Edukasi Mengenai Dampak Pestisida Berbahaya Bagi Petani Di Desa Layoa, Kec. Gantarangkeke, Kab - Bantaeng
Edukasi Mengenai Dampak Pestisida Berbahaya Bagi Petani Di Desa Layoa, Kec. Gantarangkeke, Kab - Bantaeng
Edukasi Mengenai Dampak Pestisida Berbahaya Bagi Petani Di Desa Layoa, Kec. Gantarangkeke, Kab - Bantaeng
405-409) 978-602-60766-6-3
ABSTRACT
Most of the people in Layoa Village, Gantarangkeke Subdistrict, Bantaeng Regency, South Sulawesi have a
livelihood as farmers in the fields and use pesticides to eradicate plant pests (OPT). Chemical pesticides are toxic
materials that are very dangerous for health and the environment. This is because pesticides are pollutants and spread free
radicals that can cause damage to organs such as gene mutations and central nervous disorders. Besides that toxic
chemical residues left on agricultural products can trigger cell damage, premature aging and the emergence of
degenerative diseases. However, the farming community in Layoa Village, Gantarangkeke Subdistrict, Bantaeng
Regency still lacks an understanding of the impact of pesticides on health. Therefore, counseling is done to provide
education about the impact of harmful pesticides for farmers. The material is delivered through the presentation and
distribution of farmers' materials. In the question and answer session, several farmers took turns asking questions that
immediately got answers in the form of alternatives and solutions to the questions asked. Then, move on to the discussion
session between the speaker and the object of counseling, namely farmers. The discussion went quite interesting. The
discussion participants actively asked and gave opinions on the material that had been delivered. At the end of the
counseling session, an evaluation was also conducted to the farmers regarding the understanding of the extension
material which expects that the extension activities are sustainable so that the knowledge of the farmers can be increased.
1. PENDAHULUAN
Pestisida adalah bahan kimia atau campuran dari beberapa bahan kimia yang digunakan untuk
mengendalikan atau membasmi organisme pengganggu (hama/pest). Pestisida digunakan di berbagai bidang
atau kegiatan, mulai dari rumah tangga, kesehatan, pertanian, dan lain-lain. Keuntungan dari penggunaan
pestisida antara lain, perlindungan tanaman dari serangan hama, menjamin ketersediaan bahan pangan,
mencegah kerusakan harta benda, dan pengendalian penyakit (yang ditularkan melalui vektor). Idealnya,
pestisida mempunyai efek toksik hanya pada organisme targetnya, yaitu hama. Namun, pada kenyataannya,
sebagian besar bahan aktif yang digunakan tidak cukup spesifik toksisitasnya, sehingga berdampak negatif
terhadap kesehatan (manusia)1. Selain itu, penggunaan pestisida juga berdampak negatif terhadap lingkungan
dan ekosistem (WHO, 2008)2.
Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal
ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun
tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit
degeneratif.3
Pada umumnya sayuran rentan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga
penggunaan pestisida kimia tidak dapat terlepas dari para petani 4. Studi menunjukkan bahwa biaya petani
tomat untuk membeli pestisida di Jawa Barat mencapai 50% dari total biaya yang dikeluarkan 5. Hal tersebut
menunjukkan bahwa petani rela mengeluarkan biaya yang besar untuk penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida pada pertanian dapat berdampak negatif terhadap kesehatan petani dan
kesehatan masyarakat6. Berdasarkan hasil survei di lapangan diketahui bahwa para petani yang berada di
Desa Layoa,Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan selalu menggunakan pestisida.
Petani penyemprot pestisida berisiko mengalami keracunan pestisida. Keracunan pestisida pada petani dapat
terjadi akibat paparan pestisida pada saat petani menyemprot tanaman.
Dampak pajanan pestisida terhadap kesehatan tergantung dari jenis atau bahan aktif pestisida. Secara
umum, pestisida dikelompokkan berdasarkan jenis bahan aktifnya (klasifikasi kimia) dan mekanisme kerjanya,
yaitu golongan karbamat, organoklorin, organofosfat, dan piretroid 7. Pajanan akut dalam dosis tinggi oleh
1
Korespondensi penulis: Anita, Telp.082190344770, [email protected]
pestisida dapat menyebabkan keracunan. Tanda-tanda klinis keracunan akut pestisida golongan organopospat
dan karbamat, berkaitan dengan stimulasi kolinergik yang berlebihan. seperti kelelahan, muntah-muntah, mual,
diare, sakit kepala, penglihatan kabur, salivasi, berkeringat banyak, kecemasan, gagal nafas dan gagal jantung.
Sementara keracunan kronis ditandai dengan adanya tanda-tanda kolinergik dan penurunan aktivitas enzim
kolinesterase di plasma, sel darah merah dan otak 8.
Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya menyebabkan iritasi pada selaput mata atau kulit,
namun pajanan ringan jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai dampak kesehatan, seperti gangguan
terhadap sistem hormon bahkan keganasan. Pestisida merupakan bahan kimia yang tergolong sebagai
endocrine disrupting chemicals (EDCs), yaitu senyawa kimia di lingkungan yang mengganggu sintesis,
sekresi, transport, metabolisme, aksi pengikatan, dan eliminasi dari hormon-hormon dalam tubuh yang
berfungsi menjaga keseimbangan (homeostasis), reproduksi, dan proses tumbuh-kembang9.Sementara Crofton,
memberikan sebutan thyroid disrupting chemicals (TDCs), untuk bahan-bahan kimia di lingkungan yang
mengganggu struktur atau fungsi kelenjar tiroid, mengganggu system pengaturan enzim yang berhubungan
dengan keseimbangan hormontiroid, dan mengubah sirkulasi serta kadar hormontiroid di jaringan 10.
Apabila paparan pestisida dihubungkan dengan pelestarian lingkungan maka penggunaan pestisida
perlu diwaspadai karena dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia maupun makhluk hidup
lainnya.Dampak pada lingkungan akibat penggunaan pestisida berkaitan dengan efektivitas pestisida.
Pestisida yang memiliki sifat beracun dapat mempengaruhi seluruh taksonomi biota, termasuk makhluk hidup.
Beberapa pestisida tahan terhadap degradasi lingkungan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi
ekosistem alamiah dalam jangka panjang 11.
petani selalu menggunakan sepatu ketika menyemprotkan pestisida. Jenis sepatu yang sering digunakan petani
adalah sepatu boot dengan bahan karet atau plastik. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa perilaku
penggunaan APD pada petani sudah cukup baik, namun masih perlu diawasi. Penggunaan APD yang lengkap
dan tertib diharapkan akan menurunkan risiko petani terhadap keracunan pestisida. Paparan keracunan dapat
terjadi karena petani tidak memperhatikan petunjuk tentang cara menggunakan pestisida dan cara penggunaan
alat pelindung diri dan sanitasi dasar.
Pada akhir sesi penyuluhan juga dilakukan evaluasi kepada petani mengenai pemahaman materi
penyuluhan dimana mengharapkan agar kegiatan penyuluhan ini berkelanjutan agar pengetahuan para petani
dapat ditingkatkan.
5. DAFTAR PUSTAKA
1.Costa LG. 2008. Toxic effects of pesticides. In: L.J. Casarett & J. Doull, eds. 2008. Toxicology. The basis
cience of poisons. 7th ed. New York: Macmillan Publishing Company: 883-930.
2.World Health Organization (WHO). 2008. Pesticides, children’s health and the environment. WHO Training
Package for the Health Sector, World Health Organization. Available at: http://www.who.int/ceh
[Akses 22-3-2009].
3.Kumar LP, Panneerselvam N. Toxic Effects of Pesticides: A Review on Cytogenetic Biomonitoring Studies.
Medicine and Biology. 2008, 15(2): 46-50.
4.Fantke, P.,Charles, R., Alencastro, L. F., Friedrich, R. (2011). Plant Uptake of Pesticides and Human
Health: Dynamic Modelling of Residue in Wheat and Ingestion Intake. Chemosphere, 85, 1639-
1647.
5. Setiawati, W., Sulastrini, I., Gunaeni, N. (2001). Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman Tomat.
Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran
6. Adriyani, R. (2006). Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(1), 95-10.
7. Weiss B, Amler S, Amler RW. 2004. Pesticides. Pediatrics 113: 1030-1036.
8. Office of Environmental Health Hazard. 2007. Chlorpyrifos Human Data on Developmental and
Reproductive Effects. Available at:
http://oehha.ca.gov/prop65/public_meetings/pdf/Chlorpyrifos_112008b.pdf.
9. Diamanti-Kandarakis E, Bourguignon J, Giudice LC, Hauser R, Prins GS, Soto AM, et al. 2009. Endocrine-
disrupting chemicals. An endocrine society scientific statement. Endocrine Reviews 30(4): 293-342.
10.Crofton KM. 2008. Thyroid disrupting chemicals: mechanisms and mixtures. International Journal of
Andrology 31(2): 209-223.
11. Ardiyanto, A, Karya Tulis Ilmiah Tentang Pestisida, 2015.