Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah: 28 Jurnal Care Vol .5, No.1, Tahun 2017
Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah: 28 Jurnal Care Vol .5, No.1, Tahun 2017
Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah: 28 Jurnal Care Vol .5, No.1, Tahun 2017
ABSTRACT
The impact of coevals toward the pre-school children could be massive. Wheter is is done or consumed by
their coevals, will become new habit for them, in this case is the snacks. Snack is one of the foods which are
favored by pre-school children because of its sweet taste. The pre-school children behavior on consuming the
sweet foods and or drinks but it does not accompanied with dental cleaning behavior causes the dental caries.
Pre school children with dental caries will suffer the pain right in its hole, so it could be expected to decrease
their consumption. Long term of decreasing consumption, impact on the nutritional status lack of the
children. Study was to determine correlated of nutritional status with dental caries of pre-school children.
Observational method used and crosssectional .All pre-school children in RA Pesantren Al Madaniyah,
totaling 52 children. A sample of 42 children obtained through accidental sampl.techniq. The instrument
used in this study are digital weight scales, microtoice, measurement and observation sheets. The data
analyzed by rank spearman test. The result almost all children had a normal nutritional status, were 39
children (92.9%), but most children experienced dental caries, were 27 children (64.3 There was no
correlation dental caries and nutritional status. Important to recommend the parents on selection of low
sugar snacks and drinks for their children as well as mentoring their children to brush their teeth by always
reminding them, accompany and teach them to brush their teeth properly.
ABSTRAK
Pengaruh teman sebaya bagi anak pra sekolah sangat besar. Apapun yang dilakukan
maupun dikonsumsi temannya,akan menjadi kebiasaan baru bagi dirinya,termasuk dalam
hal ini jajanan. Jajanan merupakan salah satu makanan yang sangat disukai anak pra sekolah
dikarenakan rasanya yang manis. Perilaku anak pra sekolah dalam mengkonsumsi makanan
/minuman manis, namun tidak diiringi perilaku membersihkan gigi menyebabkan
terjadinya karies gigi.Anak karies gigi akan mengalami ngilu pada lubangnya, sehingga
diduga akan menurunkan konsumsi makannya.Penurunan konsumsi makan dalam waktu
lama,berdampak pada kurangnya status gizi pada anak. Penelitian dilakukan guna
mengetahui hubungan karies gigi dengan status gizi anak pra sekolah.Desain adalah analitik
observasional, cross sectional dipilih sebagai pendekatannya. Lokasi di RA Pesantren Al
Madaniyah. Populasi adalah semua anak pra sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah yang
berjumlah 52 anak. Sampel sejumlah 42 anak didapatkan melalui teknik accidental
29
sampling..Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan berat badan
digital,microtoice, lembar pengukuran dan observasi. Analisa data dengan uji rank
spearman.Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh anak mempunyai status gizi normal
yakni 39 anak(92,9%), namun sebagian besar anak mengalami karies gigi yakni 27
anak(64,3%). Tidak ada keterkaitan karies gigi dengan status gizi. Direkomendasikan bagi
orang tua pentingnya dalam pemilihan makanan dan minuman jajanan yang rendah gula
serta pendampingan menggosok gigi anak yakni dengan cara selalu mengingatkan anak,
menemani dan mengajari anak menggosok gigi dengan baik dan benar.
PENDAHULUAN
kurangnya perawatan gigi anak pra
Anak pra sekolah merupakan anak yang
sekolah adalah kerusakan gigi(Hana
berusia antara 3 sampai dengan
dkk.2014).Kerusakan gigi merupakan
6 tahun dengan berbagai macam potensi,
penyakit yang menyerang dunia dan
yang jika dirangsang dan dikembangkan
sering dijumpai pada anak anak secara
segala potensinya maka akan berkembang
umum di negara bagian(Marcenes,2010;
secara optimal (Supartini,2004).Pada usia
National Institute of Dental and
ini biasanya anak sudah mulai berinteraksi
Craniofacial Research,2000).Pada tahun
dengan lingkungan termasuk teman
1999-2004, kerusakan gigi anak mencapai
sebayanya. Apapun yang dilakukan
24,5% pada usia 6-11 tahun dan 19,6%
maupun dikonsumsi temannya,akan
remaja 12-19 tahun (Dye BA, dkk.2007).
menjadi kebiasaan baru bagi
dirinya,termasuk dalam hal ini jajanan.
Kerusakan gigi juga menyerang anak
Jajanan merupakan salah satu makanan
sekolah di Indonesia dan cenderung
yang sangat disukai anak pra sekolah,
meningkat prevalensinya.Angka kesakitan
dikarenakan mengandung gula sehingga
gigi meningkat setiap dasawarsa, yakni
memberikan rasa yang manis. Anak
sekitar 70% dari karies yang ditemukan
menyukai rasa yang manis. Perilaku anak
pada anak merupakan karies awal.
mengkonsumsi makanan ataupun
Walaupun masih karies awal,namun
minuman yang manis, yang tidak diiringi
jangkauan pelayanan belum
dengan perilaku membersihkan gigi
memadai.Prevalensi karies gigi tergolong
menyebabkan kebersihan gigi anak lebih
tinggi yaitu 97,5%; dengan pengalaman
buruk dibandingkan orang
karies (DMF-T) 2,84% berada pada usia
dewasa(Wahyono dkk.2012).Dampak dari
12 tahun (Kemenkes RI,2011).Sesuai
30
berdasarkan status gizi anak dapat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karies Gigi
Anak di RA Pesantren Al
diketahui di Tabel 2
Madaniyah
Status Karies Jumlah %
Tabel 2. Status Gizi Anak di RA Karies 27 64,3
Pesantren Al Madaniyah Tidak Karies 15 35,7
Status Gizi Jumlah % Jumlah 42 100
Normal 39 92,9
Obesitas 3 7,1 Berdasarkan Tabel 3 diketahui sebagian
Jumlah 42 100 besar anak mengalami karies gigi yakni
27 anak(64,3%). Distribusi frekuensi
berdasarkan karies gigi anak dapat
diketahui pada Tabel 3 di atas.
Tabel 4. Karies Gigi dan Status Gizi Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah
Variabel Korelasi Koefisien Sig(2-tailed) N
Karies Gigi 0,207 0,189 42
Status Gizi 1 0,189 42
Dari hasil statistik korelasi Rank berkorelasi nyata dengan status gizi anak
Spearman dinyatakan karies gigi tidak pra sekolah ( pvalue 0,189).
Sesuai dengan teori Sihadi(2000) yang masih sangat muda. Setiap perilaku yang
menyatakan bahwa gizi yang kurang dilakukan lebih condong pada kebiasaan
bahkan gizi buruk akan menurunkan daya selama di rumah serta pengaruh teman
tahan tubuh seseorang terhadap berbagai sebaya. Perilaku ini muncul sebagai
macam penyakit,terutama penyakit infeksi perilaku “mengikut” orang lain,
yang sangat menganggu pertumbuhan dikarenakan pengetahuan yang belum
serta perkembangan fisik,mental dimilikinya.Pernyataan di atas sesuai
seseorang.Didukung pula oleh dengan Notoadmodjo(2003) yang
Latinulu(2000) yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa pengetahuan
penyakit infeksi yang menyerang balita meningkat seiring dengan peningkatan
mengakibatkan menurunnya status gizi umur. Dengan meningkatnya umur,maka
pada balita. Status gizi balita dipengaruhi kemampuan mental juga meningkat
oleh keadaan kesehatan dan jumlah terutama dalam mempelajari ,memahami
pangan yang dikonsumsi balita. ,menyesuaikan pribadi sesuai dengan
Penurunan berat badan balita secara situasi baru ontohnya dalam melakukan
bertahap disebabkan karena kurangnya oenelusuruan ingatan di waktu dulu, yang
konsumsi pangan terutama dalam mungkin pernah dipelajarinya , penalaran
konsumsi protein serta energy di analog, berfikir aktif kreatif, serta pada
makanan dalam jangka waktu yang usia dua puluh tahun mencapai
lama.Akibatnya terjadi penurunan daya puncaknya.
tahan tubuh balita dan mudahnya terjadi
penyakit infeksi. Semakin bertambah umur,maka karies
gigi akan melebar.Keadaan ini terjadi jika
Sebagian besar anak mengalami karies terjadinya karies gigi tidak diringi dengan
yakni 27 anak(64,3%). Jumlah anak yang perawatan gigi anak.Sependapat dengan
mengalami karies gigi tergolong tinggi Suwelo(1992) yang menyatakan bahwa
( lebih dari separuh dari total keseluruhan karies gigi akan bertambah seiring
42 anak). Banyaknya anak yang pertambahan usia.Permukaan gigi anak
mengalami karies gigi disebabkan faktor yang mengalami karies akan berwarna
umur. Hampir setengahnya anak berumur coklat ataupun hitam,terletak di atas,di
lima tahun yakni 18 anak(42,9%). Usia bawah ataupun diantara gigi. Sepakat
lima tahun adalah usia anak yang relatif dengan (Pitt Ford, 1993) yang
34
menyatakan bahwa munculnya bercak ini tentunya dilakukan secara rutin sampai
putih pada gigi setelah plak dibersihkan dengan terbentuk kebiasaan menggosok
sebagai gejala karies gigi. Ukuran bercak gigi yang baik benar pada diri anak.
warna putih di gigi menunjukkan luasnya Pola makan anak yang buruk juga
permukaan plak kariogenik. menjadi salah satu faktor timbulnya karies
Selain faktor umur, karies gigi juga gigi pada anak. Konsumsi makanan
dipengaruhi oleh kebersihan mulut dan minuman yang mengandung bahan
gigi yang kurang pada anak pra kariogenik menyebabkan gigi mudah
sekolah.Berdasarkan hasil wawancara mengalami karies jika tidak dilakukan
dengan semua anak pra sekolah di RA upaya perawatan. Bahan kariogenik
Pesantren Al Madaniyah diketahui bahwa merupakan pemanis ( berupa sukrosa,
sebagian besar anak telah mempunyai mengandung gula) yang biasanya
perilaku menggosok gigi sebelum ditambahkan didalam makanan dan
tidur,namun menggosok gigi sendiri minuman, bersifat melekat pada gigi
tanpa bantuan dari orang tua. Di duga seperti (cokelat,biskuit dll). Makanan dan
karena kurang benarnya dalam minuman yang manis, menjadi kesukaan
menggosok gigi sehingga banyak anak pra anak pra sekolah. Sehingga karies gigi
sekolah di RA tersebut yang mengalami menjadi salah satu penyakit populer di
karies gigi. Sesuai dengan Ireland (2008) anak pra sekolah. Dengan perawatan gigi
yang menyatakan bahwa persentase karies yang baik, melakukan kebiasaan
gigi lebih tinggi pada orang yang menggosok gigi setelah mengkonsumsi
kebersihan mulutnya buruk. makanan minuman manis dapat menjadi
salah satu solusi melawan karies gigi.
Selain kebersihan mulut yang kurang, Sesuai dengan Ghofur (2012) yang
karies gigi juga disebabkan oleh menyatakan bahwa jika makanan manis
kurangnya pengetahuan tentang cara lama tertinggal di dalam mulut, maka
merawat gigi. Anak pra sekolah tergolong akan merusak gigi. Perawatan gigi melalui
usia yang masih sangat muda,sehingga menggosok gigi secara teratur dan
diduga pengetahuan anak tentang berkumur air putih setelah
merawat gigi juga sangat kurang. mengkonsumsi makanan yang manis,
Seyogyanya perlu pendampingan orang dapat dilakukan untuk mencegah
tua saat merawat gigi anak.Pendampingan terjadinya karies gigi.
35
(12,1%) dengan karies dan sebagian kecil Health and Nutrition. J Am Diet
Jika perilaku menggosok gigi anak telah Boyce WT, Den Besten PK, Stamperdahl
terbentuk, maka akan menjadi sebuah J, et al. (2010).Social inequalities
kebiasaan yang baik. Dan diharapkan in childhood dental caries: the
karies gigi dapat di minimalkan. convergent roles of stress,
bacteria and disadvantage. Soc
KESIMPULAN Sci Med. 2010;71(9):1644---1652.
1. Hampir seluruh anak mempunyai
Casamassimo PS, Thikkurissy S,
status gizi normal
Edelstein BL, Maiorini E.
2. Sebagian besar anak mengalami
(2009).Beyond the dmft: the
karies
human and economic cost of
3. Karies gigi dan status gizi anak pra
early childhood caries. J Am
sekolah tidak berkaitan ( pvalue
Dent Assoc. 2009; 140(6):650---
0,189).
657.
Direkomendasikan bagi orang tua
pentingnya dalam pendampingan Chi DL, Masterson EE. (2013).A Serial
menggosok gigi anak, dengan cara selalu Cross-Sectional Study of
mengingatkan anak, menemani dan Pediatric Inpatient
mengajari anak menggosok gigi dengan Hospitalizations for Non-
baik dan benar.Selain itu juga pemilihan Traumatic Dental Conditions. J
makanan dan minuman jajanan yang Dent Res. 2013;92(8):682---688.
rendah gula oleh orang tua.
38
Dye BA, Arevalo O, Vargas CM. Jiao J, Moudon AV, Hurvitz PM,
(2010).Trends in paediatric Drewnowski A. (2012).How to
dental caries by poverty status in identify food deserts: measuring
the United States, 1988---1994 physical and economic access to
and 1999---2004. Int J Paediatr supermarkets in King County,
Dent. 2010;20(2):132---143 Washington. Am J Public Health.
2012;102(10):e32--- e39.
Dye BA, Tan S, Smith V, et al.(2007).
Trends in Oral Health Status: Kemenkes.(2013). Profil kesehatan Indonesia
United States, 1988---1994 and 2012. Kemenkes RI
1999---2004. Vital Health Stat Kennedy. (2002). Konservasi Gigi Anak
11. 2007(248):1---92. (Pediatric Operative Dentistry).
Jakarta : EGC.
Hana YK, Nuryanto. (2014).Hubungan
Kejadian Karies Gigi dengan Latinulu, S.(2000). Pemantauan Penggunaan
Konsumsi Makanan Kariogenik Status Gizi Balita dan Perencanaan
dan Status Gizi Pada Anak Program Dari
Sekolah Dasar. Journal of Bawah.Jakarta:Medika,19(9)
Nutrition College. 2014;3(3):414-
Lee HH, Lewis CW, Saltzman B, Starks
21
H.(2012) Visiting the emergency
Hollister MC, Weintraub JA. (1993).The department for dental problems:
Association of Oral Status With trends in utilization, 2001 to
Systemic Health, Quality of Life, 2008. Am J Public Health 102
and Economic Productivity. J (11):e77---e83.
Dent Educ. 1993;57(12):901---
Marcenes W, Kassebaum NJ, Bernabé E,
912.
et al. (2013).Global burden of
oral conditions in 1990---2010: a
39