Resa Rahmawati Akuntansi 2020

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

THE EFFECT OF RETURN ON ASSETS (ROA) AND RETURN

ON EQUITY (ROE) TO PROFIT GROWTH OF PT BANK


RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2010 – 2019
By:
Resa Rahmawati
A12C161010
STIE PASIM Sukabumi
[email protected]

ABSTRACT:
This research aimed to determine the effect of return on asset, return on equity,
on profit growth partially and simultaneously of PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk that were listed in Indonesia Stock Exchange period 2010-2019.
This type of research was quantitative method. The population in this study were
financial statements of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk that were listed
in Indonesia Stock Exchange. The Data used in this research was secondary data
as 40 samples with quota sampling method. Correlation test, determination
coefficient and multiple linear regression used to analyze the relation between
independent and dependent variable. The correlations test results showed that
return on asset had a very low effect to profit growth with the value of 14,6%.
And, return on equity had a low effect to profit growth with the value of 36,5% .
Then, the determination coefficient results showed R2 value of 0,516 or 51,6%. It
means, that the variation of profit growth variable can be explained by return on
asset and return on equity variable with a value of 0,516 or 51,6%. While the
other 0,484 or 4,84 can be affected by other variable that unexplained in this
research. Multiple linear regression results showed the equation of Y=0,167 –
35,255ROA + 4,493RO, can be assumed that every 1% of return on assets will
decrease profit growth 32,255. And every 1% of return on assets will increase
profit growth 4,493.

Keywords: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Pofit Growth

1
PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN RETURN ON
EQUITY (ROE) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 –
2019
Oleh:
Resa Rahmawati
A12C161010
STIE PASIM Sukabumi
[email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return on Assets
(ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap pertumbuhan laba pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2019. Metode Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Populasi
penelitian ini adalah data laporan keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunaan
adalah data sekunder dengan menggunakan Teknik quota sampling untuk
mendapatkan sampel, sehingga populasi berjumlah 40 data laporan keuangan tri
wulan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 -2019. Metode yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah uji korelasi,
koefisien determinasi dan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji korelasi,
return on assets memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap pertumbuhan
laba dengan nilai korelasi sebesar 14,6%. Sedangkan return on equity memiliki
hubungan yang lemah terhadap pertumbuhan laba dengan nilai korelasi sebesar
36,5%. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,516, dapat
diasumsikan bahwa variasi dari variabel pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh
variabel Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) sebesar 0,516 atau
sebesar 51,6%. sedangkan sisanya sebesar 0,484 atau 48,4% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan uji regresi linear berganda
didapatkan persamaan Y=0,167 – 35,255ROA + 4,493ROE, dapat
diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan return on asset akan
mengakibatkan penurunan pertumbuhan laba sebesar 35,255. Dan setiap kenaikan
return on equity sebesar satu satuan akan mengakibatkan kenaikan laba sebesar
4,493.

Kata Kunci: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Pertumbuhan


Laba

2
I. PENDAHULUAN perusahaan meningkatkan laba besih
1.1 Latar Belakang dibanding tahun sebelumnya”.
Peran bank sangat penting dan Berikut tabel pertumbuhan laba PT
berperan dalam menopang dan Bank BRI :
mendorong pembangunan Tabel 1
perekonomian di Indonesia. Bank Pertumbuhan Laba PT BRI
berperan dalam memenuhi Per 2010 -2019
kebutuhan-kebutuhan ekonomi Tahun ROA ROE Pertumbuhan Laba
dalam negeri seperti kegiatan 2010 2.84% 31.28% 56.98%
3.21% 30.28% 31.52%
administrasi keuangan, 2011
2012 3.39% 28.80% 23.86%
penampungan uang, penggunaan 2013 3.41% 26.92% 14.27%
3.02% 24.82% 13.58%
uang, penukaran dan perdagangan 2014
2015 2.89% 22.46% 4.77%
uang, pengawasan uang, perkreditan, 2016 2.61% 17.86% 3.22%
2.58% 17.36% 10.74%
dan pengiriman uang, sedangkan 2017
2018 2.50% 17.50% 11.62%
peranan perbankan untuk luar negeri 2019 2.43% 16.48% 6.15%
Rata -rata 2.89% 23.38% 4.42%
meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan lalu lintas devisa, hubungan Sumber : Data diolah oleh penulis, 2020.
perdagangan, dan hubungan moneter
antar negara. Melambatnya pertumbuhan
Di tengah perlambatan laba tersebut disebabkan oleh
ekonomi dunia, laba bersih melambatnya pertumbuhan kredit
perbankan nasional berpeluang dari 14,1% menjadi 8,44%. Kredit di
melambat tahun 2019. Berdasarkan segmen mikro sebagai bisnis utama
data statistik Otoritas Jasa Keuangan perseroan juga ikut tumbuh
(OJK), laba bersih bank umum per melambat dari 14,5% menjadi
oktober 2019 sebesar 6,05% tumbuh 12,9%. Adapun cadangan kerugian
melambat dibanding tahun lalu penurunan nilai atau CKPN menjadi
sebesar 11% (yoy). Perlambatan sebab lain melambatnya
kinerja tersebut terlihat pada pertumbuhan laba tersebut. Tidak
pendapatan bunga bersih yang hanya stabilnya pertumbuhan laba pada
tumbuh 3,17% pada oktober tahun Bank BRI tersebut menjadikan laba
2019, melambat sebesar 3,17% bank BRI sulit diprediksi. Investor
dibanding tahun sebelumnya sebesar pada umumnya lebih mempercayai
5,12%. perusahaan yang perolehan laba nya
Hal serupa juga dirasakan oleh persisten dan berkualitas daripada
salah satu bank tertua di Indonesia, yang fluktuatif, karena pertumbuhan
yang selalu menghasilkan laba laba mencerminkan kinerja
terbesar urutan pertama diantara perusahaan. Sesuai dengan pendapat
bank di Indonesia yaitu PT Bank Porter (1980) dalam Hamid (2001),
Rakyat Indonesia (BRI). merumuskan bahwa “perusahaan
Pertumbuhan laba PT Bank BRI yang bertumbuh adalah perusahaan
mengalami fluktuatif atau dapat yang memiliki pertumbuhan laba dan
dikatakan tidak stabil dan cenderung penjualan yang tinggi. Melalui
menurun. Menurut Harahap pertumbuhan laba juga kita dapat
(2015:310) menyatakan bahwa melihat kinerja manajemen”.
“Pertumbuhan laba adalah rasio yang Dalam kehidupan sehari-hari
menunjukkan kemampuan kita sering melakukan penilaian
terhadap sesuatu, dengan

3
menggunakan berbagai metode dan besar kontribusi aset dalam
standarisasi. Begitu pula dalam menciptakan laba bersih”.
melakukan penilaian terhadap Menurut Hery, (2015:194),
perusahaan, salah satu metode Return on Equity (ROE) digunakan
penilaian tersebut adalah analisis untuk mengukur seberapa besar
rasio keuangan (financial ratio). jumlah laba bersih yang akan
“Analisis rasio keuangan merupakan dihasilkan dari setiap rupiah dana
suatu perhitungan rasio dengan yang tertanam dalam total ekuitas.
menggunakan laporan keuangan Penelitian terdahulu telah
yang berfungsi sebagai alat ukur dilakukan untuk menguji ROA
dalam menilai kondisi keuangan dan terhadap pertumbuhan laba oleh
kinerja perusahaan” Hery Anggi Maharani dkk (2019) yang
(2015:138). menyatakan bahwa ROA
Setiap perusahaan yang berpengaruh negatif terhadap
memiliki laba yang tinggi belum pertumbuhan laba, sedangkan
tentu efektif dan efisien. Maka menurut Virly Indrayani (2017)
diperlukan alat untuk mengukur menyatakan bahwa ROA
tingkat efektifitas dan efisiensi berpengaruh positif terhadap
perusahaan. Rasio keuangan yang pertumbuhan laba.
digunakan dalam penelitian ini Penelitian terdahulu yang
adalah rasio profitabilitas. Rasio menguji ROE terhadap pertumbuhan
profitabilitas digunakan untuk laba oleh Fransisca Maharani (2018)
mengukur tingkat efisiensi dan menyatakan bahwa ROE
efektifitas suatu perusahaan dalam berpengaruh positif terhadap
memperoleh keuntungan atau laba. pertumbuhan laba, sedangkan
Rasio profitabilitas yang digunakan menurut Virly Indrayani (2017)
dalam penelitian ini adalah Return menyatakan bahwa ROE
On Assets (ROA) dan Return On berpengaruh negatif terhadap
Equity (ROE). Hery (2015:193). pertumbuhan laba.
Dalam menilai kesehatan
bank umum, Peraturan Bank Berdasarkan fenomena tersebut
Indonesia No 6/9/PBI/2004 pasal 4 di atas menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa “Penilaian pertumbuhan laba yang fluktuatif
terhadap faktor rentabilitas setiap tahunnya, hal ini merupakan
sebagaimana dimaksud dalam pasal sinyal buruk yang mengindikasikan
3 huruf d meliputi penilaian bahwa kinerja perusahaan berada
terhadap komponen-komponen dalam kondisi yang kurang baik.
sebagai berikut : Sehingga dapat mempengaruhi
a. pencapaian return on asset (ROA), keputusan manajemen dalam
return on equity (ROE),...”. Ini dapat pengambilan keputusan internal dan
diasumsikan bahwa kesehatan atau investor dalam mengambil keputusan
kinerja suatu bank dapat diukur investasi. Namun, perusahaan yang
dengan Return On asset (ROA) dan memiliki laba yang tinggi belum
Return On Equity (ROE). tentu efektif dan efisien. Maka
Menurut Hery (2015:193), diperlukan alat untuk mengukur
“Return on Assets (ROA) merupakan tingkat efektifitas dan efisiensi
rasio yang menunjukkan seberapa perusahaan untuk menilai kinerja
perusahaan. Dan masih terdapat hasil

4
yang tidak konsisten dari penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana
terdahulu tentang pengaruh ROA dan Return On Assets (ROA), Return
ROE terhadap pertumbuhan laba, On Equity (ROE), dan
maka peneliti tertarik untuk Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank
mengkaji lebih lanjut untuk Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
membahas Pengaruh Return On yang Terdaftar di Bursa Efek
Assets (ROA) dan Return On Equity Indonesia Periode 2010-2019
(ROE) terhadap Pertumbuhan Laba 2. Untuk menguji pengaruh Return
pada PT Bank Rakyat Indonesia On Assets (ROA) terhadap
(Perswro) Tbk Tahun 2010 – 2019. Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1.2 Perumusan Masalah
yang Terdaftar di Bursa Efek
Berdasarkan identifikasi Indonesia Periode 2010-2019
masalah tersebut maka penulis 3. Untuk menguji pengaruh Return
membuat perumusan masalah On Equity (ROE) terhadap
sebagai berikut: Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank
1. Untuk mengetahui bagaimana Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Return On Assets (ROA), Return yang Terdaftar di Bursa Efek
On Equity (ROE), dan Indonesia Periode 2010-2019.
Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank 4. Untuk menguji pengaruh Return
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk On Assets (ROA) dan Return On
yang Terdaftar di Bursa Efek Equity (ROE) terhadap
Indonesia Periode 2010-2019 Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank
2. Bagaimana pengaruh Return On Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
yang Terdaftar di Bursa Efek
Assets (ROA) terhadap
Indonesia Periode 2010-2019.
Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.4 Kerangka Pemikiran
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2019? Menurut Hery, (2015:193),
3. Bagaimana pengaruh Return On “Return on Assets (ROA)
Equity (ROE) terhadap merupakan rasio yang menunjukkan
Pertumbuhan Laba Pada PT. Bank seberapa besar kontribusi aset dalam
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menciptakan laba bersih”.
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2019? Menurut Hery, (2015:194),
“Return on Equity (ROE)
4. Bagaimana pengaruh Return On
digunakan untuk mengukur seberapa
Assets (ROA) dan Return On
besar jumlah laba bersih yang akan
Equity (ROE) berpengaruh secara
dihasilkan dari setiap rupiah dana
simultan terhadap Pertumbuhan
yang tertanam dalam total ekuitas”.
Laba Pada PT. Bank Rakyat
Pertumbuhan laba adalah
Indonesia (Persero) Tbk yang
prosentasi dari tingkat naik atau
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
turunnya laba dengan
Periode 2010-2019?
membandingkan laba periode tahun
1.3 Maksud dan tujuan Penelitian sebelumnya, sesuai dengan pendapat
Maksud dan tujuan penelitian Harahap (2015:310), yang
ini adalah: menyatakan bahwa “pertumbuhan
laba adalah rasio yang menunjukkan

5
kemampuan perusahaan laba yaitu dengan mengurangkan
meningkatkan laba besih dibanding laba periode berjalan dengan laba
tahun sebelumnya”. periode sebelumnya. Sesuai dengan
pendapat Warsidi dan Pramuka
Hubungan Return on Assets (ROA) (2000:80) bahwa pertumbuhan laba
dengan Pertumbuhan Laba dihitung dengan cara mengurangkan
menurut pendapat Hery (2015:193) laba periode sekarang dengan laba
bahwa Semakin tinggi hasil periode sebelumnya.
pengembalian atas aset berarti Berdasarkan pengertian
semakin tinggi pula jumlah laba tersebut maka sangat jelas bahwa
bersih yang dihasilkan dari setiap Return on Assets (ROA) dan Return
rupiah dana yang tertanam dalam on Equity (ROE) memiliki hubungan
total aset. Sebaliknya, semakin yang erat dengan Pertumbuhan Laba.
rendah hasil pengembalian atas aset Untuk melihat hubungan Return on
berarti semakin rendah pula jumlah Assets (ROA) dan Return on Equity
laba bersih yang dihasilkan dari (ROE) dengan Pertumbuhan Laba
setiap rupiah dana yang tertanam dapat digambarkan dalam kerangka
dalam total aset. pemikiran sebagai berikut:
Hubungan Return on Equity
Hery, 2015:193 Harahap, 2015:310
(ROE) dengan Pertumbuhan Laba
menurut pendapat Hery (2015:194)
Semakin tinggi hasil pengembalian ROA Pertumbuhan Laba
atas ekuitas berarti semakin tinggi
ROE
pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total ekuitas. Hery, 2015:194
Sebaliknya, semakin rendah hasil
pengembalian atas ekuitas berarti Gambar 1 Kerangka Pemikiran
semakin rendah pula jumlah laba Sumber : data diolah oleh penulis
bersih yang dihasilkan dari setiap (2020)
rupiah dana yang tertanam dalam
total ekuitas. X1
X1 Y
Hubungan Return on Assets (ROA)
dan Return on Equity (ROE) X2 X1
terhadap pertumbuhan laba X1
menurut pendapat Hery (2015)
menyatakan bahwa Manajemen Gambar 2 Paradigma Penelitian
dituntut untuk meningkatkan imbal Sumber : data diolah oleh penulis
hasil (return) bagi pemilik (2020)
perusahaan, sekaligus juga Berdasarkan gambar diatas
meningkatkan kesejahteraan dapat dipahami bahwa perusahaan
karyawan. Ini semua hanya dapat yang memiliki Return on Assets dan
terjadi apabila perusahaan Return on Equity yang tinggi akan
memperoleh laba dalam aktifitas menyebabkan meningkatnya
bisnisnya. pertumbuhan laba. Untuk lebih
Dalam mengukur laba dan menjelaskan hubungan antara
pertumbuhannya, dapat variabel kualitas pelayanan dengan
menggunakan rumus pertumbuhan kepuasan pelanggan maka disusun

6
paradigma penelitian sebagai masa depan sekaligus sebagai acuan
berikut : untuk mengambil keputusan.
1.5 Hipotesis Penelitian Agency problem muncul
sebagai akibat dari dipisahkannya
Berdasarkan kerangka pemikiran
kepemilikan dan pengelolaan
diatas, maka penulis menetapkan
perusahaan. Pemisahan ini membuat
hipotesis “Terdapat Pengaruh
para manajer merasa bebas dan
Return On Assets (ROA) dan
bertindak sesuai keinginannya,
Return On Equity (ROE) terhadap
sehingga kebijakan yang dibuat
Pertumbuhan Laba Pada PT.
kadang kurang sejalan dengan tujuan
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
perusahaan untuk memaksimalkan
Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek
kekayaan bagi pemegang saham
Indonesia Periode 2010-2019”
(Setyaningrum, 2017:10).
Menurut Malayu Hasibuan,
1.6 Tempat dan Waktu Penelitian (2004:100) bahwa “Rentabilitas
dalam dunia perbankan dapat
Penelitian ini dilaksanakan pada
dihitung dengan Return On Asset
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
yang selanjutnya disingkat ROA.
Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek
ROA mempunyai hubungan yang
Indonesia. Waktu penelitian
positif terhadap perubahan laba”.
dilaksanakan mulai bulan Maret
Menurut Hery (2015:193),
2020 sampai dengan bulan Agustus
“Return on Assets (ROA) merupakan
2020.
rasio yang menunjukkan seberapa
II. TINJAUAN PUSTAKA besar kontribusi aset dalam
2.1 Return On Asset (ROA) menciptakan laba bersih”.
Agency Theory merupakan Maka dapat disimpulkan
relasi antara para pemilik modal bahwa Return on Assets (ROA)
(principal) dengan pengelola (agent) merupakan rasio yang mengukur
yang dilakukan dengan cara tingkat efisiensi perusahaan dalam
pemberian amanat kepada agent memanfaatkan aktivanya untuk
untuk mengelola perusahaan. memperoleh laba. Rasio ini dihitung
Adanya pemberian wewenang untuk dengan cara membagi Laba bersih
pengelolaan perusahaan maupun dengan total aktiva.
pengambilan keputusan
menyebabkan pengelola mengetahui 2.2 Return On Equity (ROE)
informasi yang lebih banyak Agency Theory merupakan
dibandingkan pemilik modal atau relasi antara para pemilik modal
pemegang saham. (principal) dengan pengelola (agent)
Ketidakseimbangan informasi antara yang dilakukan dengan cara
pengelola dan pemilik modal disebut pemberian amanat kepada agent
dengan asimetri informasi (Sari, untuk mengelola perusahaan.
2016:6). Untuk mengatasi adanya Adanya pemberian wewenang untuk
asimetri informasi principal dapat pengelolaan perusahaan maupun
menilai sendiri kinerja keuangan pengambilan keputusan
perusahaan dengan menggunakan menyebabkan pengelola mengetahui
rasio keuangan salah satunya dengan informasi yang lebih banyak
Return On Assets (ROA) untuk dibandingkan pemilik modal atau
mengetahui prospek perusahaan pada pemegang saham. Return on

7
Equity (X2) merupakan tingkat menggunakan rasio keuangan
efisiensi perusahaan memperoleh maupun pertumbuhan laba guna
keuntungan yang tersedia bagi para mengetahui prospek perusahaan pada
pemilik perusahaan atas modal yang masa depan sekaligus sebagai acuan
diinvestasikan didalam perusahaan. untuk mengambil keputusan (Sari,
Rasio ini dihitung dengan cara 2016:6-7).
membagi Laba bersih dengan total Pertumbuhan laba adalah
modal. Menurut Hery, (2015:194), prosentasi dari tingkat naik atau
Return on Equity (ROE) digunakan turunnya laba dengan
untuk mengukur seberapa besar membandingkan laba periode tahun
jumlah laba bersih yang akan sebelumnya, sesuai dengan pendapat
dihasilkan dari setiap rupiah dana Harahap (2015:310) yang
yang tertanam dalam total ekuitas. menyatakan bahwa pertumbuhan
Sartono (2012:124) laba adalah rasio yang menunjukkan
menjelaskan bahwa Return On kemampuan perusahaan
Equity (ROE) “Mengukur meningkatkan laba besih dibanding
kemampuan perusahaan memperoleh tahun sebelumnya.
laba yang tersedia bagi pemegang 2.4 Pengaruh Return On Assets
saham perusahaan”. Sedangkan (ROA) terhadap Pertumbuhan
menurut (Mamduh H.Hanafi, Laba
2008:42) “Return On Equity (ROE) Hery (2015:193)
mengukur kemampuan perusahaan mengemukakan bahwa Return on
menghasilkan laba bersih Assets (ROA) merupakan rasio yang
berdasarkan modal tertentu”. menunjukkan seberapa besar
Maka dapat disimpulkan kontribusi aset dalam menciptakan
bahwa Return on Equity (ROE) laba bersih. Semakin tinggi hasil
digunakan untuk mengukur seberapa pengembalian atas aset berarti
besar jumlah laba bersih yang akan semakin tinggi pula jumlah laba
dihasilkan dari setiap rupiah dana bersih yang dihasilkan dari setiap
yang tertanam dalam total ekuitas. rupiah dana yang tertanam dalam
total aset. Sebaliknya, semakin
2.3 Pertumbuhan Laba (Y) rendah hasil pengembalian atas aset
Agency Theory merupakan berarti semakin rendah pula jumlah
relasi antara para pemilik modal laba bersih yang dihasilkan dari
(principal) dengan pengelola (agent) setiap rupiah dana yang tertanam
yang dilakukan dengan cara dalam total aset.
pemberian amanat kepada agent 2.5 Pengaruh Return On Equity
untuk mengelola perusahaan. (ROE) terhadap Pertumbuhan
Adanya pemberian wewenang untuk Laba
pengelolaan perusahaan maupun Sesuai dengan pendapat Hery
pengambilan keputusan (2015:194) “Return on Equity (ROE)
menyebabkan pengelola mengetahui digunakan untuk mengukur seberapa
informasi yang lebih banyak besar jumlah laba bersih yang akan
dibandingkan pemilik modal atau dihasilkan dari setiap rupiah dana
pemegang saham.Untuk mengatasi yang tertanam dalam total ekuitas”.
adanya asimetri informasi principal Menurut Danang Sunyoto
dapat menilai sendiri kinerja (2013:116), “ROE merupakan rasio
keuangan perusahaan dengan yang menunjukkan perbandingan

8
antara besarnya laba bersih yang dalam menghasilkan laba selama
dihasilkan oleh perusahaan untuk periode tertentu, rasio ini juga
suatu periode tertentu dengan modal bertujuan untuk mengukur tingkat
sendiri”. efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional
2.6 Pengaruh Return On Assets
perusahaan”.
(ROA) dan Return On Equity
Rasio profitabilitas terdiri dari
(ROE) terhadap Pertumbuhan
Return on Assets (ROA) dan Return
Laba
on Equity (ROE) . Return on Assets
Perusahaan adalah sebuah
(ROA) merupakan rasio yang
organisasi yang beroperasi dengan
menunjukkan seberapa besar
tujuan menghasilkan keuntungan
kontribusi aset dalam menciptakan
dengan cara menjual produk
laba bersih. Semakin tinggi hasil
(barang/jasa) kepada para
pengembalian atas aset berarti
pelanggannya. Tujuan operasional
semakin tinggi pula jumlah laba
dari sebuah perusahaan adalah untuk
bersih yang dihasilkan dari setiap
memaksimalkan profit, baik profit
rupiah dana yang tertanam dalam
jangka pendek maupun profit jangka
total aset. Sebaliknya, semakin
panjang. Manajemen dituntut untuk
rendah hasil pengembalian atas aset
meningkatkan imbal hasil (return)
berarti semakin rendah pula jumlah
bagi pemilik perusahaan, sekaligus
laba bersih yang dihasilkan dari
juga meningkatkan kesejahteraan
setiap rupiah dana yang tertanam
karyawan. Ini semua hanya dapat
dalam total aset (Hery, 2015:193).
terjadi apabila perusahaan
Return on Equity (ROE) digunakan
memperoleh laba dalam aktifitas
untuk mengukur seberapa besar
bisnisnya (Hery:2015). Maka
jumlah laba bersih yang akan
diperlukan alat ukur untuk
dihasilkan dari setiap rupiah dana
memperhitungkan kenaikan dan
yang tertanam dalam total ekuitas.
penurunan laba dalam mengontrol
Semakin tinggi hasil pengembalian
baik atau buruknya kinerja suatu
atas ekuitas berarti semakin tinggi
perusahaan. Dalam mengukur laba
dan pertumbuhannya, dapat pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana
menggunakan rumus pertumbuhan
yang tertanam dalam total ekuitas.
laba yaitu dengan mengurangkan
Sebaliknya, semakin rendah hasil
laba periode berjalan dengan laba
pengembalian atas ekuitas berarti
periode sebelumnya. Sesuai dengan
semakin rendah pula jumlah laba
pendapat Warsidi dan Pramuka
bersih yang dihasilkan dari setiap
(2000:80) mengemukakan bahwa
rupiah dana yang tertanam dalam
pertumbuhan laba dihitung dengan
total ekuitas (Hery, 2015:193).
cara mengurangkan laba periode
III. METODOLOGI
sekarang dengan laba periode
PENELITIAN
sebelumnya.
Untuk melihat gambaran imbal 3.1 Rancangan Penelitian
hasil suatu aktifitas perusahaan dapat Metode penelitian yang
menggunakan rasio profitabilitas. digunakan dalam penelitian ini
Sesuai dengan pendapat (Hery, adalah metode pendekatan
2014:192), “rasio profitabilitas kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah rasio yang digunakan untuk adalah penelitian dengan
mengetahui kemampuan perusahaan

9
memperoleh data berupa angka atau yang lebih dari satu, yaitu analisis
kuantitas, atau dapat berupa data regresi berganda”.Alasan dipilihnya
kualitatif yang diangkakan. Sesuai jenis penelitian ini karena peneliti
dengan pendapat Sugiyono (2015:7), ingin mengetahui bagaimana Return
bahwa “metode ini disebut metode on Assets (ROA) dan Return on
kuantitatif karena data penelitian Equity (ROE) berpengaruh terhadap
berupa angka-angka dan analisis Pertumbuhan Laba pada PT. Bank
menggunakan statistik”. Sugiyono Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
(2017:8) juga mengemukakan bahwa Penelitian ini terdiri dari dua variabel
metode penelitian kuantitatif dapat bebas (X) yaitu pengaruh Return on
diartikan sebagai metode penelitian Assets (ROA) dan Return on Equity
yang berlandaskan pada filsafat (ROE) , dan variabel terikat (Y) yaitu
positivisme, digunakan untuk Pertumbuhan Laba.
meneliti pada populasi atau sampel 3.2 Populasi dan Sampel
tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, Populasi dalam penelitian ini
analisis data bersifat adalah seluruh Laporan Keuangan
kuantitatif/statistik, dengan tujuan Neraca dan Lapoan Laba Rugi pada
untuk menguji hipotesis yang telah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)
ditetapkan.” Tbk. Sampel menurut Sugiyono
(2017:81) adalah bagian dari jumlah
Pendekatan ini diawali dari dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu kerangka teori, gagasan para populasi tersebut. Untuk menentukan
ahli, maupun pemahaman peneliti sampel yang akan digunakan dalam
berdasarkan pengalamannya, penelitian, terdapat berbagai teknik
kemudian dikembangkan menjadi sampling yang digunakan. Penelitian
permasalahan-permasalahan yang ini menggunakan sampel data
diajukan untuk memperoleh dokumen atau laporan keuangan
verifikasi suatu data yang perusahaan yang diperoleh dari
membuktikan pembenaran atau Bursa Efek Indonesia dengan
penolakan hipotesis awal dengan menggunakan metode Sampling
hasil penelitian. Pendekatan Kuota. Teknik Sampling kuota
kuantitatif bertujuan untuk menguji menurut Sugiyono (2017: 85),
teori, menunjukkan hubungan antar bahwa: “sampling kuota adalah
variabel, memberikan deskripsi teknik untuk menentukan sampel
statistik, dan meramalkan hasilnya. dari populasi yang mempunyai ciri-
Untuk menganalisis pengaruh dari ciri tertentu sampai jumlah yang
masing-masing variabel diinginkan”. Pada penelitian ini,
menggunakan teknik analisis regresi peneliti menentukan kuota 40 data
linier berganda. Regresi linier laporan keuangan PT Bank Rakyat
berganda digunakan untuk penelitian Indonesia (Persero) Tbk yang
yang terdapat lebih dari satu variabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
independen (x) dan satu variabel maka sampel yang diteliti sebanyak
dependen (y). Sesuai dengan 40 data laporan keuangan PT Bank
pendapat M.Nafarin (2015:142) Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang
bahwa “...diperlukan analisis regresi terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang mampu menjelaskan hubungan yaitu laporan keuangan pada tahun
antara variabel terikat (dependen) 2010 - 2019.
dengan vaiabel bebas (independen)

10
3.3 Metode Pengumpulan Data Exchange (IDX) berupa laporan
Untuk memperoleh data dan keuangan triwulan PT. Bank Rakyat
informasi yang diperlukan dalam Indonesia (Persero) Tbk pada Tahun
penelitian ini, penulis menggunakan: 2010-2019.
a. Penelitian Kepustakaan 3.4 Definisi Operasional variabel
Penelitian dilakukan untuk Operasional variabel dilakukan
mendapatkan data dalam bentuk teori untuk mendeskripsikan dan
yang dapat mendukung memudahkan dalam menetapkan
penganalisaaan data sekunder yang pengukuran terhadap variabel yang
diperoleh selama penelitian dengan diteliti. Dalam penelitian ini, variabel
cara mempelajari, menelaah dan yang hendak diteliti yaitu variabel
meneliti berbagai macam literatur, Return On Assets (X1), Return On
seperti buku cetak, catatan diklat Equity (X2) dan Pertumbuhan laba
perkuliahan, skripsi, jurnal, serta (Y). Berikut adalah tabel mengenai
data-data lainnya yang dapat operasional variabel :
dijadikan referensi yang relevan
dengan penelitian yang sedang
dilakukan terkait tentang variabel-
variabel dalam penelitian yaitu rasio
profitabilitas (ROA dan ROE) dan Tabel 2
pertumbuhan laba.
Definisi Operasional Variabel

Sumber : data diolah oleh penulis (2020)


b. Metode Dokumentasi 3.5 Uji Hipotesis
Menurut Hamidi (2004:72), Menurut Sugiyono (2017:63)
“metode dokumentasi adalah hipotesis merupakan jawaban
informasi yang berasal dari catatan sementara terhadap rumusan masalah
penting baik yang berasal dari penelitian, di mana rumusan masalah
lembaga maupun perorangan”. penelitian telah dinyatakan dalam
Dalam penelitian ini, penulis bentuk kalimat pertanyaan.
memperoleh data sekunder dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
dipublikasikan oleh Indonesia Stock

11
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) terhadap pertumbuhan laba
Menurut Ghozali (2016, 97) uji pada PT Bank BRI (Persero)
parsial pada dasarnya menunjukkan Tbk
seberapa jauh pengaruh satu variabel Ha : ROA dan ROE berpengaruh
independen secara individual dalam positif signifikan terhadap
mempengaruhi variabel dependen. pertumbuhan laba pada PT
Adapun rumusan hipotesis sebagai Bank BRI (Persero) Tbk
berikut:
H01 : ROA tidak berpengaruh Kriteria keputusan Uji F (simultan):
signifikan terhadap Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung
pertumbuhan laba pada PT > Ftabel) pada α = 0,05 maka Ho
Bank BRI (Persero) Tbk ditolak dan Ha diterima, artinya
Ha1 : ROA berpengaruh positif terdapat pengaruh signifikan Return
signifikan terhadap On Assets (ROA) (X1), Return On
pertumbuhan laba pada PT Equity (ROE) (X2) secara simultan
Bank BRI (Persero) Tbk terhadap pertumbuhan laba pada PT
H02 : ROE tidak berpengaruh Bank BRI (Persero) Tbk.
signifikan terhadap 3.6 Metode Analisis Data
pertumbuhan laba pada PT Menurut Sugiyono (2017:147)
Bank BRI (Persero) Tbk mengemukakan bahwa : “Dalam
Ha1 : ROE berpengaruh positif penelitian kuantitatif, analisis data
signifikan terhadap merupakan kegiatan setelah data dari
pertumbuhan laba pada PT seluruh responden atau sumber data
Bank BRI (Persero) Tbk lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah
Kriteria keputusan Uji T (parsial): mengelompokkan data berdasarkan
Bila Thitung lebih besar dari Ttabel variabel dan jenis responden ,
(Thitung > Ttabel) pada α = 0,05 maka Ho mentabulasi data berdasarkan
ditolak dan Ha diterima, artinya variabel yang diteliti, melakukan
terdapat pengaruh signifikan Return perhitungan untuk menyajikan data
On Assets (ROA) (X1), Return On tiap variabel yang di teliti,
Equity (ROE) (X2) secara parsial
melakukan perhitungan untuk
terhadap pertumbuhan laba pada PT
menjawab rumusan masalah, dan
Bank BRI (Persero) Tbk. melakukan perhitngan untuk menguji
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji hipotesis yang telah diajukan.”
F)
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2016, 96) uji a. Uji Normalitas
F atau uji koefisien regresi secara
Menurut Ghozali (2016, 154),
serentak, yaitu untuk mengetahui
uji normalitas bertujuan untuk
pengaruh variabel independen secara
menguji apakah dalam model regresi,
simultan terhadap variabel dependen,
variabel pengganggu atau residual
apakah pengaruhnya signifikan atau
memiliki distribusi normal.
tidak.
Meskipun normalitas suatu variabel
Adapun rumusan hipotesis sebagai tidak selalu diperlukan dalam proses
berikut: analisis data, namun hasil uji statistik
H0 : ROA dan ROE tidak akan lebih baik jika semua variabel
berpengaruh signifikan berdistribusi normal.

12
Untuk mengetahui apakah tolerance < 0,10 atau sama dengan
residual berdistribusi normal atau nilai VIF > 10.
tidak dapat dilakukan analisis grafik c. Uji Heteroskedastisitas
dan uji statistik. Menurut Ghozali (2016, 134),
uji heteroskedastisitas bertujuan
1. Analisis Grafik
untuk menguji apakah dalam model
Untuk melihat normalitas residual
regresi terjadi ketidaksamaan
dapat melihat grafik grafik normal
variance dari residual suatu satu
probability plot yang
pengamatan ke pengamatan yang
membandingkan distribusi kumulatif
lain. Model regresi yang baik
dari distribusi normal. Distribusi
seharusnya tidak terjadi
normal akan membentuk satu garis
heteroskedastisitas. Cara untuk
diagonal dan plotting data residual
mendeteksi adanya heterokedastisitas
akan dibandingkan dengan garis
dapat menggunakan grafik
diagonal. Jika plotting data residual
scatterplot dan uji glejser. Cara
normal, maka garis yang
melihat grafik scatterplot yaitu ...jika
menggambarkan data sesungguhnya
ada pola tertentu, seperti titik
akan mengikuti garis diagonal.
yang membentuk pola yang teratur
2. Analisis Statistik (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka mengindikasikan
Selain melakukan analisis grafik
telah terjadi heteroskedastisitas
disarankan untuk melakukan uji
(Ghozali, 134:2013). Uji Glejser
statistik non parametik One-Sample
mengusulkan untuk meregres nilai
Kolmogrov-Smirnov (K-S). Dasar
absolut residual terhadap variabel
pengambilan Uji K-S yaitu apabila
independen menurut Gujarati dalam
nilai signifikan < 0,05 maka
buku Ghozali, 137:2013. Model
distribusi data tidak normal,
dikatakan bebas dari
sedangkan apabila nilai signifikan >
heterokedastisitas jika nilai
0,05 maka distribusi data normal.
signifikansi variabel independen
lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05).
b. Uji Multikolinieritas d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016,104), Menurut Ghozali (2016:107),
uji multikolinearitas bertujuan untuk uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah model regresi menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar linear ada korelasi antara kesalahan
variabel bebas (independen). Model pengganggu pada periode t dengan
regresi yang baik seharusnya tidak kesalahan pengganggu pada periode
terjadi korelasi di antara variabel t-1 (sebelumnya). Model regresi
independen. Untuk menguji ada atau yang baik adalah regresi yang bebas
tidaknya multikolinieritas di dalam dai autokorelasi. Untuk mendeteksi
model regresi dapat dilihat dari : adanya autokorelasi salah satunya
1. nilai tolerance dan lawannya dapat digunakan Uji Run Test.
2. variance inflation factor (VIF).
Run Test merupakan bagian
Nilai cutoff yang umum dipakai
dari statistik non parametrik yang
untuk menunjukkan adanya
digunakan untuk menguji apakah
multikolinieritas adalah nilai
antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak

13
terdapat hubungan korelasi maka Menurut Sugiyono, (2017:182)
dikatakan bahwa residul adalah acak menyatakan bahwa uji korelasi
atau random. Run Test digunakan adalah untuk menguji apakah dua
untuk melihat apakah data residual variabel bebas dan variabel terikat
terjadi secara random atau tdak mempunyai hubungan yang kuat
(sistematis). Run Test dilakukan ataukah tidak kuat apakah hubungan
dengan membuat hipotesis dasar, tersebut positif atau negatif.
yaitu: Untuk menegetahui besar
hubungan dari sumber data dari
H0 : residual (res_1) random (acak)
variabel berbeda, maka digunakan
Ha : residual (res_1) tidak random
analisis pearson product momment.
Berdasarkan hipotesis di atas, Analisis korelasi parsial ini
maka dasar pengambilan keputusan digunakan untuk mengetahui
uji statistik dengan Run Test adalah: kekuatan hubungan anatara korelasi
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kedua variabel dimana variabel
kurang dari 0,05, maka H0 ditolak lainnya yang dianggap berpengaruh
dan HA diterima. Hal ini berarti dikendalikan atau dibuat tetap
data residual terjadi secara tidak (sebagai variabel kontrol). Karena
random (sistematis). variabel yang diteliti adalah data
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) interval maka teknik statistik yang
lebih dari 0,05, maka H0 diterima digunakan adalah Pearson
dan HA ditolak. Hal ini berarti Correlation Product Moment
data residual terjadi secara (Sugiyono, 2017:216). Untuk
random (acak). mengetahui keeratan atau derajat
asosiasi hubungan antara variabel
2. Analisis Deskriptif X1,X2 ,X3 dan Y seperti yang
Statistik deskriptif memberikan dikemukakan oleh Sugiyono
gambaran atau deskripsi suatu data (2018:184) dalam tabel berikut :
yang dilihat dari nilai rata-rata Tabel 3
(mean), standar deviasi, varian, Kriteria Derajat Keeratan
maksimum, minimum, sum, range, Koefisien Korelasi
kurtosis dan skewness Tingkat
(kemencengan) (Ghozali, 2016, 19). Interval Koefisien
Hubungan
Model ini memberikan informasi 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
berupa data statistik yang akan 0,20 – 0,399 Lemah
digunakan untuk pengujian dalam 0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
penelitian ini dengan menggunakan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
nilai minimum, maksimum, mean Sumber : Sugiyono (2018:184)
dan standar deviasi dari sampel. 4. Analisis koefisien
Dalam penelitian ini analisis Determinasi
deskriptif akan menggambarkan nilai Menurut Ghozali (2016, 95),
minimum, nilai maksimum, nilai koefisien determinasi (R2) pada
rata-rata (mean) dan standar deviasi intinya digunakan untuk mengukur
dari Return On Assets (ROA), seberapa jauh kemampuan model
Return On Equity (ROE) dan dalam menerangkan variasi variabel
pertumbuhan laba. dependen. Nilai koefisien
2
3. Analisis Korelasi determinasi (R ) adalah antara nol
dan satu. Nilai kofisien determinasi

14
(R2) yang kecil berarti kemampuan 1. Uji Normalitas
variabel-variabel independen dalam Uji normalitas bertujuan untuk
menjelaskan variasi variabel menguji apakah dalam model regresi,
dependen amat terbatas. Nilai yang variabel pengganggu atau residual
mendekati satu berarti variabel- terdistribusi normal. Untuk
variabel independen memberikan mengetahui apakah residual
hampir semua informasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat
dibutuhkan untuk memprediksi dilakukan analisis grafik dan uji
variasi variabel dependen. Sehingga statistik. Berikut merupakan hasil
semakin besar nilai R2 berarti dari uji normalitas dengan
semakin besar pengaruh variabel menggunakan analisis grafik:
independen dalam menjelaskan
variabel dependen.
Menurut M.Nafarin (2015:138)
Koefisien determinan (R2) mengukur
persentase variabilitas Y yang dapat
dijelaskan dengan variabel x. Dalam
analisis regresi, koefisien determinan
(coefficient determination) ini
merupakan nilai terpenting karena
koefisien determinan Gambar 3
menggambarkan seberapa jauh
Grafik Normal Probability Plot
variabilitas Y diperngaruhi oleh
variabilitas X. Rumus koefisien Gambar 3 menunjukkan
determinan adalah sebagai berikut : adanya titik-titik variabel yang
menggambarkan data menyebar di
R2 = a∑Y + b∑XY - nῩ2
sekitar garis diagonal dan mengikuti
∑Y2 - nῩ2
garis diagonalnya. Ini menunjukkan
bahwa data yang digunakan dalam
5. Analisis Regresi Linier penelitian ini berdistribusi normal.
Berganda Tabel 4
Analisis regresi linier berganda
Hasil Pengujian Normalitas
adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh atau
hubungan antara dua atau lebih
variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Untuk melakukan
analisis regresi berganda terdapat
asumsi klasik yang harus terpenuhi
meliputi residual yang terdistribusi
normal, tidak adanya
multikolinearitas, tidak adanya
heterokedastisitas, serta tidak adanya
autokorelasi.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Asumsi Klasik

15
(Sumber: output SPSS 24, data Run Test dilakukan dengan membuat
diolah penulis, 2020) hipotesis dasar, yaitu:
Berdasarkan tabel 4, diketahui a. H0 : residual (res_1) random
bahwa nilai statistik uji Kolmogorov- (acak)
Smirnov menunjukkan nilai Asymp. b. HA : residual (res_1) tidak random
Sig (2-tailed) sebesar 0,09 > 0,05
sehingga dapat diketahui bahwa Kriteria pengambilan keputusan:
variabel dependen berdistribusi a.) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed)
normal dan sampel dapat digunakan kurang dari 0,05, maka H0 ditolak
untuk penelitian lebih lanjut. dan HA diterima. Hal ini berarti data
2. Uji Multikoliniearitas residual terjadi secara tidak random
(sistematis).
Untuk menguji ada atau b.) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed)
tidaknya multikolinieritas di dalam lebih dari 0,05, maka H0 diterima
model regresi dapat dilihat dari : dan HA ditolak. Hal ini berarti data
(1) nilai tolerance dan lawannya residual terjadi secara random (acak).
(2) variance inflation factor (VIF). Tabel 6
Nilai cut off yang umum dipakai Uji Run Test
untuk menunjukkan adanya
Unstandardized
multikolinieritas adalah nilai Residual
tolerance < 0,10 atau sama dengan Test Valuea -,01029
nilai VIF > 10. Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Tabel 5 Total Cases 40
Uji Multikolinieritas Number of Runs 15
Z -1,762
Asymp. Sig. (2-tailed) ,078
a. Median

(Sumber: output SPSS 24, data


diolah penulis, 2020)
Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui nilai asymp. Sig. (2-tailed)
yang dihasilkan dari model regresi
adalah 0,78 > 0,05 maka dapat
(Sumber: output SPSS 24, data
disimpulkan bahwa tidak terdapat
diolah penulis, 2020)
gejala autokorelasi.
Berdasarkan tabel 5,
menunjukkan bahwa nilai tolerance 4. Uji Heterokedastisitas
ROA dan ROE sebesar 0,104 > 0,10 Cara untuk mendeteksi adanya
dan nilai VIF ROA dan ROE sebesar heterokedastisitas dapat
9,573 < 10, maka dapat dinyatakan menggunakan grafik scatterplot dan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas uji glejser. Cara melihat grafik
pada variabel – variabel independen scatterplot yaitu ...jika ada pola
yang digunakan dalam penelitian ini. tertentu, seperti titik yang
3. Uji Autokorelasi membentuk pola yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian
Run Test digunakan untuk
menyempit) maka mengindikasikan
melihat apakah data residual terjadi
telah terjadi heteroskedastisitas
secara random atau tdak (sistematis).
(Ghozali, 2016:134)

16
4.2 Penilaian Return On Assets
(ROA), Return On Equity
(ROE), Pertumbuhan Laba

1. Penilaian Return On Assets


(ROA)
Tabel 8
Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Minim Maxi Std.
Gambar 4 N um mum Mean Deviation
ROA 40 ,006 ,034 ,01870 ,008346
Grafik Scatterplot ROE 40 ,042 ,313 ,14885 ,074468
P.LABA 40 ,014 ,571 ,17605 ,153787
a) (Sumber: output SPSS 24, Valid N 40
(listwise
data diolah penulis, 2020) )
Berdasarkan gambar 4, dapat Sumber: data diolah penulis, 2020
dilihat bahwa titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada Berdasarkan tabel 8, variabel
sumbu Y, Maka dapat disimpulkan Return on Assets (ROA) memiliki
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas nilai terkecil (minimum) sebesar
dalam model regresi yang digunakan 0,006 dan nilai terbesar (maximum)
dalam penelitian ini. 0,034. Rata – rata ROA yang
Tabel 7 dimiliki perusahaan menunjukkan
hasil yang positif sebesar 0,1870, hal
Uji Heterokedastisitas ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1
aset perusahaan dapat menghasilkan
0,1870. Nilai standar deviasi ROA
adalah sebesar 0,008346 (dibawah
rata – rata), artinya ROA memiliki
tingkat variasi data yang rendah.
Berdasarkan gambaran
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Return On Assets (ROA) pada PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
(Sumber: output SPSS 24, data Tbk belum mampu memaksimalkan
diolah penulis, 2020) assets untuk mencetak profit yang
Berdasarkan tabel 7, hasil lebih besar.
pengujian heteroskedastisitas dengan 2. Penilaian Return On Equity
metode uji geljser didapatkan nilai (ROE)
signifikansi ROA sebesar 0,068 dan Variabel Return on Equity (ROE)
ROE sebesar 0,083. Karena nilai memiliki nilai terkecil (minimum)
signifikansi lebih besar dari 0,05 sebesar 0,042 dan nilai terbesar
maka dapat disimpulkan bahwa pada (maximum) 0,313. Rata – rata ROE
model regresi tersebut tidak yang dimiliki perusahaan
ditemukan adanya masalah menunjukkan hasil yang positif
heteroskedastisitas. sebesar 0,14885, hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1

17
ekuitas perusahaan dapat Berikut hasil pengolahan data
menghasilkan 0,14885. Nilai standar diperoleh sebagaimana tabel dibawah
deviasi ROE adalah sebesar ini :
0,074468 (diatas rata – rata), artinya Tabel 9
ROE memiliki tingkat variasi data Uji Korelasi
yang tinggi. Correlations
Berdasarkan gambaran P.
ROA ROE LABA
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROA Pearson 1 ,946** ,146
Return On Assets (ROA) pada PT Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,370
Bank Rakyat Indonesia (Persero) N 40 40 40
Tbk belum mampu memaksimalkan ROE Pearson ,946** 1 ,365*
Correlation
ekuitas untuk mencetak profit yang Sig. (2-tailed) ,000 ,021
lebih besar. N 40 40 40
P.LA Pearson ,146 ,365* 1
BA Correlation
3. Penilaian Pertumbuhan Laba Sig. (2-tailed) ,370 ,021
N 40 40 40
Variabel Return on Equity (ROE) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
memiliki nilai terkecil (minimum) tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
sebesar 0,042 dan nilai terbesar tailed).
(maximum) 0,313. Rata – rata ROE (Sumber: output SPSS 24, data
yang dimiliki perusahaan diolah penulis, 2020)
menunjukkan hasil yang positif
sebesar 0,14885, hal ini Berdasarkan tabel 9, bahwa
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 tingkat korelasi parsial (partial
ekuitas perusahaan dapat correlation) antara Return On Assets
menghasilkan 0,14885. Nilai standar (ROA) dengan pertumbuhan laba
deviasi ROE adalah sebesar yaitu sebesar 0,146 yang menyatakan
0,074468 (diatas rata – rata), artinya bahwa korelasinya searah dan sangat
ROE memiliki tingkat variasi data lemah yaitu berada diantara 0,00-
yang tinggi. 0,199. Artinya semakin rendah
Berdasarkan gambaran Return On Assets (ROA) akan
tersebut, maka dapat disimpulkan mengakibatkan penurunan pada
bahwa pertumbuhan laba pada PT pertumbuhan laba.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk berada dalam kondisi yang 4.4 Analisis Korelasi Return On
kurang baik. Equity (ROE) terhadap
Pertumbuhan Laba
4.3 Analisis Korelasi Return On Berdasarkan tabel tersebut,
Assets (ROA) terhadap bahwa tingkat korelasi parsial
Pertumbuhan Laba (partial correlation) antara Return
Menurut Sugiyono (2018), On Equity (ROE) dengan
kriteria derajat keeratan interval pertumbuhan laba yaitu sebesar
koefisien korelasi adalah 0,00-0,199 0,365 yang menyatakan bahwa
(sangat rendah), 0-20-0,399 (rendah), korelasinya searah dan lemah yaitu
0,40-0,599 (sedang), 0,60-0,799 berada diantara 0,20-0,399. Artinya
(kuat) dan 0,80-1,00 (sangat kuat). semakin rendah Return On Equity
(ROE) akan mengakibatkan
peurunan pertumbuhan.

18
4.5 Koefisien Determinasi < 0,05, maka variabel independen
Analisis koefisien determinasi secara parsial berpengaruh terhadap
(R2) digunakan untuk mengetahui variabel dependen. Dalam hal ini uji
seberapa jauh kemampuan model t dilakukan untuk mengetahui apakah
pengaruh variabel independen secara variabel Return On Assets (ROA)
serentak terhadap variabel dependen. dan Return On Equity (ROE) secara
Semakin besar nilai R2 berarti parsial berpengaruh atau tidak
semakin besar pengaruh variabel terhadap pertumbuhan laba. Berikut
independen dalam menjelaskan merupakan hasil dari uji t:
variabel dependen. Berikut ini
merupakan hasil perhitungan Tabel 11
koefisien determinasi dalam Uji T
penelitian ini: Coefficients a
Standa
Tabel 10 Unstandardized
rdized
Coeffic
Uji Koefisien Determinasi Coefficients ients
Std. Sig
Model Summaryb Model B Error Beta t .
1 (Con ,167 ,044 3,821 ,000
Std. Error stant
)
Adjusted of the ROA -35,255 6,524 -1,913 -5,404 ,000
ROE 4,493 ,731 2,176 6,145 ,000
Model R R Square R Square Estimate a. Dependent Variable: P.LABA
a
1 ,718 ,516 ,489 ,109889
(Sumber: output SPSS 24, data
a. Predictors: (Constant), ROE, ROA diolah penulis, 2020)
b. Dependent Variable: P.LABA
a. Uji t variabel Return On Assets
(Sumber: output SPSS 24, data
diolah penulis, 2020) Berdasarkan Tabel 11, dapat
diketahui bahwa Return On Assets
Berdasarkan Tabel 10 dapat (ROA) mempunyai nilai signifikansi
diketahui bahwa nilai koefisien 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
determinasi (R2) adalah sebesar 0,05) dan nilai -thitung yaitu sebesar
0,516. Hasil ini menunjukkan bahwa -5,786 lebih kecil dari -ttabel 2,0809 (-
variasi dari pertumbuhan laba dapat 5,786 < 2,0809). Hal ini
dijelaskan oleh variabel Return On menunjukkan bahwa secara parsial
Assets (ROA) dan Return On Equity Return On Assets (ROA) sebagai
(ROE).sebesar 0,516 atau sebesar variabel independen (X1)
51,6%. Sedangkan sisanya sebesar berpengaruh tetapi tidak signifikan
0,484 atau 48,4% diterangkan oleh terhadap pertumbuhan laba pada PT
variabel lain diluar dari variabel Bank Rakyat Indonesia (persero)
dalam penelitian ini. Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2019. Maka
dapat disimpulkan bahwa H1
4.6 Uji Hipotesis diterima.
1. Uji-T
b. Uji t variabel Return On Equity
Uji t pada dasarnya dilakukan
untuk menunjukkan seberapa jauh Berdasarkan Tabel 11 dapat
pengaruh satu variabel independen diketahui bahwa Return On Equity
secara individual dalam (ROE) mempunyai nilai signifikansi
menerangkan variasi variabel 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
dependen. Apabila nilai signifikansi (0,000 < 0,05) dan nilai -thitung(6,528)

19
> -ttabel (2,02809). Hal ini simultan atau bersama-sama kedua
menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen (Return On
Return On Equity (ROE) sebagai Assets dan Return On Equity)
variabel independen (X2) berpengaruh terhadap pertumbuhan
berpengaruh terhadap petumbuhan laba.
laba pada PT Bank Rakyat Indonesia 4.7 Regresi Linier Berganda
(persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Analisis regresi linier berganda
Efek Indonesia tahun 2010-2019. digunakan untuk mengetahui
Maka dapat disimpulkan bahwa H1 besarnya pengaruh atau hubungan
diterima. antara (Return On Assets dan Return
1. Uji-F On Equity) sebagai variabel
Uji F digunakan untuk menguji independen terhadap pertumbuhan
signifikansi pengaruh variabel laba variabel dependen pada PT
independen secara bersama-sama Bank BRI (Persero) Tbk. Untuk
terhadap variabel dependen. Seluruh melakukan analisis regresi berganda
variabel independen dapat dikatakan terdapat asumsi klasik yang harus
memiliki pengaruh secara bersama- terpenuhi meliputi residual yang
sama terhadap variabel dependen terdistribusi normal, tidak adanya
jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel multikolinearitas, tidak adanya
atau jika nilai signifikansi kurang heteroskedastisitas, serta tidak
dari 0,05. Berikut disajikan hasil uji adanya autokorelasi. Berikut ini
signifikan simultan (uji F) dalam adalah penyajian dari hasil analisis
Tabel 4.13: regresi linier berganda:
Tabel 12 Tabel 13
Uji F Uji Regresi Linier Berganda
ANOVAa Coefficientsa
Sum Standa
of rdized
Squa Mean Unstandardized Coeffic
Model res Df Square F Sig. Coefficients ients
1 Regression ,476 2 ,238 19,691 ,000b Std.
Residual ,447 37 ,012 Model B Error Beta T Sig.
Total ,922 39 1 (Con ,167 ,044 3,821 ,000
a. Dependent Variable: P.LABA stant
)
b. Predictors: (Constant), ROE, ROA ROA -35,255 6,524 -1,913 -5,404 ,000
ROE 4,493 ,731 2,176 6,145 ,000
(Sumber: output SPSS 24, data a. Dependent Variable: P.LABA
diolah penulis, 2020)
(Sumber: output SPSS 24, data
Berdasarkan Tabel 12 diolah penulis, 2020)
diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,691
Berdasarkan Tabel 13 dapat
dengan nilai signifikansi 0,000.
diketahui persamaan regresi linier
Sedangkan nilai Ftabel dapat dilihat
berganda pada penelitian ini yaitu
pada tabel statistik F (pada taraf
sebagai berikut:
signifikansi α = 5% atau 0,05, k=2
dan n=40, maka (k;n-k) ) diperoleh Y = 0,167 – 35,255ROA +
nilai Ftabel = 3,24. Karena Fhitung 4,493ROE + e
(19,691) > Ftabel (3,24) dan nilai Berikut merupakan penjelasan
signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat persamaan regresi linier berganda
diperoleh kesimpulan bahwa H1 tersebut:
diterima, yang berarti secara

20
1. Nilai konstanta sebesar 0,167, PT Bank Rakyat Indonesia
artinya jika ROA dan ROE (Persero) Tbk belum mampu
bernilai 0, maka pertumbuhan memaksimalkan assets untuk
laba nilainya sebesar 0,167. mencetak profit yang lebih
besar.
2. Nilai koefisien regresi variabel
b) ROE cenderung mengalami
ROA (X1) sebesar -35,255, artinya
penurunan, meski nilai
jika ROA mengalami kenaikan
maksimum ROE mencapai
sebesar satu satuan, maka
angka 31,2%, namun jumlah
pertumbuhan laba akan
ekuitas masih lebih tinggi
mengalami penurunan sebesar
daripada jumlah laba. Maka,
35,255 satuan dengan asumsi
dapat dikatakan bahwa PT
variabel independen lain bernilai
Bank Rakyat Indonesia
tetap.
(Persero) Tbk belum mampu
3. Nilai koefisien regresi variabel memaksimalkan ekuitas untuk
ROE (X2) sebesar 4,493, artinya mencetak profit yang lebih
jika ROE mengalami kenaikan besar, karena rasio ROE tidak
sebesar satu satuan, maka memperhitungkan hutang,
pertumbuhan laba akan hutang yang besar dapat
mengalami kenaikan sebesar berisiko dalam produktivitas
4,493 satuan dengan asumsi dan kinerja suatu perusahaan.
variabel independen lain bernilai c) Pertumbuhan laba cenderung
tetap. mengalami penurunan. Meski
jumlah laba naik setiap
tahunnya. Hal ini disebabkan
V. KESIMPULAN DAN oleh faktor internal seperti
SARAN menurunnya margin
5.1 Kesimpulan keuntungan dan faktor
Berdasarkan hasil penelitian eksternal seperti inflasi, tingkat
mengenai pengaruh Return On suku bunga, dan pertumbuhan
Assets (ROA) dan Return On Equity ekonomi, Maka dapat
(ROE) terhadap pertumbuhan laba disimpulkan bahwa
pada PT Bank BRI (Persero) Tbk pertumbuhan laba pada PT
yang terdaftar di Bursa Efek Bank Rakyat Indonesia
Indonesia periode 2010-2019, maka (Persero) Tbk berada dalam
penulis memperoleh kesimpulan kondisi yang kurang baik.
sebagai berikut: 2. Hasil uji korelasi pada bagian sig
1. Kondisi ROA, ROE dan (2 tailed) sebesar 0,370>0,05 dan
pertumbuhan laba: nilai pearson correlation sebesar
a) ROA mengalami fluktuasi dan 0,146 atau 14,6% menunjukkan
cenderung menurun, nilai bahwa Return On Assets (ROA)
ratarata ROA sebesar 2%, tidak memiliki korelasi atau
namun angka tersebut masih pengaruh terhadap pertumbuhan
tergolong angka yang kecil. laba. Artinya, perubahan pada
Penurunan ROA disebabkan Return On Assets (ROA) tidak
oleh jumlah asset yang lebih akan mempengaruhi perubahan
besar daripada jumlah laba. pada pertumbuhan laba.
Maka, dapat dikatakan bahwa

21
3. Hasil uji korelasi pada bagian sig perusahaan lebih meningkatkan
(2 tailed) sebesar 0,021<0,05 dan fee based income untuk
nilai pearson correlation sebesar meningkatkan laba bersih, dan
0,365 atau 36,5% menunjukkan meningkatkan efisiensi dalam
bahwa Return On Equity (ROE) memberdayakan asset yang
memiliki korelasi atau pengaruh dimiliki.
yang lemah dan searah (positif) 3. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap pertumbuhan laba. Return On Equity (ROE) yang
Artinya, apabila Return On Equity memiliki pengaruh lemah
(ROE) semakin besar maka akan terhadap pertumbuhan laba pada
meningkatkan pertumbuhan laba. PT Bank BRI (Persero) Tbk, Hal
4. Pengaruh Return On Equity ini mengindikasi bahwa
(ROE) dan Return On Assets perusahaan mampu menjaga
(ROA) berpengaruh secara struktur permodalan usahanya.
serentak terhadap pertumbuhan Diharapkan ROE dapat dijadikan
laba. Hal ini dibuktikan dengan sebagai bahan informasi untuk
Hasil uji koefisien determinasi membantu memecahkan masalah
(R2) sebesar 0,516 atau 51,6% dan pengambilan keputusan
menunjukkan bahwa variasi dari perusahaan, seperti keputusan
pertumbuhan laba dapat ekspansi perusahaan. Umumnya,
dijelaskan oleh variabel Return perusahaan dengan nilai ROE
On Assets (ROA) dan Return On yang cukup besar cukup
Equity (ROE) sebesar 0,516 atau berpotensi untuk berekspansi.
sebesar 51,6%. Sedangkan
sisanya sebesar 0,484 atau 48,4% 4. Berdasarkan hasil penelitian
diterangkan oleh variabel lain Return On Assets (ROA) dan
diluar dari variabel dalam Return On Equity (ROE) yang
penelitian ini. secara serentak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba pada
V.2Saran PT Bank BRI (Persero) Tbk,
1. Untuk mengetahui dan diharapkan agar peneliti
mengukur seberapa besar selanjutnya menggali lebih
pengaruh variabel bebas dalam banyak lagi mengenai faktor-
penelitian ini yaitu Return On faktor penyebab pertumbuhan
Assets (ROA) dan Return On laba lainnya yang dapat
Equity (ROE) terhadap satu memberikan pengaruh jauh lebih
variabel terikat yaitu pertumbuhan besar dan berguna untuk
laba, sebaiknya menggunakan memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan perusahaan terhadap suatu instansi atau
kompetitor sebagai pembanding, pemerintahan.
agar memberikan pengukuran
perusahaan secara ideal dan hasil
penelitian yang lebih baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian
Return On Assets (ROA) yang
tidak memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba pada PT Bank
BRI (Persero) Tbk, diharapkan

22
Daftar Pustaka Habbe, Abd. Hamid, dan Hartono, J.
2001. Studi Terhadap
Amrisyah, Lola. 2018. Pengaruh
Pengukuran Kinerja Akuntansi
Return On Equity (ROE) dan
perusahaan prospektar dan
Net Profit Margin (NPM)
Defender, dan Hubungannya
Terhadap Pertumbuhan Laba
Dengan Harga Saham. Jurnal
Pada Perusahaan Jasa
Riset Akuntansi Indonesia
Perdagangan Besar (Barang
4:111-132 (Diakses pada
Produksi & Konsumsi) Di
tanggal 01 Agustus 2020)
Bursa Efek Indonesia Tahun
Hamidi. 2004. Metode Penelitian
2012-2016. Skripsi,
Kualitatif: Aplikasi Praktis
(http://repository.uma.ac.id/,
Pembuatan Proposal dan
diakses 4 Juni 2020).
Laporan Penelitian. Malang:
Andrianto, Didin Fatihuddin, dan
UMM Press.
Anang Firmansyah. 2019.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015.
Manajemen Bank. Jogjakarta:
Analisis Kritis atas Laporan
Qiara Media.
Keuangan. Jakarta : Rajawali
Astarina Ivalaina dan Angga Hapsita.
Pers.
2015. Manajemen Perbankan.
___________2003. Teori Akuntansi.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Fahmi, Irham. 2012. Analisis
Persada.
Kinerja Keuangan. Bandung:
Hasibuan, Drs, dan H Malayu S.P.
Alfabeta.
2004. Dasar Dasar
Fransisca, Margaret. 2018. Pengaruh
Perbankan. Jakarta: PT Bumi
Return on Asset dan Return on
Aksara.
Equity Terhadap Pertumbuhan
Hery. 2015. Analisis Kinerja
Laba pada Perusahaan
Manajemen. Jakarta : PT
Pertambangan Batu Bara
Grasindo.
Tahun 2012-2016. Skripsi,
Indrayani, Virly. 2017. Pengaruh
(http://repository.uma.ac.id:80
FDR, NPF, ROA, dan ROE
81/handle/123456789/9434?
mode=simple, diakses 5 Juni Terhadap Perubahn Laba
Pada Bank Umum Syariah di
2020)
Indonesia (PERIODE 2011-
Ghonio, Muhammad Gani.
2015). Skripsi,
2017.Pengaruh Rturn On
(http://repository.uinjkt.ac.id/d
Assets (ROA) dan Return On
space/bitstream/123456789/35
Equity (ROE) terhadap Harga
433/2/VIRLY
Saham Pada Perusahaan
%20INDAYANI-FEB.pdf,
Manufaktu Yang Terdapat di
diakses 05 Juni 2020)
ASEAN Periode 2013-2015.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan
Skripsi,
Keuangan. Jakarta: PT Raja
(https://eprints.uny.ac.id,
Grafindo Persada.
diakses 10 Juni 2020)
Maharani, Anggi dk. 2019.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis
Pengaruh ROA, ROE, dan
Multivariate dengan Program
NPM Terhadap Pertumbuhan
IBM SPSS 23.
Laba pada Perusahaan Sektor
Semarang..BPFE Universitas
Industri Barang Konsumsi
Diponegoro..
yang Terdaftar di Bursa Efek

23
Indonesia. Jurnal, Undang Undang Dasar Negara
(https://www.neliti.com/public Republik Indonesia Tahun
ations/281710/pengaruh-roa- 1945, BAB VIII
roe-dan-npm-terhadap- Warsidi dan Pramuka, 2000.
pertumbuhan-laba-pada- Evaluasi Kegunaan Rasio
perusahaan-sektor-indust, Keuangan Dalam Memprediksi
diakses 5 Juni 2020) Perubahan Laba di Masa Yang
Naim Muh. Rezky. 2019. Pengantar Akan Datang. Skripsi,
Manajemen. Jakarta: Penerbit (https://warsidi-
Qiara Media. akuntan.tripod.com, diakses 4
Nafarin, M. 2015. Penganggaran Juni 2020).
Perusahaan – Edisi 3. . https://bri.co.id Diakses pada 02
Jakarta: Salemba Empat. Januari 2020
Prastowo, Dwi. 2014. Analisis https://www.idx.co.id/ Diakses pada
Laporan Keuangan. Edisi 02 Januari 2020
Ketiga. Yogyakarta. Sekolah www.idnfinancials.com Diakses
Tinggi Ilmu Manajemen pada 04 januari 2020
YKPN.
Priyatno, D. 2016. SPSS Handbook.
Jakarta: MediaKom.
Santoso, Singgih.2010. Statistik
Parametrik, Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS. Cetakan
Pertama. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta: PT
Gramedia.
Subramanyam, K. R. Dan John J.
Wild. 2014. Analisis Laporan
Keuangan. Buku 2. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metodologi
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sunyoto, D. 2013. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan
Perusahaan. Yogyakarta:
CAPS (Center of Academic
Publishing Service).
___________2013. Metodologi
Penelitian Akuntansi.
Bandung: PT Refika Aditama
Anggota Ikapi.
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan

24

You might also like