Koresponden Penulis: XX: Implementasi Nilai-Nilai Etika, Moral Dan Akhlak Dalam Perilaku Belajar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar

Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT
Raden Wijaya Mojokerto

Aan Eko Khusni Ubaidillah

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto

*Koresponden penulis: XX

Abstract
The problems we face today live in a time of moral degradation and destruction.
People feel proud if they can imitate the trend carried by the West; both in thought
and lifestyle. Ironically, not a few generations of Muslims who terpedaya with the
trend. They make Western values as their standard of behavior and morals.
Meanwhile, Islamic morality is increasingly felt strange and difficult to practice in the
midst of society facing such problems plural and complex. The purpose of this study
are: 1) To describe the steps Implementation of values of Ethics, Moral and Morals in
learning behavior in STIT Raden Wijaya Mojokerto. 2) To describe the supporting and
inhibiting factors Implementation of Ethics, Morals and Morals values in the behavior
of learning in STIT Raden Wijaya Mojokerto This research type is field research
research using qualitative approach. Data collection techniques include observation,
interview, and documentation. Data analysis technique uses descriptive explorative,
that is by describing state and phenomenon status. Based on the exposure of the
analysis of data sources can be concluded that: 1) Steps Implementation of values of
Ethics, Morals and Morals in the behavior of learning in STIT Raden Wijaya Mojokerto
is the first institution to make a mature planning, then applied with the pattern
pembiasaan. 2) To describe the supporting and inhibiting factors Implementation of
Ethics, Morals and Morals values in learning behavior in STIT Raden Wijaya
Mojokerto consists of internal factors (consisting of heredity, gender, physical
character, personality, intelligence and talent) and external ( consisting of education,
religion, culture, environment and socio-economic)
Keywords: ethics, morals, learning behavior

A. Latar Belakang Pendidikan didasarkan pada praduga


bahwa manusia sanggup mempertahankan
Etika sebagai cabang filsafat klasik telah
hidupnya serta mengembangkan diri,
dipelajari selama berabad-abad, umumnya
masyarakat, dan lingkungannya. Di samping
studi ini diserahkan kepada domain para
itu, pendidikan bertujuan mengembangkan
pemikir filosofis dan religius. Baru-baru ini,
dan meningkatkan ketakwaan, kepribadian,
karena kerumitan kehidupan modern dan ...
budi pekerti, akal, rasa, dan keterampilan
Demikian pula, sistem hukum dan
kerja. Sikap dan kemampuan yang
hukumnya didasarkan pada prinsip-prinsip
ditumbuhkan akan dihadapkan pada
etika dan moral yang, melalui pengalaman
masalah mikro (dirinya), masalah messo
dan dari waktu ke waktu, masyarakat telah
(masyarakat, bangsa, dan lingkungannya),
menerima sebagai norma perilaku1
dan masalah makro (manusia dan alam
seluruhnya). Karena itu, pelaksanaan
1Bastable, Susan, Pamela Gramet, and Karen Jacobs. pendidikan nasional di samping
Health professional as educator: Principles of teaching memperhatikan masalah kuantitatif seperti
and learning. (Jones & Bartlett Learning, 2010), 28

71
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017

kelompok, umur, jenis kelamin, dan penjabaran melibatkan penggunaan akal.


penyebaran penduduk sebagai kelompok Memang, itu adalah interaksi berkelanjutan
produktif, juga harus memperhatikan antara akal dan wahyu4.
masalah kualitatif, baik komponen-
Islam bukan peristiwa sejarah, yang
komponen kejiwaan, tata nilai ilmu
terjadi sekali. selelah itu berlalu.
pengetahuan, dan keterampilan beserta
Sesungguhnya Islam hari ini diundang
integrasi sintesisnya maupun relevansi
untuk memainkan peranannya sebagaimana
program pendidikannya2. yang telah diperankan pertama kali, untuk
Selain itu pendidikan mempunyai aspek menghadapi situasi dan kondisi, undang-
yang penting dalam usaha pembentukan undang dan peraturan, pola pikir dan pola
kepribadian manusia. sedangkan kepcrcayaan, tata nilai dan tata norma,
hubungannya pendidikan dengan kebiasaan dan tradisi yang dahulu
pembentukan kepribadian karena manusia dihadapinya pertama kali5.
yang dilengkapi dengan potensi dasar yang
Pendidikan karakter yang diharapkan
harus diaktualisasikan dan ditumbuh
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
kembangkan dalam kehidupan melalui
sekarang menurut ini meliputi 9 pilar, yaitu:
proses pendidikan. Dan pendidikan dalam
1) cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love
Islam berusaha untuk mengembangkan Allah, trust, reverence, loyalty) 2) tanggung
potensi dan pemecahan terhadap masalah jawab, Kedisiplinan dan kemandirian
dalam hidup manusia. (responsibility, excellence, self reliance, discipline,
Seperti yang telah diketahui bahwa orderliness) 3) kejujuran/amanah dan arif
timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian (trustworthines, honesty, and tactful) 4) hormat
manusia terhadap Allah SWT adalah ukuran dan santun (respect, courtesy, obedience), 5)
yang menentukan corak hidup manusia. dermawan, suka menolong dan gotong-
Akhlak atau moral adalah pola tindakan royong/kerjasama (love, compassion, caring,
yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. empathy, generousity, moderation, cooperation),
Tiap-tiap perbuatan adalah jawaban yang 6) percaya diri, kreatif dan pekerja keras
tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya (confidence, assertiveness, creativity,
resourcefulness, courage, determination,
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
enthusiasm) 7) kepemimpinan dan keadilan
pelanggaran kesusilaan adalah menentang
(justice, fairness, mercy, leadership), 8) baik dan
kesadaran itu3.
rendah hati (kindness, friendliness, humility,
Ketika Islam mengajukan pertanyaan modesty), 9) toleransi, kedamaian dan
"Apa yang seharusnya atau tidak seharusnya kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness,
dilakukan?" itu bisa menjawab pertanyaan unity) 6.
dengan mengacu pada sumber otoritas
Permasalahan yang kita hadapi hari ini
moral yang jelas. Untuk Islam, hubungan
hidup pada zaman penuh kerusakan dan
antara Al-Quran dan kehidupan Nabi
kehancuran moral. Orang merasa bangga
(sebagai model perilaku) menciptakan
apabila bisa meniru trend yang diusung oleh
kerangka kerja di mana nilai dan kewajiban
dapat ditentukan. Proses penentuan dan 4 Janin, Hunt. The pursuit of learning in the Islamic
world, 610-2003. (McFarland, 2004), 198
2 Jusuf, Amir Feisal. "Reorientasi Pendidikan Islam." 5 Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilalil Qur'an di bawah

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 26. Naungan AI-Quran jtlid 4. terj. As'ad Yasin dkk,
3 Imam Wahyu Priyanto, Macam – macam Nilai (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 274
Akhlak dan Sumbernya, 6Jamal Ma'mur Asmani. Buku panduan internalisasi

https://imammorati23.wordpress.com/2011/05/16 pendidikan karakter di sekolah. (Jakarta:Diva Press,


/ diakses taggal 2 september 2015 2011), 11

72
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar

Barat; baik dalam pemikiran maupun gaya seorang muslim yang mencari bimbingan
hidupnya. Ironisnya, tidak sedikit generasi wahyu Allah dan Sunnah Rasul-Nya, yang
Islam yang terpedaya dengan trend tersebut. menjamin kehidupan dunia yang lurus dan
Mereka menjadikan nilai-nilai Barat sebagai bahagia bagi masyarakat manusia dan
standar perilaku dan akhlak mereka. kehidupan akhirat yang menjadi tempat
Sementara itu, akhlak Islam semakin terasa curahan keridhaan Allah dan pahala-Nya. 9
asing dan berat untuk dipraktekkan di
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
tengah-tengah masyarakat yang menghadapi
penulis tertarik untuk meneliti persoalan
permasalahan demikian plural dan
tersebut melalui penelitian dengan judul:
kompleks. Teladan gemilang kemuliaan
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan
akhlak generasi salaf seakan-akan hanyalah
Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden
kenangan sejarah yang hampir punah dan
Wijaya Mojokerto.
telah jauh meninggalkan zaman kita. Oleh
karena itu, kami mempersembahkan buku B. Tujuan Penelitian
“Manajemen Akhlak Salaf; Meneladani Penelitian ini bertujuan:
Akhlak Salaf dalam Hal Muraqabah,
1. Mendeskripsikan langkah-langkah
Amanah, Tawadhu’, dan Malu” ini agar bisa
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan
mendekatkan kita kepada akhlak para
Akhlak dalam perilaku belajar di STIT
pendahulu kita. Apabila ingin sukses, sudah
Raden Wijaya Mojokerto
semestinya kita senantiasa meneladani salaf
dalam menjalankan agama ini, termasuk 2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan
meneladani akhlak mereka . 7 pengahambat Implementasi nilai-nilai
Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku
Agama dan etika-moral memang
belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto
merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan, karena semua agama C. Manfaat Penelitian
menempatkan etika-moral sebagai misi
1. Manfaat Praktis.
utamanya. Karena itulah, pembinaan etika-
moral (akhlak) dan karakter ini tidak bisa a. Bagi penulis, manfaat praktis yang
dipisahkan dengan pendidikan agama. diharapkan adalah bahwa seluruh
Dalam konteks Indonesia, yang mayoritas tahapan penelitian serta hasil penelitian
penduduknya bergama Islam, konsep etika- yang diperoleh dapat memperluas
moral ini tentu tidak terlepas dari ajaran- wawasan dan sekaligus memperoleh
ajaran Islam tentang akhlak serta nilai-nilai pengetahuan empirik mengenai
luhur budaya masyarakat Indonesia sebagai penerapan fungsi Ilmu Pendidikan
pendidikan Agama8, atau pendidikan yang Agama Islam yang diperoleh selama
dinaungi lembaga agama. mengikuti kegiatan perkuliahan.

Tinggallah sekarang kita b. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan


mengimplementasikan nilai-nilai akhlak dengan hasil penelitian, penulis
dalam Islam agar dari celah-celahnya kita berharap manfaat hasil penelitian dapat
mengetahui bagaimana seharusnya akhlak diterima sebagai kontribusi untuk
meningkatkan kinerja berkenaan
7Abu ‘Amar Mahmud Al-Mishry, Manajemen Akhlak
dengan Implementasi nilai-nilai Etika,
Salaf, Membentuk Akhlak Seorang Muslim Dalam Hal Moral dan Akhlak dalam perilaku
Amanah, Tawadhu’, dan Malu. Terj. Imtihan Asy-
Syafi’i, (Solo: Pustaka Arafah Cetakan: I. 2007), 7
8 Abdillah, Masykuri. Islam & Dinamika Sosial Politik 9Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik umat
Di Indonesia.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, terbaik, telaah manhaj, akidah, dan harakah, Cet. 1.,
2015), 162 (Jakarta: Gcma Insani Press, 1996), 114

73
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017

belajar. pikiran12.

2. Manfaat Akademis. Anggapan umum yang selama ini ada


dan berlaku, menganggap bahwa akhlak
Manfaat akademis yang diharapkan
manusia hanya tcrkait dalam hubungan
adalah bahwa hasil penelitian dapat
antar scsama manusia, padahal akhlak
dijadikan rujukan bagi upaya
pengembangan Ilmu Pendidikan Agama merupakan standar, ukuran, atau indikator
Islam, dan berguna juga untuk menjadi hubungan pcrilaku manusia dengan
referensi bagi mahasiswa yang melakukan manusia lain - sosial/horizontal—
kajian kepuasan kerja dosen terhadap kinerja (hablumminannaas) dan juga sekaligus
dengan permasalahan Implementasi nilai- hubungan pcrilaku manusia dengan
nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku Tuhannya (habblumminallah). Dari
belajar. anggapan yang salah inilah kemudian
muncul istilah yang kurang tcpat tcntang
D. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
makna akhlak yang sebenarnya. Akhlak
Secara substansial etika, moral dan soring disamakan artinya dengan ‘budi
akhlak adalah sama, yakni ajaran tentang pekerti’ dalam bahasa kita, padahal dengan
baik dan buruk perilaku manusia dalam menyamakan makna akhlak dengan budi
hubungannya dengan Allah, hubungannya pekerti, akan mempunyai dampak lain yang
dengan sesama manusia dan hubungannya lebih luas. Hal ini timbul mcngingat bahwa,
dengan alam. Yang membedakan satu makna budi pekerti selalu berkonotasi
dengan yang lainnya adalah dasar atau ‘positif dalam pandangan dan anggapan
ukuran baik dan buruk itu sendiri10. manusia, karena standar baik dan buruk bagi
budi pekerti adalah menurut pandangan
Etika adalah ajaran yang berbicara
subyektif manusia. Sementara standar baik
tentang baik dan buruk yang menjadi
dan buruk bagi akhlak adalah menurut
ukurannya adalah akal, karena etika
pandangan obyektif Allah sang Pencipta
merupakan bagian dari filsafat. moral adalah
manusia. Secara singkat, akhlak lebih luas
segala tingkah laku manusia yang mencakup
pengcrtiannya dan cakupannya dibanding
sifat baik dan buruk dari tingkah laku itu
budi pekerti. Telaah yang mendalam
manusia yang menjadi ukurannya adalah
terhadap Sirah Kahawiyah akan
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat11.
mcnghasilkan keterangan yang jelas tentang
Sedangkan akhlak adalah ajaran yang perbedaan makna dua terminologi ini13.
berbicara tentang baik dan buruk yang
Tidak ada satu pun contoh keteladanan
ukurannya adalah wahyu Allah yang
terbaik dan sempuma bagi seorang muslim
universal. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak
dalam masalah akhlak selain Rasulullah saw.
adalah keadaan jiwa seseorang yang
Tokoh-tokoh teladan lain setelah ltu —para
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
Nabi dan Rasul, para wali, salafus shaleh,
perbuatan tanpa melalui pertimbangan
syuhada—merupakan tokoh-tokoh
pikiran terlebih dahulu. Sedangkan Al-
bayangan dalam hal ini, karena Allah sendiri
Ghozali berpendapat bahwa akhlak adalah
memberikan penegasan: Dan sesungguhnya
suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
kamu (Muhammad) benar-benar mempunyai
timbul akibat perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pertimbangan
12Wahyudin, dkk., Pendidikan, 52
13Muntasir Alwi dan Arif Fadhillah. Aplikasi Islam
10 Wahyudin, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dalam Wilayah Kuadran; Rumusan Dasar Teoritis,
Grasindo, 2009), 52 Praktis, dan Revolusioner.(Jakarta: Madani Press,
11 Wahyudin, dkk., Pendidikan, 52 2004), 14

74
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar

akhlak yang agung. (al-Qalam:4). Sesungguhnya E. Metode Penelitian


telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
Jenis penelitian yang digunakan adalah
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
field research (penelitian lapangan).
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Sedangkan pendektan yang digunakan
kiamat dan dia banyak menyebut Allah., (al
adalah pendekatan kualitatif14. Pendekatan
Ahzab:21)
kualitatif atau sering disebut dengan metode
Sesuai ayat-ayat di atas, Rasulullah saw penelitian naturalistik, karena penelitiannya
mempunyai akhlak yang paling sempurna dilakukan pada kondisi yang alamiah.
diantara manusia. Kesempurnaan akhlak Penelitian lebih bersifat kurang berpola dan
Rasulullah ini, ditunjukkan dengan beberapa disebut metode interpretive karena hasil
keterangan yang menegaskan bahwa beliau penelitian lebih berkenaan dengan
diutus oleh Allah swt untuk memperbaiki, interprestasi terhadap data yang ditemukan
membangun dan menyempumakan akhlak dilapangan15. Dan metode yang digunakan
manusia. Kesempurnaan akhlak Rasulullah untuk memperoleh data dengan metode
saw itu, kemudian harus dijadikan standar wawancara (interview), observasi, dan
ukuran bagi penilaian tentang akhlak dokumentasi.
seorang muslim, bukan lagi hanya
Untuk kehadiran peneliti di lapangan
mendasarkan pada pendapat atau anggapan
merupakan instrumen kunci dan sangat
manusia pada umumnya. Di sinilah perlu
penting untuk mendapatkan data yang
interpretasi dan definisi ulang tentang
mendukung terhadap penelitian ini. Di sini
akhlak yang baik menurut Allah dan Rasul-
penulis berperan aktif dan secara langsung
Nya. Mari kita kembali sejenak ke ruang
mengamati dan mewawancarai subyek
belakang sejarah di masa hidup Rasulullah
penelitian. Adapun peran penulis dalam
saw.
penelitian ini adalah pengamat penuh.
Akhlak merupakan ilmu yang
Keabsahan data merupakan konsep
menentukan batas antara baik dan buruk,
penting yang diperbaharui dari konsep
terpuji atau tercela menyangkut perilaku
validitas dan realibilitas menurut versi
manusia yang meliputi perkataan, pikiran
“positivisme” dan disesuaikan dengan
dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak
tuntutan pengetahuan, kriteria dan
secara substansial adalah sifat hati, bisa baik
paradigmanya sendiri.
bisa buruk, yang tercermin dalam perilaku.
Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah F. Pembahasan
perilaku baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika 1. Langkah-langkah Implementasi nilai-
sifat hatinya buruk, yang muncul adalah nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam
perilaku buruk (al-ahlaq al- madzmumah). perilaku belajar di STIT Raden Wijaya
Begitu pentingnya kedudukan akhlak Mojokerto
dalam Islam sehingga Al-Qur’an tidak hanya Pendidikan mempunyai aspek penting
memuat ayat-ayat tentang akhlak secara dalam usaha pembentukan kepribadian
spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat- manusia. sedangkan hubungan pendidikan
ayat yang berbicara tentang hukum dengan dengan pembentukan kepribadian karena
masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat manusia yang dilengkapi dengan potensi
yang berbicara tentang salat, puasa, haji,
zakat dan muamalah selalu dikaitkan dan
14Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cetakan
diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan
VIII (Bandung: Alfabeta, 2013). 1
akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197). 15 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan R & D. ( Bndung: Alfabeta,2014).8

75
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017

dasar yang harus diaktualisasikan dan kecil yang membentuk tingkah laku yang
ditumbuh kembangkan dalam kehidupan dimaksud. Aspek-aspek tadi diurut untuk
melalui proses pendidikan. Dan pendidikan menuju terbentuknya tingkah laku yang
dalam Islam berusaha untuk dimaksud. (3) Dengan mempergunakan
mengembangkan potensi dan pemecahan secara urut aspek-aspek itu sebagai tujuan
terhadap masalah dalam hidup manusia. sementara, kemudian diidentifikasikan
reinforcer untuk masing-masing aspek atau
Seperti yang telah diketahui bahwa
komponen itu. (4) Melakukan pembentukan
timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian
tingkah laku dengan menggunakan urutan
manusia terhadap Allah SWT adalah ukuran
aspek-aspek yang telah disusun itu. Kalau
yang menentukan corak hidup manusia.
aspek pertama telah dilakukan, maka hadiah
Akhlak atau moral adalah pola tindakan
atau reinforcer diberikan; ini meng-
yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.
akibatkan aspek itu sering dilakukan.
Tiap-tiap perbuatan adalah jawaban yang
tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya Operant conditioning (kondisioning
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap operan), meskipun dekat dengan teori
pelanggaran kesusilaan adalah menentang Thorndike daripada teori Pavlow, berbeda
kesadaran itu. Disitulah hal yang dari penjelasan Thorndike mengenai belajar.
membedakan halal dan haram, hak dan Sesuai dengan apa yang telah kita ketahui
bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan.16. sebelumnya, ada 18 Nilai Etika, Moral dan
Akhlak yang harus ditanamkan dalam
Operant (perilaku diperkuat jika
ucapan dan tindakan/perilaku mahasiswa
akibatnya menyenangkan belajar giat jika
dalam aktivitasnya di lingkungan sekolah,
mengakibatkan nilai bagus) merupakan
keluarga dan lingkungan masyarakat, yaitu :
tingkah laku yang ditimbulkan oleh
organism itu sendiri. Operant belum tentu a. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh
didahului oleh stimuli dari luar. Operant dalam melaksanakan ajaran agama yang di
conditioning dikatakan telah terbentuk bila anutnya, toleran terhadap pelaksanaan
dalam frekuensi terjadi tingkah laku Operant ibadah agama lain, dan hidup rukun
yang bertambah atau bila timbul tingkah dengan pemeluk agama lain.
laku Operant yang tidak tampak sebelumnya. b. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada
Frekuensi terjadinya tingkah laku Operant upaya menjadikan dirinya sebagai orang
ditentukan oleh akibat tingkah laku ini17. yang selalu dapat dipercaya dalam
Pembentukan tingkah laku dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Operant conditioning antara lain sebagai c. Toleransi, Sikap dan tindakan yang
berikut. (1) Mengidentifikasi hal-hal yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
merupakan reinforcement bagi tingkah laku pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang akan dibentuk itu. (2) Melakukan yang berbeda dari dirinya.
analisis untuk mengidentifikasi aspek-aspek
d. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
16 Imam Wahyu Priyanto, Macam – macam Nilai ketentuan dan peraturan.
Akhlak dan Sumbernya,
https://imammorati23.wordpress.com/2011/05/16 e. Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan
/ diakses taggal 2 september 2015 upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
17Sri Esti Wuryani Djiwandono. Psikologi pendidikan.
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
(Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Direktorat menyelesaikan tugas dengan sebaik-
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen baiknya.
Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), 131.

76
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar

f. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu mengembangkan upaya-upaya untuk


untuk menghasilkan cara atau hasil baru memperbaiki kerusakan alam yang sudah
dari sesuatu yang telah dimiliki. terjadi.

g. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak q. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang
mudah tergantung pada orang lain dalam selalu ingin memberi bantuan pada orang
menyelesaikan tugas-tugas. lain dan masyarakat yang membutuhkan.

h. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan r. Tanggung-jawab, Sikap dan perilaku


bertindak yang menilai sama hak dan seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban dirinya dan orang lain. kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan18
i. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih Tataran implementasi dalam sikap dan
mendalam dan meluas dari sesuatu yang perilaku sehari-hari, 18 nilai Etika, Moral dan
dipelajari, dilihat, dan didengar. Akhlak sungguh tidak mudah untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
j. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir,
hari. Bahkan harus kita akui bahwa 18 nilai
bertindak, dan berwawasan yang
Etika, Moral dan Akhlak di atas sudah
menempatkan kepentingan bangsa dan
semakin luntur dan pudar bahkan
negara di atas kepentingan diri dan
menghilang dalam kehidupan masyarakat
kelompoknya.
sehari-hari yang serba modern ini.
k. Cinta Tanah Air, Cara berfikir, bersikap,
2. Faktor pendukung dan pengahambat
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
dan Akhlak dalam perilaku belajar di
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
STIT Raden Wijaya Mojokerto
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
a. Faktor Internal
l. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk Tingkah laku manusia adalah corak
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh factor
masyarakat, dan mengakui, serta yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern
menghormati keberhasilan orang lain. yang dimaksud adalah: a) Jenis Ras atau
Keturunan, Setiap ras yang ada di dunia
m. Bersahabat/Komuniktif, Tindakan yang
memperlihatkan tingkah laku yang khas.
memperlihatkan rasa senang berbicara,
Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap
bergaul, dan bekerja sama dengan orang
ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri
lain.
perilaku ras Negroid antara lain
n. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan bertemperamen keras, tahan menderita,
tindakan yang menyebabkan orang lain menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras
merasa senang dan aman atas kehadiran Mongolid mempunyai ciri ramah, senang
dirinya.diri sendiri, masyarakat, bergotong royong, agak tertutup/pemalu
lingkungan (alam, sosial dan budaya). dan sering mengadakan upacara ritual.
Demikian pula beberapa ras lain memiliki
o. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan
ciri perilaku yang berbeda pula. b) Jenis
waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan 18 Veni Rahayu, N. I. M.. Pembinaan Karakter
Religius Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri
yang selalu berupaya mencegah kerusakan
Majenang Kabupaten Cilacap (Doctoral dissertation,
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan IAIN Purwokerto, 2016).

77
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017

Kelamin, Perbedaan perilaku berdasarkan b. Faktor Eksternal


jenis kelamin antara lain cara berpakaian,
a) Pendidikan, Inti dari kegiatan
melakukan pekerjaan sehari-hari, dan
pendidikan adalah proses belajar mengajar.
pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini
Hasil dari proses belajar mengajar adalah
bisa dimungkikan karena faktor hormonal,
seperangkat perubahan perilaku. Dengan
struktur fisik maupun norma pembagian
demikian pendidikan sangat besar
tugas. Wanita seringkali berperilaku
pengaruhnya terhadap perilaku seseorang.
berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan
laki cenderug berperilaku atau bertindak
berbeda perilakunya dengan orang yang
atas pertimbangan rasional. c) Sifat Fisik,
berpendidikan rendah. b) Agama, Agama
Kretschmer Sheldon membuat tipologi
akan menjadikan individu bertingkah laku
perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
sesuai dengan norma dan nilai yang
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut,
diajarkan oleh agama yang diyakininya. c)
wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang
Kebudayaan. Kebudayaan diartikan sebagai
dengan ciri demikian dikatakan senang
kesenian, adat istiadat atau peradaban
bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
manusia. Tingkah laku seseorang dalam
d) Kepribadian, Kepribadian adalah segala
kebudayaan tertentu akan berbeda dengan
corak kebiasaan manusia yang terhimpun
orang yang hidup pada kebudayaan lainnya,
dalam dirinya yang digunakan untuk
misalnya tingkah laku orang Jawa dengan
bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap
tingkah laku orang Papua. d) Lingkungan,
segala rangsang baik yang datang dari dalam
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
dirinya maupun dari lingkungannya,
di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan
biologis, maupun sosial. Lingkungan
suatu kesatuan fungsional yang khas untuk
berpengaruh untuk mengubah sifat dan
manusia itu. Dari pengertian tersebut,
perilaku individu karena lingkungan itu
kepribadian seseorang jelas sangat
dapat merupakan lawan atau tantangan bagi
berpengaruh terhadap perilaku sehari-
individu untuk mengatasinya. Individu terus
harinya. e) Intelegensi, Intelegensia adalah
berusaha menaklukkan lingkungan sehingga
keseluruhan kemampuan individu untuk
menjadi jinak dan dapat dikuasainya. e)
berpikir dan bertindak secara terarah dan
Sosial Ekonomi, Status sosial ekonomi
efektif. Bertitik tolak dari pengertian
seseorang akan menentukan tersedianya
tersebut, tingkah laku individu sangat
suatu fasilitas yang diperlukan untuk
dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku
kegiatan tertentu, sehingga status sosial
yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah
ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku
tingkah laku intelegen di mana seseorang
seseorang.
dapat bertindak secara cepat, tepat, dan
mudah terutama dalam mengambil Perkembangan individu akan ditentukan
keputusan. f) Bakat, Bakat adalah suatu oleh factor pembawaan (dasar) atau factor
kondisi pada seseorang yang endogen, maupun factor keadaan
memungkinkannya dengan suatu latihan (lingkungan) atau factor eksogen. Faktor
khusus mencapai suatu kecakapan, Endogen merupakan factor yang dibawa
pengetahuan dan keterampilan khusus, oleh individu sejak dalam kandungan hingga
misalnya berupa kemampuan memainkan kelahiran. Jadi faktor endogen bisa juga
musik, melukis, olah raga, dan sebagainya19. disebut sebagai faktor keturunan atau faktor
pembawaan. Faktor endogen yang dibawa
19Bimo
oleh individu mempunyai sifat-sifat seperti
Walgito. "Pengantar psikologi umum.",
(Yogyakarta: Andi Offset, 2004). 49 orang tuanya. Sewaktu individu lahir telah

78
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar

ada sifat-sifat tertentu dalam dirinya H. Daftar Pustaka


terutama sifat-sifat yang berhubungan
dengan Faktor Kejasmanian, misalnya Abdillah, Masykuri. Islam & Dinamika Sosial
bagaimana kulitnya apakah hitam,putih, Politik Di Indonesia. Jakarta: Gramedia
atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Pustaka Utama, 2015
Sifat ini merupakan sifat yang mereka
Al-Mishry, Abu ‘Amar Mahmud, Manajemen
dapatkan karena faktor keturunan.
Akhlak Salaf, Membentuk Akhlak Seorang
Disamping itu individu juga punya sifat-sifat
Muslim Dalam Hal Amanah, Tawadhu’, dan
pembawaan psikologis yang erat
Malu. Terj. Imtihan Asy-Syafi’i, Solo: Pustaka
hubungannya dengan keadaan jasmani yaitu
Arafah Cetakan: I. 2007
temperamen.

Tempramen merupakan sifat pembawaan Asmani, Jamal Ma'mur, Buku panduan


yang hubungannya erat dengan struktur internalisasi pendidikan karakter di sekolah.
kejasmanian seseorang, yaitu yang Jakarta:Diva Press, 2011
berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis
seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan Bastable, Susan, Pamela Gramet, and Karen
Jacobs. Health professional as educator:
lain yang terdapat dalam diri manusia.
Principles of teaching and learning. Jones &
G. Kesimpulan Bartlett Learning, 2010
Dari penelitian yang telah dilaksanakan
dengan judul Implementasi nilai-nilai Etika, Djiwandono. Sri Esti Wuryani, Psikologi
Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan
STIT Raden Wijaya Mojokerto, berdasarkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,
data yang telah diperoleh peneliti melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
dokumentasi, observasi dan interview, maka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1989
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Langkah-langkah Implementasi nilai-nilai
Fadhillah. Muntasir Alwi dan Arif, Aplikasi Islam
Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku
Dalam Wilayah Kuadran; Rumusan Dasar
belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto
Teoritis, Praktis, dan Revolusioner. Jakarta:
adalah pertama lembaga membuat
Madani Press, 2004
perencanaan yang matang, kemudian
diterapkan dengan pola pembiasaan. 2. Janin, Hunt. The pursuit of learning in the Islamic
Untuk mendeskripsikan faktor pendukung world, 610-2003. McFarland, 2004
dan pengahambat Implementasi nilai-nilai
Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku Jusuf, Amir Feisal. "Reorientasi Pendidikan Islam."
belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto Jakarta: Gema Insani Press, 1995
terdiri dari faktor internal (yang terdiri dari
keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, Mahmud, Ali Abdul Halim, Karakteristik umat
kepribadian, intelegensia dan bakat) dan terbaik, telaah manhaj, akidah, dan harakah, Cet.
eksternal (terdiri dari pendidikan, agama, 1., Jakarta: Gema Insani Press, 1996
kebudayaan, lingkungan dan sosial
Priyanto, Imam Wahyu, Macam – macam Nilai
ekonomi)
Akhlak dan Sumbernya,
https://imammorati23.wordpress.com/2011
/05/16/ diakses taggal 2 september 2015

79
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017

Quthb, Sayyid, Tafsir fi zhilalil Qur'an di bawah Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Naungan AI-Quran jtlid 4. terj. As'ad Yasin dan R & D. Bndung: Alfabeta, 2014
dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 2002
Wahyudin, dkk., Pendidikan Agama Islam,
Rahayu, Veni. N. I. M.. Pembinaan Karakter Jakarta: Grasindo, 2009
Religius Peserta Didik di Madrasah Aliyah
Negeri Majenang Kabupaten Cilacap Walgito. Bimo, Pengantar psikologi umum.,
.Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto, Yogyakarta: Andi Offset, 2004
2016.

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cetakan


VIII, Bandung: Alfabeta, 2013

80

You might also like