PPK Iccu
PPK Iccu
PPK Iccu
TIM PENYUSUN
Kontributor :
1
DAFTAR ISI
2
Daftar Gambar
Gambar 1. Pengetahuan dan Keterampilan untuk perawatan kritis, kardiovaskular, dan
perawatan kritis kardiovaskular.(3)............................................................................................ 6
Gambar 2. Kebutuhan pelayanan tatalaksana pasien dengan penyakit kardiovaskular akut
dan kritis di RS.(10) ................................................................................................................. 13
Daftar Tabel
Tabel 1. Tindakan yang umum dilakukan di ICCU(3) .............................................................. 7
Tabel 2. Rekomendasi kebutuhan tingkat perawatan sesuai dengan kondisi klinis ................. 16
Tabel 3. Rekomendasi ketersediaan peralatan sesuai dengan level ICCU/ICVCU ................. 21
3
DAFTAR SINGKATAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
gangguan pada organ lain atau dengan komorbid yang banyak. Perbedaan kharakteristik
pasien dengan pasien-pasien yang biasanya dirawat di Intensive Care Unit (ICU) medis serta
perlunya manajemen yang komprehensif terhadap pasien-pasien dengan kondisi jantung kritis
inilah yang mendasari pentingnya peran dari unit khusus seperti ICCU/ICVCU. Untuk
mendukung keberlangsungan unit ICCU/ICVCU ini, maka perlu didukung oleh sumber daya
dengan kemampuan khusus pula, baik dari segi dokter, perawat maupun staf pendukung
lainnya.
Atas dasar inilah, saat ini telah berkembang subspesialis dari bidang kardiologi yang
khusus mendalami dalam hal kegawatan dan perawatan kritis pasien jantung, termasuk
pasien-pasien yang menjalani rawat inap di unit ICCU/ICVCU. Dengan demikian, terdapat
perbedaan kompetensi yang jelas antara dokter yang bekerja di unit ICCU/ICVCU
dibandingkan dengan dokter yang bekerja di Intensive Care Unit (ICU) medis, baik dalam hal
keterampilan teknik yang harus dimiliki maupun dalam hal kemampuan dalam mengatasi
komplikasi penyakit yang dapat terjadi di masing-masing unit tersebut seperti tercantum
dalam Gambar 1 dan Tabel 1. Perbedaan kompetensi inilah yang mendasari pentingnya
ICCU/ICVCU dikepalai oleh seorang Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.(3)
6
Tabel 1. Tindakan yang umum dilakukan di ICCU(3)
7
penyakit dan pasien yang berbeda. Tujuan langsung dari ICCU/ICVCU adalah pemantauan
dan topangan organ vital pada pasien kardiovaskular akut dan/atau kritis. Semua
ICCU/ICVCU harus memiliki fasilitas diagnostik yang memadai dan berkemampuan untuk
memberikan tatalaksana farmakologis dan invasif sesuai dengan panduan yang terbaru.
Dalam dua dekade terakhir, ada tiga perubahan yang terjadi pada populasi pasien dan
ketersediaan pelayanan, yang membutuhkan perubahan fungsi ICCU/ICVCU pada dekade
selanjutnya, yaitu:
1. Dengan meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, semakin banyak populasi
pasien dengan usia lanjut yang memiliki berbagai komorbid sehingga memerlukan
penanganan khusus komplikasi sirkulasi terhadap organ-organ lain seperti paru, ginjal
dan lain – lain. Hal ini terkait dengan penguasaan dalam pemakaian alat bantu
pernapasan, sirkulasi dan terapi pengganti ginjal.
2. Kebijakan tatalaksana reperfusi segera (non-invasif maupun invasif), yang telah
diadopsi menjadi pelayanan standar pada Infark Miokard Akut (IMA).(6) Kebijakan ini
menuntut perhatian khusus dan kecepatan penanganan, termasuk penanganan
komplikasi yang berhubungan dengan prosedur tindakan.
3. Kondisi kardiovaskular akut memerlukan tidak hanya penanganan di fase akut saja,
melainkan memerlukan penanganan jangka panjang yang spesifik bersamaan dengan
inisiasi strategi prevensi sekunder intra perawatan sejak di ICCU/ICVCU.(7)
8
ICCU) di Indonesia. Tentu saja diharapkan (ICCU/ICVCU) ini dipimpin oleh dokter yang
mempunyai kompetensi yang sesuai dalam bidang tersebut (Spesialis Jantung dan Pembuluh
Darah), seperti yang berlaku di negara- negara maju.
I. 2. Permasalahan
1. Penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia
dan juga di Indonesia
2. Perkembangan teknologi di bidang kardiovaskular sangat pesat sehingga obat-obatan
dan teknologi baru terus hadir sebagai pilihan tatalaksana pasien kardiovaskular.
Diperlukaan telaah kritis terhadap hasil penelitian terbaru ini agar dapat menentukan
efektivitas dan efisiensinya untuk dapat diterapkan di Indonesia.
3. Ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas dalam pelayanan penyakit jantung
yang memerlukan perawatan intensif di berbagai pelosok Indonesia masih sangat
beragam, sehingga diperlukan pedoman nasional sebagai panduan untuk dapat
mengoptimalkan perawatan intensif dan kegawatan kardiovaskular saat ini.
I. 3. Tujuan
I. 3. i. Tujuan umum
Menetapkan pedoman pelayanan ICCU/ICVCU yang menjadi acuan seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, dalam upaya mewujudkan pelayanan
yang berkualitas, terjangkau, efektif dan efisien secara merata.
9
5. Tersedianya pedoman penyelenggaraan pelayanan ICCU/ICVCU untuk
mewujudkan pelayanan ICCU/ICVCU yang aman, bermutu, efektif dan efisien.
6. Tersedianya pedoman ICCU/ICVCU sebagai acuan dalam menentukan struktur
organisasi dan tatalaksana fasilitas ICCU/ICVCU milik pemerintah ataupun
swasta.
7. Tersedianya acuan untuk melakukan Pendidikan dan pelatihan di fasilitas
pelayanan ICCU/ICVCU
8. Terciptanya tatanan sumber daya manusia di fasilitas pelayanan ICCU/ICVCU.
I. 4. Sasaran
Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan bagi penyelenggara pelayanan
ICCU/ICVCU di RS milik pemerintah dan swasta.
10
BAB II
METODOLOGI
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. DEFINISI
Intensive Cardiovascular Care Unit (ICCU/ICVCU) merupakan unit mandiri di RS
yang secara khusus memberikan pelayanan intensif terhadap pasien dengan kondisi
kardiovaskular akut dan kritis.(9, 10) Pada fase akut tujuan utama perawatan ICCU/ICVCU
adalah pemantauan ketat tanda vital dan topangan terhadap kondisi hemodinamik yang
mengalami gangguan akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu, ICCU/ICVCU selayaknya
memiliki sarana dan prasarana pendukung untuk dapat melakukan diagnosis dan tatalaksana
terhadap kondisi kardiovaskular akut dan kritis sesuai dengan panduan terkini. Pengaturan
administratif ICCU/ICVCU dianjurkan untuk dijalankan dalam satu tim khusus yang
dikepalai oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Seiring dengan berkembangnya
penanganan intervensi jantung non bedah dan kemajuan tatalaksana SKA maka angka
harapan hidup pasien jantung meningkat.(11) Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah
pasien usia lanjut dengan penyakit jantung yang lebih kompleks dan komorbiditas yang
beragam sehingga pada kondisi akut seringkali dibutuhkan tatalaksana pasien secara tim
bersama disiplin lain yang terkait, untuk berkoordinasi mengenai penanganan terbaik bagi
pasien.(10, 12-14)
12
Gambar 2. Kebutuhan pelayanan tatalaksana pasien dengan penyakit kardiovaskular akut dan
kritis di RS.(10)
Secara umum tingkat pelayanan ICCU/ICVCU ditentukan oleh jenis layanan RS, jumlah dan
kemampuan staf, serta ketersediaan fasilitas dan pelayanan penunjang. Level ICCU/ICVCU
secara umum dibagi menjadi tiga tingkat dengan kemampuan yang semakin komprehensif;
yakni level I, II dan level III.(10) Semakin tinggi kelas suatu RS maka selayaknya semakin
tinggi pula level pelayanan ICCU/ICVCU RS tersebut. Untuk RS umum kelas A dan B
direkomendasikan memiliki ICCU/ICVCU level III atau II, sedangkan RS umum kelas C dan
D direkomendasikan memiliki ICCU/ICVCU level II atau I. Sedangkan untuk RS khusus,
disesuaikan dengan jenis layanan RS khusus tersebut. Adapun jenis layanan yang
direkomendasikan untuk masing-masing level adalah seperti yang tertera di bawah ini:
1. ICCU/ICVCU level I
Pelayanan ICCU/ICVCU level I merupakan unit pelayanan intensif yang terpisah dari
ICU, dilaksanakan oleh spesialis jantung dan pembuluh darah beserta timnya.
13
ICCU/ICVCU secara fisik dapat berada di dalam ICU namun pelayanan medis untuk
penderita penyakit kardiovaskular akut diberikan oleh tim yang berdedikasi untuk
kondisi kegawatan kardiovaskular tersebut. ICCU/ICVCU level I memiliki
kemampuan minimal sebagai berikut:
• Resusitasi jantung paru serta penanganan pasca resusitasi
• Pemantauan tanda vital dan hemodinamik non invasif lengkap (monitor EKG,
pulse oxymetry, dll)
• Kardioversi dan defibrilasi
• Pemeriksaan ekokardiografi trans thorakal
• Alat pacu jantung eksternal/transkutan
• Terapi nutrisi, baik enteral maupun parenteral
• Terapi fibrinolitik
• Tatalaksana ventilasi non invasif
• Pemasangan dan pemantauan akses vena sentral
• Pericardiosentesis pada keadaan emergensi
• Fasilitas tambahan lain di RS: X-Ray portable dan CT Scan, pemeriksaan
laboratorium 24 jam (kimia darah, analisa gas darah, elektrolit, enzim jantung,
profil koagulasi)
2. ICCU/ICVCU level II
Pelayanan ICCU/ICVCU level II merupakan unit pelayanan intensif yang terpisah
dari ICU baik secara ruangan fisik maupun tim yang melaksanakan perawatan pasien.
ICCU/ICVCU level II memiliki kemampuan pelayanan sesuai dengan ICCU/ICVCU
level I, ditambah dengan pelayanan lain sebagai berikut:
• Pericardiocentesis
• Pemasangan dan pemantauan pacu jantung sementara transvena
(Temporary Pacemaker/TPM)
• Pemantauan hemodinamik invasif
• Tatalaksana temperatur terukur/ terapi hipotermia pasca henti jantung
• Pemeriksaan ekokardiografi trans thorakal dan/atau tanpa trans
esophageal
14
• Fasilitas tambahan lain di RS: seperti pada ICCU/ICVCU level I ditambah
dengan adanya laboratorium kateterisasi dengan layanan intervensi koroner
perkutan primer dan pemasangan pacu jantung permanen, layanan terapi
pengganti ginjal baik di dalam unit ataupun di unit nefrologi/penyakit dalam,
kemampuan pemantauan neurologi untuk evaluasi prognostic, penggunaan
ventilasi mekanik jika tersedia.
15
III.3. INDIKASI DAN PENGELOLAAN PASIEN
Pelayanan intensif kardiovaskular disediakan dan diberikan kepada pasien dengan kegawatan
dan kedaruratan kardiovaskular yang perlu penanggulangan dan pemantauan ketat serta tindakan
segera. Tingkat ICCU/ICVCU yang dibutuhkan adalah sesuai dengan kompleksitas pasien, antara lain
sesuai dengan kondisi berikut:
16
Pasien pasca IKP yang mengalami komplikasi iskemik Level II
Gagal jantung akut dengan edema paru dan tekanan darah Level I
sistolik yang tinggi
17
Trombosis katup prostetik akut, dengan atau tanpa gagal Level III
jantung
Untuk mampu melaksanakan pelayanan sesuai dengan tabel di atas, maka dibutuhkan
petunjuk pelaksanaan yang jelas, mulai dari:
a. Prosedur penerimaan pasien masuk dan keluar
b. Panduan Praktik Klinis untuk penyakit/prosedur mayor, seperti: SKA (STEMI, NSTEMI,
UAP), takiaritmia, bradiaritmia, gagal jantung akut, terapi fibrinolitik, intervensi koroner
perkutan primer, kardioversi, pemasangan pacu jantung, dll
c. Kontrol terhadap infeksi
d. Keamanan penggunaan dan pelatihan pemakaian alat-alat medis
e. Protokol bersama antara staf medis, perawat dan tenaga lainnya yang dievaluasi dan
diperbaharui secara berkala
f. Evaluasi kualitas pelayanan secara berkala
1. ICCU/ICVCU level I
Pelayanan ICCU/ICVCU dipimpin oleh seorang dokter spesialis jantung dan
pembuluh darah dibantu oleh tim yang beranggotakan dokter umum dan perawat yang
telah mendapatkan pelatihan khusus di bidang kegawatan dan perawatan
kardiovaskular, serta tersertifikasi Advanced Cardiac Life Support (ACLS).(18)
Seperti layaknya suatu unit perawatan intensif, pelayanan medis dilakukan
18
kontinu selama 24 jam untuk memantau kondisi klinis. Pemantauan di luar jam kerja
dapat dilakukan oleh dokter umum terlatih. Tim keperawatan dipimpin oleh perawat
dengan pelatihan tambahan di bidang kardiovaskular dasar atau perawatan intensif.
Memandang bahwa sebagian besar pasien di ICCU/ICVCU level I berada dalam
kondisi akut namun stabil, rasio satu perawat untuk empat pasien (1:4) umumnya
memadai. Jumlah dokter yang melaksanakan pelayanan medis di ICCU/ICVCU
minimal satu orang untuk setiap 6 tempat tidur (pada unit kerja dengan jumlah 12
tempat tidur atau kurang) atau satu orang setiap 8 tempat tidur (pada unit kerja dengan
jumlah tempat tidur lebih dari 12 buah). Unit ICU umum dapat dilibatkan dalam
perawatan pasien dalam kapasitas konsultasi dan rawat bersama untuk pasien
kardiovaskular kompleks.
2. ICCU/ICVCU level II
Pelayanan ICCU/ICVCU level II dipimpin oleh dokter spesialis jantung dan
pembuluh darah dengan pelatihan perawatan intensif kardiovaskular. Jika tidak
tersedia, dapat dipimpin oleh konsultan intervensi kardiovaskular. Tim medis
ICCU/ICVCU level II beranggotakan minimal dua orang dokter spesialis jantung dan
pembuluh darah. ICCU/ICVCU level II dapat merupakan tempat pendidikan untuk
peserta program pendidikan spesialis jantung dan pembuluh darah dan dalam hal ini,
satu orang dokter dapat merawat antara 4-8 pasien. Pada ICCU/ICVCU level II,
manajer unit dan kepala keperawatan sebaiknya terpisah dari ICU umum. Rasio
perawat dan pasien idealnya berkisar antara 1:2 sampai 1:3. Seperti juga pada
ICCU/ICVCU level I, untuk perawatan pasien di ICCU/ICVCU level II, konsultasi
dengan ICU umum atau spesialisasi lain dapat dilakukan untuk kasus kardiovaskuler
kompleks.
19
pelatihan khusus tersebut, dapat diperoleh melalui pelatihan tambahan yang dianggap
sesuai. Anggota tim sebaiknya dua orang atau lebih dokter SpJP dengan pelatihan
khusus di bidang ini termasuk juga di dalamnya SpJP dengan kompetensi untuk
tindakan intervensi kardiovaskular perkutan kompleks. Tim terdiri dari dokter, tim
keperawatan dan juga tenaga kesehatan lain yang terkait dalam penatalaksanaan
pasien seperti petugas farmasi, gizi dan fisioterapi yang berdedikasi untuk di ruang
rawat intensif. ICCU/ICVCU level III dapat merupakan tempat pelatihan bagi PPDS
dan fellow sesuai dengan panduan pendidikan dan pelatihan yang disusun Kolegium
Ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah. Pelayanan 24 jam dapat dilaksanakan oleh
PPDS dan fellow di bawah supervisi SpJP yang sudah mengikuti pelatihan perawatan
intensif kardiovaskular. Rasio perawat-pasien diharapkan berkisar 1:1 hingga 1:2.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat memperhitungkan jumlah tempat tidur yang
dibutuhkan oleh suatu ICCU/ICVCU adalah:
• Jumlah tempat tidur ruangan akut dan intensif di RS (baik unit bedah maupun
medikal)
• Tingkat pengisian ruang perawatan di RS tersebut
• Riwayat penolakan pasien akibat ruangan ICCU/ICVCU penuh
• Jumlah dan lokasi ICCU/ICVCU lain di area yang sama
• Jumlah ruang operasi di RS tersebut
• Adanya layanan spesialis lain di RS yang mungkin membutuhkan dukungan
spesialis jantung dan pembuluh darah
20
Peralatan harus disediakan sesuai dengan tingkat layanan suatu ICCU/ICVCU seperti
yang tertera pada tabel di bawah ini. Selain itu perlu dipertimbangkan adanya fasilitas lain
sesuai kebutuhan, seperti: ruangan isolasi, central nurse station, ruangan tindakan dengan
kemampuan fluoroskopi/X-ray, fasilitas staf (ruang ganti, ruang makan, toilet, ruang istirahat
untuk dinas malam), fasilitas pendidikan dan pelatihan (ruang kuliah/ruang diskusi). Perlu
pula disiapkan ruang tunggu keluarga pasien dengan mempertimbangkan privasi dan
kenyamanan.
21
Mesin CPAP delivery system dengan masker + + +
wajah
Mesin ventilasi mekanik dengan kapasitas +/- + +
pernafasan non-invasif
Alat pengukuran curah jantung non-invasif +/- + +
Termometer non-invasif +/- + +
Alat untuk terapi hipotermia - +/- +
Akses ke terapi pengganti ginjal - +/- +
(hemofiltrasi atau hemodialisa)
Mesin analisa gas darah, elektrolit dan - +/- +/-
profil koagulasi di dalam unit ICCU/ICVCU
Mesin X-ray portable atau fluoroskopi di - +/- +/-
ruang tindakan
Alat bantu hemodinamik seperti IABP - - +
Extra corporeal life support (ECLS) dapat - - +/-
dipertimbangkan
22
c. ICCU/ICVCU dikepalai oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah
d. Kepala ICCU/ICVCU bertanggung jawab antara lain atas: pelaksanaan
perawatan, penggunaan peralatan dan pelatihan penggunaan, rekam medik dan
audit medik, evaluasi perawatan, koordinasi pelatihan, pendidikan dan
pelatihan staf, protokol mengatasi bahaya dan bencana
23
BAB 4
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Demikian pedoman ini dibuat dengan harapan dapat dijadikan penuntun dalam
praktek klinik sehari-hari, baik dalam hal menjadi acuan bagi RS maupun klinisi dalam
penyelenggaraan, pengelolaan dan penyusunan standar prosedur operasional di masing-
masing RS. Dalam pedoman penyelenggaraan pelayanan unit intensif kardiovaskular
(ICCU/ICVCU) ini, layanan dibagi menjadi 3 (tiga) level klasifikasi berdasarkan kemampuan
pelayanan, ketersediaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan peralatan sesuai
kelas RS. Semakin tinggi kelas suatu RS maka selayaknya semakin tinggi pula level
pelayanan ICCU/ICVCU RS tersebut. Untuk RS umum kelas A dan B direkomendasikan
memiliki ICCU/ICVCU level III atau II, sedangkan RS umum kelas C dan D
direkomendasikan memiliki ICCU/ICVCU level II atau I. Hal-hal yang masih memerlukan
perbaikan atau pemutakhiran berdasarkan hasil penelitian yang terbaru akan terus dilakukan.
24
Daftar Pustaka
1. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. In: RI. BK, editor. Jakarta:2018.
2. Julian DG. Treatment of cardiac arrest in acute myocardial ischaemia and infarction.
Lancet. 1961;2(7207):840-4.
3. Miller PE, Kenigsberg BB, Wiley BM. Cardiac Critical Care: Training Pathways and
Transition to Early Career. Journal of the American College of Cardiology.
2019;73(13):1726-30.
4. Firdaus I, Widyantoro B, Dany SS, Zamroni D, Rossimarina V, Rejeki VG, et al. Clinical
Characteritic and Outcome of Patients with Acute Coronary Syndrome in the Intensive
Cardiovasculare Care Unit: Data from Registry of Acute and Intensive Care Outcome.
Manuscript in Submission2020.
5. Bagaswoto HP, Taufiq N, Setianto BY. A Simplified Risk Scoring System to Predict
Mortality in Cardiovascular Intensive Care Unit. Cardiology research. 2019;10(4):216-22.
6. Ibanez B, James S, Agewall S, Antunes MJ, Bucciarelli-Ducci C, Bueno H, et al. 2017
ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients
presenting with ST-segment elevation. Rev Esp Cardiol (Engl Ed). 2017;70(12):1082.
7. Na SJ, Chung CR, Jeon K, Park CM, Suh GY, Ahn JH, et al. Association Between
Presence of a Cardiac Intensivist and Mortality in an Adult Cardiac Care Unit. Journal of
the American College of Cardiology. 2016;68(24):2637-48.
8. Peraturan Menteri Kesehatan no 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit. Jakarta2020.
9. Hasin Y, Danchin N, Filippatos GS, Heras M, Janssens U, Leor J, et al.
Recommendations for the structure, organization, and operation of intensive cardiac
care units. European heart journal. 2005;26(16):1676-82.
10. Bonnefoy-Cudraz E, Bueno H, Casella G, De Maria E, Fitzsimons D, Halvorsen S, et al.
Editor's Choice - Acute Cardiovascular Care Association Position Paper on Intensive
Cardiovascular Care Units: An update on their definition, structure, organisation and
function. European heart journal Acute cardiovascular care. 2018;7(1):80-95.
11. Schiele F, Gale CP, Bonnefoy E, Capuano F, Claeys MJ, Danchin N, et al. Quality
indicators for acute myocardial infarction: A position paper of the Acute Cardiovascular
Care Association. European heart journal Acute cardiovascular care. 2017;6(1):34-59.
12. Kasaoka S. Evolved role of the cardiovascular intensive care unit (CICU). Journal of
intensive care. 2017;5:72.
13. Walker DM, West NE, Ray SG, British Cardiovascular Society Working Group on Acute
Cardiac C. From coronary care unit to acute cardiac care unit: the evolving role of
specialist cardiac care. Heart. 2012;98(5):350-2.
14. Katz JN, Minder M, Olenchock B, Price S, Goldfarb M, Washam JB, et al. The Genesis,
Maturation, and Future of Critical Care Cardiology. Journal of the American College of
Cardiology. 2016;68(1):67-79.
15. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JG, Coats AJ, et al. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: The Task
Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European
Society of Cardiology (ESC). Developed with the special contribution of the Heart
Failure Association (HFA) of the ESC. Eur J Heart Fail. 2016;18(8):891-975.
16. Roffi M, Patrono C, Collet JP, Mueller C, Valgimigli M, Andreotti F, et al. 2015 ESC
Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting
without persistent ST- segment elevation: Task Force for the Management of Acute
Coronary Syndromes in Patients Presenting without Persistent ST-Segment Elevation of
the European Society of Cardiology (ESC). Eur Heart J. 2016;37(3):267-315.
17. Juzar D, Danny SS, Irmalita, Tobing D, et al. Pedoman Tata Laksana Sindroma Koroner
Akut. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI); 2018.
25
18. Morrow DA, Fang JC, Fintel DJ, Granger CB, Katz JN, Kushner FG, et al. Evolution of
critical care cardiology: transformation of the cardiovascular intensive care unit and the
emerging need for new medical staffing and training models: a scientific statement from
the American Heart Association. Circulation. 2012;126(11):1408-28.
19. Diya L, Van den Heede K, Sermeus W, Lesaffre E. The relationship between in-hospital
mortality, readmission into the intensive care nursing unit and/or operating theatre and
nurse staffing levels. Journal of advanced nursing. 2012;68(5):1073-81.
26