ID Studi Populasi Dan Habitat Anoa Bubalus
ID Studi Populasi Dan Habitat Anoa Bubalus
ID Studi Populasi Dan Habitat Anoa Bubalus
ABSTRACT
The research objective is to estimate and study the genaral picture of dwarf buffalo (Bubalus
sp) in oder that their presence around can still be recorded and better managed in Sulawesi.
Descriptive research method was used by applying line transect to observe population quadrat
transect was used to analyze habitat composition. Based on footprints found, there were estimated
that were about less that 12 adult, 8 teenagers and 5 young dwarf buffaloes around within 13
obrvation points with density of 1.23 dwarf buffaloes/km2 or around 1 ± 2 per square kilometres.
For habitat vegetaton, there were about 85 species function as supporting habitat and about 33
species as food sources. Laboratory analysis noted that soil texture on the sites are clay with
salinity level of 0.72 µS/cm. In addition, it was recorded that the temperature during the morning
time were about 140 C ± 180 C, 180 C ± 200 C during the noon time, and arond 200 C ± 150 C during
the evening time. To summarize, the population sze of dwarf buffalo can be conculded as low
leading to extinction if illegal hunting and habitat destruction continuously occur
Keyword: population, dwarf buffalo, protected forest
Indonesia memiliki kekayaan alam yang Poso. Anoa (Bubalus sp) merupakan salah
tak ternilai harganya baik yang berupa satu satwa endemik yang dilindungi yang
sumberdaya alam hayati maupun non hayati menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang turut
terutama yang terdiri dari flora dan fauna mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa
yang dikenal mempunyai keanekaragaman Sangginora Kabupaten Poso.
(biodiversitas) yang cukup tinggi. Namun, Jahidin, (2003) menyatakan bahwa
Indonesia masih termasuk dalam daftar penyebaran satwa ini sangat terbatas,
Negara dimana berbagai jenis spesies sedangkan populasi dan habitatnya semakin
organismenya terancan punah. Spesies yang lama semakin menurun baik kuantitas
terancam punah tersebut antara lain 26 spesies maupun kualitasnya. Penurunan populasi
burung, 63 spesies mamalia, dan 36 spesies terjadi akibat kehilangan habitat karena
reptil, sedangkan 521 spesies fauna dan 36 perusakan habitat, maupun perburuan yang
spesies flora dilindungi secara hukum berlebihan. Dalam keadaan-keadaan demikian
(Mallombasang, 2012). spesies dapat berkurang dengan cepat dan
Mustari, (2003) Kawasan Wallacea yang menuju kepunahan, untuk itu perlu adanya
terdiri atas pulau Sulawesi, Maluku, upaya pelestarian yang bertujuan khusus
Halmahera, Kepulauan Flores, dan pulau- untuk melindungi spesies yang terancam
pulau kecil di Nusa Tenggara. Wilayah ini punah.
unik karena banyak memiliki flora dan fauna Anoa (Bubalus sp) adalah satwa yang
yang endemik dan merupakan kawasan dilindungi undang-undang Indonesia. Oleh
peralihan antara benua Asia dan Australia. organisasi internasional IUCN, Anoa
Salah satu kawasan yang memiliki flora dan diklasifikasikan endangered dan oleh CITIES,
fauna endemik Sulawesi antara lain Kawasan Anoa dimasukan dalam kategori perlindungan
Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten tertinggi di appendix 1. Hal ini sangat
81
82 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 3 Nomor 2, April 2015 hlm 81-94 ISSN: 2302-2027
satwa diketahui melalui pemandu dan studi vegetasi untuk mencari INP digunakan rumus,
literatur yang ada. menurut Soerianegara dan Indrawan (1998)
Kriteria pengamatan vegetasi digunakan dalam Fachrul (2007), sebagai berikut :
berdasarkan batasan menurut Fachrul
(2007): a. Kerapatan (K)
a. Pohon, tegakan yang berdiameter > 20 cm Jumlah individu suatu jenis
b. Tiang , tegakan yang berdiameter 10 ± 20 K = ---------------------------------
cm Luas petak contoh
c. Pancang, permudaan yang tingginya > 1,5
m berdiameter sampai 10 cm
d. Semai, permudaan pohon berkecambah b. Kerapatan relative (KR)
sampai setinggi 1,3 cm Kerapatan suatu jenis
KR = ---------------------------- x 100%
Analisis Data Kerapatan seluruh jenis
Populasi
Parameter populasi yang diamati adalah
meliputi kepadatan populasi, struktur umur, c. Frekuensi (F)
dan jumlah individu. Pada metode yang Jumlah petak ditemukan suatu jenis
digunakan peneliti mengasumsikan bahwa F = ------------------------------------------
populasi satwa menyebar secara acak. Data Jumlah seluruh petak
sensus yang dikumpulkan selanjutnya
ditabulasi dan dihitung nilai rataan dan d. Frekuensi Relatif (FR)
kisarannya. Frekuensi suatu jenis
a. Jumlah individu FR = -------------------------- x 100%
à Frekuensi seluruh jenis
N= Ì
b. Kepadatan populasi
Ç e. Dominansi (D)
D= Jumlah luas bidang datar suatu jenis
Éëß
Keterangan: D = --------------------------------------------
Luas petak contoh
D= Dugaan populasi satwa (ekor/Km2)
N= Jumlah individu satwa f. Dominansi Relatif ( DR)
J= Jumlah total jejak dalam jalur Dominansi suatu jenis
S= Jumlah seluruh sensus dalam lokasi D = ------------------------------ x 100%
P= Panjang jalur (m) Dominansi seluruh jenis
L= Lebar jalur dalam lokasi (m)
Indeks nilai penting (INP) untuk pohon, tiang,
Vegetasi pancang = KR + FR + DR
Data vegetasi dianalisis dan disajikan Indeks nilai penting (INP) untuk semai
secara deskriptif dan kuantitatif. Dalam = KR + FR
analisis deskriptif bentuk dan sifat
karakteristik pertumbuhan diuraikan. Analisis
Reza Ariawan Ranuntu,dkk, Studi Populasi dan Habitat Anoa (Bubalus sp) di Kawasan YYYYXXXXXXXXXXXYYYYYY85
E120°31'25,1"
1 Tepi Sungai
S1°34'20,1" 370 4 Terbuka 7,4 6,1 0,7 ¥ ¥
JUMLAH 54 4 4 3 2 2
E120°31'263''
2 Dataran
JUMLAH 76 7 4 7 3 1
E120°31'7,4
E120°31'19,4
JUMLAH 44 2 4 3 1
Reza Ariawan Ranuntu,dkk, Studi Populasi dan Habitat Anoa (Bubalus sp) di Kawasan YYYYXXXXXXXXXXXYYYYYY87
Tabel 3. Hasil perhitungan INP tingkat Pohon, tiang, pancang dan semai.
NAMA INP
NO NAMA LATIN FAMILI
LOKAL POHON TIANG PANCANG SEMAI
13 Kase Pometia pinnata J.R Forst & G.Forst Sapindaceae 9,69 8,08
Menurut Arief (1994) dalam Mengkido (2001), makin besar nilai penting jenis, maka
(2009), INP untuk tingkat pancang, tiang dan besar peranan jenis tersebut dalam hutan.
pohon dihitung berdasarkan penjumlahan Lebih lanjut dikemukakan nilai penting jenis
kerapatan Relatif (KR), Frekwensi Relatif tersebut menggambarkan nilai ekologi paling
(FR), dan Dominansi Relatif (DR) karena INP tinggi dan menunjukan tingkat kekuasaan
menggambarkan besarnya pengaruh yang dalam komunitas paling besar.
diberikan oleh satu spesies dalam Berdasarkan hasil pengamatan di
komunitasnya. Jika ada spesies yang lapangan yang selanjutnya di lakukan
tertinggi, hal ini menunjukan bahwa spesies perhitungan diketahui bahwa terdapat 86 jenis
tersebut merupakan jenis yang dominan. spesies yang terdiri dari 30 jenis pohon dari
Jenis yang mempunyai INP terbesar 18 famili, 38 jenis tiang dari 22 famili, 24
mengindikasikan bahwa jenis tersebut jenis pancang dari 14 famili dan 29 jenis
mempunyai penyebaran yang luas dan semai dan tumbuhan bawah dari 19 famili.
menguasai areal hutan tersebut serta jenis Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk
yang paling banyak dikonsumsi oleh Anoa. tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai dan
Menurut Sutisna (1985) dalam Antomi tumbuhan bawah yang mempunyai indeks
90 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 3 Nomor 2, April 2015 hlm 81-94 ISSN: 2302-2027
nilai penting (INP) terbesar secara berturut- yang kurang baik sehingga sebaran dan
turut yaitu tepulu (Ficus ampelas Burm) pertumbuhannya relatif sedikit.
16,04%, damar (Agathis Celebica (Koord)
Warb) sebesar 13,13, malapare (Lithocarpus Jenis Vegetasi Pakan Anoa (Bubalus sp)
sp) sebesar 23,56%, dan ewo (Elpinia eltaria) Menurut Syam (1977) dalam Labiro
sebesar 11,96%. Hal ini di duga karena (2001), bahwa Anoa (Bubalus sp) memenuhi
kondisi habitat tempat tumbuh yang keperluan hidupnya dengan mencari
mendukung dan sesuai dengan kebutuhan makanannya pada tiga areal vegetasi yaitu
unsur hara vegetasi tersebut, sehingga hutan hujan tropis, areal kawah gunung dan
vegetasi yang lainnya tidak dapat menyaingi hutan sekunder. Pada hutan hujan tropis
perkembangan dan pertumbuhanya. Anoa mengkonsumsi buah-buahan dari pohon
Sedangkan INP terkecil untuk tingkat pohon, yang jatuh ataupun memakan umbut dari
tiang, pancang dan semai dan tumbuhan tumbuh-tumbuhan.
bawah secara berturut-turut yaitu jenis sisio Hasil pengamatan di lapangan dan
(Cannarium balsamifeerum Willd) sebesar wawancara dengan masyarakat serta
6,53%, poli (Ficus sp) sebesar 4,98, karu penelusuran pustaka dan hasil penelitian
(Phoebe grandis (Ness) Meer) sebesar 7,32%, terdahulu, ditemukan beberapa jenis vegetasi
dan katopu (Lithocarpus Sp) sebesar 3,99%. yang diduga sebagai makanan Anoa di habitat
Hal ini diduga karena kondisi tempat tumbuh alaminya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil identifkasi jenis dan bagian vegetasi yang di makan Anoa di Kawasan Hutan
Lindung Desa Sangginora
BAGIAN YANG DI MAKAN
NO NAMA LOKAL NAMA LATIN
DAUN BUAH UMBUT
1 Nantuwana* Saurauia sp 3 - -
2 Kasa* Alpinia sp (1) - 3 -
3 Poli* Ficus sp - 3 -
4 Jongi* Podocarpus neriifolius D.Don 3 3 -
5 Tea* Ficus ampelas Burm. F - 3 -
6 Morontuo* Syzygium sp 3 - -
7 Konsiu* Ardisia sp 3 - -
8 Beringin* Ficus sp 3 - -
9 Kampu* Ardisia sp 3 - -
10 Wentonu* Podocarpus neriifolius D.Don - 3 -
11 Tepulu* Ficus ampelas Burm. F - 3 -
12 kokopu* Lithocarpus sp - 3 -
13 ipoli* Litoocarpus celebicus 3 - -
14 Uonce* Goia sp 3 - -
15 Cempedak* Artocarpus sp - 3 -
16 Kase* Pometia pinnata J.R Forst & G.Forst 3 -
17 wenua* Turbinia sp 3 -
18 Bencue* Maaranga sp 3 - -
19 Wakambana* Litsea sp 3 - -
20 Suka* Genetum gnemon 3 - -
21 Pololi* Saurauia sp - 3 -
Reza Ariawan Ranuntu,dkk, Studi Populasi dan Habitat Anoa (Bubalus sp) di Kawasan YYYYXXXXXXXXXXXYYYYYY91
Secara umum pakan yaitu berupa Wakambana (Litsea sp), Suka (Genetum
hijauan yang berupa makanan satwa liar gnemon), Lombi-lombi (Timonius
dihabitat aslinya ataupun di tempat-tempat minahassae Koord), Lengaru (Macaranga
penangkaran. Pakan utama adalah pakan hispida (blume) Mull. Arg), Lungku
yang selalu dikonsumsi dan tersedia (Salaginella sp), Pakis (Pronephrium sp),
sepanjang tahun sedangkan pakan sekunder Rotan (Calamus sp), Bonse (Melastoma
adalah pakan yang dikonsumsi yang tidak malabathicum L), Yuku (Pyrrcsia
selalu tersedia sepanjang tahun (alternative) lanceolata), Enau (Arenga pinnata (Wurmb)
(Labiro, 2001). Merr), Tole (Pandanus VS %DWH¶D
Dalam observasi di lapangan ditemukan (Xylocarpus granatum Koen), Ewo (Alpinia
40 jenis vegetasi yang diduga merupakan elttaria), Tumbela (Angiopteris evecta (G.
makanan Anoa (Bubalus sp), terbagi dari 27 Fors) hoffm).
jenis pakan utama dan 13 jenis pakan Jenis-jenis buah yang dikonsumsi oleh
sekunder. Bagian-bagian vegetasi yang Anoa di lokasi penelitian adalah Kasa
dimakan meliputi 15 jenis buah, 26 jenis (Alpinia sp), Poli (Ficus sp),Wentonu
daun, 2 jenis umbut, dan daun yang dimakan (Podocarpus neriifolius D.Don), Katopu
bersama buah 2 jenis. (Lithocarpus sp), Cempedak (Artocarpus sp),
Jenis-jenis daun yang dikonsumsi oleh Pololi (Sauraia sp), Kolombuto (Ervatamia
Anoa di habitat alaminya adalah Nantuwana spaerocarpa),Lombi-lombi (Timonius
(Saurauia sp), Wentonu (Podocarpus minahassae Koord) , Pokae (Psychotria sp),
neriifolius D.Don), Morontuo (Syzygium sp), dan Katimbayopu (Pinanga sp).
Konsiu (Ardisia sp), Poli (Ficus sp), Ipoli Hasil pengamatan di lapangan
(Litoocarpus celebicus), Uonce (Goia sp), ditemukan bahwa terdapat vegetasi yang
Kase (Pometia pinnata J.R Forst & G. Forst), dikonsumsi bagian daun dan buah yaitu
Wenua (Turbinia sp), Bencue (Maaranga sp), Lombi-lombi (Timonius minahassae Koord)
92 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 3 Nomor 2, April 2015 hlm 81-94 ISSN: 2302-2027
dan juga ditemukan vegetasi yang dikonsumsi Menurut (Whitten, 1987) Anoa dataran
bagian daun dan umbut yaitu Rotan rendah (Bubalus depressicornis) merupakan
(Calamus sp). Daun merupakan makanan binatang memamah biak yang hidup dari
utama Anoa di habitat alaminya karena selalu herba, memakan paku-pakuan dan perdu yang
tersedia sepanjang tahun dan dengan jumlah tumbuh dilantai hutan. Selanjutnya (Labiro,
cukup banyak di habitatnya sebagai sumber 2001) menyatakan, makanan harus selalu
makanan dibandingkan dengan buah. tersedia bagi margasatwa karena jika tidak
Sehingga semua jenis vegetasi yang dimakan ada ataupun kurang dari jumlah yang
bagian daun dan umbut adalah merupakan dibutuhkan, akan mengakibatkan perpindahan
pakan utama Anoa, sedangkan vegetasi yang margasatwa untuk menjelajahi daerah yang
ada dimakan bagian buah, merupakan pakan banyak makanannya untuk kelangsungan
sekunder. hidupnya.
Penentuan jenis pakan ini didasarkan Pujaningsih (2007), mengemukakan
pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa makanan Anoa dataran rendah
serta pengalaman pemandu lapangan dan (Bubalus depressicornis) terdiri dari
informasi dari masyarakat setempat yang beberapa jenis rumput dan semak serta
memelihara Anoa di desa/kampung. Di bagian-bagian lain dari tumbuhan seperti daun
habitat aslinya, Anoa lebih sering memakan (pucuk), buah, umbi, atau umbut yang
daun-daunan dan umbut dari pada memakan umumnya mengandung air. Seperti halnya
buah. binatang memamah biak lainya, Anoa juga
Hasil pengamatan pada kandang Anoa memerlukan garam yang diperoleh dengan
yang dipelihara oleh masyarakat, Anoa sering cara menjilat batu yang mengandung garam
diberi makan dan sangat menyukai Yuku dan mineral di alam.
(Pyrrcisia Lanceolata), Enau (Arenga pinata Dari beberapa pakan yang ditemukan di
:XUPE 0HUU %DWH¶D (Xylocarpus granatum lokasi penelitian, terdapat kesamaan dengan
Koen) dan jika sedang musim buah di hutan, jenis pakan yang di temukan pada tempat-
Anoa yang dipelihara sering diberi makan tempat penelitian sebelumnya dengan lokasi
buah seperti Jongi (Podocarpus neriifolis yang berbeda. Seperti yang ditemukan oleh
D.Don), Kolombuto (Ervatamia (Pujaningsih, 2007) di Kawasan Taman
spaerocarpa), dan Tea (Ficus ampelas Nasional Lore Lindu, (Mansur, 2009) di
Burm.F). Kawasan Hutan Pendidikan Untad, (Basri dan
Menurut Kasim (2002), pada kondisi Rukmi, 2011), di Cagar Alam Pangi
penangkaran jenis tanaman yang biasa Binangga, (Ranuntu, 2013) di Kawasan Hutan
dimakan oleh Anoa adalah kangkung, bayam, Lindung Desa Gontara. Dengan beberapa
ubi jalar, daun ketelah pohon, daun kumis jenis yaitu: Poli (Ficus sp), Suka (Gnetum
kucing, kulit pisang, kedondong, buah gnemon L), Jongi (Podocarpus nerifolius
mangga (masih muda), daun nangka, D.Don), Rotan (Calamus sp), Morontuo
rerumputan dan daun cabe. Mustari (1977) (Syzygium sp), jenis-jenis ini di temukan pada
mengemukakan bahwa sebagai herbivora masing-masing lokasi penelitian. Sedangkan
Anoa lebih bersifat sebagai pemakan jenis pakan lainya tidak terdapat pada tempat-
semak/daun (browser) dari pada sebagai tempat penelitian di atas, hal ini diduga
pemakan rumput (grazer). Perilaku ini karena Anoa telah beradaptasi dengan
dibuktikan dengan pengamatannya terhadap vegetasi yang ada di habitatnya.
perilaku makan Anoa di Kebun Binatang Hutan primer Sulawesi merupakan
Ragunan yang lebih menyukai mengkonsumsi keranjang makanan bagi semua jenis satwa.
makanan campuran dari pada makanan Hutan didominasi oleh pohon-pohon
tunggal. penghasil buah seperti pohon beringin. Buah
Reza Ariawan Ranuntu,dkk, Studi Populasi dan Habitat Anoa (Bubalus sp) di Kawasan YYYYXXXXXXXXXXXYYYYYY93