Pengembangan Dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri Untuk Analisis Pewarna Merah Sintentik Pada Beberapa Merek Saus Sambal Sachet

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Ju r n a l S ai n s Farm asi & Kl in is , 2 (1), 60-65

Jurnal Sains Farmasi & Klinis


(p- ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435)

diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat


homepage: http://jsfkonline.org

Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-


Densitometri untuk Analisis Pewarna Merah Sintentik
pada Beberapa Merek Saus Sambal Sachet
(Development and validation of thin layer chromatograpy-densitometry method
for determinationa and quantification of sinthetic red coloring agent in sauce sambel sachet)

Fithriani Armin*, Bita Revira, & Adek Zamrud Adnan


Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Keywords: ABSTRACT: Chili sauce sachet A, B and C containing synthetic red coloring agent were taken
TLC-densitometry; from three fast food premises in Padang. Synthetic red coloring agent were a food additives
sauce sambel; coloring used by food manufacturers to enhance color of food products. The use of food coloring agent
agent. in Indonesia were regulated in The Rule of Head of the Supervisory Food Board of the
Republic of Indonesia Number 37 Year 2013 about the Limit Use of Food Coloring Agent.
Thin-layer chromatography (TLC) -densitometry was a precision method for the analysis of
food additives. Development and validation of TLC method for chromatographic separation
used GF254 silica plate eluted with a mixture of ethanol: butanol: distilled water (4: 5: 5)
and spots were detected visually. A red spots on the sample B was identified as Ponceau 4R
with Rf value of 0.76. It was then followed by quantitative analysis using densitometry. The
linearity of the method was found in the range of 2-10μg/ml with a correlation coefficient of
0.994. Precision intra-day and inter-day relative standard deviation was shown from 1.11%
and 2.69% respectively. Accuracy of the method was shown on the percentage of recovery of the
3 different concentrations of solution which gave the average percentage of 108.17%. Limit of
detection and limit quantitation was 0.8306μg/ml and 2.7687μg/ml. The concentration of
Ponceau 4R in the sample B was 11.9520mg/kg of material. This value was not exceeded the
maximum concentration of food coloring agent as stated in the rule which should not be above
70mg/kg of material.
Kata kunci: ABSTRAK: Saus sambel sachet A, B dan C yang mengandung pewarna merah sintetik
KLT-densitometri; diambil ditiga tempat makanan cepat saji dikota padang. Pewarna merah sintetik
saus sambel; merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang digunakan oleh produsen pangan
pewarna sintetik. untuk memberikan sensasi warna pada produk pangannya. Penggunaan pewarna pangan
ini diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Makanan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pewarna. Metoda yang presisi untuk analisis bahan tambahan pangan ini adalah
kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri. Pengembangan dan validasi metoda KLT
untuk pemisahan secara kromatografi digunakan pelat silica GF254 dengan fasa gerak
campuran etanol:butanol:aquadest (4:5:5) dan bercak yang nampak dideteksi secara
visual. Sebuah bercak merah pada sampel B teridentifikasi mengandung ponceau 4R
dengan nilai Rf 0,76 dan dilanjutkan dengan analisis kadar dengan densitometry.
Linieritas metode yang dilakukan ditemukan pada rentang 2-10 μg/ml dengan koefisien
korelasi 0,994. Presisi intra-day ditunjukkan dari standar deviasi relative 1,11% dan inter-
day 2,69%. Akurasi metode ditunjukkan dari persentase perolehan kembali terhadap
3 konsentrasi yang berbeda dengan persentase rata-rata 108,17%. Batas deteksi dan
batas kuatitasi yang didapatkan adalah 0,8306μg/ml dan 2,7687μg/ml. Kadar ponceau
4R yang dikandung dalam sampel B adalah 11,9520 mg/kg bahan yang tidak melebihi
batas maksimum penggunaan bahan pewarna menurut peraturan di atas yakni 70mg/
kg bahan.

*Corresponding Author: Fithriani Armin (Fakultas Farmasi Universitas Article History:


Andalas, Kampus Limau Manis, Pauh, Padang, 25163, Sumatera Barat) Received: 10 May 2015 Accepted: 25 Aug 2015
email: [email protected] Published: 1 Nov 2015 Available online: 13 Jan 2016

60
Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.

PENDAHULUAN lebih kuat dan memiliki rentang warna yang lebih


luas. Selain itu zat warna sintetik lebih murah dan
Peningkatan perekonomian kehidupan lebih mudah untuk digunakan [2].
seseorang cendrung menyebabkan perubahan gaya Didalam penggunaan zat warna sisntetik
hidup, salah satunya yaitu terjadinya perubahan ada peraturan yang mengaturnya. Peraturan
pola makan yang mengarah kepada makanan cepat kepala badan pengawas obat dan makanan Republik
saji. Saus sambal merupakan salah satu pelengkap Indonesia nomor 37 tahun 2013 mengatur tentang
makanan cepat saji yang sering dijumpai. Zat warna Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
sering ditambahkan ke dalam olahan makanan oleh Pangan Pewarna [5]. Ketidaktahuan masyarakat
produsen makanan [1]. Adanya perubahan warna terhadap peraturan dan batas penggunaan
pada makanan dapat digunakan sebagai salah zat warna bisa saja menyebabkan terjadinya
satu indikator terjadinya sesuatu perubahan pada penyalahgunaan [6]. Beberapa zat warna merah
makanan, seperti munculnya warna coklat yang sintetik memiliki sifat toksik dan karsinogenik
disebabkan oleh reaksi pencoklatan pada makanan jika terakumulasi dalam tubuh karena dikonsumsi
tersebut [2]. Kualitas makanan dapat diamati dalam jumlah besar atau berulang-ulang [7].
dari salah satu kriteria yakni dari warnanya. Banyak metode yang telah digunakan peneliti
Untuk meningkatkan kualitas terhadap makanan dalam analisis zat warna merah yang digunakan
dengan meningkatkan penampilan sehingga pada makanan. Beberapa hasil penelitian
menarik keinginan konsumen terhadap makanan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
tersebut maka zat warna sering ditambahkan ke dalam analisis kualitatif pewarna pada beberapa
dalam makanan [3]. Disamping itu, penambahan kudapan [8], komatografi kertas-densitometri
zat warna pada makanan akan memberikan dengan fasa gerak etanol : butanol : air (20:25:25)
keseragaman pada produk makanan serta zat dalam menganalisis pewarna sintetik pada
warna yang ditambahkan dapat mengembalikan makanan [9], HPLC-PDA dalam analisis berbagai
kembali warna makanan yang hilang atau berubah macam pewarna makanan [10], spektrofotometri
selama proses pengolahan yang menyerupai warna derivative dan HPLC menganalisis pewarna dalam
asli dari bahan dasar makanan [4]. minuman [11].
Pada mulanya, makanan diwarnai dengan Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
zat warna alami yang diperoleh dari tumbuhan, penelitian terhadap pewarna sintetik yang terdapat
hewan, atau mineral. Namun untuk memperoleh pada saus sambel sachet sebagai pelengkap
zat warna alami memerlukan proses yang panjang makanan cepat saji di kota Padang dengan
dengan biaya yang tidak murah serta zat warna melakukan pengembangan dan memvalidasi
yang didapatkan tidak sebanyak yang diharapkan. terhadap metoda yang telah dilakukan [8]
Disamping itu, kebanyakan zat warna alami terutama pengembangan terhadap jenis zat warna
tidak tahan terhadap pengaruh cahaya dan panas, yang dianalisis menggunakan metode KLT-
sehingga jarang digunakan oleh industri makanan. densitometri serta menentukan apakah kadarnya
Oleh sebab itu penggunaan zat warna sintetik sesuai dengan batasan yang diatur menurut
semakin meluas. Banyak keunggulan-keunggulan peraturan diatas.
yang dijumpai pada zat warna sintetik diantaranya
adalah lebih stabil dan lebih tahan terhadap METODE PENELITIAN
berbagai kondisi lingkungan, daya mewarnainya

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 01 | November 2015 61


Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.

Alat liniearitas yang dihitung dengan menggunakan


Alat yang digunakan: Chamber, Spektofotometer lima konsentrasi bertingkat dari bercak masing-
UV-Vis (Pharmaspec 1700), TLC scanner, masing baku pembanding terhadap luas areanya
timbangan analitik, pipet kapiler 5μl, kertas saring sehingga didapatkan persamaan linieritas y = a
dan alat- alat gelas lainnya. + bx dengan koefisien korelasinya mendekati 1.
Keempat dan kelima adalah batas deteksi dan
Bahan batas kuantitasi yang dihitung menggunakan
Bahan yang digunakan: Beberapa merek rumus berdasarkan persamaan linieritas yang
saus sambal sachet A, B dan C yang diambil di didapat.
tiga tempat makan cepat saji di kota Padang, e. Penetapan kadar zat warna merah sintetik
baku pembanding ponceau 4R (ROHA), eritrosin pada larutan sampel dengan Densitometri:
(ROHA), karmoisin (ROHA), pelat KLT silika Larutan sampel dan larutan baku pembanding
GF254 , etanol p.a, butanol p.a, aquades. masing-masing ditotolkan sebanyak 5 μl
di atas pelat KLT. Pelat KLT dimasukkan
Cara Kerja kedalam bejana yang telah dijenuhkan dengan
a. Persiapan larutan sampel: timbang saksama campuran pengembang etanol : butanol :
masing-masing 10 gram sampel, dilarutkan aquades (4:5:5), bejana ditutup dan dibiarkan
dengan beberapa mL etanol 70%, disaring ke campuran pengembang naik sampai batas
dalam labu ukur 25 mL dan dicukupkan dengan atas. Setelah dikembangkan, pelat KLT di scan
etanol 70% sampai tanda batas. dengan densitometer pada panjang gelombang
b. Dibuat larutan masing-masing baku maksimum masing-masing pembanding.
pembanding dengan konsentrasi 20 μg/mL Didapatkan data luas area sampel. Hitung
dengan pelarut etanol 70%. konsentrasi pewarna merah sintetik dalam
c. Identifikasi zat warna merah pada larutan sampel menggunakan persamaan linearitas dan
sampel: Larutan sampel dan baku pembanding tentukan kadarnya.
ditotolkan diatas pelat KLT dan pelat
dikembangkan dengan perbandingan HASIL DAN DISKUSI
pengembang etanol:butanol:aquades (4:5:5)
hingga batas pengembangan. Amati bercak dan Hasil
hitung nilai Rf-nya.
d. Validasi Metode: parameter validasi metode Hasil dentifikasi zat warna merah pada larutan
yang dilakukan meliputi: Pertama akurasi yang sampel dengan mengamati bercak larutan sampel
di hitung berdasarkan persentase perolehan dan baku pembanding yang telah dikembangkan
kembali terhadap tiga konsentrasi baku 40, pada pelat KLT menunjukkan bahwa bercak
80, dan 120% yang ditambahkan pada larutan larutan sampel B memiliki tinggi bercak dan nilai
sampel. Kedua presisi intra-day dilakukan Rf yang sama dengan zat warna merah sintetik
terhadap konsentrasi baku 6 μg/mL yang ponceau 4R. (tabel 1).
diamati simpangan baku relatifnya pada satu
hari dengan 3 kali pengulangan pengukuran dan Validasi Metode: Perolehan kembali ponceau
dalam jam yang berbeda serta presisi inter-day 4R setelah ditambahkan baku sebanyak 40, 80,
diamati selama tiga hari berturut-turut. Ketiga dan 120% adalah 110,54%, 106,54%, dan 107,42%.

62 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 01 | November 2015


Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.

Tabel 1. Nilai Rf masing-masing bercak pada pelat makan cepat saji di Kota Padang. Pada saus sambal
KLT ini dilakukan identifikasi apakah terdapat zat
Bercak Faktor retensi warna makanan sintetik yang diizinkan atau tidak
Sampel A (A) - yang diuji dengan metode KLT dengan fasa diam
Sampel B (B) 0,76 silica GF254 dan fasa gerak etanol:butanol:aquades
Sampel C (C) - (4:5:5) [8] kemudian ditentukan kadarnya dengan
Eritrosin (E) 0,96 metode densitometeri. Dari hasil pengembangan
Karmoisin (K) 0,85
terhadap sampel (A, B, dan C) dan baku pembanding
Ponceau 4R (P) 0,78
khusus untuk pewarna merah, didapatkan hasil,
bahwa sampel B yang teridentifikasi mengandung
Presisi intra-day dan inter-day memberikan pewarna merah sintetik ponceau 4R. Bercak
nilai RSD berturut-turut 1,110% dan 2,696%. sampel B pada pelat KLT memberikan pola bercak
Kurva kalibrasi ponceau 4R dibuat pada rentang yang sama dengan bercak ponceau 4R dimana
2-10μg/mL memberikan persamaan linearitas Rf sampel B dan Rf ponceau 4R masing-masing
y=423,22+48,18x dengan koefesien koreasi adalah 0,76 dan 0,78 (tabel 1).
r=0,994 (gambar 1). Batas deteksi dan batas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
kuantitatsi ponceau 4R yang didapatkan pada No.033 tahun 2012 tentang bahan tambahan
percobaan ini adalah 0,8306μg/mL dan 2,7687μg/ pangan, pada label makanan yang mengandung
mL. bahan tambahan makanan, khususnya pewarna
wajib mencantumkan nama jenis bahan tambahan
makanan, nomor index pewarna, tulisan pewarna
makanan yang ditulis dengan huruf besar berwarna
hijau dalam kotak persegi panjang berwarna hijau,
serta logo huruf “M” didalam suatu lingkaran
berwarna hitam [12]. Pada kemasan saus sambal
sachet B, tidak dicantumkan pewarna ponceau
4R sebagai pewarna yang digunakan. Hanya ada
beberapa bahan tambahan makanan jenis lain
Gambar 1. Kurva kalibrasi bebarapa konsentrasi pounceau 4R seperti penguat rasa dan pengental. Peneliti sendiri
terhadap luas area masing-masingnya. tidak mengetahui alasan kenapa produsen tidak
Penetapan kadar zat warna merah sintetik pada mencantumkan pewarna yang digunakan pada
larutan sampel dengan densitometri: Konsentrasi kemasan, namun diduga karena jumlah pewarna
rata-rata ponceau 4R pada larutan sampel B adalah yang ditambahkan sangatlah kecil.
4,789μg/mL dengan kadar rata-rata ponceau 4R Beberapa parameter telah digunakan untuk
dalam sampel B adalah 11,952mg/kg, sedangkan memvalidasi suatu metoda analisis. Parameter
jumlah ponceau 4R dalam satu sachet sampel B akurasi merupakan kedekatan antara hasil terukur
adalah 0,09127mg (tabel 2). (nilai rata-rata hasil analisis) dengan yang diterima
sebagai nilai sebenarnya [13]. Akurasi dilaporkan
Diskusi sebagai persen peroleh kembali dari penambahan
Penelitian ini dilakukan pada sampel berupa baku sebanyak 40, 80, dan 120% ke dalam larutan
saus sambal sachet yang diambil pada tiga tempat sampel B, dan didapatkan hasil secara berturut-

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 01 | November 2015 63


Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.

Tabel 2. Kadar ponceau 4R dalam sampel B

Pengulangan Konsentrasi Kadar Rata-rata Rata-rata kadar Rata-rata kadar/


Luas Area
ekstraksi sampel (μg/ml) (mg/kg) kadar (mg/kg) (mg/kg) sachet (mg)
688,6 5,51 13,743
I 641,9 4,53 11,299 12,430
659,9 4,91 12,247
635,5 4,41 11,014
II 651,1 4,73 11,813 11,580 11,952 0,09127
653,4 4,77 11,913
633,0 4,35 10,849
III 660,0 4,91 12,246 11,846
664,9 4,99 12,445

turut adalah 110,56; 106,56; dan 107,416%. Data 4R dalam larutan sampel B menggunakan
hasil uji akurasi memenuhi kriteria penerimaan metoda KLT-densitometer yang telah memenuhi
uji akurasi untuk persen peroleh kembali, yakni persyaratan validasi diketahui rata-rata kadar
85%-115% [14]. Parameter presisi diamati dari ponceau 4R dalam saus sambal sachet B adalah
nilai RSD intra-day dan inter-day ponceau 4R pada 11,952 mg/kg (tabel 2). Angka ini menunjukkan
satu konsentrasi. Hasil yang diperoleh didapatkan bahwa kadar ponceau 4R dalam saus sambal sachet
secara berturut-turut nilai RSD intra-day dan B tidak melebihi batas maksimum pewarna merah
inter-day ponceau 4R adalah 1,110% dan 2,69%. sintetik ponceau 4R yang boleh ditambahkan ke
Nilai ini memasuki kriteria penerimaan uji presisi, dalam bahan makanan, yakni 300mg/kg bahan
dimana RSD yang diperbolehkan adalah kurang makanan [5]. Berat rata- rata satu sachet saus
dari 15% [14]. Parameter linearitas ponceau sambal B adalah 7,637gram, maka kadar ponceau
4R yang didapatkan dari kurva kalibrasi antara 4R dalam satu sachet saus sambal B adalah
berbagai konsentrasi bertingkat terhadap luas 0,09127mg. Angka Acceptable Daily Intake (ADI)
area masing-masing bercak konsentrasi adalah ponceau 4R adalah 4 mg/kgBB/hari atau 280 mg/
y = 423,22 + 48,18x dengan koefesien korelasi hari jika dianggap berat badan manusia dewasa
r = 0,994 (gambar 1). Dari nilai r tersebut dapat adalah 70 kg. Angka ini menunjukkan jumlah
dikatakan bahwa kurva kalibrasi ponceau 4R ponceau 4R yang dapat dikonsumsi setiap hari
cukup linear pada konsentrasi 2-10 μg/mL. Dari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan
persamaan linieritas tersebut di dapatkan pula terhadap kesehatan. Jika setiap kali makan di
nilai batas deteksi dan batas kuantitasi ponceau tempat makan cepat saji seseorang mengonsumsi
4R adalah 0,8306 μg/mL dan 2,7687 μg/mL. dua sachet saus sambal B, maka seseorang tersebut
Batas deteksi adalah konsentrasi minimum analit mengonsumsi 0,18254mg ponceau 4R. Angka ini
agar bisa terdeteksi oleh densitometer serta batas tidak melebihi dari ADI ponceau 4R. Di Indonesia,
kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah ponceau 4R bersama dengan karmosin, merah
agar bisa terkuantitasi secara akurat dan presisi alura, dan eritrosin merupakan pewarna merah
oleh densitometer. Konsentrasi analit atau sampel sintetik yang diizinkan untuk makanan dengan
harus melebihi dari batas deteksi dan kuantitasi. batas maksimum tertentu [5]. Namun, Ponceau 4R
Dari hasil pengujian terhadap kadar ponceau (Acid Red No.18) tidak termasuk dalam pewarna

64 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 01 | November 2015


Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri... | Armin, dkk.

merah yang diizinkan untuk makanan di Amerika DAFTAR PUSTAKA


[15]. Beberapa zat warna merah sintetik memiliki
sifat toksik dan karsinogenik jika terakumulasi 1. Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
dalam tubuh karena dikonsumsi dalam jumlah
2. deMan, J. M. (1997). Kimia Makanan, Edisi Kedua, Diterjemahkan
besar atau berulang-ulang [7]. Dengan pola hidup oleh Prof. Dr. Kosasih, P. Penerbit ITB, Bandung.
masyarakat masa kini yang gemar mengonsumsi 3. Sweetman, C. S. (ed.). (2009) Martindale 36th Edition: The
makanan cepat saji, akumulasi ponceau 4R dalam Complete Drug Reference, Pharmaceutical Press, London.
tubuh bisa saja terjadi. Beberapa penelitian 4. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2012). Bahaya
Rhodamin B sebagai Pewarna pada Makanan, Direktorat SPKP,
mengenai efek merugikan ponceau 4R terhadap
Deputi III, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
kesehatan tubuh dilakukan terhadap hewan uji. 5. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2013),
Ponceau 4R menimbulkan reaksi hipersensitivitas Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia No. 37
atau sensitivitas silang terhadap pewarna azo tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan Pewarna, Direktorat SPKP, Deputi III, Badan
lainnya, aspirin, dan benzoat. Salah satu hasil
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
penelitian menunjukkan bahwa ponceau 4R, 6. Nugraheni, M. (2014). Pewarna Alami: Sumber dan Aplikasinya
amaranth dan merah alura menimbulkan kerusakan pada Makanan dan Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
DNA kolon pada mencit jantan mulai dari dosis 10 7. Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan, Edisi Kedua. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
mg/kg BB [16].
8. Karunia, F. B. (2013). Kajian Penggunaan Zat Adiktif Makanan
Walaupun kadar ponceau 4R dalam saus (Pemanis dan Pewarna) Pada Kudapan Bahan Pangan Lokal
sambal B dibawah batas maksimum dan tidak di Pasar Kota Semarang. Food Science and Culinary Education
melebihi dari ADI, konsumen diminta untuk Journal, 2(2), 72-78.
tetap mengontrol jumlah saus sambal sachet yang 9. Azizahwati, Kurniadi, M. K., & Hidayati H. (2007). Analisis Zat
Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar di
dikonsumsi. Selain disebabkan oleh kemungkinan
Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, 4(1),7-25.
terjadinya akumulasi dalam tubuh, didalam saus 10. GL. Science Inc. Analysis of Colorants by HPLC-PDA, http://
sambal sachet juga mengandung bahan tambahan www.9/sc iences.com/products/contact.html/, diakses tanggal
pangan lainnya yang dapat menimbulkan efek tidak 7-4-2015,
11. Turak, F., Dinç, M., Dülger, Ö., & Özgür, M. U. (2014). Four
diinginkan terhadap tubuh, seperti penegawet
Derivative Spectrophotometric Methods for the Simultaneous
sintetik yang bersifat karsinogenik. Determination of Carmoisine and Ponceau 4R in Drinks and
Comparison with High Performance Liquid Chromatography.
KESIMPULAN International Journal of Analytical Chemistry, Vol. 2014.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033/Menkes/
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan Per/12 tentang Bahan Tambahan Pangan, Jakarta, Direktorat
bahwa KLT-densitometri dengan fasa diam Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
silika GF254 dan fasa gerak campuran 13. Rohman, A. 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu,
etanol:buatnol:aquades (4:5:5) dapat digunakan Yogyakarta.
14. Food and Drug Administration (FDA). (2013), Guidance for
untuk analisis pewarna merah sintetik ponceau 4R.
Industry Bioanalytical Method Validation, Revision I, Federal
Saus sambal sachet B teridentifikasi mengandung Register, USA.
ponceau 4R dengan kadar 11,952mg/kg atau 15. US. Food and Drug Administrartion. (2013). Summary of Color
0,09127mg/Sachet. Kadar ponceau 4R dalam Additives for Use in the United States in Food, Drugs, Cosmetics,
and Medical Devices. Diakses 19 Desember 2014, ives/
sampel B tidak melebihi batas maksimum
ColorAdditiveInventories/ucm115641.htm
penggunaan ponceau 4R dalam makanan menurut 16. Tsuda, S., Murakami, M., Matsusaka, N., Kano, K., Taniguchi, K.,
Peraturan Kepala BPOM tahun 2013 tentang & Sasaki, Y. F. (2001). DNA damage induced by red food dyes
Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan orally administered to pregnant and male mice. Toxicological
Sciences, 61(1), 92-99.
Pangan Pewarna.

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 01 | November 2015 65

You might also like