971-Article Text-2952-1-10-20200120
971-Article Text-2952-1-10-20200120
971-Article Text-2952-1-10-20200120
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/intelektual/index
Volume 9, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 1979-2050/e-ISSN: 2685-4155
Farah Diba
Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti Kediri
[email protected]
Abstract
The background of this research is: to attract students in theme learning, there
needs to be a fun learning method. Therefore, problem based learning
methods is selected. Researchers chose the PBL because this approach uses a
learning step by steps that define problems, diagnose problems, formulate
alternative strategies, define and implement preferred strategies and
evaluations. The focus of this research is: (1) Implementation of problem-
based Learning method (problem-Based learn) in theme 2 Always save energy
learners class IV D MIN 2 Kediri (2) supporting factors in implementing
learning methods Problem-based Learning Methods (IVD MIN 2 Kediri
Class). While the purpose of this research is: (1) to describe the implementation
of problem-based learning method in theme 2 "Always save energy. 2 To
describe supporting factors in implementing a problem-based learning
method. The research uses a qualitative approach using class action research
(PTK). A qualitative approach is chosen, because with this research, it is hoped
that we can collect the data obtained, then process, analyses and symbolize it,
so that there is a clear understanding of the effectiveness of the method
Problem-based learning in theme learning. Data collection is done by
conducting observations, interviews, and documentation. Then data in
analysis using data analysis is data reduction, data presentation and
conclusion results. The results of the study are: (1) there is a success indicator
of the successful learning percentage of the pre-action which is only 65.71%
with an average value of 71.8. (2) On the complete learning to be 71.42 with a
flat average of 74.9, so there is an increase of 5.71% (3) in the cycle II the
satisfaction of learning reaches 88.57% with the average value of class 80.7 and
there is an increase of cycle I and cycle II as much as 17.15. (4) With this can be
seen the increase of the membership of the class as much as 22.86% from the
activities of pre-action until cycle II already met the success indicator is
amounting to more than 75% of the number of learners.
Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah: Untuk menarik minat siswa dalam
pembelajaran tema perlu adanya metode pembelajaran yang menyenangkan.
Oleh karena itu dipilih metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
learning methods). Peneliti memilih PBL karena pendekatan ini menggunakan
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
103
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Pembelajaran Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” Kelas Iv
Peserta Didik MIN 2 Kediri
Oleh: Farah Diba
1 Ace Suryadi, dan Dasim Budimansyah, Publik, (Bandung: Widya Aksara Pers, 2009). h.
Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional : 197
Page104
peserta didik untuk belajar, maka hasil Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini
yang diharapkan yakni adanya merupakan kurikulum tetap diterapkan
perubahan atau kompetensi dalam diri oleh pemerintah untuk menggantikan
peserta didik setelah mengikuti Kurikulum-2006 (yang sering disebut
pembelajaran. sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan merupakan sarana Pendidikan) yang telah berlaku selama
terpenting untuk mewujudkan kemajuan kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013
bangsa dan negara.2 Hal ini karena masuk dalam masa percobaanya pada
pendidikan merupakan proses budaya tahun 2013 dengan menjadikan beberapa
yang bertujuan untuk meningkatkan sekolah menjadi sekolah rintisan.
harkat dan martabat manusia. Dengan Kurikulum 2013 memiliki empat
pendidikan yang bermutu, akan tercipta aspek penilaian, yaitu aspek penge-
sumber daya manusia yang berkualitas. tahuan, aspek keterampilan, aspek sikap,
Pendidikan itu sendiri berlaku seumur dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
hidup dan dilakukan dalam lingkungan, terutama di dalam materi pembelajaran
keluarga, pendidikan formal (sekolah) terdapat materi yang dirampingkan dan
dan masyarakat.Untuk itu, pendidikan materi yang ditambahkan. 3
merupakan tanggung jawab bersama Pelaksanaan K-13 di beberapa
antara keluarga, masyarakat, dan Negara. sekolah mengalami beberapa kendala
Proses pendidikan berujung kepada dan permasalahan, antara lain : sulitnya
pembentukan sikap, pengembangan mengubah mindset guru, perubahan
kecerdasan atau intelektual, serta proses pembelajaran dari teacher centered
pengembangan keterampilan anak sesuai ke student centered, rendahnya moral
dengan kompetensi yang dibutuhkan. spiritual, budaya membaca dan meneliti
Menurut Sanjaya guru merupakan masih rendah, kurangnya penguasaan IT
pendorong belajar siswa yang Oleh guru, lemahnya penguasaan bidang
mempunyai peranan besar dalam administrasi, kecenderungan guru yang
menumbuhkan semangat para murid lebih banyak menekankan aspek kognitif,
untuk belajar. Dengan menggunakan Pembelajaran yang masih konvensional
model pembelajaran yang menarik yakni para siswa hanya bisa mendengar
maka siswa akan lebih mudah dalam dan melihat bagaimana guru menjelas-
memahami pelajaran dan mengembang- kan suatu tema tertentu dan siswa
kan ilmu pengetahuannya. terbiasa selalu menerima penjelasan
Kurikulum 2013 (K-13) adalah guru.4
kurikulum yang berlaku dalam Sistem
Ketika mereka ditanya apakah ada sebaya. Model pembelajaran PBL ini
yang belum dimengerti mereka hanya secara efektif akan membantu
diam, diam karena sudah paham atau meningkatkan aktifitas belajar siswa
diam karena takut bertanya,ketersediaan karena mengharuskan siswa untuk aktif
sarana dan prasarana dalam aktivitas dalam tahapan diskusi kelompok.
pembelajaran dan pengelolaan proses Dengan kegiatan ini diharapkan aktitas
pembelajaran, pemahaman siswa tentang belajar siswa akan meningkat dan
pembelajaran tematik yang membosan- berdampak pada peningkatan hasil
kan, kurang tepatnya model belajar siswa.
pembelajaran yang diterapkan diduga Pembelajaran Model Problem Based
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Learning sesuai dengan Kurikulum 2013
Berbagai macam permasalah pelaksana- yang didesain untuk memenuhi tuntutan
an kurikulum 2013 ini juga terjadi di MIN proses pembelajaran pada abad ke-21.
2 Kediri. Pembelajaran ini menggunakan sistem
Permasalah tersebut dapat teratasi pembelajaran tematik terpadu dengan
salah satunya dengan mengadakan pendekatan yang bersifat saintific
terobosan dalam pembelajaran sehingga (ilmiah). Model Problem Based Learning
tidak menyajikan materi yang bersifat merupakan salah satu metode
abstrak tetapi juga harus melibatkan pembelajaran yang layak dikembangkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran. seiring dengan tuntutan pembelajaran
Untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam penerapan Kurikulum 2013.
siswa, guru harus dapat memilih dan Karakteristik dari model PBL ini juga
menyajikan strategis dan pendekatan mampu mengembangkan kemampuan
belajar yang efektif. Berbagai macam berpikir kritis peserta didik. Hal ini
model pembelajaran digulirkan untuk dikarenakan dalam penggunaan model
meningkatkan prestasi belajar siswa, pembelajaran problem based learning
salah satunya dengan menggunakan menggunakan permasalahan sebagai
Model Problem Based Learning (yang bahan diskusi pembelajaran. Permasa-
selanjutnya disebut PBL). lahan tersebut akan dipecahkan oleh
Dalam pembelajaran model PBL ini peserta didik.
terdapat tahapan-tahapan dalam Metode
pelaksanaannya salah satunya adalah Jenis penelitian dalam Penelitian
diskusi kelompok di mana siswa harus Tindakan Kelas ( classroom action
beraktifitas di dalam kelompok tersebut research)5 penelitian kualitatif, sebab itu
seperti mengeluarkan pendapat, pendekatan yang dilakukan adalah
memecahkan soal dan menjadi tutor melalui pendekatan deskriptif kualitatif.
Agustus 2019, jam 19.33 WIB Praktik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Tulungagung: STAIN, 2012)
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Pembelajaran Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” Kelas Iv
Peserta Didik MIN 2 Kediri
Oleh: Farah Diba
Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
h. 5-6. 2010) h. 131
Page107
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.4
(Bandung: Alfabeta,2013) h.15
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Pembelajaran Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” Kelas Iv
Peserta Didik MIN 2 Kediri
Oleh: Farah Diba
kegiatan belajar secara efektif dan efisien Berdasarkan dari beberapa uraian
serta dengan hasil optimal. 10 diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Menurut Huda menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
pembelajaran merupakan fenomena interaksi antara pendidik dengan peserta
kompleks yang dipengaruhi oleh banyak didik yang terdapat didalam pendidikan
faktor yang menyebabkan terjadinya untuk menciptakan kondisi belajar yang
suatu rekonstruksi pengalaman masa baik dengan dipengaruhi oleh beberapa
lalu sehingga mempengaruhi perilaku komponen guna mencapai tujuan yang
serta kapasitas seseorang atau kelompok. diinginkan. Proses pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses utama sangatlah berpengaruh terhadap tujuan
yang diselenggarakan dalam kehidupan pembelajaran. Apabila proses pembe-
sekolah.11 lajaran berjalan dengan baik maka
Di dalam pembelajaran mempunyai tujuan pembelajaran juga akan baik.
beberapa hakikat. menurut Seorang pendidik juga sangat
Suprihatiningrum hakikat pembelajaran mempengaruhi kegiatan pembelajaran
diantaranya adalah:12 sehingga pendidik diharuskan mampu
a. Terjadinya pembelajaran dikarenakan mengelola kegiatan pembelajaran agar
adanya interaksi aktif antara peserta tujuan pembelajaran dapat tercapai
didik dengan pendidik dan dengan baik.
lingkungan.
b. Agar proses pembelajaran Model Pembelajaran
berlangsung efektif dan efisien maka Di dalam pembelajaran terdapat
diperlukan suatu strategi, model dan beberapa istilah seperti model, metode,
media pembelajaran yang sesuai. strategi, pendekatan, teknik dan taktik.
c. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan Istilah model pembelajaran mempunyai
sesuai dengan rencana yang telah makna yang lebih luas daripada metode,
ditentukan strategi, pendekatan, teknik dan taktik.
d. Adanya perkembangan materi Menurut Ruseffendi (dalam buku
pembelajaran dan cara penyampaian Hamdayama), istilah strategi, metode,
agar peserta didik lebih mudah pendekatan dan teknik telah didefinisi-
menerima pembelajaran. kan sebagai berikut:
e. Aspek yang harus diperhatikan dalam a. Strategi pembelajaran adalah
seperangkat kebijaksanaan yang
pembelajaran adalah aspek proses
terpilih, yang telah dikaitkan dengan
dan aspek hasil belajar. faktor yang menentukan warna atau
strategi tersebut.
untuk siklus II, dengan menerapkan Hal ini dikarenakan guru belum
model pembelajaran Problem Based mampu mengalokasikan waktu dengan
Learning dan hasilnya mampu membuat baik. Sehingga waktu pembelajaran
peningkatan keaktifan dan hasil belajar melebihi waktu yang telah direncanakan.
peserta didik pada setiap siklusnya. Sedangkan pada siklus II, model
Berikut ini akan dijelaskan tentang pembelajaran Problem Based Learning
penerapan model pembelajaran Problem terlaksana dengan baik karena guru
Based Learning untuk meningkatkan sudah mampu mengalokasikan waktu.
keaktifan dan hasil belajar yang telah Keberhasilan pelaksanaan model
dilakukan: pembelajaran dikarenakan sebelum
memulai penelitian, guru diarahkan
Penerapan Metode Pembelajaran kembali untuk memahami langkah-
Berbasis Masalah (Problem Based langkah yang harus dilakukan dalam
Learning Methods) di MIN 2 Kediri.
model pembelajaran dan pengalokasian
Pada penelitian ini materi pelajaran
waktu pembelajaran sudah teroganisir
yang diajarkan adalah Pembelajaran
dengan baik sehingga apabila terjadi
Tematik tema 2 Selalu Berhemat Energi.
kendala dalam proses pembelajaran
Hal ini karena kompetensi ini sedang
dapat segera teratasi dengan baik.
diajarkan oleh guru pengampu.
Maka dari itu, pelaksanaan model
Pelaksanaan model pembelajaran Problem
pembelajaran Problem Based Learning
Based Learning telah dirancang
sudah terlaksana dengan baik.
sedemikian rupa dengan memper-
Dari Pengamatan hasil belajar pada
timbangkan langkah langkah pada model
siklus I dapat disimpulkan bahwa 1)
pembelajaran Problem Based Learning.
Guru belum mampu mengalokasikan
Proses pengamatan dari pelaksanaan
waktu sesuai dengan rencana
model pembelajaran Problem Based
pelaksanaan pembelajaran. 2) Peserta
Learning dilakukan oleh observer.
didik belum terbiasa menggunakan
Observer melakukan pengamatan
model pembelajaran Problem Based
terhadap proses pelaksanaan model
Learning, sehingga dibutuhkan adaptasi
pembelajaran Problem Based Learning
selama mengikuti pembelajaran. Peserta
berdasarkan pada lembar observasi yang
didik masih banyak yang bingung dalam
telah dibuat oleh peneliti sebelumnya.
mengikuti langkah-langkah dalam model
Lembar observasi pelaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning. 3)
pembelajaran Problem Based Learning ini
Peserta didik masih ragu dalam
digunakan selama proses penelitian yang
menanggapi permasalahan atau
berlangsung sebanyak dua siklus. Pada
menjawab pertanyaan dan masih
siklus I, pelaksanaan model pembelajaran
terdapat peserta didik yang melakukan
Problem Based Learning belum
aktivitas negatif pada saat pembelajaran
terlaksana dengan baik.
berlangsung. 4) Keaktifan peserta didik
Page112
Pra Siklus
No Aspek Siklus 2
Siklus 1
1 Nilai rata-rata kelas 71,8 74,9 80,7
2 Nilai tertinggi 87 90 96
3 Nilai terendah 60 65 70
Jumlah peserta didik yang
4 23 25 31
tuntas
Jumlah peserta didik yang
5 12 10 4
belum tuntas
6 Presentase ketuntasan kelas 65,71 71,42 88,57
Presentase ketidaktuntasan
7 34,29 28,58 11,43
kelas
mereka tidak malu dan ragu untuk dari pra tindakan sampai siklus II
Pelajar, 2016
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019