Pengembangan Dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri Untuk Analisis Pewarna Merah Sintentik Pada Beberapa Merek Saus Sambal Sachet
Pengembangan Dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri Untuk Analisis Pewarna Merah Sintentik Pada Beberapa Merek Saus Sambal Sachet
Pengembangan Dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri Untuk Analisis Pewarna Merah Sintentik Pada Beberapa Merek Saus Sambal Sachet
Keywords: ABSTRACT: Chili sauce sachet A, B and C containing synthetic red coloring agent were taken
TLC-densitometry; from three fast food premises in Padang. Synthetic red coloring agent were a food additives
sauce sambel; coloring used by food manufacturers to enhance color of food products. The use of food coloring agent
agent. in Indonesia were regulated in The Rule of Head of the Supervisory Food Board of the
Republic of Indonesia Number 37 Year 2013 about the Limit Use of Food Coloring Agent.
Thin-layer chromatography (TLC) -densitometry was a precision method for the analysis of
food additives. Development and validation of TLC method for chromatographic separation
used GF254 silica plate eluted with a mixture of ethanol: butanol: distilled water (4: 5: 5)
and spots were detected visually. A red spots on the sample B was identified as Ponceau 4R
with Rf value of 0.76. It was then followed by quantitative analysis using densitometry. The
linearity of the method was found in the range of 2-10μg/ml with a correlation coefficient of
0.994. Precision intra-day and inter-day relative standard deviation was shown from 1.11%
and 2.69% respectively. Accuracy of the method was shown on the percentage of recovery of the
3 different concentrations of solution which gave the average percentage of 108.17%. Limit of
detection and limit quantitation was 0.8306μg/ml and 2.7687μg/ml. The concentration of
Ponceau 4R in the sample B was 11.9520mg/kg of material. This value was not exceeded the
maximum concentration of food coloring agent as stated in the rule which should not be above
70mg/kg of material.
Kata kunci: ABSTRAK: Saus sambel sachet A, B dan C yang mengandung pewarna merah sintetik
KLT-densitometri; diambil ditiga tempat makanan cepat saji dikota padang. Pewarna merah sintetik
saus sambel; merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang digunakan oleh produsen pangan
pewarna sintetik. untuk memberikan sensasi warna pada produk pangannya. Penggunaan pewarna pangan
ini diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Makanan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pewarna. Metoda yang presisi untuk analisis bahan tambahan pangan ini adalah
kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri. Pengembangan dan validasi metoda KLT
untuk pemisahan secara kromatografi digunakan pelat silica GF254 dengan fasa gerak
campuran etanol:butanol:aquadest (4:5:5) dan bercak yang nampak dideteksi secara
visual. Sebuah bercak merah pada sampel B teridentifikasi mengandung ponceau 4R
dengan nilai Rf 0,76 dan dilanjutkan dengan analisis kadar dengan densitometry.
Linieritas metode yang dilakukan ditemukan pada rentang 2-10 μg/ml dengan koefisien
korelasi 0,994. Presisi intra-day ditunjukkan dari standar deviasi relative 1,11% dan inter-
day 2,69%. Akurasi metode ditunjukkan dari persentase perolehan kembali terhadap
3 konsentrasi yang berbeda dengan persentase rata-rata 108,17%. Batas deteksi dan
batas kuatitasi yang didapatkan adalah 0,8306μg/ml dan 2,7687μg/ml. Kadar ponceau
4R yang dikandung dalam sampel B adalah 11,9520 mg/kg bahan yang tidak melebihi
batas maksimum penggunaan bahan pewarna menurut peraturan di atas yakni 70mg/
kg bahan.
60
Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.
Tabel 1. Nilai Rf masing-masing bercak pada pelat makan cepat saji di Kota Padang. Pada saus sambal
KLT ini dilakukan identifikasi apakah terdapat zat
Bercak Faktor retensi warna makanan sintetik yang diizinkan atau tidak
Sampel A (A) - yang diuji dengan metode KLT dengan fasa diam
Sampel B (B) 0,76 silica GF254 dan fasa gerak etanol:butanol:aquades
Sampel C (C) - (4:5:5) [8] kemudian ditentukan kadarnya dengan
Eritrosin (E) 0,96 metode densitometeri. Dari hasil pengembangan
Karmoisin (K) 0,85
terhadap sampel (A, B, dan C) dan baku pembanding
Ponceau 4R (P) 0,78
khusus untuk pewarna merah, didapatkan hasil,
bahwa sampel B yang teridentifikasi mengandung
Presisi intra-day dan inter-day memberikan pewarna merah sintetik ponceau 4R. Bercak
nilai RSD berturut-turut 1,110% dan 2,696%. sampel B pada pelat KLT memberikan pola bercak
Kurva kalibrasi ponceau 4R dibuat pada rentang yang sama dengan bercak ponceau 4R dimana
2-10μg/mL memberikan persamaan linearitas Rf sampel B dan Rf ponceau 4R masing-masing
y=423,22+48,18x dengan koefesien koreasi adalah 0,76 dan 0,78 (tabel 1).
r=0,994 (gambar 1). Batas deteksi dan batas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
kuantitatsi ponceau 4R yang didapatkan pada No.033 tahun 2012 tentang bahan tambahan
percobaan ini adalah 0,8306μg/mL dan 2,7687μg/ pangan, pada label makanan yang mengandung
mL. bahan tambahan makanan, khususnya pewarna
wajib mencantumkan nama jenis bahan tambahan
makanan, nomor index pewarna, tulisan pewarna
makanan yang ditulis dengan huruf besar berwarna
hijau dalam kotak persegi panjang berwarna hijau,
serta logo huruf “M” didalam suatu lingkaran
berwarna hitam [12]. Pada kemasan saus sambal
sachet B, tidak dicantumkan pewarna ponceau
4R sebagai pewarna yang digunakan. Hanya ada
beberapa bahan tambahan makanan jenis lain
Gambar 1. Kurva kalibrasi bebarapa konsentrasi pounceau 4R seperti penguat rasa dan pengental. Peneliti sendiri
terhadap luas area masing-masingnya. tidak mengetahui alasan kenapa produsen tidak
Penetapan kadar zat warna merah sintetik pada mencantumkan pewarna yang digunakan pada
larutan sampel dengan densitometri: Konsentrasi kemasan, namun diduga karena jumlah pewarna
rata-rata ponceau 4R pada larutan sampel B adalah yang ditambahkan sangatlah kecil.
4,789μg/mL dengan kadar rata-rata ponceau 4R Beberapa parameter telah digunakan untuk
dalam sampel B adalah 11,952mg/kg, sedangkan memvalidasi suatu metoda analisis. Parameter
jumlah ponceau 4R dalam satu sachet sampel B akurasi merupakan kedekatan antara hasil terukur
adalah 0,09127mg (tabel 2). (nilai rata-rata hasil analisis) dengan yang diterima
sebagai nilai sebenarnya [13]. Akurasi dilaporkan
Diskusi sebagai persen peroleh kembali dari penambahan
Penelitian ini dilakukan pada sampel berupa baku sebanyak 40, 80, dan 120% ke dalam larutan
saus sambal sachet yang diambil pada tiga tempat sampel B, dan didapatkan hasil secara berturut-
turut adalah 110,56; 106,56; dan 107,416%. Data 4R dalam larutan sampel B menggunakan
hasil uji akurasi memenuhi kriteria penerimaan metoda KLT-densitometer yang telah memenuhi
uji akurasi untuk persen peroleh kembali, yakni persyaratan validasi diketahui rata-rata kadar
85%-115% [14]. Parameter presisi diamati dari ponceau 4R dalam saus sambal sachet B adalah
nilai RSD intra-day dan inter-day ponceau 4R pada 11,952 mg/kg (tabel 2). Angka ini menunjukkan
satu konsentrasi. Hasil yang diperoleh didapatkan bahwa kadar ponceau 4R dalam saus sambal sachet
secara berturut-turut nilai RSD intra-day dan B tidak melebihi batas maksimum pewarna merah
inter-day ponceau 4R adalah 1,110% dan 2,69%. sintetik ponceau 4R yang boleh ditambahkan ke
Nilai ini memasuki kriteria penerimaan uji presisi, dalam bahan makanan, yakni 300mg/kg bahan
dimana RSD yang diperbolehkan adalah kurang makanan [5]. Berat rata- rata satu sachet saus
dari 15% [14]. Parameter linearitas ponceau sambal B adalah 7,637gram, maka kadar ponceau
4R yang didapatkan dari kurva kalibrasi antara 4R dalam satu sachet saus sambal B adalah
berbagai konsentrasi bertingkat terhadap luas 0,09127mg. Angka Acceptable Daily Intake (ADI)
area masing-masing bercak konsentrasi adalah ponceau 4R adalah 4 mg/kgBB/hari atau 280 mg/
y = 423,22 + 48,18x dengan koefesien korelasi hari jika dianggap berat badan manusia dewasa
r = 0,994 (gambar 1). Dari nilai r tersebut dapat adalah 70 kg. Angka ini menunjukkan jumlah
dikatakan bahwa kurva kalibrasi ponceau 4R ponceau 4R yang dapat dikonsumsi setiap hari
cukup linear pada konsentrasi 2-10 μg/mL. Dari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan
persamaan linieritas tersebut di dapatkan pula terhadap kesehatan. Jika setiap kali makan di
nilai batas deteksi dan batas kuantitasi ponceau tempat makan cepat saji seseorang mengonsumsi
4R adalah 0,8306 μg/mL dan 2,7687 μg/mL. dua sachet saus sambal B, maka seseorang tersebut
Batas deteksi adalah konsentrasi minimum analit mengonsumsi 0,18254mg ponceau 4R. Angka ini
agar bisa terdeteksi oleh densitometer serta batas tidak melebihi dari ADI ponceau 4R. Di Indonesia,
kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah ponceau 4R bersama dengan karmosin, merah
agar bisa terkuantitasi secara akurat dan presisi alura, dan eritrosin merupakan pewarna merah
oleh densitometer. Konsentrasi analit atau sampel sintetik yang diizinkan untuk makanan dengan
harus melebihi dari batas deteksi dan kuantitasi. batas maksimum tertentu [5]. Namun, Ponceau 4R
Dari hasil pengujian terhadap kadar ponceau (Acid Red No.18) tidak termasuk dalam pewarna