Formulation of Lipbalm of "Orange Fruit Juice" (Citrus X Aurantium L.) As Antioxydan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

FORMULATION OF LIPBALM OF ”ORANGE FRUIT JUICE”

(Citrus x aurantium L.) as antioxydan

Wiwin Windawati
Fakultas MIPA Universitas Garut, Jl. Jati no 42B, Tarogong, Garut

Email: [email protected]

Abstract
Cosmetics are preparations used to scent, improve appearance, improve
body odor and care for the body to stay good. Many people who use facial
treatments but forget about lip care even though the lips need treatment so that it
does not dry and cracked. One of the cosmetics that can be used to prevent dry
and chapped lips is lip balm. Lip Balm is used to maintain the moisture of the lips
so it does not easily dry and cracked. One of the ingredients in lipbalm is
antioxidants. The purpose of this study was to make a lipbalm formulation from
sweet orange (Citrus x aurantium L.) juice as an antioxidant. optimization of
lipbalm formulations from stable sweet orange juice and to test the antioxidant
activity of these lipbalm preparations. the part of the sweet orange used is the
juice extracted by the freeze dry method which produces the mass of powder from
the juice. Antioxidant test results from sweet orange (Citrus x aurantium L.) juice
have IC50 of 129 ppm which is included in the medium antioxidant category. For
an effective base formula is formula 3 with a concentration of 25% cera alba
which is based on organoleptic tests, homogeneity, pH, and the most stable
melting point for 28 days of storage. While the results of testing the antioxidant
activity of lipbalm preparations, the best formula is formula 3 with a
concentration of 0.7% sweet orange juice which has an IC50 of 280.45 ppm which
is included in the category of moderate antioxidants.

Keywords : lipbalm, antioxidant, sweet orange juice

1
FORMULASI SEDIAAN LIPBALM DARI SARI BUAH JERUK
MANIS (Citrus x aurantium L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Abstrak

Kosmetik adalah sediaan yang digunakan untuk mewangikan, memperbaiki


penampilan, memperbaiki bau badan dan merawat tubuh agar tetap baik. Banyak
orang yang memakai perawatan wajah akan tetapi melupakan perawatan bibir
padahal bibir memerlukan perawatan agar tidak kering dan pecah-pecah. Salah
satu kosmetik yang dapat digunakan untuk mencegah bibir kering dan pecah-
pecah adalah lip balm. Lip Balm digunakan untuk mempertahankan kelembapan
bibir agar tidak mudah kering serta pecah-pecah salah satu kandungan yang ada
pada lipbalm adalah antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat
formulasi sediaan lipbalm dari sari buah jeruk manis (Citrus x aurantium L.)
sebagai antioksidan. optimasi formulasi sediaan lipbalm dari sari buah jeruk manis
yang stabil dan untuk menguji aktivitas antioksidan dari sediaan lipbalm tersebut.
bagian buah jeruk manis yang digunakan adalah sari buahnya yang diekstraksi
dengan metode freeze dry yang menghasilkan massa serbuk dari sari buah
tersebut. Hasil pengujian antioksidan dari sari buah jeruk manis (Citrus x
aurantium L.) memiliki IC50 sebesar 129 ppm yang termasuk dalam kategori
antioksidan sedang. Untuk formula basis yang efektif adalah formula 3 dengan
konsentrasi 25% cera alba yang berdasarkan uji organoleptik, homogenitas, pH,
dan titik lebur paling stabil selama 28 hari penyimpanan. Sedang hasil pengujian
aktivitas antioksidan sediaan lipbalm, formula terbaik adalah formula 3 dengan
konsentrasi sari buah jeruk manis 0,7% yang memiliki IC50 sebesar 280,45 ppm
yang termasuk kedalam kategori antioksidan sedang.

Kata kunci : lipbalm, antioksidan, jeruk manis (Citrus x aurantium L.),

2
Pendahuluan

Kosmetik pada masa kini telah banyak berkembang dan sudah menjadi
keperluan utama terutama untuk wanita. Kosmetik adalah sediaan yang digunakan
untuk mewangikan, memperbaiki penampilan, memperbaiki bau badan dan
merawat tubuh agar tetap baik. Jenis-jenis kosmetik diantaranya adalah kosmetik
medik dan kosmetik dekoratif yang dimaksudkan untuk pemakaian luar tubuh
yaitu kuku, kulit, rambut, bagian luar genital. Kosmetik membersihkan adalah
kosmetik yang ditujukan untuk menghilangkan kotoran pada kulit misalnya
cleansing milk, penyegar mulut, sabun dan lain-lain, sedangkan kosmetik
dekoratif ditujukan untuk mempercantik dan menyamarkan ketidak sempurnaan
pada kulit misalnya bedak, eye shadow lipstik dan lain-lain. Kosmetik bibir adalah
salah satu kosmetik dekoratif, kosmetik bibir diantaranya, lipstik, liptint, lipgloss,
lipbalm,dan lain-lain.1
Banyak orang yang memakai perawatan wajah akan tetapi melupakan
perawatan bibir, padahal bibir memerlukan perawatan untuk menghindari
keringnya bibir dan pecahnya bibir. Salah satu kosmetik yang dapat digunakan
untuk menghindari keringnya bibir serta menjadi pecah-pecah adalah dengan
pengunaan lipbalm.
LipBalm merupakan suatu sediaan mengandung lilin yang dioleskan pada
bibir untuk mempertahankan kelembapan bibir agar tidak tetap lembab serta bibir
tidak menjadi pecah , Pemakaian lipbalm diperlukan pada bibir yang memerlukan
perlindungan pada keadaan tertentu seperti pada udara yang kelembapannya
rendah.2
Antioksidan adalah salah satu kandungan yang terdapat dalam lipbalm.
Antioksidan didalam tubuh secara biologis dapat menangkal hal yang buruk
diakibatkan oleh radikal bebas sebagai pendonor elektron. Antioksidan
mendonorkan elektronya pada senyawa radikal bebas sehingga aktivitasnya dapat
dihambat.3 Antioksidanpun juga dapat bermafaat untuk melidungi bibir dari efek
buruk sinar matahari yang menyebabkan keringnya bibir serta bibir menjadi
pecah.
Antioksidan yang terdapat di alam diantaranya ada pada tumbuhan jeruk
manis (Citrus x sinensis (L) Osbeck). Kandungan pada jeruk manis yang paling
umum adalah vitamin C. Buah jeruk manis mengandung bioflavoid yang
dipercaya sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk optimasi formulasi sediaan lipbalm dari sari buah jeruk manis yang stabil
dan untuk menguji aktivitas antioksidan dari sediaan lipbalm tersebut.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang efek antioksidan dari sari buah jeruk yang diformulasikan kedalam
sediaan lip balm.

3
Metode

Penelitian uji aktivitas antioksidan biji kewer (Cassia ocidentalis Linn)


merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Tahap
penelitian, meliputi: Pengumpulan bahan, determinasi, pembuatan simplisia,
pengujian makroskopik dan mikroskopik, karakterisasi simplisia, ekstraksi dengan
metode freeze dry, penafisan fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode DPPH, optimasi basis, pembuatan formula lipbalm serta uji daya simpan.

Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH


pada ekstrak sari buah jeruk manis dan sediaan lipbalm saribuah jeruk manis.
Metode DPPH (1,1-Difenyl-2-pikrilhidrazil) merupakan metode spektrofotometri
UV-Vis yang didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk meredam radikal
bebas DPPH dari ungu menjadi kuning serta penurunan absorban radikal DPPH.

Hasil dan pembahasan

Pada penelitian ini tanaman yang digunakan adalah buah jeruk manis yang
diperoleh dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Gambar jeruk buah jeruk manis
ditunjukkan pada lampiran 1 gambar V.1. Buah jeruk manis selanjutnya
dideterminasi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung
yang menyatakan bahwa jeruk manis yang digunakan adalah (Citrus x aurantium.
L) Determinasi tanaman dilakukan di SITH untuk mengetahui identitas tanaman.
Bahan yang sudah dikumpulkan dilakukan sortasi basah, dicuci dengan air
mengalir kemudian buah jeruk manis dibelah dengan tujuan agar ketika
pemerasan dihasilkan sari buah jeruk manis yang bebas dari pengotor dan debu.
Selanjutnya dilakukan freeze dry sari buah jeruk di Universitas Padjajaran
untuk mendapatkan masa padat dari sari buah jeruk manis. Metode freeze dry atau
pengeringan beku dapat memilki kelebihan mempertahakan mutu hasil
pengeringan. Freeze dry dilakukan untuk pengeringan zat yang mengandung
senyawa yang tidak tahan panas.13
Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia pada sari buah jeruk manis
(Citrus x aurantium L). Penapisan fitokimia bertujuan untuk melihat adanya
metabolit sekunder yang terkandung di dalam sari buah. Penapisan fitokimia
meliputi senyawa flavonoid, alkaloid, kuinon, saponin, tannin, dan
steroid/triterpenoid.13,14 Hasil uji penapisan menunjukkan bahwa sari buah jeruk
positif terdapat kandungan saponin, alkaloid, kuinon, dan tannin, serta
menunjukan sari buah jeruk manis negatif terdapat kandungan flavonoid,
triterpenoid, dan fenol yang diakibatkan adanya kemungkinan zat tersebut tidak
murni atau terkontaminasi zat lain yang ikut bereaksi dan menyebabkan tidak
terdeteksinya metabolit-metabolit sekunder tersebut. Hasil pengamatan penapisan
fitokimia dapat dilihat pada tabel V.1.

4
Tabel V.1
Hasi Uji Penapisan Fitokimia sari buah jeruk manis
Hasil Pemeriksaan
No Metabolit Sekunder
Sari buah jeruk manis
1 Alkaloid +
2 Flavonoid -
3 Saponin +
4 Tannin +
5 Kuinon +

Keterangan : (+) = Terdeteksi


(-) = Tidak terdeteksi

Pada tahap selanjutnya dilakukan uji antioksidan terhadap sari buah jeruk
manis dengan menggunakan metode DPPH dimana senyawa yang bersifat
antioksidan mereduksi radikal bebas DPPH sehingga menjadi senyawa non
radikal diphenil picryl hydrazine untuk mencari IC50 yang merupakan konsentrasi
antioksidan yang diperlukan untuk menghambat radikal bebas 50%. Metode
DPPH dipilih karena mudah sederhana, peka, dan hanya memerlukan sedikit
sampel.15 Dari pengukuran DPPH dihasilkan absorbansi maksimum 0,744. Hasil
perhitungan IC50 sari buah jeruk manis adalah 129 µg/mL dan nilai IC 50 vitamin
C adalah 7,62 µg/mL ini menujukkan bahwa sari buah jeruk manis aktivitas
antioksidan dalam kategori sedang dan aktivitas antioksidan yang dimiliki
Vitamin C termasuk kategori antioksidan sangat kuat yang didasarkan pada
parameter aktivitas penangkapan antioksidan. 8 Hasil Pengujian antioksidan dapat
dilihat sebagai berikut.
Tabel V.2
Hasil Uji Antioksidan Sari Buah Jeruk Manis
kontrol Konsentrasi (ppm) Absorban %inhibisi IC 50 (µg/Ml
50 0.401 46.1
100 0.376 49.46
0,744 150 0.374 49.73 129
200 0.344 53.76
250 0.325 56.32

5
60
y = 0,0495x + 43,652
R² = 0,958
50

40
% Inhibisi

30
% inhibisi
20 Linear (% inhibisi)

10

0
0 100 200 300
Konsentrasi

Gambar V.1 Diagram garis hubungan konsentrasi sari buah jeruk manis
terhadap % inhibisi

Tabel V.3
Hasil Uji Antioksidan Vitamin C Sebagai Pembanding
Konsentrasi Absorban %inhibisi IC 50 (µg/mL)
5 0.336 45.45
10 0.288 53.25
15 0.227 63.15 7.62
20 0.168 72.72
25 0.134 78.25

6
90
y = 1,7014x + 37,043
80 R² = 0,9925
70
% Inhibisi 60
50
40 Series1
30 Linear (Series1)
20
10
0
0 10 20 30
Konsentrasi (ppm)

Gambar V.2 Diagram garis hubungan konsentrasi Vitamin C terhadap % inhibisi

Pada tahap selanjutnya dilakukan tahap optimasi basis lipbalm


menggunakan konsentrasi cera alba dengan variasi 20%, 25%, dan 30% untuk
mendapatkan konsentrasi yang tepat memenuhi syarat titik lebur lipbalm. Dalam
formulasi digunakan cera alba yang berfungsi untuk mempertahankan kepadatan
lipbalm dan mempengaruhi titik lebur lipbalm, lemak coklat sebagai emolien yang
dapat melembutkan bibir, gliserin digunakan sebagai humektan, nipagin, dan
nipasol sebagai pengawet spektrum luas dan vaselin flavum sebagai emolien.10
Hasil optimasi basis dapat dilihat pada Lampiran berkut.

Tabel V.4
Formula basis Lipbalm
Konsentrasi (%)
Komposisi
F1 F2 F3
Lemak Coklat 5 5 5
Cera Alba 20 25 30
Gliserin 5 5 5
Nipagin 0,18 0,18 0,18
Nipasol 0,02 0,02 0,02
vaslin flavum ad 100 ad 100 ad 100

Pada hasil pengujian organoleptik selama 28 hari basis berwarna kuning


pucat, berbau khas cera alba ini didasarakan karena warna kuning dari vaselin
flavum, dan aroma cera alba yang khas lilin. 12 Pada B3 dihari 0 dan hari ke 7
basis kurang lembut dikarenakan ada perbedaan konsentrasi cera alba pada
masing-masing basis. Dari hasil pengujian B2 adalah basis yang paling baik
berdasarakan warna bau, dan konsistensinya. Hasil ditujukkan pada Lampiran
berikut.
7
Tabel V.5
Hasil Uji Organoleptik Basis Lipbalm
Pengamatan organoleptik pada hari ke-
Basis Pengamatan
0 7 14 21 28
Bau Kca Kca Kca Kca Kca
Warna Kp Kp Kp Kp Kp
B1
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Bau Kca Kca Kca Kca Kca
Warna Kp Kp Kp Kp Kp
B2
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Bau Kca Kca Kca Kca Kca
Warna Kp Kp Kp Kp Kp
B3
Tekstur Kh Kh H H H
Konsistensi Kl Kl L L L

Keterangan :
B1 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 20%
B2 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 25%
B3 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 30%
Kca (Khas Cera alba), Kp (Kuning Pucat, Kh (kurang Halus), H (Halus),
Kl (Kurang lembut), L ( Lembut)

Pada tahap uji Homogenitas selama 28 hari. Uji homogenitas dilakukan


untuk mengetahui apakah secara keseluruhan sediaan tercampur dengan baik. 16
Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa dari ketiga basis B1, B2, dan B3
terdapat perbedaan dimana B3 kurang homogen pada hari ke 0 dan hari ke 7,
sementara hari selanjutnya menunjukkan hasil yang homogen. Hasil uji yang
paling baik adalah B2. Hasil dari pengujian homogenitas dapat dilihat pada
Lampiran berikut.

Tabel V.6
Hasil Uji Homogenitas Basis Lipbalm
Pengujian Homogenitas pada hari-ke
Basis
0 7 14 21 28
B1 H H H H H
B2 H H H H H
B3 KH KH H H H

Keterangan :
B1 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 20%
B2 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 25%
B3 = Basis Sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 30%
8
H (Homogen), KH (kurang Homogen)

Pada pengujian pH dilakukan untuk mengetahui pH sediaan, sediian yang


baik adalah pH 4,5-6,5 yang merupakan rentang pH bibir.16 Basis B1, B2, dan B3
memiliki perbedaan pH selama pengujian 28 hari. pH basis mengalami penurunan
seiring berjalannya waktu pengamatan. Hasil pengujian pH bisa dilihat pada
Lampiran berikut.

Tabel V.7
Hasil Uji pH Basis Lipbalm

Pengujian pH pada hari ke-


Basis 0 7 14 21 28
B1 7,15 7,07 6,86 6,69 5,85
B2 7,13 6,99 6,75 6,66 5,73
B3 7,11 6,86 6,62 6,44 5,65

Keterangan :
B1 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 20%
B2 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 25%
B3 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 30%

25

20

15
pH

10 B3
B2
5 B1

0
0 7 14 21 28
Pengukuran pH hari ke -

Gambar V.3 Grafik hubungan waktu penyimpanan dan pengukuran pH

Pada tahap pengujian titik lebur dari ketiga basis B1, B2, dan B3 selama 28
hari. Pengujian titik lebur dilakukan untuk menyesuaikan dengan suhu bibir serta
memperhatikan faktor lingkungan.16 Berdasarkan pengujian ketiga basis berada
pada rentang ketentuan titik lebur lipbalm yaitu 50-70°C yang merupakan

9
ketentuan untuk titik lebur lipbalm.2 Hasil pengujian titik lebur dapat dilihat pada
Lampiran berikut.

Tabel V.8
Hasil Uji Titik Lebur ̊C Basis Lipbalm
Pengujian Titik Lebur ̊C Pada Hari ke-
Basis
0 7 14 21 28

B1 61 60 59 59 58

B2 60 60 59 59 58

B3 61 60 60 59 58

Keterangan:
B1 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 20%
B2 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 25%
B3 = Basis sediaan lipbalm yang mengandung cera alba sebesar 30%

62
61
Titik Lebur (̊C)

60
59 B1
58 B2
57 B3

56
0 7 14 21 28
Pengujian Titik Lebur Hari ke-

Gambar V.4 Grafik hubungan waktu penyimpanan dengan pengukuran titik lebur

Setelah didapatkan basis yang paling baik yaitu B2 maka kemudian dibuat
formula 3 sediaan F1, F2, F3 dengan berbagai konsentrasi sari buah jeruk manis
yang berbeda-beda yaitu 0,3%, 05%, dan 0,7% yang didasarkan dari hasil IC50 sari
buah jeruk manis yang kemudian aktivitas antioksidan diuji kembali. Hasil
pembuatan lipbalm ditunjukkan pada lampiran berikut.

10
Tabel V.9
Formula Sediaan Lipbalm Sari Buah Jeruk Manis
Konsentrasi (%)
Komposisi
F1 F2 F3
Lemak Coklat 5 5 5
Sari Buah Jeruk
0,3 0,5 0,7
Manis
Cera Alba 20 20 20
Gliserin 5 5 5
Nipagin 0,18 0,18 0,18
Nipasol 0,02 0,02 0,02
Vaslin Flavum ad 100 ad 100 ad 100

F1 F3
F2

Gambar V.5 Lipbalm sari buah jeruk manis

Pada uji organoleptik selama 28 hari setiap 7 hari. Uji organoleptik


dilakukan dengan mengamati (warna, bau, dan tekstur). 2 Berdasarkan pengujian
dari ketiga sediaan memiliki konsistensi, tekstur dan warna yang tidak memiliki
perbedaan yang jauh akan tetapi memiliki aroma yang paling kuat di formula 3 ini
dikarenakan sari buah jeruk manis paling tinggi diantara dua formula lain. Dari
hasil pengujian organoleptik F3 adalah formula yang paling baik. Hasil pengujian
organoleptik ditunjukkan pada lampiran berikut.

11
Tabel V.10
Hasil Uji Organoleptik Lipbalm Saribuah Jeruk Manis
Pengamatan organoleptik pada hari ke-
Formula Pengamatan
0 7 14 21 28
Bau Sbkj Sbkj Sbkj Sbkj Sbkj

F1 Warna Kp Kp Kp Kp Kp
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Bau Sbkj Sbkj Sbkj Sbkj Sbkj
F2 Warna Kp Kp Kp Kp Kp
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L
Bau Bkj Bkj Bkj Bkj Bkj

F3 Warna Kp Kp Kp Kp Kp
Tekstur H H H H H
Konsistensi L L L L L

F1 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,3 %
F2 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,5 %
F3 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,7 %
Sbkj (Sedikit berbau khas jeruk), Bkj (Bau khas jeruk), Kp (Kuning Pucat), H
(Halus), L (Lembut)

Pada pengujian homogenitas selama 28 hari setiap 7 hari. Tujuan dilakukan


uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sediaan lipbalm secara
keseluruhan tercampur dengan baik.17 Diketahui dari tiga sediaan tidak memiliki
perbedaan homogenitas antara F1, F2, dan F3 dikarenakan basis yang dipilih
sudah homogen sehingga ketiga formula memiliki homogenitas yang baik. Hasil
pengujian dapat dilihat di Lampiran berikut.
Tabel V.11
Hasil Uji Homogenitas Lipbalm Sari Buah Jeruk Manis
Pengujian Homogenitas Hari-ke
Formula
0 7 14 21 28

F1 H H H H H

F2 H H H H H

F3 H H H H H

12
F1 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,3 %
F2 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,5 %
F3 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,7 %
H (Homogen), KH (Kurang Homogen)

Pada pengujian pH selama 28 hari setiap 7 hari. Pengujian ini dilakuakn


untuk mengetahui pH lipbalm. menunjukkan bahwa pH lipbalm F1, F2, dan F3
berada pada rentang pH bibir yaitu 4,0-6,5 sehingga tidak menyebabkan iritasi
karena pH di bawah rentang akan menyebabkan gatal dan di atas pH rentang akan
menyebabkan bibir terasa panas.16 Hasil pengujian pH dapat dilihat pada
Lampiran berikut.

Tabel V.12
Hasil Uji pH Lipbalm Sari Buah Jeruk Manis
Pengujian pH Hari-ke
Formula
0 7 14 21 28

F1 5,9 5,4 5,6 5,3 5,2

F2 5,2 5,4 5,4 5,2 5,1

F3 4,9 5,3 5,3 5,2 5,1

Keterangan:
F1 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,3 %
F2 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,5 %
F3 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,7 %

7
6
5
4
pH

3 F1
2 F2
1 F3
0
0 7 14 21 28
Pengukuran pH pada Hari ke-

Gambar V.6 Grafik hubungan waktu penyimpanan dan pengukuran pH

13
Pada Pengujian titik lebur F1, F2, dan F3 selama 28 hari. Tujuan
dilakukannya uji titik lebur untuk menyesuaikan suhu bibir 36-38°C dan faktor
suhu cuaca lingkungan agar tidak meleleh di bibir namun mudah dioles. 17
Berdasarkan pengujian menunjukkan bahwa dari pengujian ketiga formula
lipbalm tersebut berada pada rentang 50-70oC persyaratan untuk titik lebur
lipbalm.2 Hasil pengujian titik lebur ditunjukkan pada Lampiran 10 tabel V.13.

Tabel V.13
Hasil Uji Titik Lebur Lipbalm Sari Buah Jeruk Manis
Pengujian Titik Lebur ̊C Hari ke-
Formula
0 7 14 21 28

F1 60 ̊C 61 ̊C 60 ̊C 59 ̊C 59 ̊C

F2 61 ̊C 60 ̊C 60 ̊C 60 ̊C 60 ̊C

F3 62 ̊C 60 ̊C 60 ̊C 61 ̊C 60 ̊C

Keterangan:
F1 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,3 %
F2 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,5 %
F3 = Formula Sediaan lipbalm yang mengandung sari buah jeruk manis 0,7 %

63

62
Titik Lebur (̊C)

61

60
F1
59
F2
58 F3
57
0 7 14 21 28
Pengukuran pada Hari ke-

Gambar V.7 Grafik hubungan waktu penyimpanan dan pengukuran titik lebur

14
Pada uji antioksidan dilakukan untuk mencari IC50 yang merupakan
konsentrasi antioksidan untuk menghambat radikal bebas 50%. IC 50 dari sediaan
didapatkan hasil F1 (0,3%) memiliki IC 50 sebesar 445,05 ppm ini termasuk ke
dalam kategori antioksidan lemah karena berada pada rentang 250-500, F2 (0,5%)
memiliki IC50 sebesar 288,18 ppm ini termasuk dalam kategori antioksidan lemah
karena berada pada rentang 250-500, dan F3 (0,7%) memiliki IC50 sebesar 280,45
ppm ini termasuk kategori antioksidan lemah dikarenakan berada rentang 250-
500 ppm.8 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahawa F3 memilki aktivitas
antioksidan yang paling kuat dari dua formula lainnya. Hasil pengujian
antioksidan ditunjukkan pada Lampiran berikut.

Tabel V.14
Hasil Uji Antioksidan Sediaan Lipbalm Formula 1
Absorban Absorban % IC 50
Konsentrasi x
Kontrol A1 A2 A3 Inhibisi µg/Ml
50 0.381 0.381 0.382 0.381 38.15
100 0.373 0.375 0.373 0.373 39.45
0.616 150 0.363 0.364 0.365 0.364 40.91 445.05
200 0.348 0.359 0.359 0.355 42.37
250 0.335 0.347 0.347 0.343 44.32

45
44 y = 0,0305x + 36,462
R² = 0,9941
43
% Inhibisi

42
41
% Inhibisi
40
Linear (% Inhibisi)
39
38
37
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi (ppm)

Gambar V.8 Diagram garis hubungan konsentrasi Formula 1 terhadap % inhibisi

15
Tabel V.15
Hasil Uji Antioksidan Sediaan Lipbalm Formula 2
Absorban Konsentrasi Absorban % IC 50
x
Kontrol (ppm) A1 A2 A3 Inhibisi µg/Ml
50 0.357 0.357 0.357 0.357 42.05
100 0.337 0.337 0.337 0.337 45.29
6.16 150 0.335 0.336 0.335 0.335 45.62 288.18
200 0.328 0.327 0.326 0.327 46.92
250 0.316 0.321 0.322 0.319 48.91

50
49
48 y = 0,0307x + 41,153
R² = 0,9323
47
% Inhibisi

46
45 % Inhibisi
44
Linear (% Inhibisi)
43
42
41
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi (ppm)

Gambar V.9 Diagram garis hubungan konsentrasi Fomula 2 terhadap % inhibisi

Tabel V.16
Hasil Uji Antioksidan Sediaan Lipbalm Formula 3
Absorban konsentrasi Absorban IC50
x
Kontrol (ppm) A1 A2 A3 µg/Ml
50 0.352 0.35 0.546 0.416
100 0.378 0.386 0.478 0.414
0.616 150 0.362 0.373 0.373 0.367 280.45
200 0.349 0.346 0.346 0.347
250 0.34 0.338 0.337 0.338

16
50
y = 0,0705x + 28,391
40 R² = 0,9283
% Inihibisi

30

20 %Inhibisi
Linear (%Inhibisi)
10

0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi (ppm)

Gambar V.10 Diagram garis hubungan konsentrasi formula 3 terhadap %


inhibisi

Hasil pengujian iritasi yang dilakukan kelinci dimana diujikan terhadap F0


sebagai basis terbaik (sediaan tanpa sari buah jeruk manis) F1, F2, dan F3 pada
tiga ekor kelinci 2000-3000 gram yang sehari sebelum uji dicukur dan dibagi
empat bagian yang mana F0 untuk satu area dan tiga lainnya adalah F1, F2, dan
F3. Uji iritasi dilakukan untuk mengetahui keamanan suatu bahan. Eritema adalah
kondisi pada timbul bercak kemerahan akibat pembuluh darah di bawah kulit
melebar ditandai dengan kemerahan pada kulit dan edema adalah kedaan terjadi
menumpuknya cairan keluar dari jaringan sekelilingnya ditandai bengkak pada
kulit adanya kedua tanda efek samping dari sediaan. Dari hasil uji iritasi diperoleh
bahwa dari keempat formula sediaan lipbalm (F0, F1, F2, dan F3) tidak
menimbulkan edema yaitu pembengkakan ataupun eritema bercak merah pada
kulit. sehingga dapat disimpulkan lipbalm aman digunakan pada bibir. Hasil
pengujian iritasi dapat dilihat pada lampiran berikut.

F0 F1
F0 F1 F0 F1

F2 F3 F2 F3 F2 F3

17
F1 F0 F1 F0 F1
F0

F3 F2 F3 F2 F3
F2

F0 F1 F0 F1 F0 F1

F2 F3
F2 F3 F2

Gambar V.11 Uji iritasi pada punggung kelinci

Tabel V.17
Hasil Uji Iritasi
Pengamatan Pada jam ke-
Hewan Formula
24 48 72
F0 0 0 0
F1 0 0 0
Kelinci
F2 0 0 0
F3 0 0 0

Keterangan:
0 = Tidak terjadi edema dan eritema
1 = Terjadi edema dan eritema sangat ringan
2 = Terjadi edema dan eritema ringan
3 = Terjadi edema dan eritema
4 = Terjadi edema dan eritema berat

18
Hasil uji kesukaan yang meliputi (warna, bau, dan tekstur), untuk kategori
warna F1 lebih banyak disukai oleh panelis, dan pada bau F3 lebih disukai
sementara pada kategori tekstur F2 dan F3 paling banyak disukai. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa F3 adalah formulasi yang paling banyak disukai dari pada dua
formula lainnya. Hasil uji kesukaan dapat dilhat pada lampiran berikut.

104
102
100
98
96 F1
94 F2
92 F3
90
88
86
84
Warna Bau Tekstur

Keterangan:
F1 = Formulasi lipbalm yang mengandung saribuah jeruk manis 0.3%
F2 = Formulasi lipbalm yang mengandung saribuah jeruk manis 0.5%
F3 = Formulasi lipbalm yang mengandung saribuah jeruk manis 0.7%
3 = Suka
4 = Sangat Suka
2 = Tidak suka
1 = Sangat tidak suka

Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasilnya dapat disimpulkan
bahwa sari buah jeruk manis (Citrus x aurantium. L) dapat diformulasikan sebagai
lipbalm serta memiliki kestabilan fisik yang baik selama penyimpanan dan aman
digunakan. Untuk sari buah jeruk manis (Citrus x aurantium. L) memiliki nilai
IC50 yaitu 129 ppm yang termasuk kategori antioksidan sedang. Sedangkan untuk
formula terbaik yaitu F3 dengan konsentrasi sari buah jeruk manis 0,7% memiliki
aktivitas antioksidan lemah karena memiliki nilai IC 50 yaitu 280,45 ppm.

19
Daftar Pustaka

1. Agoes G. Sediaan Kosmetik(SFI-9). Bandung: ITB; 2015. 1 p

2. Ratih H, Tita H, Puri RC. Formulasi Sediaan Lipbalm (Canaga Oil) sebagai
Emolien. Research gate [Serial Online] 2014:1
Availaible from: https://www.researchgate.net/publication/290397417

3. Winarsi H, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. 4th ed. Karnisius,


Yogyakarta. 2007. 77-81 p

4. Rukmana R. Jeruk Manis. 1st ed. Kanisius. Yogyakarta. 2003. p 9-19.

5. Soeharto W, 2nd ed, Farmasetika 2-Biofarmasi. Surabaya. Airlangga


University Press. 1993. 444 p

6. Agoes G, Sasanti TD. Tekonologi Farmasi Solida dan Likuida. 1st Ed.
Bandung, ITB. 1993. 112 p.

7. Kirnantoro, Maryana Ns. Anatomi Fisiologi. 1st Ed. Yogyakarta: Pustaka


Baru. 2017. 74 p.

8. Mayuri K, Vishwasrao S, Review of Natural Lip Balm. Internasional J


Research Cosmetic Sci [Serial Online] 2015;5(1): 2 p
Available from: http//www.urpjournals.com

9. Sathesh M, Yadav AP, Lip: An impressive and idealistic platform for drug
delivery. J Pharm Research [Serial Online] 2011,4(4),1060 p
Available from: http://connection.ebscohost.com/c/articles/74250385/lip-
impressive-idealistic-platform-drug-delivery.

10. Yulistiani ER, Faramadya F, Juliasti H, et al. Prinsip Dasar Pemeriksaan


Radikal Bebas dan Antioksidan. 1st Ed. Yogyakarta: Deepublish, 2018. 25
p.

11. Fernandes AR, Dario MF, et al .Stability Evaluation Organic Lip Balm.
Brazilian J Pharm Sci 49(2): 294 p.

12. Rowe CR, Sheskey PJ, Quinn ME, Eds Handbook of Pharmaceutical
Excipient. 6th Edition Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical
Asosiation London. 2009. 126, 283, 441, 569, 779, 780 p.

13. Hanani E. Analisis Fitokimia. 1st Ed. Jakarta. EGC.2017. 16 p.


20
14. Depkes, Materia Medika 1st Ed. 1998. Jakarta. Departemen Kesehatan
Indonesia. 1998. p 33

15. Handayani V, Ahmad A R, Sudir M, Uji Aktivitas Ektrak Metanol Bunga dan Daun
Patikala (Etilingera elatior (Jack) R.mSm) Menggunakan Metode DPPH. Pharm
Sci Res. 2014 August 1(2):2407-2354. 90 p

16. Anggraini S, Ginting M. Formulasi Lipstik dari Sari Buah Naga Merah
(Hydrocereus polyrhizus) dan Kunyit (Curcuma longa L). J Pharm W. 2017
August; 1(3):114-122 p.

17. Yusuf NA, Hardiani B, Lestari IA, et al. Formulasi dan Evaluasi Lipbalm
Liofilisat Buah Tomat (Solanum licopersicum L.) sebagai pelembab bibir.
JIM. 2019 Mei 25;5(1) :115-121 p.

18. Fatmawaty A, Rosany MA, Tayeb R. Uji Iritasi Krim Hasil Fermentasi
Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Dengan Variasi Emulgator Novemer
Pada Kulit Kelinci. JPMS. 20161(2):62-65 p.

21

You might also like