TAMARINDJELLYDRINK
TAMARINDJELLYDRINK
TAMARINDJELLYDRINK
net/publication/259803456
CITATIONS READS
0 3,029
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Formulation and Quantitative Descriptive Analysis of Raisin Cake Based on Composites Flour: Redbean, Soybean, and Corn View project
All content following this page was uploaded by Santi Dwi Astuti on 22 January 2014.
Formulasi dan Karakterisasi Minuman Jeli Fungsional Sumber Serat Pangan dan
Vitamin C dari Kappa Karagenan, Konjak Glukomanan, dan Ekstrak Asam Jawa
ABSTRACT
As gelling agent with high gel strength and less syneresis, kappa carrageenan and
konjac glucomannan, contain high dietary fiber. As flavor, acidity regulator, and
preservatives in jelly drink; tamarind (tamarindus indica, L) contain high vitamin C,
organic acids, and flavonoids. The objectives of this research were to : 1) determine the
jelly drink formula as functional food with high overall acceptability level and vitamin
C content; 2) examine the characteristics of jelly drink with the best formula. The
content of vitamin C, titratable acidity, crude fiber, dietary fiber, sugar, ash, and water
were determined according to AOAC method. Antioxidant activity, pH, and viscosity
were determined by DPPH method, pH meter, and Brookfield Viscometer. Sensory
evaluation determined by rating hedonic method and conducted by 20 semitrained
panelists. Products were carried out in triplicate. Data analyzed statistically by ANOVA
using SPSS version 14.0 and means were separated by Duncan’s Multiple Range Test.
The results showed that : 1) jelly drink formula consisting of 30% tamarind extract,
0.5% total hydrocolloid;and ratio liquid : solid coconut sugars = 1: 2 had the highest
point for overall acceptibility (3.4 = moderately like to like); 2) jelly drink formula
consisting of 25% tamarind extract, 0.6% total hydrocolloid;and ratio liquid : solid
coconut sugars = 1: 2 had the highest vitamin C content (14,67 ppm); 3) the content of
tamarind extract and total hydrocolloid had high influenced on physicochemical and
sensory characteristics. The best formula functional jelly drink consisting of 30%
tamarind extract, 0.7% total hydrocolloid;and ratio liquid : solid coconut sugars = 1:
2. It had 2.09% dietary fiber; 35.94 ppm DPPH antioxidant activity; 0.043 mg/100g
total phenol; 0.051 mg/100g tannin, 11.73 mg/100g vitamin C; 1,34% titrable acidity;
0,27% reducting sugar and 4.8 Pa.s for viscosity, respectively.
Metode
Polong asam jawa matang penuh diekstrak dalam air mendidih selama 15 menit
dengan perbandingan bahan : air = 1 : 4. Larutan disaring dengan kain saring untuk
mendapatkan ekstrak asam jawa jernih.
Minuman jeli :
Rancangan Percobaan :
Perlakuan yang dicoba dalam penelitian yaitu : 1) kadar hidrokoloid total (H)
yang terdiri dari H1(0,5%), H2 (0,6%) dan H3 (0,7%); 2) rasio gula kelapa (gula cair :
gula cetak), yaitu 1 : 1 (G1) dan 1 : 2 (G2); 3) kadar ekstrak asam jawa (T) yang terdiri
dari T1 (25%) dan T2 (30%). Percobaan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 36 unit
percobaan. Secara lengkap, kombinasi perlakuan yang dicoba dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel 1.
Variabel :
Vitamin C, total asam, serat kasar, serat pangan, abu dan air ditetapkan dengan
metode AOAC (1995). Aktivitas antioksidan, pH dan viskositas ditetapkan dengan
metode DPPH, pH meter, dan viskometer Brookfield. Uji sensori dilakukan dengan
metode rating hedonik dengan 20 panelis semi terlatih (Mellgaard, 1999).
Analisis :
Kadar hidrokoloid total berpengaruh nyata pada kadar abu, viskositas, dan serat
kasar. Peningkatan kadar hidrokoloid menyebabkan peningkatan kadar abu, viskositas,
kadar serat kasar. Dari kadar hidrokoloid 0,5% ke 0,6%, terjadi peningkatan kadar air,
pH, gula pereduksi, vitamin C dan total asam; namun variable-variabel tersebut
menurun kembali nilainya pada kadar hidrokoloid total 0,7%. Hidrokoloid total yang
terdiri dari agar, kappa karagenan, dan konjak glukomnana merupakan bahan
pembentuk gel dengan karakteristik non Newtonian pseudoplastis dimana makin tinggi
kadarnya, maka viskositasnya juga akan meningkat. peningkatan viskositas seiring
dengan peningkatan kadar hidrokoloid total disebabkan karena meningkatnya kadar
konjak glukomanan dalam formula. Konjak glukomanan memiliki kemampuan yang
tinggi untuk mengikat air dan membentuk larutan yang kental (viscous). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Akesowan (2002) bahwa viskositas konjak glukomanan dalam air
(pH 6) pada kadar 0,5% adalah 582 cps dan akan meningkat menjadi 5395 cps jika
kadar konjak glukomanan ditingkatkan sebesar 1%. Peningkatan serat kasar dikaitkan
dengan komposisi hidrokoloid. Agar-agar adalah hidrokoloid yg diperoleh dari rumput
laut jenis Gracilaria sp. dan tersusun dari komponen agarosa dan agaropektin
(Glicksman, 1983). Kappa karagenan merupakan hidrokoloid yang diperoleh dari
rumput laut merah (Rhodopyceae) jenis Euchema cottonii. Kappa karagenan tersusun
atas α-(1,3)-D-galaktosa-4-sulfat dan β-(1,4)-3,6-anhidrogalaktosa (Imeson, 2000).
Konjak glukomanan adalah hidrokoloid yang diperoleh dari umbi tanaman konjak
(Amorphophallus, sp.) seperti iles-iles (A. muelleri Blume) dan suweg (A paeonifolis).
Konjak glukomanan adalah heteropolisakarida yang terdiri atas β-D-glukosa (G) dan β-
D-manosa (M) dengan rasio perbandingan G dan M yaitu 1 : 1,6 (Penroj et al., 2005).
Kadar gula tidak berpengaruh pada semua variabel yang dianalisis. Peningkatan
jumlah gula padat yang digunakan (dari rasio gula cair : gula padat 1 : 1 menjadi 1 : 2)
menyebabkan peningkatan total asam, penurunan kadar air, abu, viskositas, serat kasar
dan vitamin C; gula pereduksi; sedangkan nilai pH tidak berubah.
Interaksi dari ketiga perlakuan yang dicoba berpengaruh nyata pada kadar abu,
gula pereduksi, serat kasar, dan total asam. Kombinasi perlakuan T2H3G1 memiliki
kadar abu tertinggi yaitu 3,1%; komibinasi perlakuan T2H3G2 memiliki kadar serat
kasar tertinggi yaitu 0,74%; T1H2G2 memiliki kadar gula pereduksi tertinggi yaitu
0,32%; kombinasi perlakuan T1H2G2 dan T2H3G2 memiliki total asam tertinggi yaitu
1,34%. Kontribusi terbesar pada kadar abu dan serat kasar diberikan oleh hidrokoloid
dan asam jawa sedangkan kontribusi terbesar pada gula pereduksi diberikan oleh gula
kelapa. Vitamin C yang tinggi justru disumbangkan oleh formula minuman jeli dengan
kadar ekstrak 25%, kadar hidrokoloid total 0,6%, dan rasio gula cair : gula padat = 1 : 2
(T1H2G2) yaitu sebesar 14,67 mg/100g. Kadar ekstrak asam yang terlalu tinggi justru
akan membuat keberadaan vitamin C dalam minuman jeli menjadi tidak stabil sehingga
kadarnya dalam produk menurun.
3,5 3,1 a 3,08 a
3 2,5 ab
2,5
1,89 bc
2 1,46 cd
1,24 cd 1,4 cd 1,08 d 1,36 cd 1,19 cd
1,5 0,89 d 0,75 d
0,59 d 0,58 de 0,65 c 0,63 c 0,67 b 0,74 a
1 0,46 i 0,49 h 0,56 f 0,48 hi 0,52 g 0,56 ef
0,5
0
T1H1G1 T1H1G2 T1H2G1 T1H2G2 T1H3G1 T1H3G2 T2H1G1 T2H1G2 T2H2G1 T2H2G2 T2H3G1 T2H3G2
Kom binasi Ekstrak Tam arind, Kadar Hidrokoloid dan Rasio Gula Cair : Gula Padat (THG)
Gambar 1. Profil kadar abu dan serat kasar minuman jeli asam jawa
2
1G
1G
2G
2G
3G
3G
1G
1G
2G
2G
3G
3G
H
H
T1
T1
T1
T1
T1
T1
T2
T2
T2
T2
T2
T2
Kom binasi Ekstrak Tam arind, Kadar Hidrokoloid dan Rasio Gula Cair : Gula Padat (THG)
Gambar 2. Profil gula pereduksi dan total asam minuman jeli asam jawa
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1
2
1G
1G
2G
2G
3G
3G
1G
1G
2G
2G
3G
3G
H
H
T1
T1
T1
T1
T1
T1
T2
T2
T2
T2
T2
T2
Kombinasi Ekstrak Tamarind, Kadar Hidrokoloid dan Rasio Gula Cair : Gula Padat (THG)
Gambar 3. Profil tingkat kekenyalan, intensitas rasa manis, dan tingkat kesukaan
minuman jeli asam jawa
KESIMPULAN
Formula minuman jeli asam jawa dengan tingkat kesukaan tertinggi (skor 3,4 =
agak suka hingga suka) terdiri dari kadar ekstrak asam jawa 30%; kadar hidrokoloid
total 0,5%; dan rasio gula cair : gula padat = 1 : 2. Formula minuman jeli asam jawa
dengan kadar vitamin C tertinggi (14,67 ppm) terdiri dari kadar ekstrak asam jawa 25%;
kadar hidrokoloid total 0,6%; dan rasio gula cair : gula padat = 1 : 2. Formula terbaik
minuman jeli asam jawa terdiri dari kadar ekstrak asam jawa 30%; kadar hidrokoloid
total 0,7%; dan rasio gula cair : gula padat = 1 : 2. Karakteristik produk terbaik yaitu
2,09% serat pangan; 35,94 ppm DPPH antioksidan; 0,0043 ppm total fenol; 0,051 ppm
tanin; 11,73 mg/100g vitamin C; 1,34% total asam; 0,27% gula pereduksi dan viskositas
4,8 Pa.s. Produk terbaik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai alternatif pangan
fungsional sumber serat pangan dan vitamin C.
DAFTAR PUSTAKA
Adeola AA dan Aworh OC. 2009. Physicochemicals and nutrition properties of
Nigerian tamarind. Dept. of Food Technology, University Ibadan, Nigeria.
Akesowan A. 2002. Viscosity and Gel Formation of a Konjac Flour from
Amorphophallus [terhubung berkala]. http://www.journal.au.edu [6 April 2009].
Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of AOAC
International. Sixteenth Editon, 4th Revision,Volume II. Association of Official
Analytical Chemist, Maryland.
Armisen R dan Galatas F. 2000. Agar. Di dalam GO Phillips dan PA Williams, editor.
Handbook of Hydrocolloids. New York : CRC Press.
Chen SH, Huang TC, Ho CT, Tsai PJ. 1998. Extraction, analysis, and study on the
volatiles in roselle tea. J Agric Food Chem 46 : 1101-1106
Glicksman M. 1983. Food Hydocolloids. Vol II. Boca Raton, Florida : CRC Press.
Goycoolea FM, Richardson RK, Morris ER, dan Gidley MJ. 1995. Effect of locust
bean gum and konjac glucomannan on the conformation and rheology of agarose
and k-carrageenan. J Biopolymers, 36 : 643-658.
Imeson AP. 2000. Carrageenan. Di dalam GO Phillips dan PA Williams (editor).
Handbook of Hydrrocolloids. New York : CRC Press.
Meilgaard, M., Civille, G.V., dan Carr, B.T. 1999. Sensory Evaluation Techniques.
CRC Press, Boca Raton.
Parvez,S.S., M.M.Parvez, Y.Fujii, H.Gemma, Analysis of Chemical Components and
Oxygen Radical Absorbance Capacity of Tamandus indica L., Japanese of Trop.
Agriculture,2003,.47(4), 243 – 249.
Penroj P, Michell JR, Hill SE, dan Ganjanagunchorn W. 2005. Effect of Konjac
Glucomannan Deacetylation on The Properties of Gels Formed from Mixtures of
Kappa Carrageenan and Konjac Glucomannan. Carbohydrates Polymers, 59 :
367-376
Phillips GO dan PA Williams, editor. 2000. Handbook of Hydrrocolloids. New York :
CRC Press.
Rumokoi, 1994. Prospek Pengembangan Gula Kelapa di Indonesia. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan 8(1) : 25
Siagian, MH. 2000. Aneka guna asam jawa dan usaha menjadikannya komoditas
ekspor. Puslit Botani, Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor
Soemardji, A. 2007. Tamarindus Indica : The sour but Sweet and useful. Review of
Visiting Professor of The Institute of Natural Medicine University of Toyama –
Japan. Juli-September 2007.
Takigami S. 2000. Konjact mannan. Di dalam : Philips GO dan Williams PA, editor.
Handbook of Hydrocolloids, hlm. 379-395. Boca Raton : CRC Press.
Tako M dan Nakamura S. 1988. Synergistic interaction between agarose and D-galacto-
D-mannan in aqueous media. J Agricultural and Biological Chemistry, 52 : 1071-
1072.
Tampubolon, T.,Oswald, Tumbuhan Obat, Penerbit Bharata, Jakarta, 1995
Taylor S. 2010. Sugars and Substitutes with Their Glycemix Index. Http://www.sugar
breakthough.com [20 April 2011].
Widjonarko SB. 2008. Bahan Pembentuk Gel [terhubung berkala].
http://simonwidjonarko.files.wordpress.com [14 April 2009].