Penerapan Metode SCRUM Dalam Pengembangan Sistem Informasi Layanan Kawasan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi

e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

Penerapan Metode SCRUM dalam Pengembangan


Sistem Informasi Layanan Kawasan
http://dx.doi.org/10.28932/jutisi.v6i2.2711

Warkim  #1, Muhamad Hanif Muslim*2, Farham Harvianto#3, Setiawan Utama#4


#
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta Selatan
[email protected]

[email protected]

*#
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta Selatan
[email protected]

[email protected]

Abstract - The development of technology is very influential Indonesia, serta menetapkan peraturan kepala LIPI nomor 5
in the business processes of an organization to be able to carry tahun 2019 tentang redistribusi pegawai negeri sipil di
out its duties and functions. As a government agency engaged lingkungan LIPI. Redistribusi pegawai di lingkungan LIPI
in research, the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) needs to sangat dibutuhkan dalam upaya melakukan perubahan,
make organizational changes to support its vision as a world-
class research institution. One of the first steps taken is
dikarenakan dengan redistribusi ini sebaran sumberdaya
reorganizing and redistributing employees that have a high manusia (SDM) pendukung penelitian jadi merata secara
impact on the business process of service to employees because kuantitas maupun kompetensinya, penempatan sumberdaya
the supporting resources are placed corporately and no longer manusia sesuai dengan formasi dan kualifikasi yang dimiliki
in the work units. To deal with this problem, we developed a dan proses bisnis untuk layanan pendukung sesuai standar,
Regional Service Information System using the Scrum terintegrasi dan korporat.
methodology. The output is a web-based software that Penelitian ini bertujuan merancang, mendesain dan
facilitates service requests needed by employees, ranging from membangun sistem informasi untuk pelayanan pegawai
service submission, processing by the Area Manager and berdasarkan kawasan dengan menerapkan metode Scrum
Central Manager, to being received again by the service
requester. The Regional Service Information System is
dalam pengembangan sistemnya, serta membantu tugas
expected to be a solution to the problems that arise as a result pekerjaan SDM pendukung kawasan dan pusat sebagai
of the redistribution of employees at LIPI and to improve the pemilik layanan. Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah
effectiveness of employees as the research supporting resources. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDDI-LIPI) yang
salah satu fungsinya melakukan pengelolaan infrastruktur
Keywords - Scrum Method; Information System; Employee dan sistem informasi yaitu membangun dan
Services, E-ticketing mengembangkan sistem informasi di lingkungan LIPI. Salah
satu kegiatan dalam membangun sistem informasi yang baru
I. PENDAHULUAN adalah sistem informasi layanan kawasan yang dapat
Dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi melayani kebutuhan pegawai terkait fungsi utama yang
serta perubahan global diperlukan peningkatan hasil guna tidak tersedia di satuan kerja. Sistem informasi layanan
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan di kawasan ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga Ilmu dampak dari redistribusi pegawai, dalam pengelolaan tugas
Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu instansi dan fungsi terkait yang dikerjakan oleh SDM pendukung
pemerintah yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang penelitian baik fungsional maupun non fungsional/pelaksana.
penelitian ilmu pengetahuan perlu melakukan perubahan Sistem informasi layanan kawasan dibangun sebagai
guna meningkatkan dalam penyelenggaraan tugas dan instrumen untuk:
fungsi sebagai lembaga ilmu pengetahuan dalam bidang • menganalisis konsep bisnis proses dari satuan kerja yang
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu memiliki layanan-layanan di lingkungan LIPI.
pengetahuan untuk meningkatkan daya saing [1]. Langkah • mengidentifikasi kebutuhan persyaratan dari setiap
awal yang dilakukan LIPI untuk melakukan perubahan yaitu layanan yang terdapat pada satuan kerja induk yang
menetapkan peraturan kepala LIPI nomor 1 tahun 2019 menggunakan sistem informasi layanan kawasan di LIPI.
tentang organisasi dan tata kerja lembaga ilmu pengetahuan

365
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

Sistem informasi layanan kawasan ini dibangun dengan objek penelitian yang diterapkan pada kasus pengembangan
tujuan: aplikasi kehadiran berbasis QR-Code. Hasil dari penelitian
• memudahkan civitas/pegawai LIPI dalam melakukan ini adalah menganalisis dan menerapkan pemodelan Scrum
pengajuan usulan terkait dengan kebutuhan layanan- dengan menggunakan tahapan-tahapan elicitation notes,
layanan yang ada di lingkungan LIPI. backlog, dan sprint dalam membangun perangkat lunak [3].
• memudahkan civitas/pegawai LIPI karena dapat Keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan objek
memonitor proses usulan layanan yang sudah diajukan. penelitian yang diterapkan mengggunakan metode Scrum
• memudahkan pekerjaan yang dilakukan oleh pengelola adalah mengembangkan sistem e-ticketing berupa usulan
kawasan (pelaksana dan manajer kawasan). layanan terkait dengan pegawai di lingkungan LIPI, serta
• memudahkan pekerjaan pengelola pusat pemilik layanan penerapan model Scrum menggunakan tools JIRA software.
dalam memonitor kinerja pengelola kawasan baik Penelitian lain yang serupa berjudul “Perancangan
kawasan multi satuan kerja (multisatker) maupun Sistem Informasi Helpdesk menggunakan Framework ITIL
kawasan satuan kerja (satker) tunggal yang terdapat V3”. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan dan
didaerah. menjamin ketersediaan layanan teknologi informasi yang
• meningkatkan pelayanan internal yang diperlukan oleh berkualitas dalam suatu organisasi yang memiliki helpdesk
pegawai/satker di lingkungan LIPI. sebagai center point dalam penyelesaian dan
pengorganisasian masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA menganalisis framework Information Technology Service
Management (ITSM) yang tepat dalam pengembangan
Sistem informasi yang baik di instansi pemerintah sistem informasi helpdesk pada PT. LEN Industri (Persero).
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pengguna Adapun layanan helpdesk yang diberikan meliputi layanan
serta mendukung efektifitas dan efisien dalam suatu proses perbaikan perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan.
pekerjaan. Penelitian implementasi Sistem Informasi Sistem helpdesk yang dirancang menggunakan standar
Layanan Kawasan ini dilandasi dari beberapa penelitian ITSM best practice Information Technology Infrastructure
sebelumnya. Library Version 3. Sistem yang dirancang dapat
mengklasifikasikan setiap masalah menjadi level prioritas
A. Penelitian Terdahulu yang disesuaikan dengan metode profile matching
Pada penelitian yang berjudul “Kajian Perancangan berdasarkan jabatan serta divisi sesuai dengan value chain
Aplikasi Helpdesk dan Ticketing”, menjelaskan tentang yang ada dalam organisasi tersebut. Hasilnya perangkat
berbagi pengetahuan permasalahan teknologi informasi baik lunak yang dibuat dapat membantu proses evaluasi
permasalahan aplikasi maupun jaringan pada perusahaan pekerjaan helpdesk [4]. Keterkaitan dengan penelitian yang
asuransi AJB Bumiputera 1912. Penelitian ini memberikan akan dibuat adalah sistem yang dirancang dapat membuat
solusi dalam penanganan permasalahan di kantor cabang permohonan usulan terkait layanan teknologi informasi
yang tidak tertangani dengan baik, dikarenakan jumlah namun cakupannya lebih luas ke layanan lain seperti
permasalahan yang masuk tidak sebanding dengan sumber layanan kepegawaian, perpustakaan, utilitas, umum dan
daya manusia, sehingga banyak masalah yang tidak dapat layanan lainnya.
segera diselesaikan. Selain itu tidak adanya
B. Redistribusi ASN
pendokumentasian masalah dan penyelesaian masalahnya.
Sehingga permasalahan yang sama masih sering ditanyakan Redistribusi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah proses
secara berulang-ulang. Aplikasi yang dibangun diharapkan yang sistematis dan berkelanjutan dalam menata kembali,
dapat menangani pendokumentasian masalah berikut membagi, menyalurkan dan menempatkan ASN di
penyelesaiannya, sehingga jika muncul permasalahan yang lingkungan LIPI untuk memperoleh kuantitas, kualitas dan
sama dapat terselesaikan tanpa perlu harus menghubungi ke komposisi yang tepat sesuai dengan analisis jabatan, analisis
kantor pusat [2]. Keterkaitan penelitian ini dengan beban kerja, dan analisis kebutuhan organisasi dalam
penelitian yang akan dilakukan yaitu bagaimana membuat pelaksanaan tugas dan fungsi LIPI [5]. Dengan memiliki
aplikasi bukan hanya untuk menangani permasalahan tujuan untuk:
masalah pada layanan teknologi informasi saja melainkan 1) menata kembali kebutuhan ASN berdasarkan analisis
mencakup beberapa permasalahan layanan yang dibutuhkan jabatan, analisis beban kerja dan analisis kebutuhan
pegawai seperti layanan kepegawaian, perpustakaan, utilitas, tugas dan fungsi organisasi.
umum dan layanan lainnya. 2) meningkatkan kontribusi ASN sebagai pemangku
Penelitian lainnya yang berjudul “Penerapan Agile jabatan terhadap pencapaian target kinerja organisasi
Development Method dengan Framework Scrum pada serta pelaksanaan tugas dan fungsi.
Perancangan Perangkat Lunak Kehadiran Rapat Umum 3) menempatkan ASN sesuai dengan kompetensi dan minat
berbasis QR-Code”, menjelaskan bagaimana membangun kerja.
perangkat lunak dengan menggunakan metode Agile
Development Method dengan pemodelan Scrum dengan

366
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

C. Integrasi Sistem Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengamatan


Integrasi sistem merupakan suatu konsep sistem yang obyek penelitian yaitu menggunakan metode wawancara.
saling berhubungan antara sistem yang satu dengan sistem Wawancara dilakukan kepada pengelola dan pelaksana
yang lainnya disesuaikan dengan keperluan. Hal ini sangat pemilik layanan baik pengelola pusat maupun pengelola
bermanfaat untuk keberlanjutan dari suatu sistem informasi kawasan pada satuan kerja induk di lingkungan LIPI.
yang diperlukan juga oleh sistem yang lainnya atau output Tahapan alur penelitian pada gambar 1 disebutkan bahwa
suatu sistem menjadi input sistem yang lainya. Dalam tahap awal penelitian dimulai dengan melakukan
konteks sistem informasi, sistem terintegrasi (integrated pengamatan dan analisis kebutuhan sistem. Pengamatan
system) merupakan sebuah rangkaian proses untuk dilakukan dengan mengamati bisnis proses sistem yang
menghubungkan beberapa sistem informasi maupun aplikasi sudah berjalan, melalui diskusi dan wawancara dengan
baik secara fisik maupun secara fungsional [6]. Sistem pengguna sistem. Setelah itu melakukan analisis kebutuhan
terintegrasi akan menggabungkan komponen sub-sub sistem sistem baik kebutuhan fungsional maupun non fungsional.
ke dalam satu sistem informasi yang menjamin fungsi- Kemudian membuat rancangan pemodelan sistem dengan
fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan sistem. menggunakan Unified Modeling Language (UML) yaitu
dengan menggunakan diagram use case dan diagram
D.Metode Scrum activity [8].
Menurut Schwaber, K., Sutherland, J [7] Scrum
merupakan suatu metodologi atau kerangka kerja yang
terstruktur untuk pengembangan produk yang kompleks.
Scrum menggunakan pendekatan yang bertahap dan
berkelanjutan untuk mengoptimalkan kemampuan prediksi Gambar 1. Alur Penelitian
dan mengendalikan risiko. Tiga pilar yang memperkokoh
setiap implementasi dari proses kontrol empiris adalah: Metode pengembangan sistem mengacu pada metode
transparansi, inspeksi dan adaptasi. Scrum yang merupakan sebuah metode yang mudah
1) transparansi: aspek signifikan dari sebuah proses yang dikontrol, fleksibel, memuat strategi pengembangan
dapat dilihat oleh semua orang yang bertanggung jawab menyeluruh dimana seluruh tim bekerja sebagai satu unit
terhadap dampaknya. untuk mencapai goal yang sama. Dalam pelaksanaannya
2) inspeksi: pengguna Scrum harus sering menginspeksi metode ini memiliki beberapa tahapan seperti yang
artefak Scrum dan perkembangan menuju sprint goal ditampilkan pada gambar 2, tahapan metode Scrum antara
agar dapat mendeteksi adanya variansi hasil yang tidak lain: product backlog, sprint planning meeting, daily stand
diharapkan. Proses inspeksi diharapkan dilakukan tidak up meeting, sprint review, sprint retrospective [9].
terlalu sering dikarenakan akan menghambat pekerjaan.
3) adaptasi: jika terdapat proses yang menyimpang yang
menyebabkan porduk tidak dapat diterima, maka proses
harus diubah secepatnya untuk meminimalkan
penyimpangan yang semakin jauh.

III. METODOLOGI
Metode penelitian untuk membangun sistem informasi
layanan kawasan ini dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara, dokumentasi dan participatory
observation. Wawancara merupakan suatu cara dalam
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi kebutuhan dari stakeholder dalam hal ini satuan
kerja induk pemilik layanan di LIPI. Metode dokumentasi
merupakan studi literatur yang butuhkan dalam membangun
sistem informasi, seperti dokumen proses bisnis yang sudah
berjalan, dokumen standart operating procedure (SOP), Gambar 2. Tahapan Metode Scrum untuk Product Developer [9]
peraturan-peraturan internal dan lain-lain. Sedangkan
metode participatory observation adalah metode penelitian Adapun penjelasan dari tahapan metode Scrum sebagai
dimana penulis ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung berikut:
didalam suatu organisasi. Wawancara dilakukan melalui 1) product backlog: menentukan prioritas dalam
diskusi pertemuan dengan satuan kerja induk pemilik mengerjakan sprint.
layanan, dan pengelola kawasan yang terlibat untuk 2) sprint planning meeting: semua tim berkumpul untuk
penggalian informasi kebutuhan agar sistem yang dibangun mengidentifikasi tugas masing-masing, proses ini sangat
benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. penting sebelum menjalankan sprint.

367
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

3) daily stand up meeting: evaluasi tugas pekerjaan tim 3) Prioritas 3 - requirement “perlu” diimplementasikan
berikut kendalanya, proses ini dijalankan setiap hari sebagai penunjang.
selama sprint berlangsung dengan waktu tidak lebih dari 4) Prioritas 4 - requirement “bagus kalau ada”.
15 menit.
4) sprint review: setiap anggota tim mendemonstrasikan Analisis kebutuhan perangkat lunak adalah langkah awal
tugas yang sudah diselesaikan dalam periode satu sprint. dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak, pada
Pelaksanaan sprint review dilakukan setiap satu sprint tahap ini menghasilkan spesifikasi/kebutuhan/kondisi yang
selesai. dimiliki oleh perangkat lunak yang akan dikembangkan
5) sprint retrospective: dilakukan pada setiap sprint yang dengan mempertimbangkan semua kebutuhan dari seluruh
berakhir, pada tahap ini semua anggota tim dapat pengguna. Untuk mempermudah tahap analisis kebutuhan
menyampaikan pendapat dan evaluasi mengenai kinerja perangkat lunak dalam menentukan kebutuhan sebuah
selama menerapkan metode Scrum. sistem, terbagi menjadi dua jenis kebutuhan, yaitu
kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah 1) Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi
Analisis permasalahan dilakukan pada satuan kerja yang proses/layanan apa saja yang nantinya harus disediakan oleh
paling terdampak dengan adanya perubahan organisasi. perangkat lunak, bagaimana sistem harus bereaksi pada
Analisis permasalahan dilakukan pada satuan kerja pemilik masukan tertentu dan bagaimana perilaku sistem pada
layanan kepegawaian yang merupakan pengguna prioritas situasi tertentu. Kebutuhan fungsional sangat bergantung
sebagai role model sistem dalam pelayanan kepegawaian dari jenis perangkat lunak, pengguna sistem, dan jenis
yaitu Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia LIPI. sistem dimana perangkat lunak tersebut digunakan.
Berikut analisis masalah terkait layanan kepegawaian yang Kebutuhan fungsional dapat dicari dari pertanyaan: Apa
didapat dari hasil wawancara dengan pengelola dan yang harus sistem lakukan? karena kebutuhan fungsional
pelaksana layanan: harus dapat menggambarkan layanan-layanan yang bisa
1) menganalisis proses bisnis terkait dengan layanan yang diberikan sistem kepada pengguna secara mendetail. Tabel I
ada disatuan kerja induk, yang nantinya diterapkan merupakan uraian kebutuhan fungsional dari sistem
kedalam sistem. informasi layanan kawasan beserta nomor dan
2) perubahan proses bisnis yang diperlukan menggunakan deskripsi/keterangannya.
konsep kawasan, dimana satuan kerja pemilik layanan
menempatkan pegawainya di kawasan sebagai pengelola TABEL I
kawasan. KEBUTUHAN FUNGSIONAL
3) belum masksimalnya pengelolaan layanan terkait dengan
# Req Kebutuhan Deskripsi/Keterangan Prio
pegawai, diantaranya lamanya proses permohonan Fungsional ritas
usulan serta kurangnya informasi untuk pelacakan proses RF-01 Masukan Pegawai/civitas/satker di LIPI 2
permohonan usulan. Usulan dapat memasukkan usulan
4) kurangnya informasi kepada pegawai pengusul layanan.
RF-01-01 Ubah Pegawai/civitas/satker di LIPI 2
permohonan apabila ada kekurangan dokumen terkait Usulan dapat mengubah data usulan
permohonan yang diusulkan. layanan.
RF-01-02 Lihat Pegawai/civitas/satker di LIPI 3
B. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Usulan dapat melihat detail usulan
Dalam implementasinya kebutuhan (requirement) layanan.
RF-01-03 Hapus Pegawai/civitas/satker di LIPI 3
perangkat lunak memiliki skala prioritas, tetapi tidak Usulan dapat menghapus usulan layanan.
semuanya memiliki prioritas tinggi. Kebutuhan perangkat RF-01-04 Kirim Pegawai/civitas/satker Kerja di 2
lunak dengan prioritas rendah (4) misalnya, bila sumber Usulan LIPI dapat mengirim usulan
daya (waktu, tenaga dan anggaran) tidak memungkinkan, layanan.
RF-02-01 Lihat Pegawai di LIPI dapat melihat 4
dapat ditunda atau bahkan dibatalkan implementasinya. Diskusi daftar diskusi sendiri.
Definisi berikut ini adalah angka yang menunjukkan RF-02-02 Tanggapan Pegawai di LIPI dapat melakukan 4
seberapa penting suatu kebutuhan perangkat lunak perlu Diskusi tanya jawab terkait urusan
diimplementasikan dalam pengembangan sistem ini [10]. layanan kantor dan lain-lain.
1) Prioritas 1 - requirement “harus ada” sebagaimana RF-03 Role Group Kategori role group: superadmin, 2
service desk, pelaksana kawasan,
ditentukan oleh kebijakan atau hukum peraturan manajer kawasan, pengelola pusat
perundangan. dan pelaksana pusat.
2) Prioritas 2 - requirement diperlukan untuk meningkatkan RF-03-01 Super Pegawai yang mengelola sistem, 2
proses, dan pemenuhannya akan menghasilkan admin manajemen pengguna, melakukan
sinkronisasi data pengelola
keuntungan langsung bagi tujuan pengembangan sistem. kawasan.

368
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

# Req Kebutuhan Deskripsi/Keterangan Prio pengaksesan, serta perangkat atau teknologi yang
Fungsional ritas digunakan untuk mengakses. Perangkat atau teknologi
RF-03-02 Service Pengelola kawasan yang 2
Desk melakukan verifikasi usulan tersebut meliputi perangkat lunak, perangkat keras, dan
Kawasan layanan yang diajukan oleh perangkat jaringan.
pegawai di LIPI. c. reliability: reliability merupakan kebutuhan terkait
RF-03-03 Pelaksana Pengelola kawasan yang 2 kehandalan sistem atau perangkat lunak termasuk juga
Kawasan memproses usulan layanan yang
diajukan oleh pegawai LIPI.
faktor keamanan (security) sistem.
RF-03-04 Manajer Pengelola kawasan yang 2 d. supportability: kebutuhan terkait dengan dukungan
Kawasan memberikan persetujuan serta dalam penggunaan sistem atau perangkat lunak.
mendistribusikan usulan ke
pengelola pusat.
RF-03-05 Pengelola Pegawai pusat sebagai satker 2
Kebutuhan non fungsional adalah fitur yang terkait
Pusat induk pemilik layanan yang dengan nilai-nilai perilaku sistem seperti performa dan
menerima eskalasi usulan layanan sekuriti. Tabel II adalah tabel kebutuhan non fungsional dari
dari pengelola kawasan. sistem informasi layanan kawasan beserta nomor dan
RF-03-06 Pelaksana Pegawai pusat satker induk 2
deskripsi/keterangannya.
Pusat pemilik layanan yang memproses
usulan hasil eskalasi usulan dari
TABEL II.
pengelola kawasan.
KEBUTUHAN NON FUNGSIONAL
RF-04 Verifikasi Pegawai pengelola kawasan yang 2
Usulan ditunjuk sebagai service desk
# Req Kebutuhan Deskripsi Prio
untuk melakukan verifikasi
non fungsional ritas
usulan layanan yang diusulkan
RNF-01 Kompatibilitas Sistem Informasi harus 2
oleh pegawai.
kompatibel dengan
RF-05 Finalisasi Daftar usulan layanan yang sudah 4
lingkungan LIPI
Output diupload finalisasi outputnya di
RNF-01- Kompatibilitas Sistem Informasi harus 3
level pengelola pusat.
01 Platform kompatibel dan dapat
RF-06 Telaah Pegawai pengelola kawasan 2
dijalankan dengan server
Usulan memproses usulan yang telah
cloud
lolos verfikasi dari service desk
RNF-01- Kompatibilitas Data kompatibel dan 3
untuk di telaah kembali
02 Data terintegrasi dengan aplikasi
usulannya
di LIPI
RF-07 Setting Pegawai pengelola kawasan 2
RNF-02- GUI Desain GUI sistem informasi 3
Pelaksana sebagai manajer dapat melakukan
01 mengadopsi framework GUI
pengaturan pegawai dijadikan
aplikasi Intra LIPI.
sebagai pelaksana kawasan.
RNF-02- Web Service Sistem Informasi dapat 4
RF-08 Setting Pegawai pengelola kawasan 2
02 diakses dengan web service
Service sebagai manajer dapat melakukan
Desk pengaturan pegawai untuk RNF-02- GUI Graph Desain GUI Sistem Informasi 2
dijadikan sebagai service desk. 03 ini menggunakan library
metronic versi 4.5.3
RF-09 Persetujuan Pegawai pengelola kawasan 2
Usulan sebagai manajer dapat RNF-03 Performa Sistem Informasi ini harus 2
Manajer memberikan persetujuan usulan memenuhi standar performa
untuk diproses selanjutnya ke web aplikasi internal dan
pengelola pusat. eksternal LIPI
RF-10 Setting Pegawai pengelola pusat yang 2 RNF-03- Kapasitas Sistem Informasi ini harus 3
Manajer dapat melakukan pengaturan 01 dapat mengolah data master,
manajer pada pengelola kawasan. upload kelengkapan syarat
dan verifikasi pengelola
RF-11 Konfigurasi Pegawai pengelola pusat yang 2
kawasan dapat berjalan
Layanan dapat melakukan konfigurasi
secara bersamaan.
layanan yaitu melakukan
penginputan data layanan, syarat, RNF-03- Availabilitas Sistem Informasi ini harus 2
SLA dan panduan layanan. 02 dapat diakses baik dari dalam
maupun di luar jaringan LIPI.
RF-12 Monitoring Pegawai pengelola pusat atau 2
Usulan kawasan dapat melihat daftar RNF-03- Latency Sistem Informasi ini harus 2
usulan layanan. 03 memenuhi standar performa
web aplikasi, yaitu
maksimum 14 detik untuk
2) Analisis Kebutuhan Non Fungsional kecepatan layanan minimal,
Secara umum kebutuhan non fungsional suatu perangkat dan maksimum 4 detik untuk
lunak terdiri dari empat macam, yaitu: kecepatan layanan normal.
RNF-04- Sekuriti: Semua pengguna sistem 2
a. usability: adalah kebutuhan non fungsional terkait 01 Otorisasi dan informasi dapat masuk ke
dengan kemudahan penggunaan sistem atau perangkat Autentikasi aplikasi harus masuk dengan
lunak oleh pengguna. menggunakan login dari intra
b. portability: ialah kemudahan dalam pengaksesan sistem LIPI (autentifikasi dan
otorisasi)
khususnya terkait dengan faktor waktu dan lokasi

369
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

# Req Kebutuhan Deskripsi Prio C. Perancangan Use Case Diagram


non fungsional ritas Perancangan use case akan memberikan gambaran secara
RNF-04- Sekuriti: Level pegawai hanya dapat 2
02 Proteksi membuat, melihat, dan umum aksi atau proses bisnis yang berlangsung serta
monitoring. pengguna yang terlibat dalam suatu layanan aplikasi.
Level pengelola kawasan Penggunaan pemodelan use case memfasilitasi pengembang
dapat membuat, mengubah, perangkat lunak dapat menemukan kebutuhan fungsional,
menghapus, monitoring,
mengirim usulan, dan membantu menggambarkan lingkup sistem menjadi bagian-
memverifikasi usulan masuk. bagian yang lebih mudah dimengerti dan dikelola,
Level pengelola pusat dapat menyajikan spesifikasi fungsional untuk mendesain
monitoring, memproses dan antarmuka pengguna dan aplikasi [11]. Sebuah model use
mendistribusikan usulan hasil
eskalasi dari pengelola case menggambarkan fungsionalitas yang diusulkan dalam
kawasan ke pelaksana pusat. sebuah sistem baru untuk interaksi antara pengguna
RNF-05 Portabilitas Sistem Informasi ini 3 (manusia atau mesin/komputer) dengan sistem. Interaksi ini
merupakan aplikasi berbasis adalah satu unit pekerjaan yang bermakna, seperti
web memiliki konfigurasi
web server yang menginduk
“membuat akun” atau “menampilkan detail akun”. Gambar
ke aplikasi intra LIPI yang 3 merupakan rancangan model use case yang
tersimpan di cloud server. menggambarkan hubungan antar aktor di dalam aplikasi
layanan kawasan LIPI.

Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Informasi Layanan Kawasan

370
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

1) Aktor Nama Nomor Aktor Deskripsi Use Case


Sistem informasi layanan kawasan ini memiliki 8 Use Case Use Case Utama
Manajer Pusat mengaktifkan pegawai
kategori aktor atau pengguna yaitu administrator, admin Kawasan sebagai manajer kawasan,
satker, pegawai/civitas, service desk, pelaksana kawasan, sesuai penempatan hasil
manajer kawasan, pengelola pusat, dan pelaksana pusat. redistribusi pegawai LIPI.
Adapun jenis pengguna dan definisi pengguna sebagai Membuat UC_004 Civitas/ Pengguna sistem dapat
Usulan Satker mengisi formulir usulan
berikut: Layanan layanan dan mengisi
a. administrator adalah pengguna sistem informasi layanan kelengkapan syarat layanan
lawasan yang dapat mengakses penuh aplikasi yang yang akan diusulkan.
bertanggung jawab mengelola sistem. Verifikasi UC_005 Service Service desk dapat
dan Desk memeriksa dan
b. Admin satker merupakan pengguna pemilik layanan Memeriksa memverifikasi kelengkapan
dalam sistem informasi layanan kawasan yang Usulan syarat layanan yang
bertanggung jawab mengelola data layanan. Admin Layanan diusulkan oleh
satker ini adalah pegawai pusat pada satuan kerja induk civitas/pegawai sesuai
dengan dan kawasan
pemilik layanan. civitas/satker pengusul dan
c. pegawai/civitas adalah pengguna sistem informasi dapat mendistribusikan hasil
layanan kawasan yang dapat membuat/ akhir ke pengusul.
mengajukan/mencari usulan layanan. Menelaah/ UC_006 Pelaksana Pelaksana kawasan dapat
d. service desk adalah pengguna sistem informasi layanan Memperbah Kawasan memeriksa/memperbaharui
arui Usulan dan menelaah kelengkapan
kawasan, yang melakukan verifikasi kelengkapan Layanan syarat usulan sesuai substansi
dokumen usulan layanan dari civitas/satker. yang telah diverifikasi oleh
e. pelaksana kawasan adalah pengguna sistem yang service desk serta
berperan menelaah kesesuaian usulan dengan standar mengupload bukti pekerjaan
Memonitor UC_007 Manajer Manajer kawasan dapat
operasional prosedur. dan Kawasan memonitor usulan,
f. manajer kawasan adalah pengguna sistem informasi Persetujuan memberikan persetujuan
layanan kawasan memiliki peran memeriksa bukti Usulan usulan dan upload bukti
pekerjaan usulan layanan yang diproses pelaksana Layanan pekerjaan untuk diteruskan
ke pengelola pusat atau
kawasan. menyatakan usulan layanan
g. pengelola pusat adalah pemilik layanan yang bertugas selesai dikawasan.
memeriksa, mendistribusikan serta memberikan Mendistribu UC_008 Pengelola Pengelola pusat sebagai
persetujuan pemrosesan yang telah dikerjakan oleh sikan Proses Pusat pemilik layanan dapat
mendistribusikan proses
pelaksana pusat. usulan ke pelaksana pusat,
h. pelaksana pusat adalah pengguna sistem informasi memonitoring usulan yang
layanan kawasan bertugas menerima dan memproses masuk ke pusat.
pekerjaan usulan yang telah didistribusikan oleh Memproses UC_009 Pelaksana Pelaksana pusat dapat
Finalisasi Pusat memproses usulan yang
pengelola pusat hasil eskalasi dari pengelola kawasan. Output masuk kepusat dan upload
Usulan file bukti finalisasi output.
2) Hubungan Use Case dengan Aktor Mendistribu UC_010 Service Service desk dapat
Berdasarkan desain use case diagram, berikut adalah sikan Hasil Desk mendistribusikan hasil usulan
Usulan ke pengusul yang sudah
tabel hubungan antara use case dan aktor hasil analisis
Layanan selesai proses dari pengelola
ditunjukkan dalam Tabel III. pusat.

TABEL III.
HUBUNGAN USE CASE DAN AKTOR
D. Perancangan Activity Diagram
Rancangan activity diagram terdiri dari 6 role akses yang
Nama Nomor Aktor Deskripsi Use Case terlibat dalam bisnis proses layanan yaitu role akses civitas,
Use Case Use Case Utama service desk, pelaksana kawasan, manajer kawasan,
Konfigurasi UC_001 Pengelola Pengguna sistem dapat pengelola pusat dan pelaksana pusat. Semua role merupakan
Layanan Pusat membuat, mengubah data
layanan, konfigurasi satu kesatuan berperan dalam memproses usulan layanan
kelengkapan syarat, SLA, mulai dari permohonan, verifikasi, penelaahan, pemrosesan
dan upload panduan. dan distribusi hasil. Pemroresan permohonan usulan
Menentukan UC_002 Manajer Pengguna sistem dapat diharapkan dilakukan oleh pengelola kawasan mulai dari
Pengelola Kawasan mengaktifkan pegawai
Kawasan kawasan sebagai service desk verifikasi, penelaahan dan membuat bukti pekerjaan untuk
atau pelaksana kawasan, dikirimkan ke pengelola pusat apabila usulan tersebut
sesuai penempatan hasil memang perlu di proses oleh pengelola pusat. Actvity
redistribusi pegawai LIPI. diagram sistem informasi layanan kawasan yang terlihat
Menentukan UC_003 Pengelola Pengguna sistem dapat
pada gambar 4.

371
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

Gambar 4. Activity Diagram Sistem Informasi Layanan Kawasan

Gambar 4 menjelaskan tentang alur proses sistem informasi kawasan sesuai dengan kebutuhan yang sudah dirancang
layanan kawasan, didalamnya terdapat beberapa aktor yang sebelumnya.
memiliki tugas dan peran masing-masing. Alur proses dalam
sistem informasi layanan kawasan dimulai dari aktor 1) Menentukan product backlog
civitas/pegawai yang berperan membuat permohonan usulan serta
melengkapi syarat layanan yang diusulkan. Setelah berkas
Pada tahapan ini, ditentukan semua kebutuhan pengguna
kelengkapan syarat dipenuhi kemudian dikirimkan ke service desk baik yang bersifat fungsional maupun non fungsional
untuk dilakukan verifikasi, jika berkas kelengkapan syarat lengkap beserta skala prioritasnya, berikut ini merupakan daftar fitur
dan sesuai maka diteruskan ke pelaksana kawasan untuk ditelaah yang akan dikembangkan dalam menentukan product
apakah kelengkapan syaratnya sudah sesuai. Apabila kelengkapan backlog.
syarat setelah diverifikasi belum lengkap atau ada yang kurang Tahapan product backlog terdapat 5 (lima) fitur yang
sesuai maka usulan dikembalikan ke pengusul untuk dilakukan dianggap memiliki prioritas sangat tinggi dalam
perbaikan. Setelah proses telaah selesai, pelaksana kawasan pengembangan sistem informasi layanan kawasan, fitur
diminta upload bukti pekerjaan kemudian dikirimkan ke manajer pertama adalah analisis sistem, perancangan database,
kawasan untuk meminta persetujuan. Sebelum memberikan
persetujuan, manajer kawasan bertanggung jawab memeriksa
layanan API dari aplikasi SIMPEG dengan estimasi waktu
kelengkapan syarat serta bukti pekerjaan dari pelaksana kawasan. 66 jam. Fitur kedua pengelolaan admin serta permohonan
Manajer kawasan berhak menyatakan apakah proses usulan selesai usulan layanan dengan estimasi waktu 123 jam, fitur ini
dikawasan atau diteruskan ke pengelola pusat. Setelah memeriksa banyak mengakses data dari SIMPEG dengan menggunakan
bukti pekerjaan pelaksana manajer kawasan mengupload kembali layanan API. Tahapan product backlog selanjutnya adalah
bukti pekerjaan untuk disampaikan ke pengelola pusat. Proses pengelolaan fitur verifikasi, telaah dan persetujuan usulan,
dipengelola pusat akan diterima oleh koordinator layanan fitur ini dapat diakses pengguna pengelola kawasan, dengan
kemudian didistribusikan ke pelaksana pusat untuk diproses lebih estimasi waktu 180 jam. Product backlog berikutnya
lanjut. Proses usulan pada pelaksana pusat yaitu mengupload pengelolaan fitur verifikasi dan pemrosesan usulan pada
dokumen finalisasi output sebelum dikirimkan ke manajer kawasan
untuk didistribusikan ke pengusul/pegawai dan dinyatakan bahwa
pengelola pusat dengan estimasi waktu 155 jam. Tahap
usulan sudah selesai. product backlog terakhir adalah pengelolaan fitur
pemantauan dan rekapitulasi usulan layanan, pada tahapan
E. Penerapan Scrum ini membutuhkan estimasi waktu 54 jam. Uraian tahapan
Tahapan dalam penerapan metode Scrum pada diatas lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel IV.
pengembangan sistem informasi layanan kawasan
mencakup seluruh kebutuhan sistem informsasi layanan

372
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

Deskripsi Task Estimasi


TABEL IV. Fitur Waktu
PRODUCT BACKLOG (jam)
Membuat fitur daftar hasil finalisasi output 12
No Deskripsi Fitur Prioritas Estimasi yang dikirimkan dari pengelola pusat
Waktu Membuat fitur pemrosesan telaah ulang 12
(jam) Membuat fitur pengaturan pengelola 24
1 Analisis sistem, perancangan database Sangat 66 kawasan
dan layanan API dari SIMPEG (sistem tinggi Membuat fitur daftar permintaan pause 17
informasi kepegawaian) yang diperlukan SLA (Service Level Agreement)
dalam pengembangan sistem. Pemrosesan persetujuan usulan untuk 19
2 Pengelolaan fitur admin, permohonan Sangat 123 dikirimkan ke pengelola pusat
dan monitoring usulan layanan. tinggi Jumlah 180
3 Pengelolaan fitur verifikasi, telaah dan Sangat 180
persetujuan usulan layanan. tinggi
4 Pengelolaan fitur verifikasi dan Sangat 155 Product backlog yang dikerjakan pada sprint 4 lebih
pemrosesan usulan layanan dipusat tinggi fokus dalam pengerjaan pengelolaan fitur untuk kebutuhan
5 Pengelolaan fitur monitoring dan Tinggi 54 pemrosesan usulan layanan yang tidak dapat diselesaikan di
rekapitulasi usulan layanan kawasan untuk kemudian pengerjaannya diteruskan ke
pengelola pusat. Product backlog pada perancanaan sprint 4
2) Sprint planning meeting dapat dilihat pada tabel VI.
Tahapan sprint planning merupakan breakdown dari
product backlog berjumlah 5 sprint yang dihasilkan harus TABEL VI.
mempertimbangkan sesuai fitur pada product backlog, task, SPRINT 4: PENGELOLAAN FITUR VERIFIKASI, PEMROSESAN
USULAN LAYANAN DI PUSAT
dan estimasi waktu sesuai ketentuan dalam Scrum. Product
backlog yang dikerjakan pada sprint 1 lebih fokus ke Deskripsi Fitur Task Estimasi
pengamatan, pengumpulan data, analisis sistem serta Waktu
rancangan database untuk pengembangan sistem informasi (jam)
layanan kawasan. Product backlog yang dikerjakan pada Pengelolaan Fitur pemrosesan usulan layanan yang 37
fitur verifikasi, masuk dari pengelola kawasan
perancanaan sprint 1 meliputi analisis dan desain rancangan pemrosesan Fitur monitoring usulan layanan yang 15
database serta mengkoneksikan kebutuhan API (Application usulan layanan masuk ke pengelola pusat
Programming Interface) untuk pengembangan sistem yang layanan. Fitur pemrosesan usulan layanan 22
dibangun dengan estimasi waktu 66 jam. eksternal LIPI
Product backlog yang dikerjakan pada sprint 2 lebih Fitur pemrosesan finalisasi output 37
terintegrasi dengan data digital SIMPEG
fokus dalam pengerjaan fitur admin serta fitur permohonan Fitur pengaturan manajer kawasan 12
dan monitoring usulan layanan dari sisi pengusul/civitas. Fitur rekapitulasi pekerjaan pelaksana 17
Product backlog yang dikerjakan pada perancangan sprint 2 pusat
antara lain membuat fitur konfigurasi layanan, membuat Fitur daftar usulan layanan yang sudah 15
selesai
role akses, membuat fitur cek kelengkapan syarat, fitur
Jumlah 155
laporan dan pencarian usulan. Semua fitur dikerjakan
dengan estimasi waktu 123 jam.
Product backlog pada sprint 3 dan 4 merupakan fitur
Product backlog yang dikerjakan pada sprint 3 lebih
pemrosesan usulan layanan dimulai dari pengusul diproses
fokus dalam pengerjaan pengelolaan fitur untuk kebutuhan
pengelola kawasan sampai dengan proses eskalasi
verifikasi, penelaahan dan persetujuan yang dikerjakan oleh
dipengelola pusat. Sedangkan product backlog yang
pengelola kawasan. Product backlog pada perancangan
dikerjakan pada sprint 5 lebih fokus dalam pengerjaan
sprint 3 ini seperti yang terlihat pada tabel V.
pengelolaan fitur monitoring dan rekapitulasi status usulan.
TABEL V.
Product backlog pada perancangan sprint 5 antara lain
SPRINT 3: PENGELOLAAN FITUR VERIFIKASI, TELAAH DAN membuat fitur rekapitulasi status usulan, dan membuat fitur
PERSETUJUAN USULAN DI KAWASAN monitoring keseluruhan usulan dengan estimasi waktu 54
jam.
Deskripsi Task Estimasi
Fitur Waktu 3) Daily stand up meeting
(jam)
Setelah menyelesaikan product backlog dan sprint
Pengelolaan Membuat fitur formulir usulan layanan 37
fitur yang dapat diinput oleh pengelola kawasan planning meeting aktifitas selanjutnya adalah daily stand up
verifikasi, Membuat fitur pemrosesan verifikasi 23 meeting. Aktifitas ini dilakukan untuk mengevaluasi tugas
telaah dan usulan layanan pekerjaan tim yang sudah diberikan. Proses ini dijalankan
persetujuan Membuat fitur pemrosesan penelaahan 21 dimulai dari jam 09.00 sampai dengan 09.15 setiap hari
usulan usulan layanan
layanan. Membuat fitur untuk monitoring usulan 15
selama sprint berlangsung. Agenda harian ini dilakukan
layanan dalam rangka evaluasi tugas dan pekerjaan individu tim

373
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

yang telah diselesaikan, kendala yang dihadapi serta solusi Scrum dalam pengembangan sistem ini dilakukan dengan
dan target penyelesaian sebagai bahan untuk pertemuan menggunakan JIRA software, merupakan alat yang
berikutnya. mendukung setiap metodologi manajemen agile, baik itu
Scrum maupun lainnya.
4) Sprint review
Tahapan yang ke 4 adalah sprint review dimana setiap F. Hasil Pengembangan Sistem
anggota tim mendemonstrasikan tugas yang sudah Hasil pengembangan sistem dengan metode Scrum
diselesaikan dalam periode satu sprint. Demo pekerjaan diterapkan pada pengembangan sistem informasi layanan
yang sudah selesai dilaksanakan untuk memberikan kawasan dilingkungan LIPI. Sistem informasi yang
informasi kepada pengguna dari perangkat lunak yang telah dikembangkan mencakup beberapa layanan yaitu layanan
dihasilkan dan meminta masukan pendapat dari pengguna kepegawaian, teknologi informasi, kepustakaan, humas dan
untuk dievaluasi [12]. kerjasama, bisnis dan inovasi, hukum, kediklatan,
monitoring dan evaluasi, utilitas, umum, keuangan,
5) Sprint retrospective perjalanan dinas dan penatalaksana data dan informasi.
Tahapan selanjutnya dari penerapan Scrum adalah sprint Sistem informasi layanan kawasan terdiri dari beberapa
retrospective yang dilakukan pada setiap sprint yang role akses antara lain: role akses administrator,
berakhir. Pada tahap ini semua anggota tim dapat pegawai/civitas, service desk, pelaksana kawasan, manajer
menyampaikan pendapat dan evaluasinya mengenai kinerja kawasan, pengelola pusat, dan pelaksana pusat. Berikut
selama menerapkan metode Scrum. Untuk menunjang uraian dari beberapa role yang terdapat pada pengembangan
kelancaran dalam pengerjaan sprint, penerapan metode sistem informasi layanan kawasan:

Gambar 5. Tampilan Halaman Formulir Usulan

374
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

1) Administrator 5) Manajer kawasan


Role administrator merupakan pengguna yang dapat Pihak yang berhak menggunakan sistem yaitu melihat
mengakses semua fitur yang terdapat pada sistem layanan status pemeriksaan usulan, memeriksa/memonitor/close
kawasan. pekerjaan pelaksana kawasan, dan menerima output final
dari satker utama.
2) Pegawai/Civitas
Pihak yang berhak menggunakan sistem yang memiliki 6) Pengelola pusat
hak akses untuk membuat usulan layanan serta dapat Pihak yang berhak menggunakan sistem yaitu
melihat dan memantau status permohonan usulan layanan, bertanggung jawab penuh terhadap suatu layanan, melihat
seperti yang ditampilkan pada gambar 5. hasil pemeriksaan usulan yang dikirimkan dari pengelola
kawasan, mendistribusikan pekerjaan ke pelaksana pusat,
3) Service desk memeriksa/memonitor pekerjaan pelaksana pusat.
Pihak yang berhak menggunakan sistem yang bertugas
membuat usulan layanan, memeriksa persyaratan usulan 7) Pelaksana pusat
layanan, mendistribusikan usulan layanan ke pelaksana Pihak yang berhak menggunakan sistem yaitu
kawasan dan mendistribusikan usulan yang sudah selesai bertanggung jawab penuh terhadap suatu layanan, melihat
atau finalisasi output. Tampilan halaman verifikasi usulan hasil pemeriksaan usulan yang dikirimkan dari pengelola
seperti yang terlihat pada gambar 6. kawasan, memproses usulan layanan, memeriksa/memonitor
usulan pada pelaksana pusat dan upload file finalisasi output.
4) Pelaksana kawasan Tampilan halaman upload file finalisasi output seperti yang
Pihak yang berhak menggunakan sistem yang bertugas terlihat pada gambar 7.
menelaah dan memproses usulan layanan, upload bukti
pekerjaan/hasil analisis/draft output pekerjaan.

Gambar 6. Tampilan Halaman Verifikasi Usulan

375
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

Gambar 7. Tampilan Halaman Proses Finalisasi Output

V. PENGUJIAN berdasarkan masukan setiap menu yang terdapat pada sistem.


Pengujian sistem merupakan bagian yang sangat penting Metode black box berfokus pada keperluan fungsional yang
dalam membangun perangkat lunak/prototipe. Pengujian dibutuhkan oleh perangkat lunak, tester dapat
dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan pada mendefinisikan kumpulan kondisi masukan dan dan
suatu perangkat lunak dan untuk memastikan perangkat melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program
lunak yang dibangun sudah sesuai dengan yang [13].
direncanakan. Pengujian juga dilakukan untuk menjamin Pengujian dengan metode black box berbasis equivalence
kualitas dan juga untuk mengetahui kelemahan dari partitions dapat membantu proses pembuatan case
perangkat lunak yang dibangun. Tujuan dari pengujian ini pengujian, uji kualitas dan menemukan kesalahan yang
adalah untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang tidak disengaja [14]. Pengujian perangkat lunak ini
dibangun memiliki kualitas yang handal yaitu mampu dilakukan oleh beberapa role yang terdapat dalam
mempresentasikan kajian pokok dan spesifikasi analisis, pengembangan sistem informasi layanan kawasan. Tabel
perancangan dan pengkodean dari perangkat lunak itu VII. dibawah ini merupakan hasil pengujian dari beberapa
sendiri. Pengujian perangkat lunak sistem informasi layanan role yang terdapat dalam pengembangan sistem informasi
kawasan ini akan diuji dengan menggunakan pendekatan layanan kawasan.
black box testing berbasis equivalence partitions merupakan

TABEL VII
PENGUJIAN SISTEM PEMROSESAN USULAN LAYANAN

No Kelas Uji Daftar Pengujian Skenario Pengujian Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian Validasi
1 Formulir usulan Pengujian tombol Klik pada tombol Menampilkan daftar Sistem dapat menampilkan, Valid
simpan usulan simpan usulan beberapa usulan yang menyimpan dan mengirim
sudah disimpan atau data usulan ke proses
diproses berikutnya
2 Verifikasi usulan Pengujian proses Upload berkas Berkas file verifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
verifikasi usulan verifikasi, ceklis item tersimpan apabila ada data berkas hasil verifikasi
kelengkapan syarat berkas yang diupload kelengkapan syarat yang
dan simpan verifikasi belum lengkap/tidak sesuai.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim usulan ke kirim ke pelaksana konfirmasi, pilihan notifikasi, pilihan
pelaksana kawasan kawasan pelaksana kawasan serta pelaksana dan kolom isian
kolom isian pesan untuk untuk mengisi pesan ke
pelaksana kawasan pelaksana.
3 Penelaahan usulan Pengujian proses Upload berkas telaah, Berkas file telaah Sistem dapat menampilkan Valid
telaah usulan ceklis item tersimpan apabila ada data berkas hasil telaah
kelengkapan syarat berkas yang diupload kelengkapan syarat yang
dan simpan telaah belum lengkap/tidak sesuai.

376
p-ISSN : 2443-2210 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
e-ISSN : 2443-2229 Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020

No Kelas Uji Daftar Pengujian Skenario Pengujian Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian Validasi
Pengujian proses Upload bukti Berkas file bukti pekerjaan Sistem dapat menampilkan Valid
upload file bukti pekerjaan pelaksana tersimpan data berkas bukti pekerjaan
pekerjaan manajer kawasan
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim usulan ke kirim ke manajer konfirmasi dan kolom isian notifikasi, dan kolom isian
manajer kawasan kawasan pesan untuk mengirim pesa untuk mengisi pesan ke
ke manajer kawasan manajer kawasan.
4 Persetujuan usulan Pengujian proses Upload berkas bukti Menampilkan detail Sistem dapat menampilkan Valid
persetujuan usulan pekerjaan manajer informasi pengusul dan data detail pengusul dan
kawasan data dokumen persyaratan upload bukti pekerjaan
hasil telaah sesuai dengan perbaikan yang dikirimkan
jenis layanannya. dari pelaksana kawasan.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim usulan ke kirim ke pengelola konfirmasi dan kolom isian notifikasi, dan kolom isian
pengelola pusat pusat pesan untuk mengirim untuk mengisi pesan ke
pesan ke pengelola pusat pengelola pusat.
5 Persetujuan dan Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan data Sistem dapat menampilkan Valid
distribusi usulan distribusi usulan ke proses usulan sekarang dokumen persyaratan hasil data detail pengusul dan file
dipusat pelaksana pusat yang telah diproses oleh upload bukti pekerjaan
pengelola kawasan sesuai yang dikirimkan oleh
dengan jenis layanannya. pengelola kawasan.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim usulan ke kirim ke pelaksana konfirmasi dan kolom isian notifikasi, dan kolom isian
pelaksana pusat pusat pesan untuk mengirim untuk mengisi pesan yang
pesan ke pelaksana pusat akan dikirimkan ke
untuk diproses usulannya. pelaksana pusat.
6 Proses usulan dan Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan detail Sistem dapat menampilkan Valid
finalisasi output pengecekan proses usulan sekarang informasi pengusul dan data detail pengusul dan file
persyaratan usulan pengecekan dokumen upload bukti pekerjaan
yang masuk ke persyaratan hasil yang yang sudah diproses oleh
pelaksana pusat masuk ke pelaksana pusat. pengelola kawasan.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim usulan ke kirim ke pengelola konfirmasi dan kolom isian notifikasi, dan kolom isian
bagian dokumentasi dokumentasi pesan untuk mengirim untuk mengisi pesan ke
pesan ke pengelola pengelola dokumentasi
dokumentasi. untuk diproses.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan data detail Sistem dapat menampilkan Valid
upload file finalisasi finalisasi output pengusul serta dokumen data pengusul serta upload
output persyaratan sesuai dengan data digital file finalisasi
jenis layanannya dan output dari simpeg dan
tampilan untuk mengambil dapat simpan sebagai file
berkas digital dari simpeg. finalisasi output.
Pengujian proses Klik pada tombol Menampilkan notifikasi Sistem dapat menampilkan Valid
kirim file finalisasi kirim finalisasi output konfirmasi dan kolom isian notifikasi dan kolom isian
output ke pengelola ke kawasan pesan untuk kirim pesan ke untuk mengisi pesan yang
kawasan pengelola pusat bahwa akan dikirimkan ke
finalisasi output dan usulan pengelola kawasan bahwa
mohon diinformasikan ke file finalisasi output selesai
pengusul. dan usulan telah selesai.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel VII pengujian yang diuji sebanyak 6 kali dengan jumlah skenario
untuk pemrosesan usulan layanan, terdapat 6 kelas uji terdiri pengujian 2 yaitu proses usulan dan kirim usulan ke
dari formulir usulan skenario simpan usulan dilakukan pelaksana pusat. Kelas uji yang terakhir adalah kelas uji
sebanyak 3 kali dengan jenis layanan yang berbeda. Jumlah proses usulan dipelaksana pusat jumlah uji sebanyak 8 kali
kelas uji verifikasi usulan dilakukan sebanyak 6 kali dengan dengan jumlah skenario pengujian berjumlah 4.
2 skenario pengujian yaitu skenario simpan verifikasi dan Keseluruhan pengujian dari 6 kelas uji berjumlah 38 kali
kirim usulan ke pelaksana. Kelas uji berikutnya adalah kelas dengan skenario pengujian berjumlah 14.
uji penelaahan usulan dilakukan sebanyak 9 kali dengan 3 Pengujian ini telah tervalidasi sesuai dengan keadaan
skenario pengujian yaitu skenario simpan telaah, upload sebenarnya dan sistem sudah berjalan sesuai dengan
berkas bukti pekerjaan dan kirim usulan ke manajer fungsinya yaitu memberikan pelayanan kepada pegawai
kawasan. Jumlah kelas uji persetujuan usulan sebanyak 6 terkait dengan permohonan usulan. Fitur-fitur yang diuji
kali terdapat 2 skenario pengujian yaitu upload berkas bukti adalah proses permohonan usulan dimulai dari
pekerjaan dan kirim ke pengelola pusat. Kelas uji berikutnya pengusul/pegawai diproses oleh pengelola kawasan
adalah persetujuan dan distribusi usulan dipusat jumlah kemudian diproses pengelola pusat pemilik layanan, proses

377
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi p-ISSN : 2443-2210
Volume 6 Nomor 2 Agustus 2020 e-ISSN : 2443-2229

dipengelola pusat selesai kemudian usulan dikirim Kembali [4] Sipayung, E., M., Fiarni, C., Aditya, E., “Perancangan Sistem
Informasi Helpdesk menggunakan Framework ITIL Versi 3”, Jurnal
ke pengelola kawasan untuk didistribusikan hasilnya ke
Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI), vol. 6,
pegawai/pengusul. no. 2, pp. 141-151, Mei 2017. DOI: 10.22146/jnteti.v6i2.308
[5] Peraturan Kepala LIPI Nomor 5 Tahun 2019, Tentang Redistribusi
VI. KESIMPULAN Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta, 2019.
Dalam proses pengembangan sistem informasi layanan [6]. Mohammadi, M., Muchtar, M., 2013, A Review of SOA Modeling
kawasan berbasis pada metode Scrum, dapat ditarik Approaches for Enterprise Information Systems, The 4th
kesimpulan sebagai berikut: sistem informasi layanan International Conference on Electrical Engineering and Informatics
kawasan telah berhasil dikembangkan dan (ICEEI), 2013, pp. 794 – 800.
[7] Schwaber, K., Sutherland, J. (2017) The Scrum Guide [Online],
diimplementasikan di lingkungan LIPI terutama layanan Tersedia : https://www.scrumguides.org/docs/scrumguide/v2017/
kepegawaian, konsep Scrum dapat diterapkan dalam 2017-Scrum-Guide-US.pdf
pengembangan sistem berjalan secara efektif dan efisien. [8] Dewi, M., A., Andriani, R., “Implementasi Scrum Model
Konsep Scrum yang diterapkan kedalam pengembangan Development pada Monitoring Inventory Control Cleaning
Equipment dan Chemical PT. Explore Global Solution”, Ultima
aplikasi sesuai dengan prinsip agile development sudah Infosys: Jurnal Sistem Informasi, vol. 8 no. 2, pp. 112-117, Des 2017.
sesuai dengan aturan Scrum. Mengaplikasikan metode DOI: 10.31937/si. v8i2.669
Scrum dalam pengembangan sistem dapat mengelola [9] (2020), Our Process Maxxor Website, SCRUM Software
pekerjaan pengembangan sistem jadi lebih efisien, serta Development Process [Online]: Tersedia: https://www.maxxor.com/
software-development-process
membuat cara kerja tim menjadi lebih efektif dan terfokus. [10] Dokumen Software Requirement Specification (SRS) Sistem
Hasil penelitian ini diperoleh suatu perangkat lunak yang INASTI 2017 PDII LIPI, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
dapat memudahkan pegawai dalam mengajukan LIPI, Jakarta, 2017
permohonan usulan terkait dengan pegawai, serta dapat [11] Warkim, Sensuse, D., I., “Model Integrasi Sistem dengan
Pendekatan Metode Service Oriented Architecture dan Model View
membantu pekerjaan pengelola baik dikawasan maupun Controller pada Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Lembaga Ilmu
dipusat secara efektif dan efisien. Saat ini implementasi Pengetahuan Indonesia”, Jurnal Teknik Informatika dan Sistem
sudah dilakukan dimulai dengan kebutuhan terkait dengan Informasi, vol. 3 no. 1, pp. 84-103, Apr 2017, DOI: 10.28932/
layanan kepegawaian. Karena setelah redistribusi pegawai jutisi.v3i1.656
[12] Firdaus, M., A., Indah, D., R., Idris, “Pendekatan Scrum Agile
hanya layanan kepegawaian saja yang memiliki SDM Development dalam Pengembangan Sistem Informasi Monitoring
pendukung penelitian lengkap baik di kawasan multi satker Mahasiswa Bidikmisi Berbasis Web”, Konferensi Nasional
atau satker tunggal di daerah. Kedepannya diharapkan dapat Teknologi Informasi dan Aplikasinya, vol. 4, 2016, pp. 31-36.
diimplementasikan semua layanan untuk pegawai yang [13] Hidayat, T., Muttaqin, M., “Pengujian Sistem Informasi Pendaftaran
dan Pembayaran Wisuda Online menggunakan Black Box Testing
terdapat di lingkungan LIPI. dengan Metode Equivalence Partitions dan Boundary Value
Analysis,” Jurnal Teknik Informatika, vol. 6 no. 1, pp. 25-29,
DAFTAR PUSTAKA
DOI: 10.33592/jutis.Vol6.Iss1.38
[1] Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2019, Tentang Organisasi dan [14] Arwaz, A., A., Putra, K., Putra, R., Kusumawijaya, T., Saifudin, A.,
Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, 2019. “Pengujian Black Box pada Aplikasi Seleksi Pemenang Tender
[2] Lusa, S., Harvianto, F., Muchbarak, A., Pudoli, A., “Kajian menggunakan Teknik Equivalence Partitions”, Jurnal Teknologi
Perancangan Aplikasi Helpdesk dan Ticketing”, Prosiding Informasi dan Aplikasi, vol. 2 no. 4, Okt 2019, pp. 130-134, DOI:
Conference on Information Technology and Computer, Electrical 10.32493/jtsi.v2i4.3708
Engineering (CITACEE), 2013, pp. 138-142.
[3] Haryana, K., M., S., “Penerapan Agile Development Methods dengan
Framework SCRUM pada Perancangan Perangkat Lunak Kehadiran
Rapat Umum Berbasis QR-Code”, Jurnal Computech dan Bisnis, vol.
13 no. 2, pp. 70-79, Des 2019. DOI: 10.5281/zenodo.3631045

378

You might also like