Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah: 28 Jurnal Care Vol .5, No.1, Tahun 2017

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

28

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

KAITAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI

ANAK PRA SEKOLAH

Ronasari Mahaji Putri1)Neni Maemunah 2) Wahidyanti Rahayu 3)


1,2,3)
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail : [email protected]

ABSTRACT

The impact of coevals toward the pre-school children could be massive. Wheter is is done or consumed by
their coevals, will become new habit for them, in this case is the snacks. Snack is one of the foods which are
favored by pre-school children because of its sweet taste. The pre-school children behavior on consuming the
sweet foods and or drinks but it does not accompanied with dental cleaning behavior causes the dental caries.
Pre school children with dental caries will suffer the pain right in its hole, so it could be expected to decrease
their consumption. Long term of decreasing consumption, impact on the nutritional status lack of the
children. Study was to determine correlated of nutritional status with dental caries of pre-school children.
Observational method used and crosssectional .All pre-school children in RA Pesantren Al Madaniyah,
totaling 52 children. A sample of 42 children obtained through accidental sampl.techniq. The instrument
used in this study are digital weight scales, microtoice, measurement and observation sheets. The data
analyzed by rank spearman test. The result almost all children had a normal nutritional status, were 39
children (92.9%), but most children experienced dental caries, were 27 children (64.3 There was no
correlation dental caries and nutritional status. Important to recommend the parents on selection of low
sugar snacks and drinks for their children as well as mentoring their children to brush their teeth by always
reminding them, accompany and teach them to brush their teeth properly.

Keywords: dental caries, nutrition status, pre school children

ABSTRAK

Pengaruh teman sebaya bagi anak pra sekolah sangat besar. Apapun yang dilakukan
maupun dikonsumsi temannya,akan menjadi kebiasaan baru bagi dirinya,termasuk dalam
hal ini jajanan. Jajanan merupakan salah satu makanan yang sangat disukai anak pra sekolah
dikarenakan rasanya yang manis. Perilaku anak pra sekolah dalam mengkonsumsi makanan
/minuman manis, namun tidak diiringi perilaku membersihkan gigi menyebabkan
terjadinya karies gigi.Anak karies gigi akan mengalami ngilu pada lubangnya, sehingga
diduga akan menurunkan konsumsi makannya.Penurunan konsumsi makan dalam waktu
lama,berdampak pada kurangnya status gizi pada anak. Penelitian dilakukan guna
mengetahui hubungan karies gigi dengan status gizi anak pra sekolah.Desain adalah analitik
observasional, cross sectional dipilih sebagai pendekatannya. Lokasi di RA Pesantren Al
Madaniyah. Populasi adalah semua anak pra sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah yang
berjumlah 52 anak. Sampel sejumlah 42 anak didapatkan melalui teknik accidental
29

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

sampling..Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan berat badan
digital,microtoice, lembar pengukuran dan observasi. Analisa data dengan uji rank
spearman.Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh anak mempunyai status gizi normal
yakni 39 anak(92,9%), namun sebagian besar anak mengalami karies gigi yakni 27
anak(64,3%). Tidak ada keterkaitan karies gigi dengan status gizi. Direkomendasikan bagi
orang tua pentingnya dalam pemilihan makanan dan minuman jajanan yang rendah gula
serta pendampingan menggosok gigi anak yakni dengan cara selalu mengingatkan anak,
menemani dan mengajari anak menggosok gigi dengan baik dan benar.

Kata Kunci : anak pra sekolah, karies gigi, status gizi

PENDAHULUAN
kurangnya perawatan gigi anak pra
Anak pra sekolah merupakan anak yang
sekolah adalah kerusakan gigi(Hana
berusia antara 3 sampai dengan
dkk.2014).Kerusakan gigi merupakan
6 tahun dengan berbagai macam potensi,
penyakit yang menyerang dunia dan
yang jika dirangsang dan dikembangkan
sering dijumpai pada anak anak secara
segala potensinya maka akan berkembang
umum di negara bagian(Marcenes,2010;
secara optimal (Supartini,2004).Pada usia
National Institute of Dental and
ini biasanya anak sudah mulai berinteraksi
Craniofacial Research,2000).Pada tahun
dengan lingkungan termasuk teman
1999-2004, kerusakan gigi anak mencapai
sebayanya. Apapun yang dilakukan
24,5% pada usia 6-11 tahun dan 19,6%
maupun dikonsumsi temannya,akan
remaja 12-19 tahun (Dye BA, dkk.2007).
menjadi kebiasaan baru bagi
dirinya,termasuk dalam hal ini jajanan.
Kerusakan gigi juga menyerang anak
Jajanan merupakan salah satu makanan
sekolah di Indonesia dan cenderung
yang sangat disukai anak pra sekolah,
meningkat prevalensinya.Angka kesakitan
dikarenakan mengandung gula sehingga
gigi meningkat setiap dasawarsa, yakni
memberikan rasa yang manis. Anak
sekitar 70% dari karies yang ditemukan
menyukai rasa yang manis. Perilaku anak
pada anak merupakan karies awal.
mengkonsumsi makanan ataupun
Walaupun masih karies awal,namun
minuman yang manis, yang tidak diiringi
jangkauan pelayanan belum
dengan perilaku membersihkan gigi
memadai.Prevalensi karies gigi tergolong
menyebabkan kebersihan gigi anak lebih
tinggi yaitu 97,5%; dengan pengalaman
buruk dibandingkan orang
karies (DMF-T) 2,84% berada pada usia
dewasa(Wahyono dkk.2012).Dampak dari
12 tahun (Kemenkes RI,2011).Sesuai
30

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

hasil penelitian Rahayu(2011) diketahui atau beberapa campuran sukrosa, dan


bahwa sebanyak 63 anak( 62,4%) fruktosa, juga dikarenakan kerawanan
mengalami karies insipiens di SD 02 A pangan.Banyaknya keluarga yang membeli
Purwosari Semarang Utara dan makanan cepat saji di toko, restauran,
disimpulkan konsumsi makanan pojok pasar dan restauran cepat saji yang
kariogenik berhubungan dengan jenis berakibat berkurangnya pembelian
karies pada gigi.Didukung pula data yang makanan untuk makanan olahan, dan
menyatakan hampir seluruh (90,9%) anak menghilangkan konsumsi anak akan sayur
pra sekolah di Kecamatan segar, buah buahan dan karbohidrat
Nguntoronadi,tepatnya di RA Muslimat kompleks. Konsumsi karbohidrat
PSM Tegalrejo Desa Semen mengalami sederhana yang berlebihan serta faktor
karies gigi, dan disimpulkan bahwa rendahnya sosial ekonomi menjadi resiko
terdapat kaitan makan makanan manis terjadinya karies gigi pada anak(Pattussi
dengan kasus kejadian rusaknya gigi MP, etc.2006; Boyce WT, etc.2010).
(Sumini dkk. 2014). Banyak penelitian
menemukan ada keterkaitan faktor Selain karies gigi,kerusakan gigi
makanan dan karies gigi (Mobley C (berlubang) yang tidak diobati dapat
etc,2009). Anak sekolah rentan menyebabkan kesulitan makan dan tidur,
mengalami karies gigi dengan berbagai mengalami sakit , dan membutuhkan
penyebab. perawatan yang kontinyu. Sehingga
berdampak pada kualitas hidup yang
Karies gigi atau gigi berlubang disebabkan buruk, dan muncul masalah kesehatan
oleh keadaan gigi anak,makanan, ( Casamassimo PS 2009; Lee dkk,2012;
minuman yang selalu dikonsumsi anak Chi DL 2013; Hollister MC,1993). Salah
serta keadaan mulut yang mengandung satunya adalah kondisi status gizi anak.
mikoorganisme serta waktu untuk Anak yang mengalami karies gigi akan
terjadinya gigi berlubang(Prasetyo mengalami ngilu pada lubangnya,
dkk.2005). Sesuai dengan Jiao J,etc.(2012) sehingga diduga akan menurunkan
bahwa penyebab terjadinya karies gigi konsumsi makannya. Anak yang
selain tidak terawatnya gigi berlubang, mengurangi konsumsi makan dalam
dikarenakan konsumsi minuman dan jangka waktu yang lama,akan berdampak
makanan manis seperti sirup fruktosa pada status gigi anak yang kurang. Status
31

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

gizi merupakan kondisi badan akibat METODE PENELITIAN


makan makanan dalam jangka waktu yang Peneliti menggunakan observasional
lama. Asumsi peneliti bahwa anak yang analitik dan dibantu pendekatan
mengalami karies gigi mempunyai tubuh crosssectional. RA Pesantren Al Madaniyah.
yang kecil( status gizi kurang). Sesuai Jalan Tirto Moyo 9 Landungsari Malang
dengan American Dietetic Association menjadi tempat penelitian. Populasi
yang mengakui adanya hubungan antara adalah semua anak pra sekolah di RA
gizi dan kesehatan mulut (Position of the Pesantren Al Madaniyah yang berjumlah
American Dietetic Association,2007). 52 anak. Sampel sejumlah 42
Didukung pula hasil penelitian Ghofar anak didapatkan melalui teknik accidental
dkk(2012) disimpulkan karies pada gigi sampling..Instrumen yakni timbangan
anak berhubungan kondisi gizi (status) digital berat badan ,microtoice, lembar
anak di kelas A Tk Muslimat 7 pengukuran dan observasi. Analisa data
Peterongan Jombang, dan didapatkan dengan menggunakan program SPSS
sebagian besar yang menderita karies versi 17 dengan uji rank spearman.
berstatus gizi buruk atau kurus sebanyak
21 responden . HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur
Anak di RA Pesantren Al
RA Pesantren Al Madaniyah sebagai
Madaniyah
lembaga untuk mendidik anak usia dini Usia(Tahun) Jumlah %
yang berada di Landung Sari. Studi Empat 9 21,4
Lima 18 42,9
pendahuluan terhadap 7 anak ,didapatkan Enam 15 35,7
semuanya mengalami karies gigi. Jika Jumlah 42 100

dikaitkan dengan kondisi fisik anak,


Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
tampak semua anak dalam kondisi ideal.
bahwa hampir setengah responden
Belum ada keluhan terkait gigi anak.Latar
berusia lima tahun,yakni
belakang di atas menggungah peneliti
18 anak (42,9%).
untuk meneliti lebih dalam tentang
hubungan karies gigi dengan status gizi
anak pra sekolah di RA Pesantren Al Tabel 2 diketahui hampir seluruh anak

Madaniyah mempunyai status gizi normal yakni 39


anak(92,9%). Distribusi frekuensi
32

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

berdasarkan status gizi anak dapat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karies Gigi
Anak di RA Pesantren Al
diketahui di Tabel 2
Madaniyah
Status Karies Jumlah %
Tabel 2. Status Gizi Anak di RA Karies 27 64,3
Pesantren Al Madaniyah Tidak Karies 15 35,7
Status Gizi Jumlah % Jumlah 42 100
Normal 39 92,9
Obesitas 3 7,1 Berdasarkan Tabel 3 diketahui sebagian
Jumlah 42 100 besar anak mengalami karies gigi yakni
27 anak(64,3%). Distribusi frekuensi
berdasarkan karies gigi anak dapat
diketahui pada Tabel 3 di atas.

Tabel 4. Karies Gigi dan Status Gizi Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah
Variabel Korelasi Koefisien Sig(2-tailed) N
Karies Gigi 0,207 0,189 42
Status Gizi 1 0,189 42

Dari hasil statistik korelasi Rank berkorelasi nyata dengan status gizi anak
Spearman dinyatakan karies gigi tidak pra sekolah ( pvalue 0,189).

PEMBAHASAN status gizi anak. Namun demikian faktor


Hampir seluruh anak mempunyai status penyebab langsung lain yakni faktor
gizi normal yakni 39 anak(92,9%). Data penyakit pada anak juga memegang
tersebut menunjukkan bahwa sebagian peranan penting dalam terbentuknya
besar anak mempunyai berat badan yang status gizi yang baik. Anak yang sering
sesuai dengan tinggi badannya. Status gizi mengalami sakit, maka konsumsi makan
yang normal pada anak dipengaruhi oleh anak secara otomatis akan menurun.Jika
banyak faktor. Diantaranya faktor waktu lama nafsu makan anak turun,
penyebab langsung dan tidak langsung. berdampak pada penurunan berat badan
Faktor makanan dan penyakit merupakan serta status gizi menjadi buruk.
faktor penyebab langsung dari status gizi
anak. Konsumsi makanan yang seimbang, Gizi kurang pada anak menyebabkan data
tidak berlebihan, bergizi serta teratur tahan tubuh anak juga berkurang
menjadi salah satu kunci penentu baiknya sehingga mudah terjangkit penyakit.
33

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

Sesuai dengan teori Sihadi(2000) yang masih sangat muda. Setiap perilaku yang
menyatakan bahwa gizi yang kurang dilakukan lebih condong pada kebiasaan
bahkan gizi buruk akan menurunkan daya selama di rumah serta pengaruh teman
tahan tubuh seseorang terhadap berbagai sebaya. Perilaku ini muncul sebagai
macam penyakit,terutama penyakit infeksi perilaku “mengikut” orang lain,
yang sangat menganggu pertumbuhan dikarenakan pengetahuan yang belum
serta perkembangan fisik,mental dimilikinya.Pernyataan di atas sesuai
seseorang.Didukung pula oleh dengan Notoadmodjo(2003) yang
Latinulu(2000) yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa pengetahuan
penyakit infeksi yang menyerang balita meningkat seiring dengan peningkatan
mengakibatkan menurunnya status gizi umur. Dengan meningkatnya umur,maka
pada balita. Status gizi balita dipengaruhi kemampuan mental juga meningkat
oleh keadaan kesehatan dan jumlah terutama dalam mempelajari ,memahami
pangan yang dikonsumsi balita. ,menyesuaikan pribadi sesuai dengan
Penurunan berat badan balita secara situasi baru ontohnya dalam melakukan
bertahap disebabkan karena kurangnya oenelusuruan ingatan di waktu dulu, yang
konsumsi pangan terutama dalam mungkin pernah dipelajarinya , penalaran
konsumsi protein serta energy di analog, berfikir aktif kreatif, serta pada
makanan dalam jangka waktu yang usia dua puluh tahun mencapai
lama.Akibatnya terjadi penurunan daya puncaknya.
tahan tubuh balita dan mudahnya terjadi
penyakit infeksi. Semakin bertambah umur,maka karies
gigi akan melebar.Keadaan ini terjadi jika
Sebagian besar anak mengalami karies terjadinya karies gigi tidak diringi dengan
yakni 27 anak(64,3%). Jumlah anak yang perawatan gigi anak.Sependapat dengan
mengalami karies gigi tergolong tinggi Suwelo(1992) yang menyatakan bahwa
( lebih dari separuh dari total keseluruhan karies gigi akan bertambah seiring
42 anak). Banyaknya anak yang pertambahan usia.Permukaan gigi anak
mengalami karies gigi disebabkan faktor yang mengalami karies akan berwarna
umur. Hampir setengahnya anak berumur coklat ataupun hitam,terletak di atas,di
lima tahun yakni 18 anak(42,9%). Usia bawah ataupun diantara gigi. Sepakat
lima tahun adalah usia anak yang relatif dengan (Pitt Ford, 1993) yang
34

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

menyatakan bahwa munculnya bercak ini tentunya dilakukan secara rutin sampai
putih pada gigi setelah plak dibersihkan dengan terbentuk kebiasaan menggosok
sebagai gejala karies gigi. Ukuran bercak gigi yang baik benar pada diri anak.
warna putih di gigi menunjukkan luasnya Pola makan anak yang buruk juga
permukaan plak kariogenik. menjadi salah satu faktor timbulnya karies
Selain faktor umur, karies gigi juga gigi pada anak. Konsumsi makanan
dipengaruhi oleh kebersihan mulut dan minuman yang mengandung bahan
gigi yang kurang pada anak pra kariogenik menyebabkan gigi mudah
sekolah.Berdasarkan hasil wawancara mengalami karies jika tidak dilakukan
dengan semua anak pra sekolah di RA upaya perawatan. Bahan kariogenik
Pesantren Al Madaniyah diketahui bahwa merupakan pemanis ( berupa sukrosa,
sebagian besar anak telah mempunyai mengandung gula) yang biasanya
perilaku menggosok gigi sebelum ditambahkan didalam makanan dan
tidur,namun menggosok gigi sendiri minuman, bersifat melekat pada gigi
tanpa bantuan dari orang tua. Di duga seperti (cokelat,biskuit dll). Makanan dan
karena kurang benarnya dalam minuman yang manis, menjadi kesukaan
menggosok gigi sehingga banyak anak pra anak pra sekolah. Sehingga karies gigi
sekolah di RA tersebut yang mengalami menjadi salah satu penyakit populer di
karies gigi. Sesuai dengan Ireland (2008) anak pra sekolah. Dengan perawatan gigi
yang menyatakan bahwa persentase karies yang baik, melakukan kebiasaan
gigi lebih tinggi pada orang yang menggosok gigi setelah mengkonsumsi
kebersihan mulutnya buruk. makanan minuman manis dapat menjadi
salah satu solusi melawan karies gigi.
Selain kebersihan mulut yang kurang, Sesuai dengan Ghofur (2012) yang
karies gigi juga disebabkan oleh menyatakan bahwa jika makanan manis
kurangnya pengetahuan tentang cara lama tertinggal di dalam mulut, maka
merawat gigi. Anak pra sekolah tergolong akan merusak gigi. Perawatan gigi melalui
usia yang masih sangat muda,sehingga menggosok gigi secara teratur dan
diduga pengetahuan anak tentang berkumur air putih setelah
merawat gigi juga sangat kurang. mengkonsumsi makanan yang manis,
Seyogyanya perlu pendampingan orang dapat dilakukan untuk mencegah
tua saat merawat gigi anak.Pendampingan terjadinya karies gigi.
35

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

sekolah yang belum parah sehingga tidak


Penatalaksanaan diet karies diduga menyebabkan penurunan nafsu makan
peneliti sulit untuk diterapkan anak pra serta konsumsinya. Nafsu makan anak
sekolah, mengingat makanan/minuman yang tetap baik diiringi konsumsi makan
manis menjadi makanan/minuman yang baik menjadikan status gizi anak
kegemaran anak. Diet karies gigi dapat tetap berada di kategori baik. Sesuai
dilakukan jika pengetahuan anak semakin dengan hasil penelitian Sasiwi (2004) yang
berkembang, sehingga dapat menerima menyatakan bahwa hubungan antara
setiap informasi yang baik bagi dirinya. gangguan pengunyahan dengan status gizi
Sesuai dengan Yuwono (2003) bahwa serta kaitan status gizi anak dengan
prinsip diet karies dengan menurunkan derajat keparahan karies di gigi .Merujuk
konsumsi gula (termasuk oermen,coklat) dari hasil penelitian tersebut di atas,
dan rutin makan makanan yang sehat bagi diduga status karies anak pra sekolah
gigi yakni sayur serta buah. Pencegahan dalam tingkat keparahan yang masih
rusaknya gigi dapat dilakukan melalui ringan dan belum memberikan dampak
pemeriksaan, marawat gigi rutin. pada penurunan konsumsi makannya.
Namun demikian,jika lubang gigi anak
Pentingnya orang tua dalam memantau dibiarkan saja tanpa penanganan,maka
pola makan anak, diiringi dengan perilaku lubang akan meluas serta menembus gusi.
menggosok gigi anak serta pendampingan Sesuai dengan Arisman ( 2004) yang
dalam menggosok giginya. Selain semua menyatakan bahwa mengkonsumsi
faktor di atas, masih terdapat banyak makanan camilan yang lengket serta
banyak faktor yang menjembatani mengandung banyak gula menjadi
munculnya karies gigi pada anak. penyebab gigi berlubang pada anak.
Walaupun tidak berbahaya,namun tidak
Dari hasil statistik uji korelasi Rank tertanganinya gigi berlubang pada anak
Spearman didapatkan nilai pvalue 0,189. akan berlanjut sampai dengan remaja
Ini berarti bahwa didapatkan hasil tidak bahkan dewasa. Gigi berlubang akan
berhubungan karies pada gigi dan status menyerang gigi permanen sebelum gigi
gizi. Tidak dinyatakan berhubungan tersebut berhasil menembus gusi.Dan
karies gigi dengan status akan gizi anak sampailah pada karies gigi dengan tingkat
dimungkinkan status gigi rusak anak pra keparahan yang tinggi. Saat inilah anak
36

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

akan mulai menurunkan konsumsi Ketika mengkonsumsi makanan yang


makan, dikarenakan ketidaknyaman serta mengandung karbohidrat, seperti gula
rasa sakit saat mengunyah. atau zat tepung, maka tubuh langsung
mengubahnya menjadi glukosa. Gula juga
Permasalahan gigi(caries) didefinisikan dapat menyebabkan masalah gigi. Residu
penyakit pda jaringan keras dalam gigi gula di gigi yang tidak disikat dengan
disebabkan mikroorganisme , terbentuk benar mendorong perkembangbiakan
zat asam dan pH turun drastic sampai bakteri alami yang menghasilkan asam.
dengan berada di pH kritis, sehingga Akibatnya, gigi menjadi mudah berlubang
terjadi demineralisasi/penurunan jaringan
keras pada gigi. Tanda karies adalah Untuk mencegah anak pra sekolah
terjadinya demineralisasi mineral email mengkonsumsi makanan minuman
dan dentin diikuti oleh disintegrasi bagian kariogenik akan sulit untuk
organiknya. Karies gigi adalah dilakukan,mengingat makanan minuman
penghancuran terlokalisasi dari jaringan tersebut sangat disukai anak. Pentingnya
gigi oleh mikroorganisme (Pine, pendampingan orang tua melalui gerakan
1997).Karies gigi diklasifikasikan penyakit menggosok gigi anak setiap kali selesai
mulut dan juga gigi terbanyak dialami mengkonsumsi makanan minuman
oleh anak-anak usia sekolah kariogenik. . Pendampingan orang tua
(Zelvya,2003).Sesuai dengan yang yang dimaksud disini meliputi selalu
disampaikan Martapura(2012) bahwa mengingatkan, menemani, sekaligus
berdasarkan required treatment index ( RTI) mengajarkan anak menggosok gigi
di Propinsi Jawa Timur menunjukkan dengan baik dan benar.Cara tersebut
bahwa prevalensi anak usia 1-12 tahun dinilai peneliti lebih baik untuk dilakukan,
yang menderita karies aktif 66,7 % dalam upaya mencegah karies gigi yang
sedangkan yang bebas karies 33,3 % lebih luas di gigi anak pra sekolah. Anak
pra sekolah belum mampu merawat gigi
Konsumsi makanan minuman yang dengan baik. Sependapat dengan Santoso
bersifat kariogenik, yang seringkali dkk(2004) bahwa anak seringkali
dikonsumsi anak pra sekolah menjadi menahan makanan di mulut dalam jangka
penyebab terjadinya karies gigi pada anak. waktu yang lama, dan belum mampu
Sependapat dengan Darwin (2013) bahwa menjaga, memelihara kebersihan giginya.
37

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

Sesuai dengan hasil penelitian Sumini REFERENSI


(2014) yang menyatakan bahwa hampir Almatsier, S.( 2002). Prinsip Dasar Ilmu
seluruhnya responden yang sering Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
mengkonsumsi makanan manis 26 Jakarta.
(78,8%) dengan kejadian karies gigi. Pada
responden yang jarang mengkonsumsi Association Position of the American

makanan manis adalah 4 responden Dietetic Association(2007): Oral

(12,1%) dengan karies dan sebagian kecil Health and Nutrition. J Am Diet

responden ( 9,1 %) dengan tidak karies. Assoc. 2007; 107(8):1418---1428.

Jika perilaku menggosok gigi anak telah Boyce WT, Den Besten PK, Stamperdahl
terbentuk, maka akan menjadi sebuah J, et al. (2010).Social inequalities
kebiasaan yang baik. Dan diharapkan in childhood dental caries: the
karies gigi dapat di minimalkan. convergent roles of stress,
bacteria and disadvantage. Soc
KESIMPULAN Sci Med. 2010;71(9):1644---1652.
1. Hampir seluruh anak mempunyai
Casamassimo PS, Thikkurissy S,
status gizi normal
Edelstein BL, Maiorini E.
2. Sebagian besar anak mengalami
(2009).Beyond the dmft: the
karies
human and economic cost of
3. Karies gigi dan status gizi anak pra
early childhood caries. J Am
sekolah tidak berkaitan ( pvalue
Dent Assoc. 2009; 140(6):650---
0,189).
657.
Direkomendasikan bagi orang tua
pentingnya dalam pendampingan Chi DL, Masterson EE. (2013).A Serial
menggosok gigi anak, dengan cara selalu Cross-Sectional Study of
mengingatkan anak, menemani dan Pediatric Inpatient
mengajari anak menggosok gigi dengan Hospitalizations for Non-
baik dan benar.Selain itu juga pemilihan Traumatic Dental Conditions. J
makanan dan minuman jajanan yang Dent Res. 2013;92(8):682---688.
rendah gula oleh orang tua.
38

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Ireland, R. (2006).Clinical Text Book Of


Rasa Takut. Yogyakarta: Sinar Dental Hygiene And Theraphy,
Ilmu Isted Uk Black Well Munkgaard.

Dye BA, Arevalo O, Vargas CM. Jiao J, Moudon AV, Hurvitz PM,
(2010).Trends in paediatric Drewnowski A. (2012).How to
dental caries by poverty status in identify food deserts: measuring
the United States, 1988---1994 physical and economic access to
and 1999---2004. Int J Paediatr supermarkets in King County,
Dent. 2010;20(2):132---143 Washington. Am J Public Health.
2012;102(10):e32--- e39.
Dye BA, Tan S, Smith V, et al.(2007).
Trends in Oral Health Status: Kemenkes.(2013). Profil kesehatan Indonesia
United States, 1988---1994 and 2012. Kemenkes RI
1999---2004. Vital Health Stat Kennedy. (2002). Konservasi Gigi Anak
11. 2007(248):1---92. (Pediatric Operative Dentistry).
Jakarta : EGC.
Hana YK, Nuryanto. (2014).Hubungan
Kejadian Karies Gigi dengan Latinulu, S.(2000). Pemantauan Penggunaan
Konsumsi Makanan Kariogenik Status Gizi Balita dan Perencanaan
dan Status Gizi Pada Anak Program Dari
Sekolah Dasar. Journal of Bawah.Jakarta:Medika,19(9)
Nutrition College. 2014;3(3):414-
Lee HH, Lewis CW, Saltzman B, Starks
21
H.(2012) Visiting the emergency
Hollister MC, Weintraub JA. (1993).The department for dental problems:
Association of Oral Status With trends in utilization, 2001 to
Systemic Health, Quality of Life, 2008. Am J Public Health 102
and Economic Productivity. J (11):e77---e83.
Dent Educ. 1993;57(12):901---
Marcenes W, Kassebaum NJ, Bernabé E,
912.
et al. (2013).Global burden of
oral conditions in 1990---2010: a
39

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

systematic analysis. J Dent Res Rahayu, Henita.(2011). Hubungan Antara


92(7):592---597. Konsumsi Makanan Kariogenik
Dengan Jenis Karies Gigi Pada
Mobley C, Marshall TA, Milgrom P,
Anak Usia Sekolah di SD 02
Coldwell SE. (2009). The
Purwosari Semarang
Contribution of Dietary Factors to
Utara.Universitas
Dental Caries and Disparities In
Muhammadiyah Semarang.
Caries. Academic Pediatrics 9(6):
Url: http://digilib.unimus.ac.id
410---414
Sasiwi.(2004). Hubungan Tingkat Keparahan
National Institute of Dental and
Karies Gigi dengan Status Gizi
Craniofacial Research. (2000).
Anak( Studi Pada Anak Taman
Oral Health in America: A Report
Kanak-Kanak di Desa Pagersari
of the Surgeon General. Rockville,
Kecamatan Paten Kabupaten Kendal.
MD: National Institute of
http://eprints.undip.ac.id/5473
Health
/1/2265.pdf
Pattussi MP, Hardy R, Sheiham A.(2006).
Sihadi.(2000). Anak Gizi Buruk, Tanggung
The Potential Impact of
Jawab Siapa?. Media Penelitian
Neighborhood Empowerment
dan Pengembangan Kesehatan.
on Dental Caries Among
Jakarta
Adolescents. Community Dent
Oral Epidemiol.:34(5):344---350. Sumini, Bibi Amikasarei,Devi
Nurhayati.(2014). Hubungan
Pitt Ford, T,R. (1993). Resiorasi Gigi, alih
Konsumsi Makanan Manis
bahasa: Narlan Sumawinata,
Dengan Kejadian Karies Gigi
judul asli: The Restoration of
Pada Anak Prasekolah Di TK B
Teeth, Jakarta: EGC.
RA Muslimat PSM Tegalrejodesa
Prasetyo AE. (2005). Hubungan Semen Kecamatan Nguntoronadi
konsumsi jajanan... menurunkan Kabupaten Magetan .Jurnal Delima
kekerasan permukaan gigi. Dent Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-
J 38(2):60-3 Januari: 20-27
40

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017

Supariasa, dkk. (2001). Penilaian Status Wahyono B, Tunggal E, Nurhidayat O.


Gizi. Buku Kedokteran EGC. (2012).Perbandingan Media
Jakarta Power Point dengan Flip Chart
dalam Meningkatkan
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Pengetahuan Kesehatan Gigi
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
dan Mulut. Unnes Journal of Public
EGC
Health ;1(1):31-5
Suryawati, P.N. (2010). 100 Pertanyaan
Widya, Y. (2008). Pedoman Perawatan
Penting Perawatan Gigi Anak.
Kesehatan Anak. Bandung :
Jakarta : Dian Rakyat
Penerbit Yrama Widya.
Suwelo, Ismu Sukarsono. (1992). Karies
Yuwono. (2003). Faktor-faktor yang
Gigi Pada Anak Dengan Pelbagai
Memungkinkan Terjadinya Karies
Faktor Etiologi. Jakarta: EGC.
Dentis di SMA Negeri 15
Vargas CM, Crall JJ, Schneider DA. Semarang. Jakarta : EGC.
(1998).Sociodemographic
Zelvya P.R. (2003). Kesehatan Gigi dan
distribution of pediatric dental
Mulut.
caries: NHANES III, 1988---
http://beta.tnial.mil.id/cakrad_c
1994. J Am Dent Assoc. :
etak [diakses 14 Mei 2011]
129(9):1229---1238.

You might also like