu apabila tidak ada respons terhadap masalah dalam
waktu tertentu.
e. Melakukan inspeksi secara berkala.
f. Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan atau perbaikan
kualitas terus menerus.
Sasaran dari strategi produksi just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan
arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap
pemborosan (waste) dalam sistem industri. Just in time harus dipandang sebagai sesuatu
yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventori.
MRP II adalah sistem yang didesain khusus untuk mengelola semua sumber daya dari
industri manufaktur. MRP II merupakan proses yang mengintegrasikan fungsi
manufakturing dengan keuangan dan pemasaran yang memberikan alat-alat untuk
pembuatan keputusan bersama diantara ketiga departemen fungsional itu. Dengan
demikian MRP II merupakan suatu proses yang memberikan gambaran global kepada
ketiga departemen fungsional itu tentang kebutuhan material, kapasitas, dan keuangan,
untuk memenuhi perencanaan penjualan dari perusahaan.
Pada sisi lain sistem just in time (JIT) merupakan konsep filosofi perbaikan terus menerus
dengan cara memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh
pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap proses dalam
sistem produksi, dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien. Melalui
pengkombinasian keunggulan-keunggulan dari sistem MRP II dan JIT, perusahaan dapat
menerapkan suatu sistem JIT yang akan merencanakan, meramalkan, dan mengendalikan
kebutuhan material dalam perusahaan industri manufaktur itu. Dalam hal ini MPS dan
MRP yang diturunkan dari sistem MRP II akan digunakan sebagai alat yang
menerjemahkan perencanaan penjualan ke dalam jadwal produksi dan kebutuhan
material. Informasi ini kemudian diberitahukan kepada bagian pembelian untuk
Dengan demikian sistem terintegrasi MRP II dan JIT menunjukkan bahwa sistem MRP II
merupakan perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning). Output dari sistem
MRP II dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan material bulanan pada basis
proses demi proses. Informasi ini dapat diberikan kepada pekerja yang bertanggung-
jawab pada masing-masing pusat kerja (work center). Bagaimanapun juga, pekerja yang
berada dalam pusat-pusat kerja harus menggunakan informasi ini hanya sebagai ramalan
produksi (production forecast), sedangkan komitmen output aktual harus berdasarkan
pada permintaan aktual dari kanban tarik (withdrawal kanbans).
Tujuan utama just in time adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus
menerus (continous improvement). Dibawah filosofi just in time, segala sesuatu baik
material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial,
proses, dan lain-lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut
pemborosan (waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam JIT. Nilai
tambah produk diperoleh hanya melalui aktivitas aktual yang dilakukan langsung pada
produk, dan tidak melalui: pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan penyortiran
produk. Pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan penyortiran produk tidak
menambah nilai pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan
tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan pemborosan (waste).
Pada dasarnya sistem produksi just in time mempunyai enam tujuan dasar sebagai
berikut:
a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufakturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufakturing secara terus menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan
pelanggan.
Adapun perbedaannya adalah; pertama, teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian sebelumnya adalah analisis faktor sedangkan pada penelitian ini menggunakan
teknik multiple regression. Kedua, penelitian sebelumnya merupakan penelitian pra
survey sedangkan penelitian ini adalah penelitian lanjutan.
Hipotesis
Jenis Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo yang dalam 2 tahun
terakhir ini telah mengaplikasikan metode just in time dalam pengadaan persediaan. Jenis
penelitian ini bersifat explanatory research karena dalam penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan hipotesis serta memberikan penjelasan secara empiris untuk mengkaji hasil
penelitian berdasarkan teori yang ada. Adapun maksud dari desain penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbandingan antara dua kondisi yaitu antara kondisi nyata dan teori,
maka perlu analisis yang mendalam dengan mengacu pada hasil analisis data yang dikaji
dan diuji dengan alat analisis sehingga diperoleh hasil yang dapat dipertanggung-
jawabkan sebagai penelitian ilmiah.
Populasi dalam penelitian ini adalah para anggota Production Planning and Inventory
Control (PPIC) yang jumlahnya sebanyak 150 orang. Adapun ukuran sampel penelitian
menggunakan sampling jenuh, landasan penentuan ukuran sampel tersebut berdasarkan
pendapat Sugiono (2001:89) yang menyatakan bahwa jika seluruh anggota populasi
digunakan sebagai sampel maka disebut sampling jenuh. Teknik ini digunakan untuk
menghindari agar data penelitian yang diperoleh tidak bias.
Identifikasi Variabel
Untuk mempermudah penentuan variabel bebas dan variabel terikat maka variabel-
variabel yang diteliti diidentifikasi sebagai berikut:
Variabel bebas:
a. Pembelian (X1)
b. Produksi (X2)
c. Pengiriman bahan baku (X3)
d. Pengiriman bahan jadi (X4)
e. Lingkungan just in time (X5)
Variabel terikat:
Efektifitas dan efisiensi biaya produksi (Y)
Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Untuk studi
kepustakaan yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melalui membaca dari buku-
buku jurnal atau majalah. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui studi lapangan
dilakukan dengan cara:
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada
obyek penelitian.
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan
pihak-pihak yang ada pada obyek penelitian.
c. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket pada sejumlah responden.
Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Mikrostat, sesuai dengan model
yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Adapun formula model regresi linier
berganda tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Efektifitas dan efisiensi biaya produksi
X1 = Pembelian
X2 = Produksi
X3 = Pengiriman bahan baku
X4 = Pengiriman barang jadi
X5 = Lingkungan JIT
b0 = Intersep atau konstanta
b1- b5 = Koefisien regresi
eI = Faktor pengganggu
Jika asumsi-asumsi ini terpenuhi maka model regresi yang digunakan dikatakan sebagai
penafsiran yang memiliki sifat tak bias linier terbaik (BLUE = Best Linier Unbiased
Estimator).
Berdasarkan hasil analisis regresi dengan metode full regression analysis maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Variabel r Determina
Koefisien Proba
Tak Bebas Variabel Bebas (Xn) thitung ttabel (Korelasi si Parsial
Regresi bilitas
(Y) Parsial) (r2)
Efektifitas Pembelian (X1) 0,344 3,413 1,96 0,037 0,00136 0,047
dan Produksi (X2) 0,326 2,912 1,96 0,031 0,00096 0,038
efisiensi Pengiriman bb (X3) 0,322 2,894 1,96 0,028 0,00078 0,051
biaya Pengiriman bj (X4) 0,675 4,576 1,96 0,047 0,00220 0,006
produksi Lingkungan JIT (X5) 0,758 4,735 1,96 0,069 0,00476 0,002
R-Square (R2 determinasi simultan) = 0,729
Fhitung = 14,521 Signifikan = 0,0000
Ftabel = 3,13
Constanta = 3,167
Adjusted R Square = 0,722
Multiple R ( R = korelasi simultan ) = 0,854
Sumber: Data penelitian, diolah
Berdasarkan tabel 1 maka hasil analisis data dapat dimasukkan dalam persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Dalam persamaan regresi tersebut nilai konstanta (b0) adalah 3,167, hal ini dapat
diartikan bahwa efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi
Sidoarjo tanpa dipengaruhi oleh pembelian, produksi, pengiriman bahan baku,
pengiriman barang jadi dan lingkungan JIT tetap ada yaitu sebesar 3,167 satuan. Kondisi
ini dapat dijelaskan bahwa efektifitas dan efisiensi biaya produksi sebenarnya sudah
mampu dicapai oleh perusahaan karena adanya bentuk kerja sama dengan para suplier
bahan baku maupun barang jadi serta adanya bentuk kerjasama dengan PIR (Perkebunan
Inti Rakyat). Apabila penerapan aplikasi JIT dilaksanakan sesuai dengan program yang
ada maka kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan secara efektif, hal ini akan mampu
menekan biaya produksi.
Variabel X1 (pembelian) adalah faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi biaya
produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo yang memiliki nilai koefisien regresi
yang positif (0,344), ini berarti bahwa sifat hubungan antara variabel X1 dengan
efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo searah.
Setiap penambahan variabel X1 sebesar satu satuan akan diikuti oleh peningkatan
efektifitas dan efisiensi biaya produksi sebesar 0,344 satuan dengan anggapan bahwa
variabel yang lain konstan. Pengaruh positif X1 (pembelian) terhadap variabel terikat (Y)
dikarenakan adanya ketepatan dalam pembelian bahan sesuai dengan kebutuhan dan
adanya sistem pembelian yang sangat fleksibel antara pihak perusahaan dengan supplier.
Variabel X3 (pengiriman bahan baku) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo yang
memiliki koefisien regresi yang positif (0,322), ini berarti bahwa efektifitas dan efisiensi
biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo dipengaruhi oleh sistem
pengiriman bahan baku berjalan searah. Apabila variabel X3 naik sebesar satu satuan
maka akan diikuti oleh peningkatan efektifitas dan efisiensi biaya produksi sebesar 0,322
satuan dengan asumsi variabel lain konstan. Pengaruh positif X3 (pengiriman bahan baku)
terhadap variabel terikat (Y) dikarenakan adanya kesesuaian besarnya tingkat pesanan
bahan baku dan tanggungjawab penuh terhadap penggantian jika terjadi kerusakan.
Kondisi ini sangat mendukung aktivitas produksi dan efisiensi biaya bahan baku dapat
ditekan secara maksimal.
Variabel X4 (pengiriman barang jadi) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo memiliki
koefisien regresi dengan arah positif sebesar (0,675), ini berarti efektifitas dan efisiensi
biaya produksi dipengaruhi oleh faktor pengiriman barang jadi berjalan searah. Jika
variabel X4 naik sebesar satu satuan maka akan diikuti oleh peningkatan efektifitas dan
efisiensi biaya produksi sebesar 0,675 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
Pengaruh positif X4 (pengiriman barang jadi) terhadap variabel terikat (Y) dikarenakan
sistem penyelenggaraan pengiriman barang jadi yang terprogram sesuai dengan
permintaan atau pesanan. Kondisi ini sangat mendukung tingkat layanan pada konsumen
sehingga loyalitas terhadap perusahaan sangat terjaga dengan adanya ketepatan
pengiriman sesuai jadwal.
Variabel X5 (lingkungan JIT) memiliki koefisien regresi positif sebesar (0,758), yang
berarti bahwa efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi
Sidoarjo dipengaruhi oleh faktor lingkungan JIT secara searah. Jika variabel X5 naik
sebesar satu satuan maka akan diikuti oleh peningkatan efektifitas dan efisiensi biaya
produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo sebesar 0,758 satuan dengan asumsi
bahwa variabel lain konstan. Pengaruh positif X5 (lingkungan JIT) terhadap variabel
terikat (Y) dikarenakan pihak perusahaan mengadakan sistem binaan yang intensip baik
dengan konsumen maupun dengan suplier, serta adanya koreksi terhadap sistem
pengadaan bahan yang ada di lingkungan JIT.
Besarnya R Square = 0,729, berarti variasi naik turunnya variabel Y (efektifitas dan
efisiensi biaya produksi) sebesar 72,9% dipengaruhi oleh seluruh variabel bebas dalam
model dan sisanya sebesar 27,1% ditentukan oleh variabel di luar model. Ini berarti
bahwa sumbangan seluruh variabel bebas dalam model cukup baik karena lebih dari
50%. Selain itu, masih ada hal lain yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi biaya
produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo yang tidak diteliti dalam model ini.
Korelasi Simultan
Besarnya Multiple R = 0,854, berarti bahwa secara bersama-sama variabel X1, X2, X3, X4,
X5 memiliki hubungan yang cukup kuat dengan variabel Y sebesar 85,4%. Hal ini berarti
bahwa variabel bebas yang diteliti cukup representatif dalam suatu model simultan yang
mempengaruhi efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi
Sidoarjo.
Uji F
Uji F bertujuan untuk menguji secara simultan atau bersama-sama dan bertujuan untuk
mengetahui dan mengkaji apakah faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku,
pengiriman barang jadi dan lingkungan JIT secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pemberian kredit, dapat diketahui dari hasil pengujian secara
menyeluruh.
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat diketahui bahwa hipotesis pertama yang
diajukan yaitu faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang
jadi dan lingkungan JIT secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo, diterima.
Dari hasil perhitungan uji t dapat diketahui signifikan atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya
Abadi Sidoarjo, hal ini dilakukan dengan membandingkan antara “ttabel” dengan “thitung”.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.
Variabel X1 (pembelian) mempunyai nilai thitung sebesar 3,413 dan ttabel sebesar 1,96, yang
berarti thitung > ttabel. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pembelian
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi
pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo dengan probabilitas sebesar 0,047, yang berarti
angka tersebut masih dibawah 0,05.
a. H0 : β1 = 0; H0 ditolak bila thitung > ttabel, Hi diterima
H1 : β1 ≠ 0; H0 ditolak bila thitung < ttabel, Hi ditolak
b. n = 150
α = 0,05/2 = 0,025
k = 5Df = n – k – 1 = 150 – 5 – 1 = 144
Variabel X2 (produksi) mempunyai nilai thitung sebesar 2,912 dan ttabel sebesar 1,96 yang
berarti thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya
Abadi Sidoarjo. Dengan probabilitas kesalahan sebesar 0,038 yang berarti berada
dibawah 0,05, angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Adapun penerimaan
dan penolakan hipotesis dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. H0 : β1 = 0; H0 ditolak bila thitung > ttabel, Hi diterima
H1 : β1 ≠ 0; H0 ditolak bila thitung < ttabel, Hi ditolak
b. n = 150
α = 0,05/2 = 0,025
k =5 Df = n – k – 1 = 150 – 5 – 1 = 144
Untuk variabel X3 (pengiriman bahan baku) mempunyai nilai thitung sebesar 2,894 dan ttabel
sebesar 1,96 yang berarti thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor
pengiriman bahan baku memiliki pengaruh bermakna terhadap efektifitas dan efisiensi
biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo dengan probabilitas sebesar 0,051
yang berarti angka tersebut masih dibawah 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa (X3)
pengiriman bahan baku memiliki pengaruh bermakna terhadap efektifitas dan efisiensi
biaya produksi.
a. H0 : β1 = 0; H0 ditolak bila thitung > ttabel, Hi diterima
H1 : β1 ≠ 0; H0 ditolak bila thitung < ttabel, Hi ditolak
b. n = 150
α = 0,05/2 = 0,025
Variabel X4 (pengiriman barang jadi) mempunyai nilai thitung sebesar 4,576 dan ttabel
sebesar 1,96 yang berarti thitung > ttabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor X4
(pengiriman barang jadi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo. Dengan probabilitas
sebesar 0,006 yang berarti angka tersebut masih dibawah 0,05, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa X4 (pengiriman barang jadi) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi.
a. H0 : β1 = 0; H0 ditolak bila thitung > ttabel, Hi diterima
H1 : β1 ≠ 0; H0 ditolak bila thitung < ttabel, Hi ditolak
b. n = 150
α = 0,05/2 = 0,025
k =5 Df = n – k – 1 = 150 – 5 – 1 = 144
Untuk variabel X5 (lingkungan JIT), nilai thitung sebesar 4,735 dan ttabel sebesar 1,96 yang
berarti thitung > ttabel. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan
JIT memiliki pengaruh bermakna terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada
PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo. Dengan probabilitas sebesar 0,002 yang berarti angka
tersebut masih dibawah 0,05, angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan.
a. H0 : β1 = 0; H0 ditolak bila thitung > ttabel, Hi diterima
H1 : β1 ≠ 0; H0 ditolak bila thitung < ttabel, Hi ditolak
b. n = 150
α = 0,05/2 = 0,025
k =5 Df = n – k – 1 = 150 – 5 – 1 = 144
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat dibuktikan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa lingkungan JIT berpengaruh dominan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo, dapat diterima.
1. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas dalam model memiliki nilai korelasi
yang tinggi atau tidak, perlu dilakukan uji multikolinearitas dan apabila ada maka
variabel itu dikeluarkan dari model. Kriteria pengujiannya adalah multikolinearitas
terjadi jika korelasi di atas 0,80 (80%)
Adapun matrik korelasinya dapat dilihat pada tabel 2.
Variabel X1 X2 X3 X4 X5
X1 1.00 0.475 0.364 0.324 0.564
X2 1.00 0.218 0.477 0.414
X3 1.00 0.258 0.551
X4 1.00 0.214
X5 1.00
Sumber: Data penelitian, diolah
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa antar variabel bebas tidak terjadi korelasi yang
tinggi (di atas 80%) sehingga dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas. Hal tersebut
menunjukkan bahwa model yang terbentuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linear
Unbiased Estimation) atau linear terbaik dengan estimasi tak bias, sehingga model
layak digunakan untuk estimasi.
2. Uji Heterokedastis
Pengujian ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari residual di sepanjang nilai
variabel bebas atau untuk menguji apakah varians konstant. Sedangkan kriteria
pengujian adalah tdak ada heterokedastisitas jika korelasi Rank Spearman di atas 0,80
(80%). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Matriks Korelasi (Pearson Correlation)
Variabel X1 X2 X3 X4 X5 Y
X1 1.00 0.475 0.322 0.461 0.432 0.477
X2 1.00 0.471 0.458 0.312 0.548
X3 1.00 0.419 0.316 0.316
X4 1.00 0.327 0.488
X5 1.00 0.319
Sumber: Data penelitian, diolah
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai residual tidak memiliki nilai korelasi yang
cukup tinggi baik antar varians variabel bebas maupun variabel bebas terhadap
variabel Y. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi varians yang konstant, dimana varians
yang konstant adalah syarat bagi BLUE (Best Linear Unbiased Estimation) atau linear
terbaik dengan estimasi tak bias, sehingga model layak digunakan untuk estimasi.
Validitas adalah kemampuan suatu instrumen atau variabel dalam mencakup keseluruhan
situasi yang ingin diukur oleh instrumen tersebut atau kemampuan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Reliabilitas adalah kemampuan instrumen/alat atau variabel
dalam mengukur suatu gejala pada waktu berlainan, yang senantiasa akan memberikan
hasil yang relatif sama.
Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas didasarkan pada nilai Cronbach Alpha, yaitu
di atas 0,70 (Sugiyono, 2000). Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Nilai
Item/ Variabel/ Pertanyaan Keterangan
Alfa
X1.1 0.7504 Valid
X1.2 0.7415 Valid
X1.3 0.7844 Valid
X2.1 0.7619 Valid
X2.2 0.7316 Valid
X2.3 0.7215 Valid
X3.1 0.7912 Valid
X3.2 0.7791 Valid
X3.3 0.7159 Valid
X4.1 0.8751 Valid
X4.2 0.7144 Valid
X4.3 0.7618 Valid
X5.1 0.7347 Valid
X5.2 0.7841 Valid
X5.3 0.7711 Valid
Y1.1 0.7679 Valid
Y1.2 0.7811 Valid
Y1.3 0.7147 Valid
Sumber: Data penelitian, diolah
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian
ini, yaitu faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang jadi
dan lingkungan JIT secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo dapat diterima. Hal ini
didukung dengan hasil pengujian Ftes, dimana diperoleh hasil bahwa Fhitung (14,521) >
Ftabel (3,13). Mengacu pada besarnya nilai R-Square = 0,729 berarti variasi naik
turunnya variabel Y (efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya
Abadi Sidoarjo) sebesar 72,9% dipengaruhi oleh seluruh variabel bebas dalam model
dan sisanya sebesar 27,1% ditentukan oleh variabel di luar model. Ini berarti bahwa
kontribusi variabel-variabel bebas dalam model cukup baik karena lebih dari 50%.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa lingkungan JIT berpengaruh dominan
terhadap efektifitas dan efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo
dapat diterima. Kondisi ini dikarenakan para pengambil keputusan mengadakan
binaan terhadap pihak supplier maupun buyer sehingga informasi dan komunikasi
dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, dengan demikian ketepatan waktu
menerima maupun mengirim persediaan dapat terjaga.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, penulis mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah membuktikan bahwa secara bersama-sama
faktor pembelian, produksi, pengiriman bahan baku, pengiriman barang jadi dan
lingkungan JIT berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi biaya
produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo maka hendaknya faktor-faktor
tersebut dapat menjadi tolok ukur dalam pembenahan implementasi sistem JIT yang
sedang berlangsung, sehingga aktivitas maupun biaya produksi khususnya biaya
persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
2. Faktor lingkungan JIT merupakan faktor dominan yang mempengaruhi efektifitas dan
efisiensi biaya produksi pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo. Oleh karena itu,
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, Vincent. 1998. Production Planning and Inventory Control. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hansen, Don R. dan Maryana M. Women. 1999. Akuntansi Manajemen. Edisi 4. Jilid 1.
Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Penerbit CV. Alfabeta.
Bandung.
Yamit, Zulian. 1996. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Pertama. Ekonisia.
Yogyakarta.