Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Dan Penanganan Asam Urat Pada Lansia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 121

HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN


PENANGANAN ASAM URAT PADA LANSIA

Nurul Hidayah1), Lingling Marinda Palupi2), Esti Widiani3)


1)2)3)
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang
email: [email protected]
email: [email protected]
email: [email protected]

Abstract
The analysis of the situation of the elderly at RW 4 and 5 of Sumberporong Village, Lawang District,
Malang Regency mostly experienced an increase in uric acid levels. Efforts to handle the increase in
uric acid levels in a non-pharmacological manner are not yet available. Most of the elderly assume
that the pain in their knees is not gout, but only achy and harmless. The method used to overcome
these problems is to provide prevention counseling and handling gout in a non pharmacological
manner. Demonstration and motion therapy exercises of Ling Tien Kung were also given in this
community service activity. Another method used is the examination of uric acid levels in the elderly.
The activity was carried out with the aim of increasing the knowledge and skills of the elderly in the
prevention and handling of gout in a non-pharmacological manner. The extension program can be
carried out with the presence of all participants according to the number of invitations. Examination
of uric acid levels was carried out with the results of 12 elderly people having high uric acid levels.
Demonstration and Ling Tien Kung therapy motion exercises can be carried out 8 (eight) times. The
activeness of the participants in this series of activities will encourage the realization of increased
knowledge about the prevention of gout and the elderly skilled in doing Ling Tien Kung therapy as an
effort to treat gout in a non-pharmacological manner.

Keywords: Uric Acid, Ling Tien Kung


daripada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia
1. PENDAHULUAN
perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia laki-
Lanjut usia mengalami kemunduran sel-sel laki, adapun lansia yang tinggal di pedesaan
karena proses penuaan yang dapat berakibat sebanyak 10,87 juta jiwa, lebih banyak
pada kelemahan organ, kemunduran fisik, daripada lansia yang tinggal di perkotaan yaitu
timbulnya berbagai macam penyakit seperti 9,37 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014).
peningkatan kadar asam urat yang dapat Angka kejadian peningkatan kadar asam
menimbulkan terjadinya penyakit seperti batu urat di masyarakat dan berbagai kepustakaan
ginjal, gout, dan rematik (Efendi & Makhfudli, barat sangat bervariasi, diperkirakan antara 2,3-
2009). Peningkatan kadar asam urat 17,6%, sedangkan kejadian gout bervariasi
dihubungkan dengan kelainan metabolik dan antara 0,16-1,36%. Besarnya angka kejadian
berbagai penyebab kematian akibat penyakit peningkatan kadar asam urat pada masyarakat
kardiovaskuler dan penyakit metabolik lainnya Indonesia belum ada data yang pasti (Wisesa &
seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol Suastika, 2009). Pada suatu studi didapatkan
(Ioannou & Boyko, 2013). insidensi terjadinya gout sekitar 4,9% pada
Hasil sensus penduduk tahun 2010 kadar asam urat darah >9 mg/dL, 0,5% pada
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima kadar 7-8,9% dan 0,1% pada kadar <7 mg/dL
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut (Hidayat, 2009).
usia terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 Peningkatan kadar asam urat yang
juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk. berlebihan disebabkan oleh dua kemungkinan
Badan Pusat Statistik (2013) memproyeksikan, utama, yaitu kelebihan produksi asam urat
jumlah penduduk lanjut usia (60+) diperkirakan dalam tubuh atau terhambatnya pembuangan
akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada asam urat oleh tubuh (Rothenbacher et al, 2011,
tahun 2020, menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun dalam Hariadi 2016). Asam urat sendiri telah
2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035 (Kemenkes diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu,
2016). Jumlah lansia perempuan lebih besar namun beberapa aspek patofisiologi dari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 122
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

peningkatan kadar asam urat tetap belum endokrin, dan integument. Perubahan kondisi
dipahami dengan baik. Sehubungan dengan hal mental, pada lansia sering muncul perasaan
tersebut sehingga perlu adanya upaya-upaya pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan
yang bersifat perawatan, pengobatan, pola cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa
hidup sehat, dan juga upaya lain, seperti senam terancam akan timbulnya suatu penyakit atau
lansia untuk mempertahankan kesehatan lansia takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi,
tersebut (Puddu, et al., 2011; Pranatahadi, hal ini bisa membuat lansia depresi. Perubahan
2012). psikososial, masalah perubahan psikososial
Analisa situasi lansia di RW 4 dan 5 Desa serta reaksi individu terhadap perubahan ini
Sumberporong Kecamatan Lawang Kabupaten sangat beragam, bergantung pada kepribadian
Malang sebagian besar mengalami kenaikan individu yang bersangkutan. Perubahan
kadar asam urat. Upaya penanganan asam kognitif, terjadi kemunduran pada tugas-tugas
secara non farmakologi belum ada. Sebagian yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang
besar lansia menganggap bahwa sakit di memerlukan memori jangka pendek,
lututnya bukanlah asam urat, tetapi hanya kemampuan intelektual tidak mengalami
pegal-pegal dan tidak berbahaya. kemunduran, dan kemampuan verbal akan
Berdasar uraian diatas, menunjukkan menetap bila tidak ada penyakit yang
bahwa asam urat merupakan salah satu masalah menyertai. Perubahan spiritual, pada lansia
kesehatan yang cukup besar dan memerlukan diketahui sedikit berbeda dengan orang yang
penanganan yang tepat serta melakukan lebih muda yaitu sikap mereka terhadap
pencegahan dengan baik pula tentunya kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia
sehingga perlu dilakukan pemberian cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep
pendidikan kesehatan secara lebih luas. Tujuan realitas kematian. Pada tahap perkembangan
dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah usia lanjut merasakan atau sadar akan kematian.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Terdapat kecenderungan terjadi penurunan
tentang pencegahan dan penanganan asam urat. kapasitas fungsional baik pada tingkat selular
Rencana pemecahan masalah sesuai uraian di maupun pada tingkat organ sejalan dengan
atas adalah dengan memberikan penyuluhan proses menua, akibatnya lansia mengalami
tentang pencegahan asam urat dan melatih kesulitan untuk memelihara kestabilan status
lansia melakukan gerak terapi Ling Tien Kung fisikawi dan kimiawi di dalam tubuh, atau
untuk membantu mencegah dan mengurangi memelihara homeostatis tubuh. Gangguan
asam urat. terhadap homeostatis tubuh tersebut dapat
menyebabkan disfungsi berbagai sistem organ.
2. KAJIAN LITERATUR Pada perkembangan proses menua mulai usia
Ketetapan seseorang dianggap lanjut usia 40 tahun mulai timbul berbagai macam
sangat bervariasi karena setiap negara memiliki penyakit seperti peningkatan kadar asam urat
kriteria dan standart yang berbeda. Pasal 1 ayat yang dapat menimbulkan terjadinya penyakit
(2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang seperti batu ginjal, gout, dan rematik (Setiati et.
kesehatan menjelaskan bahwa usia lanjut al., 2009; Efendi & Makhfudli, 2009).
adalah seseorang yang telah mencapai usia Asam urat adalah zat hasil metabolisme
lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). World purin dalam tubuh yang dikeluarkan oleh ginjal
Health Organization (WHO) dalam Komisi melalui urin dalam kondisi normal, namun
Nasional Lansia (2008) menggolongkan lanjut dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu
usia meliputi usia pertengahan/middle age (45 mengeluarkan zat asam urat secara seimbang
–59 tahun), usia lanjut/elderly (60 – 74 tahun), sehingga terjadi kelebihan kadardalam darah.
usia lanjut tua/old (usia 75 – 90 tahun), usia Kelebihan zat asam urat ini akhirnya
sangat tua/very old (usia diatas 90 tahun) menumpuk dan tertimbun pada beberapa
(Azizah, 2011). Banyak perubahan yang terjadi persendian di tempat lainnya termasuk di ginjal
pada lansia. Perubahan kondisi fisik, meliputi itu sendiri dalam bentuk kristal (Safitri, 2012).
perubahan dari tingkat sel sampai ke semua Pemeriksaan asam urat dilakukan terhadap
sistem organ tubuh, diantaranya sistem serum darah. Kadar asam urat normal untuk
pernafasan, pendengaran, penglihatan, pria dewasa berkisar 3,5 – 7,0 mg/dl dan untuk
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, wanita 2,6 – 6,0 mg/dl.
muskuloskeletal, gastrointestinal, urogenital,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 123
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

Asam urat dapat disebabkan oleh beberapa pengikat bidang kontak tersebut, maka
faktor yang terdiri dari faktor primer dan faktor tegangan akan turun. Sebagai konsekuensinya
sekunder. Faktor primer terkait dengan tubuh aliran listrik pun akan berkurang. Turunnya
dan kondisi individu, misalnya potensi genetik, tegangan ini menyebabkan disfungsi
usia, keseimbangan hormon, proses (sakit/tidak sehat) dari organ tubuh tertentu
pengeluaran asam urat yang terganggu di ginjal. karena berkurangnya power supply. Inilah
Faktor sekunder terkait dengan makanan dan penemuan beliau yang ke-3, dengan
banyak faktor lainnya, seperti konsumsi pengetahuan ini beliau menciptakan teknik
makanan tinggi purin, alkohol dan obat kimia, pelatihan anus yang diberi nama “Empet-Empet
dan kondisi lain yang dapat memicu asam urat Anus” alias Fu Kang (Empet-Empet anus ala
(obesitas, kelaparan, penyakit ginjal, leukemia, Fu Long Sweet). Logikanya semua aki, apabila
konsumsi obat tertentu yang dapat mengurangi jumlah listrik hanya dikonsumsi tanpa di
sekresi asam urat) (Safitri, 2012). charge kembali, maka kekuatannya akan
Ling Tien Kung berasal dari kata ling (nol), menurun. Berdasarkan logika ini, Lao se
tien (titik), dan kung(ilmu). Jadi bisa diartikan menemukan cara atau tehnik charge aki
sebagai ilmu titik nol/awal.Tujuannya manusia, inilah penemuan beliau yang ke-4
membangkitkan tenaga titik nol untuk yang berbasis pada Fu Kang alias empet-empet
menyehatkan badan, atau bisa diartikan bahwa anus (Sweet, 2007).
kesehatan seseorang terjadi karena usaha dari Mekanisme gerakan senam Ling Tien Kung
dalam diri sendiri (Sweet, 2007). terhadap asam urat Mekanisme fisiologis
Sweet (2007), menemukan sebuah dalam tubuh, hipotalamus dianggap sebagai
penemuan penting tentang adanya sumber pusat pengumpul informasi mengenai
energi kehidupan di dalam tubuh manusia yang kesehatan dalam tubuh dan sebagian besar dari
fungsinya menyerupai aki, ini adalah penemuan informasi tersebut digunakan untuk sekresi
yang pertama.Berawal dari aki inilah semua hormon hipofisis.Hipofisis anterior mensekresi
organ-organ tubuh kita dan sistem koordinasi hormon adrenokortikotropin (ACTH)
dan kerjanya menerima suplai energi menyebabkan medulla adrenal mensekresi
sesuai/sebanyak yang dibutuhkan.Organ-organ hormon epinefrin dan norepinefrin (Guyton &
tubuh kita mencakup semua organ- organ yang Hall, 2008). Pada gerakan senam Ling Tien
berfungsi menurut kendali rasio maupun organ- Kung menimbulkan rangsangan chi berupa
organ diluar kendali ratio, seperti halnya tenaga/uap berasal dari tegangan gerakan
jantung, paru-paru, ginjal, hati, pankreas, empet-empet anus dan charge aki manusia. Chi
maupun organ- organ dan kelenjar hormon menurunkan sekresi ACTH di hipofisis anterior
lainnya.Analog dengan aki pada umumnya sehingga menurunkan sekresi hormon
manusiapun menghasilkan arus katekolamin (norepinefrin dan epinefrin) oleh
listrik/strom.Berdasarkan ilmu “fisika” kita medulla adrenal yang kemudian menurunkan
ketahui bahwa arus listrik/strom itu vasokontriksi perifer dan menyebabkan dilatasi
dikarenakan adanya tegangan, tegangan itu pada pembuluh darah (Sweet, 2007). Dilatasi
sendiri timbul karena adanya muatan 2 kutub. pada pembuluh darah akan memperlancar
Penelitian Sweet yang ke-2, bahwa kutub- aliran darah, pengangkutan hasil metabolisme
kutub aki manusia itu letaknya di pusar sebagai dalam tubuh dapat diangkut dengan baik. Hasil
kutub negatif/katode, dan anus sebagai kutub metabolisme asam urat berlebih yang
positif/anode, dimana anus (kutub positif) dimetabolisme di usus dapat diangkut dan
adalah kunci terpenting dari aki manusia ini, dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sehingga
karena dari sinilah listrik mengalir menuju tidak terjadi penumpukan hasil metabolisme
kutub negatif (pusar).Otot-otot disekitar anus asam urat di dalam tubuh (Wiarto, 2013).
memegang peranan sebagai pengikat “Bidang
Kontrak” dari kutub positif (anus) aki kita ini. 3. METODE PENGABDIAN
Seiring dengan bertambahnya umur otot-otot MASYARAKAT
yang membentuk dan otot-otot di sekitar anus Metode yang digunakan dalam pengabdian
ini akan mengendur. Pengenduran dari otot-otot masyarakat ini adalah pelatihan, antara lain:
ini disebabkan karena kita tidak pernah 1. Penyuluhan pencegahan, penanganan asam
mengolahragakan organ kita tersebut (anus). urat secara non farmakologis pada lansia
Seperti halnya aki, akibat dari pengenduran
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 124
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

2. Demonstrasi dan latihan gerak terapi Ling Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa
Tien Kung. karakteristik peserta berdasarkan umur, peserta
3. Tanya jawab tentang ling Tien Kung dan terbanyak memiliki umur 60-70 tahun (elderly)
asam urat. sebanyak 29 peserta (96,6%). Karakteristik
Metode lain adalah pemeriksaan kesehatan tes jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada
kadar asam urat lansia. laki-laki, sebanyak 16 peserta (53,3%).
Sasaran dalam pengabdian masyarakat ini Karakteristik pendidikan, jumlah peserta
adalah seluruh lansia yang berada di RW 4 terbanyak adalah SD dan SMA yaitu sebanyak
dan RW 5 di Desa Sumberporong, Lawang. 9 peserta (30%) dan yang terendah adalah PT
Keberhasilan dari pelaksanaan program ini yaitu sebanyak 3 peserta (10%).
tidak lepas dari partisipasi aktif lansia.
(2) Data Khusus
Lansia harus aktif mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan pelatihan. Keaktifan Tabel 2 Pengetahuan lansia tentang asam
lansia pada rangkaian kegiatan pelatihan ini urat dan Ling Tien Kung
Frekuensi/ Prosentase
akan mendorog terwujudnya peningkatan Aspek
pengetahuan lansia tentang pencegahan Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jmlh
sebelum 6 6 18 30
asam urat serta lansia terampil melakukan penyuluhan (20%) (20%) (60%) (100%)
gerak terapi Ling Tien Kung sebagai upaya sesudah 8 8 14 30
penyuluhan (27%) (27%) (46%) (100%)
penanganan asam urat secara
nonfarmakologi.
Pengetahuan tentang asam urat dan Ling Tien
Kung sebelum dan sesudah penyuluhan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4.1 Hasil Pengabdian Masyarakat
(1) Karakteristik Demografi peserta 15

10
Tabel 1 Distribusi peserta berdasarkan
karakteristik di Desa 5
Sumberporong Lawang
Karakteristik Frekuensi Prosentase 0
(%) Baik Cukup Kurang
Usia :
Usia 60-70 29 96,6 pengetahuan sblm Pengetahuan ssdh
tahun (elderly)
Usia 71-90 1 3,33
tahun (old ) Berdasarkan tabel 2 dan grafik
Jenis Kelamin : diatas, dapat kita lihat perbedaan
Laki-laki 14 46,7 pengetahuan tentang asam urat dan
Perempuan 16 53,3 kegunaan senam ling tien kung,
pengetahuan semakin meningkat setelah
Pendidikan : mendapatkan penyuluhan.
Tidak Sekolah 5 16,7
SD 9 30
SMP 4 13,3
4.2. Penyuluhan Pencegahan dan
SMA 9 30 Penanganan Asam Urat Secara Non
PT 3 10 Farmakologis pada Lansia
Peningkatan pengetahuan lansia dalam
pencegahan dan penanganan asam urat secara
non farmakologis merupakan salah satu tujuan
dari dilaksanakannya pengabdian masyarakat
ini. Salah satu strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan ini adalah melalui kegiatan
penyuluhan yang diberikan kepada para lansia.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 125
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

Penyuluhan ini berorientasi pada proses ketercapaian salah satu target dari program
pemberdayaan masyarakat yang diharapkan pengabdian masyarakat ini yaitu meningkatnya
dapat terjadi transfer pengetahuan dari pengetahuan lansia tentang pencegahan dan
narasumber kepada lansia sehingga lansia penanganan asam urat secara nonfarmakologis.
setelah penyuluhan dapat menerapkannya
dalam pola hidup sehari-hari untuk mencegah
terjadinya asam urat.
Pelaksanaan penyuluhan ini dilaksanakan
melalui media undangan yang dibagikan
kepada lansia sejumlah 30 lansia oleh Ketua RT
dan RW setempat. Hal ini mendukung
optimalisasi kehadiran peserta dalam
pelaksanaan penyuluhan, sehingga tingkat
kehadiran mencapai 100%. Rangkaian kegiatan Gambar 1. Foto Bersama Kegiatan Setelah
penyuluhan diawali dengan pemberian pre test Penyuluhan
kepada peserta. Pemberian pre test ini bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan awal para lansia
seputar pencegahan dan penanganan asam urat.
Selain hasil penilaian pengetahuan di table 2,
pelaksana juga memberikan beberapa
pertanyaan ke peserta dan hasilnya didapatkan
10% lansia yang dapat menjawab dengan tepat
tentang definisi dari asam urat, dan 19% lansia
mampu menyebutkan contoh-contoh Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan
penanganan non farmakologis asam urat.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian
materi tentang pencegahan dan penanganan 4.3. Pemeriksaan Kadar Asam Urat
yang terdiri dari beberapa sub topik, yaitu: (1) Peningkatan keterampilan lansia dalam
pengertian asam urat, (2) penyebab asam urat, penanganan asam urat secara non farmakologis
(3) gejala asam urat, (4) komplikasi asam urat merupakan salah satu tujuan dari
(5) penanganan nonfarmakologis asam urat, (6) dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini.
pencegahan asam urat. Media bantu yang Salah satu strategi yang digunakan untuk
digunakan untuk memperlancar proses mencapai tujuan ini adalah melalui kegiatan
penyampaian materi yaitu LCD, proyektor, pemeriksaan kesehatan berupa tes kadar asam
power point. Setelah seluruh materi telah urat diberikan kepada para lansia. Pemeriksaan
disampaikan, peserta diberikan kesempatan kadar asam urat ini bertujuan untuk menyeleksi
untuk bertanya dan berdiskusi seputar materi lansia yang membutuhan penanganan secara
yang belum dipahami maupun pengalaman non farmakologis berupa gerak terapi Ling Tien
yang pernah ditemui oleh lansia. Kung. Lansia dengan kadar asam urat yang
Selanjutnya peserta diberikan post test tinggi dan mampu melakukan mobilisasi dipilih
dengan jenis pertanyaan yang sama dengan soal untuk mengikuti demontrasi dan latihan gerak
pre test. Berdasarkan penilaian hasil post test terapi Ling Tien Kung.
pada table 2, secara rinci didapatkan Pemeriksaan asam urat ini dilaksanakan
peningkatan pengetahuan lansia setelah sebelum penyuluhan pencegahan dan
diberikan materi penyuluhan sebesar 80,7% penanganan asam urat secara nonfarmakologis
untuk pertanyaan definisi asam urat, dan selesai dan pemeriksaan setelah penyuluhan
meningkat dari 19% menjadi 82% untuk dan senam ling Tien Kung 1 minggu kemudian.
pertanyaan penanganan nonfarmakologis asam Peserta yang mengikuti pemeriksaan asam urat
urat. Selain itu evaluasi proses selama ini sebanyak 30 lansia.
penyuluhan menunjukkan lansia antusias, yang
dinilai dari keterlibatan lansia dalam diskusi Tabel 3. Hasil pemeriksaan asam urat sebelum
dan memberikan pertanyaan serta tidak adanya dan sesudah pemberian penyuluhan
lansia yang meninggalkan ruangan saat dan senam Ling Tien Kung.
penyuluhan. Hasil tersebut menunjukkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 126
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

Kadar Asam Tinggi Normal Jumlah ini mendukung optimalisasi kehadiran peserta
Urat dalam pelaksanaan gerak terapi, sehingga
Sebelum 23 7 30 tingkat kehadiran mencapai 88%. Demonstrasi
(77%) (23%) (100%) dan latihan gerak terapi Ling Tien Kung
Sesudah 13 17 30 dibimbing oleh instruktur tersertifikasi gerak
(43%) (57%) (100%) terapi Ling Tien Kung. Latihan gerak terapi ini
dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kali di
rumah salah seorang warga masyarakat RW 5
Kadar asam urat Desa Sumberporong Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang. Rangkaian kegiatan ini
diawali dengan demonstrasi oleh instruktur
yang langsung diikuti oleh para lansia. Gerak
25
terapi Ling Tien Kung ini dilaksanakan selama
20 45 menit setiap kali latihan. Media bantu yang
digunakan untuk memperlancar proses latihan
15
yaitu LCD, proyektor, laptop, sound system .
10 Sebelum dan setelah latihan peserta diberikan
kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi
5
seputar materi latihan yang belum dipahami
0 maupun pengalaman yang pernah ditemui oleh
Tinggi Normal lansia.
Setelah latihan lansia diminta untuk
menyampaikan perasaan dan apa yang
dirasakan selama mengikuti gerak terapi Ling
Sblm penyuluhan Ssdh penyuluhan
Tien Kung. Sebanyak 4 (empat) lansia
menyampaikan setelah mengikuti sebanyak 8
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan (delapan) kali merasakan yang sebelumnya
asam urat adalah sebanyak 13 lansia memiliki sakit di lutut saat jongkok, sudah berkurang.
kadar asam urat tinggi dan 17 lansia memiliki Sebanyak 2 (dua) lansia menyampaikan yang
kadar asam urat normal. Pemeriksaan kadar sebelumnya tidak bisa jongkok menjadi bisa
asam urat ini menggunaka stick dan alat cek jongkok. Sisanya merasa badan lebih nyaman.
asam urat merk easy touch. Lansia yang
memiliki kadar asam urat tinggi diseleksi
kembali mengenai kesediaan untuk mengikuti
demonstrasi dan latihan gerak Ling Tien Kung.

4.4. Demonstrasi dan Latihan Gerak


Terapi Ling Tien Kung
Peningkatan keterampilan lansia dalam
penanganan asam urat secara non farmakologis
merupakan salah satu tujuan dari
dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini. Gambar 3. Gerak Terapi Ling Tien Kung
Salah satu strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan ini adalah melalui demontrasi 5. KESIMPULAN
dan latihan gerak terapi Ling Tien Kung yang Program penyuluhan dapat terlaksana
diberikan kepada para lansia. Lansia dengan dengan kehadiran seluruh peserta sesuai jumlah
kadar asam urat yang tinggi dan mampu undangan. Pemeriksaan kadar asam urat
melakukan mobilisasi dipilih untuk mengikuti terlaksana dengan dengan baik, sesuai tabel 3
demontrasi dan latihan gerak terapi Ling Tien bahwa kadar asam urat tinggi banyak
Kung. mengalami penurunan ke arah normal.
Pelaksanaan demontrasi ini dilaksanakan Demonstrasi dan latihan gerak terapi Ling Tien
melalui media undangan yang dibagikan Kung dapat terlaksana sebanyak 8 (delapan)
kepada lansia oleh Ketua RT yang ditunjuk. Hal kali.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 127
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019

6. REFERENSI serum dengan resistensi insulin pada


1. Azizah, L.M. 2011.Keperawatan penduduk suku bali asli di dusun tenganan
Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu pegringsingan karangasem. Jurnal
Penyakit Dalam. 10 (2):110-12
Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik
Penduduk Lanjut Usia. Jakarta
2. Efendi,F. & Makhfudli. 2009.
Keperawatan Kesehatan Komunitas:
Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
3. Guyton, Arthur C.2008. Fisiologi
Manusia dan Mekanisme Penyakit.
Jakarta: EGC
4. Hariadi. 2016. Hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan Kadar Asam
Urat di Dusun Niten Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta
5. Hidayat, R. 2009. Gout dan peningkatan
kadar asam urat. Medicinus. 22 (2): 47-50
6. Ioannou, G. & Boyko, E J. 2013. Effects
of menopause and hormon replacement
therapy on associations of hyperuricemia
with mortality. Atherosclerosis. 226: 220-
227
7. Maryam, S. 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
8. Pranatahadi, Suharjana, Warsito.
2012. Pelatihan Instruktur Senam
Lansia Bugar di Desa Wjirejo Pandak
9. Puddu, P. et. al. 2012. The relationship
among hyperuriemia, endothelial
dysfunction, and cardiovascular disease
: molecular mechanisms and clinical
implications. Journal of Cardiology.59 :
235-242
10. Safitri, Astri. 2012. Deteksi Dini
Gejala Pencegahan & Pengobatan
Asam Urat. Yogyakarta: Pinang Merah
11. Setiati, S., Harimurti, K., & Govinda,A.R.
2009. Proses menua dan implikasi
kliniknya : buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid I. Interna Publishing : Jakarta
12. Sweet, F.L. 2007. Panduan Ling Tien
Kung. Materi Pelatihan Ling Tien
Kung di Surabaya tidak
dipublikasikan.
13. Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan
Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu
14. Wisesa, I.B.N & Suastika, K. 2009.
Hubungan antara konsentrasi asam urat

You might also like