209-469-1-SM (1) - Dikonversi
209-469-1-SM (1) - Dikonversi
209-469-1-SM (1) - Dikonversi
ABSTRACT
The increasing numbers of small industries and home industries which processes food
products are often followed by cases of chemical substances misuse. The process involves
synthetic coloring substantive in order to get the expected product, for both for the producer
and the consumer.
telly is a thick substantive made of seaweed. To make it, we only need to heat the jelly flour
in boiling water. After it gets cold it will turn into gel and can be formed the way we like it. To
add more flavors we can add natural or synthetic additional substances for coloring and
sweetener on the process.
This research is dedicated to identify the types of synthetic coloring substantive added to
jellies and to compare the result with Permenkes RI No. 7227PER71988.
This is a descriptive research, using chromatograph paper method to check the qualitative test
on the synthetic coloring substantive used. Population of the research is the jetties sold at
Pasar Doro Pekalongan, with 4 lfour) out of 5 (five) colors taken as the sample purposively
from each packages sold there.
The data is taken from laboratory test, and conveyed in descriptive way. Result on laboratory
test on jellies sold at Pasar Doro Pekalongan is that they uses Eritrosin, Green S, Sunset
Yellow, Tartrazin, and Carmoisin as the synthetic coloring substantives as stated in Permenkes
RR No. 722/MENKES 7 PER /IX 71988.
m
a
Tabel 2. Identifikasi zat warna hijau pada makanan agar-agar dengan Eluen I
dan Eluen II
Warna Warna Rf Selisih Harga Rf
Kode
Visual Bercak Eluen I Eluen II Eluen I Eluen II
Hijau 0,98 0,77
Sampel B Hijau
Kuning 0,83 0,62
Baku Green S Hijau Hijau 0,99 0,79 0,01 0,02
Baku Tartrazin Kuning Kuning 0,81 0,64 0,02 0,02
Setelah dielusikan dengan Eluen I bercak baku dan selisih harga Rf antara
dan II didapatkan hasil bahwa sampel sampel dan baku Eluen I untuk warna
dengan kode B mengandung zat warna Hijau 0,01dan kuning 0,02 sedangkan
campuran yaitu Hijau dan Kuning sesuai Eluen II warna Hijau 0,02 dan warna
dengan Baku Green S dan Tartrazin karena kuning 0,02.
warna bercak sampel sama dengan warna
Setelah dielusikan dengan Eluen I dan II baku dan selisih harga Rf antara sampel
didapatkan hasil bahwa sampel dengan dan baku Eluen I 0,02 sedangkan Eluen II
kode C mengandung zat warna sintetis 0,03.
tunggal yaitu Sunset Yellow, karena warna
bercak sampel sama dengan warna bercak
Tabel 4. Identifikasi zat warna Kuning pada makanan agar-agar
dengan Eluen I dan Eluen II
Warna Warna Rf Selisih Harga Rf
Kode
Visual Bercak Eluen I Eluen II Eluen I Eluen II
Sampel D Kuning Kuning 0,83 0,66
Baku
Kuning Kuning 0,81 0,G4 0,02 0,02
Tartrazin
Setelah dielusikan dengan Eluen I 1. Sampel A mengandung zat warna
dan
sintesis merah yaitu Carmoisin, dan
II didapatkan hasil bahwa sampel dengan
Sampel B mengandung zat warna
Or cle D mengandung zat wama sintesis
sintetis hijau dan kuning yaitu Green S
tuiiggal yaitu Tatrazin, karena warna bercak
dan Tartrazin, Sampel C mengandung
sampel sama dengan wama bercak baku dan
zat warna sintetis Orange yaitu Sunset
selisih harga Rf antara sampel dan baku
Yellow, dan Sampel D mengandung zat
Eluen I 0,02 sedangkan Eluen II 0,02. warna sintetis kuning yaitu Tartrazin.
Uji zat warna secara kualitatif dengan
2. Zat warna yang terkandung dalam
metode Kromatografi kertas dengan sampel A, B, C, D sesuai dengan
menggunakan baku warna Carmoisin, PerMenKes RI No. 722/ Menkes/ Per/
Eritrosin, Green S, Tartrazin, Sunset 1988 tentang Bahan tambahan Makanan.
Yellow. Berdasarkan data tersebut di atas
diketahui bahwa zat warna sintetis yang
DArTAR PUSTAKA
ditambah pada makanan agar-agar Sampel Buckle, K.A, dkk. 1985. Ilmu Pangan,
A Carmoisin, SampC1 B Green S dan Jakarta:Universitas Indonesia.
Tartrazin Sampel C Sunset Yellow, sampel Hardjono Sastrohamidjoyo. 1991.
D Tartrazin. Pewarna tersebut merupakan Kromatografi. Yogyakarta.
Indriani Heti, dkk. 1991. Budidaya,
zat wama sintetis yang diijinkan Pengolahan dan Pemusaran Rumput Laut.
penggunaannya oleh PerMenKes RI No.
Jakarta:Penebar Swadaya.
722/MenKes/Per/1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan. Permenkes RI No. 722/ MENKES/ PER/ IX/
1988 Tentang Bahan Tambahan
C. KESIMPULAN Makanan
Berdasarkan hasil analisa kualitatif zat Roy J. Gritter, dkk. 1991. Pengantar
warna dengan metode kromatografi kertas Kromatog raZ•i. Bandung:ITB.Sudjadi. 1988.
pada makanan agar-agar dapat disimpulkan Metode Pemisahan. Yogyakarta:Kanisius.
sebagai berikut
Suyitno, dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Winarno, F.G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi.
Re.kavasa Pangan. Yogyakarta:UGM. Jakarta:Gramedia.
Tahir Syahrial. 1995. Bahan Tambahan Winarno, F.G. 1993. Kimia Pangan-Gizi,
Makanan. Jakarta:Direktorat Jendral Teknologi dan Konsumen.
Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G, dkk. 1983. Kerusakan Bahan Winarno, F.G. 2004. Bahan Tambahan untuk
Pangan dan Cara Pencegahannya. Makanan dan Kontaminan.
Jakarta:Ghalia Indonesia. Jakarta:Pustaka sinar Harapan.