Analisis Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kesambi (Schleichera Oleosa) Metode DPPH
Analisis Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kesambi (Schleichera Oleosa) Metode DPPH
Analisis Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kesambi (Schleichera Oleosa) Metode DPPH
*E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Kesambi (Schleichera oleosa) is one of the forest plants from Indonesia that has potential as medicine. Kesambi has active
compounds that act as antioxidants. The purpose of this study was to determine the potential of kesambi leaf as an antioxidant
using the DPPH method. Samples of kesambi leaf were extracted in methanol, ethanol, and water solvents by the maceration
method. The class of compounds contained in kesambi leaf was tested by the colour reaction test method for alkaloids,
flavonoids, triterpenoids, phenols, steroids, saponins, and tannins. Antioxidant activity was tested by the DPPH method to
determine IC50 values. Based on the results of the colour reaction test showed that methanol and ethanol solvents were able
to bind 6 classes of compounds (alkaloids, flavonoids, triterpenoid, phenols, saponins, and tannins) and water solvents were
only able to bind 5 classes of compounds (flavonoids, triterpenoid, phenols, saponins, and tannins) contained in kesambi leaf.
The results of antioxidant activity tests using the DPPH method showed the lowest IC50 value was methanol extract
(16,12µg/ml) compared to ethanol extract (20,43µg/ml) and water (904,28µg/ml). It was concluded that the leaf extract of
kesambi has potential as an antioxidant and which has the best antioxidant ability was extracted in methanol. The class of
compounds which were thought to be responsible for the antioxidant activity of the kesambi leaf extract based on the color
reaction test were phenols, flavonoids and tannins.
ABSTRAK
Kesambi (Schleichera oleosa) merupakan salah satu tanaman hutan asli Indonesia yang berpotensi sebagai obat. Kesambi
memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daun
kesambi sebagai antioksidan menggunakan metode DPPH. Simplisia daun kesambi di ekstraksi dalam pelarut metanol, etanol
dan air dengan metode maserasi. Golongan senyawa kimia yang terkandung didalam esktrak daun kesambi di analisa dengan
uji reaksi warna untuk golongan alkaloid, flavonoid, triterpenoid, fenol, steroid, saponin, dan tanin. Aktivitas antioksidan di
uji dengan DPPH untuk diketahui nilai IC50. Berdasarkan hasil uji reaksi warna menunjukkan pelarut metanol dan etanol
mampu mengikat 6 golongan senyawa (alkaloid, flavonoid, triterpenoid, fenol, saponin, dan tanin) dan pelarut air hanya mampu
mengikat 5 golongan senyawa (flavonoid, triterpenoid, fenol, saponin, dan tanin). Hasil uji aktivitas antioksidan dengan
menggunakan metode DPPH menunjukkan nilai IC50 ekstrak metanol adalah paling rendah (16,12μg/mL) dibandingkan
dengan ektrak etanol (20,43μg/mL) dan air (904,28μg/mL). Disimpulkan bahwa ekstrak daun kesambi berpotensi sebagai
antioksidan dan yang memiliki kemampuan antioksidan paling baik adalah yang menggunakan ektrak dengan pelarut metanol.
Golongan senyawa yang diduga bertanggungjawab terhadap aktivitas antioksidan ekstrak daun kesambi berdasarkan uji reaksi
warna adalah fenol, flavonoid dan tanin.
29
J. Islamic Pharm. [ISSN: 2527-6123] Holil and Griana
30
J. Islamic Pharm. [ISSN: 2527-6123] Holil and Griana
flavonoid, alkaloid, tanin, triterpenoid, fenol dan saponin. kesambi dengan pelarut metanol merupakan terendah
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang (16,12μg/mL) dibandingkan dengan pelarut etanol 96%
dilakukan oleh Situmeang et. al. yang juga melakukan uji (20,43μg/mL), dan air (904,28μg/mL). Sedangkan nilai IC50
reaksi warna pada ekstrak metanol daun kesambi yang asam askorbat sebagai standart adalah 7,16 μg/mL. Semakin
menghasilkan positif pada uji flavonoid, alkaloid, steroid, besar nilai IC50, maka aktivitas antioksidan akan semakin
fenolik dan tanin [17]. Namun hal ini berbeda dengan analisa lemah, sedangkan semakin kecil nilai IC50, maka aktivitas
uji reaksi warna yang dilakukan oleh Soundararajan dan antioksidan akan semakin besar. Nilai IC50 pada tabel
Sivakkumar, dimana ekstrak daun kesambi dengan pelarut air menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan yang terbaik di
dan etanol memiliki kemampuan yang sama dalam mengikat antara 3 pelarut ini adalah ekstrak kesambi dengan pelarut
senyawa metabolit sekunder yang berupa alkaloid, saponin, metanol. Bahkan nilai IC50 ekstrak daun kesambi dengan
senyawa fenolik dan tanin, flavonoid dan fitosterol. Analisa pelarut metanol hanya dua kali lipat dari nilai IC50 standart
fitokimia kuantitatif didapatkan senyawa fenol (71.92± (asam askorbat). Sehingga menggunakan pelarut metanol
0.92mgGAE/gm) dan flavonoid (9.69±1.38mgQE/gm) hasil aktivitas antioksidan ekstrak daun kesambi akan
merupakan senyawa metabolit yang terbanyak jumlahnya mendekati nilai aktivitas antioksidan asam askorbat. Pada
didalam ekstrak daun kesambi [10]. penelitian yang dilakukan oleh Truong et. al., didapatkan
Perbedaan pelarut ekstrak daun kesambi mempengaruhi ektrak tanaman Severinia buxifolia dengan pelarut metanol
jenis senyawa aktif yang terikat. Senyawa bioaktif lebih memiliki efek antioksidan yang paling tinggi (IC50
efektif diikat oleh pelarut dengan polaritas tinggi [18]. 16.99μg/mL) dibandingkan dengan pelarut air, etanol,
Senyawa polifenol akan optimal jika di ektraksi dengan kloroform, diklorometan dan aseton [18].
pelarut polar daripada nonpolar [19]. Wang dan Helliwell Nilai IC50 ekstrak daun kesambi dengan pelarut air jauh
melaporkan bahwa pelarut etanol lebih baik untuk mengikat sangat tinggi. Hal ini disebabkan pelarut air hanya mampu
polifenol daripada metanol dan aseton [20]. Tetapi peneliti mengikat sedikit senyawa metabolit sekunder pada daun
lain menyarankan bahwa aseton adalah pelarut yang lebih baik kesambi seperti yang ditunjukkan pada hasil uji reaksi warna.
untuk ekstraksi polifenol daripada air dan kloroform [21]. Tingginya nilai IC50 ekstrak daun kesambi dengan pelarut air
Didalam penelitiannya, Qasim, et. al. menyimpulkan bahwa juga dilaporkan oleh penelitian Situmeang et. al. dimana nilai
ekstrak metanol 80% adalah pelarut yang lebih baik untuk IC50 yang diperoleh sebesar 272,28ppm [17]. Perubahan
ekstraksi polifenol dari tanaman halofit dibandingkan pelarut polaritas pelarut dapat mempengaruhi ekstraksi gugus
lainnya (air, etanol 80%, aseton dan kloroform) [22]. Hasil senyawa antioksidan yang dipilih dan aktivitas antioksidan
penelitian Chanda et. al., yang mengekstraksi 12 macam selanjutnya [25]. Boulekbache-Makhlouf et. al. melaporkan
tanaman herbal India dengan pelarut eter, aseton dan metanol, bahwa senyawa golongan fenol dan turunannya (flavonoid
disimpulkan bahwa total kandungan flavonoid lebih tinggi dan tanin) merupakan agen pereduksi dan penghambat radikal
didapatkan pada pelarut metanol, dan sedangkan kandungan bebas yang kuat [26]. Berdasarkan hasil penelitian ini,
fenolik sangat sedikit jumlahnya [23]. Temuan di atas golongan senyawa yang diketahui terkandung dalam ekstrak
menunjukkan bahwa hasil polifenol dan flavonoid tergantung daun kesambi melalui uji reaksi warna (diantaranya, fenol,
pada jenis dan polaritas pelarut ekstraksi, di samping flavonoid dan tanin) diduga bertanggung jawab terhadap
karakteristik fisik sampel tanaman [24]. aktivitas antioksidan ekstrak daun kesambi.
IC50 hasil dari uji aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai IC50 ekstrak daun
Tabel 4
Nilai IC50 ekstrak daun kesambi pada berbagai pelarut
IC50 (μg/mL)
Pelarut Rerata IC50
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Metanol 15,38 17,70 15,27 16,12
Etanol 96% 20,34 20,51 20,43 20,43
Air 903,89 905,29 903,67 904,28
Asam Askorbat 7,17 7,15 7,16 7,16
31
J. Islamic Pharm. [ISSN: 2527-6123] Holil and Griana
32